35 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000, telah ditetapkan provinsi Banten sebagai provinsi baru di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada saat pembentukan dan penetapannya, provinsi ini memiliki 2 (dua) kota yaitu Kota Tangerang dan Kota Cilegon, serta 4 (empat) Kabupaten yaitu Kabupaten Tangerang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Lebak. Provinsi Banten memiliki keuntungan fisik-geografis yang berupa akses langsung ke Pulau Sumatera dan perairan internasional (Samudera Indonesia). Mengingat letaknya yang sangat strategis di ujung barat Pulau Jawa, maka Provinsi Banten merupakan pintu gerbang mobilitas manusia, barang dan jasa antar pulau. Selain itu berbatasan dengan Ibukota Negara (DKI Jakarta) dan wilayah pertumbuhan nasional yang sangat maju (provinsi Jawa Barat). Perkembangan kawasan di provinsi Banten pada periode tahun 1998-2004 pada umumnya terkonsentrasi di wilayah perbatasan, seperti kawasan andalan permukiman yang banyak mengkonversi lahan pertanian seperti di wilayah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kabupaten Serang. Sedangkan yang termasuk sebagai kawasan andalan pariwisata Banten adalah Pantai Barat (Anyer dan Tanjung Lesung). Untuk kawasan yang memiliki potensi sebagai Kawasan Pertanian adalah Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, yang sampai saat ini cenderung dikhawatirkan terjadi konversi lahan yang meningkat, seperti halnya kota Tangerang yang sebelumnya masih status kabupaten Tangerang yang memiliki luas lahan pertanian yang mendukung produksi pertanian.
26
Embed
BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANGdigilib.itb.ac.id/files/disk1/666/jbptitbpp-gdl-slamethary-33285-4... · Ratio Jenis Kelamin Sex Ratio ... maka 85,18% merupakan migrasi masuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
35
BAB III
GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000, telah ditetapkan provinsi Banten
sebagai provinsi baru di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada saat
pembentukan dan penetapannya, provinsi ini memiliki 2 (dua) kota yaitu Kota
Tangerang dan Kota Cilegon, serta 4 (empat) Kabupaten yaitu Kabupaten Tangerang,
Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Lebak.
Provinsi Banten memiliki keuntungan fisik-geografis yang berupa akses langsung ke
Pulau Sumatera dan perairan internasional (Samudera Indonesia). Mengingat letaknya
yang sangat strategis di ujung barat Pulau Jawa, maka Provinsi Banten merupakan pintu
gerbang mobilitas manusia, barang dan jasa antar pulau. Selain itu berbatasan dengan
Ibukota Negara (DKI Jakarta) dan wilayah pertumbuhan nasional yang sangat maju
(provinsi Jawa Barat).
Perkembangan kawasan di provinsi Banten pada periode tahun 1998-2004 pada
umumnya terkonsentrasi di wilayah perbatasan, seperti kawasan andalan permukiman
yang banyak mengkonversi lahan pertanian seperti di wilayah Kabupaten Tangerang,
Kota Tangerang, dan Kabupaten Serang. Sedangkan yang termasuk sebagai kawasan
andalan pariwisata Banten adalah Pantai Barat (Anyer dan Tanjung Lesung). Untuk
kawasan yang memiliki potensi sebagai Kawasan Pertanian adalah Kabupaten
Pandeglang dan Kabupaten Lebak, yang sampai saat ini cenderung dikhawatirkan
terjadi konversi lahan yang meningkat, seperti halnya kota Tangerang yang sebelumnya
masih status kabupaten Tangerang yang memiliki luas lahan pertanian yang mendukung
produksi pertanian.
36
III.1 Geografi Kota Tangerang
Kota Tangerang secara resmi berdiri pada tanggal 28 Pebruari 1993 melalui penetapan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah
Tingkat II Tangerang. Luas wilayah Kota Tangerang tercatat 183,78 km2 (termasuk
luas Bandara Soekarno-Hatta sebesar 19,69 km2)..
Kota Tangerang secara geografis terletak antara 6O6' Lintang Selatan sampai dengan
6O13’ Lintang Selatan dan 106O36' Bujur Timur sampai dengan 106O42' Bujur Timur.
Batas wilayahnya adalah :
Sebelah utara, berbatasan dengan Kecamatan Teluknaga dan Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang.
Sebelah selatan, berbatasan dengan Kecamatan Curug, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Pondok Aren Kabupaten Tangerang.
Sebelah timur berbatasan dengan DKI Jakarta.
Sebelah Barat, berbatasan dengan Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang.
Gambar III.1 Peta lokasi kota Tangerang dan sekitarnya Sumber : hasil modifikasi sendiri berdasarkan data Bagian Elektronik Puspen kota Tangerang
KONVERSI LAHAN PERTANIAN UNTUK
RENCANA PERLUASAN
BANDARA SOETTA
KABUPATEN TANGERANG
KABUPATEN TANGERANG
DKI JAKARTA KOTA
TANGERANG
TIMUR BARAT
S
U
37
Letak geografis yang sedemikian itu sangat menguntungkan bagi daerah Kota
Tangerang, terutama dalam pengembangan ekonomi wilayah.
Luas wilayah Kota Tangerang tercatat 183,78 Km2 (termasuk luas Bandara
Soekarno - Hatta sebesar 19,69 Km2) yang berjarak sekitar 60 Km dari Ibukota
Propinsi Banten dan sekitar 27 Km dari DKI Jakarta.
Wilayah Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan yaitu :
1. Kecamatan Ciledug (8.769 Km2),
2. Larangan (9.397 km2),
3. Karang Tengah (10.474 km2),
4. Cipondoh (17.91 Km2),
5. Pinang (21.59km2),
6. Tangerang (15.785 Km2),
7. Karawaci (13.475 km2),
8. Jatiuwung (14.406 Km2),
9. Cibodas (9.611 km2),
10. Periuk (9.543 km2),
11. Batuceper (11.583 Km2),
12. Neglasari (16.077 km2), dan
13. Kecamatan Benda (5.919 Km2).
Secara topografi, Kota Tangerang sebagian besar berada pada ketinggian 10-30 m dpl,
sedangkan bagian utaranya (meliputi sebagian besar Kecamatan Benda) ketinggiannya
berkisar antara 0-10 m dpl. Di Kota Tangerang juga terdapat daerah-daerah yang
mempunyai ketinggian > 30 m dpl yaitu pada bagian selatan Kecamatan Ciledug.
Dilihat dari kemiringan tanahnya, sebagian besar Kota Tangerang mempunyai tingkat
kemiringan tanah 0-30% dan sebagian kecil (yaitu di bagian selatan kota) kemiringan
tanahnya antara 3-8% berada di Kelurahan Parung Serab, Kelurahan Paninggilan
Selatan dan Kelurahan Cipadu Jaya.
38
Kondisi hidrologis, Kota Tangerang sangat dipengaruhi oleh sungai Cisadane yang
membagi Kota Tangerang menjadi 2 bagian yaitu bagian timur sungai dan bagian barat
sungai. Kecamatan yang terletak di bagian barat sungai Cisadane meliputi Kecamatan
Jatiuwung dan sebagian Kecamatan Tangerang. Selain Sungai Cisadane, di Kota
Tangerang juga terdapat sungai-sungai lain seperti Sungai Cirarab yang merupakan
batas sebelah barat Kecamatan Jatiuwung dengan Kecamatan Pasar Kemis di
Kabupaten Tangerang, Kali Ledug yang merupakan anak sungai Cirarab, Kali Sabi dan
Kali Cimode, sungai-sungai tersebut berada disebelah sungai Cisadane. Sedangkan pada
bagian timur Sungai Cisadane terdapat pula sungai/kali yang meliputi; Kali
pembuangan Cipondoh, Kali Angke, Kali Wetan, Kali Pesanggarahan, Kali Cantige,
Kali Pondok Bahar. Selain sungai/kali, di Kota Tangerang terdapat pula saluran air yang
meliputi Saluran Mokevart, saluran Irigasi Induk Tanah Tinggi, Saluran Induk Cisadane
Barat, Saluran Induk Cisadane Timur dan Saluran Induk Cisadane Utara.
Gambar III.2 Lokasi penelitian di kawasan bandara Soekarno Hatta di kecamatan Benda, kota Tangerang (Salah satu lokasi yang terdapat lahan pertanian produktif) Sumber : hasil modifikasi sendiri berdasarkan data Bagian Elektronik Puspen kota Tangerang
Kel. BELENDUNGKEC. BENDAKOTA TANGERANG
PERBATASANKAB. TANGERANG
AREA SAWAH PRODUKTIF
KPTS WALIKOTA TNGNO.460-38-2002
KelurahanNeglasari
KelJurumudi
Kota Tangerang
39
Gambar III.2 merupakan daerah penelitian di wilayah Bandara Soekarno Hatta berada
di Kecamatan Benda (luas area 5,92 km2, jumlah penduduk 66.896 jiwa) dan
kecamatan Batuceper (luas wilayah 11,58 km2, jumlah penduduk 76.874 jiwa) dengan
tingkat kepadatan penduduk masing-masing adalah 6.238 jiwa/km2 dan
11.300jiwa/km2, merupakan daerah yang memilik luas lahan pertanian sawah yang
masih produktif dibandingkan dengan kecamatan yang lain, yang rata-rata luas
lahannya terdiri dari lahan kering dan lahan bangunan.
Di lingkungan Pemerintahan Kota Tangerang, terdapat 27 instansi pemerintah yang
terdiri dari, empat sekretariat, empat badan, enam kantor dan 13 instansi kedinasan. Di
Kota Tangerang ini, Walikota menjalankan pemerintahannya. Luas wilayah lahan
pertanian potensial berupa lahan sawah beririgasi teknis masih terdapat di kecamatan
Benda dan wilayah kecamatan Batuceper di sekitar wilayah Bandara Soekarno Hatta.
III.2 Kependudukan dan Tenaga Kerja
Perkembangan penduduk kota Tangerang masih akan dipengaruhi oleh laju arus migrasi
masuk ke kota Tangerang. Adapun perkembangan penduduk kota Tangerang sebagai
2. Non Pertanian 6.273.810 6.232.453 6.595.637 7.045.515 7.109.390 7.493.780
Total PDRB 6.294.000 6.294.000 6.616.457 7.067.065 7.130.940 7.515.330
Catatan :
- PDRB non pertanian terdiri dari lapangan usaha : Industri Pengolahan, Listrik, Gas dan Air Minum, Bangunan dan Konstruksi, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Angkutan dan Komunikasi, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jasa-Jasa.
- Untuk Nilai PDRB pertanian dan non pertanian Tahun 2000, 2004 dan 2005 merupakan asumsi dengan pertumbuhan diperkirakan 6% berdasarkan PDRB tahun sebelumnya, karena data tidak ada.
Sumber / Source : Hasil olahan sendiri berdasarkan data dari Bagian Data Elektronik Puspen Kota Tangerang
Tabel III.7 Produk domestik Regional Bruto kota Tangerang atas dasar harga berlaku tahun 1993
Total PDRB 18.238.966 18.238.966 21.069.144 23.855.517 23.855.517 23.855.517
Catatan :
- PDRB Non Pertanian terdiri dari lapangan usaha : Industri Pengolahan, Listrik, Gas dan Air Minum, Bangunan dan Konstruksi, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Angkutan dan Komunikasi, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jasa-Jasa.
- Untuk Nilai PDRB Pertanian dan Non Pertanian Tahun 2000, 2004 dan 2005 merupakan asumsi dengan pertumbuhan diperkirakan 12% berdasarkan PDRB tahun sebelumnya, karena data tidak ada.
Sumber / Source : Hasil olahan sendiri berdasarkan data dari Bagian Data Elektronik Puspen Kota Tangerang
48
Secara umum gambaran pendapatan setiap penduduk kota Tangerang dicerminkan oleh
pendapatan Kota Tangerang per kapita atas dasar harga berlaku. Pada tahun 2003
besarnya pendapatan kota Tangerang atas harga berlaku meningkat dari 15 juta rupiah
pada tahun 2002 menjadi sekitar 16 juta rupiah pada tahun 2003. Sedangkan Gambaran
pendapatan setiap penduduk kota Tangerang dicerminkan oleh pendapatan Kota
Tangerang per kapita atas Dasar Harga Konstan yaitu pada tahun 2003 besarnya
pendapatan kota Tangerang meningkat dari 4,67 juta rupiah tahun 2002 menjadi 4,82
juta rupiah tahun 2003, kemudian menurun pada tahun 2004 menjadi 4,79 juta rupiah
dan meningkat kembali pada tahun 2005 menjadi 5 juta rupiah.
a. Perindustrian
Kegiatan industri sebagai motor utama perekonomian di Kota Tangerang sebagian besar
terdapat di wilayah Kecamatan Jatiuwung, Batuceper, Tangerang, dan sebagian kecil
Kecamatan Cipondoh. Luas lahan untuk kegiatan industri sekitar 1.367,1 ha. Hingga
tahun 2005, jumlah industri di Kota Tangerang sebesar 1.334 industri, yang terdistribusi
dalam industri besar 223 unit (16,72%), industri menengah 198 unit (14,84%), dan
industri kecil 913 unit (68,44%).
b. Perdagangan
Pengembangan sektor perdagangan di Kota Tangerang tumbuh beriringan dengan
pesatnya pengembangan perindustrian dan perumahan yang ada. Sektor ini memang
tumbuh pada saat terjadinya keramaian aktivitas manusia yang akhirnya menuntut
tersedianya kebutuhan primer maupun sekunder manusia itu.
Berdasarkan SIUP yang diterbitkan di Kota Tangerang menunjukkan pertumbuhan
usaha perdagangan yang semakin pesat sebagaimana peningkatan yang terjadi dari
1.431 usaha perdagangan pada tahun 2004 menjadi 1.781 usaha perdagangan pada
tahun 2005 atau bertumbuh sebesar 24,46%. Perusahaan perdagangan besar bahkan
mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp. 34,48%, dimana
dari 87 perusahaan menjadi 117 perusahaan. Perusahaan Dagang Menengah meningkat
dari 244 menjadi 278 perusahaan atau bertumbuh 13,93%. Sementara perusahaan
49
dagang kecil mengalami pertumbuhan 25,91% yaitu dari 1.100 perusahaan menjadi
1.385 perusahaan.
Di Kota Tangerang, pusat-pusat perdagangan pada skala lokal tersebar di beberapa
lokasi dekat kawasan permukiman, seperti di Kecamatan Ciledug dan Karawaci bahkan
di Kecamatan Tangerang. Pada skala regional, perdagangan dan jasa ditandai dengan
berdirinya pasar-pasar modern raksasa (hypermarket), yang sudah menjangkau target
pasar di luar atau antar kota.
Salah satu karakteristik dari pasar modern raksasa ini adalah secara fisik merupakan
sebuah toko yang besar dengan luas minimal 4.000 m2 dan item barang yang dijual
sangat banyak dan bervariasi. (Sumber : Visidata Riset Indonesia, 2005). Di Kota
Tangerang, pusat-pusat perdagangan seperti Carefour, Giant, Hypermarket, dan
sebagainya, terletak di Kecamatan Larangan (Giant), Kecamatan Tangerang (Carefour,
Hypermarket).
c. Pertanian
Pengusahaan pertanian di Kota Tangerang berorientasi pada tanaman semusim, meliputi
tanaman bahan makanan, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Tanaman jenis bahan
makanan terdiri dari jenis padi-padian, jagung dan umbi-umbian, dan kacang-kacangan.
Data tanaman bahan makanan dirinci menurut luas panen, rata-rata hasil per Ha dan
produksi.
Secara umum luas area persawahan di Kota Tangerang selama empat tahun terakhir
tidak ada perubahan, yaitu sebesar 1.476 Ha dari total luas lahan pertanian 4.468 ha.
Luas lahan beririgasi teknis terletak di Daerah Irigasi Cipondoh seluas 21 Ha dan di
Daerah Irigasi Cisadane seluas 1455 Ha. Pada tahun 2005 telah terjadi perubahan luas
lahan sawah menurut jenis pengairan dibanding tahun sebelumnya tahun 2003. Berikut
dapat dilihat dalam tabel Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan di Kota
Tangerang Tahun 2005 (Sumber : Dinas PU Kota Tangerang).
50
Tabel III.8 Luas potensial lahan sawah beririgasi teknis di kota Tangerang
(dalam hektar)
No.
Daerah Irigasi
Luas Potensial (Ha) Keterangan <1000
Ha 1000-
3000 Ha>3000
Ha 1. Cipondoh 21
2. Cisadane 1455 -
T o t a l 21 1455 -
Sumber : Dinas PU Kota Tangerang
Untuk luas lahan kering, kolam/empang menurut penggunaan di Kota Tangerang dapat
dilihat pada Tabel III.9 berikut.
Tabel III.9
Luas lahan kering, kolam/tebet/empang di kota Tangerang tahun 2005 (dalam hektar)
No. Kecamatan Tegal/Kebon/ Ladang/Huma Rawa-Rawa Kolam/Tebet/