Top Banner

of 20

Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

Apr 05, 2018

Download

Documents

THiika REseh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    1/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 1111

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    BAB IIIBAB IIIBAB IIIBAB III

    KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAANKEBIJAKAN UMUM PENGELOLAANKEBIJAKAN UMUM PENGELOLAANKEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

    KEUANGANKEUANGANKEUANGANKEUANGAN DAERAHDAERAHDAERAHDAERAH

    A.A.A.A. PENGELOLAAN PENDAPATANPENGELOLAAN PENDAPATANPENGELOLAAN PENDAPATANPENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAHDAERAHDAERAHDAERAH

    Pengelolaan penerimaan Daerah harus dilakukan secara cermat, tepat dan

    hati hati. Pemerintah Daerah dituntut untuk mampu menciptakan suatu perangkat

    yang dapat menjamin seluruh penerimaan Daerah dapat terkumpul, diterima di kas

    Daerah dan dicatat sesuai sistem akuntansi pemerintah Daerah.

    Dalam hal ini pemerintah Daerah perlu memiliki sistem pengendalian intern

    yang memadai untuk menjamin ditaatinya prosedur dan kebijakan manajemen yang

    telah ditetapkan. Perangkat yang digunakan harus mampu mendeteksi adakah

    penerimaan yang tidak disetor ke kas Daerah dan disalah gunakan oleh

    petugas/kolektor di lapangan. Disamping itu perlu ditinjau pula adanya para subjek

    pajak Daerah yang tidak memenuhi kewajibannya, pemberian sanksi penggelapan

    pajak serta pemberian reward bagi subjek pajak yang melunasi kewajibannya tepat

    waktu bahkan sebelum periode yang ditentukan.

    Untuk meningkatkan minat para subjek pajak maka perlu dilakukan penyederhanaan

    prosedur administrasi namun disisi lain prosedur pengendalian perlu ditingkatkan.

    Hal ini dimaksudkan untuk memberi kemudahan bagi masyarakat pembayar pajak

    sehingga dapat meningkatkan jumlah penerimaan pajak Daerah, disisi lain

    peningkatan prosedur pengendaliannya dimaksudkan untuk menjamin keamanan

    dan akuntabilitas penerimaan Daerah.Dalam rangka otonomi Daerah maka sudah selayaknya Pemerintah Daerah

    melakukan kajian serius atas upaya upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah

    sedangkan untuk penerimaan Daerah yang berasal dari Dana Perimbangan

    diperlukan manajemen dan optimalisasi baik dalam alokasi maupun penggunaannya.

    Walaupun pada saat ini pemerintah Daerah diberi kewenangan untuk melakukan

    pinjaman Daerah, namun alternatif ini hendaknya perlu dipertimbangkan secara

    matang berhubung pengembalian pinjaman khususnya pinjaman jangka panjang

    akan sangat membebani anggaran Daerah untuk jangka waktu yang cukup lama.

    Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dalam pengelolaan pendapatan Daerah telah

    berupaya semaksimal mungkin untuk terus berupaya menggali maupun

    mengoptimalkan potensi potensi yang ada. Disamping itu administrasi penerimaan

    Daerah menyangkut prosedurnya telah beberapa kali mengalami penyederhanaan

    untuk mempermudah para penyetor pajak maupun retribusi Daerah dalam

    melakukan penyetoran. Adapun langkah nyata yang telah ditempuh antara lain

    penerapan pelayanan satu atap dalam hal pengurusan berbagai macam perijinan

  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    2/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 2222

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    meliputi perdagangan, perindusrian maupun jasa pemborongan, jasa konsultan dan

    jasa pelayanan lainnya. Sedangkan menyangkut peningkatan prosedur pengendalian

    pengelolaan pendapatan, Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat senantiasa dari

    tahun ke tahun terus membenahi sistem dan mekanisme yang ada.

    1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah

    Dalam rangka meningkatkan pendapatan Daerah, disamping berupaya

    memperbaiki data kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal dana perimbangan

    Pusat maupun Propinsi melalui pengiriman data dan rekonsiliasi Dana

    Perimbangan, maka arah dan kebijakan umum pendapatan Daerah adalah

    mengintensifkan sumber-sumber pendapatan potensial yang dimiliki Kabupaten

    Pakpak Bharat, tanpa harus menambah beban bagi masyarakat dan tetap

    menjaga penciptaan kondisi bagi pengembangan dunia usaha.

    Sumber dana penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Daerah dalam

    melaksanakan fungsi pelayanan dasar bagi masyarakat, masih banyak

    bergantung pada penerimaan Dari Dana Perimbangan yang terdiri dari DAU,

    DAK, dan Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak.

    Adanya otonomi Daerah diharapkan dapat memacu Daerah menuju ke tingkat

    kemampuan keuangan yang lebih baik, yang tercermin dengan semakin

    meningkatnya Kapasitas Fiskal dan menyempitnya celah fiskal dari tahun ke

    tahun.

    Beberapa strategi yang akan dilakukan untuk menutup terjadinya

    kesenjangan fiskal adalah dengan jalan intensifikasi pendapatan melalui upaya-

    upaya:

    1) Mengadakan kajian untuk meningkatkan pendapatan melalui peningkatan

    pajak, retribusi,dan upaya pelayanan dan pembenahan regulasi yang

    bertujuan untuk meningkatkan kegiatan sektor swasta;

    2) Menaikkan pendapatan dari pajak dan retribusi Daerah melalui peningkatan

    self assesmentpajak, pencarian obyek pajak/ retribusi, dan meminimalisir

    tingkat kebocoran;

    3) Melakukan perbaikan administrasi penerimaan pendapatan dan belanja

    Daerah (revenue and spending administration);

    4) Mengoptimalkan penerimaan Dana Bagi Hasil Dari Pajak Dan Bukan Pajak.

    5) Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan Daerahyang potensial untuk ditingkatkan, walaupun kontribusi PAD terhadap APBD

    masih relatif rendah hanya berkisar 1,94 %. Untuk mengetahui posisi

    komponen PAD sebagai sumber pendapatan Daerah, dengan menganalisis

    rasio pertumbuhan jenis penerimaan dengan proporsi atau sumbangannya

    terhadap rata-rata total penerimaan Daerah.

  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    3/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 3333

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    Salah satu tolak ukur dari perkembangan ekonomi Daerah adalah

    besarnya pendapatan Daerah pada pos Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    Besarnya PAD secara umum menunjukkan kemajuan aktivitas perekonomian

    pada masyarakat yang dapat dijadikan obyek pungut. Oleh karena itu,

    pencapaian target PAD merupakan faktor penting dalam menilai laju

    pembangunan di Daerah. Di dalam rangka memacu roda perekonomian

    masyarakat dari segi administrasi pengelolaan pajak dan retribusi dilaksanakan

    dengan pelayanan yang mudah dan cepat sehingga usaha ekonomi tersebut

    diharapkan akan mampu memberikan kontribusi terhadap pemerataan

    pendapatan masyarakat.

    Dengan memperhatikan arah pendapatan di atas, maka kebijakan

    ekstensifikasi pendapatan yang diambil yaitu:

    1) Meningkatkan manajemen pengelolaan dan sistem akutansi pendapatan

    Daerah sehingga terwujud kinerja yang efisien, efektif, transparan dan

    akuntabel sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.2) Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, baik pelayanan administrasi

    maupun pelayanan kontra prestasi terhadap fasilitas-fasilitas yang

    digunakan dan dipungut atas penggunaannya sehingga peran serta

    masyarakat dalam membayar Pajak Daerah dan retribusi Daerah dapat

    meningkat.

    3) Peningkatan efektivitas pengawasan internal atas penyelenggaraan dan

    proses pengelolaan pendapatan Daerah.

    2. Target dan Realisasi PendapatanSumber Pendapatan Daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana

    Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah. Pengelolaan Pendapatan

    Daerah tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan sumber pendapatan Daerah

    dalam rangka meningkatkan Kapasitas Fiskal Daerah dengan tujuan

    memaksimalkan penyelenggaraan pemerintahan untuk pelayanan kepada

    masyarakat.

    Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah harus dilakukan secara

    cermat dan hati-hati sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

    Upaya untuk meningkatkan Kapasitas Fiskal Daerah (fiscal capacity) tidak hanya

    dilakukan dalam rangka peningkatan PAD, namun juga harus melihat

    dampaknya terhadap kegiatan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Artinya

    peningkatan PAD tidak boleh memiliki dampak langsung terhadap penurunan

    pendapatan kelompok masyarakat tertentu. Peningkatan Kapasitas Fiskal juga

    harus mempertimbangkan Tata Kelola (governance) tentang keuangan Daerah,

    karena peningkatan anggaran yang besar jika tidak dikelola dengan baik justru

  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    4/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 4444

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    akan menimbulkan masalah, sehingga arah kebijakan pengelolaan pendapatan

    Daerah adalah optimalisasi fungsi anggaran yang meliputi fungsi perencanaan,

    distribusi dan stabilisasi.

    Perkembangan target dan capaian realisasi Pendapatan Daerah

    Kabupaten Pakpak Bharat selama Tahun Anggaran 2010 adalah dirinci dalam

    tabel berikut ini:

    Tabel.III.1Target Anggaran dan Capaian Realisasi Pendapatan Daerah

    Tahun 2010

    No UraianAnggaran Kontribusi

    Terhadap

    PendapatanTarget Realisasi Lebih/(Kurang) %

    Pendapatan 230,927,338,404.00 233,935,451,589.25 3,008,113,185.25 101.30

    1Pendapatan Asli

    Daerah4,136,963,517.00 4,533,364,577.25 396,401,060.25 109.58 1.94

    2Dana

    Perimbangan213,755,923,027.00 217,108,249,224.00 3,352,326,197.00 101.57 92.81

    3

    Lain-Lain

    PendapatanDaerah Yang

    Sah

    13,034,451,860.00 12,293,837,788.00 (740,614,072.00) 94.32 5.26

    Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah

    Melalui upaya-upaya intensifikasi dan ekstensisfikasi pendapatan daerah

    sebagaimana tersebut di atas, secara keseluruhan untuk target pendapatan

    tahun 2010 dapat terealisasi sebesar Rp. 233,935,451,589.25 bila dibandingkan

    dengan targetnya yaitu sebesar Rp. 230,927,338,404. Dari realisasi penerimaan

    tersebut pendapatan yang bersumber dari PAD mencapai 109.58 % sementara

    yang bersumber dari Dana Perimbangan mencapai 101,57 % dan Lain-Lain

    Pendapatan Daerah Yang Sah mencapai 94,32 %. Harus diakui bahwa

    kontribusi Pendapatan Daerah yang terbesar berasal dari jenis Dana

    Perimbangan yakni sebesar 92,81 %, sementara Pendapatan Asli Daerah hanya

    memberi kontribusi sebesar 1,94 % dan Lain Lain Pendapatan Daerah Yang

    Sah sebesar 5,26 %.

    Secara rinci masing-masing jenis Pendapatan Daerah dijelaskan sebagai

    berikut :

    2.1 Pendapatan Asli Daerah.

    Capaian penerimaan yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah dari

    target sebesar Rp. 4,136,963,517,- dengan realisasi mencapai Rp.

    4,533,364,577.25,- atau 109,58 %, yang dapat digambarkan dalam tabel

    sebagai berikut ;

  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    5/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 5555

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    Tabel. III.2Target Anggaran dan Capaian Realisasi Pendapatan Asli Daerah

    Tahun 2010

    No UraianAnggaran Kontribusi

    Terhadap

    PADTarget Realisasi Lebih/(Kurang) %

    PENDAPATAN ASLI

    DAERAH

    4,136,963,517.00 4,533,364,577.25 396,401,060.25 109.58

    1 Pajak Daerah 484,138,850.00 767,893,553.45 283,754,703.45 158.61 16.94

    2 Retribusi Daerah 886,445,399.00 679,454,820.00 (206,990,579.00) 76.65 14.99

    3

    Hasil Pengelolaan

    Kekayaan Daerah Yang

    Dipisahkan

    670,738,568.00 670,738,568.00 - 100.00 14.80

    4Lain-lain Pendapatan Asli

    Daerah Yang Sah2,095,640,700.00 2,415,277,635.80 319,636,935.80 115.25 53.28

    Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah

    Dari capaian tersebut pendapatan yang bersumber dari Pajak Daerah dari

    target Rp. 484,138,850,- realisasi sebesar Rp. 767,893,553.45, - atau

    158,61 %, sementara untuk Pendapatan Retribusi dari target Rp.886,445,399, - realisasi mencapai Rp. 679,454,820,- atau 76,65 % dan

    pendapatan yang berasal dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

    mencapai Rp. 670,738,568,- atau 100 % dari target Rp. 670,738,568,-

    serta yang bersumber dari Lain-lain PAD yang Sah mencapai Rp.

    2,415,277,635.80,- atau 115,25 % dari target Rp. 2,095,640,700,- dari

    data yang ada terlihat bahwa Retribusi Daerah belum dapat memenuhi

    target sebagaimana yang telah ditetapkan.

    Namun jika dilihat dari besarnya kontribusi masing masing jenis

    terhadap total penerimaan PAD maka persentase tertinggi terdapat pada

    jenis penerimaan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang

    mencapai 53,28 % sedangkan kontribusi terendah diperoleh dari jenis

    penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang hanya mencapai

    14,80%.

    Untuk lebih jelasnya perkembangan capaian dari masing masing jenis

    PAD dapat dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut :

    2.1.1 Pajak Daerah.

    Tabel. III.3Target Anggaran dan Capaian Realisasi Pajak Daerah Tahun 2010

    No Uraian

    Anggaran Kontribusi

    Terhadap

    Pajak

    DaerahTarget Realisasi Lebih/(Kurang) %

    1 Pajak Daerah 484,138,850.00 767,893,553.45 283,754,703.45 158.61

    1 Pajak Hotel 1,680,000.00 100,000.00 (1,580,000.00) 5.950.01

    2 Pajak Restoran 302,463,200.00 527,636,478.45 225,173,278.45 174.4568.71

  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    6/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 6666

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    2 Pajak Hiburan 1,560,000.00 1,200,000.00 (360,000.00) 76.920.16

    3 Pajak Reklame 18,435,650.00 23,150,175.00 4,714,525.00 125.573.01

    4Pajak Penerangan

    Jalan 60,000,000.00 138,316,580.00 78,316,580.00 230.53 18.01

    5

    Pajak Pengambilan

    Bahan Galian

    Golongan C 100,000,000.00 77,490,320.00 (22,509,680.00)

    77.49

    10.09

    Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah

    Dari tabel data tersebut realisasi penerimaan dari Pajak sebesar

    Rp. 767,893,553.45,- atau 158,61 % hal telah melampaui target

    sebagaimana yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh

    karena terdapat beberapa jenis pajak yang realisasinya telah

    melampaui target sebagaimana yang telah ditetapkan seperti

    Pajak Penerangan Jalan yang mencapai 230,53 %, Pajak

    Restoran mencapai 174,45 % serta Pajak Reklame mencapai

    125,57 % sedangkan jenis pajak yang belum dapat melampaui

    target antara lain Pajak Hotel hanya mencapai 5,95 %, Pajak

    Hiburan 76,92 %, serta Pajak Pengambilan Bahan Galian

    Golongan C 77,49 %. Jika dilihat dari besarnya kontribusi masing

    masing jenis terhadap total penerimaan Pajak daerah maka

    Pajak Restoran memberikan kontribusi yang tinggi terhadap

    penerimaan Pajak Daerah yang mencapai 68,71 % sedangkan

    kontribusi terendah diperoleh dari jenis penerimaan Pajak Hotel

    yang hanya mencapai 0,01%.

    2.1.2. Retribusi Daerah

    Retribusi daerah terdiri dari retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa

    Usaha dan Retribusi Perijinan tertentu. Total penerimaan

    Retribusi daerah adalah sebesar Rp.679,454,820,- atau 91,47 %

    dari target Rp. 886.445.399,- Untuk lebih jelasnya perkembangan

    capaian penerimaan masing-masing jenis retribusi daerah dapat

    dilihat pada tabel berikut :

    Tabel III.4Target Anggaran dan Capaian Realisasi Retribusi Daerah Tahun 2010

    No Uraian AnggaranTarget Realisasi Lebih/(Kurang) %

    2 Retribusi Daerah 886,445,399.00 679,454,820.00 (206,990,579.00) 76.65

    1 Retribusi Jasa Umum 427,092,600.00 390,660,320.00 (36,432,280.00) 91.47

    Retribusi PelayananKesehatan 119,250,000.00 213,032,970.00 93,782,970.00 178.64

    Retribusi PenggantianBiaya KTP dan Akte Catatan

    Sipil82,750,000.00 41,627,000.00 (41,123,000.00) 50.30

  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    7/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 7777

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    Retribusi Pelayanan Parkirdi Tepi Jalan Umum 10,080,000.00 9,240,000.00 (840,000.00) 91.67

    Retribusi Pelayanan Pasar 51,060,000.00 54,245,750.00 3,185,750.00 106.24

    Retribusi PenggantianPenggandaan Dokumen

    Pengadaan Barang dan Jasa163,952,600.00 72,514,600.00 (91,438,000.00) 44.23

    2 Retribusi Jasa Usaha 399,230,000.00 202,169,000.00 (197,061,000.00) 50.64

    Retribusi PemakaianKekayaan Daerah

    355,660,000.00 166,023,000.00 (189,637,000.00) 46.68

    Retribusi PasarGrosir/Pertokoan 360,000.00 360,000.00

    -100.00

    Retribusi Terminal 2,500,000.00 2,750,000.00 250,000.00 110.00

    Retribusi Rumah PotongHewan

    210,000.00 210,000.00 - 100.00

    Retribusi Penjualan

    Produksi Usaha Daerah 40,500,000.00 32,826,000.00 (7,674,000.00) 81.05

    3Retribusi Perizinan

    Tertentu 60,122,799.00 86,625,500.00 26,502,701.00 144.08

    Retribusi Izin MendirikanBangunan 18,828,000.00 35,225,800.00 16,397,800.00 187.09

    Retribusi IzinGangguan/Keramaian 15,784,799.00 21,569,700.00 5,784,901.00 136.65

    Retribusi SIUP/TDP 12,020,000.00 14,720,000.00 2,700,000.00 122.46

    Retribusi Izin UsahaIndustri 640,000.00 640,000.00

    -100.00

    Retribusi Izin UsahaKonstruksi 9,150,000.00 10,450,000.00 1,300,000.00 114.21

    Retribusi IzinPertambangan Bahan

    Galian Gol. "C"400,000.00 400,000.00

    -100.00

    Retribusi Izin PemanfaatanKayu Rakyat 2,100,000.00 2,270,000.00 170,000.00 108.10

    Retribusi Izin Penutupan

    Jalan 500,000.00 650,000.00 150,000.00 130.00

    Retribusi Izin

    Penyelenggaraan Pelayanan

    Kesehatan700,000.00 700,000.00

    -100.00

    Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah

    Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa Realisasi Retribusi Jasa

    Umum mencapai 91,47 %, Retribusi Jasa Usaha mencapai 50,64

    % dan Retribusi Jasa Perijinan tertentu mencapai 144,08 %.

    Walaupun secara total realisasi retribusi daerah mencapai target

    yang telah ditetapkan, namun masih terdapat beberapa jenis

    retribusi yang mencapai target. Dari 19 jenis Retribusi Daerah

    yang mencapai target sebanyak 14 jenis retribusi sementara yang

    belum mencapai target sebanyak 5 jenis retribusi.

    2.1.3. Bagian Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah.

    Capaian penerimaan bagian hasil pengelolaan kekayaan daerah

    dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 670,738,568,- realisasi

    mencapai Rp. 670,738,568,- atau 100 %. Untuk jelasnya Jenis

  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    8/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 8888

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    penerimaan dari Bagian Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah dapat

    dilihat pada tabel berikut ini ;

    Tabel III.5Target Anggaran dan Capaian Realisasi Bagian Hasil Pengelolaan

    Kekayaan Daerah Tahun 2010

    No UraianAnggaran

    Target Realisasi Lebih/(Kurang) %

    3Hasil Pengelolaan Kekayaan

    Daerah Yang Dipisahkan 670,738,568.00 670,738,568.00- 100.00

    1

    Bagian Laba Atas

    Penyertaan Modal pada

    Perusahaan Milik

    Daerah/BUMD

    670,738,568.00 670,738,568.00-

    100.00

    Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah

    2.1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

    Capaian penerimaan lain lain pendapatan asli daerah dari target

    yang ditetapkan sebesar Rp. 2.095.640.700,- terealisasi sebesar

    Rp. 2.415.277.635,80,- atau 115,25 %. Untuk jelasnya jenis

    penerimaan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah dapat dilihat pada

    tabel berikut ini ;

    Tabel III.6Target Anggaran dan Capaian Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli

    Daerah yang sah Tahun 2010

    No UraianAnggaran

    Target Realisasi Lebih/(Kurang) %

    1Lain-lain Pendapatan Asli

    Daerah Yang Sah 2,095,640,700.00 2,415,277,635.80 319,636,935.80115.25

    1Hasil Penjualan Aset Daerahyang Tidak Dipisahkan 40,500,000.00 29,367,000.00 (11,133,000.00)

    72.51

    2 Penerimaan Jasa Giro 2,000,000,000.00 1,429,997,494.00 (570,002,506.00) 71.50

    3Tuntutan Ganti Kerugian

    Daerah (TGR)-

    202,869,925.00 202,869,925.00-

    4

    Pendapatan Denda

    Keterlambatan Pelaksanaan

    Pekerjaan

    -115,974,536.80 115,974,536.80

    -

    5Pendapatan Dari

    Pengembaliaan

    -

    618,219,917.00 618,219,917.00

    -

    6 Penerimaan Lain-lain 55,140,700.00 18,848,763.00 (36,291,937.00) 34.18

    Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah

    Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa penerimaan jasa giro

    selang tahun anggaran 2010 capaiannya sangat tinggi yakni

    115,25 % dari target yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan

  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    9/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 9999

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    terdapat komponen penerimaan yang sebelumnya diprediksi

    target anggaran 0 namun dalam pelaksanaannya memperoleh

    realisasi yang capaiannya cukup tinggi. Komponen penerimaan

    tersebut antara lain penerimaan bunga deposito sebesar Rp.

    102.063.356,- penerimaan dari Tuntutan ganti kerugian daerah

    sebesar Rp. 202,869,925,- Pendapatan denda dari keterlambatan

    pekerjaan sebesar Rp. 115,974,536.80,- pendapatan dari

    pengembalian sebesar Rp. 618,219,917,-.

    2.2. Dana Perimbangan.

    Seperti yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya bahwa dana

    perimbangan yang merupakan pendapatan transfer dari Pemerintah Pusat

    yang masih mendominasi total penerimaan daerah. Tahun Anggaran 2010

    jumlah penerimaan daerah yang berasal dari dana perimbangan mencapai

    Rp. 410.158.375.656,- atau 100,74% dari target yang ditetapkan sebesar

    Rp. 407.150.306.585,- Adapun dana perimbangan yang teranggarkan

    pada Tahun 2010 adalah sebagaimana pada tabel berikut ini ;

    Tabel III.7Target Anggaran dan Capaian Realisasi Dana Perimbangan Tahun 2010

    No Uraian

    Anggaran KontribusiTerhadap

    Dana

    PerimbanganTarget Realisasi Lebih/(Kurang) %

    1DANA

    PERIMBANGAN 213,755,923,027.00 217,108,249,224.00 3,352,326,197.00 101.57 92.81

    1

    Bagi Hasil

    Pajak/Bagi Hasil

    Bukan Pajak

    21,364,878,027.00 24,717,204,224.003,352,326,197.00 115.69 11.38

    1 Bagi Hasil Pajak 20,915,259,369.00 24,228,421,409.00 3,313,162,040.00 115.84 98.02

    Bagi Hasil dari

    Pajak Bumi dan

    Bangunan15,469,627,750.00 19,358,951,878.00 3,889,324,128.00 125.14

    Bagi Hasil dari

    Bea Perolehan

    Hak Atas Tanahdan Bangunan

    3,023,553,732.00 2,756,700,777.00 (266,852,955.00) 91.17

    Bagi Hasil dari

    PajakPenghasilan

    Pasal 25, Pasal

    29 WP Orang

    Pribadi dan PPhPasal 21

    2,322,077,887.00 2,012,768,754.00 (309,309,133.00) 86.68

    Bagi Hasil dariPajak Cukai

    100,000,000.00100,000,000.00

    -100.00

    2

    Bagi Hasil Bukan

    Pajak/Sumber

    Daya Alam

    449,618,658.00 488,782,815.00 39,164,157.00 108.71 0.23

    Bagi Hasil dari

    Iuran Hak

    Pengusahaan

    Hutan

    26,515,166.00 256,634,609.00 230,119,443.00 967.88

  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    10/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 10101010

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    Bagi Hasil dari

    Pungutan HasilPerikanan

    241,448,692.00133,334,511.00 (108,114,181.00) 55.22

    Bagi Hasil dariPertambangan

    Minyak Bumi

    54,092,000.00 64,496,232.00 10,404,232.00 119.23

    Bagi Hasil dariPertambangan

    Gas Bumi

    96,222,000.00 27,191,514.00 (69,030,486.00)

    28.26 Bagi Hasil dari

    Pertambangan

    Umum

    31,340,800.00 7,125,949.00(24,214,851.00) 22.74

    2Dana Alokasi

    Umum167,780,345,000.00 167,780,345,000.00 - 100.00 77.28

    3Dana Alokasi

    Khusus24,610,700,000.00 24,610,700,000.00 -

    100.00 11.34

    Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah

    Dari 3 komponen penerimaan yang berasal dari dana perimbangan

    masing-masing Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, DAU serta DAK, prosentase

    realisasi paling tinggi adalah dari komponen penerimaan yang berasal dari

    Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak yakni sebesar 115,69 %. Dari capaian

    tersebut penerimaan yang bersumber dari Bagi Hasil Pajak mencapai

    115,84 % sementara untuk penerimaan yang bersumber dari Bagi Hasil

    Bukan Pajak mencapai 108,71 %.-, jika dilihat dari besarnya kontribusi

    masing masing komponen penerimaan terhadap total penerimaan Dana

    Perimbangan maka penerimaan yang berasal dari DAU memberikan

    kontribusi yang tinggi mencapai 77,28 % sementara penerimaan yang

    berasal dari Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak memberikan kontribusi mencapai

    11,38 % dan DAK sebesar 11,34 %.

    2.3. Lain Lain Pendapatan Daerah yang sah.

    Penerimaan yang berasal dari Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

    merupakan sumber pendapatan yang memberikan kontribusi cukup besar

    terhadap APBD setelah Dana Perimbangan yakni sebesar 5,26 %.

    Komponen pendapatan yang berasal dari Pos ini antara lain Dana Bagi

    Hasil Pajak Provinsi dan Dana Penyesuaian, serta Bantuan Keuangan Dari

    Provinsi Atau Pemerintah Daerah Lainnya, dengan total capaian realisasi

    sebesar Rp. 12,293,837,788,- atau 94,32 % dari target anggaran Rp.

    13,034,451,860,-. Untuk jelasnya capaian masing-masing koponen

    penerimaan dapat dilihat pada tabel berikut ini ;

  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    11/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 11111111

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    Tabel III.8Target Anggaran dan Capaian Realisasi Lain-lain Daerah yang sah

    Tahun 2010

    No UraianAnggaran

    Target Realisasi Lebih/(Kurang) %

    1

    LAIN-LAIN

    PENDAPATAN DAERAHYANG SAH 13,034,451,860.00 12,293,837,788.00 (740,614,072.00) 94.32

    1

    Dana Bagi Hasil Pajak

    dari Provinsi dan

    Pemerintah Daerah

    Lainnya

    3,597,459,260.00 2,548,371,188.00 (1,049,088,072.00)70.84

    Dana Bagi Hasil Pajak

    dari Provinsi 3,597,459,260.00 2,548,371,188.00 (1,049,088,072.00)70.84

    Bagi Hasil dari PajakKendaraan Bermotor 785,350,156.00 780,407,525.00 (4,942,631.00) 99.37

    Bagi Hasil dari Bea Balik

    Nama Kendaraan

    Bermotor629,268,222.00 629,268,222.00

    -100.00

    Bagi Hasil dari Pajak

    Bahan Bakar KendaraanBermotor

    2,012,157,000.00 987,685,437.00 (1,024,471,563.00) 49.09

    Bagi Hasil dari PajakPengambilan dan

    Pemanfataan Air Bawah

    Tanah

    54,335,482.00 34,661,604.00 (19,673,878.00) 63.79

    Bagi Hasil dari Pajak

    Pengambilan dan

    Pemanfaatan Air

    Permukaan

    116,348,400.00 116,348,400.00-

    100.00

    2Dana Penyesuaian dan

    Otonomi Khusus5,004,532,600.00 5,888,857,600.00 884,325,000.00 117.67

    3

    Bantuan Keuangan dari

    Provinsi atau

    Pemerintah Daerah

    Lainnya

    4,432,460,000.00 3,856,609,000.00 (575,851,000.00)87.01

    Bantuan Keuangan dariProvinsi 4,432,460,000.00 3,856,609,000.00 (575,851,000.00) 87.01

    Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah

    3. Permasalahan dan Solusi

    Permasalahan

    Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, pemerintah

    daerah diharapkan memiliki kemandirian yang lebih besar. Akan tetapi saat ini

    banyak masalah yang dihadapi pemerintah daerah terkait dengan upaya

    meningkatkan penerimaan daerah, antara lain :1. Tingginya tingkat kebutuhan daerah ( fiscal need) yang tidak seimbang

    dengan kapasitas fiskal ( fiscal capasity) yang dimiliki daerah.

    2. Belum diketahuinya potensi PAD yang mendekati kondisi riil sehingga

    volume Pendapatan Asli Daerah dirasa masih sangat kurang.

    3. Kualitas layanan Public yang Belum efektif dan maksimal menyebabkan

    produk layanan Public yang sebenarnya dapat dijual kemasyarakat kurang

  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    12/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 12121212

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    direspon secara positif, bahkan keadaan tersebut juga berakibat pada

    keengganan masyarakat untuk membayar pajak dan retribusi.

    4. Sistem Perpajakan Pusat tidak memberikan peluang kepada daerah untuk

    memungut pajak lain karena selalu terbentur pada permasalahan pajak

    ganda (tumpang tindih)

    5. Pemberian kewenangan kepada daerah dalam perpajakan (Tax Assigment)

    tidak selalu dapat disesuaikan dengan pemberian kewenangan dalam

    tanggung jawab pengeluaran (expenditure assigment) yang artinya,

    kebutuhan pengeluaran daerah tidak dapat sepenuhnya dibiayai dari pajak

    daerah atau PAD.

    6. Lemahnya infrastruktur prasarana dan sarana umum yang dapat

    memberikan dampak terhadap peningkatan pendapatan daerah khususnya

    PAD.

    7. Jenis retribusi yang tidak efektif diakibatkan oleh karena jenis retribusi

    tersebut tidak diikuti oleh penyediaan jasa maupun sarana pelayanan bagimasyarakat.

    Fakta menunjukkan bahwa terdapat beberapa jenis retribusi yang ditetapkan

    dengan PERDA yang kurang memberikan kontribusi terhadap PAD.

    Solusi

    Permasalahan diatas ditanggulangi dengan melakukan upaya-upaya sebagai

    berikut :

    1. Meningkatkan sistem koordinasi dan informasi pendapatan daerah kepada

    Pemerintah Pusat dengan memberikan dukungan data yang cepat, tepat

    dan akurat sehingga beroleh dana perimbangan yang memadai.2. Melakukan pengawasan dan evaluasi secara rutin dan berjenjang mulai dari

    tingkat bawah atau wajib pajak dan wajib retribusi.

    3. Secara bertahap membangun serta memperbaiki dan melengkapi fasilitas

    sarana dan prasarana penunjang peningkatan pengelolaan pendapatan

    daerah.

    4. Melakukan perbaikan administrasi penerimaan pendapatan untuk menjamin

    agar semua pendapatan dapat terkumpul dengan baik.

    5. Mengoptimalkan penerimaan bagi hasil pajak yang dapat di sharing dengan

    daerah seperti PPh, BPHTB, PBB sehingga bagian bagi hasil pajak daerah

    akan lebih tinggi.

    6. Memberikan dukungan dana yang lebih memadai dalam upaya intensifikasi

    dan ekstensifikasi Pendapatan Daerah khususnya pungutan pajak dan

    retribusi daerah, berupa pemberian biaya operasional dan insentif

    7. Peningkatan kualitas Pelayanan publik antara lain peningkatan peran

    pemerintah daerah dalam bidang perijinan.

  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    13/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 13131313

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    8. Melakukan kerjasama dengan investor dengan tujuan diperoleh multiplayer

    kearah peningkatan pendapatan masyarakat sebagai obyek dan subyek

    pendapatan daerah.

    9. Mengkaji sumber pendapatan daerah yang baru untuk ditetapkan dalam

    Perda pungutan baik pajak daerah maupun retribusi daerah serta mengkaji

    ulang peraturan daerah tentang pajak dan retribusi daerah yang kurang

    efektif.

    10.Melakukan penyederhanaan sistem administrasi pengelolaan pendapatan

    daerah melalui sistem pelayanan satu atap untuk meningkatkan kualitas

    pelayanan perijinan yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan

    jumlah pendapatan daerah.

    B.B.B.B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAHPENGELOLAAN BELANJA DAERAHPENGELOLAAN BELANJA DAERAHPENGELOLAAN BELANJA DAERAH

    Tujuan utama penyelenggaraan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan

    pelayanan publik dan memajukan perekonomian daerah. Pada dasarnya terkandung

    tiga misi utama pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, yaitu :

    1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan kesejahteraan

    masyarakat

    2) Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah

    3) Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi

    dalam proses pembangunan.

    Oleh karenanya, untuk dapat menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan

    sumber daya daerah, maka anggaran daerah sebagai salah satu alat kebijakan

    pemerintah daerah dalam upaya pencapaian visi dan misi pembangunan sudah

    selayaknya diarahkan seoptimal mungkin dengan penerapan efisiensi dan efektivitas

    dalam pengalokasiannya.

    Setiap daerah dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan didaerahnya

    diwajibkan melakukan penyusunan anggaran sebagai salah satu dokumen

    perencanaan daerah yang berfungsi sebagai acuan ataupun pedoman dikarenakan

    beberapa alasan yaitu :

    1) Anggaran merupakan alat terpenting bagi pemerintah untuk mengarahkan

    pembangunan sosial ekonomi, menjamin kesinambungan dan meningkatkan

    kualitas hidup masyarakat.2) Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang

    tidak terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada terbatas.

    Anggaran diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber daya.

    3) Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah daerah telah

    bertanggungjawab pada rakyat, dimana hal ini dapat dilihat dalam besaran alokasi

    anggaran yang langsung diarahkan pada kepentingan masyarakat dan publik.

  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    14/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 14141414

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    Khusus untuk penetapan anggaran belanja daerah, Pemerintah Kabupaten Pakpak

    Bharat telah berupaya mengarahkan pengalokasian anggaran agar dari tahun ke

    tahun dapat lebih berpihak kepada kepentingan rakyat melalui pelaksanaan program

    dan kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat banyak.

    1. Kebijakan Umum Keuangan DaerahSebelum anggaran daerah disusun maka Pemerintah Daerah perlu menyusun arah

    kebijakan keuangan daerah yang sekaligus merupakan cerminan dari arah

    kebijakan umum anggaran daerah. Proses perencanaan APBD pada saat ini lebih

    menekankan pada pendekatan bottom-up planning dengan tetap memperhatikan

    arah kebijakan serta prioritas pembangunan pemerintah pusat dalam rangka

    harmonisasi kegiatan pembangunan atar Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

    Pada dasarnya arah kebijakan umum keuangan daerah ditetapkan setelah proses

    penjaringan aspirasi dilaksanakan. Tahapan selanjutnya mengharuskan tim

    perumus anggaran eksekutif dan legislatif untuk menyusun arah kebijakan umum

    anggaran untuk seterusnya menetapkan skala prioritas program kegiatan.

    Penetapan skala prioritas dibutuhkan karena adanya keterbatasan sumber daya

    yang dihadapkan dengan banyaknya kebutuhan yang ditampung dalam

    penjaringan aspirasi.

    Pada tahun 2010 kebijakan umum keuangan daerah Kabupaten Pakpak Bharat

    diarahkan untuk menanggulangi isu isu strategis yang memerlukan penanganan

    pemerintah daerah. Antara lain isu isu strategis tersebut adalah :

    1) Jumlah penduduk miskin masih relatif besar

    2) Masih rendahnya produksi dan produktivitas sektor pertanian

    3) Penduduk masih mengalami kesulitan dalam mengakses layanan pendidikan

    dan kesehatan serta kualitas pelayanan publik masih rendah.

    4) Belum optimalnya pengelolaan sumber daya energi

    5) Proses desentralisasi masih belum berjalan sepenuhnya

    6) Kondisi perekonomian global saat ini masih jauh berbeda

    7) Terbatasnya sumber pembiayaan pembangunan dan masih belum optimalnya

    peran sektor swasta dalam pemberdayaan masyarakat.

    Memperhatikan permasalahan tersebut diatas maka alokasi anggaran belanja

    daerah tahun 2010 diarahkan pada program dan kegiatan dalam rangkapenuntasan permasalahan tersebut di atas.

    2. Target dan Realisasi Belanja

    Sesuai data yang tertuang dalam Laporan Realisasi Anggaran yang merupakan

    bagian dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun 2010, realisasi Belanja

    Daerah Kabupaten Pakpak Bharat tercatat sebesar Rp. 231.573.004.143,- atau

  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    15/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 15151515

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    sebesar 92,13 % dari total anggaran yang tersedia sebesar Rp. 251.368.844.804,-

    atau terjadi penghematan sebesar Rp. 19.795.141.439,90,-. Dari jumlah ini

    117.032.027.330,- atau 92,63 % dari total anggaran yang dialokasikan sebesar

    Rp. 126.339.844.804,90 atau terjadi penghematan sebesar Rp.

    9,307,817,474.90,-. Sedangkan realisasi untuk Belanja Langsung adalah sebesar

    Rp. 114.540.976.813,- dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.

    125.028.300.773,- atau terjadi penghematan sebesar Rp. 10.487.323.960,-.

    Adapun gambaran perbandingan antara target dan realisasi belanja daerah tahun

    2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel III.9Target Anggaran dan Capaian Realisasi Belanja Daerah Tahun 2010

    No UraianAnggaran

    Target Realisasi Lebih/(Kurang) %

    BELANJA 251,368,145,577.90 231,573,004,143 19,795,141,434.90 92.13

    1.BELANJA TIDAKLANGSUNG

    126,339,844,804.90 117,032,027,330 9,307,817,474.90 92.63

    1 Belanja Pegawai 97,576,387,393.90 91,827,217,876 5,749,169,517.90 94.11

    2 Belanja Hibah 10,473,280,778 10,336,539,154 136,741,624.00 98.69

    3 Belanja Bantuan Sosial 13,535,776,633 11,055,481,300 2,480,295,333.00 81.68

    4Belanja BantuanKeuangan KepadaPemerintaha Desa

    3,754,400,000 3,754,400,000 - 100.00

    5 Belanja Tidak Terduga 1,000,000,000 58,389,000 941,611,000.00 5.84

    2.BELANJALANGSUNG

    125,028,300,773 114,540,976,813 10,487,323,960 91.61

    1 Belanja Pegawai 5,401,359,550 4,993,909,500 407,450,050 92.46

    2Belanja Barang danJasa

    63,507,958,741 56,606,657,711 6,901,301,030 89.13

    3 Belanja Modal 56,118,982,482 52,940,409,602 3,178,572,880 94.34

    Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah

    2.1. Belanja Pegawai

    Dapat dijelaskan bahwa Belanja Tidak Langsung terdiri dari Belanja Pegawai

    yang terealisasi sebesar Rp. 117.032.027.330,- atau 92,63 % dari total

    anggaran yang dialokasikan sebesar Rp. 126.339.844.804,90 atau terjadi

    penghematan sebesar Rp. 9,307,817,474.90,-. Belanja ini ditujukan untuk

    pembayaran gaji PNS, Pejabat Negara, Tunjangan Representasi DPRD,

    Tambahan Penghasilan, serta Operasional Kepala Daerah dan DPRD.

    Adapun jenis belanja ini mencapai 39,65 % dari total realisasi Belanja

    Daerah.

  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    16/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 16161616

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    2.2 Belanja Hibah

    Belanja Hibah pada tahun 2010 terealisasi sebesar Rp. 10.336.539.154,-

    atau 94,11 % dari anggaran yang tersedia sebesar Rp.10.473.280.778,-

    atau terjadi penghematan sebesar Rp. 136.741.624,-. Belanja Hibah pada

    tahun 2010 ditujukan untuk, Operasional KONI, KPUD, Polres dan Panwaslu

    dalam rangka mensukseskan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati. Belanja ini

    mencapai 4,46 % dari total realisasi Belanja Daerah.

    2.3 Belanja Bantuan Sosial

    Belanja Bantuan Sosial dari anggaran sebesar Rp. 13.535.776.633,- dengan

    realisasi sebesar Rp. 11.055.481.300,- atau mencapai 81,68 % dari alokasi

    yang tersedia pada tahun 2010 sehingga terjadi penghematan sebesar Rp.

    2.480.295.333,-. Belanja ini ditujukan untuk membantu Organisasi

    Kemasyarakatan, Partai Politik, Keagamaan, Kemahasiswaaan, Kepemudaan

    Dan Olah Raga, Organisasi Profesi Serta Bantuan Keuangan Lainnya. Belanja

    ini mencapai 4,77 % dari total realisasi Belanja Daerah.

    2.4 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintahan Desa

    Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintahan Desa dari anggaran

    sebesar Rp. 3.754.400.000,- dengan realisasi 100 %. Belanja ini ditujukan

    untuk Alokasi Dana Desa (ADD). Belanja ini mencapai 1,62 % dari total

    realisasi Belanja Daerah.

    2.5 Belanja Tidak Terduga

    Belanja Tidak Terduga dari anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,-

    direalisasikan sebesar Rp. 58.389.000,- atau sebesar 5,84 % dari total

    alokasi anggaran yang tersedia. Dari total realisasi Belanja Daerah, belanja

    tidak terduga mencapai realisasi sebesar 0,03 % dari total Belanja Daerah.

    Adapun gambaran perbandingan antara target dan realisasi Belanja Tidak

    Langsung Tahun Anggaran 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel III.10Target Anggaran dan Capaian Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun 2010

    No UraianAnggaran

    Target Realisasi Lebih/(Kurang) %

    1.BELANJA TIDAKLANGSUNG

    126,339,844,804.90 117,032,027,330 9,307,817,474.90 92.63

    1 Belanja Pegawai 97,576,387,393.90 91,827,217,876 5,749,169,517.90 94.11

    2 Belanja Hibah 10,473,280,778 10,336,539,154 136,741,624.00 98.69

  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    17/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 17171717

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    3 Belanja Bantuan Sosial 13,535,776,633 11,055,481,300 2,480,295,333.00 81.68

    4Belanja BantuanKeuangan KepadaPemerintaha Desa

    3,754,400,000 3,754,400,000 - 100.00

    5 Belanja Tidak Terduga 1,000,000,000 58,389,000 941,611,000.00 5.84

    Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah

    Untuk melihat gambaran perbandingan antara target dan realisasi Belanja

    Tidak Langsung per SKPD Tahun Anggaran 2010 dapat dilihat pada tabel

    berikut ini :

    Tabel III.11Target Anggaran dan Capaian Realisasi Belanja Tidak Langsung Per SKPD

    Tahun 2010

    No SKPD

    BELANJA TIDAK LANSUNG SISA

    ANGGARAN

    (Rp)

    Persentase

    (%)Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

    1Dewan Perwakilan Rakyat

    Daerah2,509,015,000 2,381,876,035 (127,138,965) 94.93

    2Kepala Daerah dan Wakil

    Kepala Daerah286,102,377.90 234,337,382 (51,764,996) 81.91

    3 Sekretariat Daerah 5,968,010,459 5,185,222,197 (782,788,262) 86.88

    4 Sekretariat DPRD 1,151,194,419 1,094,675,300 (56,519,119) 95.09

    5 Inspektorat Kabupaten 1,312,845,483 1,277,716,695 (35,128,788) 97.32

    6Badan Perencanaan

    Pembangunan Daerah1,492,267,718 1,414,725,670 (77,542,048) 94.80

    7

    Badan Pemberdayaan

    Masyarakat, Pemerintahan

    Desa, Perempuan Dan KB

    1,308,722,888 1,190,250,893 (118,471,995) 90.95

    8

    Badan Pelaksana Penyuluhan

    Pertanian, Perikanan Dan

    Kehutanan

    2,651,768,295 2,200,177,817 (451,590,478) 82.97

    9Badan Penanggulangan

    Bencana Daerah159,300,000 98,000,000 (61,300,000) 61.52

    10Dinas Pendapatan, Pengelolaan

    Keuangan Dan Aset Daerah31,461,194,996 27,120,288,627 (4,340,906,369) 86.20

    11 Dinas Pendidikan 47,657,074,681 46,509,523,490 1,147,551,191) 97.59

    12 Dinas Kesehatan 7,892,204,210 7,604,521,953 (287,682,257) 96.35

    13 Dinas Pekerjaan Umum 2,568,518,295 2,292,281,687 (276,236,608) 89.25

    14 Dinas Pertanian DanPerkebunan 2,122,377,850 1,946,170,388 (176,207,462) 91.70

    15

    Dinas Perindustrian,

    Perdagangan, Koperasi Dan

    Usaha Mikro, Kecil Dan

    Menengah

    1,735,454,281 1,648,348,847 (87,105,434)94.98

    16Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan

    Transmigrasi 1,297,664,364 1,222,848,851 (74,815,513)94.23

  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    18/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 18181818

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    17

    Dinas Kebudayaan, Pariwisata,

    Perhubungan, Pertamanan Dan

    Kebersihan1,351,695,468 1,224,181,411 (127,514,057)

    90.57

    18Dinas Kehutanan, Lingkungan

    Hidup Dan Pertambangan 1,780,449,744 1,590,870,105 (189,579,639)89.35

    19Dinas Kependudukan Dan

    Catatan Sipil 271,962,228 132,892,862 (139,069,366)48.86

    20 Kantor Kepegawaian Daerah 887,351,976 841,509,256 (45,842,720) 94.83

    21Kantor Kependudukan Dan

    Catatan Sipil 545,221,940 540,030,187 (5,191,753)99.05

    22

    Kantor Pelayanan Perijinan

    Satu Pintu Dan Penanaman

    Modal

    512,542,133 472,937,829 (39,604,304) 92.27

    23 Satuan Polisi Pamong Praja 731,413,722 665,988,316 (65,425,406) 91.05

    24 Kecamatan Salak 906,880,260 831,516,714 (75,363,546) 91.69

    25 Kecamatan Kerajaan 947,541,937 892,805,972 (54,735,965) 94.22

    26Kecamatan Sitellu Tali Urang

    Jehe757,179,358 718,015,924 (39,163,434) 94.83

    27

    Kecamatan Pergetteng-Getteng

    Sengkut 726,748,000 700,923,235 (25,824,765) 96.45

    28 Kecamatan Pagindar 614,643,709 541,300,927 (73,342,782) 88.07

    29 Kecamatan Siempat Rube 546,240,237 505,218,500 (41,021,737) 92.49

    30 Kecamatan Tinada 748,031,680 718,268,108 (29,763,572) 96.02

    31Kecamatan Sitellu Tali Urang

    Julu693,570,026 653,968,039 (39,601,987) 94.29

    32Rumah Sakit Umum Daerah

    Salak2,744,657,070 2,580,634,113 (164,022,957) 94.02

    TOTAL 126,339,844,804.90 117,032,027,330 (9,307,817,475) 92.63

    2.6 Belanja Pegawai

    Selanjutnya untuk Belanja Pegawai untuk keperluan Pembayaran Honor

    PNS, Non PNS, Beasiswa Serta Belanja Kursus, Pelatihan Dan Bimbingan

    Teknis sebesar Rp. 4.995.959.500,-. dari anggaran yang ditetapkan sebesar

    Rp. 5.401.359.000,- atau 92,46 % sehingga terdapat penghematan sebesar

    Rp.10.487.323.960,- dari alokasi anggaran yang tersedia untuk belanja ini.

    Jika dilihat dari total realisasi Belanja Daerah maka jenis Belanja Pegawai

    mencapai 2,16 % dari total realisasi Belanja Daerah.

    2.7 Belanja Barang dan Jasa

    Belanja Barang Dan Jasa dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.

    63.507.958.741,- dengan realisasi mencapai angka Rp. 56.636.543.011,-

    atau dengan sebesar 88,49% sehingga terjadi penghematan sebesar Rp.

    6.871.415.730,- dari anggaran yang ada. Alokasi Belanja Barang Dan Jasa

    mencapai 24,44 % dari total realisasi Belanja Daerah. Belanja Barang Dan

    Jasa diarahkan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan Satuan

  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    19/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 19191919

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    Kerja antara lain dalam Bentuk Belanja Bahan Habis Pakai Kantor, Jasa

    Kantor, Premi Asuransi, Perawatan Kendaraan Bermotor, Keperluan Barang

    Cetakan Dan Penggandaan, Belanja Sewa, Makan Minum, Pakaian Dinas

    Dan Perjalanan Dinas.

    2.7 Belanja Modal

    Belanja Modal mencapai realisasi sebesar Rp. 52.908.474.302,- dari

    anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 56.118.982.482,- atau sebesar 94,34

    % dari alokasi yang tersedia sehingga terjadi penghematan sebesar

    Rp.3.210.508.180,- . Belanja ini ditujukan untuk pelaksanaan program dan

    kegiatan yang bersifat fisik dan menambah volume Aset Daerah. Belanja

    Modal ditujukan untuk Pengadaan Tanah, Alat Berat Dan Alat Angkut Darat

    Dan Air, termasuk didalamnya Alat Pengolahan Pertanian, Peralatan Dan

    Perlengkapan Kantor, Pengadaan Komputer, Meubelair, Alat Kedokteran,

    Kontruksi Jalan, Jaringan Dan Irigasi, Pengadaan Buku Serta Hewan TernakDan Tanaman. Belanja ini mencakup 26,76% dari total realisasi belanja

    daerah.

    Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat penghematan

    Belanja Daerah sebesar Rp. 19.795.141.434,90,-dari Total Belanja Daerah

    Tahun Anggaran 2010 dan bila jika diperhadapkan dengan jumlah

    pendapatan daerah terjadi selisih lebih jumlah pendapatan terhadap belanja

    yang mengakibatkan terjadinya surplus sebesar Rp. 2.362.447.446,25,-

    dalam laporan realisasi APBD Tahun 2010.

    Tabel III.12Target Anggaran dan Capaian Realisasi Belanja Langsung Tahun 2010

    No UraianAnggaran

    Target Realisasi Lebih/(Kurang) %

    2.BELANJALANGSUNG

    125,028,300,773 114,540,976,813 10,487,323,960 91.61

    1 Belanja Pegawai 5,401,359,550 4,993,909,500 407,450,050 92.46

    2Belanja Barang danJasa

    63,507,958,741 56,606,657,711 6,901,301,030 89.13

    3 Belanja Modal 56,118,982,482 52,940,409,602 3,178,572,880 94.34

    Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah

    Untuk melihat besaran Realisasi Anggaran Belanja Langsung dan Belanja

    Langsung Per SKPD Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel III.12 dan Tabel

    III.13 berikut;

  • 8/2/2019 Bab III Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

    20/20

    K e b i j a k a n U m u m P e n g e l o l a a n K e u a n g a n D a e r a h | III- 20202020

    LKPJ Bupati Pakpak Bharat, Tahun 2010

    3. Permasalahan dan Solusi

    Permasalahan

    Pada dasarnya permasalahan umum yang dihadapi daerah saat ini terkait

    belanja daerah adalah pemerintah daerah seringkali diperhadapkan akan

    tingginya tingkat kebutuhan daerah yang tidak seimbang dengan kapasitas

    fiskal yang dimiliki daerah sehingga menimbulkan kesenjangan fiskal.

    Sementara disisi lain masyarakat menuntut adanya perbaikan kualitas

    pelayanan dimana hal ini tentunya memerlukan sumber daya yang cukup besar

    dalam merealisasikannya.

    Solusi

    Olehnya menghadapi situasi ini ini diperlukan penangan ataupun solusi sebagai

    upaya pemecahan permasalahan yang antara lain adalah sebagai berikut :

    1. Menetapkan skala prioritas belanja daerah dalam menghadapi begitu banyak

    kebutuhan yang memerlukan pembiayaan yang besar pula.

    2. Memilih aktivitas ataupun kegiatan yang dapat memberi umpan balik

    ataupun memberikan dampak positif bagi peningkatan sektor pembangunan

    lain.

    3. Menetapkan standar analisa belanja yang pada saat ini masih dalam bentuk

    standar harga barang dan jasa yang menjadi acuan atau batas tertinggi

    dalam penganggaran belanja daerah.

    4. Pengendalian dan pengukuran untuk alokasi anggaran masing masing

    kegiatan untuk menilai kewajaran pembebanan biaya dalam pelaksanaan

    kegiatan.5. Merealisasikan anggaran belanja sesuai kebutuhan riil karena tidak

    selamanya belanja yang telah dianggarkan harus dihabiskan.