Top Banner
Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei III-1 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga LAPORAN AKHIR 3.1. Konsep Pendekatan Desain Kawasan Destinasi Wisata Katurei 3.1.1. Konsep Pendekatan Struktural Setiap kebutuhan yang dituangkan dalam bentuk perencanaan pengembangan kawasan, tentunya harus sejalan dengan perumusan kebijakan pembangunan dan pengelolaannya, seperti tertuang dalam undang-undang atau perda : - Rencana induk makro (RTRN, RTRW Wilayah/ Provinsi/ Kota/ Kabupaten, RDTR, RTBL) sebagai guide line/ acuan dasar - Rencana induk khusus berupa Riparnas, dan - Rippda sebagai guide line/ acuan dasar khusus. - Rencana Pembangunan Jangka Pendek (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) juga merupakan acuan dasar rencana untuk keteraturan tahapan pembangunan yang diperlukan sebagai pedoman penyusunan rencana strategi pelaksanaan sebagai fase tindak lanjutnya. Semua tahapan ini dilakukan dengan tujuan agar pendekatan desain perencanaan lebih maksimal dan tepat guna, dalam pengertian secara makro seiring dengan aturan-aturan/ kebijakan yang berlaku dan secara mikro sesuai dengan kaidah standar-standar perencanaan. BAB 3 KONSEP PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESTINASI WISATA KATUREI
51

Bab III Konsep Perencanaan Okk

Apr 08, 2016

Download

Documents

Onces
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-1 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

3.1. Konsep Pendekatan Desain Kawasan Destinasi Wisata Katurei

3.1.1. Konsep Pendekatan Struktural

Setiap kebutuhan yang dituangkan dalam bentuk perencanaan pengembangan

kawasan, tentunya harus sejalan dengan perumusan kebijakan pembangunan

dan pengelolaannya, seperti tertuang dalam undang-undang atau perda :

- Rencana induk makro (RTRN, RTRW Wilayah/ Provinsi/ Kota/ Kabupaten,

RDTR, RTBL) sebagai guide line/ acuan dasar

- Rencana induk khusus berupa Riparnas, dan

- Rippda sebagai guide line/ acuan dasar khusus.

- Rencana Pembangunan Jangka Pendek (RPJP), Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

(RPJP) juga merupakan acuan dasar rencana untuk keteraturan tahapan

pembangunan yang diperlukan sebagai pedoman penyusunan rencana

strategi pelaksanaan sebagai fase tindak lanjutnya.

Semua tahapan ini dilakukan dengan tujuan agar pendekatan desain

perencanaan lebih maksimal dan tepat guna, dalam pengertian secara makro

seiring dengan aturan-aturan/ kebijakan yang berlaku dan secara mikro sesuai

dengan kaidah standar-standar perencanaan.

BAB 3

KONSEP PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESTINASI WISATA KATUREI

Page 2: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-2 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar. 3.1. Skema Pendekatan Struktural

3.1.2. Konsep Pendekatan Green Environment

Sesuai dengan namanya, Kabupaten Kepulauan Mentawai memang

merupakan gugusan kepulauan dengan jumlah 99 pulau yang terdiri dari 4

pulau utama yaitu P. Sipora sebagai ibu kota kabupaten, P.Siberut, P. Pagai

Utara dan P. Pagai Selatan. Selebihnya berupa gugusan pulau-pulau kecil

yang membentang dari tenggara hingga barat daya.

Kawasan Katurei adalah wilayah bagian Kecamatan Siberut Barat Daya yang

terletak di P. Siberut. Kawasan ini terdiri dari wilayah daratan Desa Katurei dan

perairan Teluk Katurei serta gugusan kepulauan kecil yang membentang ke

arah barat daya dari P. Siberut. Yang menjadi ciri khas dari kawasan destinasi

Katurei adalah keanekaragaman flora dan fauna berupa habitat mangrove

yang menyebar di bagian dalam teluk di sebelah utara kawasan membentang

hingga arah selatan, bagian barat dan timur kawasan dan di sebagian gugusan

pulau-pulau kecil di bagian selatan kawasan. Sedangkan habitat nyiur/ pohon

kelapa tersebar di bagian luar (tepi pantai) selatan kawasan. Habitat nyiur/

pohon kelapa yang terbanyak di kawasan pantai Masilok membentang

sepanjang 3 (tiga) km dengan kerapatan pohon cukup dekat. Keragaman fauna

laut dan pesisir menambah kekayaan alam kawasan destinasi Katurei.

Page 3: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-3 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Berdasarkan Keputusan Bupati Mentawai Nomor 178 Tahun 2006 diuraikan

bahwa “Teluk Katurei sebagian wilayahnya merupakan Kawasan Konservasi

Laut Daerah (KKLD) Kabupaten Kepulauan Mentawai”. Hal ini menjadi bahan

pertimbangan dalam pendekatan konsep dan desain kawasan. Dengan kondisi

tersebut, maka pendekatan desain kawasan bertema “Green Environment”.

Green Environment mengandung pengertian lingkungan binaan yang

berwawasan lingkungan / ramah lingkungan. Jadi pendekatan konsep dan

desainnya beradaptasi dengan alam asli kawasan destinasi Katurei dengan

seoptimal mungkin dapat meminimalisir kemungkinan perubahan ekstrim.

Tujuannya adalah untuk menjaga keaslian dan keasrian alam kawasan.

Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam pendekatan konsep desain

“Green Environment” :

1. Faktor alam dan iklim lokal/ setempat

Faktor alam dan iklim lokal / setempat (Local nature and micro climate)

merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan pendekatan green

environment. Kerusakan lingkungan eksisting bisa terjadi sebagai dampak

dari pembangunan yang tidak terkendali dan tidak berwawasan dengan

kondisi alam dan iklim lokal, selain itu dampak pada perubahan iklim lokal

yang secara langsung berpengaruh pada kenyamanan lingkungan manusia

maupun flora dan fauna.

Salah satu konsep desain untuk kawasan Destinasi Wisata Katurei adalah

dengan mengadopsi bentuk dari keanekaragaman elemen alam setempat

yaitu pantai dan laut. Sumber ide untuk konsep bentuk misalnya dari bentuk-

bentuk makhluk laut (anemon, rumput laut, ubur-ubur, bintang laut, kuda laut

atau jenis-jenis ikan) atau bentuk-bentuk flora dan fauna pesisir pantai,

seperti pohon nyiur dll.

Baik bentuk elemen alam laut atau pesisir pantai, akan diterapkan pada

konsep bentuk bangunan, fasade bangunan, atau dekoratif detil bangunan.

Sedangkan pendekatan desain terhadap iklim lokal adalah karakteristik

bangunan yang merespon terhadap iklim tropis. Bentuk bangunan relative

Page 4: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-4 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

beratap dengan kemiringan (300 - 600) yang bertujuan untuk mengendalikan

pengaruh curah hujan serta kecepatan angin yang tinggi terhadap kekuatan

bangunan. Fasade bangunan direncanakan memiliki karakteristik berongga

dan ringan yaitu dominasi bukaan, yang dikondisikan untuk pemanfaatan

sistem tata cahaya dan tata udara alami, secara optimal pada waktu-waktu

tertentu sehingga lebih hemat energi.

Gambar. 3.2. Pendekatan Elemen Alam Sebagai Pendekatan Desain

2. Faktor sosial, seni dan budaya masyarakat lokal

Faktor sosial, seni dan budaya masyarakat lokal / setempat menjadi

pertimbangan kedua dalam proses pendekatan konsep desain. Pendekatan

desainnya mengacu pada pendekatan aspek sosial, seni dan budaya

Mentawai, khususnya budaya di kawasan Katurei. Fakta di lapangan

menunjukkan walaupun begitu banyak dan beragamnya suku-suku di

kepulauan Mentawai, namun pada umumnya memiliki kesamaan seperti

pada kebiasaan kehidupan sosial, seni maupun budaya.

contoh konsep bentuk dasar yang diadopsi

Sumber ide konsep bentuk

Page 5: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-5 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Pendekatan konsep dengan cara menggabungkan keanekaragaman

budaya. Dengan tujuan untuk membentuk karakteristik yang kuat dan khas

dari seni dan budaya Mentawai, sekaligus memperkenalkan kebudayaan

tersebut lebih luas di dunia pariwisata dan sekaligus melestarikannya.

Konsep desain utama untuk bangunan adalah dengan mengadopsi bentuk

bangunan tradisional Mentawai dengan menggabungkan bentuk bangunan

modern tropis.

Gambar. 3.3. Pendekatan Bangunan Rumah Tradisional Mentawai Sebagai Pendekatan Desain

3. Faktor potensi bencana lokal / setempat

Faktor ini menjadi pertimbangan ketiga dalam pada pendekatan konsep

desain green environment. Sebagai kawasan yang terletak di kawasan

rawan bencana, faktor ini menjadi penting sebagai pertimbangan dalam

mendisain lingkungan dan bangunan. Konsep desainnya akan berperan

dalam upaya pencegahan kerusakan lingkungan dari bencana alam (gempa

dan tsunami) dan tindakan penanggulangan pasca bencana.

Konsep desain bangunan difokuskan pada struktur bangunan tahan gempa.

Bentuk dan struktur bangunan rumah tradisional Mentawai sangat cocok

dengan karakteristik bangunan tahan gempa. Dengan struktur pondasi

telapak di atas permukaan tanah, lantai panggung dengan ketinggian antara

Page 6: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-6 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

50 cm - 200 cm di atas permukaan tanah. Struktur tiang dan rangka dinding

berupa struktur ringan dari kayu/ bambu/ batang pohon kelapa. Struktur

kuda-kuda dan rangka atap dari kayu/ bambu dengan penutup atap dari

material daun pohon sagu atau nipah.

4. Pemilihan material yang ramah lingkungan

Faktor material yang ramah lingkungan menjadi pertimbangan keempat.

Pemilihan jenis material sangat penting, dalam artian ketersediaan

lingkungan setempat menyediakan material yang dapat digunakan,

berbahan alami sehingga tidak mengganggu sirkulasi air tanah pada

kawasan, tidak menimbulkan perubahan iklim yang ekstrim.

Pendekatan konsep desain ini juga bertujuan untuk ketahanan bangunan

(long lasting), bobot ringan, mudah didapat dan mudah dalam pengerjaan.

Adapun beberapa contoh material yang ramah lingkungan antara lain :

a. untuk desain prasarana jalan/ pedestrian menggunakan material paving

block/ grass block/ semen dengan campuran batu karang yang diberi

pori-pori yang dapat menyerap air hujan.

b. saluran gravel di kedua sisi jalan/ pedestrian dengan dilengkapi sumur

resapan sebagai pengakhiran dari sistem pengolahan aliran air hujan.

c. finishing untuk tiang lampu jalan / pedestrian dengan material limbah

laut berupa kulit kerang, umang atau batu telur putih dan sebagainya.

d. untuk pencegahan dari abrasi dan gelombang tsunami memanfaatkan

elemen alam yaitu habitat mangrove dan sebagian menggunakan

dinding pemecah ombak (break water wall) dengan penurapan di area

yang rawan abrasi gelombang air laut.

e. sarana berupa bangunan pendukung didesain dengan material alam

yang mudah didapat, seperti pondasi dari batu karang, struktur tiang,

penutup dinding dan rangka atap dari sisa-sisa kayu dari tanaman

mangrove yang telah mati, atau dari batang pohon kelapa yang cukup

banyak ditemukan di Kawasan Katurei. Penutup atap menggunakan

daun pohon sagu / pohon nipah. Hal tersebut bisa menekan biaya

pembangunan sekecil mungkin.

Keseluruhan pendekatan konsep desain di atas merupakan satu kesatuan

konsep green environment secara makro dan mikro kawasan. Diharapkan

Page 7: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-7 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

dapat menghasilkan desain yang seimbang (balance) dan memiliki hubungan

yang harmonis (harmony) sebagai satu kesatuan kawasan yang utuh (unity).

Solusi dalam mewujudkan setiap konsep analogi adalah pendekatan teknologi

modern dan berwawasan lingkungan. Kemajuan teknologi konstruksi dan

bahan (material) telah memberikan ruang gerak yang sangat dinamis bagi

dunia perancangan Arsitektur untuk menghasilkan ruang dan bangunan yang

unik dan representatif. Dalam hal ini penataan ruang kawasan Destinasi

Wisata Katurei, memanfaatkan secara optimal kemajuan teknologi yang ada

untuk menciptakan satu kawasan lingkungan binaan baru yang asri, unik dan

representatif.

Pada tahap proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunannya harus

melibatkan partisipasi masyarakat sekitar lokasi penataan dan semua stake

holder agar terlibat langsung dalam menjaga keasrian dan kelestarian

ekosistem kawasan itu sendiri. Sehingga secara tidak langsung menumbuhkan

kesadaran masyarakatnya. Diharapkan Kawasan Destinasi Wisata Katurei

menjadi salah satu tujuan favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan

mancanegara.

Gambar. 3.4. Skema Pendekatan Eco Environment

Page 8: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-8 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

3.2. Konsep Perencanaan Kawasan Destinasi Wisata Katurei

3.2.1. Konsep Aksesibilitas Destinasi

Konsep aksesibilitas pada kawasan destinasi wisata Katurei didesain sesuai

arahan dari RTRW Kabupaten Mentawai Tahun 2011. Di dalam RTRW

Kabupaten Mentawai Tahun 2011 tertulis bahwa Kecamatan Siberut Barat

Daya merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Siberut Selatan.

Kecamatan Siberut Barat Daya dengan ibukotanya Peipei merupakan Pusat

Pelayan Lingkungan (PPL). Fungsi Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

kegiatan antar kawasan akan melayani fungsi sebagai berikut : pusat

pelayanan pemerintahan skala desa; pusat pelayanan sosial ekonomis skala

desa; pusat pelayanan pariwisata bahari skala wilayah.

Wilayah Kecamatan Siberut Barat Daya dengan potensi utamanya yang

berupa area hutan, termasuk di dalamnya kawasan Taman Nasional Siberut

serta potensi perairan laut dengan keanekaragaman biota laut, dan kawasan

destinasi Katurei, diharapkan kecamatan ini dapat berkembang dalam

pariwisata bahari dan pariwisata berbasis alam/ eco tourism. Untuk menunjang

sektor wisata bahari dan wisata berbasis alam, perlu pembangunan

prasarana dan sarana sebagai pemicu untuk percepatan perkembangan

kegiatan pariwisata di kecamatan, khususnya di Kawasan Katurei.

Pertumbuhan sosial ekonomi suatu wilayah/ kawasan bisa cepat jika faktor

aksesibilitas ke wilayah tersebut tersedia dengan baik, begitu juga dengan

perkembangan kawasan wisata sangat dipengaruhi oleh faktor tersebut.

Manajemen transportasi sangat besar pengaruhnya terhadap baik buruknya

sistem transportasi. Maka dari itu konsep aksesibilitas dimulai dari penataan

manajemen yang menjadi titik acuan untuk memulai sistem transportasi yang

baik.

Konsep aksesibilitas ke kawasan destinasi wisata Katurei didesain dengan

merubah pola manajemen yang ada dengan tujuan:

1. mempermudah pencapaian,

2. mempersingkat waktu dan

3. memberi kenyamanan dan keamanan khususnya bagi para wisatawan.

Page 9: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-9 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Hal ini seiring dengan visi Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

(Disbudparpora) Kabupaten Kepulauan Mentawai “Mewujudkan Mentawai

Sebagai Destinasi Wisata Eksklusif”. Eksklusif mengandung pengertian wisata

Mentawai sifatnya tidak massal, karena Mentawai merupakan gugusan

kepulauan kecil yang hanya memiliki daya dukung yang terbatas. Sehingga

Sektor pariwisata di Kabupaten Kepulauan Mentawai direncanakan dengan

mengutamakan kualitas bukan kuantitas.

Berdasarkan visi tersebut, pola manajemen aksesibilitas harus eksklusif dalam

pengertian manajemen pelayanan aksesibilitas ke kawasan wisata harus

tersedia, mudah dan tertata dengan baik, mulai dari pengaturan jadwal,

controling, penambahan armada, pembenahan administrasi dan ticketing,

hingga pemeliharaan prasarana dan sarana transportasi. Dengan adanya

program Trans Mentawai sebagai bagian dari program peningkatan

pembangunan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, maka manajemen

aksesibilitas ke kawasan Katurei meliputi :

1. Penataan kembali aksesibilitas utama yaitu :

a. Pembenahan pelabuhan pelayanan regional Teluk Bungus (kota Padang)

beserta sarana pendukungnya ;

b. pembenahan pelabuhan pelayanan regional Maileppet beserta sarana

pendukungnya.

c. perencanaan penambahan pelabuhan pelayanan antar pulau/ perintis di

Peipei beserta sarana pendukungnya ;

d. perencanaan penambahan pelabuhan Malilimok dekat Teluk Katurei ;

e. perencanaan penambahan pelabuhan Mabukku di P. Masakot ;

f. perencanaan dermaga pengumpan di beberapa lokasi di kawasan

Katurei seperti : Tiop, Sarasau dan Toloulago;

g. penataan dermaga pulau obyek-obyek wisata ;

h. moda transportasi laut yang dipakai adalah kapal laut dengan kecepatan,

keamanan dan kenyamanan standar internasional. Minimal memenuhi

aturan dan persyaratan keselamatan transportasi laut (syarat dari dinas

terkait) seperti life vest (pelampung), prasarana telekomunikasi dll ;

i. moda transportasi antar spot wisata, jenis long boat dengan fasilitas

ruang penumpang/ kabin dengan tempat duduk yang aman dan nyaman,

life vest (jaket pelampung) dan radio panggil. Material perahu dari kayu

dengan desain perahu wisata menampilkan ciri khas perahu Mentawai.

Page 10: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-10 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

2. Konsep aksesibilitas alternatif ke kawasan adalah melalui jalur udara

dengan

a. penataan bandara utama di kota Padang beserta prasarana dan sarana

pendukungnya,

b. perencanaan bandara perintis di Peipei beserta prasarana dan sarana

pendukungnya.

3. Konsep moda transportasi darat (pada tiap-tiap obyek wisata) didesain

dengan mempertimbangkan prasarana dan sarana yang tersedia, juga

menyediakan terminal transportasi darat pada daerah dengan kuantitas

transportasi tertinggi. Namun demikian perencanaan transportasi darat di

Kawasan Wisata Katurei tetap perlu dikendalikan untuk meminimalisir

kualitas polusi udara, suara dan limbah dari kendaraan bermotor

Dari pertimbangan tersebut maka moda transportasi darat dipilih

transportasi yang hemat energi dan ramah lingkungan seperti dari jenis

sepeda. Selain itu bersepeda selain menyehatkan, juga dapat memberi

pengalaman tersendiri bagi pengendaranya karena lebih menyatu dengan

alam. Untuk angkutan barang, moda transportasi yang dipilih adalah

kendaraan bermotor roda dua (sepeda motor mesin 4 tak). Kendaraan ini

sangat cocok untuk mendukung konsep lingkungan kawasan. Selain sesuai

dengan daya dukung jalan eksisting dan topografi kawasan, juga tidak

banyak menimbulkan polusi udara.

Berikut tabel konsep desain penataan sistem transportasi di Kawasan Wisata

Katurei, mulai dari penataan prasarana dan sarana, hingga jenis moda

transportasi yang digunakan beserta persyaratan keselamatan.

Page 11: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-11 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Tabel 3.1. Konsep Penataan Prasarana dan Sarana Aksesibilitas Pada Kawasan Destinasi Wisata Katurei

NO JENIS MODA TRANSPORTASI

PRASARANA & SARANA YG AKAN DITATA

MODA TRANSPORTASI

01

MODA TRANSPORTASI UDARA

BANDARA UTAMA (PESAWAT AMPHIBI) :

PERAIRAN KOTA PADANG

PESAWAT AMPHIBI KAPASITAS 12 PENUMPANG

(RADIO PANGGIL & LIFE VEST SEBAGAI

KELENGKAPAN ALAT KESELAMATAN)

BANDARA PERINTIS (PESAWAT AMPHIBI) :

PERAIRAN KAWASAN TELUK KATUREI

02 MODA TRANSPORTASI LAUT

DERMAGA PELABUHAN NASIONAL-REGIONAL :

TELUK BUNGUS KOTA PADANG

KAPAL CEPAT (KAPAL WISATA) (RADIO

PANGGIL & LIFE VEST SEBAGAI KELENGKAPAN

ALAT KESELAMATAN) DERMAGA PELABUHAN REGIONAL :

SIMALEPET SIBERUT SELATAN

DERMAGA PELABUHAN PERINTIS : PEIPEI SIBERUT BARAT DAYA

LONG BOAT (PERAHU WISATA)

(RADIO PANGGIL & LIFE VEST SEBAGAI

KELENGKAPAN ALAT KESELAMATAN)

DERMAGA PELABUHAN PENGUMPAN/ FEEDER : TIOP,

MALILIMOK, SARASAU, TOLOULAGO

LONG BOAT (PERAHU WISATA)

(RADIO PANGGIL & LIFE VEST SEBAGAI

KELENGKAPAN ALAT KESELAMATAN)

03 MODA TRANSPORTASI DARAT (PADA SETIAP KAWASAN)

PEDESTRIAN/ JALUR/ TRACK SEPEDA (BIKE TRACK) : SPOT WISATA PANTAI,

WISATA SENI DAN BUDAYA (DESA WISATA) DAN WISATA

BERBASIS ALAM (ECO TOURISM)

SEPEDA/ SEPEDA TANDEM

ATV (

BENTOR (BECA MOTOR) KHAS MENTAWAI

(ALTERNATIF MODA TRANSPORTASI

ANGKUTAN BARANG)

Page 12: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-12 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar. 3.5. Skema Konsep Aksesibilitas Kawasan Destinasi Wisata Katurei

Page 13: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-13 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar.3.6. Skema Konsep Aksesibilitas (Prasarana, Sarana dan Moda transportasi Kawasan Destinasi Wisata Katurei

Gambar. 3.7. Skema Manajemen sistem Komunikasi Radio Panggil Kawasan Kepulauan Mentawai

Gambar. 3.8. Fasilitas Life vest pada kapal sebagai syarat kelengkapan keselamatan di laut

Page 14: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-14 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar. 3.9. Konsep Jaringan Telekomunikasi di Kawasan Katurei

Page 15: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-15 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

3.2.2. Konsep Zonasi Kawasan Destinasi Wisata Katurei

Zonasi suatu kawasan destinasi wisata sangat diperlukan dalam suatu proses

perencanaan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam penyusunan

program ruang terbangun dan ruang tidak terbangun, menentukan tata guna

lahan dan menentukan zona untuk fungsi utama, fungsi pendukung dan fungsi

service. Konsep zonasi juga untuk menentukan seberapa besar daya tampung

kawasan dalam memfasilitasi kegiatan wisata eksisting dan kegiatan wisata

yang akan dikembangkan sesuai arahan dan potensi alam.

Zonasi (blocking) sebagian kegiatan wisata di Kabupaten Kepulauan Mentawai,

tercantum dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (Rippda)

Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2011. Ini bisa menjadi bahan acuan

dalam penyusunan konsep zonasi kawasan, khususnya kawasan destinasi

Katurei yang didukung berdasarkan hasil survey di lapangan dan analisis

potensi kawasan.

Konsep zonasi kawasan sesuai dengan jenis kegiatan wisata yang ada

(eksisting). Tujuannya untuk mempermudah blocking atau zonasi setiap

kawasan wisata. Berdasarkan hasil survey dan analisa potensi kawasan maka

dapat disimpulkan terdapat beberapa macam kegiatan wisata berbasis alam

(eco turism) yang meliputi wisata bahari, wisata alam pantai, wisata alam desa

(seni dan budaya) dan wisata alam edukasi ilmiah.

Berarti sarana wisata meliputi 5 (lima) area/ zona pada kawasan yaitu :

a. zona perairan Teluk Katurei dan pesisir pantai sekitarnya (mangrove) ;

b. zona pesisir pantai pada pulau-pulau yang berpasir ;

c. zona perkampungan/ pedesaan (ada 4 dusun Desa wisata : Tiop, Malilimok,

Sarasau dan Tololaggok

d. zona hutan lindung Taman Nasional Siberut yang merupakan zona inti pada

kawasan.

Dengan demikian konsep zonasi didesain berdasarkan jenis kegiatan wisata.

Berikut tabel zonasi kawasan destinasi wisata Katurei berdasarkan jenis

kegiatan wisata :

Page 16: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-16 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Tabel 3.2. Zonasi Kawasan Destinasi Wisata Katurei Berdasarkan Jenis Kegiatan Wisata

NO JENIS KEGIATAN WISATA LOKASI ZONASI

01 WISATA SNORKLING PERAIRAN PULAU NYANGNYANG/ MASOKUT

ZONA PERAIRAN KAWASAN KATUREI

DAN SEKITARNYA PERAIRAN PULAU MAINUK

PERAIRAN PULAU KARAMADJAT

PERAIAN PULAU LIBBUT

PERAIAN PULAU BAREKAI

PERAIRAN PULAU PANANGGALAN SABEU

PERAIRAN PULAU PANANGGALAN SIGOISO PERAIRAN PULAU BOTIEK

PERAIRAN PULAU TUDANGIN (MANSILOk)

PERAIRAN PULAU LOGUI

PERAIRAN PULAU MASEAI

02 WISATA DIVING PERAIRAN PULAU NYANGNYANG/ MASOKUT

ZONA PERAIRAN KAWASAN KATUREI

DAN SEKITARNYA PERAIRAN PULAU MAINUK

PERAIRAN PULAU KARAMADJAT

PERAIAN PULAU LIBBUT

PERAIAN PULAU BAREKAI

PERAIRAN PULAU PANANGGALAN SABEU

PERAIRAN PULAU PANANGGALAN SIGOISO

PERAIRAN PULAU BOTIEK

PERAIRAN PULAU TUDANGIN (MASILOk)

PERAIRAN PULAU LOGUI

PERAIRAN PULAU MASEAI

03 WISATA SURFING PEARLESS LEFT & RIGHT (TELUK KATUREI)

ZONA PERAIRAN KAWASAN KATUREI

DAN SEKITARNYA SPOT E BAY RIGHT; E BAY LEFT; PITSTOP HILL RIGHT ; BANG VAULT RIGHT; NIPUSSI RIGHT (PERAIRAN PULAU NYANGNYANG/ MASOKUT)

SPOT HIDE A WAY LEFT; JOHN KANDIES LEFT; KANDUI LEFT; BANG BANG LEFT; CHUBBIES RIGHT; 4 BOB RIGHT; RIFLESS; DUCKIES LEFT & RIGHT; (PERAIRAN PULAU KARANGMADJAT)

04 WISATA MANCING PERAIRAN TELUK KATUREI ZONA PERAIRAN KAWASAN KATUREI

DAN SEKITARNYA PERAIAN PULAU NYANGNYANG/ MASOKUT

Page 17: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-17 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

PERAIRAN PULAU BOTIEK

PERAIRAN PULAU MAINUK

PERAIRAN PULAU KARAMADJAT

PERAIRAN PULAU SILOINAK

05 WISATA MANGROVE PESISIR TELUK KATUREI ZONA MUARA PESISIR KATUREI DAN

SEBAGIAN AREA PULAU-PULAU

SEKITAR KATUREI

PESISIR UTARA, TIMUR DAN SELATAN PULAU NYANGNYANG

PESISIR TIMUR PULAU LAPI

PESISIR TIMUR PULAU TUDANGIN

PESISIR TIMUR PULAU SIBABUI

PESISIR TIMUR PULAU LIBUT

PESISIR TIMUR PULAU SILOINA

PESISIR TIMUR DAN BARAT PULAU MAINUK

PESISIR BARAT PULAU BOTIEK

PESISIR PULAU KARANGMDJAT

06 WISATA ALAM PANTAI BERPASIR

PANTAI SELATAN PULAU TUDANGIN (MASILOK)

ZONA PANTAI BERPASIR

DI PESISIR KATUREI DAN PULAU-PULAU

SEKITARNYA

07 WISATA ALAM (EDUKASI ILMIAH)

TAMAN NASIONAL SIBERUT ZONA INTI HUTAN LINDUNG TAMAN

NASIONAL SIBERUT

08 WISATA SENI DAN BUDAYA DUSUN TIOP ZONA PERKAMPUNGAN

TRADISIONAL KATUREI (DESA

WISATA)

DUSUN SARASAU DUSUN MALILIMOK

DUSUN TOLOULAGO

Gambar. 3.10.a Fasilitas Berenang Gambar. 3.10b. Fasilitas Berenang

Page 18: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-18 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar. 3.11. Jenis Kegiatan Wisata Alternatif , ATV

Gambar. 3.12. Jenis Kegiatan Bersepeda

Gambar. 3.13. Moda Transportasi Angkutan Barang dan Manusia (Bentor)

Page 19: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-19 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar. 3.14. Skema Konsep Zonasi Kawasan Destinasi Wisata Katurei

Page 20: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-20 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

3.3. Konsep Master Plan Perencanaan Kawasan Distinasi Wisata Katurei

3.3.1. Konsep Blok Plan

Konsep blok plan dikelompokkan ke dalam dua wilayah, yaitu blok plan wilayah

makro (kawasan Katurei) dan blok plan wilayah mikro (obyek wisata).

Konsep blok plan secara struktural makro mengacu pada arahan tata ruang

RTRW Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2011. Secara struktural khusus

mengacu pada arahan Rippda Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2011.

Berdasarkan arahan RTRW, kawasan destinasi Katurei pelayanan administrasi

dan transportasinya dilayani oleh Peipei. Didukung dengan perencanaan

pembangunan sarana transportasi seperti pelabuhan di Malilimok dan bandara

di Peipei.

Berdasarkan hasil zonasi wilayah, dan Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Kepulauan Mentawai, maka blok plan pada kawasan Katurei

meliputi :

a. blok plan pada wilayah perairan spot surfing dan sekitarnya meliputi blok

prasarana dan blok sarana untuk wisata eksklusif khusus surfing dan

wisata bahari (diving, snorkling, dan fishing) ;

b. blok plan pada wilayah pantai berpasir meliputi blok prasarana dan blok

sarana untuk wisata alam pantai (swimming, rekreasi di pasir putih);

c. blok plan pada wilayah perairan Teluk Katurei dan pesisir pantai sekitarnya

meliputi blok prasarana dan blok sarana untuk kegiatan wisata alam pantai

(wisata mangrove, fishing) dan wisata budaya (kampung tradisional khas

Katurei, Mentawai) ;

d. blok plan pada wilayah dekat area hutan Taman Nasional Siberut yang

meliputi blok prasarana dan blok sarana untuk kegiatan wisata edukasi

ilmiah berbasis alam.

Kawasan Katurei sebagai “Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)” dan

sebagian wilayahnya termasuk “kawasan hutan lindung Taman Nasonal

Page 21: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-21 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Siberut”, maka konsep blok plan didesain sejalan dengan konsep “Green

Environment”, dengan strategi sebagai berikut :

1. Rencana blok massa disesuaikan dengan karakteristik topografi alam

eksisting Katurei, dengan meminimalisir perubahan bentuk kontur dan

melestarikan ekosistem asli kawasan.

2. Rencana blok massa dengan perbandingan 10 – 20 % area terbangun dan

80 – 90 % area tidak terbangun pada kawasan.

Blok plan untuk kegiatan wisata berbasis alam, mengutamakan outdoor.

Daya dukung lahan yang sangat terbatas, maka blok plan

mengutamakan kualitas dibanding kuantitas.

3. Blok plan dilengkapi dengan konsep landscape yang mengeksplorasi unsur

vegetasi dari keanekaragaman flora lingkungan setempat. Sehingga tercipta

desain blok plan yang asri, alami dan ramah lingkungan.

4. Blok massa plan di pesisir pantai, ditempatkan minimal 100 meter dari titik

pasang air laut sesuai ketentuan yang disyaratkan. Walaupun ada

bangunan yang batas garis dindingnya kurang dari 100 meter dari titik

pasang air laut, maka ada syarat khusus dengan rekayasa arsitektur

sebagai solusi berupa blok bangunan panggung (double decker) agar

ekosistem sekitar pantai tetap terjaga kelestariannya.

5. Blok plan pada lokasi obyek wisata, didesain sesuai karakteristik lahan,

namun memiliki tipikal yang sama dari protipe blok plan-nya.

3.3.2. Konsep Lansekap

Konsep lansekap mengikuti konsep blok plan, didesain dengan

memperhitungkan kondisi alam eksisting baik itu memanfaatkan potensi yang

ada maupun membuat strategi desain jika ada permasalahan di lokasi.

Adapun faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain :

1. Faktor jenis tanah

Jenis tanah di kawasan Katurei adalah tanah pasir laut dan tanah lempung.

Kedua jenis tanah ini mempunyai sifat dinamis, mudah melebur dan tidak

padat. Kondisi ini perlu diperhitungkan dalam mendesain lansekap wilayah

pasang surut, karena faktor abrasi oleh air laut. Perlu material pendukung

seperti turap atau water break wall. Atau dengan cara mempertahankan

habitat mangrove sebagai barrier alami dari abrasi air laut.

Page 22: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-22 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar 3.15. Konsep pedestrianisasi pada wilayah tepian pantai yang berpotensi abrasi

2. Faktor kontur tanah (topografi)

Kontur tanah di kawasan Katurei sangat beragam, mulai dari yang bersifat

datar, landai berombak, hingga yang bertebing curam. Hal ini perlu disiasati

dengan desain lansekap yang mengikuti kontur eksisting dengan

meminimalkan cut and fill. Hanya pada area tertentu digunakan metode cut

and fill seperti pada area cekungan dan tebing yang rawan abrasi air laut.

3. Faktor abrasi air laut

Di pesisir teluk Katurei berdasarkan hasil survey di lapangan dapat

disimpulkan adanya potensi terjadinya abrasi dengan prosentasi yang cukup

tinggi. Kondisi ini terjadi akibat gerusan ombak setiap saat, ditambah

kerusakan habitat tanaman mangroove di beberapa wilayah. Hal tersebut

perlu penanganan khusus dalam mendesain lansekap kawasan.

4. Faktor potensi bencana lokal (gempa dan tsunami)

Berdasarkan data BNPB ( Badan Nasional Penanggulangan Bencana),

kawasan Kepulauan Mentawai merupakan salah satu kawasan rawan

bencana khususnya bencana gempa dan tsunami. Hal tersebut perlu

disiasati dalam desain lansekap kawasan dengan tujuan untuk mengurangi

dampak dari gempa dan tsunami tersebut.

Page 23: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-23 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar 3.16. Penerapan struktur pemecah ombak

Page 24: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-24 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar 3.17. Elemen struktur water break wall

Gambar 3.18. Elemen struktur water break wall

Page 25: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-25 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar 3.19. Elemen landscape, pedestrianisasi

5. Faktor keanekaragaman flora eksisting kawasan

Keanekaragaman flora di kawasan Katurei menjadi salah satu daya tarik

wisata alam yang perlu dipertahankan. Dalam desain lansekap komponen

vegetasi menjadi pelengkap sebagai unsur alam yang menambah nilai

estetika kawasan.

Penataan vegetasi tambahan menjadi bagian dari konsep lansekap dengan

tujuan memperkaya keanekaragaman flora untuk menambah hijau dan asri

kawasan. Pemilihan jenis vegetasi harus memperhitungkan jenis akar yang

kuat (akar serabut), kemudahan proses tanam, pemeliharaan dan

kecocokan vegetasi dengan iklim lokal setempat yang berada di pesisir

dengan ketinggian antara 0 meter dpl hingga 200 meter dpl.

6. Landscape furniture

Landscape furniture menjadi salah satu elemen yang sangat penting dalam

desain lansekap sebagai pendukung dan pelengkap lingkungan. Landscape

furniture ini antara lain terdiri dari : signage (berupa papan petunjuk

kawasan, arah, dll); lampu (kawasan, taman, pedestrian); bangku taman;

pergola; gazebo dll. Konsep landscape furniture didesain dengan

pendekatan konsep alam dan budaya lokal/ setempat.

Page 26: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-26 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

3.3.3. Konsep Site Plan

Konsep site plan merupakan kelanjutan atau rencana detil dari konsep blok

plan di area lokasi yang didesain. Konsep site plan meliputi tata letak massa

bangunan dalam kelompok kegiatan, dengan pola jalan (pedestrian) di

sekitarnya yang berfungsi sebagai penghubung antara fungsi yang ada, letak

ruang-ruang terbuka di sekitarnya serta perletakan vegetasi di sekitar

bangunan berdasarkan fungsinya.

Dengan konsep Green Environment, maka karakteristik dari site plan mengikuti

bentuk pesisir pantai, berorientasi ke arah pantai dan kelompok massanya

membentuk ruang-ruang luar yang hidup. Ruang-ruang luar yang terbentuk

fungsinya dibedakan untuk setiap lokasi titik objek sebagai ciri tersendiri dari

jenis kegiatan wisatanya.

Gambar 5.33. Elemen landscape, perencanaan pedestrianisasi Konsep arahaan pada desain Plaza dengan material semen dan kulit kerang dengan pendekatan Motif Ikan

Gambar 3.20. Elemen landscape, perencanaan pedestrianisasi Konsep arahan pada desain Plaza dengan material semen dan kulit kerang dengan pendekatan Motif Ikan

Page 27: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-27 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar 3.21. Elemen landscape, perencanaan penerangan pedestrian dengan penerapan detil dari elemen alam laut

Gambar 3.22. Elemen landscape, perencanaan tempat duduk di sekitar

taman atau pedestrian

Page 28: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-28 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar. 3.23. Konsep Desain Pergola Material gabungan cor Beton cover Batu Alam

Pendekatan Desain Tradisional

Gambar. 3.24. Konsep Desain Gazebo material gabungan cor Beton cover Batu Alam Pendekatan Desain Tradisional

Page 29: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-29 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

3.4. Konsep Perencanaan Bangunan

3.4.1. Konsep Bentuk Bangunan

Konsep “Green Environment” pendekatannya dengan memadukan

karakteristik alam dan habitat lingkungan serta unsur kebudayaan lokal yang

berkembang di dalamnya, dengan mempertimbangkan jenis struktur bangunan

yang tahan terhadap bencana gempa.

Gambar. 3.25. Skema Konsep Bangunan Tropis Tradisional Mentawai

3.4.2. Konsep Struktur Bangunan

Seiring dengan uraian sebelumnya, konsep struktur bangunan yang akan

diterapkan di kawasan katurei adalah struktur tahan gempa dengan pola

struktur keseluruhan bangunan menggunakan struktur ringan. Kecuali

bangunan yang sifatnya monumental. Bangunan tersebut direncanakan lebih

khusus, dengan tujuan untuk ketahanan dan keawetan.

Page 30: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-30 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Berikut daftar spesifikasi struktur bangunan tahan gempa.

Tabel 3.3. Spesifikasi Material/ Bahan Bangunan

Skenario untuk penanggulangan bencana tsunami konsep bangunan didesain

panggung/ lantai di atas permukaan tanah (double decker) untuk meminimalisir

dampak luapan air yang sampai ke daratan. Sedangkan untuk barrier utama

berupa turap dan dinding pemecah ombak (Water Break Wall) area pantai di

titik pasang air laut. Sedangkan elemen alami sebagai barrier berupa habitat

tanaman mangroove.

3.4.3. Konsep Fasade Bangunan

Konsep fasade bangunan untuk bangunan-bangunan di Kawasan Katurei

mengadopsi fasade bangunan tropis tradisional Mentawai. Hal ini dilakukan

sebagai hasil adaptasi pendekatan pada seni dan budaya lokal.

Secara keseluruhan karakteristik fasade bangunan tradisional mentawai

merupakan bangunan tropis pada umumnya dengan bentuk bangunan

panggung, dinding depan menjulang ke atap dan banyak bukaan dengan sudut

kemiringan atap antara 300 – 600. Yang menjadi ciri khas adalah dekoratif pada

NO ELEMEN STRUKTUR JENIS MATERIAL KETERANGAN

01 PONDASI TELAPAK PAS BATU KARANG PONDASI BERADA DI ATAS PERMUKAAN TANAH, DIMENSI DISESUAIKAN

02 LANTAI PAPAN KAYU/ FLYWOOD DENGAN STRUKTUR RANGKA KAYU

POSISI LANTAI BERADA 50 – 200 CM DI ATAS PERMUKAAN TANAH

O3 TIANG KAYU/ BAMBU/ BATANG POHON KELAPA

BERTUMPU PADA PONDASI TEGAK LURUS KE ATAS

O4 DINDING PAPAN KAYU/ ANYAMAN BAMBU (BILIK) DENGAN STRUKTUR RANGKA KAYU/ BAMBU

MENEMPEL PADA STRUKTUR TIANG UTAMA DAN RANGKA DINDING

O5 RANGKA PINTU DAN JENDELA

KUSEN KAYU/ BAMBU BUKAAN JENDELA MAKSIMAL UNTUK PENCAHAYAAN DAN PENGUDARAAN ALAMI

06 RANGKA ATAP KAYU/ BAMBU DESAIN MEMBENTUK SEGITIGA UNTUK

07 PENUTUP ATAP DAUN SAGU/ DAUN NIPAH BERUPA LEMBARAN YANG DIANYAM DIPASANG BERLAPIS

Page 31: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-31 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

dinding fasade berupa ukiran kayu pada dinding dan anyaman bambu dengan

permainan warna-warna pastel alami.

Adapun detail karakteristik fasade bangunan tradisional Mentawai sebagai

berikut :

Tabel.3.4. Elemen Bangunan Yang Membentuk Fasade

NO ELEMEN BANGUNAN BENTUK ELEMEN FASADE KETERANGAN

01 PONDASI TELAPAK PASANGAN BATU KARANG, TAMPAK LIMAS SEGI EMPAT TERPOTONG

PONDASI BERADA DI ATAS PERMUKAAN TANAH, DIMENSI DISESUAIKAN

02 LANTAI PAPAN KAYU/ FLYWOOD DENGAN STRUKTUR RANGKA KAYU, TAMPAK DIKAMUFLASE LEMPENGAN PAPAN BERUKIR

POSISI LANTAI BERADA 50 – 200 CM DI ATAS PERMUKAAN TANAH

O3 TIANG KAYU/ BAMBU/ BATANG POHON KELAPA, TAMPAK KOLOM SEGI EMPAT/ SILINDER MEMBENTANG KE ATAS DENGAN UKIRAN DEKORATIF TRADISIONAL MENTAWAI

BERTUMPU PADA PONDASI TEGAK LURUS KE ATAS

O4 DINDING PAPAN KAYU/ ANYAMAN BAMBU (BILIK) DENGAN STRUKTUR RANGKA KAYU/ BAMBU, TAMPAK PENAMPANG PAPAN KAYU DAN ANYAMAN BAMBU (BILIK) DENGAN UKIRAN DEKORATIF TRADISIONAL MENTAWAI DAN KOMPOSISI WARNA-WARNA PASTEL YANG ALAMI

MENEMPEL PADA STRUKTUR TIANG UTAMA DAN RANGKA DINDING

O5 RANGKA PINTU DAN JENDELA

KUSEN KAYU/ BAMBU, TAMPAK PENAMPANG DENGAN JENDELA TEMBUS PANDANG

BUKAAN JENDELA MAKSIMAL UNTUK PENCAHAYAAN DAN PENGUDARAAN ALAMI

06 RANGKA ATAP KAYU/ BAMBU, TAMPAK BENTANGAN MEMBENTUK SEGI TIGA SAMA SISI DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 30 HINGGA 60 DERAJAT

DESAIN MEMBENTUK SEGITIGA UNTUK

07 PENUTUP ATAP DAUN SAGU/ DAUN NIPAH, TAMPAK MEMBENTUK SEGI TIGA SAMA SISI DENGAN KEMIRINGAN ANTARA 30 DERAJAT HINGGA 60 DERAJAT.

BERUPA LEMBARAN YANG DIANYAM DIPASANG BERLAPIS

Page 32: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-32 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

3.4.4. Konsep Ruang Dalam

Konsep tata ruang dalam setiap bangunan sarana, secara keseluruhan

konsepnya bersumber pada tata ruang dalam bangunan rumah di kawasan

Mentawai khususnya di kawasan Katurei.

Prinsip-prinsip ruang dari rumah tradisional ini diterapkan pada bangunan-

bangunan yang direncanakan. Fungsi dan luasan ruang disesuaikan dengan

kebutuhan fungsi yang direncanakan.

Ruang dalam bangunan pada umumnya dibagi menjadi 4 bagian, yaitu ruang

depan yang berupa teras atau penerima yang sifatnya terbuka untuk publik,

ruang berikutnya adalah ruang penerima yang bersifat lebih tertutup, bagian

ketiga merupakan ruang inti yang sifatnya private (khusus bagi pemilik) dan

bagian terakhir adalah ruang untuk kegiatan servis.

3.5. Konsep Prasarana dan Sarana Kawasan

Konsep prasarana dan sarana Kawasan Destinasi Wisata Katurei, di wilayah makro

didesain dengan mengikuti prasarana yang sudah ada, serta potensi dari prasarana

dan sarana yang direncanakan dalam RTRW. Sedangkan konsep prasarana dan

sarana di lokasi perencanaan melalui analisis kebutuhan dari pengembangan kegiatan

wisatanya.

Pertimbangan lain dalam menentukan konsep desain prasarana dan sarana ini

berdasarkan daya dukung lahan pada kawasan, itupun dengan persyaratan khusus.

Suatu kegiatan pada kawasan tentunya membutuhkan ruang (fasilitas) yang

mengakomodir setiap aktifitas di dalamnya. Begitu juga dengan kegiatan wisata di

Kawasan Katurei, membutuhkan ruang indoor ataupun outdoor.

Untuk prasarana dermaga, pendekatan desain dengan menggunakan dermaga apung,

karena jenis dermaga ini dapat mengikuti pasang surut perairan. Desain ini mudah

dalam pengerjaan dan pengembangannya.

Page 33: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-33 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar. 3.26. Konsep Arahan Dermaga Apung, Ponton

Gambar. 3.27. Konsep Arahan Dermaga Apung, Ponton

Page 34: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-34 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar. 3.28. Konsep Arahan Alternatif Dermaga, Floating Dock

Gambar. 3.29. Konsep Arahan Alternatif Dermaga, Floating Dock

Page 35: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-35 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar 3.30. Konsep Arahan Perencanaan Dermaga

Gambar 3.31. Elemen struktur Floating dock

Page 36: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-36 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar 3.32. Elemen struktur Floating dock

Gambar 3.33. Elemen struktur Floating dock

Page 37: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-37 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar 3.34. Konsep Arahan Dermaga dan Jembatan

Gambar 3.35. Elemen struktur Floating do

Page 38: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-38 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Berikut daftar kebutuhan sarana pendukung kegiatan wisata kawasan Katurei

sesuai jenis kegiatannya :

Tabel.3.5. Prasarana dan Sarana Kegiatan Wisata Snorkling dan Diving

NO JENIS KEGIATAN

PARIWISATA

NO PRASARANA YANG

DIBUTUHKAN

ELEMEN/ BANGUNAN

YANG DIBUTUHKAN

NO SARANA YANG

DIBUTUHKAN

RUANG YANG DIBUTUHKAN

01 WISATA SNORKLING DAN DIVING

01 GERBANG 01 BANGUNAN PENGELOLA (SNORKLING

& DIVING CENTER)

LOBBY & RECEPTIONIST

02 DERMAGA AREA SANDAR

LONG BOAT

RUANG PENGELOLA

BOARD WALK

RUANG LOCKER

SHELTER

03 PEDESTRIAN TOILET DAN RUANG

GANTI PRIA 04 SHOWER

BILAS

05 JALUR EVAKUASI

GEMPA DAN TSUNAMI

JALUR EVAKUASI

TOILET DAN RUANG GANTI

WANITA

PETUNJUK JALUR

EVAKUASI (MATERIAL DARI CAT GLOW IN THE DARK

GUDANG

SHELTER EVAKUASI

06 INSTALASI AIR BERSIH

RESERVOAR BAWAH

PUMP

RESERVOAR ATAS

O2 LIFE GUARD TOWER

RUANG KONTROL

07 IPAL SEPTICTANK SIRKULASI TANGGA

BAK KONTROL

AREA/ MENARA RUANG PANTAU

SUMUR RESAPAN

03 GAZEBO

Page 39: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-39 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Tabel.3.6. Prasarana dan Sarana Kegiatan Wisata Surfing

NO JENIS KEGIATAN

PARIWISATA

NO PRASARANA YANG

DIBUTUHKAN

ELEMEN/ BANGUNAN

YANG DIBUTUHKAN

NO SARANA YANG

DIBUTUHKAN

RUANG YANG DIBUTUHKAN

02 WISATA SURFING

01 GERBANG 01 BANGUNAN PENGELOLA

(SURFING CENTER)

LOBBY & RECEPTIONIST

02 DERMAGA AREA SANDAR

LONG BOAT

RUANG PENGELOLA

BOARD WALK

RUANG LOCKER

SHELTER

03 PEDESTRIAN TOILET DAN RUANG

GANTI PRIA 04 SHOWER

BILAS

05 JALUR EVAKUASI

GEMPA DAN TSUNAMI

JALUR EVAKUASI

PETUNJUK JALUR

EVAKUASI (MATERIAL DARI CAT GLOW IN THE DARK

SHELTER EVAKUASI

06 INSTALASI AIR BERSIH

RESERVOAR BAWAH

TOILET DAN RUANG GANTI

WANITA

PUMP GUDANG

RESERVOAR ATAS

O2 LIFE GUARD TOWER

RUANG KONTROL

07 IPAL SEPTICTANK SIRKULASI TANGGA

BAK KONTROL

AREA/ MENARA RUANG PANTAU

SUMUR RESAPAN

03 GAZEBO

Page 40: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-40 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Tabel.3.7. Prasarana dan Sarana Kegiatan Wisata Mancing

NO JENIS KEGIATAN

PARIWISATA

NO PRASARANA YANG

DIBUTUHKAN

ELEMEN/ BANGUNAN

YANG DIBUTUHKAN

NO SARANA YANG

DIBUTUHKAN

RUANG YANG DIBUTUHKAN

03 WISATA MANCING

01 GERBANG 01 BANGUNAN PENGELOLA

(FISHING CENTER)

LOBBY & RECEPTIONIST

02 DERMAGA AREA SANDAR

LONG BOAT

RUANG PENGELOLA

BOARD WALK

SHELTER 03 PEDESTRIAN TOILET PRIA

04 JALUR EVAKUASI

GEMPA DAN TSUNAMI

JALUR EVAKUASI

PETUNJUK JALUR

EVAKUASI (MATERIAL DARI CAT GLOW IN THE DARK

SHELTER EVAKUASI

05 INSTALASI AIR BERSIH

RESERVOAR BAWAH

TOILET WANITA

PUMP GUDANG

RESERVOAR ATAS

O2 LIFE GUARD TOWER

RUANG KONTROL

06 IPAL SEPTICTANK SIRKULASI TANGGA

BAK KONTROL

AREA/ MENARA RUANG PANTAU

SUMUR RESAPAN

03 GAZEBO

Page 41: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-41 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Tabel.3.8. Prasarana dan Sarana Kegiatan Wisata Jet Ski dan Ski Air

NO JENIS KEGIATAN

PARIWISATA

NO PRASARANA YANG

DIBUTUHKAN

ELEMEN/ BANGUNAN

YANG DIBUTUHKAN

NO SARANA YANG

DIBUTUHKAN

RUANG YANG DIBUTUHKAN

04 WISATA JET SKI DAN SKI AIR

01 GERBANG 01 BANGUNAN PENGELOLA

( WATER SPORT

CENTER)

LOBBY & RECEPTIONIST

02 DERMAGA AREA SANDAR

LONG BOAT

RUANG PENGELOLA

BOARD WALK

RUANG LOCKER

SHELTER

03 PEDESTRIAN TOILET DAN RUANG

GANTI PRIA 04 SHOWER

BILAS

05 JALUR EVAKUASI

GEMPA DAN TSUNAMI

JALUR EVAKUASI

PETUNJUK JALUR

EVAKUASI (MATERIAL DARI CAT GLOW IN THE DARK SHELTER

EVAKUASI

06 INSTALASI AIR BERSIH

RESERVOAR BAWAH

TOILET DAN RUANG GANTI

WANITA

PUMP GUDANG

RESERVOAR ATAS

O2 LIFE GUARD TOWER

RUANG KONTROL

07 IPAL SEPTICTANK SIRKULASI TANGGA

BAK KONTROL

AREA/ MENARA RUANG PANTAU

SUMUR RESAPAN

03 GAZEBO

Page 42: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-42 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Tabel.3.9. Prasarana dan Sarana Kegiatan Wisata Mangrove

NO JENIS KEGIATAN

PARIWISATA

NO PRASARANA YANG

DIBUTUHKAN

ELEMEN/ BANGUNAN

YANG DIBUTUHKAN

NO SARANA YANG DIBUTUHKAN

RUANG YANG DIBUTUHKAN

05 WISATA MANGROVE

01 GERBANG 01 BANGUNAN PENGELOLA (MANGROVE

CENTER)

LOBBY & RECEPTIONIST 02 DERMAGA AREA

SANDAR LONG BOAT

BOARD WALK

RUANG PENGELOLA

SHELTER

03 BOARD WALK

JALUR BOARD WALK

RUANG PRESENTASI

SHELTER

04 PEDESTRIAN TOILET PRIA

05 JALUR EVAKUASI

GEMPA DAN TSUNAMI

JALUR EVAKUASI

PETUNJUK JALUR

EVAKUASI (MATERIAL DARI CAT GLOW IN THE DARK

SHELTER EVAKUASI

06 INSTALASI AIR BERSIH

RESERVOAR BAWAH

TOILET WANITA

PUMP GUDANG

RESERVOAR ATAS

O2 GUARD TOWER

RUANG KONTROL

07 IPAL SEPTICTANK SIRKULASI TANGGA

BAK KONTROL

AREA/ MENARA RUANG PANTAU

SUMUR RESAPAN

03 GAZEBO

Page 43: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-43 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Tabel.3.10. Prasarana dan Sarana Kegiatan Wisata Alam Pantai Berpasir (Pasir Putih)

NO JENIS KEGIATAN

PARIWISATA

NO PRASARANA YANG

DIBUTUHKAN

ELEMEN/ BANGUNAN

YANG DIBUTUHKAN

NO SARANA YANG DIBUTUHKAN

RUANG YANG DIBUTUHKAN

06 WISATA ALAM PANTAI

BERPASIR (PASIR PUTIH)

01 GERBANG 01 BANGUNAN PENGELOLA KAWASAN

WISATA ALAM BERPASIR (RESORT)

LOBBY & RECEPTIONIST

02 DERMAGA AREA SANDAR

LONG BOAT

CAFE & RESTO

BOARD WALK

RUANG PENGELOLA

SHELTER RUANG LOCKER 03 PEDESTRIAN

04 BIKE TRACK

05 SHOWER BILAS

06 JALUR EVAKUASI

GEMPA DAN TSUNAMI

JALUR EVAKUASI

PETUNJUK JALUR

EVAKUASI (MATERIAL DARI CAT GLOW IN THE DARK

SHELTER EVAKUASI TOILET DAN

RUANG GANTI PRIA

07 INSTALASI AIR BERSIH

RESERVOAR BAWAH

TOILET DAN RUANG GANTI

WANITA

PUMP GUDANG

02 RESORT TERAS

RUANG TIDUR

KAMAR MANDI

RESERVOAR ATAS

O3 GUARD TOWER

RUANG KONTROL

08 IPAL SEPTICTANK SIRKULASI TANGGA

BAK KONTROL

AREA/ MENARA RUANG PANTAU

SUMUR RESAPAN

04 GAZEBO

Page 44: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-44 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Tabel.3.11. Prasarana dan Sarana Kegiatan Wisata Seni dan Budaya (Desa Wisata)

NO JENIS KEGIATAN

PARIWISATA

NO PRASARANA YANG

DIBUTUHKAN

ELEMEN/ BANGUNAN

YANG DIBUTUHKAN

NO SARANA YANG DIBUTUHKAN

RUANG YANG DIBUTUHKAN

07 WISATA SENI DAN BUDAYA

(DESA WISATA)

01 GERBANG 01 BANGUNAN PENGELOLA KAWASAN

WISATA SENI DAN BUDAYA

(VILLAGE CENTER)

LOBBY WORKSHOP

& RECEPTIONIST

02 DERMAGA AREA SANDAR

LONG BOAT

CAFE & RESTO

BOARD WALK

RUANG PENGELOLA

SHELTER RUANG SOUVENIR

03 PEDESTRIAN TOILET PRIA

04 BIKE TRACK TOILET WANITA

05 PLAZA 06 JALUR

EVAKUASI GEMPA DAN

TSUNAMI

JALUR EVAKUASI

GUDANG

PETUNJUK JALUR

EVAKUASI (MATERIAL DARI CAT GLOW IN THE DARK

02 RUMAH BESAR ADAT

TRADISIONAL KATUREI

TERAS

RUANG UTAMA

RUANG KHUSUS

TOILET PRIA

TOILET WANITA SHELTER

EVAKUASI

07 INSTALASI AIR BERSIH

RESERVOAR BAWAH PUMP

02 HOME STAY TERAS

RUANG TIDUR

KAMAR MANDI

RESERVOAR ATAS

O3 GUARD TOWER

RUANG KONTROL

08 IPAL SEPTICTANK SIRKULASI TANGGA

BAK KONTROL

AREA/ MENARA RUANG PANTAU

SUMUR RESAPAN

04 GAZEBO

Page 45: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-45 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Tabel.3.12. Prasarana dan Sarana Kegiatan Wisata Alam Edukasi Ilmiah

NO JENIS KEGIATAN

PARIWISATA

NO PRASARANA YANG

DIBUTUHKAN

ELEMEN/ BANGUNAN

YANG DIBUTUHKAN

NO SARANA YANG DIBUTUHKAN

RUANG YANG DIBUTUHKAN

08 WISATA ALAM

EDUKASI ILMIAH

(ZONA INTI TAMAN

NASIONAL SIBERUT)

01 GERBANG 01 BANGUNAN PENGELOLA

WISATA ALAM

EDUKASI ILMIAH TAMAN

NASIONAL SIBERUT

LOBBY RUANG DISPLAY

& RECEPTIONIST

02 DERMAGA AREA SANDAR

LONG BOAT

RUANG PENGELOLA

BOARD WALK

RUANG PRESENTASI

SHELTER

03 PEDESTRIAN TOILET PRIA

04 BIKE TRACK TOILET WANITA 05 JUNGLE

TRACK SHELTER

06 JALUR EVAKUASI

GEMPA DAN TSUNAMI

JALUR EVAKUASI

GUDANG

PETUNJUK JALUR

EVAKUASI (MATERIAL DARI CAT GLOW IN THE DARK

02 POS JAGA

RUANG JAGA

SHELTER EVAKUASI

RUANG TIDUR/

ISTIRAHAT

07 INSTALASI AIR BERSIH

RESERVOAR BAWAH

TOILET

PUMP

03 HOME STAY/ MESS

TERAS RUANG TIDUR

KAMAR MANDI

RESERVOAR ATAS

O4 GUARD TOWER

RUANG KONTROL

08 IPAL SEPTICTANK SIRKULASI TANGGA

BAK KONTROL

AREA/ MENARA RUANG PANTAU

SUMUR RESAPAN

05 GAZEBO

Page 46: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-46 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar. 3.36. Konsep Desain shower, material gabungan cor Beton cover Batu Alam Pendekatan Desain Tradisional

Page 47: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-47 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar. 3.37. Konsep desain toilet umum dengan pendekatan desain dari unsure-unsur tradisional

Gambar. 3.38. Konsep desain lifeguard post dengan pendekatan desain dari unsur-unsur tradisional

Page 48: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-48 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar. 3.39. Konsep desain sarana-sarana penunjang dan pelengkap dengan pendekatan desain dari unsur-unsur tradisional

Page 49: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-49 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar. 3.40. Konsep desain sarana-sarana penunjang dan pelengkap dengan pendekatan desain dari unsur-unsur tradisional

Page 50: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-50 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar. 3.41. Konsep desain sarana-sarana penunjang dan pelengkap dengan pendekatan desain dari unsur-unsur tradisional

Page 51: Bab III Konsep Perencanaan Okk

Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Katurei

III-51 Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

LAPORAN AKHIR

Gambar. 3.43. Konsep rambu jalur evakuasi Tsunami (material cat glow in the dark)