-
20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
PTK mengandung tiga arti yaitu penelitian, tindakan, dan kelas.
PTK merupakan
penelitian yang di lakukan untuk memperbaiki pembelajaran di
kelas yang kurang
efektif dan di perbaiki menjadi lebih mudah di mengerti oleh
siswa. Penelitian ini
merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk
berbagai kegiatan
yang di lakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajaran di
kelas (Slameto, 2015:48). Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui hasil belajar
siswa kelas IV SD N Salatiga 09. Peneliti sebagai perancang dan
membuat RPP
untuk mempersiapkan penelitian, dan menyiapkan kebutuhan siswa
yang di
perlukan, baik media belajar dan fasilitas lainnya. Sedangkan
guru kelas bertugas
mengawasi pembelajaran di kelas.
3.2 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
3.2.1 Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 09 Kota Salatiga.
Sekolah
ini beralamat di Jalan Diponegoro Nomor 12 Salatiga bersebelahan
dengan SD
Salatiga 02 dan berseberangan dengan SD Salatiga 01. Letaknya
berada di tengah
kota dengan wilayah yang mudah dijangkau. SD Negeri Salatiga 09
memiliki
jumlah siswa sebanyak 229 siswa. Personalia di SDN Salatiga 09
terdiri dari 14
orang yaitu kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama Islam, 2
guru Bahasa
Inggris, 1 guru olah raga, 2 guru ekstrakulikuler, serta 1
penjaga sekolah.
3.2.2 Karakteristik Subyek Penelitian
Kelas IV dipilih sebagai subyek penelitian karena hasil belajar
Matematika
masih rendah khususnya pada materi FPB dan KPK. Siswa kelas IV
berjumlah 44
orang yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 23 siswa
perempuan. Pelaksanaan
penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga
09 Kecamatan
-
21
Sidorejo Kota Salatiga Semester 2 Tahun ajaran 2016/2017.
Karakteristik
siswa pada kelas IV SD Negeri Salatiga 09 berbeda-beda mulai
dari umur, minat
kemampuan, kebiasaan dan cara berpikir. Kondisi sosial ekonomi
orang tua/wali
juga beragam dikarenakan letak sekolah yang berada di wilayah
perkotaan/tengah
kota maka ada yang siswa yang dari keluarga menengah sampai
atas.
Siswa kelas IV rata-rata berumur 9-10 tahun, menurut Piaget
umur
tersebut berada pada tahap berpikir operasional kongkrit yaitu
antara 7-11 tahun
dimana siswa dapat memahami hal-hal yang logis menggunakan
bantuan benda
konkret. Tahap perkembangan berpikir ini sangat sesuai untuk
siswa melakukan
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Belajar
menggunakan
pengamatan sangat penting dan menjadi dasar dalam menuntut
proses berpikir
anak, berbeda dengan perbuatan melihat yang hanya melibatkan
mata,
pengamatan melibatkan seluruh indra, menyimpan kesan lebih lama
dan
menimbulkan sensasi yang membekas pada siswa. Oleh karena itu
dalam belajar
diupayakan siswa harus mengalami sendiri dan terlibat langsung
secara realistik
dengan objek yang dipelajari. Piaget meyakini bahwa belajar
adalah proses
regulasi diri dan anak akan menciptakan sendiri sensasi perasaan
mereka terhadap
realitas.
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Bebas dan Variabel Terikat
1. Variabel tindakan (X) merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel
lain yang sifatnya berdiri sendiri atau sering disebut dengan
variabel
independent/bebas. Variabel bebasnya adalah penggunaan Quantum
Teaching
yang diberikan oleh guru untuk mengatasi masalah pembelajaran di
kelas.
2. Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel
lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar
matematika siswa.
Hasil Belajar Siswa yaitu tingkat pemahaman atau keterampilan
siswa yang
diperoleh dari hasil belajar. Dengan demikian hasil belajar
siswa adalah tingkat
pemahaman siswa atau tingkat keterampilan siswa yang diukur
dengan pemberian
skor atau nilai.
-
22
3.4 Rencana Tindakan
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dua siklus
yang
dipergunakan adalah model Kemmis & Mc Taggart. Dalam satu
siklus yang
terdiri 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4)
refleksi. Segala
hambatan dan keberhasilan pelaksanaan tindakan pada siklus
pertama harus
diobservasi, dievaluasi dan kemudian di refleksi untuk merancang
tindakan pada
siklus berikutnya. Tindakan pada siklus ke dua merupakan
perbaikan dari siklus
pertama. Prosedur tindakan digambarkan pada bagan berikut :
Gambar 3.1 : Model Kemmis dan Taggart
Kemmis & McTaggart dalam Abdulhak (2011 : 160)
Pada penelitian ini rencana tindakan dalam beberapa siklus yang
setiap
siklus terdiri dari tiga kali pertemuan, dua pertemuan untuk
pembelajaran dengan
model pembelajaran Quantum Teaching sedang satu pertemuannya
digunakan
untuk evaluasi. Apabila proses pembelajaran pada siklus satu
belum tuntas atau
belum mencapai hasil yang diharapkan maka peneliti akan
melanjutkan ke tahap
siklus 2 dan seterusnya yang disesuaikan pada refleksi siklus
sebelumnya.
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara
bertahap.
-
23
3.4.1 Deskripsi Siklus I
Pada deskripsi siklus ini akan diadakan tentang tahap
perencanaan, tahap
pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi.
Pada kegiatan
siklus I dibagi menjadi 3 kali pertemuan, pertemuan pertama dan
kedua
berlangsung selama 2x35 menit, dan pertemuan ketiga berlangsung
selama 4x35
menit.
3.4.1.1 Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan peneliti membuat rencana sebagai berikut
:
1. Menelaah materi pembelajaran Matematika kelas IV yaitu
dengan
mengkaji Kompetensi Dasar dan mencari sumber-sumber belajar
yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tiga kali
pertemuan
sesuai dengan sintaks metode pembelajaran dan indikator yang
telah
dikaji, sesuai dengan KD 3.6 Menjelaskan dan menentukan
faktor
persekutuan, faktor persekutuan terbsar (FPB), kelipatan
persekutuan,
kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan
dengan
kehidupan sehari-hari. Indikator 1) menghitung/mencari
faktor
persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan berkaitan, 2)
mencari FPB
dari bilangan yang ditentukan sekurangnya dua bilangan
dengan
menggunakan himpunan faktor persekutuan dan pohon faktor, 3)
menghitung/mencari kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari
dua
bilangan berkaitan dengan menggunakan himpunan kelipatan
persekutuan
dan pohon faktor, 4)menentukan soal cerita yang berkaitan dengan
FPB
dan KPK. (RPP terlampir)
3. Menyiapkan media atau alat peraga dan reward yang akan
digunakan saat
pembelajaran berlangsung.
4. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes objektif.
-
24
3.4.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat
yaitu dengan menggunakan model Quantum Teaching. Penelitian ini
dilaksanakan
dalam satu siklus. Satu siklus dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan, dua
pertemuan untuk membahas materi dan satu pertemuan untuk
mengukur
keberhasilan pembelajaran yaitu melalui tes evaluasi.
Pada kegiatan observasi / pengamatan saat tindakan atau
proses
pembelajaran guru kelas, guru sebagai observer. Observer
membantu dalam
pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan peneliti apakah
sudah berjalan
sesuai dengan metode yang digunakan atau belum. Akan tetapi jika
siklus 1 tujuan
pembelajaran belum berhasil secara maksimal maka akan
dilanjutkan pada siklus
II.
3.4.1.3 Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan setelah pembelajaan di terapkan. Refleksi
bertujuan
untuk mengoreksi atau melihat hal-hal yang perlu ditingkatkan
atau perlu
diperbaiki setelah melakukan pembelajaran. Disinilah perlu
dilihat kesalahan yang
perlu diperbaiki selama mengajar. Selain kesalahan dalam
pembelajaran refleksi
juga memuat tentang hal-hal yang sudah baik dan perlu
ditingkatkan pada
pembelajaran selanjutnya agar hasil pembelajaran yang dilakukan
menjadi lebih
baik dari sebelumnya.
3.4.2 Deskripsi Siklus II
Pada deskripsi siklus II ini merupakan upaya perbaikan dari
siklus I yang
akan di uraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pelaksanaan
observasi, dan refleksi. Kegiatan pada siklus II ini dibagi
menjadi tiga kali
pertemuan, pertemuan pertama dan kedua berlangsung selama 2x35
menit, dan
pertemuan ketiga berlangsung selama 4x35 menit.
-
25
3.4.2.1 Tahap perencanaan
Tindakan pembelajaran pada siklus II merupakan hasil tindak
lanjut dan
upaya perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I.
Dalam tahap perencanaan rencana yang akan dilakukan sebagai
berikut :
1. Menelaah materi pembelajaran Matematika kelas IV yaitu dengan
mengkaji
Kompetensi Dasar dan mencari sumber-sumber belajar yang sesuai
dengan
tujuan pembelajaran.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tiga kali
pertemuan
sesuai dengan sintaks metode pembelajaran dan indikator yang
telah dikaji.
KD 4.6 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan faktor
persekutuan,
faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan persekutuan, dan
kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan
kehidupan
sehari-hari. Indikator 1) menghiung/ mencari kelipatan
persekutuan terkecil
(KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan menggunakan himpunan
kelipatan
persekutuan dan pohon faktor, 2) mencari FPB dari bilangan yang
ditentukan
sekurang-kurangnya dua bilangan dengan menggunakan himpunan
faktor
persekutuan dan pohon faktor, 3) siswa mampu menyelasaikan
masalah yang
berkaitan dengan FPB dan KPK, 4) siswa mampu menghitung/mencari
faktor
persekutuan terbesar (FPB) dari tiga bilangan berkaitan, 4)
siswa mampu
menghitung/mencari kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari
tiga bilangan
berkaitan. (RPP terlampir)
3. Menyiapkan media atau alat peraga dan reward yang akan
digunakan saat
pembelajaran berlangsung.
4. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes objektif.
3.4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat
sebelumnya yaitu dengan menggunakan model Quantum Teaching.
Sebelum
melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama maka
perlu
menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran
seperti membuat
-
26
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model
Quantum
Teaching.
Pada kegiatan observasi / pengamatan saat tindakan atau
proses
pembelajaran guru kelas, guru sebagai observer. Observer
membantu dalam
pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan peneliti apakah
sudah berjalan
sesuai dengan metode yang digunakan atau belum.
3.4.2.3 Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi ini di lakukan setelah melakukan tahap
tindakan dan
tahap observasi, dan siswa melakukan tahap refleksi. Pada
kegiatan refleksi ini di
gunakan untuk menganalisis hasil dan mengkaji hasil berdasarkan
dokumentasi,
lembar observasi, dan tes evaluasi yang telah di lakukan.
Tahap-tahap refleksi ini
adalah (1) mengkaji hasil pengamatan yang sudah di lakukan oleh
observer, (2)
menganalisis keberhasilan dan kelemahan siswa saat belajar
dengan melalui
penerapan model Quantum Teaching, (3) mencatat daftar
permasalahan yang
terjadi pada saat siklus I, (5) melakukan siklus II untuk
memperbaiki siklus I
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang dijadikan acuan dalam penelitian,
maka
perlu menggunakan teknik observasi, wawancara, dan tes.
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang baik jika
di
bandingkan dengan kuisioner dan wawancara. Sugiono (2012:45)
mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang
kompleks,
suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis.
Dua diantara yang terpenting adalah pengamatan dan ingatan.
Pada
penelitian ini observasi pada kegiatan pembelajaran di lakukan
untuk
melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
Quantum
Teaching. Observasi dilakukan di kelas IV SD Negeri Salatiga
09
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester II tahun pelajaran
2016/2017.
-
27
b. Teknik Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada guru kelas untuk memperoleh informasi mengenai karakter
siswa
dan hasil belajar siswa sebelum melakukan penelitian tindakan
kelas.
c. Teknik Tes
Menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) tes adalah untuk
mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian
seseorang.
Jadi tes yang di gunakan untuk mengetahui seberapa jauh
kemampuan
siswa dalam penguasaan materi pelajaran yang telah disampaikan
oleh
guru serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan
metode
Quantum Teaching. Tes ini di lakukan pada saat siklus I
pertemuan ketiga
dan pada siklus II pertemuan ke tiga. Tes ini berbentuk
instrumen tes yang
terdiri dari soal yang berupa pilihan ganda dan essay. Dalam
penelitian ini
digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada ranah
kognitif.
3.5.2 Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang diperlukan maka penelitian
memerlukan
instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang
digunakan
peneliti dalam penelitian ini terdiri dari instrumen lembar
observasi penerapan
model Quantum Teaching dan instrumen tes untuk siklus 1 dan
siklus 2.
A. Instrumen Observasi penerapan metode Quantum Teaching
Observasi digunakan untuk mengetahui pelaksanan pembelajaran
dengan menggunakan metode Quantum Teaching. Observer
bertugas
untuk melakukan pengamatan dan penilaian terhadap pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran dengan metode Quantum Teaching. Melalui
pengisian
lembar observasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
metode
Quantum Teaching peneliti dapat mengetahui proses belajar
mengajar.
Kisi-kisi lembar observasi sesuai dengan langkah-langkah
metode
Quantum Teaching. Dalam penelitian ini lembar observasi diisi
oleh
observer sesuai dengan keadaan saat pembelajaran
berlangsung.
-
28
B. Instrumen Tes Siklus 1 dan Siklus II
Instrumen tes digunakan untuk mengukur keberhasilan
pembelajaran
dengan metode Quantum Teaching. Dalam instrumen tes dibuat
terlebih
dahulu kisi-kisi soal evaluasi dengan melihat kata kerja
operasional.
Rancangan kisi-kisi soal tersebut dibuat untuk 2 siklus .
-
29
KISI-KISI INSTRUMEN TES SIKLUS I
MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV “MATERI FPB dan KPK “
Nama Sekolah : SD N Salatiga 09 Jumlah Soal : 40
Kelas : IV Bentuk Soal : PG dan essay
Mata Pelajaran : Matematika
Kompetensi Dasar : 3.6 Menjelaskan dan menentukan faktor
persekutuan, faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan
persekutuan, dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua
bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
Indikator Proses Berpikir
C1 C2 C3 C4
- Menghitung/mencari faktor
persekutuan terbesar (FPB) dari dua
bilangan berkaitan
PG : 1,2,3,4,5
Essay : 5,6
PG : 23,28
- Mencari FPB dari bilangan yang PG : 6,7,
-
30
ditentukan sekurangnya dua bilangan
dengan menggunakan himpunan faktor
persekutuan dan pohon faktor
15,16,21,22,25
- Menghitung/mencari kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari dua
bilangan berkaitan dengan menggunakan
himpunan kelipatan persekutuan dan
pohon faktor.
PG :
8,9,10,11,12,13,
26,27
Essay : 1,2,3,4
PG :
14,17,18,19
- Menentukan soal cerita yang
berkaitan dengan FPB dan KPK
PG :
20,24,29,30
Essay :7,8,9,10
Jumlah 19 13 8
-
31
KISI-KISI INSTRUMEN TES SIKLUS II
MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV “MATERI FPB dan KPK “
Nama Sekolah : SD N Salatiga 09 Jumlah Soal : 40
Kelas : IV Bentuk Soal : PG dan essay
Mata Pelajaran : Matematika
Kompetensi Dasar : 4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan faktor persekutuan, faktor persekutuan terbesar (FPB),
kelipatan persekutuan, dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK)
dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
Indikator Proses Berpikir
C1 C2 C3 C4
- Menghitung/mencari kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari dua
bilangan berkaitan dengan menggunakan
himpunan kelipatan persekutuan dan
pohon faktor.
PG : 1, 2, 5, 6, 12
Essay : 1, 2, 3
- Mencari FPB dari bilangan yang PG : 3, 4, 7, 8, 9,
-
32
ditentukan sekurangnya dua bilangan
dengan menggunakan himpunan faktor
persekutuan dan pohon faktor
10, 11, 13, 22
-Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan FPB dan KPK
PG:
17,18,19,20,21,24,25
,26,27,28,29,30
Essay: 5,6,7,8,9,10
- Menghitung/mencari faktor
persekutuan terbesar (FPB) dari tiga
bilangan berkaitan
PG
:14,15,23
- Menghitung/mencari kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari tiga
bilangan berkaitan
PG : 16
Essay : 4
Jumlah 17 5 18
-
33
3.6 Indikator Kinerja
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti mentargetkan
adanya
keberhasilan pada pembelajaran Matematika kelas IV dengan
rincian sebagai
berikut :
A. Meningkatnya proses pembelajaran Matematika sesuai dengan
langkah-
langkah metode Quantum Teaching yang mencapai kategori sangat
baik.
B. Meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika yaitu
sebesar KKM ≥ 65 siswa mencapai ketuntasan belajar dari jumlah
siswa
secara keseluruhan.
3.7 Uji Reabilitas dan Validitas
Uji reabilitas dan validitas dalam penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui
apakah instrumen yang digunakan sudah reliabel dan valid atau
belum. Jika
instrumen sudah reliabel dan valid maka instrumen tersebut dapat
digunakan
untuk menguji tingkat keberhasilan suatu pembelajaran.
3.7.1 Uji Reabilitas
Reabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari
indikator-indikator sebuah
varibel bentukan yang umum. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk
melihat
konsistensi instrumen. Menurut Sugiyono (2011:184), instrumen
yang reliabel
adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama. Taraf reliabilitas suatu
tes dinyatakan
dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas. Salah
satu koefisien
reliabilitas yang paling sering digunakan adalah alpha-Cronbach.
Pengujian
reliabilitas pada penelitian ini menggunakan program komputer
SPSS 16 for
windows dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analyze.
Batasan untuk
menentukan tingkat reliabilitas instrumen yang dikembangkan oleh
George dan
Mallery (Azwar 2010:29) adalah sebagai berikut :
-
34
Tabel 3.1
Koefisien Reliabilitas Cronbach Alpha
Koefisien Reliabilitas Kategori
α ≤ 0,7 Tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8 Dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 Reliabilitas bagus
α ≤ 0,9 Reliabilitas memuaskan
Tabel 3.2
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.924 40
Tabel 3.3
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.926 40
3.7.2 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan
suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu
mengukur
apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara
tepat. Cara menganalisis validitas dan reabilitas instrumen
menggunakan
-
35
komputer dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16,0
(Statistical
Package Faor Social Sciences) dengan urutan langkah-langkah
yaitu membuka
program SPSS 16,0 kemudian memasukkan data, selanjutnya mengolah
data
dengan cara Analyze-scale-Reliability Analysis-Scale if item
delete-Continue-Ok
dan yang terakhir menganilis output atau hasilnya. Untuk
mengetahui tingkat
validitas instrumen dapat dilihat angka pada Corrected
Item-Total Coporrelation
yang merupakan korelasi antar skor item dengan skor total. Dasar
pengambilan
keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Sugiyono bahwa
suatu item
instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien
corrected item to
total correlation ≥ 0,3 dengan jumlah siswa 37 bila nilai hitung
r dibawah 0,3
maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak
valid, sehingga
harus diperbaiki atau dibuang (Sugiyono, 2011:174).
3.7.3 Uji Validitas Instrumen Tes
Untuk menguji kevalidan soal tersebut, maka peneliti menguji
cobakan soal
tersebut di SD Negeri 02 Bandungan kelas 5, dengan jumlah
peserta tes 37 siswa.
Uji validitas ini menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 16
dengan teknik
Corrected Item Correlation sebesar 0,334. Untuk mencari
koefisien korelasinya,
peneliti menggunakan toleransi kesalahan sebesar 5% atau taraf
kepercayaan
sebesar 95% dengan jumlah siswa (N) 37 siswa, maka nilai rtabel
menghitung nilai
corrected item total correlation dengan menggunakan aplikasi IBM
SPSS Statistic
16. Hasil uji validitas soal kelas V SD Negeri 02 Bandungan
ditampilkan pada
tabel dibawah ini
-
36
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Soal Siklus 1
Indikator Item Soal Valid Soal Tidak
Valid
1. Menghitung/mencari
faktor persekutuan
terbesar (FPB) dari dua
bilangan berkaitan
2. Mencari FPB dari
bilangan yang ditentukan
sekurangnya dua
bilangan dengan
menggunakan himpunan
faktor persekutuan dan
pohon faktor
3. Menghitung/mencari
kelipatan persekutuan
terkecil (KPK) dari dua
bilangan berkaitan
dengan menggunakan
himpunan kelipatan
persekutuan dan pohon
faktor.
4. Menentukan soal cerita
yang berkaitan dengan
FPB dan KPK
PG : 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12,
13, 14, 15,
16, 17, 18,
19, 20, 21,
22, 23, 24,
25, 26, 27,
28, 29, 30,
Essay : 1, 2,
3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10.
PG : , 2, 3, 4, 5,
10, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18,
19, 20, , 22, 23,
24, 25, 26, 28,
29, 30
Essay : 1, 6, 8,
9, 10
PG : 1, 6, 7, 9,
11, 21, 27
Essay :2, 3, 4, 5,
6
Jumlah 40 28 12
-
37
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Soal Siklus II
Indikator Item Soal Valid Soal Tidak
Valid
1. Menghitung/mencari
kelipatan persekutuan terkecil
(KPK) dari dua bilangan
berkaitan dengan
menggunakan himpunan
kelipatan persekutuan dan
pohon faktor.
2. Mencari FPB dari bilangan
yang ditentukan sekurangnya
dua bilangan dengan
menggunakan himpunan
faktor persekutuan dan pohon
faktor
3. Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan FPB dan
KPK
4. Menghitung/mencari faktor
persekutuan terbesar (FPB)
dari tiga bilangan berkaitan
5. Menghitung/mencari
kelipatan persekutuan terkecil
(KPK) dari tiga bilangan
berkaitan
PG : 1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 29,
30,
Essay : 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9,
10.
PG : , 1,2, 3,
4, 5, 6, 7, 8,
12, 13, 14,
15, 16, 17,
18, 19, 20,
21, 22, 23,
24, 25, 29, 30
Essay : 1, 5,
6, 7, 8, 10
PG : 8, 9, 11
, 26, 28, 27
Essay :2, 3,
4, 9
Jumlah 40 30 10
-
38
3.8 Tingkat Kesukaran Soal
Menurut Slameto dalam buku Wardani, dkk (2012: 338) Tingkat
kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik
yang
menjawab betul suatu butir soal. Pada umumnya tingkat kesukaran
soal
berkisar 0 – 1. Tingkat kesukaran sebuah soal bernilai 0 jika
siswa tidak
menjawab benar, sebaliknya tingkat kesukaran sebuah soal
bernilai 1 jika
semua siswa menjawab benar.
Rumus Kesukaran : B / Js
Keterangan :
B = jumlah siswa yang menjawab benar
Js = Jumlah soal
Tingkat kesukaran sebuah soal dapat ditentukan dengan melihat
tabel
mengenai Rentang Nilai Tingkat Kesukaran yang di bagi menjadi
tiga
kategori.
Tabel 3.6
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
Indeks Kesukaran Soal
Interpretasi Kesukaran
0 - 0,3 Sukar
0,31 - 0,7 Sedang
0,71 - 1,0 Mudah
-
39
Tabel 3.7
Hasil Data Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
Jumlah Kesukaran
Sukar 6
Sedang 18
Mudah 16
Tabel 3.8
Hasil Data Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
Jumlah Kesukaran
Sukar 8
Sedang 20
Mudah 12
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan teknik untuk mengolah data
guna
mengetahui keefektifan model pembelajaran yang digunakan. Data
kualitatif
dianalisis dengan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan
hasil pengamatan dan
refleksi dari tiap-tiap siklus. Data kuantitatif dianalisis
dengan analisis diskriptif
komparatif.
Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa
melalui tes
kognitif. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk
objektif pilihan
ganda dan essay.
Hasil ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua
kategori
tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut :
Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data observasi dari
hasil
observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Data kualitatif
yang diperoleh dari
observasi guru selama proses pembelajaran Matematika berlangsung
dan data ini
hanya bersifat sebagai data pendukung. Data observasi
menggunakan skala
-
40
penilaian dengan rentang nilai antara (4,3,2,1) dengan cara
memberi centang (√)
pada kolom skala nilai sesuai indikator skor.
Tabel 3.9
Kriteria Ketuntasan Belajar
Kriteria Ketuntasan Kualifikasi
≥ 65 Tuntas
< 65 Tidak Tuntas