21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian tanpa hitungan angka-angka. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan hitungan atau statistik dan menjelaskan holistik-konstektual melalui pengumpulan data (Sugiarto, 2015:8). Penelitian ini peneliti berusaha meneliti dan melakukan observasi pada lapangan. Penelitian memusatkan pada deskripsi data berupa kalimat-kalimat yang memiliki arti mendalam pada temuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang menekankan pada pengumpulan dalam bentuk kata-kata, gambar, dan kalimat. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian etnografi atau penelitian sosiolinguistik. Penelitian sosiolinguistik adalah khusus memperhatikan cara yang berbeda dari suatu bahasa yang berhubungan dengan konteks sosial (Ihromi, 2006:10). Penelitian etnografi salah satu rancangan untuk meneliti pola perilaku kyai/ustad dan santri dalam pembelajaran agama di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong. Etnografi dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan interaksi kyai/ustad dan bahasa yang mereka gunakan. Sehubungan dengan topik penelitian akan memaparkan atau memberikan gambaran mengenai bentuk campur kode dan fungsi penggunaan campur kode dalam proses belajar-mengajar agama di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
12
Embed
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/46093/4/BAB III.pdf · Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian etnografi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif adalah penelitian tanpa hitungan angka-angka. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan hitungan atau statistik dan
menjelaskan holistik-konstektual melalui pengumpulan data (Sugiarto, 2015:8).
Penelitian ini peneliti berusaha meneliti dan melakukan observasi pada lapangan.
Penelitian memusatkan pada deskripsi data berupa kalimat-kalimat yang memiliki
arti mendalam pada temuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif yang menekankan pada pengumpulan dalam bentuk kata-kata, gambar,
dan kalimat.
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian
etnografi atau penelitian sosiolinguistik. Penelitian sosiolinguistik adalah khusus
memperhatikan cara yang berbeda dari suatu bahasa yang berhubungan dengan
konteks sosial (Ihromi, 2006:10). Penelitian etnografi salah satu rancangan untuk
meneliti pola perilaku kyai/ustad dan santri dalam pembelajaran agama di Pondok
Pesantren Zainul Hasan Genggong. Etnografi dalam penelitian ini untuk
mendeskripsikan interaksi kyai/ustad dan bahasa yang mereka gunakan.
Sehubungan dengan topik penelitian akan memaparkan atau memberikan
gambaran mengenai bentuk campur kode dan fungsi penggunaan campur kode
dalam proses belajar-mengajar agama di Pondok Pesantren Zainul Hasan
Genggong Probolinggo.
22
3.2 Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini berfungsi sebagai instrumen
sekaligus pengumpulan data serta dokumentasi. Kehadiran peneliti dalam
penelitian ini untuk keilmiahan data diperoleh pada saat di lapangan. Oleh karena
itu, dalam proses pengumpulan data peneliti mengamati sedetail mungkin dalam
proses pengambilan data.
3.3 Lokasi Penelitian
Pesantren Zainul Hasan Genggong merupakan cita-cita mulia dan luhur
didasarkan tanggung jawab secara keilmuan. Melihat realitas masyarakat (kaum
awam) sama sekali tidak mengenal ilmu pengetahuan agama. Kehidupan
masyarakat yang sering melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Allah SWT.
Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong adalah tempat peneliti
melakukan penelitian. Pesantren Zainul Hasan Genggong adalah terletak di Desa
Karangbong Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo. Area Pondok
Pesantren Zainul Hasan Genggong putri dan putra seluas 86 Ha, sedangkan area
pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi seluas 20 Ha. Peneliti menggunakan
lokasi ini karena memperoleh data-data yang sesuai dan menjawab persoalan
rumuasan masalah yang diajukan.
Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo atau lebih dikenal dengan
sebutan Pondok Genggong adalah Yayasan Pendidikan Pesantren dibagngun pada
tahun 1893 oleh Almarhum KH. Zainul Abidin dari keturunan Maghribi, Maroko
Afrika. Ajaran yang diterapkan pada pondok Genggong diantaranya pembelajaran
agama kitab, SKI, Aqidah Ahlak, Al-qur’an Hadits, Fiqih, Kaligrafi, Sholawatan,
23
Tilawah, Mengaji, Tajwid, dll. Status pondok Genggong adalah milik yayasan.
Pondok Genggong memiliki 10 cabang pondok yang terletak di Probolinggo.
Jumlah ustad yang mengajar di Pondok Genggong sebanyak 200 ribu ustad dan
ustazah dan 30 pengasuh dan penasihat. Lembaga pendidikan di pondok
Genggong dari tingkat PAUD sampai Perguruan Tinggi. Santri di pondok
Genggong setiap ajaran baru hampir mencapai 3.000 santri baru.
3.4 Data dan Sumber Data
Kesalahan dalam mendapatkan data, maka data yang diperoleh akan
menyimpang. Sumber data dalam penelitian ini meliputi dua hal yaitu sekunder
dan primer. Sumber data primer yang diperoleh langsung dari objek yaitu
percakapan antara kyai/ustad dan santri pada saat pembelajaran agama di kelas
maupun di masjid. Sumber data sekunder dalam penelitian ini dikelompokkan ke