-
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini
akan menguraikan mengenai seting
tempat, seting waktu dan karakteristik subjek penelitian. Seting
tempat akan membahas lokasi atau
tempat dilaksanakannya penelitian, selanjutnya seting waktu
membahas mengenai penentuan
waktu/jadwal penelitian, sementara pada sub judul karakteristik
subjek penelitian akan dibahas
mengenai kondisi siswa kelas 4 yang dijadikan sebagai subjek
penelitian.
3.1.1 Seting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN Bakaran Kulon 01 yang terletak di
Desa Bakaran Kulon 01,
Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Lokasi SDN Bakaran Kulon 01
sangat strategis karena terletak di
tepi jalan dan dekat dengan pemukiman warga, kondisi yang
demikian memudahkan siswa untuk
menjangkau sekolah. Lokasi SDN Bakaran Kulon 01. Sarana dan
prasarana di SDN Bakaran Kulon 01
sudah cukup lengkap. Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini
yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang kepala
sekolah, 1 ruang kantor guru, 1 ruang komputer, 1 ruang UKS, 1
kantin sekolah dan mushola.
b. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada semester I, tahun ajaran 2015/2016 di
SDN Bakaran Kulon 01.
Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender akademik
sekolah karena Penelitian Tindakan
Kelas memerlukan beberapa siklus, masing-masing siklus
dilaksanakan minimal dalam 3 kali
pertemuan. Rincian alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada
tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No Pelaksanaan
Penelitian
September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Proposal PTK
2.
SIKLUS I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
-
20
SIKLUS II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
4. Pelaporan
Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa penelitian tindakan kelas
ini dilaksanakan selama empat
bulan yaitu dari bulan September sampai dengan Desember 2015.
Pada bulan September
dipergunakan oleh peneliti untuk menyusun proposal penelitian.
Perencanaan lain terkait dengan
penelitian dilakukan peneliti pada bulan Oktober, seperti
menyusun instrumen dan uji validitas soal
yang dilakukan di SDN Bakaran Kulon 01. Selanjutnya pada bulan
Oktober peneliti mulai
melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I, dilanjutkan
pelaksanaan siklus II pada bulan
November minggu pertama. Pelaksanaan tindakan penelitian siklus
II mengacu kepada hasil refleksi
dari pelaksanaan tindakan siklus I, pelaksanaan kegiatan
observasi oleh guru observer dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Selanjutnya
pada bulan November minggu ke-4
sampai dengan bulan Desember peneliti mengolah data hasil
penelitian, menyusun laporan penelitian,
konsultasi laporan serta persiapan ujian. Penelitian dilakukan
pada semester ganjil tahun ajar
2015/2016 di SDN Bakaran Kulon 01 Kecamatan Juwana Kabupaten
Pati mulai bulan September
sampai Desember.
3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN Bakaran Kulon 01
Kecamatan Pati Kabupaten
Pati semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa kelas 4
adalah 30, terdiri dari 13 siswa laki-
laki dan 17 siswa perempuan yang memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, mereka terkadang
berbicara sendiri pada waktu guru menerangkan, terkadang sibuk
sendiri dengan permainannya, siswa
memang butuh waktu untuk dapat memahami materi yang diajarkan
guru, dan terkadang siswa kurang
bersemangat dalam menerima pelajaran. Rata-rata orang tua mereka
adalah bekerja petani sehingga
orang tua siswa kurang memperhatikan anaknya dalam belajar.
Objek penelitian ini adalah hasil belajar
IPS pada materi kenampakan alam kabupaten pati dan penggunaan
model pembelajaran NHT tahun
ajaran 2015/2016.
3.2 Variabel yang Diteliti
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu harus menentukan
variabel yang akan diteliti.
Variabel penelitian berfungsi untuk pembeda dalam hubungan
antara variabel yang satu dengan yang
-
21
lainnya. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu:
a. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas sering disebut juga dengan variable independent,
yaitu variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (variabel
terikat). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel terikat, jadi variabel bebas
merupakan gejala yang sengaja
mengikat terhadap variabel terikat (Slameto, 2012:140). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel
bebas adalah model pembelajaran NHT. Model NHT dalam
pembelajaran IPS, berusaha untuk
menguji sampai dimana pemahaman yang dimiliki oleh siswa.
b. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat adalah unsur yang diikat oleh adanya variabel
yang lain, jadi variabel terikat
merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas (Slameto,
2012:140). Sehubungan dengan hal
itu pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah
hasil belajar IPS siswa kelas 4. Hasil
belajar dalam hal ini merupakan nilai yang diperoleh siswa pada
akhir pembelajaran setelah
dilakukan proses pembelajaran sehingga akan diketahui tingkat
keberhasilan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Variabel yang digunakan, mengandung arti bahwa dengan penerapan
model pembelajaran
Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS
siswa kelas 4 SDN Bakaran
Kulon 01.
3.3 Jenis dan Prosedur Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan yang bertujuan untuk
mengembangkan
keterampilan baru atau pendekatan baru dan diterapkan langsung
serta dikaji hasilnya. Prosedur
penelitian dilakukan dengan menyusun langkah-langkah penelitian
mulai dari perencanaan,
pengambilan informasi dan data sampai kepada pengolahan dan
analisis data.
3.3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Menurut Kemmis dan
Mc Taggart (dalam Rafi′uddin, 1996) penelitian tindakan dapat
dipandang sebagai suatu siklus spiral
dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan
(observasi), dan refleksi yang
selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu
untuk memahami terhadap
proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai
akibat dari tindakan yang dilakukan.
Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa
perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap
perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi yang
-
22
dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK
tergantung dari permasalahan-
permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada umumnya lebih dari
satu siklus. PTK yang
dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah pada
umumnya berdasar pada model PTK
ini yaitu merupakan siklus-siklus yang berulang. Menurut Kemmis
(1988), penelitian tindakan adalah
suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para
partisipan dalam situasi-situasi sosial
(termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan
sendiri.
Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif
mengenai praktik dan
situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua hal
pokok dalam penelitian tindakan yaitu
perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan
penelitian tindakan ke dalam tiga area
yaitu; (1) untuk memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan
profesional dalam arti meningkatkan
pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya;
serta (3) untuk memperbaiki
keadaan atau situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan.
Gambar 3.1 Model PTK Kemmis dan Taggart
Berdasarkan cakupan permasalannya, seorang guru akan dapat
menemukan penyelesaian
masalah yang terjadi di kelasnya melalui PTK. Hal ini dapat
dilakukan dengan menerapkan berbagai
ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan. Selain itu,
PTK dilaksanakan secara bersamaan
dangan pelaksanaan tugas utama guru yaitu mengajar di dalam
kelas, tidak perlu harus meninggalkan
siswa. Dengan demikian, PTK merupakan suatu bentuk penelitian
yang melekat pada guru, yaitu
http://4.bp.blogspot.com/-B-ogH57lYUk/T6UuTuo1KCI/AAAAAAAAAS0/l7HbxlBhR9c/s1600/kEMMIS.JPG
-
23
mengangkat masalah-masalah aktual yang dialami oleh guru di
lapangan. Dengan melaksanakan PTK,
diharapkan guru memiliki peran ganda yaitu sebagai praktisi dan
sekaligus peneliti.
Mengacu pada uraian di atas, penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas terhadap siswa
kelas 4 SDN Bakaran Kulon 01, dengan model pembelajaran Number
Head Together (NHT), dengan
desain penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
Desain Penelitian
Keterangan :
: Tindakan Siklus I
: Tindakan Siklus II
Gambar 3.2 Desain Penelitian
Guru mengidentifikasi
hasil belajar IPS
Guru merencanakan kegiatan
pembelajaran, yang dapat
memperbaiki kelemahan pada
kegiatan pembelajaran
sebelumnya
Guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran menerapkan model
pembelajaran NHT
observasi Melakukan evaluasi untuk
mengetahui keberhasilan dan
kelemahan kegiatan pembelajaran
Merencanakan kegiatan
pembelajaran IPS dengan
menekankan peningkatan
keaktivan siswa kurang/lemah
pada siklus pembelajaran
sebelumnya
Guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran menerapkan model
pembelajaran NHT dengan
menekankan peningkatan keaktivan
siswa
observasi Melakukan evaluasi untuk
mengetahui keberhasilan dan
kelemahan kegiatan pembelajaran
-
24
3.3.2 Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap
siklus dilaksanakan sesuai
dengan perubahan yang dicapai.
Perencanaan
- Guru menyusun RPP untuk mempersiapkan perencanaan
pembelajaran
- Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi
dengan cara menyusun dan
mengisi kolom pernyataan aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran untuk siswa dan
teman sejawat untuk mengamati selama proses pembelajaran
berlangsung.
Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang telah
disusun. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
- Membuka pelajaran dengan salam
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan apersepsi
- Guru melaksanakan pembelajaran dengan model Number Head
Together (NHT)
- Membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi
siswa
- Membantu siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok
- Memberikan evaluasi
- Membuat kesimpulan bersama-sama siswa
- Menutup pembelajaran
Observasi
Observasi dilakukan melalui lembar pengamatan dengan cara
mengamati dan mengisi setiap
kolom sesuai dengan pernyataan yang sudah disusun. Teknik
observasi digunakan untuk mengamati
dan mengetahui bagaimana antusias siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran, penyabaran
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta kegiatan guru
dalam pembelajaran.
Refleksi
Hasil perenungan terhadap proses siklus I, guru mengadakan
refleksi dengan mempelajari data
yang telah dikumpulkan dan mengambil simpulan hasil pembelajaran
yang telah dilakukan pada siklus
I untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ditemui.
Kekurangan pada siklus I akan dijadikan
acuan pada pembelajaran siklus II.
-
25
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dengan hasil belajar
IPS khususnya tentang kenampakan alam kabupaten pati
menggunakan:
a) Tes
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes kemampuan peserta didik
dalam menyelesaikan soal tentang kenampakan alam kabupaten pati.
Tes digunakan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang
dilakukan akhir kegiatan pada
tiap siklus dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek
penelitian.
b) Observasi atau Pengamatan
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan
menggunakan instrumen observasi
terhadap kegiatan mengajar guru dan kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran.
c) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik
metode ini peneliti
menggunakan untuk memperoleh data awal tentang siswa, nilai
hasil ulangan siswa kelas 4 di SDN
Bakaran Kulon 01.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan hasil belajar IPS adalah:
a) Tes
Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data pada
penelitian ini berupa tes kemampuan
menjawab pertanyaan dalam bentuk soal. Evaluasi berupa tes
tertulis berbentuk pilihan ganda dan
uraian. Kisi – kisi instrumen hasil belajar IPS kelas 4 siklus I
dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar IPS Kelas 4 Siklus I
Standar Kompetensi
Kompetensi
dasar
Indikator
Item soal
No
Soal
Jenis
tes
1. Memahami sejarah
kenampakan alam dan
keragaman suku
bangsa di lingkungan
Kabupaten/Kota dan
1. Mendiskripsikan
kenampakan
alam di
lingkungan
Kabupaten / kota
1. Siswa mengetahui cara
menangkap ikan dengan aman
2. Siswa dapat mengetahui tempat
yang cocok untuk pertanian
1
2
PG
PG
3. Siswa dapat mengetahui jalur 3 PG
-
26
Propinsi
dan Propinsi serta
hubungannya
dengan
keragaman sosial
dan budaya
pegunungan yang ada di jawa
tengah
4. Siswa dapat mengetahui nama
dataran dengan ketinggian lebih dari
700m dpl.
5. Siswa dapat menyebutkan akibat
dari hutan gundul
4
5
Isian
Isian
6. Siswa dapat menyebutkan
material yanag dikeluarkan saat
gunung meletus
6
Isian
7. Siswa dapat menyebutkan
pengertian dari kenampakan alam
8. Siswa dapat menyebutkan batas-
batas wilayah Kabupaten Pati
7
8
Uraian
Uraian
Jumlah 8
Tabel. 3.3
Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar IPS kelas 4 SD Siklus II
Standar Kompetensi
Kompetensi
dasar
Indikator
Item soal
No
Soal
Jenis
tes
1. Memahami sejarah
kenampakan alam dan
keragaman suku
bangsa di lingkungan
Kabupaten/Kota dan
Propinsi
1. Mendiskripsikan
kenampakan
alam di
lingkungan
Kabupaten / kota
dan Propinsi serta
hubungannya
dengan
1. Siswa dapat menyebutkan nama
Pabrik kacang di kabupaten Pati
2. Siswa dapat menyebutkan salah
satu hasil produksi dari Kabupaten
Pati
1
2
PG
PG
3. Siswa dapat menyebutkan nama
kecamatan di Kabupaten Pati yang
tidak menghasilkan tebu
3
PG
-
27
keragaman sosial
dan budaya 4. Siswa dapat menyebutkan nama
perkebunan kopi yang terkenal di
Kabupaten Pati
5. Siswa dapat menyebutkan letak
lokasi pariwisata gua Pancur.
4
5
Isian
Isian
6. Siswa dapat menyebutkan nama
pabrik gula di Kabupaten Pati
6
Isian
7. Siswa dapat menyebutkan nama
Kecamatan yang mengahasilkan
tebu
8. Siswa dapat menyebutkan
daerah penghasil kelapa kopyor di
Kabupaten Pati.
7
8
Uraian
Uraian
Jumlah 8
b) Lembar Observasi atau Pengamatan
Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan mengajar
guru dan kegiatan peserrta
didik saat proses pembelajaran berlangsung sampai akhir
pembelajaran. Dalam lembar
observasi guru dan siswa, hal yang diamati pada intinya adalah
kemampuan siswa dalam
memahami materi yang diajarkan guru dengan model pembelajaran
NHT dan kemampuan
guru dalam menerapkan model pembelajaran NHT sesuai dengan
indikator dalam kisi- kisi
lembar observasi.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Aspek yang Diamati Indikator No. Item
Kesiapan Belajar Siswa
(Pra Pembelajaran)
1) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran (buku
catatan, buku pelajaran, dll)
2) Menjawab apersepsi dari guru
3) Memperhatikan motivasi yang disampaikan guru
4) Memperhatikan dengan seksama ketika guru
menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang
1-4
-
28
Kisi–kisi observasi aktivitas guru dalam pembelajaran matematika
melalui model pembelajaran
NHT sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kisi-kisi Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
Aspek yang
diamati Indikator No. Item
Memeriksa kesiapan 1) Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media
pembelajaran 1-4
hendak dicapai dan rencana kegiatan yang akan
dilakukan
Melakukan eksplorasi
sumber bacaan dan
memperhatikan
penjelasan guru
1) Melakukan eksplorasi
2) Menyimak materi yang guru sampaikan
5-6
Partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran
1) Aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan guru
ketika proses pembelajaran
2) Aktif bertanya ketika proses pembelajaran
3) Saling berinteraksi positif dalam pembelajaran
7-9
Respon siswa dalam
pemanfaatan media
pembelajaran
1) Mencatat materi yang disampaikan guru melalui media
gambar
2) Antusias terhadap materi yang guru sampaikan
3) Berpartisipasi dalam pembelajaran NHT
10-12
Melaksanakan tugas
guru dalam kegiatan
NHT
1) Membentuk kelompok sesuai petunjuk guru
2) Bersemangat dan antusias dalam pembelajaran NHT
3) Melakukan diskusi secara kondusif dalam kegiatan
NHT
4) Melakukan kegiatan NHT dengan alokasi waktu yang
telah ditentukan
13-16
Membuat Kesimpulan
dan Melakukan
Kegiatan Refleksi
1) Membuat simpulan dari materi yang dipelajari
2) Bersama guru merefleksi pembelajaran yang telah
dilaksanakan
3) Memberikan salam penutup
17-20
Jumlah 20
-
29
belajar siswa
(Pra Pembelajaran)
2) Membimbing siswa berdoa
3) Melakukan kegiatan presensi
4) Memeriksa kesiapan siswa untuk belajar
Melakukan
apersepsi, motivasi,
dan menyampaikan
tujuan
1) Melakukan apersepsi sesuai dengan materi ajar
2) Memberikan motivasi kepada siswa dengan tanya jawab
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
5-7
Membimbing siswa
melakukan
eksplorasi sumber
bacaan dan
menyampaikan
materi
1) Membimbing siswa melakukan eksplorasi
2) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
3) Menyajikan materi dengan
4) Mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan
8-11
Pemanfaatan Media 1) Melibatkan siswa dalam pembelajaran
2) Menunjukkan keterampilan dalam memanfaatkan media
dalam pembelajaran
3) Menggunakan media secara efektif dan efisien
12-14
Mengorganisasikan
siswa dalam
kegiatan NHT
1) Mengarahkan siswa dalam pembelajaran NHT
2) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran NHT bersama
siswa
3) Membimbing siswa dalam menyusun kesepakatan peraturan
kegiatan NHT
4) Membimbing siswa dalam kegiatan NHT
5) Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam
belajar melalui kegiatan NHT
6) Memberikan kesempatan siswa untuk berpikir sejenak
secara individu
7) Meluruskan miskonsepsi dan kesalahpahaman yang terjadi
dan memberikan penguatan terhadap jawaban siswa
15-21
Penghargaan
Kelompok
1) Memberikan poin kepada kelompok yang berhasil dengan
benar
2) Memberikan penghargaan kepada siswa yang memperoleh
poin tertinggi
22-23
-
30
Penggunaan Bahasa 1) Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan
lancar
2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
hal-hal yang belum dipahami
24-25
Membuat
Kesimpulan dan
Melakukan Kegiatan
Refleksi
1) Memberikan motivasi kepada kelompok yang nilainya kurang
2) Membimbing siswa membuat simpulan pembelajaran
3) Melibatkan siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran
4) Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
5) Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup
26-30
Jumlah 30
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Langkah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan
alat penilaian kepada siswa
adalah menguji kualitas alat penilaian tersebut sebelum
digunakan oleh peneliti. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian harus memenuhi kriteria ketepatan
(validitas) dan keajegan (reliabilitas).
3.5.1 Uji Validitas Instrumen
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
ketepatan atau kevalidan sebuah
instrumen penelitian, dapat dikatakan valid apabila instrumen
tersebut dapat mengukur apa yang
hendak diukur (Sugiyono, 2010:348). Uji validitas dihitung
dengan cara mengkorelasikan antara nilai
yang diperoleh dari setiap item instrumen dengan nilai
keseluruhan yang diperoleh. Besar rtabel sangat
bergantung kepada jumlah peserta (N) dan taraf kesalahannya (a).
pada N yang lebih besar maka
kemungkinan kesalahan kesimpulan yang dibuat mengenai hubungan X
dan Y lebih kecil sehingga
semakin kecil rtabel yang diperlukan. Sebaliknya bila N lebih
kecil maka diperlukan rtabel yang lebih besar
(Purwanto, 2013:116).
PTK yang dilakukan di kelas 4 SDN Bakaran Kulon 1 menggunakan
acuan toleransi kesalahan
sebesar 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95%. Pelaksanaan uji
validitas instrumen dilakukan di
kelas 4 SDN Bakaran Kulon 2, dengan jumlah peserta tes adalah 20
siswa dan dan SDN Bakaran
Kulon 03 dengan jumlah peserta tes adalah 23 siswa sehingga
total peserta uji validitas menjadi 43
siswa, dengan jumlah responden (N) = 43, maka nilai rtabel =
0,301 dengan taraf signifikansi 5%
(Sugiyono (2010: 373). Nilai rxy ditentukan dengan menghitung
nilai corrected item to total correlation
menggunakan aplikasi Statistical Package For the Social Science
(SPSS) versi 16.0. Hasil uji validitas
yang dilakukan di kelas 4 SDN Bakaran Kulon 02 dan SDN Bakara
Kulon 03 nalisis SPSS versi 16.0
terlihat pada tabel 3.9 sebagai berikut:
-
31
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus I
No. Item
Valid Tidak Valid
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9 dan 10
8 2
Berdasarkan hasil uji validitas 10 item soal diketahui dari
tabel 3.6 di atas, terdapat 2 soal yang
tidak valid yaitu soal nomor 9 dan 10. Sedangkan 8 soal yang
lainnya terbukti valid setelah di uji
menggunakan SPSS versi 16.0 for Windows. Soal yang valid
tersebut kemudian peneliti gunakan
sebagai soal evaluasi pada siklus I.
Tabel 3. 7 Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus II
No. Item
Valid Tidak Valid
1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 5, 10
8 2
Berdasarkan hasil uji validitas 10 item soal diketahui dari
tabel 3.7 di atas, terdapat 2 soal yang
tidak valid yaitu soal nomor 5 dan 10. Sedangkan 8 soal yang
lainnya terbukti valid setelah di uji
menggunakan SPSS versi 16.0 for Windows. Soal yang valid
tersebut kemudian peneliti gunakan
sebagai soal evaluasi pada siklus II.
3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui keajegan
instrumen dari variabel yang
hendak diukur. Dengan kata lain, apabila instrumen tersebut
digunakan beberapa kali di dalam
mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2012:173). Purwanto
(2013:154), menambahkan reliabilitas suatu instrumen merupakan
akurasi dan presisi yang dihasilkan
oleh alat ukur dalam melakukan pengukuran, sehingga alat ukur
yang reliabel akan memberikan hasil
pengukuran yang relatif stabil dan konsisten. Wardani (2012:346)
menambahkan bahwa semakin tinggi
realiabilitas suatu tes (hasilnya mendekati satu) maka semakin
tinggi pula keajegan atau ketepatan
instrumen yang digunakan tersebut. Keajegan instrumen dapat
diketahui dengan menentukan koefisien
alpha (𝛼). Pengukuran koefisien reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini dapat dijelaskan melalui
tabel 3.8 sebagai berikut:
-
32
Tabel 3.8
Kriteria Reliabilitas Instrumen
Rentang Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat reliabel
< 0,80 – 0,60 Reliabel
< 0,60 – 0,40 Cukup reliabel
< 0,40 – 0,20 Agak reliabel
< 0,20 Kurang reliabel
Hasil uji reliabilitas yang dilakukan di kelas 4 SDN Bakaran
Kulon 02 dan SDN Bakaran Kulon
03 dengan analisis SPSS versi 16.0 for Windows adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus I
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0, 809 Sangat Tinggi
Isian&Uraian 0, 900 Sangat Tinggi
Berdasarkan data di atas maka dapat dituliskan dalam tabel 3.10
sebagai berikut:
Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus II
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0, 818 Sangat Tinggi
Isian&Uraian 0, 808 Tinggi
Dari tabel hasil uji reliabilitas dengan program SPSS versi 16.0
for Windows di atas dapat
diketahui bahwa nilai koefisisen reliabilitas pada siklus I soal
pilihan ganda mencapai 0,809 yang
berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam
kategori sangat tinggi dan Isian dan soal
uraian mencapai 0,900 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas
tersebut termasuk dalam kategori sangat
tinggi. Sementara koefisien reliabilitas pada siklus II soal
pilihan ganda mencapai 0,818 yang berarti
bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori
sangat tinggi, soal isian dan soal uraian
-
33
mencapai 0,808 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut
termasuk dalam kategori tinggi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan
mempuntai tingkat reliabilitas tinggi
yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam
kategori sangat reliabel.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan adalah
sangat reliabel karena
nilai koefisien alpha lebih dari 0,80
3.5.2.1 Uji Taraf Kesukaran
Crocker dan Algina (dalam Purwanto, 2013:99), menjelaskan bahwa
tingkat kesukaran
merupakan proporsi siswa yang menjawab benar. Nilai tingkat
kesukaran (TK) suatu item instrumen
dapat ditentukan dengan membagi antara jumlah siswa yang
berhasil menjawab benar dengan jumlah
keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Dapat dirumuskan sebagai
berikut:
𝑇𝐾 = ∑ 𝐵
∑ 𝑃
Keterangan:
TK = tingkat kesukaran
∑ B = jumlah siswa menjawab benar ∑ P = jumlah siswa peserta
tes.
Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0
sampai 1. Nilai 0 (nol) terjadi
apabila siswa tidak menjawab dengan benar, sementara nilai 1
(satu) terjadi apabila siswa berhasil
menjawab soal dengan benar.
Proporsi butir soal dengan kategori sedang sebaiknya lebih
banyak daripada butir soal dengan
kategori sukar atau mudah, karena apabila butir soal dengan
kategori mudah atau sukar jauh lebih
banyak maka tidak dapat mengukur kemampuan siswa. Berikut
pembagian kategori tingkat kesukaran
ke dalam tiga kelompok menurut Purwanto (2013: 101) sebagai
berikut:
Tabel 3.11
Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen
Rentang Kriteria
0,00 – 0,32 Sukar
0,33 – 0,66 Sedang
0,67 – 1,00 Mudah
Hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang diujikan pada
siswa kelas 4 SD N Bakaran
Kulon 01 dengan jumlah keseluruhan responden 30 siswa adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.12
-
34
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I
Jenis Soal Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
Pilihan Ganda 0,00 – 0,32 Sukar 1 1
0,33 – 0,66 Sedang 2 1
0,67 – 1,00 Mudah 3 1
Jumlah 3
Isian 0,00-0,32 Sukar 4 1
0,33-0,66 Sedang 5 1
0,67-1,00 Mudah 6 1
Jumlah 3
Uraian 0,00-0,5 Sukar 7 1
0,51-1,00 Sedang 8 1
Jumlah 2
Jumlah 8
Dari data tabel 3.12 di atas hasil analisis tingkat kesukaran
soal siklus I, dapat diuraikan bahwa
hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah
soal sebanyak 3 soal terdapat 1 soal
dengan kategori sukar, 1 soal dengan kategori sedang, dan 1 soal
dengan kategori mudah. Sedangkan
untuk soal isian dengan jumlah soal sebanyak 3 soal, 1 soal
kategori sukar, 1 soal kategori sedang dan
1 soal termasuk kategori mudah. Soal uraian dengan jumlah soal 2
dengan kategori sukar berjumlah 1
dan soal sedang dengan jumlah soal 1.
Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item
soal siklus II dengan jumlah 8 soal
yaitu soal berbentuk pilihan ganda berjumlah 3 soa, isian 3 soal
isian dan uraian berjumlah 2 soal,
hasilnya sebagai berikut:
Tabel 3.13
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II
Jenis Soal Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
Pilihan Ganda 0,00 – 0,32 Sukar 1 1
0,33 – 0,66 Sedang 2 1
0,67 – 1,00 Mudah 3 1
Jumlah 3
-
35
Isian 0,00-0,32 Sukar 4 1
0,33-0,66 Sedang 5 1
0,67-1,00 Mudah 6 1
Jumlah 3
Uraian 0,00-0,5 Sukar 7 1
0,51-1,00 Sedang 8 1
Jumlah 2
Jumlah 8
Dari data tabel 3.13 di atas hasil analisis tingkat kesukaran
soal siklus I, dapat diuraikan bahwa
hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah
soal sebanyak 3 soal terdapat 1 soal
dengan kategori sukar, 1 soal dengan kategori sedang, dan 1 soal
dengan kategori mudah. Sedangkan
untuk soal isian dengan jumlah soal sebanyak 3 soal, 1 soal
kategori sukar, 1 soal kategori sedang dan
1 soal termasuk kategori mudah. Soal uraian dengan jumlah soal 2
dengan kategori sukar berjumlah 1
dan soal sedang dengan jumlah soal 1.
3.6 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan pada siswa
kelas 4 SDN Bakaran Kulon
01 melalui model pembelajaran NHT pada pembelajaran IPS meliputi
indikator proses dan hasil.
Indikator proses dan hasil dijabarkan sebagai berikut:
3.6.1 Indikator Proses
Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses
pelaksanaan tindakan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa melalui
penerapan model pembelajaran NHT. Pada
penelitian ini aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran IPS melalui model pembelajaran
NHT dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan secara
signifikan minimal 10%.
3.6.2 Indikator Hasil
Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar IPS,
penerapan model pembelajaran NHT
dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar IPS apabila siswa
kelas 4 SDN Bakaran Kulon 01 secara
signifikan mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai
hasil belajar IPS ≥ 70 dan mengalami
ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata-rata hasil
belajar IPS meningkat minimal 7 nilai dari
-
36
KKM ≥ 70 yang ditentukan oleh sekolah atau ketuntasan belajar
secara klasikal sebesar ≥ 80% dari 24
siswa (kriteria baik) dalam pembelajaran IPS melalui model
pembelajaran NHT