BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Baru Bumi Serpong Damai, Provinsi Banten, serta di wilayah sekitarnya. Penelitian dilakukan pada bulan Mei – September 2011. 3.2. Rancangan Penelitian Penelitian ini melibatkan banyak stakeholder untuk berbagai kepentingan dan merupakan penelitian yang cukup kompleks. Oleh karenanya maka penelitian ini memerlukan pendekatan secara holistik, sehingga dari sini akan dapat memecahkan masalah, tidak secara parsial, namun akan memecahkan masalah secara lebih tuntas. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan pendekatan sistem. Adapun alasan pemilihan tersebut disebabkan pendekatan sistem merupakan salah satu metode yang dapat menyelesaikan permasalahan dengan kompleksitas yang cukup tinggi, sehingga dapat memenuhi tujuan yang telah ditetapkan. 3.3. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini akan dikumpulkan baik data primer maupun data sekunder. Data primer dikumpulkan secara langsung dari lokasi penelitian melalui pengamatan, diskusi serta wawancara langsung dengan para pakar dan stakeholder. Data sekunder diperoleh dengan cara menelusuri berbagai sumber seperti hasil penelitian dan berbagai dokumen dari instansi terkait. Adapun jenis dan sumber data yang dikumpulkan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6. 3.4. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini dalam rangka menggali informasi dan pengetahuan (akuisisi pendapat pakar), ditentukan/dipilih secara sengaja (purposive sampling) diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang didasarkan pada kebutuhan penelitian. Adapun yang dimaksud dengan pakar di sini adalah pihak yang berkompeten sebagai pelaku dan ahli dalam model pengelolaan kota baru mandiri. Dasar pertimbangan dalam penentuan atau pemilihan pakar untuk dijadikan sebagai responden menggunakan kriteria, sebagai berikut: 1. Keberadaan responden dan kesediaanya untuk dijadikan responden.
14
Embed
BAB III. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Baru Bumi Serpong Damai, Provinsi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Baru Bumi Serpong Damai, Provinsi Banten,
serta di wilayah sekitarnya. Penelitian dilakukan pada bulan Mei – September 2011.
3.2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini melibatkan banyak stakeholder untuk berbagai kepentingan dan
merupakan penelitian yang cukup kompleks. Oleh karenanya maka penelitian ini
memerlukan pendekatan secara holistik, sehingga dari sini akan dapat memecahkan
masalah, tidak secara parsial, namun akan memecahkan masalah secara lebih tuntas.
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan pendekatan sistem. Adapun
alasan pemilihan tersebut disebabkan pendekatan sistem merupakan salah satu metode
yang dapat menyelesaikan permasalahan dengan kompleksitas yang cukup tinggi,
sehingga dapat memenuhi tujuan yang telah ditetapkan.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini akan dikumpulkan baik data primer maupun data sekunder.
Data primer dikumpulkan secara langsung dari lokasi penelitian melalui pengamatan,
diskusi serta wawancara langsung dengan para pakar dan stakeholder. Data sekunder
diperoleh dengan cara menelusuri berbagai sumber seperti hasil penelitian dan berbagai
dokumen dari instansi terkait. Adapun jenis dan sumber data yang dikumpulkan pada
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6.
3.4. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini dalam rangka
menggali informasi dan pengetahuan (akuisisi pendapat pakar), ditentukan/dipilih
secara sengaja (purposive sampling) diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
yang didasarkan pada kebutuhan penelitian. Adapun yang dimaksud dengan pakar di
sini adalah pihak yang berkompeten sebagai pelaku dan ahli dalam model pengelolaan
kota baru mandiri. Dasar pertimbangan dalam penentuan atau pemilihan pakar untuk
dijadikan sebagai responden menggunakan kriteria, sebagai berikut:
1. Keberadaan responden dan kesediaanya untuk dijadikan responden.
42
2. Memiliki reputasi, kedudukan/jabatan dan telah menunjukkan kredibilitasnya sebagai
ahli atau pakar pada bidang yang diteliti.
3. Memiliki latar belakang pendidikan tinggi di bidang yang dikaji dan atau telah
memiliki pengalaman dalam bidangnya minimal 2 tahun.
Adapun stakeholders yang diwawancara di sini adalah penghuni perumahan BSD,
developer/pengembang BSD, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang, Dinas
PU Kabupaten Tanggerang, perwakilan/asosiasi pengusaha, perguruan tinggi,
lembaga swadaya masyarakat yang peduli dengan pengelolaan lingkungan, dan (5)
tokoh masyarakat sekitar. Untuk lebih jelasnya Jenis dan sumber data yang
diperlukan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6, dan responden keseluruhan
disajikan pada Tabel 7.
3.5. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini dilakukan berbagai analisis yakni analisis deskriptif untuk
melihat kondisi lingkungan eksisting, analisis keberlanjutan, analisis prospektif dan
permodelan. Untuk lebih jelasnya tahapan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 6.
a Analisis Keberlanjutan
Pada penelitian ini akan dilakukan analisis terhadap status keberlanjutan
pengelolaan lingkungan di Kota Baru BSD. Analisis terhadap status keberlanjutan
kawasan dilakukan dengan mengkaji kondisi lima dimensi pengelolaan lingkungan
yakni dimensi ekologi, ekonomi, sosial, teknologi, dan kelembagaan. Hasil analisis ini
diperoleh faktor pengungkit keberlanjutan pengelolaan lingkungan di Kota Baru BSD
untuk setiap dimensi. Faktor ini penting untuk diperhatikan dalam rangka mencapai
pengendalian lingkungan dalam pembangunan Kota Baru BSD yang berkelanjutan.
Keberlanjutan kawasan kota baru akan dianalisis melalui pendekatan multidimensional
scaling (MDS) dengan analisis Rapfish. MDS adalah teknik analisis yang digunakan
untuk mengetahui keberlanjutan pembangunan wilayah secara multidisipliner. Dimensi
dalam MDS menyangkut berbagai aspek. Setiap dimensi memiliki atribut atau indikator
yang terkait dengan keberlanjutan pembangunan kawasan.
43
Tabel 6. Jenis dan sumber data yang diperlukan pada penelitian
Data Indikator Unit Sumber
Luas kota baru Luas kawasan Kota Baru terbangun ha PT. BSD
Kualitas udara Konsentrasi ambien polusi udara padakawasan kotabaru BSD dan Jakarta(CO2, NOx, SOx)
ppm Pengukuran/pengambilansample dilapang&analisis di lab
Kws. permukiman Persentase luas kws. Permukiman dr.luas total BSD % PT. BSD
Kws. terbangun Persentase luas kws. Terbangun dariluas total BSD % PT. BSD
Kawasan lindung Persentase luas kws.Lindung dr. luastotal BSD ha Bappeda
Pengelolaanlimbah
Persentase limbah domestik danindustri yang mendapat treatment. ton PT. BSD
Bapedalda
Pencemaran airKonsentrasi limbah B3 (logam beratHg, Cd, Pb, As, Cr) dan phenol)dalam air
ppm Bapedalda
BanjirPersentase kawasan banjir dariseluruh lahan daratan BSDFrekuensi banjir yang terjadi di BSD
%
Kali/th
PT. BSDBappedaBappeda
Persampahan Persentase sampah BSD terangkut keTPA % PT. BSD
Kualitas dankuantitas airbersih
BOD, COD, amoniak, nitrit, nitrat,posfat, detergen,H2S dan coliform ppm Observasi
Jumlah air tanah dan air permukaanyang dikonsumsi per tahun. BPS
Jumlah penduduk Jumlah penduduk yang tinggal BPSPertumbuhanpenduduk
Pertumbuhan penduduk per tahun diBSD BPS
Kepadatanpenduduk Kepadatan penduduk per hektar BPS
Pendapatan perKK Besar pendapatan per kapita % BPS
Mata pencaharian Jenis mata pencaharian penduduk BPS
Pendidikan Tingkat pendidikan penduduk BPSFactor pengungkitKeberlanjutankota baru
Terumuskannya faktor pengungkitpada aspek sosial, ekonomi, ekologi,teknologi, hokum dan kelembagaan
satuan Wawancara mendalam(Expert/Pakar)
Parameter kuncikeberlanjutan kotabaru
Terumuskannya parameter kuncikeberlanjutan pada aspek sosial,ekonomi, ekologi, teknologi, hokumdan kelembagaan
satuan Wawancara mendalamdengan Expert/Pakar
Kebutuhan sistem
Tujuan sistem
Identifikasi faktorstrategis sistem.
Perumusanskenario sistem.
Penentuanprioritas
Kebutuhan dari setiap stakeholderterkait permasalahan pengendalianpencemaran
Pengkajian masalah dimulai darianalisis kebutuhan hingga dapatsistem operasional yang efektif
Pernyataan kebutuhan dari masalahyang akan diselesaikan untukmencukupi kebutuhan
Terumuskannya skenario-skenariopengendalian kerusakan lingkungan
lan sistem, (5) verifikasi dan validasi model serta (5)
pada penelitian ini
Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui gambaran awal terhadap perilaku
terlibat dalam sistem
51
1. Masyarakat di lokasi penelitian
Terjaganya kondisi kesehatan masyarakat
Pencemaran lingkungan akibat terbangunnya kota baru menjadi minimal
Biaya hidup menjadi lebih terjangkau
Tersedianya sarana dan prasarana
2. Pemerintah
Memberikan perlindungan kepada masyarakat dan lingkungan.
Pelayanan dan penyediaan sarana dan prasarana dapat terpenuhi
Pencemaran air akibat limbah perkotaan menurun
Pencemaran udara akibat transportasi dan industri menurun
Peran serta masyarakat dan swasta meningkat
Pengaturan pengolahan limbah teratasi
Tidak ada masalah sampah
Sampah dapat di daur ulang/produksi bersih (bernilai ekonomis)
Terjadi peningkatan PDB dan PDRB
3. Akademisi
Membuat alternatif/teknologi pengendalian pencemaran limbah, emisi dan
sampah yang efektif, efisien dan ramah lingkungan.
Membuat alternatif model pengelolaan lingkungan yang dapat meningkatkan
daya dukung lingkungan
Membuat alternatif teknologi pemanfaatan kembali limbah yang ekonomis
4. Lingkungan Hidup
Ditaatinya RTRW
Lingkungan tidak rusak sehingga aman bagi semua mahluk hidup.
Kondisi air, lahan dan udara yang tidak tercemari sehingga mampu
mempertahankan keseimbangan ekologisnya
5. Pengembang
Tarif pengelolaan lingkungan berdasarkan biaya operasional
Produktifitas kegiatan tetap berlangsung
Iklim investasi sehat dan kompetitif
Sumberdaya manusia yang handal dan bertanggung jawab
Disiplin memelihara instalasi pengolah limbah dan sampah
6. LSM
Lingkungan tidak rusak dan aman bagi semua makhluk hidup.
Kondisi air, lahan dan udara yang tidak tercemari sehingga mampu
mempertahankan keseimbangan ekologisnya
Tetap tingginya porsi RTH
52
Pengelolaan lingkungan lebih diutamakan dari pada kepentingan ekonomi dan
sosial
b. Formulasi Masalah
Pada pendekatan sistem, pertama-tama dilakukan identifikasi permasalahan awal
secara mendasar, sehingga ke depannya diharapkan akan diperoleh alternatif
penyelesaian masalah sesuai dengan tingkat permasalahan yang diangkat. Adapun
permasalahan dasar tersebut, secara sistematis diuraikan sebagai berikut :
1. Meningkatnya jumlah (kebutuhan) perumahan
2. Menurunnya ruang terbuka hijau
3. Tidak ditaatinya RTRW yang sudah disahkan
4. Masih minimnya instalasi pengolah air limbah dan penggunaan alat untuk
menurunkan emisi
5. Masih minimnya kinerja instalasi pengolah limbah yang sudah dibangun
6. Tingginya biaya operasional IPAL dan TPA sampah
7. Masih adanya keterbatasan pendanaan untuk membiayai kinerja instalasi pengolah
limbah domestik yang sudah dibangun
8. Relatif rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan lingkungan
9. Meningkatnya jumlah bahan pencemar yang berasal dari berbagai kegiatan di
kawasan kotabaru
10. Menurunkan kualitas lingkungan dan daya dukung lingkungan
11. Perencanaan yang bersifat sektoral yang berakibat pada rendahnya koordinasi dan
kerjasama lintas sektor yang kurang sinergi
12. Adanya ketidak sesuaian regulasi dari pemerintah mengenai tingkat pencemaran di
perairan dan atmosfir
13. Belum teratasinya masalah pencemaran.
c. Identifikasi Sistem
Identifikasi sistem adalah rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan
dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan. Hasil identifikasi
sistem dinyatakan dalam diagram input-output atau diagram lingkar sebab-akibat.
Menurut Manecth dan Park (1977) secara garis besar ada enam kelompok variabel yang
akan mempengaruhi kinerja sistem yang digambarkan dalam bentuk diagram input-
output yakni:
53
Variabel output yang dikehendaki yang ditentukan berdasarkan analisis
kebutuhan
Variabel output yang tidak dikehendaki
Variabel input yang terkontrol
Variabel input yang tidak terkontrol
Variabel input lingkungan
Variabel umpan balik sistem
Diagram input-output penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 11.
d. Pembuatan Model
Disain model pengendalian lingkungan dalam pembangunan kotabaru
berkelanjutan dibangun berdasarkan hasil identifikasi sistem. Setelah modelnya dibuat,
selanjutnya dilakukan simulasi, verifikasi dan validasi model.
e. Simulasi Model
Model yang sudah dibuat selanjutnya dibuat simulasinya, yakni untuk melihat
pola kecenderungan perilaku model. Hasil simulasi ini selanjutnya akan dianalisis dan
ditelusuri faktor-faktor penyebab terjadinya pola dan kecenderungan tersebut. Hasil
simulasi ini selanjutnya dijadikan dasar dalam merumuskan kebijakan yang diperlukan
dalam perbaikan kinerja sistem.
f. Verifikasi dan Validasi Model
Model yang valid adalah model yang struktur dasarnya dapat menggambarkan
perilaku, dan polanya dapat menggambarkan perilaku sistem nyata dan dapat mewakili
data yang dikumpulkan dengan cukup akurat. Validasi model juga dibatasi oleh mental
model dari penyusun model. Validasi ini perlu dilakukan agar dapat memenuhi kaidah
keilmuan pada model pengendalian lingkungan dalam pembangunan kota baru
berkelanjutan.
54
Gambar 11. Diagram INPUT-OUTPUT model pengendalian lingkungan dalampembangunan kota baru berkelanjutan
Input Tak Terkontrol
Jumlah penduduk Pemukiman penduduk Migrasi penduduk Laju pertumbuhan penduduk Jaringan dan debit air Jenis dan konsentrasi limbah domestic,
industri dan rumah sakit Penerimaan masyarakat iklim
Input Terkontrol
Teknologi proses dan peralatan pengendalian limbah Tata ruang kawasan perumahan Tata pemanfaatan air Volume air limbah Pengolahan limbah Jumlah kendaraan Tahun pembuatan kendaraan Emisi transportasi Emisi industri Tarif retribusi Lapangan pekerjaan Sosial dan ekonomi penduduk Pergerakan penduduk Sarana&prasaranan pendidikan dan perkotaan
Output yang Tidak di inginkan
Tingkat pencemaran limbah domestic danindustri yang tinggi (lingkungan terganggu)
Kasus pencemaran meningkat RTH menurun Menurunnya daya dukung lingkungan Tidak taatnya masyarakat terhadap kebijakan
Output yang di inginkan
Teratasinya masalah pencemaranlingkungan
Meningkatnya daya dukungLingkungan
Meningkatnya kualitas lingkungan Efisien dan efektif-nya pengolahan
limbah Perbaikan sistem pengolah limbah Meningkatnya RTH Meningkatnya kesadara penduduk