BAB III
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
III.1.Identitas Keluarga
1. Identitas Pasien
Nama
: Tn. WUmur
: 55 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki - lakiStatus Perkawinan
: Menikah
Alamat
: Dusun Sodongan, RT 011/RW 004 Desa
Bumiharjo, Borobudur, Kabupaten MagelangAgama
: Islam
Suku Bangsa
: JawaPendidikan Terakhir: SDPekerjaan
: Buruh tani / Guru Ngaji2. Identitas Kepala Keluarga
Nama
: Tn. WUmur
: 55 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status Perkawinan
: Menikah
Alamat
: Dusun Sodongan, RT 011/RW 004 Desa
Bumiharjo, Borobudur, Kabupaten MagelangAgama
: Islam
Suku Bangsa
: JawaPendidikan Terakhir: SDPekerjaan
: Buruh tani / Guru NgajiIII.2.Karakteristik Kedatangan Pasien
ke Puskesmas
Pasien datang pada tanggal 29 Mei 2015. Pasien datang dengan
keluhan sakit kepala sejak 2 hari yang lalu.
III.3Karakteristik Demografis Keluarga
Alamat pasien di Dusun Sodongan, Desa Bumiharjo RT 011/RW 004
Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Daerah tersebut
merupakan daerah perdesaan. Pasien tinggal bersama istrinya.Tabel
3.1. Daftar Anggota Keluarga Kandung
NoNamaKedudukan dalam KeluargaJKUmur
(th)Pendi-dikanPekerjaanKet
1WarsitoKKL55Tamat SDBuruh tani / Guru NgajiSakit
2Siti AisahIstri KKP45Tamat SDIRT dan WiraswastaSehat
3Ulfa AlifAnak IP30SMAIbu Rumah TanggaSehat
4M. MuchorobinAnak IIL28STMKaryawanSehat
Tabel 3.2. Daftar anggota keluarga serumah
No.NamaKedudukan di keluargaSexUmur (thn)Pendidikan
TerakhirPekerjaanKet.
1.WarsitoKKL55Tamat SDGuru NgajiSakit
2.Siti AisahIstriP45Tamat SDPenjualSehat
Sumber : Kartu Keluarga Pasien
Genogram Keluarga
Keterangan :1. Pasien
: Hipertensi2. Istri Pasien
: sehat3. Anak pertama Pasien
: sehat4. Anak kedua Pasien
: sehat
a. Suami anak pertama pasien
: sehat
b. Istri anak kedua pasien
: sehat
c. Cucu pertama dari anak pertama pasien: sehat
d. Cucu kedua dari anak kedua pasien
: sehatIII.4Resume Penyakit dan Penatalaksanaan yang Telah
Diberikan
1. Anamnesis Tn. WAnamnesis dilakukan pada hari Rabu, tanggal 29
April 2015 pukul 11.00 WIB di Puskesmas Borobudur. a. Keluhan
utama
Sakit kepala sejak 2 hari yang lalu.
b. Keluhan tambahan
Terasa berat pada tengkuk.
c. Riwayat Penyakit SekarangPasien mengeluh sakit kepala sejak 2
hari yang lalu. Keluhan dirasakan tiba-tiba dan terasa berat pada
tengkuk. Sebelumya pasien pernah mengalami keluhan yang sama pada 1
bulan lalu namun pasien menghiraukan keluhan tersebut dan tidak
berobat ke dokter, saat itu pasien hanya minum obat yang di beli di
warung dan keluhan membaik.
Pasien menyangkal adanya keluhan penglihatan buram, sesak napas,
nyeri dada, kesemutan. Pasien tidak pernah minum obat darah tinggi
sebelumnya.
d. Riwayat Penyakit DahuluDiabetes melitus: disangkal
Hipertensi
: disangkal
Sakit Jantung
: di sangkal
Sakit Paru
: di sangkal
Stroke
: di sangkal
e. Riwayat Penyakit KeluargaIbu pasien menderita darah tinggi
dan stroke
f. Riwayat kebiasaan
Pasien sering mengkonsumsi ikan asin setiap hari selama 2 tahun
terakhir. Pasien juga mempunyai kebiasaan minum kopi 3 gelas
perhari sejak pasien remaja. Pasien merokok sejak 30 tahun yang
lalu sebanyak 1 bungkus perhari. Pasien tidak suka mengkonsumsi
minuman beralkohol maupun minuman bersoda jenis apapun. Pasien
tidak suka berolahraga.g. Riwayat Lingkungan
Tidak ada2. Hasil Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: Tampak sakit sedang Kesadaran
: Compos mentis BB
: 60 Kg TB
: 160 Cm Tanda vital
: TD
: 170/100 mmHg
Pernapasan:20x/menit Nadi
:98x/menit
Suhu
:36,7o C Status Generalis Kepala: Normocephal, warna rambut
hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut.
Mata : Visus : 6/6,Gerakan bola mata ke segala arah,kornea arcus
senilis (+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), iris
berwarna hitam, pupil bulat, reflek cahaya pupil langsung (+/+) dan
reflek cahaya pupil tak langsung (+/+).
Hidung:Sekret (-), septum deviasi (-), konka inferior hiperemis
(-/-).
Mulut : Mukosa bibir kering.
Telinga : Serumen (+/+), sekret (-/-).
Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-)
Toraks : Normochest, jejas (-)
Jantung
I: Iktus cordis tidak tampak
Pa: Iktus cordis teraba pada ICS V 2 cm medial LMCsinistra
Pe: Batas kanan atas: ICS II LPS dextra
Batas kanan bawah: ICS IV LPS dextra
Batas kiri atas: ICS II LPS sinistra
Batas kiri bawah: ICS VI LMC sinistra
A: S1>S2 regular, murmur (-), gallop (-) ParuI: Simetris,
datar, tidak ada pergerakan nafas yang
tertinggal
Pa: Vokal fremitus (+/+)Pe: Sonor seluruh lapang paru
A: Suara dasar : Vesikuler
Suara tambahan :Wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Abdomen
I
: Datar, tidak ada sikatrikPa: Supel,hepar/lien tidak teraba,
tidak ada nyeri tekan
Pe: Timpani di seluruh lapang abdomen
A: Bising usus (+) normal Genitalia : Tidak dilakukan
Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-) Status
Neurologi
Pemeriksaan Nervus Cranialis
Dalam batas normal
Tanda Rangsang Meningeal
Test kaku kuduk: (-) Test Laseuque: (-/-) Test Brudzinsky I: (-)
Test Brudzinsky II: (-/-) Test Kernig: (-/-)
Reflex Fisiologi
Reflex biceps: (+/+)Reflex patella: (+/+) Reflex trisep:
(+/+)Reflex Achilles : (+/+)
Reflex Patologis
Reflex Hoffman-tromer: (-/-) Reflex Babinsky: (-/-)
Reflex Schaeffer: (-/-) Reflex Chaddok: (-/-)
Reflex Gordon: (-/-) ReflexOppenheim: (-/-) Reflex Motorik
Tonus : NormalTrophy: Normal
Paresis 5555 5555
5555 5555 Pemeriksaan Sensorik
Propioseptif: posisi, getar: tidak ada gangguan
Eksteroseptif: nyeri, suhu, raba : tidak terdapat pengurangan
sensasi nyeri, tekan dan suhu pada keempat ekstremitas.
Sikap Dan Koordinasi
Test Romberg
: tidak ada kelainan Test tenden gait
: tidak ada kelainan Dismetri telunjuk-hidung: tidak ada
kelainan Fungsi Vegetatif
Miksi
: normal
Defekasi: normal3. Diagnosis Kerja
Hipertensi Grade II4. Rencana Penatalaksanaan
a. Medikamentosa Captopril 25 mg, 2 kali 1 per oral, Pamol 500
mg, 1 kali 1 per oral (jika pusing).
b. Non Medikamentosa (Edukasi)
Disarankan untuk periksa EKG, Lab (fungsi ginjal, kolesterol,
gula darah) Edukasi mengenai hipertensi, faktor resiko, komplikasi
yang dapat terjadi.
Istirahat yang cukup dan olahraga teratur
Pola makan yang sehat, hindari penggunaan penyedap rasa dan
menghentikan konsumsi ikan asin, kopi dan rokok Pasien dianjurkan
minum obat teratur Apabila terdapat keluhan segera memeriksakan
diri ke puskesmas atau ke dokter untuk mendapat penanganan lebih
lanjut.6. Hasil Penatalaksanaan Medis
Obat yang diberikan dari Puskesmas diminum. Keluhan sakit kepala
mulai berkurang. Saat kunjungan rumah (Sabtu, 2 Mei 2015), keadaan
kesehatan pasien membaik, dan aktivitas harian berlangsung seperti
biasa. Tekanan darah pasien 140/80 mmhg, Nadi 72 kali permenit,
Pernapasan 18 kali permenit, Suhu 36,8 o C
a. Faktor pendukung:
Kesadaran pasien untuk patuh minum obat, melakukan olahraga tiap
pagi, mengurangi merokok dan peran keluarga untuk mengingatkan
pasien minum obat. Pasien telah mengurangi faktor resiko yang ada
seperti mengurangi konsumsi garam, mengurangi konsumsi ikan asin
dan kopi.b. Faktor penghambat:
Pasien masih mengkonsumsi ikan asin dan kopi walaupun
frekuensinya sudah berkurang. Anak pasien hanya mengunjungi pasien
1 kali dalam seminggu sehingga pasien kurang mendapat perhatian
dari anaknya.c. Indikator keberhasilan: Keluhan sakit kepala
berkurang. Serta saat dilakukan kunjungan rumah dan dilakukan
pemeriksaan ulang tekanan darah menurun dibanding saat pemeriksaan
pada kunjungan di puskesmas.
III.5Bentuk dan Siklus KeluargaBentuk keluarga ini ialah
keluarga orang tua tunggal, yaitu keluarga yang terdiri dari suami
(pasien) dan isteri (pasien) tanpa anak-anak
kandung.III.6Identifikasi Fungsi-Fungsi Keluarga a. Fungsi Biologis
dan Reproduksi
Dari wawancara dengan pasien diperoleh keterangan bahwa pasien
tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.. Tidak ada
riwayat penyakit diabetes melitus, sakit jantung, sakit paru pada
anggota keluarga, namun ibu pasien memiliki riwayat hipertensi dan
stroke. Pasien memiliki 2 anak.
b. Fungsi PsikologiPasien tinggal bersama istri da memiliki
rumah sendiri. Pasien memiliki 2 anak kandung yang sudah
berkeluarga dan memiliki rumah sendiri. Hubungan antara anggota
keluarga baik. Di dalam keluarga ini jika terdapat suatu masalah
baik masalah eksternal dan internal yang berperan sebagai pembuat
keputusan akhir adalah kepala keluarga sedangkan proses pengambilan
keputusan suatu masalah dilakukan oleh kepala keluarga beserta
isteri. Jika ada masalah yang berhubungan dengan keluarga
diselesaikan secara musyawarah antara kepala keluarga, istri, dan
anak-anak. Pertemuan dengan kedua anaknya dan cucu serta menantu
biasanya terjadi 1 kali dalam 2 minggu karena rumah pasien dan
kedua anaknya berjauhan.
c. Fungsi PendidikanPasien dan istri menempuh pendidikan sampai
tamat Sekolah Dasar (SD). Semua anak pasien sudah tamat sekolah
deengan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Keduanya tidak
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena adanya
keterbatasan biaya.d. Fungsi Sosial dan BudayaPasien tinggal di
kawasan pedesaan dan kedudukan keluarga di tengah lingkungan sosial
adalah warga biasa. Pasien dan istri dapat diterima dengan baik di
lingkungan rumahnya. Komunikasi dengan tetangga baik. Kondisi
pasien saat ini cukup baik. Pasien masih dapat mengerjakan
pekerjaan rumah tangga dan bekerja dengan baik. Namun saat sakit
kepala pasien muncul dapat menjadi hambatan dalam mengerjakan
pekerjaannya.
Pasien bekerja sebagai buruh tani sedangkan istri pasien
merupakan pedagang tempe. Tidak ada kepercayaan terhadap mitos atau
hal-hal lain yang berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Sumber penghasilan dalam keluarga berasal dari pasien yang
bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan rata-rata Rp
700.000.00 Dan istri pasien sebagai pedagang tempe dengan
penghasilan rata-rata Rp.300.000,00 perbulan. Pasien juga mendapat
uang tambahan dari anak-anaknya sebesar Rp. 300.000,00 perbulan.
Uang tersebut digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan
sisa uang dapat ditabung. Pengaturan penggunaan dana untuk
pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan oleh pasien. f. Fungsi
ReligiusPasien dan istri rutin melakukan ibadah di rumah. Tidak ada
ruangan khusus untuk ibadah di rumah, beribadah biasa dilakukan di
kamar. Seminggu sekali mengikuti kegiatan pengajian di lingkungan
rumah.
III.7Pola Konsumsi Makan Pasien dan KeluargaFrekuensi makan
pasien dan istri 3 kali sehari. Makanan diolah sendiri oleh istri
pasien dengan makanan yang bervariasi dan ikan asin setiap hari.
Variasi makanan sebagai berikut: nasi, tahu, tempe, ikan asin,
sayur, kadang-kadang diselingi telur. Pasien tidak minum susu dan
senang minum kopi 3 gelas perhari.
III.8Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan a.
Faktor Perilaku Keluarga
Dalam beraktivitas sehari-hari pasien lebih sering melakukan
kegiatan di luar rumah yaitu sebagai buruh tani .Pasien tidak
pernah melakukan olahraga. Setiap hari pasien mengkonsumsi makanan
yang diolah sendiri sebanyak 3 kali/ hari, dengan lauk ikan asin
setiap harinya. Jika keluar rumah lebih sering jalan kaki. Pasien
merokok sejak 30 tahun yang lalu sebanyak 1 bungkus perhari. Pasien
juga memiliki kebiasaaan minum kopi 3 gelas perhari.
Jika ada yang sakit, pasien dan istri langsung berobat ke,
Puskesmas. Pasien dan keluarga sudah menjadi peserta Jamkesda.
Pasien aktif dalam ikut serta kegiatan dan aktivitas sosial seperti
pengajian maupun pertemuan RT.b. Faktor Non-Perilaku
Terdapat fasilitas pelayanan kesehatan yang sering didatangi
oleh pasien yaitu Puskesmas yang berjarak 2 km dapat ditempuh
dengan angkutan umum. Pembiayaan pengobatan pasien maupun keluarga
dengan menjadi peserta Jamkesda.III.9Identifikasi Lingkungan Rumah
Gambaran Lingkungana. Status rumah: rumah pribadiKondisi
bangunan
Luas bangunan: 400 m2 Rumah terdiri dari : 1 lantai Jumlah
ruangan: ruangan terdiri dari : 10 ruangan 1 ruang tamu yang juga
bisa digunakan untuk mengajar ngaji. 5 kamar tidur 1 ruang cuci +
kamar mandi + jamban 1 dapur 1 ruang makan 1 kandang hewan (pada
bagian belakang rumah ) Dinding rumah
: terbuat dari tembok Atap rumah
: terbuat dari genteng Lantai
: sebagian besar terbuat dari semen Jumlah orang dalam rumah: 2
orang Jumlah keluarga dalam rumah: 1 keluarga Alat kesejahteraan di
rumah
Pasien mempunyai 1 buah televisi, 1 buah kipas angin dan 1 buah
kulkas, 1 buah radiob. Lokasi rumah
Lokasi rumah terletak tidak jauh dari jalan raya. Bagian
belakang rumah pasien mengahadap ke sawah. Di samping kanan dan
kiri rumah pasien terdapat sebuah rumah. Letak rumah pasien dengan
tetangga di kanan-kirinya berdekatan dan menempel.c.
VentilasiVentilasi rumah terdiri dari : permanen dan
insidentil.Ventilasi terdapat di ruang keluarga, kamar tidur dan
dapur.Insidentil : 3 buah pintunya yang masing-masing berukuran
:Pintu masuk ke rumah:1,8 m x 1 m = 1,8 m2Pintu ke kamar pasien:1,8
m x 1 m = 1,8 m2Pintu ke dapur
:1,8 m x 1 m = 1,8 m2Total : 1,8 m2x 3 = 5,4 m2 3 buah jendela
besar berukuran 1 m x 0,8 m = 0,8 m Permanen 2 buah ventilasi di
atas pintu masuk berukuran 0,5 m x 0,8 m = 0,4 m2 Luas seluruh
ventilasi : 5,4 m + 0,8m + 0,4 m + 0,8m + 0,4 m = 7,8 m
7,8 m2
Persentase = ------------ x 100% = 11.14%
70 m
Menurut perhitungan, ventilasi rumah yang ideal adalah lebih
dari 10 % dari luas lantai rumah, maka ventilasi rumah ini
tergolong cukup.
d. PencahayaanPencahayaan rumah pasien baik, karena sinar
matahari masuk ke dalam rumah melalui kaca jendela dan pintu
sehingga rumah pasien kesannya cukup terang pada siang hari.
Sedangkan pencahayaan rumah pada malam hari mengandalkan
pencahayaan listrik.e. Kamar Tidur PasienPasien menggunakan ruang
kamar sebagai tempat tidur. Di ruang keluarga terdapat 1buah
televisi, 1 buah kipas angin dan 1 buah tempat duduk untuk
berkumpul. Kasur berisi kapuk yang dilapisi sprei yang jarang
diganti dan dibersihkan. Untuk penerangan kamar tersebut
menggunakan 1 buah lampu.f. Pembuangan Tinja dan JambanTempat
pembuangan tinja: WC pribadiReservoir kakus
: Tinja disalurkan ke septictankBagian kakus
: Berupa kakus jongkok, terbuat dari semen.Lantai terbuat dari
semen, dan dinding terbuat dari tembok (bata) yang sudah disemen.g.
Kamar MandiKamar mandi terpisah dari rumah, menjadi satu dengan
jamban dan dipakai hanya untuk keluarga sendiri. Berlantai semen.
Terdapat 1 tempat penampungan air.h. DapurTerdapat sebuah dapur
berdinding tembok dengan lantai yang terbuat dari tanah. Pada
bagian atap hanya ditutupi oleh genteng tanpa plavon sehingga asap
dari dapur dapat keluar. Dapur cukup luas karena biasa dipakai oleh
pasien untuk memasak dan membuat bahan untuk dijual. Dapur memiliki
3 buah tungku kayu, 1 buah kompor gas, 1 buah lemari piring, 1 buah
ember untuk menampung air minum.i. Pembuangan Sampah dan
KotoranSampah di kumpulkan di samping rumah didalam kantong plastik
kemudian diangkut ke bagian belakang rumah untuk dibakar.Air kotor
dialirkan ke selokan yang bermuara di halaman belakang berjarak 5
meter di depan rumahnya.III.9.9. Halaman Rumah
Keterangan Denah Rumah :1. Teras2. Ruang Tamu3. Kamar tidur4.
Kamar tidur5. Kamar tidur6. Kamar tidur7. Kamar tidur8. Dapur9.
Ruang makan / Ruang Keluarga10. Ruang Belakang11. Sumur + tempat
mencuci12. Kandang kambing13. Kamar mandi (terpisah dengan
rumah)14. Gudang
Peta Rumah Dicapai dari Pelayanan Kesehatan
Gambar 3.3. Peta rumah dari pelayanan kesehatanIII.10Diagnosis
Fungsi-Fungsi Keluarga1. Fungsi Biologis
Pasien terdiagnosis hipertensi sejak tanggal 29 April 2015 dan
ibu pasien memiliki riwayat hipertensi dan stroke2. Fungsi
Psikologis
a. Hubungan dengan anggota keluarga dan tetangga baik.
b. Kurangnya perhatian dari anak anak pasien karena letak rumah
yang berjauhan 3. Fungsi Religius, Sosial dan Budaya
Termasuk keluarga yang taat beragama
Tidak terdapat keterbatasan hubungan beragama antara pasien dan
masyarakat. Dapat bersosialisasi terhadap lingkungan sekitar dengan
baik, 4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan KebutuhanPerekonomian
keluarga cukup, kehidupan sehari- hari dapat terpenuhi.5. Fungsi
Penguasaan Masalah dan Kemampuan BeradaptasiSetiap ada masalah yang
berhubungan dengan keluarga diselesaikan dengan musyawarah.6.
Faktor Perilaku
a. Pasien sering memakan ikan asin dan konsumsi kopi.b. Pasien
tidah memiliki kebiasaan berolahraga.
c. Pasien seorang perokok aktif.7. Faktor Non PerilakuSarana
pelayanan kesehatan terjangkau dari rumah, pembiayaan pengobatan
pasien maupun keluarga dengan menjadi peserta
Jamkesda.III.11Diagram Realita yang Ada Pada Keluarga
Gambar 3.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dalam
keluarga
III.12Risiko, Permasalahan, dan Rencana Pembinaan Kesehatan
Keluarga
Tabel III.3. Masalah kesehatan dan rencana pembinaanNo.Risiko
dan Masalah KesehatanRencana PembinaanSasaran
1.Hipertensi Grade IIEdukasi, diskusi dan konseling tentang
hipertensi, faktor risiko, gejala, komplikasi, pengobatan dan
perubahan pola makan, kebiasaan,olahraga serta minum obat
teraturPasien dan istri
III.13. Pembinaan dan Hasil Kegiatan
Tabel III.4. Pembinaan dan hasil kegiatan
TanggalKegiatan yang dilakukanKeluarga yang terlibatHasil
kegiatan
1 Mei 2015Penyuluhan tentang penyakit Hipertensi, dari faktor
risiko, tanda dan gejala, komplikasi, pengobatan untuk pasien dan
penyuluhan tentang perubahan gaya hidup Pasien dan istriPengetahuan
tentang hipertensi dan gaya hidup sehat meningkat
4 Mei 2015Monitoring hasil penyuluhanPasien dan istriPenyuluhan
berhasil
11 Mei 2015Evaluasi hasil penyuluhanPasien dan istriKeluhan
pasien berkurang dan tidak terjadi kekambuhan
III.14.Komprehensive Pengelolaan Pasien dan Keluarga
Promotif
Edukasi dan penyuluhan mengenai hipertensi kepada pasien dan
keluarganya, mulai dari definisi, penyebab, faktor risiko, tanda
dan gejala, komplikasi dan pengobatan hipertensi.
Preventif
Pencegahan yang dilakukan terhadap pasien diberikan dalam bentuk
mengedukasi pasien agar menghentikan konsumsi ikan asin, rokok dan
kopi. Pasien juga di edukasi untuk rutin olahraga tiap hari, rutin
meminum obat dan kontrol ke petugas kesehatan.
KuratifPelayanan pengobatan yang dilakukan pasien ke puskesmas
merupakan upaya pasien untuk mengobati penyakit hipertensi nya dan
pasien mengonsumsi obat-obatan dari puskesmas.
Rehabilitatif
Edukasi pasien untuk menghindari makanan yang asin, kopi dan
rokok, serta mengganti garam dengan garam rendah natrium. Menjaga
kesehatan dengan berolahraga dan sering periksa tekanan darah ke
petugas kesehatan atau puskesmas agar tekanan darah pasien dapat
terkontrol.III.15.Kesimpulan Pembinaan Keluarga
1. Tingkat pemahaman
Pemahaman terhadap edukasi dan penyuluhan yang dilakukan cukup
baik dan dapat diterima.
2. Faktor pendukung
(1) Pasien dan istri mampu memahami dan menangkap penjelasan
yang diberikan dengan baik.
(2) Kesadaran istri pasien untuk mendukung kesembuhan pasien
baik, sehingga dapat kooperatif untuk mengubah perilaku dan
kebiasaan yang tidak baik bagi kesehatan
(3) Pasien dan istri mau memeriksakan diri di puskesmas3. Faktor
penyulit : Pasien hanya tinggal bersama istri, dan anak pasien
mengunjungi pasien hanya 2 minggu sekali sehingga pasien kurang
mendapat perhatian dan pengawasan dari anaknya.4. Indikator
keberhasilan
(1) Pengetahuan tentang hipertensi meningkat sehingga dapat
menghindari faktor risiko penyakit pasien.
(2) Kesadaran berobat ke puskesmas dan minum obat.(3) Kesadaran
melakukan aktivitas fisik dan olahraga.(4) Mengurangi konsumsi ikan
asin, kopi dan rokok(5) Tekanan darah menurunIII.16.Diagnosis
Holistik(1) Aspek Personal
Alasan kedatangan :
Pasien datang berobat ke puskesmas karena sakit kepala dan nyeri
pada tengkuk.
Harapan :
Pasien memiliki harapan untuk dapat sembuh dan keluhan tidak
bertambah memburuk.
Kekhawatiran :
Pasien khawatir akan kesehatan dirinya jika ia terus mengalami
keluhan seperti yang ia keluhkan saat ini.
(2) Aspek Klinis
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang disimpulkan sebagai berikut :
Diagnosis kerja : Hipertensi Grade II(3) Aspek Internal
Genetik :
Terdapat faktor genetik dalam keluhan yang dialami pasien.
Pola makan :
Pola makan pasien yang belum memenuhi pola gizi seimbang.
Kebiasaan :
Pasien memiliki kebiasaan makan ikan asin, kopi, merokok dan
jarang berolahraga. Spiritual :
Pasien percaya bahwa penyakit yang dideritanya adalah ketentuan
dari Allah SWT dan menerimanya, pasien juga tidak lupa terus berdoa
agar selalu diberikan kesehatan.(4) Aspek Eksternal
Faktor pendukung kesehatan pasien adalah adanya dukungan dari
istri dalam mengupayakan agar pasien mengkonsumsi pola makan gizi
seimbang, menghindari makanan yang asin, kopi dan rokok melakukan
aktivitas fisik/berolahraga, dan memberitahu agar pasien rutin
kontrol ke Puskesmas dan meminum obat.
(5) Derajat Fungsional
Menurut skala pasien termasuk derajat 0 dimana pasien dapat
seecara ,mandiri melakukan seluruh aktivitasnya tanpa dibatasi oleh
masalah.
1
2
b
4
a
3
d
c
Gambar 3.1. Genogram Keluarga
14
10
9
8
12
5
11
7
6
4
3
13
2
1
Gambar 3.2. Denah Rumah
PuskesmasBorobudur
Rumah Pasien
Dusun
Sodongan
Lingkungan
Ventilasi kamar baik
Ventilasi ruangan rumah baik
Anak pasien hanya berkunjung 1 kali dalam 2 minggu
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan terjangkau
Genetik
Ibu pasien memiliki riwayat Hipertensi dan Stroke
Derajat kesehatan Tn. W
Pasien Hipertensi Grade II
Perilaku
Pasien memiliki kebiasaan memakan ikan asin
Pasien memiliki kebiasaan minum kopi 3 gelas/hari
Pasien jarang berolahraga
Pasien merokok
45