-
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
1. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SD Negeri Tlogo yang berlokasi di
Desa
Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Lokasi sekolah
berada di tengah
kampung Tlogo, walaupun berada di depan jalan raya pedesaan
tetapi sekolah ini
jauh dari kebisingan kendaraan bermotor, di jalanan depan
sekolah tumbuh
pohon-pohon rindang, beberapa hal ini membuat sekolah menjadi
tempat yang
nyaman untuk belajar. SD Negeri Tlogo merupakan salah satu
sekolah dasar yang
mendapat peringkat tinggi di kecamatan Tuntang, bahkan dalam
nilai ujian
nasional sekolah ini sudah beberapa tahun mendapatkan peringkat
rata-rata UN
tertinggi.
Alasan peneliti memilih SD Negeri Tlogo karena peneliti
ingin
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas III dengan
menerapkan
model Kooperatif Tipe Make A Match dalam mata pelajaran IPA.
Berdasarkan
observasi yang dilakukan peneliti di sekolah tersebut, motivasi
dan hasil belajar
siswa kelas III masih kurang maksimal. Maka dari itu peneliti
ingin meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa di SD Negeri Tlogo.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif
partisipasif
antara peneliti dengan guru kelas III SD Negeri Tlogo, yang
dijadikan subjek
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SD
Negeri Tlogo pada
pokok bahasan cuaca yang diberikan perlakuan dengan menggunakan
model
pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match. Jumlah siswa kelas
III SD Negeri
Tlogo adalah 33 siswa, yang terdiri dari 20 laki-laki dan 13
perempuan dengan
karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yaitu
pendekatan untuk
memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para
guru untuk
memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap
praktik
-
33
tersebut dan agar mau untuk mengubahnya,Hardjodipuro
(Departemen
Pendidikan Nasional, 2003:7).
Menurut Suroso (2009: 30) penelitian tindakan kelas adalah suatu
bentuk
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu
agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran di kelas
secara lebih profesional.
Menurut Arikunto (2009: 2) penelitian tindakan kelas secara
harfiah yaitu
penelitian itu sendiri mempunyai arti yaitu suatu kegiatan
mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal
yang
menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan yaitu sesuatu
gerak kegiatan
yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian
berbentuk
rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. Kelas adalah sekelompok
siswa yang
dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru
yang sama
pula.
Menurut Arikunto, (2009: 17) tahap-tahap dalam penelitian
tindakan
kelas yaitu:
1. Perencanaan ( Planning )
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan,
dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Rencana tindakan
dalam Penelitian Tindakan Kelas disusun berdasarkan masalah yang
hendak
dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan. Secara
operasional dapat
dinyatakan bahwa rencana tindakan perlu disusun untuk menguji
secara empirik
dari ketepatan hipotesis tindakan yang diajukan. Langkah-langkah
yang akan
dilakukan perlu direncanakan secara rinci sehingga benar-benar
dapat dijadikan
pegangan dalam melaksanakan tindakan.
2. Tindakan ( Acting )
Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi
atau penerapan isi rancangan yaitu mengenai tindakan di kelas.
Jenis tindakan
yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas hendaknya selalu
didasarkan atas
perkembangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh,
berupa peningkatan
-
34
kinerja dan hasil program, adalah optimal. Selain itu tindakan
dilaksanakan
sejalan dengan laju perkembangan pelaksanaan kurikulum dan
kegiatan belajar-
mengajar di kelas.
3. Pengamatan ( Observing )
Kegiatan pengamat dilakukan oleh pengamat. Sambil melakukan
pengamatan, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa
yang terjadi agar
memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus
berikutnya.Pengamatan
dilakukan karena data atau informasi yang dikumpulkan adalah
data tentang
proses berupa perubahan kinerja pembelajaran.
4. Refleksi ( Reflecting )
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang
sudah dilaksanakan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan
ketika guru
pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan
dengan
peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
Refleksi amat
penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan
hasil
(perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang
dilakukan.
3.3 Subjek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri
Tlogo pada
pokok bahasan cuaca yang diberikan perlakuan dengan menggunakan
model
pembelajarn Make A Match. Jumlah siswa kelas III SD Negeri Tlogo
adalah 33
siswa, yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 13 siswa
perempuan. Peneliti
dengan guru kelas sebagai pelaku tindakan dan siswa sebagai
pembelajar. Peneliti
sebagai subjek yang bertugas merencanakan, mengumpulkan data,
menganalisis
data, dan membuat kesimpulan penelitian. Sedangkan guru kelas
bertindak
sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran sesuai perencanaan
pembelajaran yang
dibuat oleh peneliti.
3.4 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran
2014/2015 dan
dilakukan secara bertahap. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Maret
tahun 2015.
-
35
3.5 Variabel Penelitian
Variabel penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu variabel
bebas dan
variabel terikat. Model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A
Match adalah suatu
proses mengatur proses pembelajaran agar terjadi interaksi
antara guru, siswa dan
adanya proses belajar terhadap pembelajaran IPA sesuai model
pembelajaran yang
diterapkan.
3.5.1 Definisi Operasional
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono,
2012:61). Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa
yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002: 96). Pada penelitian
ini telah
ditentukan 3 variabel, yaitu variabel bebas atau variabel
independen dan 2
variabel terikat atau dependen.
3.5.2 Variabel Bebas (x)
Variabel Bebas atau Independen (X) Merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel bebas
(Sugiyono, 2008).
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
lain yang
sifatnya berdiri sendiri. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah model
pembelajaran Make A Match. Jadi disini model pembelajaran Model
pembelajaran
Make a Match merupakan model yang melibatkan siswa ke dalam
kelompok
pembelajaran secara berkolaborasi, dengan mencocokan kartu soal
dan kartu
jawaban untuk mencapai tujuan bersama. Model ini memberikan
kesempatan
kepada siswa untuk berinteraksi kepada siswa lain yang berbeda
latar belakang.
Hal ini akan membantu siswa mengembangkan keterampilan mereka
di
lingkungan masyarakat sekitar, baik di lingkungan sekolah maupun
di luar
sekolah.
-
36
3.5.3 Variabel Terikat (Y)
Variabel Terikat atau Dependen (Y) Merupakan variabel yang
dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2008).
Variabel terikat merupakan unsur yang diikat oleh adanya
variabel yang
lain, jadi variabel terikat merupakan gejala sebagai akibat dari
variabel bebas.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah
motivasi dan hasil
belajar IPA siswa SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang.
Penelitian ini hasil belajar dapat diartikan perubahan perilaku
secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan
saja mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik). Hasil belajar
bergantung bukan hanya
pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada
pengetahuan awal siswa.
Belajar melibatkan pembentukan makna dari apa yang mereka
lakukan, lihat dan
dengar. Pembentukan makna merupakan suatu proses aktif yang
terus berlanjut.
Jadi siswa memiliki tanggung jawab akhir atas belajar mereka
sendiri.
Motivasi belajar sebagai motivasi belajar sebagai salah satu
dorongan yang
timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar diri
individu untuk
melakukan aktivitas dan usaha yang maksimal serta keinginan
untuk
mengadakkan perubahan tingkah laku yang lebih baik dari keadaan
sebelumnya.
Motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan instrumen
dengan
format penilaian dalam bentuk kuesioner. Instrumen bentuk
kuesioner atau angket
digunakan bila akan menggali ranah afektif yaitu motivasi
belajar siswa, angket
dibagikan dan diisi oleh siswa yang fungsinya untuk mengetahui
respon siswa
atau tingkat respon siswa dalam pembelajaran IPA.
3.6 Prosedur Penelitian
3.6.1 Rencana Tindakan
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari
Arikunto,
(2009:17), yaitu satu siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu
(1) perencanaaan,
(2)Tindakan, (3) Pengamatan dan, (4) Refleksi. Sebelum masuk
pada siklus 1
dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi
permasalahan.
-
37
Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat
dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 3.1 Alur PTK
3.6.2Pelaksanaan Tindakan
A. Pelaksanaan Siklus I
I. Perencanaan
a. Mengidentifikasi masalah dan perumusan masalah.
Hal ini peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk
mengugkapkan dan
menjelaskan masalah yang timbul untuk mencari jalan pemecahan
yang tepat,
sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
b. Merancang rencana pembelajaran siklus I, menetapkan standar
kompetensi
dan kompetensi dasar, memilih bahan pelajaran yang sesuai
yaitu
(kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi
manusia),
Permasalahan Perencanaan
Tindakan 1
Pelaksanaan
Tindakan 1
Pengamatan/
Pengumpulan
Data 1
Refleksi Siklus 1
Perbaikan
Hasil
Refleksi
Perencanaan
Tindak II Pelaksanaan
Tindak II
Pengamatan/
Pengumpulan Data II
Refleksi II Siklus II
Apabila permasalahan
belum terselesaikan
Dilanjutkan Siklus
Berikutnya
-
38
c. menyusun Rencana Peleksanaan Pembelajaran (RPP),
mempersiapkan sumber,
bahan dan alat bantu yang dibutuhkan yaitu berupa media gambar,
kartu soal
dan kartu jawaban.
d. Menyusun lembar soal tes formatif.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan proses pembelajaran dilaksanakan secara bertahap
yang
dimulai dengan mengkondisikan ruang belajar bagi siswa dan
kolabolator,
kemudian melakukan apersepsi dan motivasi, penyampaian tujuan
pembelajaran,
penyajian materi dengan menggunakan gambar berbagai macam
keadaan cuaca,
kegiatan tanya jawab dengan model pembelajaran Make A Match
yaitu mencari
pasangan menggunakan kartu, setiap siswa mendapatkan kartu soal
atau jawaban
yang harus dicocokkan, siswa yang dapat mencocokkan pasangan
kartunya paling
cepat akan mendapatkan poin/ penghargaan. Kegiatan akhir untuk
menarik
kesimpulan, pemberian tes formatif. Hasil tes formatif
selanjutnya dikoreksi dan
dianalisis hasilnya untuk menentukan tindak lanjut.
3. Pengamatan/ observasi
Kegiatan pengumpulan data kegiatan guru mengajar dan kegiatan
siswa
belajar. Di samping hasil observasi, data juga dikumpulkan dari
nilai tes formatif.
Data ini sangat penting untuk mengukur tingkat keberhasilan
model make a match
dengan media gambar dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai
materi
yang dipelajari.
Agar mendapat data yang akurat, maka materi pengamatan terbagi
menjadi
3 masalah pokok yaitu:
a. Aktivitas guru dalam penerapan model pembelajaran make a
match dengan
media gambar.
b. Respon siswa terhadap pembelajaran yang menerapkan model make
a match
dengan media gambar.
c. Suasana pembelajaran
-
39
4.Refleksi
Merefleksi hasil evaluasi analisis data penelitian siklus I
tentang aspek/
indikator berikut:
a). Penilaian kualitas proses pembelajaran di kelas.
b). Motivasi belajar siswa.
c). Hasil belajar secara individu.
Setelah pelaksanaan pembelajaran berakhir peneliti dan teman
sejawat
berdiskusi dan menganalisis perbaikan pembelajaran yang telah
dilaksanakan
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan selama proses
pembelajaran. Dari
hasil refleksi siklus I ini akan dijadikan acuan untuk melakukan
perbaikan
pembelajaran siklus II.
B. Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan
a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan refleksi
pada perbaikan
pembelajaran siklus I.
b. Menyusun kembali perbaikan pembelajaran dengan menggunakan
langkah-
langkah pembelajaran yang sistematis, penggunaan waktu yang
lebih efektif,
mengaktifkan siswa melalui kegiatan tanya jawab menggunakan
model
pembelajaran make a match dengan media gambar agar lebih
optimal.
c. Menyusun alat observasi sebagai panduan dalam mengamati
jalannya perbaikan
pembelajaran.
d. Menyusun soal tes formatif.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan secara
bertahap
yang dimulai dengan apersepsi dan motivasi, penyampaian tujuan
pembelajaran,
penyajian materi yang belum dipahami siswa, mengadakan kegiatan
tanya jawab
menggunakan kartu soal dan jawaban (mencari kartu pasangan)
tentang hubungan
antara keadaan awan dan cuaca, serta hubungannya dengan
kehidupan sehari-hari.
Pada siklus II pembagian kartu tidak secara acak namun siswa
terlebih dahulu
-
40
dibagi dalam kelompok. Tipa kelompok hanya mendapat kartu soal
atau kartu
jawaban saja. Sehingga setiap anak harus mencari pasangannya
dari kelompok
lain. demikian setelah satu babak selesai tiap kelompok
bergantian mendapatkan
kartu soal atau jawaban. Siswa yang berhasil mencocokkan kartu
paling cepat
maka akan mendapatkan penghargaan. Kegiatan ini diakhiri dengan
tes formatif
akan analisis hasilnya baik atau tidak untuk menentukan tindak
lanjut.
3. Pengamatan/Observasi
Peneliti mengadakan observas terhadap aktivitas siswa saat
pembelajaran,
aktivitas guru saat pembelajaran, dan memantau kerja sama/
kegiatan diskusi
siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Melalui evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan
analisis data
yang dikumpulkan meliputi: daftar nilai tes formatif, lembar
observasi, hasil
refleksi dan dengan diskusi teman sejawat.
3.7 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini, maka
ditentukan
teknik pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang
diteliti, yaitu :
3.7.1Teknik Pengumpulan Data
3.7.1.1 Teknik Pengumpulan DataVariabel Bebas
Pengumpulan data model Make A Match dilakukan dengan teknik non
tes
yaitu observasi. Menurut Sudjana (2010: 84) “Observasi atau
pengamatan sebagai
alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku
individu ataupun
proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam
situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan.” Observasi ini digunakan
untuk
mengamati tindakan guru dalam menerapkan model Make A Match dan
respon
siswa dalam menerima pembelajaran. Sebagai pengamat dalam
kegiatan observasi
ini adalah guru kolaborator. Observasi dilakukan pada saat
proses kegiatan
pelaksanaan tindakan itu berlangsung
3.7.1.2Teknik Pengumpulan DataVariabel Terikat
-
41
Pengumpulan data hasil belajar dilakukan dengan teknik tes. Tes
yang
digunakan adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar merupakan
tes penguasaan
karena mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan
oleh guru. Tes
tersebut hanya digunakan untuk mengukur aspek kognitif.
3.7.2 Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan disusun instrumen dalam
bentuk
observasi dan tes. Instrumen ini akan diuraikan berdasarkan
variabel yang
ditentukan peneliti.
3.7.2.1 Instrumen Pengumpulan Data Variabel bebas
Instrumen pengumpulan data untuk variabel bebas adalah lembar
observasi.
Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur aktivitas guru
dalam
menerapkan modelMake A Match dalam pembelajaran dan respon siswa
dalam
menerima pembelajaran. Kegiatan pembelajaran harus mencerminkan
tahap
pembelajaran Make A Matchmulai dari kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan
penutup.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Implementasi Pembelajaran Kooperatif Make A Match
No
.
Aspek Indikator Item
1. Melakukan
kegiatan
pendahulua
n
a. Apersepsi
b. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
c. Motivasi
2. Melakukan
kegiatan inti
pembelajara
n
Eksplorasi:
a. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai
materi pembelajaran.
b. Guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan metode
Make A Match
-
42
c. Siswa dibagi menjadi kelompok.
Elaborasi:
d. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi
beberapa konsep atau topik yang cocok untuk
sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian
lainnya kartu jawaban.
e. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang
bertuliskan soal/jawaban.
f. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu
yang dipegang.
g. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang
cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang
kartu yang bertuliskan nama tumbuhan dalam
bahasa Indonesia akan berpasangan dengan
nama tumbuhan dalam bahasa latin (ilmiah).
h. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya
sebelum batas waktu diberi poin.
i. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya
dengan kartu temannya (tidak dapat
menemukan kartu soal atau kartu jawaban)
akan mendapatkan hukuman, yang telah
disepakati bersama.
j. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap
siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya, demikian seterusnya.
k. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3
siswa lainnya yang memegang kartu yang
cocok.
l. Melakukan penilaian proses dari hasil belajar
siswa.
-
43
Konfirmasi:
m. Guru memberikan konfirmasi mengenai
kegiatan yang sudah dilakukan siswa, mulai
dari mencari pasangan sampai menemukan
pasangan.
n. Guru memberi umpan balik dan penguatan
terhadap kerja siswa.
3. Melakukan
kegiatan
penutup
a. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
b. Siswa bersama dengan guru melakukan
refleksi.
c. Menutup pelajaran
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Respon Siswa Dalam Pembelajaran Kooperatif Make A
Match
No. Indikator Item
1. Menanggapi apersepsi yang dilakukan guru
2. Mengikuti motivasi belajar
3. Menyimak tujuan pembelajaran
4. Menyimak materi pembelajaran
5. Menyimaklangkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatifMake A Match
6. Mengikuti pembagian kelompok
7. Guru Menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa
konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian
kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
8. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan
soal/jawaban.
9. Tiap Siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang
-
44
dipegang.
10. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan
kartunya
11. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum
batas waktu diberi poin.
12. Melakukan babak selanjutnya
13. Menyimak konfirmasi yang dilakukan guru
14. Menyimak umpan balik dan penguatan yang diberikan oleh
guru
15. Melakukan refleksi
Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa
dalam
pembelajaran ModelMake A Match dinilai dengan rumus di bawah
ini:
00100
maksimalskor Jumlah
diperoleh yangskor Jumlah Nilai
Dengan kriteria nilai: (Depdiknas, 2003)> 86 % = Baik
Sekali
70 – 85 % = Baik
55 – 69 % = Cukup Baik
< 54 % = Kurang
-
45
3.7.2.2 Instrumen Pengumpulan DataVariabel Terikat
Instrumen pengumpulan data untuk variabel terikat adalah tes
dalam bentuk
pilihan ganda. Tes diujikan setelah akhir siklus I dan akhir
siklus II untuk
mengukur hasil belajar siswa IPA kelas III SD Negeri Tlogo.
Instrumen yang
digunakan adalah lembar soal, kunci jawaban, pedoman penilaian
dan rubrik
penilaian. Kisi – kisi tes hasil belajar siswa dapat dilihat
pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Soal Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator Item
6.Memahami
kenampakan
permukaan
bumi, cuaca dan
pengaruhnya
bagi manusia ,
serta
hubungannya
dengan cara
manusia
memelihara dan
melestarikan
alam.
6.2
Menjelaskan
hubungan
antara keadaan
awan dan
cuaca.
Menjelaskan
hubungan antara
keadaan langit dan
keadaan cuaca
dengan benar
1,2,4,6,7, 9,12,13,
Mengidentifikasi
kondisi cuaca,
misalnya berawan,
cerah, panas, dingin
dan hujan dengan
benar
3,5,8,10,
11,14,15,16,17,18,19,
20,21,22,23,24,25
-
46
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Soal Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator Item
6.Memahami
kenampakan
permukaan
bumi, cuaca dan
pengaruhnya
bagi manusia ,
serta
hubungannya
dengan cara
manusia
memelihara dan
melestarikan
alam.
6.2
Menjelaskan
hubungan
antara keadaan
awan dan
cuaca
Setelah melihat
gambar tentang
keadaan langit siswa
mampu meramalkan
keadaan cuaca yang
akan terjadi
berdasarkankeadaan
langit dengan tepat.
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,
11,12,13,14,15
Setelah mendengar
penjelasan dari guru
tentang pengaruh
cuaca terhadap
kegiatan manusia,
siswa mampu
menjelaskan pengaruh
cuaca terhadap
kegiatan manusia
dengan benar.
16,17,18,19,20,21,
22,23,24,25.
Data hasil belajar siswa dalam pembelajaran metode kooperatif
tipe make a
match dinilai dengan rumus di bawah ini:
00100
maksimalskor Jumlah
diperoleh yangskor Jumlah Nilai
-
47
3.8 Instrumen Penilaian
1.Angket (Respon Siswa)
Kata angket berasal dari bahasa latin, inquerere atau inquiro
yang artinya
bertanya, mencari, memeriksa, meneliti, mengusut ataumencari
bukti. Sementara
itu kata kuisioner dari berasal dari kata latin,question yang
artinya suatu angket
atau kuisioner adalah instrumenpenelitian yang berisi
serangkaian pertanyaan
yang akan dijawab oleh responden mengenai kehidupan, kenyataan
atau sikap
mereka. Angketdigunakan untuk mengungkap pendapat, persepsi,
dan
tanggapanresponden suatu permasalahan. Angket ini berisi
pertanyaan-
pertanyaanyang disusun berdasarkan teoritik yang telah
disusun
sebelumnya,kemudian dikembangkan ke dalam indikator-indikator
dan
selanjutnyadijabarkan menjadi butir-butr pertanyaan. Angket
yang
telahdipersiapkan dibagikan kepada semua siswa, kemudian diisi
oleh siswa.
Angket ini digunakan untuk mengetahui pendapat siswa tentang
penerapan
model Make A Match dalam pembelajaran pengaruh cuaca terhadap
kegiatan
manusia. Instrumen peningkatan aktivitas siswa dalam
pembelajaran pengaruh
cuaca terhadap kegiatan manusia dengan model pembelajaran Make A
Match
dengan tipe pilihan yang berisi pertanyaan yang dilengkapi
dengan jawaban
berskala likert. Setiap butir pertanyaan dilengkapi dengan
alternatif jawaban yaitu:
Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan
Sangat Setuju (SS).
Skor yang diberikan pada pilihan tersebut tergantung pada
penilai, asal
penggunaannya konsisten (Sudjana, 2009: 80). Skor untuk
pertanyaan positif dan
pertanyaan negatif adalah kebalikannya.Angket ini berisi 40 item
pernyataan
tentang motivasi belajar.
-
48
KISI-KISI ANGKET MOTIVASI BELAJAR
Kisi-kisi instrumen angket motivasi belajar siswa
No Variabel Indikator Pernyataan Jumlah
Soal Positif Negatif
1 Motivasi
Belajar
Tekundalammenghadapitug
as
1, 2, 4 3, 5 5
Uletdalammenghadapikesul
itan
6, 8, 10 7, 9 5
Menunjukkan minat 11, 13, 15 12, 14 5
Senangbekerja mandiri 16,17,18,
19
20 5
Cepatbosanpadatugas-tugas
rutin
21, 23, 24 22, 25 5
Dapat
mempertahankan
pendapatnya
26, 27, 29 28, 30 5
Tidakmudahmelepashalyan
gdiyakiniitu
31, 34, 35 32, 33 5
Senangmencaridanmemeca
hkanmasalahsoal-soal
36,37,38,
39
40 5
Jumlah butir 40
Keterangan pilihan jawaban:
Skor Pertanyaan Positif
STS = Sangat Tidak Setuju Skor = 1
TS = Tidak Setuju Skor = 2
S = Setuju Skor = 3
SS = Sangat Setuju Skor = 4
Skor Pertanyaan Negatif
STS = Sangat Tidak Setuju Skor = 4
TS = Tidak Setuju Skor = 3
S = Setuju Skor = 2
SS = Sangat Setuju Skor = 1
-
49
1. Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar Siswa
Hasil tabel uji validitas angket motivasi siswa dapat dilihat
pada tabel
berikut :
Tabel 3.7
Hasil Uji validitas Instrumen Angket Motivasi Siswa
No Variabel Indikator Pernyataan Soal
Valid
Tidak
Valid Positif Negatif
1 Motivasi
Belajar
Tekun dalam
menghadapitugas
1, 2, 4 3, 5 1,2,3,4,5 -
Uletdalammenghadapi
kesulitan
6, 8, 10 7, 9 6,7,8,9,10 -
Menunjukkan minat 11, 13, 15 12, 14 11,12,14,15 13
Senangbekerja mandiri 16,17,18,
19
20 17,18,19,20 16
Cepatbosanpadatugas-
tugas rutin
21, 23, 24 22, 25 21,23,24 22, 25
Dapatmempertahankan
pendapatnya
26, 27, 29 28, 30 26,28,29,30 27
Tidakmudahmelepasha
lyangdiyakiniitu
31, 34, 35 32, 33 33,34,35 31, 32
Senangmencaridanme
mecahkanmasalahsoal-
soal
36,37,38,
39
40 37,38,39,40 36
Jumlah butir 40 32 8
Tabel 3.7 menunjukkan soal/instrumen yang valid dan tidak valid
untuk
instrumen angket motivasi belajar siswa yang sudah di uji
validitasnya melalui
SPSS 20 for windows. Pada uji validitas ini dari 40 soal
terdapat 32 soal yang
valid dan 8 soal yang tidak valid. Setelah diuji kevaliditasan
soal angket motivasi
belajar siswa selanjutnya di uji tingkat Reliabilitas.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik (
Arikunto, 2002: 154 ). Suatu instrumen penelitian dikatakan
mempunyai nilai
-
50
reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai
hasil yang konsisten
dalam mengukur yang hendak dikur. Reliabilitas butir soal dalam
penelitian ini
menggunakan rumus belah dua sebagai berikut:
)1(
2
2/21/1
2/21/1
11r
rr
(Suharsimi Arikunto, 2001: 93)
Dengan: r11 : Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
r1/21/2 : Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih
besar dari
harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliable.
Menurut Kaplan
dalam Widoyoko(2009) suatu isntrumen dikatakan reliabel jika
mempunyai nilai
koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7. Untuk menentukan
bersarnya koefisien
reliabilitas penelitian ini mengacu pada kriteria tingkat
reliabilitas yang
dikemukakan oleh Masidjo dalam Widoyoko Eko Putro(2012) yang
menentukan
kriteria tingkat reliabilitas sebagai berikut :
Tabel 3.10
Keriteria reliabilitas instrumen
Koefisien korelasi Kualifikasi
0.91-1.00 Sangat tinggi
0.71-0.90 Tinggi
0.41-0.70 Cukup
0.21-0.40 Rendah
Negatif-0.20 Sangat rendah
Sumber : Widoyoko,eko putro(2012)
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket Motivasi Siswa
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,967 32
-
51
Berdasarkan Realiability Statistics di atas, penghitungan dapat
dibaca
bahwa Cronbach’s Alpha pada soal angket motivasi belajar siswa
sebesar 968 dari
32 item yang diuji. Selanjutnya harga r tabel pada angket
motivasi siswa
diperoleh dengan taraf signifikansi 5%. Jika 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
product moment dengan
taraf signifikansi 5% dan n = 32 diperoleh r tabel = 0, 349.
Karena 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ,
maka koefisien reliabilitas butir soal memiliki kriteria
pengujian yang tinggi
(reliabel) maka dapat dikatakan butir soal angket motivasi siswa
tersebut reliable
dan masuk dalam reliabilitas sangat tinggi.. Ini berarti bahwa
instrumen reliabel
sudah dapat digunakan untuk penelitian.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.9.1 Variabel Bebas (X)
Sebelum melakukan kegiatan tindakan pada materi yang telah
ditentukan,
terlebih dahulu dilakukan uji coba model pembelajaran pada kelas
yang sama
tetapi dengan materi yang berbeda.Selain untuk mematangkan
persiapan bagi
guru pengajar, uji coba ini juga dimaksudkan untuk memvaliditas
lembar
observasi.
3.9.2 Variabel Terikat (Y)
3.9.2.1 Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji tiap
item soal
yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah
pembelajaran dengan
menggunakan model Make A Match. Untuk mengetahui validitas,
instrumen
terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas IV
SD Negeri Tlogo.
Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu soal yang akan
digunakan
biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada
taraf signifikansi 0,05.
Artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan
terhadap skor total.
Untuk melihat suatu soal atau instrumen tersebut valid atau
tidak dengan
menggunakan program SPSS 16.0 dapat dilihat pada kolom Corrected
Item-Total
Correlation. Nilai pada kolom dibandingkan dengan nilai r table,
apabila nilai
-
52
Corrected Item-Total Correlation lebih besar atau sama dengan r
tabel, berarti
korelasi bersifat signifikan, artinya instrumen tes dapat
dikatakan valid (Putro,
2011:139). R tabel dicari pada signifikasi 0,05 dengan uji 2
sisi dan jumlah data
(Priyatno, 2010:91).
Hasil Uji Validitas Pilihan Ganda Siklus I
Kompetensi
Dasar
Indikator Instrumen Soal
6.2
Menjelaskan
hubungan
antara keadaan
awan dan
cuaca.
1.Menjelaskan
hubungan antara
keadaan langit dan
keadaan cuaca.
valid Tidak valid
1, 2, 6, 7, 9, 13. 4, 12.
2.Mengidentifikasi
kondisi cuaca,
misalnya berawan,
cerah, panas,
dingin, dan hujan.
3,5,8,10,11,14,15,17,18,19,20,22,23,24.
16, 21, 25.
Hasil Uji Validitas Pilihan Ganda Siklus II
Kompetensi Dasar Indikator Instrumen Soal
6.2 Menjelaskan
hubungan antara
keadaan awan dan
cuaca
1.Setelah melihat gambar
tentang keadaan
langit,siswa mampu
meramalkan keadaan
cuaca yang akan terjadi
berdasarkan keadaan
langit dengan tepat.
Valid Tidak Valid
1,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,
13 14,15.
2
2.Setelah mendengarkan 16, 17, 19,20, 21, 22 23, 18
-
53
penjelasan dari guru
tentang pengaruh cuaca
terhadap kegiatan
manusia,siswa mampu
menjelaskan pengaruh
cuaca terhadap kegiatan
manusia dengan benar.
24, 25.
Tabel diatas menunjukkan soal/instrumen yang valid dan tidak
valid untuk
soal pada siklus I dan siklus II yang sudah di uji validitasnya
melalui SPSS 20 for
windows. Pada siklus I dari 25 soal terdapat 20 soal yang valid
dan 5 soal yang
tidak valid. Sedangkan pada siklus II dari 25 soal terdapat 21
soal yang valid dan
4 soal yang tidak valid. Setelah uji validitas dilakukan,
selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas pada instrument tersebut.
3.9.2.2Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif
konsisten
jika dikenakan pada suatu objek (Arikunto, 2010: 173).
Pengukuran tingkat
reliabilitas instrumen soal dalam penelitian ini menggunakan
Cronbach’s Alpha.
Besarnya koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat
reliabilitasnya.
Tahapan uji reliabilitas ini menggunakan program SPSS 16 for
windows
(statistical product and service solutions).
Menurut George dan Mallery dalam Sudjana (2010), uji
reliabilitas
penelitian adalah dengan menggunakan teknik alfa untuk
menentukan tingkat
reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut:
α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8 : dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
α > 0,9 : reliabilitas memuaskan
Uji reliabilitas instrumen soal dalam penelitian ini digunakan
untuk menguji
instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes
individual
-
54
setelah pembelajaran dengan menggunakan modelMake A Match.
Untuk
mengetahui reliabilitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan
di kelas uji coba
yaitu kelas IV SD Negeri Tlogo.
Reliabilitas untuk soal siklus I dan II bisa ditunjukkan pada
tabel di bawah ini:
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pilihan Ganda Siklus I dan
Siklus II
Reliabilitas Cronbach’s
Alpha
N of items
Siklus I 955 20
Siklus II 938 23
Menurut Sekaran (1922) dalam Dwi Priyatno, (2010) reliabilitas
kurang
dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan
diatas 0,8 adalah
baik. Berdasarkan tabel 4.3, penghitungan dapat dibaca bahwa
Cronbach’s Alpha
pada soal siklus I sebesar 938 dari 25 item yang diuji.
Sedangkan untuk Cronbach
Alpha soal siklus II sebesar 955 dari 25 item yang diuji. Uji
reliabilitas digunakan
untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban tetap atau
konsistensi untuk
diujikan kapan saja instrument tersebut disajikan. Hasil 𝑟11
yang didapat dari
perhitungan dibandingkan dengan harga r tabelproduct moment.
Harga r tabel
pada siklus I diperoleh dengan taraf signifikansi 5%. Jika 𝑟11
> 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 product
moment dengan taraf signifikansi 5% dan n = 21 diperoleh r tabel
= 0, 433.
Karena 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka koefisien reliabilitas butir soal
memiliki kriteria
pengujian yang tinggi (reliabel) maka dapat dikatakan butir soal
siklus I tersebut
reliabel.
Selanjutnya harga r tabel pada siklus II diperoleh dengan taraf
signifikansi
5%. Jika 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 product moment dengan taraf
signifikansi 5% dan n = 20
diperoleh r tabel = 0, 444. Karena 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka
koefisien reliabilitas butir
soal memiliki kriteria pengujian yang tinggi (reliabel) maka
dapat dikatakan butir
soal siklus II tersebut reliabel.
Setelah diuji kevaliditasan soal selanjutnya di uji tingkat
Reliabilitas. Ini
berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk
penelitian. Setelah
-
55
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas soal. Selanjutnya
dilakukan uji taraf
kesukaran soal.
3.10 Analisis Taraf Kesukaran Item Soal
Menurut Arikunto (2010: 207-210), ”Soal yang baik adalah soal
yang tidak
terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah
tidak merangsang
siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sedangkan soal
yang terlalu
sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat
untuk mencoba
lagi karena diluar jangkauannya”. Rumus mencari taraf atau
indeks kesukaran
adalah (Arikunto, 2010: 207-210):
P =
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal:
P=0,00 – 0,30 adalah soal sukar
P=0,30 – 0,70 adalah soal sedang
P=0,70 – 1,00 adalah soal mudah
Analisis Soal Taraf Kesukaran Siklus I dan Siklus II
No Siklus Kriteria No. Butir soal Jumlah
1
I
Sukar 12, 13, 20 3
2 Sedang 1,3,4,6,7,8,9,10,14,15,17,19,21,22,23,24,25 17
3 Mudah 2,5,11,16 dan 18 5
No Siklus Kriteria No. Butir soal Jumlah
1
II
Sukar 9,18 2
2 Sedang 3,4,5,6,7,8,10,11,12,13,
14,15,17,19,20,21,22,23,24,25
20
3 Mudah 1,2 dan 16 3
-
56
3.11 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian pembelajaran IPA
dengan
penggunaan model pembelajaran Make A Match pada siswa kelas III
SD Negeri
Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, sebagai
bettrikut:
a. Tumbuhnya motivasi belajar siswa yang dilihat melalui lembar
observasi selama
proses pembelajaran yang dilaksanakan.
b. Meningkatnya hasil belajar IPA yang dilihat melalui tes
kemampuan dengan
adanya proses pembelajaran.
c. Target pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini untuk
motivasi indikator
keberhasilannya ≥80%, sedangkan untuk ketuntasan kelas hasil
belajar siswa
indikator keberhasilanya adalah 80% dengan kriteria ketuntasan
minimal (KKM)
sebesar ≥70.