41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) untuk mata pelajaran IPS yang dilaksanakan di kelas V SDN Jogonayan Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester genap (semester II) tahun pelajaran 2012/2013. Berdasarkan lokasinya SD N Jogonayan berada di wilayah pedesaan. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 28 siswa terdiri dari laki-laki 14 siswa dan perempuan 14 siswa. Kondisi sosial ekonomi orang tua/wali siswa sangat bermacam-macam. Ada yang sangat mampu, mampu, ada yang cukup tetapi tidak sedikit juga yang lemah dalam ekonomi. Pekerjaan orang tua/wali siswa sebagian besar adalah pedagang dan petani, tetapi mayoritas pekerjaan petani. Penelitian dilakukan di SD N Jogonayan dengan alasan dan pertimbangan di SD tersebut belum pernah menjadi tempat penelitian tindakan kelas, khususnya dalam mata pelajaran IPS dengan model pembelajaran TPS menggunakan pendekatan inkuiri. 3.2 Variabel Penelitian Hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh dari 40% skor non tes yang terdiri dari observasi (pengamatan) berfikir individu, diskusi berpasangan dengan teman, ketika berbagi jawaban dalam diskusi kelas, dan melakukan langkah-langkah dalam inkuiri serta 60% skor tes formatif. Dapat diperoleh dengan rumus : Hasil Belajar (HB) = 40 % skor Non Tes (pengamatan berfikir individu, diskusi berpasangan, berbagi jawaban di kelas, langkah-langkah dalam Inkuiri) + 60 % skor Tes Formatif
14
Embed
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/4/T1_292009119_BAB III.pdf · kelas 4 3 2 1 24 Menumbuhkan keceriaan dan semangat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
41
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) untuk mata pelajaran IPS yang dilaksanakan di kelas V SDN
Jogonayan Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang semester II Tahun Pelajaran
2012/2013. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester genap
(semester II) tahun pelajaran 2012/2013.
Berdasarkan lokasinya SD N Jogonayan berada di wilayah pedesaan.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 28 siswa terdiri dari laki-laki
14 siswa dan perempuan 14 siswa. Kondisi sosial ekonomi orang tua/wali siswa
sangat bermacam-macam. Ada yang sangat mampu, mampu, ada yang cukup
tetapi tidak sedikit juga yang lemah dalam ekonomi. Pekerjaan orang tua/wali
siswa sebagian besar adalah pedagang dan petani, tetapi mayoritas pekerjaan
petani.
Penelitian dilakukan di SD N Jogonayan dengan alasan dan pertimbangan di
SD tersebut belum pernah menjadi tempat penelitian tindakan kelas, khususnya
dalam mata pelajaran IPS dengan model pembelajaran TPS menggunakan
pendekatan inkuiri.
3.2 Variabel Penelitian
Hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh dari 40% skor non tes
yang terdiri dari observasi (pengamatan) berfikir individu, diskusi
berpasangan dengan teman, ketika berbagi jawaban dalam diskusi kelas,
dan melakukan langkah-langkah dalam inkuiri serta 60% skor tes formatif.
Dapat diperoleh dengan rumus :
Hasil Belajar (HB) = 40 % skor Non Tes (pengamatan berfikir individu, diskusi berpasangan, berbagi jawaban di kelas, langkah-langkah dalam Inkuiri) + 60 % skor Tes Formatif
42
Model pembelajaran Think Pair Share dengan pendekatan inkuiri adalah
suatu rangkaian belajar siswa secara individu berfikir (think), berpasangan
(pairs), dan bebagi jawaban dalam keseluruhan kelas (share) yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga siswa dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model penelitian tindakan
dari Kurt Lewin yang dimodifikasi oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto
(2010 : 131) bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang
juga menunjukkan langkah, yaitu : a). Perencanaan atau planning, b). tindakan
atau acting, c). pengamatan atau observing, dan d). refleksi atau reflecting.
Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau
kegiatan berulang. ‘Siklus’ inilah yang sebetulnya menjadi salah satu ciri utama
dari penelitian tindakan, yaitu bahwa penelitian tindakan harus dilaksanakan
dalam bentuk siklus, bukan hanya satu kali intervensi saja.
Kemmis dan McTaggart memandang komponen sebagai langkah dalam
siklus, sehingga keduanya menyatukan dua komponen yang ke-2 dan ke-3, yaitu
tindakan (acting) dan pengamatan (observing) sebagai satu kesatuan. Hasil dari
pengamatan ini kemudian dijadikan dasar sebagai langkah berikutnya, yaitu
refleksi-mencermati apa yang sudah terjadi-(reflecting). Dari terselesaikannya
refleksi lalu disusun sebuah modifikasi yang diaktualisasikan dalam bentuk
rangkaian tindakan dan pengamatan lagi, begitu seterusnya.
Mengacu dari Kemmis dan Mc Taggart, Hubungan antara Kegiatan
tindakan dan observasi digabung dalam satu waktu, yaitu pada saat dilaksanakan
tindakan sekaligus dilaksanakan observasi. Rencana tindakan yang akan dilakukan
oleh peneliti yaitu PTK menggunakan model spiral dari Kemmis dan McTarggart
dengan menggunakan 3 siklus. Di dalam setiap siklus terdapat 3 tahap, yaitu: