10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik ≥ 140 mm Hg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90mmHg. (WHO, 2015). Hipertensi arterial di sederhanakan dengan sebutan tekanan darah tinggi yang didefinisikan sebagai elevasi persistem dari tekanan darah sistolik (TDS) pada level 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik (TDD) pada level 90 mmHg atau lebih. (Black & Hawks, 2014). Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskuler Indonesia (PERKI) juga menyatakan hipertensi memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90mmHg. 2. Etiologi Menurut Corwin (2009) hipertensi terjadi karena tekanan darah bergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup, dan TFR, peningkatan salah satu dari ketiga variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi. Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan a. Hipertensi Sekunder Penyebabnya diketahui yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan. b. Hipertensi Primer (esensial) di sebut juga sebagai hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Adapun faktor yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik ≥ 140 mm Hg dan atau
tekanan darah diastolik ≥ 90mmHg. (WHO, 2015). Hipertensi arterial di
sederhanakan dengan sebutan tekanan darah tinggi yang didefinisikan sebagai
elevasi persistem dari tekanan darah sistolik (TDS) pada level 140 mmHg atau
lebih dan tekanan darah diastolik (TDD) pada level 90 mmHg atau lebih.
Susu rendah lemak, yogurt bebas lemak, keju rendah lemak
Sumber kalsium dan kalium
Daging, daging unggas, ikan
2 atau kurang
3 ons daging unggas atau ikan yang dimasak
Memilih daging yang dipanggang atau direbus, kurangi daging goreng, hilangkan kulit pada daging unggas
Sumber protein dan magnesium
Kacang-kacangan, biji-bijian, dan kacang kering
4-5 per minggu
1/3 cangkir atau 1 ½ ons kacang 2 sdm/ ½ cangkir biji kering ½ cangkir kacang polong matang
Kacang tanah, biji bunga matahari, kacang merah
Sumber energi, magnesium, protein, kalium dan serat
Lemak dan minyak**
2-3 1 sdt margarin 1sdm mayones rendah lemak 1sdt minyak sayur
Margarin, mayones rendah lemak, salad rendah bumbu, minyak nabati (zaitun, jagung)
DASH memiliki 27 persen kalori sebagai lemak,
28
termasuk lemak yang ditambahkan pasa makanan
Manis-manisan
5 per minggu
1 sdm gula 1sdm jelly atau selai ½ ons kacang jeli 8 ons lemon
Gula, jelly, selai, agar-agar rasa buah, kacang jeli, permen, minuman buah
Manis dapat menekan lemak
Sumber : Nattional Heart, Lung and Blood Institute dalam Health Education, Blood Pressure & Cholestrol, (2007)
perbandingan ½-1 ¼ cangkir, tergantung pada jenis sereal. Periksa label nutrisi
produk.
jumlah sajian lemak dan minyak. Misalnya, 1 sdm saus salad biasa sama dengan
1porsi; 1sdm saus rendah lemak sama ½ porsi; 1 sdm saus bebas lemak sama
dengan 0porsi.
6. Diet Hipertensi menurut Kemenkes RI
a. Bahan Makanan yang Dianjurkan
1). Makanan yang segar: sumber hidrat arang, protein nabati dan hewani,
sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung serat.
2). Makanan yang diolah tanpa atau sedikit menggunakan garam natrium,
vetsin, kaldu bubuk.
3). Sumber protein hewani: penggunaan daging/ ayam/ ikan paling banyak 100
gram/ hari. Telur ayam/ bebek 1 butir/ hari.
4). Susu segar 200 ml/ hari Makanan yang harus dibatasi
b. Bahan Makanan yang dibatasi
1). Pemakaian garam dapur
2). Penggunaan bahan makanan yang mengandung natrium seperti soda kue
29
c. Bahan Makanan yang di hindari
1). Otak, ginjal, paru, jantung, daging Kambing
2). Makanan yang diolah menggunakan garam natrium
3). Makanan dan minuman dalam kaleng: sarden, sosis, kornet, sayuran dan
buah-buahan dalam kaleng
4). Makanan yang diawetkan: dendeng, abon, ikan asin, ikan pindang, udang
kering, telur asin, telur pindang, selai kacang, acar, manisan buah
5). Mentega dan keju
6). Bumbu-bumbu: kecap asin, terasi, petis, garam, saus tomat, saus
d. Cara Mengatur Diet
1). Rasa tawar dapat diperbaiki dengan menambah gulamerah, gula pasir,
bawang merah, bawang putih, jahe,kencur, salam dan bumbu lain yang tidak
mengandungatau sedikit garam Na.
2). Makanan lebih enak ditumis, direbus, di kukus dipanggang, walaupun tanpa
garam.
3). Bubuhkan garam saat di atas meja makan, gunakangaram beryodium (30 –
80 ppm), tidak lebih dari ½sendok teh/ hari.
4). Dapat menggunakan garam yang mengandung rendahnatrium
5). Cara Pengolahan Makanan yang dihindari : digoreng
C. Edukasi Berbasis Keluarga
1. Pengertian
Edukasi adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan
kepada masyarakat, kelompok atau individu sehingga dengan adanya promosi
30
kesehatan diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku
sasaran. (Notoatmodjo, 2012)
2. Edukasi Berbasis Keluarga
Edukasi berbasis keluarga merupakan suatu proses yang dinamis untuk merubah
perilaku dengan cara menyampaikan informasi tentang kesehatan baik kepada
individu maupun keluarga, tetapi bukan suatu prosedur yang langsung
diterapkan atau berupa hasil yang harus tercapai. Edukasi juga merupakan proses
kegiatan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemandirian individu serta dapat
mengambil keputusan secara sadar dan dapat mempengaruhi dirinya, keluarga
dan masyarakat Selain itu promosi kesehatan ditujukan kepada pengunjung
rumah sakit, baik klien rawat jalan maupun keluarga klien yang mengantar atau
menemani klien di rumah sakit karena keluarga klien diharapkan dapat
membantu menunjang proses penyembuhan dan pemulihan klien. Klien dan
keluarganya harus mengetahui hal-hal yang terkait dengan penyakit yang
dideritanya seperti: penyebab penyakit, cara penularannya (bila penyakit
menular), cara pencegahannya, proses pengobatan yang tepat dan sebagainya.
Apabila klien dan keluarganya memahami penyakit yang dideritanya diharapkan
akan membatu mempercepat proses penyembuhan dan tidak akan terserang oleh
penyakit yang sama. (Maulana, 2009).
3. Tujuan
Tujuan Kegiatan Edukasi Berbasis Keluarga
a. Bagi Klien
Mengembangkan perilaku kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan
masalah atau penyakit yang diderita oleh klien yang bersangkutan
31
b. Bagi Keluarga
(1) Membantu mempercepat proses penyembuhan klien. Dalam proses
penyembuhan penyakit, bukan hanya faktor obat saja, tetapi faktor
psikologis dari klien, terutama penyakit tidak menular seperti jantung
koroner, hipertensi, diabetes melitus, penyakit jiwa dan sebagainya,
faktor psikologis sangat berperan. Dalam mewujudkan lingkungan
psikososial ini maka peran keluarga sangat penting. Oleh karena itu
promosi kesehatan perlu dilakukan juga bagi keluarga klien.
(2) Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit. Dengan melakukan
pendidikan kesehatan kepada keluarga klien mereka akan mengerahui
dan mengenal penyakit yang diderita oleh klien (anggota keluarganya),
cara penularannya, dan cara pencegahannya. Keluarga klien tentu akan
berusaha utnuk menghindari agar tidak terkena atau tertular penyakit
seperti yang diderita oleh anggota keluarga yang sakit tersebut,
(3) Membantu agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain
Keluarga pasien yang telah memperoleh pengetahuan dan cara-cara
penularannya, maka keluarga tersebut diharapkan dapat membantu klien
atau keluarganya yang sakit untuk tidak menularkan penyakitnya kepada
orang lain, terutama kepada orang lain, terutama kepada tetangga atau
teman dekatnya.
c. Bagi Pelayanan Kesehatan
(1) . Meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan
(2) Meningkatkan citra rumah sakit. Penerapan promosi Kesehatan di
rumah sakit diwujudkan dalam memberikan informasi-informasi
32
tentang berbagai masalah kesehatan atau penyakit dengan masing-
masing jenis pelayanannya. Di masing-masing titik pelayanan rumah
sakit disediakan atau diinformasikan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan proses penyembuhan klien. Di tempat loket pendaftaran, di
ruang tunggu di tempat pemeriksaan, di tempat pengambilan obat, di
ruang perawatan dan sebagainya, selalu dilakukan penjelasan atau
pemberian informasi terkait dengan apa yang harus diketahui dan
dilakukan oleh klien.
4. Metode Edukasi
Menurut Notoatmodjo, (2012) agar mencapai hasil yang optimal, maka sasaran
juga harus menggunakan edukasi sasaran tertentu. Materi yang disampaikan juga
disesuaikan dengan sasaran dan media. Metode yang disampaikan untuk sasaran
individu, kelompok dan masa berbeda. Ada beberapa metode pendidikan atau
promosi kesehatan:
a. Metode individual (perorangan)
Pendidikan kesehatan individual ini merupakan metode yang bersifat
individual yang digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina
seseorang yang mulai tertarik pada perubahan perilaku. Pendekatan individual
ini digunakan karena mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda.
Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat dapat membantunya maka
perlu menggunakan metode ini. Adapun bentuk pendekatannya antara lain:
(1). Bimbingan dan penyuluhan
33
Dengan cara ini, setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat diteliti dan
dibantu penyelesaiannya, sehingga dengan sukarela klien mempunyai
kesadaran perilaku atau berperilaku baru.
(2). Wawancara (Interview)
Cara ini merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara
antara petugas dan kesehatan dengan klien menggali informasi mengapa ia
belum menerima perubahan. Juga mengetahui apakah perilaku yang sudah
atau yang akan diadopsi mempunyai kesadaran yang kuat. Apabila belum
maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam.
b. Metode Kelompok
Dalam menggunakan metode kelompok harus diketahui besarnya kelompok
sasaran serta tingkat pendidikan formal dan sasaran. Penyuluhan kelompok
dapat dilaksanakan dengan mengumpulkan klien dan/atau keluarga klien di
ruangan yang telah ditetapkan. Untuk kelompok yang besar akan berbeda
metodenya dengan kelompok yang kecil. Metode yang baik untuk metode
kelompok besar antara lain dengan ceramah dan seminar. Sedangkan untuk
kelompok kecil dengan cara diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju,
buzz group, bermain peran, permainan simulasi, billboard.
c. Metode Massa
Metode ini cocok untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang
ditujukan kepada masyarakat. Bagi seluruh pengunjung rumah sakit, baik
klien maupun keluarga klien dan tamu rumah sakit, adalah sasaran pendidikan
kesehatan dalam bentuk ini. Sasaran ini bersifat umum dalam arti tidak
membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi,
tingkat pendidikan. Maka pesan kesehatan yang akan disampaikan harus
34
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh masa tersebut.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat
terhadap suatu inovasi awareness. Bentuk pendidikan kesehatannya adalah
dengan menggunakan metode penyuluhan massa seperti poster atau spanduk.
Berikut ini ada beberapa contoh metode yang cocok untuk pendekatan massa
antara lain: ceramah umum, berbincang-bincang, simulasi.
5. Media Edukasi
Media alat bantu edukasi adalah alat yang digunakan oleh petugas dalam
menyampaikan bahan, materi atau pesan kesehatan. Alat bantu ini sering disebut
sebagai alat peraga karena dapat berfungsi untuk membantu dan memperagakan
sesuatu di dalam promosi kesehatan. Macam-macam alat bantu peraga atau
media antara lain:
a. Alat bantu lihat (visual aids), membantu menstimulasi penglihatan pada
waktu terjadinya proses penerimaan pesan.
b. Alat bantu dengar (audio aids): alat bantu untuk menstimulasikan indra
pendengar pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan.
c. Alat bantu lihat dengar. Alat-alat bantu pendidikan ini lebih dikenal dengan
aidio visual Aids. (Notoatmodjo, 2012). Adapula media pendidikan kesehatan
antara lain:
(1). Media cetak terdiri dari:
- Booklet : suatu media penyampaian pesan-pesan kesehatan dalam
bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar.
35
- Leaflet adalah selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu
masalah khususnya untuk suatu sasaran dengan tujuan tertentu. Isi
informasi dapat dalam bentuk kalimat, gambar atau kombinasi.
Keuntungannya:
- Dapat disimpan pada jangka waktu yang lama, dan bila lupa akan
dapat dilihat dan dibuka kembali.
- Dapat digunakan sebagai bahan rujukan
- Isi informasi dapat dipercaya karena dicetak dan dikeluarkan oleh
instalasi yang berwenang.
- Jangkauannya jauh dan dapat mebantu jangkauan media lain
- Bila diperlukan dapat dilakukan pencetakan ulang
- Dapat digunakan sebagai bahan diskusi untuk kesempatan yang
berbeda.
Kerugiannya:
- Apabila cetakannyakurang dapat menarik perhatian orang maka
kemungkinan orang tersebut merasa enggan untuk menyimpannya
- Apabila huruf tulisannya terlalu kecil dan susunannya kurang
menarik, kebanyakan orang juga malas untuk membacanya
- Tidak bisa dipergunakan oleh orang yang tidak bisa membaca dan
menulis
- Poster adalah pesan singkat dalam bentuk gambar, dengan tujuan untuk
mempengaruhi individu atau kelompok agar tertarik pada suatu objek
materi yang diinformasikan.
Keuntungannya:
- Dapat diperoleh dalam jumlah yang besar
36
- Dapat disebarluaskan keplosok-plosok yang sulit di
jangkau/terpencil
- Dengan gambar yang bagus dan menarik akan dapat membuat orang
menjadi tertarik dan antusias untuk melihat dan membacanya.
- Dapat ditempelkan ditempat umum dimana orang-orang sering
berkumpul.
(2). Media Elektronik terdiri dari:
- Televisi: menyampaikan pesan atau informasi kesehatan melalui
media televisi
- Radio: penyampaian informasi atau pesan kesehatan melalui radio
juga dapat bermacam-macam bentuknya antara lain: sandiwara
radio, ceramah, radio sport dan sebagainya.
- Video: penyampaian informasi atau pesan kesehatan melalui video
- Slide : penyampaian pesan menggunakan slide
- Flim strip : dapat digunakan untuk menyampaiakan pesan- pesan
kesehatan.
(3). Media papan (Billboard)
Papan dipasang ditempat umum yang isinya pesan atau informasi
kesehatan. Media papan ini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis
pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan umum.
D. Metode Edukasi Berbasis Keluarga.
1. Definisi Keluarga
Definisi keluarga menurut Friedman (2010), berorientasi pada tradisi:
a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan dengan ikatan
37
perkawinan, darah dan ikatan adopsi
b. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu
rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap
menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam
peran-peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki - laki
dan anak perempuan, saudara dan saudari
d. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang
diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
e. Keluarga juga berperan dan berfungsi dalam melaksanakan praktik asuhan
keehatan, yaitu keluarga dapat mencegah terjadinya gangguan kesehatan,
serta anggota keluarga juga dapat merawat keluarga yang sakit yang
membutuhkan bantuannya. Keluarga mempunyai kemampuan dalam
memberikan asuhan kepada keluarga yang sakit. Kesanggupan keluarga
dalam melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas
kesehatan keluarga yang dilaksanakan.
f. Metode Edukasi Keluarga
Perawatan diri adalah kompleks dan menantang karena banyak dan sering
simultan kegiatan sehari-hari dan tugas-tugas yang dihadapi oleh klien.
Kompleksitas merupakan tantangan juga dialami oleh keluarga, yang
mengambil beberapa peran termasuk administrator perawatan kesehatan,
pengobatan navigator, advocator untuk kualitas hidup, keluarga yang dekat
biasanya memberikan perawatan langsung praktis, seperti membantu dengan
pengurangan sodium diet hipertensi dan menghubungi profesional perawatan
kesehatan untuk saran. Dalam metode edukasi keluarga ini menggunakan
38
metode kelompok yang terdiri dari satu penderita hipertensi dan keluarganya.
Penyuluhan kelompok dapat dilaksanakan dengan mengumpulkan pasien
dan/atau keluarga klien di ruangan yang telah ditetapkan. Metode dalam
penelitian ini akan digunakan ceramah. Selain itu, keluarga juga menyediakan
perawatan tidak langsung, seperti motivasi dan dukungan emosional, keluarga
informal yangtelahmenjadi diakui sebagai sumber penting dukungan untuk
pasien dan mengurangi beban besar pada pelayanan kesehatan. keluarga yang
dalam rangka mempromosikan kesejahteraan optimal pada klien hipertensi dan
mengurangi beban pada sistem kesehatan. Edukasi berbasis keluarga
dipandang penting dan adanya bukti yang berkaitan dengan berbasis keluarga
klien.
g. Peran Keluarga Terhadap Diet Hipertensi
Diet hipertensi merupakan salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa
efek yang serius, karena metode pengendaliannya yang alami, hanya saja
banyak orang yang menganggap diet hipertensi sebagai sesuatu yang
merepotkan dan tidak menyenangkan. (Purwati, 1997 dalam Novian 2013).
Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan
keyakinan dan nilai kesehatan bagi individu serta memainkan peran penting
dalam program perawatan dan pengobatan. Pengaruh normatif pada keluarga
dapat memudahkan atau menghambat perilaku kepatuhan, dukungan tenaga
kesehatan diperlukan untuk mempertinggi tingkat kepatuhan, dimana tenaga
kesehatan adalah seseorang yang berstatus tinggi bagi kebanyakan klien,
sehingga apa yang dianjurkan akan dilaksanakan. (Smert Bart, 2004 dalam
Novian 2013).
39
E. Aplikasi Teori Health Promotion Model Nola J Pender.
Model Promosi Kesehatan adalah suatu cara untuk menggambarkan interaksi
manusia dengan lingkungan fisik dan interpersonalnya dalam berbagai dimensi.
Model ini menggabungkan dua teori yaitudari teori Nilai Pengharapan
(Expectancy-Value) mengemukakan Individu tidak akan melakukan sesuatu
tindakan yang tidak berguna dan tidak bernilai bagi dirinya dan Individu tidak
akan melakukan kegiatan walaupun kegiatan tersebut menarik bagi dirinya jika
dirasakan tidak mungkin kegiatan tersebut dicapainya. Sedangkan Teori
Pembelajaran social (Social Cognitive Theory) dalam perspektif keperawatan
manusia dilihat sebagai fungsi yang holistik. Model interaksi Causa:
Lingkungan, Faktor Manusia & Perilaku. Teori Self direction, Self Regulasi,
Self Efficacy. Manusia memiliki Kapabilitas Dasar: a) Simbolisasi, b) Pikiran
Ke depan, c) Belajar dari pengalaman orang lain, d) Regulasi Diri dan e)
Refleksi diri. (Tomey & Aligood, 2014).
Peran Perawat menurut Tomey & Aligood, (2014)
1. Peranan Perawatan disini adalah sebagai Fasilitator dimana perawat
berperan menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal
masalah pada keluarga yang menderita hipertensi dan mencari alternatif
pemecahannya
2. Sebagai pendidik perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah
perilaku klien dan keluarga dari prilaku tidak sehat menjadi perilaku yang
sehat dalam mencegah terjadinya hipertensi pada anggota keluarganya.
3. Kolaborasi
Fokus Intervensi Terkait Dengan Health Promotion Model
40
a. Dukungan Pembuatan Keputusan dengan memberi Informasi dan
dukungan kepada klien dan keluarga dalam membuat keputusan tentang
layanan kesehatan yang tepat
b. Mempersiapkan klien terhadap program pengobatan pengelolaan diet
hipertensi
c. Dukungan Keterlibatan Keluarga dalam menjaga perilaku hidup bersih
dan sehat Memfasilitasi partisipasi keluarga dalam perawatan fisik klien
d. Pendidikan Kesehatan dengan mengembangkan dan memberi arahan dan
pengalaman pembelajaran untuk memfasilitasi adaptasi terhadap perilaku
yang kondusif bagi kesehatan klien dan keluarga
e. Menetapkan Tujuan Bersama berkolaborasi dengan klien dalam
menetapkan tujuan pengobatan, mengidentifikasi faktor resiko,
memodifikasi Perilaku yang kurang sehat, penyuluhan proses penyakit,
program pengobatan dan penularannya.
Cara atau Metode Intervensi menurut Tomey & Aligood, (2014).
1. Pengkajian adalah dengan mengkaji pengetahuan klien tentang promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit dan penularannya.
2. Penyuluhan untuk Klien dan Keluarga dengan membantu klien
merencanakan masa depan dengan memberi informasi tentang perjalanan
umum penyakit klien dan penularan penyakit serta pengobatan.
3. Aktivitas Kolaborasi dengan tim Kesehatan dalam pengobatan klien.
Pelaksanaan edukasi berbasis keluarga pada klien hipertensi bersama
dengan perawat melakukan kolaborasi tentang masalah diet hipertensi,
masalah tersebut harus segera ditangani supaya tidak mengalami komplikasi
41
dan dari penerapan health promosi model yang diberikan kepada klien
hipertensi dan keluarga tersebut diharapkan tujuan dalam pengelolaan diet
hipertensi dapat terkontrol.
42
F. Kerangka Teori
Sumber : Alligood (2014); Notoadmodjo (2012); Almatsier (2010); National Heart Lung and Blood Institute dalam Health Education, Blood Pressure& Cholesterole, (2007).
Hipertensi
Tanda dan gejala Pusing Berat ditengkuk Telinga berdengung, Bingung, Mual, Muntah, Gangguan penglihatan.
Komplikasi: Gangguan Penglihatan, Jantung Gagal ginjal Stroke
Faktor-faktor yang mempengaruhi: Usia Jenis Kelamin Pendidikan
Teori Model Nola J
Pender Health
Promotion Model
Edukasi Berbasis Keluarga
Pembatasan asupan garam DIET DASH
Penatalaksanaan Modifikasi gaya hidup Penurunan Berat badan Olah raga Pembatasan kafein Tehnik relaksasi