46 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2016 sampai bulan Maret 2016. Hal ini sesuai dengan pendapat Bompa & Haff (2009: 2017), maksudnya adalah agar tubuh beradaptasi dengan beban latihan yang diterima dengan pertemuan 3 kali dalam seminggu setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu pada pukul 15.30-17.00 wib. Jumlah pertemuan treatment adalah 22 kali pertemuan untuk treament, ditambah 2 kali pertemuan untuk melakukan pre-test dan mengambil data rasio panjang tungkai dengan tinggi badan, serta untuk melakukan post-test. Waktu tersebut dipilih dengan memperhatikan diluar jadwal kejuaraan atletik yang diikuti oleh siswa ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Hal tersebut perlu diperhatikan karena treatment yang dilakukan selama delapan minggu dengan frekuensi pertemuan tiga kali dalam seminggu tidak terganggu oleh jadwal kejuaraan atletik. B. Jenis dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknik dan alat tertentu sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2012: 3) metodologi merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan ketentuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental.
18
Embed
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · Metode latihan drill adalah metode dalam latihan dengan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SD Negeri Surodadi 1
Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan
pada bulan Januari 2016 sampai bulan Maret 2016. Hal ini sesuai dengan
pendapat Bompa & Haff (2009: 2017), maksudnya adalah agar tubuh
beradaptasi dengan beban latihan yang diterima dengan pertemuan 3 kali dalam
seminggu setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu pada pukul 15.30-17.00 wib.
Jumlah pertemuan treatment adalah 22 kali pertemuan untuk treament,
ditambah 2 kali pertemuan untuk melakukan pre-test dan mengambil data rasio
panjang tungkai dengan tinggi badan, serta untuk melakukan post-test.
Waktu tersebut dipilih dengan memperhatikan diluar jadwal kejuaraan
atletik yang diikuti oleh siswa ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1
Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Hal tersebut perlu diperhatikan
karena treatment yang dilakukan selama delapan minggu dengan frekuensi
pertemuan tiga kali dalam seminggu tidak terganggu oleh jadwal kejuaraan
atletik.
B. Jenis dan Desain Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk
pemecahan masalah dengan teknik dan alat tertentu sehingga diperoleh hasil
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2012: 3) metodologi
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan ketentuan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental.
47
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
membandingkan dua perlakuan yang berbeda pada subjek penelitian. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rancangan
faktorial 2x2, yaitu suatu eksperimen faktorial yang menyangkut dua faktor.
Masing-masing faktor terdiri dari dua buah taraf, dengan menggunakan tes
awal (pre-test) dan tes akhir (post-test). Menurut Sudjana (2002: 148)
eksperimen faktorial adalah eksperimen yang hampir atau semua taraf sebuah
faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya
yang ada dalam eksperimen. Rancangan dalam penelitian ini adalah pretest-
posttest design. Data penelitian ini disusun dalam kerangka desain penelitian
dengan rancangan faktorial 2x2 sebagai berikut:
Tabel 1. Kerangka Desain Penelitian
Variabel Manipulatif
Variabel Atributif
Metode Latihan
Drill (a1)
Metode Latihan
Interval (a2)
Rasio Tungkai Tinggi (b1) a1b1 a2b1
Rasio Tungkai Rendah (b2) a1b2 a2b2
Keterangan:
A1B1 : Kelompok siswa ekstrakurikuler atletik memiliki rasio tungkai
kategori tinggi dilatih menggunakan metode latihan drill.
A2B1 : Kelompok siswa ekstrakurikuler atletik memiliki rasio tungkai
kategori tinggi dilatih menggunakan metode latihan interval.
A1B2 : Kelompok siswa ekstrakurikuler atletik memiliki rasio tungkai
kategori rendah dilatih menggunakan metode latihan drill.
A2B2 : Kelompok siswa ekstrakurikuler atletik memiliki rasio tungkai
kategori rendah dilatih menggunakan metode latihan interval.
Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan awal
kecepatan lari 50 meter pada tes awal. Setelah tes hasil awal dirangking, subjek
48
yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok 1
dan kelompok 2. Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi
perlakuan merupakan kelompok yang seimbang. Apabila pada akhirnya
terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang
diberikan.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2011: 215) populasi diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa ekstrakurikuler atletik nomor lari SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan
Candimulyo Kabupaten Magelang yang berjumlah 36 orang.
2. Sampel
Menurut Arikunto (2010: 131) sampel adalah sebagian atau wakil
dari populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa
ekstrakurikuler atletik SD Negeri Surodadi 1 Kecamatan Candimulyo
Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2015/2016 sebanyak 36 siswa.
Kemudian dilakukan tes awal kecepatan lari 50 meter, kemudian dilakukan
pengukuran rasio panjang tungkai dengan tinggi badan. Oleh karena
keterbatasan penelitian, maka untuk pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan secara bertahap dan berdasarkan kriteria yang diterapkan.
49
a. Setelah data rasio panjang tungkai dengan tinggi badan terkumpul,
langkah pertama adalah mengidentifikasi kelompok atas dan bawah
dengan menggunakan skor data tes rasio panjang tungkai dengan tinggi
badan secara keseluruhan. Menurut Baumgarter, et al (2006: 463) sampel
yang digunakan adalah bagian atas 27% dan bawah 27% dari skor
keseluruhan setelah diurutkan dari yang tinggi ke yang rendah. Sehingga
diperoleh data rasio panjang tungkai dengan tinggi badan kategori tinggi
yaitu 27% x 36 = 9,72 dibulatkan menjadi 10. Kemudian data rasio
panjang tungkai dengan tinggi badan kategori rendah sebanyak 10 orang.
b. Tahap selanjutnya membagi kelompok secara ordinal pairing, sehingga
diperoleh pembagian kelompok metode latihan sebagai berikut:
Tabel 2. Pengelompokan Sampel Penelitian
Metode Latihan
Rasio
Panjang Tungkai
dengan Tinggi Badan
Metode
Drill
Metode
Interval
Jumlah
Rasio Tinggi 5 5 10
Rasio Rendah 5 5 10
Jumlah 10 10 20
Dengan demikian diperoleh total sampel 20 siswa/atlet, untuk
kelompok eksperimen metode latihan drill dengan rasio panjang tungkai
dengan tinggi badan kategori tinggi berjumlah 5 orang, dan rasio panjang
tungkai dengan tinggi badan kategori rendah berjumlah 5 orang.
Sedangkan untuk kelompok eksperimen metode latihan interval yang
memiliki rasio panjang tungkai dengan tinggi badan kategori tinggi
50
berjumlah 5 orang, dan rasio panjang tungkai dengan tinggi badan
kategori rendah berjumlah 5 orang.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Menurut Narbuko & Achmadi (2007: 122) variabel adalah faktor-faktor
yang berperan dalam peristiwa dan gejala-gejala yang akan diteliti. Jenis
variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat. “Variabel
bebas merupakan kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh
peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan
fenomena yang diobservasi” (Narbuko & Achmadi 2007: 119). “Variabel
terikat merupakan kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika
penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas” (Narbuko
& Achmadi 2007: 119). Adapun definisi variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (Independent)
a. Variabel bebas manipulatif terdiri dari dua metode latihan, yaitu metode
latihan drill dan metode latihan interval.
1) Definisi operasional metode latihan drill
Metode latihan drill adalah metode dalam latihan dengan
melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh
dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau
menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi kebiasaan yang
bersifat permanen. Metode latihan drill dalam penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2016 sampai 17 Maret 2016.
51
Frekuensi 3x/minggu dilaksanakan selama 8 minggu, dalam setiap
latihan membutuhkan durasi 90 menit. Jumlah siswa kelompok latihan
drill terdiri dari 10 siswa ekstrakurikuler atletik. Dilakukan dengan
pengulangan materi lari jarak 20m dalam suatu sesi latihan dengan
repetisi tertentu. Kemudian sesuai dengan prinsip latihan over load
training jarak lari ditingkatkan menjadi 30m, 40m atau 50m pada sesi
latihan berikutnya.
2) Definisi operasional metode latihan interval
Metode latihan interval adalah bentuk latihan yang
memberikan jeda di sela-sela aktivitas fisik. Misalnya, dengan
mengubah kecepatan setiap menit secara bertahap adanya istirahat
yang diselingkan pada waktu melakukan latihan. Istirahat diantara
latihan tersebut dapat berupa istirahat pasif atau pun aktif. Interval
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode latihan interval
bertujuan untuk meningkatkan kecepatan lari sejauh 50 meter siswa
SD Negeri Surodadi 1 Candimulyo Magelang.
Metode latihan interval dalam penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 26 Januari 2016 sampai 17 Maret 2016. Frekuensi 3x/minggu
dilaksanakan selama 8 minggu, dalam setiap latihan membutuhkan
durasi 90 menit. Jumlah siswa kelompok latihan interval terdiri dari
10 siswa ekstrakurikuler atletik. Dilakukan dengan memberikan
materi lari jarak 10m, 20m, 30m dalam suatu sesi latihan dengan
interval waktu tertentu setiap pergantian jarak lari. Kemudian sesuai
52
dengan prinsip latihan over load training jarak lari ditingkatkan
menjadi 30m, 40m, 50m pada sesi latihan berikutnya.
b. Variabel bebas atributif dalam penelitian ini adalah rasio panjang tungkai
dengan tinggi badan yang terdiri dari rasio tinggi dan rasio rendah.
Definisi operasional dari rasio panjang tungkai dengan tinggi badan
adalah perbandingan prosentase ukuran anthropometrik jarak vertikal
antara telapak kaki sampai dengan pangkal paha dengan jarak vertikal
antara telapak kaki sampai dengan ujung kepala yang diukur dengan cara
berdiri tegak. Pengukuran rasio panjang tungkai dengan tinggi badan
dilakukan dengan testee berdiri lurus tanpa sepatu, lutut lurus, telapak
kaki menempel pada lantai. Untuk mengetahui rasio panjang tungkai
dengan tinggi badan digunakan alat pengukur panjang dengan satuan
ketelitian sampai centimeter.
2. Variabel Terikat (Dependent)
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kecepatan lari 50 meter.
Menurut Sudjarwo (1993: 20) kecepatan lari adalah kemampuan untuk
bergerak kedepan dengan kekuatan dan kecepatan maksimal yang
dihasilkan oleh banyaknya frekuensi gerakan kaki serta panjang langkah.
Dalam hal ini kecepatan lari 50 meter adalah kemampuan untuk bergerak
kedepan dengan kekuatan dan kecepatan maksimal yang dihasilkan oleh
banyaknya frekuensi gerakan kaki serta panjang langkah sejauh 50 meter
yang diukur dengan waktu tempuh dalam satuan detik. Prosedur
pelaksanaan yaitu siswa melakukan start jongkok dengan salah satu ujung
53
jari kaki sedekat mungkin dengan garis start pada saat aba-aba “bersedia”.
Kemudian pada aba-aba “siap” siswa siap untuk berlari, dan pada aba-aba
“ya”, siswa berlari secepat cepatnya menempuh jarak 50 meter sampai
melewati garis finish. Bersamaan aba-aba “ya”, stopwatch dijalankan
kemudian dihentikan saat siswa melewati garis finish dan dicatat hasil
waktunya. Setiap siswa diberi kesempatan melakukan 2 kali.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes
pengukuran dengan tahapan sebagai berikut: (a) melakukan tes pengukuran
rasio panjang tungkai dengan tinggi badan untuk menentukan kelompok
latihan; (b) melakukan tes awal (pretest) pengukuran kecepatan lari 50 m;
(c) memberikan treatment (perlakuan) kepada kelompok metode latihan; (d)
melakukan tes akhir (posttest) pengukuran kecepatan lari 50 m dan
mengevaluasi hasil.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2011: 148) instrumen adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diminati.
Menurut Arikunto (2010: 203) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya
lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cepat, lengkap, dan
sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
54
a. Pengukuran Rasio Panjang Tungkai dengan Tinggi Badan
Adapun pelaksanaannya adalah: testee berdiri lurus tanpa sepatu,
lutut lurus, telapak kaki menempel pada lantai. Untuk mengetahui rasio
panjang tungkai dengan tinggi badan digunakan alat pengukur panjang
dengan satuan ketelitian sampai centimeter. Tujuan tes ini yaitu untuk
mengukur panjang tungkai dan tinggi badan. Alat untuk melaksanakan
tes ini antara lain: meteran dengan ketelitian sampai centimeter, bidang
datar setinggi 15 cm (kotak papan), serta alat pencatat. Perhitungan rasio
panjang tungkai dengan tinggi badan dapat dilakukan dengan cara
berikut:
)(
)(
cmnTinggiBada
cmgkaiPanjangTunRasio
b. Tes Lari 50 Meter
Tes kecepatan lari 50 meter diukur dengan tes lari 50 meter.
Tujuan tes ini yaitu untuk mengukur kecepatan berlari 50 meter dalam
waktu tertentu. Alat dan fasilitas untuk melaksanakan tes ini antara lain:
(1) lintasan lurus, rata, tidak licin, mempunyai lintasan lanjutan, berjarak