-
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Wonokerso
Kecamatan
Pringsurat Kabupaten Temanggung yang terletak di Dusun Wonokerso
Desa
Wonokerso.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2017/2018
yaitu mulai
dari 1 September 2017. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa
tahapan, yaitu
persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, analisis data dan
penyusunan laporan
penelitian. Tahap persiapan dengan meminta izin kepada kepala
sekolah untuk
melakukan observasi dan wawancara dengan guru kelas IV
mengenai
permasalahan yang akan diteliti serta merancang penelitian dan
mempersiapkan
instrumen yang akan digunakan. Tahap pelaksanaan dengan cara
melaksanakan
penelitian dilapangan untuk mencari data dan dilakukan proses
analisis data.
Tahap penyusunan laporan yaitu peneliti menyusun laporan dalam
bentuk tugas
akhir.
3.1.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Wonokerso
dengan
jumlah 28 siswa. Masing-masing siswa mempunyai karakteristik
yang berbeda-
beda dalam kemampuan akademik yaitu, ada yang pandai dan ada
yang masih
dibawah rata-rata. Penelitian ini dilakukan karena kurangnya
kesempatan siswa
untuk aktif sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru serta
tidak adanya
media pendukung untuk menjelaskan kepada siswa. Sehingga hasil
belajar dan
keterampilan pemecahan masalah matematika rendah.
3.2 Variabel dan Definisi Operasional Penelitian
3.2.1 Variabel Penelitian
Dalam variabel ini terdapat dua variabel yaitu model
pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih serta
hasil belajar
-
25
dan keterampilan pemecahan masalah matematika. Adapun rincianya
sebagai
berikut:
a. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel
terikat.
Variabel bebas disimbolkan dengan variabel X. Penelitian ini
yang
menjadi variabel X adalah model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) berbantuan media kotak hitam putih.
b. Variabel terikat adalah variabel yang menerima pengaruh dari
variabel
bebas. Variabel terikat disimbolkan dengan variabel Y. yang
menjadi
variabel Y adalah hasil belajar dan keterampilan pemecahan
masalah
matematika.
3.2.2 Definisi Operasional Penelitian
Definisi operasional adalah acuan dari dua variabel yang
harus
diterjemahkan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini,
terdapat dua variabel
konsep yang digunakan. Adapun kedua variabel yang digunakan
yaitu:
a. Variabel Bebas (X): Model Pembelajaran Problem Based
Learning
(PBL) berbantuan kotak hitam putih merupakan model
pembelajaran
berbasis masalah yang terdiri dari 6 komponen yaitu siswa
menerima
masalah, siswa membentuk kelompok dan melakukan permainan
kotak hitam putih, siswa merencanakan pemecahan masalah,
siswa
melaksanakan pemecahan masalah dibawah bimbingan guru, siswa
menyajikan pemecahan masalah dan mengevaluasi hasil
pemecahan
masalah.
b. Variabel Terikat (Y): Hasil belajar dan keterampilan
pemecahan
masalah matematika
Hasil belajar adalah usaha yang dilakukan untuk menghasilkan
kompetensi lulusan yang mencakup sikap, keterampilan dan
pengetahuan. Hasil belajar dapat memberikan dampak positif
apabila
menghasilkan perubahan tingkah laku dari seseorang menjadi
lebih
baik dan cenderung tahan lama. Hasil belajar dapat diukur
dengan
penilaian hasil belajar. Perubahan dalam hasil belajar terjadi
karena
adanya interaksi dengan orang yang bersangkutan dengan
-
26
lingkunganya. Perubahan juga terjadi secara berkelanjutan
karena
belajar merupakan proses berkelanjutan. Salah satu yang terjadi
adalah
perubahan hasil belajar matematika. hasil belajar matematika
diperoleh setelah dilakukan pembelajaran dalam bentuk
penilaian
menggunakan tes (evaluasi) serta pengamatan. Tes berupa butiran
soal
yang dikerjakan pada siklus I dan siklus II. Setelah siswa
mengikuti
proses pembelajaran, hasil belajar berupa nilai sebagai
bukti
keberhasilan siswa dan diukur berdasarkan Kriteria
Ketuntasan
Minimal (KKM). Sedangkan keterampilan pemecahan masalah
merupakan usaha yang dilakukan agar siswa terampil dalam
menyelesaikan masalah dengan berbagai cara. Keterampilan
pemecahan masalah matematika diukur selama proses
pembelajaran
dengan lembar observasi dan hasil pemecahan masalah yang
diberikan.
3.3 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan
mengacu
pendapat Kemmis dan MC.Taggart yang dikutip oleh Syamsudin dan
Damaiyanti
(2011: 203) terdapat empat rencana tindakan yaitu perencanaan
(planning),
tindakan (implementing), observasi (observing) dan refleksi
(reflecting).
1. Perencanaan (planning) yaitu penentuan program perbaikan
yang
berangkat dari gagasan/ ide peneliti.
2. Tindakan/ aksi (implementing) yaitu perlakuan peneliti
yang
disesuaikan dengan perencanaan peneliti
3. Observasi (observing) yaitu pengamatan untuk mengetahui
efektivitas
tindakan atau mengetahui kekurangan dari tindakan yang
dilakukan
4. Refleksi (reflecting) yaitu menganalisis hasil observasi
sehingga
muncul perencanaan baru.
Alur ini disajikan dalam gambar 3 sebagai berikut:
-
27
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan MC.Taggart
Gambar di atas menunjukkan bahwa penelitian dilakukan minimal
dua
siklus. Siklus I yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Dari
refleksi digunakan untuk mengetahui kelemahan yang ditemukan
pada siklus I,
kemudian dilaksanakan dan diperbaiki pada siklus II atau
seterusnya sampai
keberhasilan yang ditetapkan.
3.4 Prosedur Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu penelitian ilmiah yang
dilakukan secara
sitematis, rasional dan empiris reflektif terhadap tindakan yang
dilakukan oleh
peneliti atau tenaga pendidik, suatu perencanaan di susun sampai
penilaian
terhadap tindakan nyata dalam suatu kelas berupa kegiatan
belajar mengajar untuk
memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran (Iskandar,
2012: 21).
Adapun tujuan dari PTK adalah memperbaiki dan meningkatkan
kondisi belajar
serta kualitas pembelajaran, meningkatkan layanan professional
khusunya layanan
pada siswa serta memberikan kesempatan guru untuk berimprovisasi
dalam
melakukan tindakan pembelajarn yang tepat sasaran (Mulyasa,
2011: 89).
Manfaat PTK sesungguhnya adalah untuk melakukan inovasi
dalam
pembelajaran, merupakan upaya pengembangan kurikulum, dan
meningkatkan
profesionalisme guru. PTK diharapkan guru dapat melaksanakan
pembelajaran
-
28
yang membuat siswa aktif dan tertarik mengikuti pembelajaran.
Selain itu dengan
pemecahan masalah siswa mampu terampil dan menemukan sendiri
serta lebih
memahami apa yang mereka pelajari.
Penetapan tindakan ini dilakukan untuk menggambarkan
kompetensi
siswa tentang hasil belajar dan keterampilan pemecahan masalah
metamatika
dikelas IV SD Negeri 01 Wonokerso. Penelitian ini dilakukan
sebanyak dua
siklus. Siklus I mengetahui kondisi awal keberhasilan
peningkatan hasil belajar
dan keterampilan pemecahan masalah matematika dikelas IV dengan
menerapkan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan media
kotak
hitam putih. Setelah refleksi siklus I dilakukan maka akan
muncul permasalahan
pada proses pembelajaran dikelas sehingga dilakukan pengulangan
dari
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi pada siklus II.
Siklus II dilakukan
untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar dan
keterampilan pemecahan
masalah matematika setelah adanya perbaikan dari siklus I.
3.4.1 Rencana Tindakan Siklus I
a. Tahap Perencanaan (plan)
Tahap perencanaan yang dilakukan peneliti yaitu sebagai
berikut:
1. Menelaah materi pembelajaran Matematika SD
2. Membuat skenario pembelajaran
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
menggunakan Problem Based Learning berbantuan kotak hitam
putih untuk kelas IV
4. Melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan kepala
sekolah
untuk mengungkapkan permasalahan yang terjadi sehubungan
dengan penelitian yang akan dilaksanakan
5. Mengumpulkan daftar nilai mata pelajaran matematika siswa
uji
pra siklus untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum dikenai
tindakan
6. Menyiapkan alat dan bahan pelajaran untuk melakukan
pengamatan
-
29
7. Menyusun asesmen yaitu menggunakan kisi-kisi, tes dan
hasil
observasi
8. Membuat lembar observasi untuk melihat proses belajar
mengajar
yang berlangsung dikelas
9. Melaksanakan tes akhir dan evaluasi untuk melihat
perkembangan
siswa setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Tahap pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Observasi tidak bisa
dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena observasi
dilakukan
selama tindakan berlangsung. Aspek yang diamati dalam
observasi
yaitu aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas secara individu
maupun
kelompok. Pada pembelajaran, guru akan di bantu teman sejawat
yang
akan mengobservasi siswa dan guru selama proses
pembelajaran.
Adapun gambaran pelaksanaan tindakan sebagai berikut:
a. Kegiatan awal (10 menit)
Pada kegiatan awal ini guru melaksanakan tahap 1 model PBL
yaitu:
mengorientasikan siswa pada masalah. Tahap ini yang perlu
dilakukan
guru adalah:
Tahap 1: Orientasi siswa pada masalah
1) Guru mempersiapkan alat, ruang dan media pembelajaran
2) Guru menyapa siswa, menanyakan kabar dan mengecek
kehadiran
siswa serta mengkondisikan kelas agar siap untuk belajar.
3) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
4) Guru melakukan apersepsi guna menggali konsep dan
pengetahuan
yang telah dimiliki siswa tentang materi matematika yang
akan
dipelajari
5) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang
akan
dicapai
-
30
6) Guru memberikan motivasi penguatan untuk tetap mengikuti
dengan tetap semangat setiap pengalaman yang akan didapat
pada
pembelajaran
7) Memberikan orientasi masalah yaitu dengan memberikan
permasalahan pada siswa
b. Kegiatan Inti (45 menit)
Pada kegiatan ini, guru melaksanakan tahap 1, 2, 3 dan 4 model
PBL.
Tahap 2: Mengorganisasi siswa untuk belajar, yang perlu
dilakukan guru adalah sebagai berikut:
a) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi tentang topik
atau
tema materi yang sedang dipelajari
b) Guru memberikan informasi kepada siswa tentang materi
matematika yang akan dipelajari
c) Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang
dipelajari
d) Guru memanfaatkan media permainan kotak hitam putih agar
siswa
lebih mudah memahami materi
e) Guru menjelaskan aturan main dari media kotak hitam putih
yang
akan digunakan
f) Guru membagi kelas menjadi 7 kelompok, setiap kelompok
beranggotakan 4 siswa
g) Guru membagikan alat dan bahan pada setiap kelompok
h) Setiap kelompok melakukan permainan kotak hitam putih
dengan
cara melempar dadu dan menjalankan bundaran kecil diatas
kotak
dengan berjalan maju atau menyamping namun tidak boleh
mundur
sesuai dengan poin yang diperoleh
i) Setiap kelompok akan mengerjakan kotak yang berisi masalah
di
diskusikan bersama kelompoknya
Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual atau kelompok
a) Guru mendorong masing-masing kelompok untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai permasalahan
-
31
b) Guru mendorong setiap kelompok melaksanakan diskusi
kelompok
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
c) Guru memberikan kesempatan siswa untuk berfikir dan
bertindak
menurut kemampuan masing-masing dan guru berperan sebagai
fasilitator
d) Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan membantu
siswa dalam proses pemecahan masalah melalui diskusi
e) Setelah semua kelompok melakukan permainan dan diskusi
selesai,
guru menugaskan perwakila dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas
Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a) Siswa mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas dan
kelompok
lain menanggapi
b) Guru memberi penguatan terhadap jawaban siswa, yaitu
dengan
mengacu pada jawaban siswa dan melalui tanya jawab dalam
penyelesaian masalah
Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
a) Siswa dengan bimbingan guru menganalisis dan mengevaluasi
pembelajaran dengan tanya jawab
b) Guru dan siswa bersama sama membuat kesimpulan
pembelajaran
c. Kegiatan Penutup (15 menit)
a) Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya
mengenai materi yang belum dimengerti
b) Guru memberikan umpan balik dan penugasan
c) Guru melakukan refleksi berupa pertanyaan
d) Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada pembelajaran berikutnya
e) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan
salam
-
32
Refleksi
Refleksi adalah kegiatan melihat, mengkaji dan
mem-pertimbangkan
hasil pembelajaran dari tindakan yang sudah dilakukan. Refleksi
digunakan
untuk mengetahui kekurangan, kendala dan hambatan saat
proses
pembelajaran. Data yang diperoleh digunakan untuk mengevaluasi
guru dan
siswa. Sedangkan hasil evaluasi digunakan untuk rencana tindakan
pada
siklus II.
3.4.2 Rencana Tindakan Siklus II
Proses tindakan disiklus II merupakan kelanjutan dari siklus I.
Hasil
refleksi dari siklus I digunakan sebagai tindakan dari siklus
II. Berdasarakan
penjabaran dari siklus I diperbaiki dalam siklus II. Pelaksanaan
siklus II
melakukan tahapan sama dengan siklus I yaitu: perencanaan,
tindakan, observasi
dan refleksi. Perencanaan siklus II harus lebih baik dari siklus
I karena siklus II
merupakan penyempurnaan dari siklus I.
Tindakan pada siklus II yaitu memperbaiki kesalahan, dan
hambatan
dalam melakukan pembelajaran matematika dengan menerapkan
model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitan
putih yang
dilakukan pada siklus I. Hal tersebut dilakukan dengan
memperhatikan saran-
saran teman sejawat.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan non tes. Tes
digunakan
untuk mengetahui hasil belajar dan keterampilan pemecahan
masalah matematika
dengan menerapkan Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak
hitam putih
sedangkan non tes digunakan untuk mengetahui sikap setelah
diadakan penerapan
model Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih
melalui
lembar observasi.
Data yang diperoleh akan di analisis menggunakan deskriptif
komparatif
untuk analisis kuantitaf dengan membandingakan hasil evaluasi
pada pra siklus,
siklus I dan siklus II. Sedangkan untuk data kualitatif di
analisis menggunakan
deskriptif kualitatif yaitu berdasarkan hasil observasi dan
refleksi tiap-tiap siklus.
-
33
1. Analisis data hasil penelitian hasil belajar kuantitatif
dilakukan dengan
menghitung ketuntasan belajar secara individual jika siswa
tersebut
mencapai skor minimal 70 dan ketuntasan klasikal jika
prosentase
jumlah siswa 80% yang mencapai nilai minimal 70 dari jumlah
seluruh
siswa. Ananlisis tersebut dilakukan dengan rumus sebagai
berikut:
Ketuntasan individual =
%
Ketuntasan individual yaitu jika siswa mencapai nilai >70
Ketuntasan klasikal =
Ketuntasan klasikal yaitu jika lebih dari 80% siswa yang
mendapatkan
nilai > 70.
2. Analisis data keterampilan pemecahan masalah matematika di
peroleh
dari hasil tes yang setiap soal di beri skor sesuai dengan
indikator
pemecahan masalah matematika, seperti: 1) Memahami masalah,
2)
Merencanakan penyelesaian, 3) Melaksanakan rencana, 4)
Melihat
kembali. Masing-masing indikator di beri bobot sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Indikator Pemecahan Masalah Matematika
No Indikator Jenis Soal Bobot
Maksimal
1 Memahami masalah Uraian 20%
2 Merencanakan penyelesaian Uraian 30%
3 Melaksanakan rencana Uraian 30%
4 Melihat kembali Uraian 20%
Analisis data tersebut dilakukan dengan rumus:
Rata-rata skor= M=
Rata-rata kelas= M (%)=
X 100
Tingkat keberhasilan pemecahan masalah matematika siswa
dapat
ditentukan dengan membandingkan M (%) terhadap PAP skala
lima
dengan kriteria sebagai berikut:
-
34
Tabel 3.2
Kriteria Pemecahan Masalah Matematika
Persentase Kriteria
90 - 100 Sangat Tinggi
80 - 89 Tinggi
70 - 79 Sedang
60 - 69 Rendah
50 - 59 Sangat Rendah
3. Data kualitatif di peroleh dari aktivitas guru dan siswa
selama proses
pembelajaran. Dalam penelitian penyajian data kualitatif dapat
berupa
grafik, matrik, chart dan sebagainya. Namun yang sering
digunakan
adalah teks yang bersifat naratif.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas dilihat
dari
teknik pengumpulan data diatas adalah:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi kinerja guru digunakan untuk mengetahui
kinerja guru dalam mengaplikasikan model pembelajaran Problem
Based
Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih untuk meningkatkan
hasil
belajar dan keterampilan pemecahan masalah matematika di kelas
IV SD
Negeri 01 Wonokerso. Adapun aspek yang diamati yaitu:
1. Melakukan kesiapan belajar siswa yang meliputi kesiapan
ruang, alat
berdoa, presensi, serta kesiapan siswa untuk belajar
2. Melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran
3. Menggali konsep awal peserta didik dengan memberikan
permasalahan yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari
dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
berbantuan kotak hitam putih
4. Terjalinya interaksi antara guru dan siswa
5. Melibatkan peserta didik mencari informasi atau topik yang
sedang
dipelajari
-
35
6. Memberikan informasi kepada siswa tentang materi yang
akan
dipelajari
7. Pemanfaatan media kotak hitam putih
8. Membentuk kelompok dalam kegiatan belajar dan aturan
permainanya
9. Membimbing siswa dalam melakukan permaianan kotak hitam
putih
10. Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai
permasalahan
11. Mendorong setiap kelompok untuk melakukan diskusi untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
12. Berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan membantu
siswa
dalam proses pemecahan masalah
13. Memberikan kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil
jawabanya
14. Memberikan penguatan terhadap jawaban siswa
15. Melibatkan siswa dalam menyimpulkan pembelajaran dengan
tanya
jawab
16. Melakukan evaluasi pembelajaran bersama siswa dengan
penugasan
17. Melibatkan siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran
18. Menutup kegiatan pembelajaran
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengamati kemampuan
siswa dalam keterampilan pemecahan masalah matematika dan
memahami
materi yang diajarkan. Adapun aspek yang diamati yaitu:
1. Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran (buku catatan,
buku
pelajaran dll)
2. Memperhatikan apersepsi yang disampaikan oleh guru
3. Memperhatikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan
kegiatan yang akan dilakukan.
4. Menyimak masalah yang diberikan oleh guru
5. Terjalinya komunikasi dengan guru terkait dengan
permasalahan
yang diberikan.
-
36
6. Mampu mencari informasi yang berkaitan dengan materi yang
akan
dipelajari
7. Memperhatikan penjelasan guru mengenai aturan dalam
permaianan
kotak hitam putih
8. Membentuk kelompok dengan tertib
9. Melakukan permaianan kotak hitam putih dengan dan tertib
sesuai
aturan yang berlaku
10. Mampu mencari informasi sesuai dengan permasalahan
11. Melakukan diskusi kelompok dengan baik
12. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas
13. Menganalisis dan mengevalusi pembelajaran dengan bimbingan
guru
14. Membuat kesimpulan pembelajaran bersama guru
15. Melakukan tanya jawab mengenai materi yang belum
dimengerti
16. Melakukan refleksi
17. Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa.
b. Tes
Instrumen tes terdapat beberapa aspek yang harus dikerjakan
oleh
siswa setelah bekerjasama dalam kelompok dengan menyelesaikan
soal
yang diberikan oleh guru.
3.6 Instrumen Pengumpulan Data Variabel
Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka disusun
instrumen
berdasarkan variabel yang akan diteliti.
3.6.1 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Bebas
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data variabel bebas
yaitu
lembar observasi. Lembar observasi digunakan selama dilakukanya
model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam
putih.
Lembar observasi digunakan dari awal hingga akhir
pembelajaran.
-
37
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan II
No Instrumen No
Item
1 Melakukan kesiapan belajar siswa yang meliputi kesiapan
ruang,
alat berdoa, presensi, serta kesiapan siswa untuk belajar 1
2 Melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran 2
3 Menggali konsep awal peserta didik dengan memberikan
permasalahan yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari
dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
berbantuan kotak hitam putih
3
4 Terjalinya interaksi antara guru dan siswa 4
5 Melibatkan peserta didik mencari informasi atau topik yang
sedang
dipelajari 5
6 Memberikan informasi kepada siswa tentang materi yang akan
dipelajari 6
7 Pemanfaatan media kotak hitam putih 7
8 Membentuk kelompok dalam kegiatan belajar dan aturan
permainanya 8
9 Membimbing siswa dalam melakukan permaianan kotak hitam
putih 9
10 Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai
permasalahan 10
11 Mendorong setiap kelompok untuk melakukan diskusi untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah 11
12 Berkeliling untuk mengamati, memotivasidan membantu siswa
dalam proses pemecahan masalah 12
13 Memberikan kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil
jawabanya 13
14 Memberikan penguatan terhadap jawaban siswa 14
15 Melibatkan siswa dalam menyimpulkan pembelajaran dengan
tanya jawab 15
16 Melakukan evaluasi pembelajaran bersama siswa dengan
penugasan 16
17 Melibatkan siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran 17
18 Menutup kegiatan pembelajaran 18
Berikut adalah tabel kisi-kisi observasi aktivitas siswa pada
Tabel 3.4 yaitu
sebagai berikut:
-
38
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan II
No Instrumen No
Item
1 Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran (buku catatan,
buku
pelajaran dll) 1
2 Memperhatikan apersepsi yang disampaikan oleh guru 2
3 Memperhatikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan
kegiatan yang akan dilakukan. 3
4 Menyimak masalah yang diberikan oleh guru 4
5 Terjalinya komunikasi dengan guru terkait dengan
permasalahan
yang diberikan. 5
6 Mampu mencari informasi yang berkaitan dengan materi yang
akan dipelajari 6
7 Memperhatikan penjelasan guru mengenai aturan dalam
permaianan kotak hitam putih 7
8 Membentuk kelompok dengan tertib 8
9 Melakukan permaianan kotak hitam putih dengan dan tertib
sesuai
aturan yang berlaku 9
10 Mampu mencari informasi sesuai dengan permasalahan 10
11 Melakukan diskusi kelompok dengan baik 11
12 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas 12
13 Menganalisis dan mengevalusi pembelajaran dengan
bimbingan
guru 13
14 Membuat kesimpulan pembelajaran bersama guru 14
15 Melakukan tanya jawab mengenai materi yang belum dimengerti
15
16 Melakukan refleksi 16
17 Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa. 17
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Terikat
Dalam variabel ini yang menjadi variabel terikat yaitu hasil
belajar dan
keterampilan pemecahan masalah matematika siswa kelas IV SD
Negeri 01
Wonokerso Semester II tahun ajaran 2017/2018. Hasil belajar
dalam hal ini
merupakan nilai siswa pada akhir pembelajaran.
-
39
Tabel 3.5
Kisi –Kisi Instrumen Tes Siklus I
Kompetensi Dasar Indikator
Item Soal
No Soal Jumlah
Soal
3.9 Menjelaskan dan
menentukan keliling
dan luas persegi,
persegi panjang dan
segitiga
3.9.1 Mengidentifikasi berbagai
bangun datar persegi, persegi
panjang dan segitiga
1, 4, 5,
8, 21 5 Soal
3.9.2 Menjelaskan asal rumus
keliling dan luas persegi,
persegi panjang dan segitiga
2, 10,
11, 12,
16, 22
6 Soal
3.9.3 Menggunakan rumus untuk
mencantumkan keliling dan
luas bangun datar (persegi,
persegi panjang dan segitiga)
3, 6, 13,
14, 19,
18
6 Soal
4.9Menyelesaikan
masalah berkaitan
dengan keliling dan
luas persegi, persegi
panjang dan segitiga
4.9.1 Memecahkan permasalahan
yang melibatkan keliling dan
luas daerah ( persegi, persegi
panjang dan segitiga)
7, 9, 15,
17, 20,
23, 24,
25
8 Soal
Tabel 3.6
Kisi –Kisi Instrumen Tes Siklus II
Kompetensi Dasar Indikator
Item Soal
No Soal Jumlah
Soal
3.10 Menjelaskan
hubungan antar
garis (sejajar,
berpotongan,
berhimpitan)
menggunakan
model konkrit
3.10.1 Menggunakan kerangka kubus
atau balok, untuk
mengidentifikasi rusuk-rusuk
sejajar, rusuk-rusuk yang
berpotongan dan berhimpit
2, 8, 16 3 Soal
3.10.2 Menggambarkan garis-garis
sejajar, berpotongan dan
berhimpit
3, 6, 7,
13 4 Soal
3.10.3 Menjelaskan sisfat-sifat garis
sejajar, garis berpotongan dan
garis berhimpit
4, 10,
18, 20 4 Soal
4.10Mengidentifikasi
hubungan antar
garis menggunakan
model konkret
4.10.1 Memecahkan permasalahan
yang berkaitan dengan
hubungan antar garis
1, 5, 9,
11, 12,
14, 15,
17, 19
9 Soal
-
40
3.7 Validitas dan Reliabilitas
3.7.1 Pengujian Validitas Instrumen
Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur sesuatu
dengan
tepat apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas
instrumen seorang
peneliti menyebarkan instrumen kepada responden yang bukan
responden
sesungguhnya, setelah diisi responden maka peneliti menentukan
validitas
berdasarkan formula tertentu yaitu korelasi product moment dari
Karl Pearson
yaitu (Suharsimi Arikunto, 2009: 225):
=
√
Keterangan:
= koefisien korelasi person
= variable bebas
= variable terikat
= jumlah data
PTK yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 01 Wonokerso
menggunakan
acuan tolerasi kesalahan sebesar 5% atau taraf kepercayaan
sebesar 95%.
Pengujian validitas dilakukan dikelas V dengan jumlah siswa 24.
Hasil uji
validitas kemudian dianalisis dengan SPSS. Setelah dilakukan uji
validitas butir
soal pada siklus I dan siklus II, dari 45 item soal diketahui 28
butir soal yang
dinyatakan valid dan 17 butir soal yang dinyatakan tidak valid.
Adapun soal valid
ditunjukkan pada tabel berikut:
-
41
Tabel 3.7
Hasil Validitas Soal Evaluasi Siklus I
Nomor Soal Jumlah Butir
Soal Keterangan
1, 2, 3, 5, 9, 12, 13, 14, 15, 17, 19,
21, 22, 23, 25 15 Soal Valid
4, 6, 7, 8, 10, 11, 16, 18, 20, 24 10 Soal Tidak Valid
Kompetensi
Dasar Indikator
Item Soal
No Soal Keterangan
3.9 Menjelaskan
dan
menentukan
keliling dan
luas persegi,
persegi
panjang dan
segitiga
3.9.1 Mengidentifikasi berbagai
bangun datar persegi,
persegi panjang dan segitiga
1, 5, 21 Valid
4 Tidak Valid
3.9.2 Menjelaskan asal rumus
keliling dan luas persegi,
persegi panjang dan segitiga
2, 12, 22
Valid
10, 11, 16 Tidak Valid
3.9.3 Menggunakan rumus untuk
mencantumkan keliling dan
luas bangun datar (persegi,
persegi panjang dan
segitiga)
3, 13, 14,
19
Valid
6, 18 Tidak Valid
4.9Menyelesaikan
masalah
berkaitan
dengan
keliling dan
luas persegi,
persegi
panjang dan
segitiga
4.9.1 Memecahkan permasalahan
yang melibatkan keliling
dan luas daerah (persegi,
persegi panjang dan
segitiga)
9, 15, 17,
23, 25
Valid
7, 20, 24 TidakValid
Apabila dilihat dari jumlah diatas menunjukkan bahwa jumlah soal
yang
tidak valid sebanyak 10 soal dan soal valid sebanyak 15 soal.
Soal evalusi
selanjutnya pada siklus I dipilih sebanyak 10 soal dari
soal-soal yang sudah
dinyatakan valid. Hasil pengujianya dilampirkan pada halaman
lampiran.
Soal evalusi siklus II diperoleh jumlah soal yang valid setelah
dilakukan
uji validitas. Hasil uji validitas ditunjukkan pada tabel
berikut:
-
42
Tabel 3.8
Hasil Validitas Soal Evaluasi Siklus II
Nomor Soal Jumlah Butir
Soal Keterangan
1, 2, 4, 7, 8, 9, 13, 14, 15, 16, 17,
19, 20 13 Soal Valid
3, 5, 6, 10, 11, 12, 18 7 Soal Tidak Valid
Kompetensi Dasar Indikator Item Soal
No Soal Keterangan
3.10 Menjelaskan
hubungan antar
garis (sejajar,
berpotongan,
berhimpitan)
menggunakan
model konkrit
3.10.1 Menggunakan kerangka
kubus atau balok, untuk
mengidentifikasi rusuk-
rusuk sejajar, rusuk-rusuk
yang berpotongan dan
berhimpit
2, 8, 16
Valid
- Tidak Valid
3.10.2 Menggambarkan garis-
garis sejajar, berpotongan
dan berhimpit
7, 13
Valid
3, 6 Tidak Valid
3.10.3 Menjelaskan sisfat-sifat
garis sejajar, garis
berpotongan dan garis
berhimpit
4, 20
Valid
10, 18 Tidak Valid
4.10Mengidentifikasi
hubungan antar
garis (sejajar,
berpotongan,
berhimpitan)
menggunakan
model konkret
4.10.1 Memecahkan
permasalahan yang
berkaitan dengan
hubungan antar garis
1, 9, 14,
17, 19
Valid
5, 11,
12, 15 TidakValid
Pada tabel 3.8 menunjukkan jumlah soal yang valid dan tidak
valid. Tabel
di atas menunjukkan soal valid sebanyak 13 soal dan soal tidak
valid sebanyak 7.
Soal evaluasi untuk siklus II dipilih sebanyak 10 Soal yang
sudah diuji
validitasnya. Uji validitas telah dilampirkan pada halaman
lampiran.
3.5.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merupakan derajad konsistensi suatu instrumen.
Instrumen
yang reliabel dapat digunakan beberapa kali untuk mengukur objek
yang sama
akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2011: 173).
Reliabilitas
-
43
menunjukkan sejauh mana pengukuran menggunakan alat ukur yang
bisa
dipercaya. Ketentuan reliabilitas soal pada ketentuan berikut
mengacu pada
rentang indeks reliabilitas menurut Wardani dkk (2012: 346).
Koefisien
reliabilitas dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 3.9
Koefisien Reliabilitas
No Indeks Interpretasi
1 0,80-1,00 Sangan reliabel
2 0,80-0,60 Reliabel
3 0,60-0,40 Cukup reliabel
4 0,40-0,20 Sedikit reliabel
5 0,20 Kurang reliabel
Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha >0,7
Reliabilitas
instrumen dapat diukur menggunakan software instrument IBM SPSS
dengan
Analyze-Reliability Analyze Scale if item deleted-countinue-
klik OK, kemudian
hasilya reliable atau tidak dapat dilihat pada output hasil
penghitungan. Nilai
alpha kurang dari 0,7 maka instrumen tidak reliabel. Hasil
reliabilitas instrumen
pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.10
Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items
N of Items
.794 .805 15
Tabel koefisien diatas menjelaskan bahwa reliabilitas soal pada
siklus I
berada pada kategori reliabel. Soal evaluasi yang digunakan
reliabel ditunjukkan
dari hasil diatas. Dari 25 soal yang telah diuji maka 15
menunjukkan valid dan
reliabel sehingga akan dilakukan uji kesukaran soal.
-
44
Tabel 3.11
Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items
N of Items
.763 .768 13
Tabel kategori koefisien reliabilitas di atas menjelaskan bahwa
reliabilitas
soal pada siklus II berada dalam kategori reliabel. Soal
evaluasi yang digunakan
telah diuji maka 13 soal menunjukkan valid dan reliabel sehingga
akan dilakukan
uji kesukaran soal.
3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar.
Tingkat
kesukarana (TK) dapat di tentukan dengan membagi jumalah siswa
yang
menjawab benar dengan jumlah siswa yang mengikuti tes. Soal yang
baik adalah
soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, karena
soal mudah tidak akan
merangsang siswa untuk berfikir tinggi sedangkan soal sulit
menyebabkan siswa
lebih putus asa. Tingkat kesukaran soal dapat dirumusakan
sebagai berikut:
TK =
Keterangan:
TK= Tingkat kesukaran
∑b= jumlah siswa yang menjawab benar
∑p= jumlah keseluruhan siswa yang mengikuti tes.
Teknik penghitungan taraf kesukaran butir soal adalah
menghitung
presentase yang menjawab benar untuk tiap item, rumus menghitung
taraf
kesukaran soal uraian (Nitko, 1996: 310) adalah:
Mean=
Tingkat kesukaran=
-
45
Tabel 3.12
Kriteria Indek Kesukaran Soal
Interval Klasifikasi
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
Tabel 3.13
Hasil Uji Kesukaran Soal Siklus I
Jumlah Soal Nomor Soal Tingkat Kesukaran
25 Soal
10, 15 Sukar
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12,
13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21,
23, 24, 25
Sedang
22 Mudah
Berdasarkan penghitungan pada uji kesukaran soal ini di peroleh
hasil
bahwa 2 soal dinyatakan sukar, 22 soal dinyatakan sedang dan 1
soal mudah.
Tabel 3.14
Hasil Uji Kesukaran Soal Siklus II
Jumlah Soal Nomor Soal Tingkat Kesukaran
20 Soal
15 Sukar
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20 Sedang
Berdasarkan penghitungan pada uji kesukaran soal di peroleh
hasil bahwa
1 soal dinyatakan sulit dan 19 soal dinyatakan sedang.
3.6 Indikator Kinerja (Teori Indikator Keberhasilan PTK)
Indikator kinerja adalah tindakan perbaikan yang menjadi tolak
ukur yang
akan digunakan. Berdasarkan permasalahan dan untuk meningkatakan
hasil
belajar dan keterampilan pemecahan masalah metematika dengan
penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbatuan kotak
hitak putih
maka digunakan indikator sebagai berikut:
a. 80% dari seluruh kegiatan Problem Based Learning (PBL)
berbantuan
kotak hitam putih diterapkan oleh guru dengan kategori minimal
baik.
b. 80% dari jumlah seluruh siswa mendapatkan nilai minimal 70
atau
diatas KKM.
-
46
3.7 Analisis Data
Data yang telah terkumpul akan di analisis menggunakan
analisis
deskriptif komparatif dengan menganalisa hasil belajar dan
keterampilan
pemecahan masalah matematika siswa kelas IV SD Negeri 01
Wonokerso.
Analisis tersebut di lihat dari seberapa banyak siswa yang
nilainya di atas KKM
atau >70 dan siswa yang nilainya kurang dari KKM atau