20 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN 1. Metode dan Teknik Penelitian ` Pada dasarnya penelitian merupakan inquiry (pencarian), mengumpulkan data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan, mencari hubungan, menafsirkan hal-hal yang berisis teka teki.Berdasarkan pendekatanya ada dua jenis penelitiian yang dapat dilakukan diantaranya pendekatan kuantitatif dan kualitatif .tujuan rancangan penelitiian adalah melalui penggunaan metode yang tepat, dirancang dengan kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang teliti yang dapat memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitiian.(Sukmadinata, 52:2006). Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengungkap adanya kesulitan peserta didik dalam memahami konsep teknologi transportasi, maka peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research.penelitian ini dinamakan Penelitian Tindakan Kelas karena, memilliki tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri. a. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah termasuk ke dalam kelompok penelitian dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam wawasan kelas, dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri. Dari definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud Penelitian Tindakan Kelas, yaitu suatu bentuk penelitian dengan tujuan untuk membantu dan meningkatkan hasil belajar yang dilakukan oleh peserta didik dengan menggunakan hasil kerjasama guru dan peneliti . Teori yang mendasari peneliti melakukan Penelitiian Tindakan Kelas sejalan dengan akar sejarah perkembangan dari metode penelitiian ini. Dalam
18
Embed
BAB III METODE PENELITIAN 1. Metode dan Teknik ... - UPIrepository.upi.edu/19444/6/S_IPS_KDSERANG_1105958_Chapter3.pdf · BAB III METODE PENELITIAN 1 ... melihat hasil belajar peserta
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
20 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Metode dan Teknik Penelitian `
Pada dasarnya penelitian merupakan inquiry (pencarian), mengumpulkan
data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan, mencari
hubungan, menafsirkan hal-hal yang berisis teka teki.Berdasarkan pendekatanya
ada dua jenis penelitiian yang dapat dilakukan diantaranya pendekatan
kuantitatif dan kualitatif .tujuan rancangan penelitiian adalah melalui
penggunaan metode yang tepat, dirancang dengan kegiatan yang dapat
memberikan jawaban yang teliti yang dapat memberikan jawaban terhadap
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengungkap adanya
kesulitan peserta didik dalam memahami konsep teknologi transportasi, maka
peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action
Research.penelitian ini dinamakan Penelitian Tindakan Kelas karena, memilliki
tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang
dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri.
a. Metode Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah termasuk ke dalam kelompok
penelitian dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam wawasan kelas,
dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran
yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri. Dari definisi di atas, penulis
menyimpulkan bahwa yang dimaksud Penelitian Tindakan Kelas, yaitu suatu
bentuk penelitian dengan tujuan untuk membantu dan meningkatkan hasil
belajar yang dilakukan oleh peserta didik dengan menggunakan hasil
kerjasama guru dan peneliti .
Teori yang mendasari peneliti melakukan Penelitiian Tindakan Kelas sejalan
dengan akar sejarah perkembangan dari metode penelitiian ini. Dalam
21 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sukmadinata, 142:2006 menyebutkan bahwa Penelitiian Tindakan ini diawali
oleh Kurt Lewin yang menyimpulkan bahwa penelitiian tindakan merupakan
suatu proses yang memberikan kepercayaan pada pengembangan kekuatan
berfifkir, reflektif, diskusi, penentuan keputusan, dan kolektif dalam mengatasi
kesulitan-kesulitanyang dihadapi dalam kegitanya.
Menurut Kemmis dan Mc Teggert (1982). PTK ialah sebuah proses yang
dinamis dimana empat aspek yaitu, perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi harus dipahami bukan hanya sebagai langkah-langkahyang statis, tetapi
merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut
perencanaan, tindakan dan pengamatan serta refleksi.
Dari pengertian diatas, dalam ruang lingkup kependidikan, PTK merupakan
sebuah kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh setiap pelaku pendidikan
dalam kondisi kependidikan untuk memperbaiki kenyataan di lapangan.
b. Teknik Penelitiian
Pengamatan
PRA SIKLUS
Refleksi
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS 1
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS 2 Refleksi
Pengamatan
Dan seterusnya…
22 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Metode penelitian Kemmis dan Taggart
Teknik Penelitian tindakan kelas ini yaitu metode Kemmis dan Mc. Taggart
( Arikunto, 2010 : 137 ) dilaksanakan melalui proses pengkajian yang terdiri
dari 4 tahap, berfokus pada kegiatan pokok, yaitu: Planning, acting, observing,
reflecting yang disajikan dalam bagan berikut :
Secara utuh, tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas
seperti digambarkan dalam bagan, melalui tahapan sebagai berikut:
1. Planning (Perencanaan)
Planning mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah dan
analisis penyebab masalah. Dalam pengidentifikasian masalah ada beberapa
langkah-langkah yang perlu diikuti dengan seksama sebagai cara untuk
menemukan masalah yang dapat didekati dengan PTK. masalah tersebut
dibawah kewenangan seorang guru untuk memecahkan. Masalah harus
problematik (artinya, masalah tersebut perlu dipecahkan). Masalah harus
memberi manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah tersebut akan
memberi manfaat yang jelas atau nyata.
2. Acting (Pelaksanaan)
Acting dilaksanakan peneliti untuk memperbaiki masalah, guru harus
megambil peran dalam pemberdayaan peserta didik sehingga mereka menjadi
agent of change bagi diri dan kelas. Untuk mengurangi kemungkinan
tejadinya kelemahan dalam pelaksanaan perlu dilakukan secara maksimal,
adar pelaksanaan tindakan tidak mengalami kesulitan. Untuk itu,
perubahan/perbaikan yang muncul dan kekurangan atau kelemahan yang
dilakukan guru pelaksana tindakan harus disikapi secara positif tentang apa
yang akan disampaikan oleh teman sejawat demi perbaikan pembelajaran
yang dilakukan
3. Observing (Pengamatan)
23 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kegiatan observasi atau kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai reflektif.Dalam fase ini
guru mengolah data yang didapatkan untuk kemudian direfleksikan pada
siklus terakhir PTK.
4. Reflecting (Refleksi)
Reflecting adalah tahapan terahir pada jenis penelitian tindakan kelas sebagai
perenungan dari semua kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya.Dalam
setiap siklus pelaksanaan kegiatan tindakan difokuskan pada interaksi guru
dengan peserta didik.
2. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian
Yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah SD N Taktakan 1 Kecamatan
Taktakan. SD tersebut dipilih karena jarak yang cukup terjangkau dan strategis
dari tempat peneliti berada, hal lain yang menjadi pilihan tempat penelitian
tersebut dikarenakan bahwa SD N Taktakan 1merupakan tempat peneliti
melaksanakan PPL dan telah memiliki hubungan yang harmonis baik dengan
kepala sekolah, guru dan staf lainnya.
Sementara itu subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV
sejumlah 35 orang, dengan rincian 14 orang laki-laki, dan 21 orang perempuan.
Dengan beberapa pertimbangan bahwa kelas tersebut belum pernah
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping pada
pembelajaran menulis karangan narasi, bahkan cenderung masih bersifat
konvensional, penugasan, ceramah dan tanya jawab.
Waktu penelitian dilakukan yaitu pada tanggal 24 Maret 2015 sampai dengan
tanggal 10 Mei 2015
3. Definisi Operasional
Metode Make A Match dalam penelitiian ini sebagai Metode pembelajaran
yang secara sadar dan sengaja untuk meningkatkan aktivitas kerja sama antar
24 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peserta didik untuk memupuk solidaritas pada diri mereka. Dalam pendekatan
Cooperative Learning guru menciptakan suasana saling membutuhkan antar
sesama agar mendorong mereka untuk saling bekerja sama.
Teknik metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan
dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini
adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep
atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Langkah-langkah penerapan metode make a match sebagai berikut.
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya
kartu jawaban.
b. Setiap peserta didik mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan
soal/jawaban.
c. Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
d. Setiap peserta didik mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan bela negara akan berpasangan
dengan kartu yang bertuliskan soal “sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada negara dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara” .
e. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin.
f. Jika peserta didik tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu
temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan
mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
g. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
h. Peserta didik juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 peserta didik lainnya
yang memegang kartu yang cocok.
i. Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan terhadap
materi pelajaran.
25 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil belajar dalam pembelajaran Ips pada materi Tenologi Transportasi
didefinisikan sebagai hasil yang diperoleh oleh peserta didik setelah mengikuti
pembelajaran IPS dalam materi Teknologi Transportas berupa hasil tes.Untuk
melihat hasil belajar peserta didik dapat dilihat melalui ulangan harian
(Formatif), nilai ulangan semester (sumatif).
Sejalan dengan Suprijono (2009 : 7) menjelaskan bahwa “hasil belajar
adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek
potensi kemanusiaan saja.
4. Instrumen Penelitian
a) Observasi
Observasi diperlukan untuk mengamati kegiatan belajar mengajar peserta
didik secara keseluruhan. Alat yang digunakan dalam pengamatan ini yaitu
lembar observasi dengan alat bantu dalam menganalisis setiap siklus guna
perbaikan dalam siklus selanjutnya.
Lembar observasi proses pembelajaran peserta didikdalam pembelajaran
IPS pada Konsep Teknologi Transportasi Kelas IV SD N Taktakan 1.
Tabel 3.2
Lembar observasi proses pembelajaran peserta didikdalam pembelajaran
Teknologi Transportasi Kelas IV SD N Taktakan 1
No
Tahap
Pembelajaran
Aspek yang
diamati Indikator
Nilai
K C B SB
1 Peserta didik
mendapatkan
sebuah kartu
yang bisa
berisi
pertanyaan
a. Partisipasi
b. Motivasi
a. Pesrta didik
dapat
menyimpulkan
materi
pertanyaan atau
jawaban yang
26 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau jawaban
c. Keaktifan
terdapat pada
kartu..
b. Peserta didik
antusias
melakukan
pengamatan
terhadap materi
pada kartu
c. Peserta didik
berani bertanya
bila belum
memahami apa
isi materi pada
kartu
2 Peserta didik
mencari
pasangan
kartu untuk
membentuk
kelompok
kecil
a. Partisipas
i
b. Motivasi
c. keaktifan
a. berpartisipasi
dalam mencari
pasangan
kartunya
b. peserta didik
bersemangat
dalam
mencockan
kartu
c. peserta didik
aktif dalam
membentuk
kelompok kecil
3 Peserta didik
mencocokan
kartunya
a. Partisipas
i
a. Partisipasi
saling bekerja
sama dalam
27 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan waktu
yang
ditetapkan
b. Motivasi
c. Keaktifan
mencocokan
kartunya
masing-masing
b. Peserta didik
antusias saling
bertanya satu
sama lain
c. Peserta didik
bisa mematuhi
peraturan dan
hukuman bila
tidak bisa
mencocokan
dengan waktu
yang ditentukan
4 Peserta didik
kembali
melakukan
kegiatan yang
sama pda
babak kedua
a. Partisipas
i
b. Motivasi
c. keaktifan
a. peserta didik
lebih kondusif
dalam mencari
pasangan
kartunya
b. peserta didik
lebih
bersemangat
dalam
mencocokan
kartunya
c. peserta didik
dapat ikut aktif
dalam kegiatan
ini
28 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5 Peserta didik
akan
terbentuk
kelompok
kecil dan
menyimpulka
n materi pada
kartu masing-
masing
a. partisipas
i
b. motivasi
c. keaktivan
a. peserta didik
dapat saling ikut
terlibat dalam
diskusi
kelompok
b. peserta didik
antusias dalam
menyimpulkan
materi dari
kartu yang
dipasangkan
c. peserta didik
aktif dalam
memberikan
pendapatnya
6. peserta didik
menyimak
kesimpulan
dan
menjawab
pertanyaan
yang
disampaikan
guru
a. partisipas
i
b. motivasi
c. keaktifan
a. Peserta didik
berani
menjawab
pertanyaan guru
b. Peserta didik
menyimak
kesimpulan
pertanyaan guru
c. Peserta didik
aktiv dalam
menyimak
kesimpulan
serta dalam
menjawab
pertanyaan guru
29 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah
Rata-rata
Petunjuk : Kurang : bila 1 Indikator yang tampak
Cukup : bila 2 Indikator yang tampak
Baik : bila 3 Indikator yang tampak
Sangat Baik : bila 4 Indikator yang tampak
b) Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis peserta
didik.Bentuk tes yang dilakukan adalah tes menulis karangan narasi dengan
kriteria penilaian berdasarkan unsur keterampilan. Adapun lembar penilaian tes
menurut Heaton (1989) Dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel Kisi-Kisi Soal
Mata Pelajara : IPS
Kelas/Semester : IV/II
Materi : Perkembangan Teknologi Transportasi
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Tingkat
Kesulitan
Bentuk
soal
No soal
MD SD SK
Mengenal
sumber
daya alam,
kegiatan
Mengenal
perkembang
an teknologi
produksi,
- Menyeb
utkan
macam
macam
√
PG
Essay
1,2,4,6
(PG)
3,5
30 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ekonomi
dan
kemajuan
teknologi
dilingkunga
n
komunikasi
dan
transportasi
serta
pengalaman
menggunak
annya.
alat
transpor
tasi
masa
lalu dan
masa
sekarang
- Membed
akan
jenis
teknolog
i
transport
asi masa
lalu dan
masa
sekarang
- Mengide
ntifikasi
ciri-ciri
alat
transport
asi masa
lalu dan
masa
sekarang
√
√
PG
Essay
PG
Essay
(Essay)
7,8,10
(PG)
1,3
(Esaay)
3,5,9
(PG)
4
(Essay)
5. Prosedur Penelitian
31 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun langkah-langkah yang akan peneliti tempuh dalam PTK ini yaitu
terdiri dari Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II. Apabila belum mencapai
keberhasilan pada tahap-tahap tersebut maka direkomendasikan kepada peneliti
untuk melanjutkan pada Siklus III.
a. Tahap Pra Siklus
1. Observasi
Kegiatan observasi pada pra siklus merupakan kegiatan pendahuluan yang
dilakukan oleh peneliti.Kegiatan pembelajran pada tahap ini adalah
pembelajran yang biasa dilakukan oleh guru setiap hari.Hal yang diobservasi
adalah hasil pembelajaran yang dilaksanakan guru dalam mencari data
mengenai kelemahan yang di alami guru dalam belajar mengajar.
Yang menjadi objek dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah
guru dan peserta didik Kelas IV SD N Taktakan 1. Adapun aspek-aspek yang
diobservasi adalah sebagai berikut :
a. Keaktifan peserta didik dalam belajar
b. Keterlibatan peserta didik dalam KBM
c. Pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh saat proses belajar
berlangsung
2. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan observasi.Dengan melihat kelemahan yang
ada maka peneliti mencoba mencari solusi dari permasalahan tersebut. Dari
hasil observasi peneliti menemukan berbagai kelemahan didalam proses belajar
mengajar yaitu :
a. Pemahaman peserta didik hanya bersifat umum
b. Peserta didik ditempatkan sebagai penerima saja
c. Peserta didik tidak memiliki ruang yang cukup untuk berfikir kritis
d. Pembeljaran lebih banyak menggunakan metode ceramah
Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang peneliti temukan diaatas, maka
peneliti melihat pembelajaran yang dilaksanakan kurang bermakna.Peserta
32 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
didik hanya sekedar menerima materi saja.Peserta didik tidak diberi situasi
untuk menemani suatu konsep dengan menemukan sendiri melalui
percobaan.Maka peneliti merasa perlu melakukan suatu tindakan yang
diharapkan mampu untuk memperbaiki keadaan tersebut.
b. Tahap Siklus I
1. Rencana
Kegiatan ini dimaksudkan peneliti dan guru kelas IV bekerja sama
merencanakan tindakan hasil observasi dan reflleksi pada saat pra siklus
sebagai wujud revisi dari kelemahan yang terjadi pada kegiatan pra siklus
tersebu. Misalnya dalam hal penyusunan RPP, penetapan media dan kondisi
fisik serta mental guru harus dipersiapkan secara matang.
a.) Peneliti melakukan analisis terhadap kurikulum agar mengetahui KD yang
kelak disampaikan kepada peserta didik dengan menggunakan metode
Cooperative Learning tipe Make a Match.
b.) Menyusun RPP dengan menggunakan metode Cooperative Learning tipe
Make a Match
c.) Menyusun Lembar Kerja Peserta didik
d.) Mempersiapkan media yang digunakan dalam siklus PTK, dan
e.) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
2. Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melakukan tindakan yang telah dirumskan pada
tahap sebelunya (tahap perencanaan), yaitu dengan melakukan aktivitas
pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat yang mengacu pada metode Make a
Match.
a) Peserta didik dibagi kedalam 2 kelompok, misalnya kelompok A dan
kelompok B. Kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan.
33 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu
jawaban kepada kelompok B.
c) Guru menyampakian kepada peserta didik bahwa mereka harus
mencari/mencocokan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain.
Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimal waktu yang ia berikan
kepada mereka.
d) Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di
kelompok B. Jika mereka udah menemukan pasangannya masing-masing,
guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka
pada kertas yang sudah dipersiapkan.
e) Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah
habis. Peserta didik yang belum menemukan pasangannya diminta untuk
berkumpul sendiri.
f) Guru memanggil satu pasangaan untuk prsentasi. Pasangan lain dan
peserta didik yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan
meberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.
g) Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan
pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.
h) Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh
pasangan melakukan presentasi.
3. Observasi
Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data dan mencatat setiap aktivitas
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi bertugaas
mengamati aktivitas pesrta didik selama pembelajaran berlangsung dengan
mengacu pada lembar observasi aktivitas belajar peserta didik. Observasi ini
dilakukan oleeh peneliti yaitu dengan mengamati aktivitas belajar IPS
mengenai konsep Teknologi Transportasi dengan menggunakan metode
pembelajaran Make a Match dari awal sampai akhir pembelajaran. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas belajar peserta didik sudah
34 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak,
sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.
4. Refleksi
Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat
observasi oleh peneliti dan guru. Refleksi berguna untuk memberikan makna
terhadap proses dan akhir yang telah dilakukan. Hasil refleksi yang ada
dijadikan bahan pertimabangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam
siklus selanjutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan
berhasil.
PTK ini dapat dikatakn berhasil seandainya memenuhi criteria sebagai
berikut :
a) 75% dari peserta didik berani mamapu menjawab pertanyaan dari guru.
b) 75% dari peserta didik berani menanggapi dan mengemukakan
pendapatnya tentang jawaban peserta didik lainya.
c) 75 % dari peserta didik berani dan mampu untuk bertanya tentang materi
pelajaran pada hari itu.
d) Penyelesaian tugas sesuai dengan waktu yang disediakan
6. Teknik Pengumpulan Data
Data-data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik sebagai berikut.
1. Observasi
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan pembelajaran
yang dicapai oleh guru maupun peserta didik.Teknik ini dilakukan sebelum
tindakan diberikan, saat tindakan diberikan hingga akhir tindakan. Dalam
penelitian ini, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta
didik diamati serta dicatat segala sesuatu yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung.
Hasil observasi didiskusikan bersama guru untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran yangtelah
35 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan kemudian diupayakan solusinya. Solusi yang didapat dilaksanakan
pada siklus berikutnya.
Observasi terhadap guru untuk mengetahui kemampuan guru dalam
mengelola kelas serta kemampuan untuk memancing keaktifan peserta didik
dalam pembelajaran. Adapun observasi terhadap peserta didik difokuskan
pada keaktifan serta minat peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung.
2. Tes
Menurut Zainal Arifin dalam Agus Suriamiharja (1997: 5) tes adalah
suatu teknik atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, yang di
dalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus
dikerjakan atau dijawab oleh anak didik atau peserta didik, kemudian
pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik
atau peserta didik tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan bahwa
tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu.
Adapun tes dalam penelitian ini dilaksanakan setiap akhir pembelajaran
atau pada saat pemberian evaluasi. Tes dilakukan terhadap peserta didik kelas
IV SD N Taktakan 1Tes yang diberikan kepada peserta didik kelas IV SD N
Taktakan 1 berupa tes uraian dalam bentuk tulisan atau karangan narasi yang
harus diselesaikan oleh peserta didik. Pemberian tes ini dimaksudkan untuk
mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh peserta didik setelah kegiatan
pemberian tindakan
7. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2009: 333) menyatakan bahwa:”Teknik analisis data merupakan
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan
data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit , melakukan sintesa,
menyususn kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain”.
36 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis data dalam penelitian ini diambil dari lembar observasi aktivitas
peserta didik dan tes hasil belajar pada setiap siklus untuk mengetahui kesulitan
yang dihadapi peserta didik dapat teratasi atau tidak
1. Observasi
Untuk mendapatkan data aktivitas peserta didik dalam pembelajran
Perkembanagn Teknologi Transportasi dengan menggunakan metode make
a match, maka digunakan lembar observasi aktivitas peserta didik selama
pembelajaran. Adapun cara menghitung presentase nilai rata-rata aktivitas
peserta didik data yang didapat adalah:
Persentase nilai rata-rata respon peserta didik
= jumlah ya keseluruhan
jumlah seluruh peserta didikx jumlah aspek yang diamati x 100%
Dengan Kriteria penilaian:
a) Kurang : bila 1 Indikator yang tampak
b) Cukup : bila 2 Indikator yang tampak
c) Baik : bila 3 Indikator yang tampak
d) Sangat Baik : bila 4 Indikator yang tampak
2. Tes
Pada pengolahan data hasil tes, peneliti menggunakan dua jenis penilaian,
yang pertama adalah nilai masing-masing peserta didik, dan yang kedua
adalah nilai rata-rata kelas. Dalam tes ini, masing-masing peserta didik
diberikan diberikan 15 soal yang terdiri dari 10 soal Pilihan Ganda dan 5
soal Essay. Berikut adalah cara menghitung nilai masing-masing peserta
didik
37 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.3
Pedoman penyekoran nilai masing-masing
Bentuk
Soal
Kriteria Skor
Pilihan
Ganda
(PG)
- Jika jawaban salah atau
tidak dikerjakan
- Jika jawaban benar
0
10
Essay 1 soal diberi nilai 20
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑜𝑎𝑙𝑦𝑎𝑛𝑔𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
2
untuk mengetahui nilai rata-rata kelas dan presentase ketuntasan peserta
didik dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Nilai rata-rata kelas =jumlah seluruh nilai peserta didik