Page 1
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-1
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
A. Kinerja Keuangan Daerah Tahun 2011-2015
Dalam rangka pelaksanaankewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana
ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah yang saat ini telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, kemudian
diikuti dengan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, maka
timbul hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang yang perlu
dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan
daerah tersebut merupakan subsistem dari pengelolaan keuangan Negara dan
merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Selain kedua Undang-Undang tersebut, terdapat beberapa peraturan
perundang-undangan yang menjadi acuan pengelolaan keuangan daerah yaitu
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab
Keuangan Negara serta Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.
Berdasarkan Pasal 13 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, sebagai rencana keuangan tahunan pemerintah daerah,
maka APBD dalam satu tahun anggaran meliputi :
a. Hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih;
b. Kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih; dan
c. Penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Implementasinya dalam struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari
Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah.
Page 2
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-2
1. Kinerja Pelaksanaan APBD
Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Wonosobo tidak
terlepas dari kebijakan yang ditempuh, baik dari sisi efektivitas pengelolaan
penerimaan yang dijabarkan melalui target APBD dan realisasinya, maupun dilihat
dari efisiensi dan efektivitas pengeluaran daerah melalui belanja tidak langsung
dan belanja langsung. Secara umum gambaran pengelolaan keuangan daerah
berkaitan dengan pendapatan dan belanja daerah selama tahun 2011 – 2015
telah menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Pengelolaan keuangan
daerah yang telah dilaksanakan dengan baik diharapkan mampu mendorong
perkembangan dan pertumbuhan perekonomian daerah.
Dalam pelaksanaannya, sumber pembiayaan yang memegang peranan
penting dalam keuangan daerah Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut :
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Wonosobo,
yang pelaksanaannya ditetapkan melalui Peraturan Daerah setiap tahun;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Tengah, dan
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN).
Kebijakan umum keuangan daerah yang tergambar dalam pelaksanaan
APBD yang merupakan instrument dalam menjamin terciptanya disiplin dalam
proses pengambilan keputusan yang terkait dengan kebijakan pendapatan
maupun belanja daerah mengacu pada aturan yang melandasinya baik Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah maupun
Keputusan Kepala Daerah.
Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah, pengelolaan keuangan daerah
diselenggarakan secara professional, partisipatif, transparan dan akuntabel sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. Pendapatan Daerah
Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah, hal penting yang
harus diperhatikan adalah tingkat penerimaan pendapatan daerah.
Optimalisasi pengelolaan pendapatan daerah baik pendapatan asli daerah
(PAD), dana perimbangan maupun sumber pendapatan daerah lainnya akan
mendukung pengelolaan keuangan daerah.
Upaya-upaya dalam rangka peningkatan pendapatan daerah,
khususnya PAD telah dilaksanakan melalui berbagai langkah dan strategi.
Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah melalui pajak daerah dan
retribusi daerah terus diupayakan. Pajak daerah dan retribusi daerah
Page 3
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-3
merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna
membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah. Oleh karena itu
perluasan objek pajak daerah dan retribusi daerah merupakan hal penting
dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Kebijakan pajak
daerah dan retribusi daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip demokrasi,
pemerataan dan keadilan, peran serta masyarakat dan akuntabilitas dengan
memperhatikan potensi daerah.
Langkah-langkah yang telah ditempuh dalam melakukan
intensifikasi pendapatan antara lain :
1. Melakukan kegiatan penyuluhan terhadap wajib pajak dan wajib retribusi
daerah mengenai peraturan yang berlaku dan manfaat yang diharapkan
dari peningkatan PAD.
2. Melakukan koordinasi dengan Dinas/Instansi terkait di tingkat
pemerintah kabupaten, provinsi dan pemerintah pusat dalam menunjang
peningkatan bagi hasil pajak dan bukan pajak.
3. Menyusun dan mengevaluasi regulasi tentang pengelolaan pajak dan
retribusi daerah termasuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
optimalisasi peningkatan pendapatan daerah.
5. Meningkatkan pelayanan pada masyarakat dengan memberikan
penghargaan kepada wajib pajak yang tepat waktu dalam melunasi
pajak dan kepala wilayah yang dapat mencapai target penerimaan PBB.
Kinerja pengelolaan pendapatan daerah selama kurun waktu 2011 –
2015 disajikan pada tabel berikut ini.
Page 4
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-4
Tabel III.1
Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2011-2015 Kabupaten Wonosobo
No Uraian Jumlah Rata2
g 2011 2012 2013 2014 2015
1 PAD 67.398.727.303 82.335.296.457 108.729.508.524 175.319.364.867 182.607.628.797 29,82
Pendapatan Pajak Daerah 8.822.722.948 9.441.193.741 26.416.352.676 26.122.824.174 27.484.141.296 44,38
Pendapatan Retribusi Daerah 13.017.003.175 17.622.354.246 19.024.710.492 23.816.881.941 9.967.184.606 -10,76
Pendapatan hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
4.967.038.563 4.728.450.130 6.129.819.969 8.179.049.682 9.290.538.963 20,71
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah 40.591.962.617 50.543.298.340 57.158.625.387 117.200.609.070 135.865.763.932 166,57
2 DANA PERIMBANGAN 590.833.383.925 697.594.306.625 758.139.018.684 824.656.337.009 836.382.532.154 9,23
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan
Pajak 42.786.344.925 43.765.552.625 34.640.804.684 40.988.318.009 31.393.027.154 -4,92
Dana Alokasi Umum 485.766.439.000 597.858.484.000 665.548.034.000 724.245.009.000 748.447.761.000 11,27
Dana Alokasi Khusus 62.280.600.000 55.970.270.000 57.950.180.000 59.423.010.000 56.541.744.000 0,73
3 LAIN-LAIN PENDAPATAN
YANG SAH 321.450.890.879 251.118.305.939 277.313.995.387 277.169.968.089 413.169.490.078 43,36
Pendapatan Hibah 7.500.000.000 0 0 5.000.000.000 0 0,00
Bagi Hasil Pajak 27.675.845.839 37.532.838.178 42.906.742.924 47.049.296.780 81.707.802.179 34,41
Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus 145.743.885.040 107.537.478.530 145.810.630.000 169.467.713.000 198.827.670.000 31,15
Bantuan Keuangan 140.531.160.000 106.047.989.231 88.596.622.463 55.652.958.309 132.634.017.899 131,12
ADD 0 0 0 0 0 0,00
JUMLAH PENDAPATAN 979.683.002.107 1.031.047.909.021 1.144.182.522.595 1.277.145.669.965 1.432.159.651.029 15,67
Sumber : Bagian Keuangan dan Asset Daerah Setda Kabupaten Wonosobo, 2010-2016; Bappeda 2016 (data diolah)
Page 5
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-5
Dari Tabel III.1 diatas dapat diketahui bahwa pendapatan daerah
Kabupaten Wonosobo dari tahun 2011 sampai tahun 2015 terus mengalami
kenaikan, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 15,67%. Pendapatan asli daerah
mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 29,82%. Besarnya peningkatan pendapatan asli daerah dikarenakan
adanya peningkatan yang tinggi pada sektor pajak daerah dengan rata-rata
pertumbuhan 44,38%. Dana perimbangan mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 9,23%. Sedangka Lain-lain pendapatan yang sah mengalami
pertumbuhan sebesar 43,36% dengan kontribusi terbesar berada di pendapatan
bantuan keuangan sebesar 131,12%.
b. Belanja Daerah
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, belanja diklasifikasikan ke
dalam :
1. Belanja Tidak Langsung, yang terdiri dari :
a. Belanja Pegawai
b. Belanja Bunga
c. Belanja Subsidi
d. Belanja Hibah
e. Belanja Bantuan Sosial
f. Belanja Bagi Hasil
g. Belanja Bantuan Keuangan
h. Belanja Tidak Terduga
2. Belanja Langsung, yang terdiri dari :
a. Belanja Pegawai
b. Belanja Barang dan Jasa
c. Belanja Modal
Selama kurun waktu 5 tahun dari tahun 2011 sampai 2015, kebijakan
pengelolaan keuangan daerah di bidang belanja daerah diprioritaskan untuk:
a. Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran.
b. Peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan.
c. Peningkatan kualitas pelayanan publik.
d. Pengembangan kawasan strategis, lingkungan hidup dan sumberdaya alam.
e. Peningkatan pengelolaan keuangan daerah.
f. Peningkatan pendapatan daerah.
g. Peningkatan keamanan dan ketertiban.
h. Revitalisasi pertanian dan kehutanan.
Kinerja pengelolaan belanja daerah Kabupaten Wonosobo dari tahun
2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Page 6
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-6
Tabel III.2
Rata-rata Pertumbuhan Belanja Pendapatan Daerah Tahun 2011-2015 Kabupaten Wonosobo
No Uraian Jumlah Rata2
2011 2012 2013 2014 2015 g
1
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
547.918.781.312 606.980.926.646 657.244.353.901 789.389.087.204 880.919.993.072 12,11
Belanja Pegawai 475.354.529.180 541.754.405.633 587.856.934.045 628.029.130.000 694.946.392.637 10,90
Belanja Hibah 25.126.273.455 15.543.085.255 15.153.119.710 104.130.611.914 30.628.168.435 89,03
Belanja Bantuan
Sosial 2.004.753.477 3.119.979.979 3.023.599.946 3.340.357.690 2.991.639.256 38,97
Bunga 0 0 0 0 0 0,00
Belanja Bagi
Hasil 0 0 0 0 3.060.322.050 0,00
Belanja Bantuan
Keuangan 44.561.557.200 44.593.569.179 49.362.126.320 51.418.016.600 147.026.667.694 40,16
Belanja tidak
terduga 871.668.000 1.969.886.600 1.848.573.880 2.470.971.000 2.266.803.000 26,77
2
BELANJA
LANGSUNG 340.519.637.831 379.555.986.242 330.859.418.508 430.934.553.163 613.527.298.730 33,10
Belanja Pegawai 6.448.326.390 6.623.304.400 10.250.813.960 13.751.852.992 21.913.675.741 31,46
Belanja Barang
dan Jasa 214.310.738.463 183.465.535.843 182.413.506.696 211.084.690.020 334.201.779.281 24,77
Belanja Modal 119.760.572.978 189.467.145.999 138.195.097.852 206.098.010.151 257.411.843.708 62,20
JUMLAH BELANJA 888.438.419.143 9.986.536.912.888 988.103.772.409 1.220.323.640.367 1.494.447.291.802 17,78
Sumber : Bagian Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo, 2010-2016,
Bappeda 2016 (data diolah)
Page 7
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-7
Dari Tabel III.2 diatas dapat diketahui bahwa belanja daerah terus
mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 17,78%, dimana
belanja tidak langsung rata-rata tumbuh sebesar 12,11% dan belanja langsung
tumbuh sebesar 33,10%. Bila ditinjau dari proporsinya, prosentase rata-rata
belanja tidak langsung sebesar 64,56% dari rata-rata total belanja daerah
sedangkan untuk belanja langsung sebesar 35,44%. Berarti bahwa belanja daerah
sebagian besar masih dipergunakan untuk belanja tidak langsung dimana
penggunaan yang paling besar adalah pada belanja pegawai untuk gaji dan
tunjangan pegawai negeri, tunjangan dan representasi anggota DPRD serta gaji
dan tunjangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Untuk belanja langsung, terjadi peningkatan terus pada belanja pegawai
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 31,46%. Pada belanja barang dan jasa
terjadi fluktuasi dalam pengelolaannya. Dari tahun 2011 sampai 2013 mengalami
penurunan dan naik kembali pada tahun 2014. Belanja modal dari tahun 2011 ke
tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 58,20%, tetapi mengalami penurunan
27,06% pada tahun 2013 serta naik kembali 49,14% di tahun 2014 dan menurun
di tahun 2015 sebesar 24,88%. Jika dilihat proporsi pada belanja langsung, belanja
daerah lebih banyak dipergunakan untuk belanja barang dan jasa.
c. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh lebih
besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh.
Penyebab utama terjadinya defisit anggaran adalah adanya kebutuhan
pembangunan daerah yang semakin meningkat, namun dari sisi pembiayaan
sumber pendapatannya sangat terbatas.
Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan. Penerimaan pembiayaan mencakup SILPA tahun
anggaransebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah
yang dipisahkan, penerimaan pinjaman dan penerimaan kembali pemberian
pinjaman. Pengeluaran pembiayaan mencakup pembentukan dana cadangan,
penyertaan modal pemerintah daerah, pembayaran pokok utang dan pemberian
pinjaman. Anggaran pembiayaan netto yang merupakan selisih antara
pembiayaan penerimaan dan pembiayaan pengeluaran merupakan anggaran
yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara anggaran pendapatan daerah
dan anggaran belanja daerah.
Kinerja pembiayaan daerah dalam kurun waktu tahun 2011 – 2014 dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Page 8
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-8
Tabel III.3
Rata-rata Pertumbuhan Pembiayaan Daerah Tahun 2011-2015 Kabupaten Wonosobo
No Uraian Jumlah Rata2
2011 2012 2013 2014 2015 g
1
PENERIMAAN
PEMBAYARAN 35.704.318.707 117.573.984.655 156.079.075.488 297.208.756.864 342.065.873.521 71,23
Penggunaan
SiLPA 35.593.744.407 117.502.901.671 156.022.980.788 297.157.825.674 327.766.817.462 72,26
Pencairan Dana
Cadangan 0 0 0 0 14.232.284.559 0,00
Hasil Penjualan
Kekayaan
Daerah yang
Dipisahkan
0 0 0 0 0 0,00
Penerimaan
Piutang Daerah 110.574.300 71.082.984 56.094.700 50.931.190 66.771.500 -22,71
Penerimaan
Lain-lain (Dana
Talangan)
0 0 0 0 0 0,00
2
PENGELUARAN
PEMBIAYAAN 9.446.000.000 6.062.000.000 15.000.000.000 26.263.969.000 41.768.737.622 34,08
Pembentukan
Dana Cadangan 0 1.000.000.000 5.000.000.000 7.000.000.000 0 0,00
Penyertaan
Modal
Pemerintah
Daerah
9.446.000.000 5.062.000.000 10.000.000.000 19.263.969.000 41.768.737.622 45,53
Pembayaran
Pokok Pinjaman
Dalam Negeri-
Lembaga
Keuangan Bank
0 0 0 0 0 0,00
Pengeluaran
Lain-lain
(DanaTalangan)
0 0 0 0 0 0,00
PEMBIAYAAN
NETTO 26.258.318.707 111.511.984.655 141.079.075.488 270.944.787.864 300.297.135.899 337,85
Sumber : Bagian Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo, 2010-2016; Bappeda, 2016 (data diolah)
Page 9
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-9
Penerimaan pembiayaan tahun 2011 – 2015 sebagian besar berasal dari
SILPA tahun lalu sedangkan pengeluaran pembiayaan dipergunakan sebagian
besar untuk penyertaan modal. Pengeluaran pembiayaan untuk penyertaan
modal pada tahun 2012 mengalami penurunan dari tahun 2011, kemudian
meningkat kembali pada tahun 2013 dengan rata-rata pertumbuhan pembiayaan
dari tahun 2011 sampai 2014 sebesar 45,53%.
Berdasarkan realisasi pembiayaan tahun 2011 – 2015, diketahui bahwa
pembiayaan APBD Kabupaten Wonosobo tergantung pada SILPA baik SILPA
tahun lalu maupun SILPA tahun berkenaan. Ke depan diharapkan bahwa sumber-
sumber pembiayaan dapat dikembangkan melalui penyertaan modal pada BUMD,
pembentukan dana cadangan ataupun investasi pada sektor-sektor ekonomi
yang menguntungkan, sehingga sumber pembiayaan pembangunan menjadi
lebih beragam.
Kebijakan pembiayaan daerah ditetapkan untuk menutup defisit
anggaran yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibandingkan
dengan pendapatan yang diperoleh. Penyebab utama terjadinya defisit anggaran
adalah adanya kebutuhan pembangunan daerah yang semakin meningkat,
namun dari sisi sumber pendapatannya sangat terbatas. Untuk itu perlu didorong
dan terus dikembangkan upaya-upaya peningkatan investasi daerah, antara lain
dengan :
1. Deregulasi peraturan daerah untuk meningkatkan investasi di Kabupaten
Wonosobo;
2. Kerjasama pemerintah dengan pihak swasta atau pemerintah lain;
3. Kerjasama antara BUMD dengan pihak swasta;
4. Mendorong investasi masyarakat terutama untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan melibatkan peran masyarakat secara luas;
5. Meningkatkan investasi melalui fasilitasi PMA dan PMDN.
2. Neraca Daerah
Perkembangan aset dalam neraca keuangan Kabupaten Wonosobo
mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 1,32% dari tahun 2010 – 2015. Aset lancar
mengalami pertumbuhan sebesar 48,15%. Pertumbuhan aset lancar disebabkan
karena kenaikan kas dari tahun 2012 sampai tahun 2015 dengan rata-rata
pertumbuhan 68,16%. Piutang daerah mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar
41,34% sedangkan persediaan mengalami penurunan sebesar 3,69%.
Investasi jangka panjang mengalami pertumbuhan sebesar 23,63%,
peningkatan investasi ini didorong oleh peningkatan investasi permanen dari Rp
87.201.314.930,77,- menjadi Rp 123.826.465.172,37,- atau naik sebesar 28,05%.
Walaupun investasi jangka panjang mengalami pertumbuhan, namun pada investasi
Page 10
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-10
non permanen mengalami penurunan dari Rp 7.268.427.486,- dari tahun 2012 menjadi
Rp 0,- atau dengan pertumbuhan rata-rata menurun sebesar 46,54%.
Jumlah aset tetap dalam neraca keuangan Kabupaten Wonosobo dari tahun
2010 – 2015 mengalami penurunan sebesar 2,39%. Penurunan ini disebabkan asset
tetap pada komponen konstruksi dalam pengerjaan mengalami penurunan rata-rata
pertumbuhan sebesar 58,97%.
Jumlah dana cadangan meningkat dengan pertumbuhan 106,55%. Komponen
pembentuk asset daerah yang meningkat sangat besar adalah pada asset lainnya yaitu
dari Rp 1.820.241.118,- pada tahun 2010 menjadi Rp 153.844.567.858,-pada tahun
2015 dengan pertumbuhan rata-rata 298,53%.
Page 11
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-11
Tabel III.4
Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Wonosobo
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Rata-rata
Pertumbu
han (%)
1. ASET 1.750.533.460.191,00 1.864.642.183.185,73 2.184.729.758.770,95 2.468.385.322.425,26 1.461.831.601.357,75 1.618.325.931.483,78 1,32%
1.1 ASET LANCAR 56.922.252.690,00 134.224.570.932,00 172.546.521.635,00 323.197.871.112,25 347.494.393.138,37 283.480.529.310,99 48,15%
1.1.1 Kas 35.630.155.976,00 117.605.323.418,00 156.180.021.975,00 297.244.779.272,00 327.842.369.356,00 253.526.775.341,00 68,16%
1.1.2 Piutang 7.254.586.805,00 5.587.298.470,00 7.295.874.613,00 17.044.250.937,00 8.851.025.228,50 18.901.788.062,79 41,34%
1.1.3 Beban Dibayar
dimuka 167.130.306,00 83.416.666,67
1.1.4 Persediaan 14.037.509.909,00 11.031.949.044,00 9.070.625.047,00 8.908.840.903,25 10.633.868.247,87 10.968.549.240,53 -3,69%
1.2 INVESTASI JANGKA
PANJANG 52.850.841.014,00 70.092.147.222,73 47.061.031.676,95 53.822.167.721,01 87.230.798.891,77 123.826.465.172,37 23,63%
1.2.1 Investasi Non
Permanen 7.268.427.486,00 7.157.853.186,00 7.086.770.202,00 42.606.335,00 29.483.961,00 0,00 -46,54%
1.2.2 Investasi Permanen 45.582.413.528,00 62.934.294.036,73 39.974.261.474,95 53.779.561.386,01 87.201.314.930,77 123.826.465.172,37 28,05%
1.3 ASET TETAP 1.638.940.125.369,00 1.653.296.708.963,00 1.950.999.633.317,00 2.074.095.987.770,00 876.751.197.288,61 1.057.174.369.142,42 "-2,39%
1.3.1 Tanah 121.096.495.305,00 160.738.981.812,00 263.964.217.978,00 269.366.664.349,00 280.229.470.364,00 277.669.779.801,85 20,42%
1.3.2 Peralatan dan Mesin 157.805.383.712,00 200.295.468.454,00 244.188.582.459,00 264.528.000.699,00 291.686.855.269,00 337.038.893.512,13 16,60%
1.3.3 Gedung dan
Bangunan 692.402.034.603,00 574.175.000.506,00 610.762.293.738,00 663.743.192.978,00 683.208.425.978,00 788.394.963.455,58 3,26%
1.3.4 Jalan, Irigasi dan
Jaringan 620.471.970.811,00 657.111.435.323,00 760.405.468.066,00 798.540.097.778,00 745.752.679.531,00 841.628.993.117,00 6,58%
1.3.5 Aset tetap lainnya 41.703.934.938,00 57.077.101.618,00 66.922.009.076,00 77.918.031.966,00 67.201.005.784,00 84.955.630.678,15 16,64%
1.3.6 Konstruksi dalam
Pengerjaan 5.460.306.000,00 3.898.721.250,00 4.757.062.000,00 0,00 11.258.954.963,00 1.323.674.950,00 -58,97%
1.3.7 Akumulasi
Penyusutan Aset
Tetap
0,00 0,00 0,00 0,00 (1.202.586.194.600) (1.273.837.566.372) 5,92%
1.4 DANA CADANGAN 0,00 0,00 1.000.175.347,00 6.083.252.580,00 13.659.745.156,00 0,00 106,55%
1,4,1 Dana Cadangan 0,00 0,00 1.000.175.347,00 6.083.252.580,00 13.659.745.156,00 0,00 106,55%
1.5 ASET LAINNYA 1.820.241.118,00 7.028.756.068,00 13.122.396.795,00 11.186.043.242,00 136.695.466.883,00 153.844.567.858,00 298,53%
Page 12
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-12
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Rata-rata
Pertumbu
han (%)
1.5.1 Aset lainnya 1.820.241.118,00 7.028.756.068,00 13.122.396.795,00 11.186.043.242,00 136.695.466.883,00 153.844.567.858,00 298,53%
JUMLAH ASET
DAERAH 1.750.533.460.191,00 1.864.642.183.185,73 2.184.729.758.770,95 2.468.385.322.425,26 1.461.831.601.357,75 1.618.325.931.483,78 1,32%
2 KEWAJIBAN 1.421.334.331,00 359.600.932,00 297.794.966,00 2.173.369.329,00 13.725.836.293,00 3.553.940.986,83 199,07%
2.1 KEWAJIBAN
JANGKA PENDEK 1.421.334.331,00 359.600.932,00 297.794.966,00 2.173.369.329,00 13.725.836.293,00 3.553.940.986,83 -34,40%
2.1.1 Kewajiban Jangka
Pendek 432.455.000,00 0,00 0,00 0,00 13.725.836.293,00 3.553.940.986,83 96,27%
2.1.2 Utang Perhitungan
Fihak Ketiga (PFK)
23.460.065,00 5.887.757,00 41.402.442,00 77.203.026,00 0,00 205,88%
2.1.3 Utang Jangka Pendek
Lainnya 965.419.266,00 353.713.175,00 256.392.524,00 2.096.166.303,00 0,00 0,00%
2.2 HUTANG JANGKA
PANJANG 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 199,07%
JUMLAH
KEWAJIBAN 1.421.334.331,00 359.600.932,00 297.794.966,00 2.173.369.329,00 13.725.836.293,00 3.553.940.986,83
3 EKUITAS DANA 1.749.112.125.860,00 1.864.282.582.253,73 2.184.431.963.804,95 2.466.211.953.096,26 1.448.076.281.102,70 1.614.771.990.496,95 1,38%
3.1 EKUITAS DANA
LANCAR 55.500.918.359,00 133.864.970.000,00 172.248.726.669,00 321.024.201.783,25 - - 32,24%
3.1.1 Silpa 35.593.744.407,00 117.502.901.671,00 156.022.980.788,00 297.157.825.674,00 0,00 52,73%
3.1.2 Pendapatan yang
Ditangguhkan 12.951.504,00 96.533.990,00 115.638.745,00 9.750.572,00 0,00 108,05%
3.1.3 Cadangan Piutang 7.254.586.805,00 5.587.298.470,00 7.295.874.613,00 17.044.250.937,00 0,00 1,34%
3.1.4 Cadangan Persediaan 14.037.509.909,00 11.031.949.044,00 9.070.625.047,00 8.908.840.903,25 0,00 -24,32%
3.1.5 Dana yang Harus
Disediakan untuk
Pembayaran Utang
Jangka Pendek
(1.397.874.266) -353713175,00 -256392524,00 -2096166303,00 0,00 203,61%
3.2 EKUITAS DANA
INVESTASI 1.693.611.207.501,00 1.730.417.612.253,73 2.011.183.061.788,95 2.139.104.198.733,01 - - -13,51%
Page 13
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-13
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Rata-rata
Pertumbu
han (%)
3.2.1 Diinvestasikan dalam
Investasi Jangka
Panjang
52.850.841.014,00 70.092.147.222,73 47.061.031.676,95 53.822.167.721,01 0,00 -4,76%
3.2.2 Diinvestasikan dalam
aset tetap 1.638.940.125.369,00 1.653.296.708.963,00 1.950.999.633.317,00 2.074.095.987.770,00 0,00 -14,91%
3.2.3 Diinvestasikan dalam
Aset Lainnya (tidak
termasuk Dana
Cadangan)
1.820.241.118,00 7.028.756.068,00 13.122.396.795,00 11.186.043.242,00 0,00 276,02%
3.2.4 Dana yang Harus
Disediakan untuk
Pembayaran Utang
Jangka Panjang
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3.3 EKUITAS DANA
DICADANGKAN 0,00 0,00 1.000.175.347,00 6.083.252.580,00 - 106,55%
Ekuitas Dana
Dicadangkan 0,00 0,00 1.000.175.347,00 6.083.252.580,00 0,00 106,55%
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS DANA 1.750.533.460.191,00 1.864.642.183.185,73 2.184.729.758.770,95 2.468.385.322.425,26 1.461.802.117.395,70 1.618.325.931.483,78 1,32%
Sumber : Bagian Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo, 2010-2016;
Bappeda, 2016 (data diolah)
Page 14
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-14
Hutang dalam neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Wonosobo
mengalami peningkatan dari Rp 1.421.334.331,- pada tahun 2010 menjadi Rp
3.553.940.986,83,- pada tahun 2015. Hutang tersebut menyebabkan Pemerintah
Kabupaten Wonosobo mempuyai kewajiban jangka pendek yang juga meningkat.
Perkembangan ekuitas dana dalam neraca keuangan Pemerintah Kabupaten
Wonosobo mengalami peningkatan sebesar 1,38%. Rata-rata pertumbuhan jumlah
kewajiban dan ekuitas dana sampai tahun 2015 sebesar 0,97%.
Analisis terhadap neraca keuangan daerah dilakukan dengan rasio likuiditas,
rasio solvabilitas dan rasio aktivitas. Untuk neraca keuangan daerah, rasio likuiditas
yang digunakan adalah rasio lancar (current ratio) dan quick ratio. Rasio lancar adalah
asset lancar dibagi dengan kewajiban jangka pendek, sedangkan quick ratio adalah
asset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan kewajiban jangka pendek.
Rasio Lancar (current ratio) digunakan untuk mengetahui sampai seberapa jauh
Pemerintah Kabupaten Wonosobo dapat melunasi hutang jangka pendek. Jika nilai
rasio kurang dari 1,5, hal ini menunjukkan bahwa pemerintah akan mengalami
kesulitan dalam membayar hutang jangka pendeknya, sedangkan kalau lebih besar
maka pemerintah dapat mudah untuk mencairkan asset lancarnya untuk membayar
tagihan kewajiban jangka pendeknya. Dari hasil perhitungan, nilai rasio lancar pada
tahun 2010 sebesar 40,04846 dan pada tahun 2015 sebesar 82,824891. Nilai tersebut
mengindikasikan bahwa Pemerintah Kabupaten Wonosobo tidak mengalami kesulitan
dalam mencairkan asset lancarnya untuk membayar seluruh hutang atau kewajiban
jangka pendeknya. Dari sisi rasio lancar menunjukkan bahwa neraca keuangan
pemerintah Kabupaten Wonosobo sangat baik dan ke depan harus tetap
dipertahankan dan ditingkatkan pengelolaan asset lancar terutama yang terkait
dengan kewajiban jangka pendek.
Quick Ratio yang nilainya lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa asset lancar
setelah dikurangi dengan persediaan dapat menutup kewajiban jangka
pendeknya.Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai Quick Ratio sebesar 30,17217
pada tahun 2010 dan 79,404897 pada tahun 2015. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan asset lancar setelah dikurangi persediaan mempunyai kemampuan yang
cukup kuat untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya.
Page 15
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-15
Tabel III.5
Analisa Rasio Keuangan Daerah Kabupaten Wonosobo
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Rasio Lancar (Current Ratio) 49,04846 373,26 579,41383 148,70821 13,781044 82,824891
2 Rasio Quick (Quick Ratio) 30,17217 342,581 548,95453 144,60912 13,361894 79,404897
3 Rasio Kewajiban terhadap Aset 0,000813 0,00019 0,0001363 0,0008813 0,0096056 0,0019867
4 Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas 0,000813 0,00019 0,0001363 0,0008813 0,0095597 0,0019867
Sumber : Bagian Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo, 2010-2016;
Bappeda, 2016 (data diolah)
Untuk neraca keuangan daerah, rasio solvabilitas yang digunakan adalah rasio
kewajiban terhadap aset dan rasio kewajiban terhadap ekuitas. Rasio kewajiban
terhadap asset adalah kewajiban dibagi dengan asset sedangkan rasio kewajiban
terhadap ekuitas adalah kewajiban dibagi dengan ekuitas.
Rasio kewajiban terhadap aset secara langsung membandingkan kewajiban
jangka panjang ditambah kewajiban jangka pendek dibagi dengan asset dikurang
kewajiban jangka panjang dan jangka pendek. Semakin kecil nilai rasio maka semakin
baik rasio kewajiban terhadap aset. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio
sebesar 0,000813 pada tahun 2010 dan 0,0019867 pada tahun 2015. Nilai tersebut
relatif kecil karena dibawah angka 0,75 sehingga kemampuan keuangan daerah cukup
kuat untuk membayar jika Pemerintah Kabupaten Wonosobo melakukan pinjaman
kepada kreditur.
Rasio kewajiban terhadap ekuitas secara langsung membandingkan kewajiban
jangka pendek dibagi dengan ekuitas. Semakin kecil nilai rasio maka akan semakin
baik rasio kewajiban terhadap ekuitas. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai
rasio sebesar 0,000813 pada tahun 2010 dan 0,0019867 pada tahun 2015. Nilai
tersebut hampir sama dengan rasio kewajiban terhadap asset. Nilai tersebut relatif
kecil karena dibawah angka 0,75 sehingga kemampuan keuangan daerah cukup kuat
untuk membayar jika Pemerintah Kabupaten Wonosobo melakukan pinjaman kepada
kreditur.
Untuk mengukur sampai seberapa jauh aktivitas pemerintah daerah dalam
menggunakan dana-dananya secara efektif dan efisien digunakan rasio aktivitas. Rasio
ini dapat mengukur efisiensi kegiatan operasional birokrasi pemerintah daerah, karena
rasio ini didasarkan pada perbandingan antara pendapatan dengan pengeluaran pada
periode tertentu. Untuk neraca keuangan daerah, rasio aktivitas yang digunakan
adalah rasio rata-rata umur piutang dan rasio rata-rata umur persediaan.
Rata-rata umur piutang yaitu rasio untuk melihat berapa lama hari yang
diperlukan untuk melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas). Semakin besar
periode rata-rata, semakin besar resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang dan
Page 16
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-16
sebaliknya. Cara perhitungan rata-rata umur piutang adalah 365 dibagi perputaran
piutang, dimana perputaran piutang sendiri adalah pendapatan daerah dibagi rata-
rata piutang pendapatan daerah. Sedangkan rata-rata piutang pendapatan daerah
adalah saldo awal piutang ditambah saldo akhir piutang kemudian dibagi 2. Dari hasil
perhitungan dapat diketahui bahwa rata-rata umur piutang pada tahun 2014 adalah
4,03 hari. Artinya Pemerintah Kabupaten Wonosobo memiliki kemampuan yang
sangat baik dalam menagih piutang atau merubah piutang menjadi kas.
Rata-rata umur persediaan yaitu rasio untuk melihat berapa lama dana
tertanam dalam bentuk persediaan (menggunakan persediaan untuk memberi
pelayanan public). Semakin besar periode rata-rata, semakin besar resiko
kemungkinan persediaan berada di gudang dan sebaliknya. Cara menghitung rata-
rata umur persediaan adalah 365 dibagi perputaran persediaan, dimana perputaran
persediaan adalah nilai persediaan yang digunakan dalam satu tahun dibagi rata-rata
nilai persediaan. Sedangkan rata-rata nilai persediaan adalah saldo awal persediaan
ditambah saldo akhir persediaan lalu hasilnya dibagi 2. Dari hasil perhitungan dapat
diketahui bahwa pada tahun 2014 rata-rata umur persediaan adalah 10,88 hari.
Artinya bahwa dana yang tertanam dalam bentuk persediaan hanya bertahan sekitar
setengah bulan.
B. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2011-2015
1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Proporsi penggunaan anggaran untuk belanja pemenuhan kebutuhan aparatur
terhadap total pengeluaran pemerintah Kabupaten Wonosobo dari tahun 2011 – 2015
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel III.6
Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Wonosobo
No Tahun
Total Belanja untuk
Pemenuhan Kebutuhan
Aparatur (Rp000)
Total Pengeluaran
(Belanja+Pembiayaan
Pengeluaran) (Rp000)
Persentase
(%)
1. 2011 481.802.855.570 897.884.419.143 53,66
2. 2012 548.377.710.033 992.598.912.888 55,25
3. 2013 598.107.748.005 1.003.103.772.409 59,63
4. 2014 641.780.982.992 1.246.587.609.367 51,48
5. 2015 716.860.068.378 1.536.216.029.424 46,66
Sumber : Bagian Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo, 2010-2016,
Bappeda 2016 (data diolah)
Dari Tabel III.6 diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 total belanja untuk
pemenuhan kebutuhan aparatur sebesar Rp 481.802.855.570,- atau 53,66% dari total
pengeluaran daerah.Tahun 2012 sebesar Rp 548.377.710.033,- atau 55,25% dari total
pengeluaran daerah, mengalami kenaikan 13,82% dari tahun sebelumnya. Tahun
2013 sebesar Rp 598.107.748.005,- atau 59,63% dari total pengeluaran daerah dan
mengalami kenaikan sebesar 9,07% dari tahun 2012. Pada tahun 2014, total belanja
Page 17
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-17
untuk pemenuhan kebutuhan aparatur sebesar Rp 641.780.982.992,- atau 51,48%
dari total pengeluaran daerah, mengalami penurunan 7,3% dari tahun 2013. Tahun
2015, total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur sebesar Rp
716.860.068.378,- atau 46,66% dari total pengeluaran daerah, mengalami kenaikan
sebesar 11,70% dari tahun 2014. Selama kurun waktu lima tahun, proporsi total
belanja pemenuhan kebutuhan aparatur terhadap total pengeluaran daerah
mengalami kenaikan dari tahun 2011 sampai tahun 2013 kemudian mengalami
penurunan pada tahun 2014 dan 2015, dengan rata-rata proporsi sebesar 53,32%.
Hal ini menunjukkan bahwa belanja daerah masih lebih besar digunakan untuk
pengeluaran pemenuhan kebutuhan aparatur dibandingkan untuk peningkatan
pelayanan dasar dan daya saing daerah.
2. Analisis Pembiayaan
Tabel III.7
Defisit Riil Anggaran Kabupaten Wonosobo Tahun 2011-2015
No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
1.
Pendapatan
Daerah 979.683.002.107 1.031.047.909.021 1.144.182.522.595 1.277.145.669.965 1.432.159.651.029
Dikurangi
2. Belanja daerah 888.438.419.143 986.536.912.999 988.103.772.409 1.220.323.640.367 1.494.447.291.801,80
3.
Pengeluaran
pembiayaan
daerah
9.446.000.000 6.062.000.000 15.000.000.000 26.263.969.000 41.768.737.622
Surplus/defisit
riil 81.798.582.964 38.448.996.133 141.078.750.186 30.558.00.598
-
104.056.378.394,80
Sumber : Bagian Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo, 2010-2016,
Bappeda 2016 (data diolah)
Tabel III.8
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Wonosobo Tahun 2011-2015
No Uraian Proporsi dari Total Defisit Riil (%)
1. Penggunaan SiLPA 2011 2012 2013 2014 2015
2. Pencairan Dana Cadangan 43,51 305,61 110,59 972,44 -314,99
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0 0 0 0 -13,68
4. Penerimaan Pinjaman Daerah 0 0 0 0 0
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 0 0 0 0 0
6. Penerimaan Piutang Daerah 0,14 0,18 0,04 0,17 -0,06
Sumber : Bagian Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo, 2010-2016,
Bappeda 2016 (data diolah)
Page 18
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-18
Tabel III.9
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Wonosobo Tahun 2011-2015
N
o Uraian
2011 2012 2013 2014 2015
Rp % dari
Silpa Rp
% dari
silpa Rp
% dari
silpa Rp
% dari
silpa Rp
% dari
silpa
1 Jumlah Silpa 35.593.744.407 117.502.901.671 156.022.980.788 297.157.825.674 327.766.817.462
2 Pelampauan penerimaan PAD
3 Pelampauan penerimaan dana
perimbangan
4 Pelampauan penerimaan lain-lain
pendapatan daerah yang sah
5 Sisa penghematan belana atau
akkibat lainnya 35.593.744.407 100 117.502.901.671 100 156.022.980.788 100 297.157.825.674 100 327.766.817.462 100
6
Kewajiban kepada pihak ketiga
sampai dengan akhir tahun
belum terselesaikan
7 Kegiatan lanjutan
Sumber : Bagian Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo, 2010-2016,
Bappeda 2016 (data diolah)
Page 19
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-19
C. Kerangka Pendanaan
Menurut Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Pasal 1 ayat 25,
kerangka pendanaan adalah program dan kegiatan yang disusun untuk mencapai
sasaran hasil pembangunan yang pendanaannya diperoleh dari anggaran pemerintah
daerah, sebagai bagian integral dari upaya pembangunan daerah secara utuh. Untuk
menentukan kemampuan anggaran Pemerintah Kabupaten Wonosobo 5 (lima) tahun ke
depan perlu dihitung perkiraan kemampuan anggaran berdasarkan anggaran tahun
sebelumnya dengan asumsi-asumsi yang diperkirakan terjadi.
1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Wonosobo yang wajib dianggarkan serta
merupakan prioritas utama, harus ada pada setiap perencanaan penganggaran.
Beberapa pengeluaran periodik, wajib dan mengikat serta prioritas utama pada
tahun 2013-2015 ditampilkan pada tabel berikut ini.
Tabel III.10
Belanja dan Pengeluaran Periodik, Wajib dan mengikat serta Prioritas Utama
Kabupaten Wonosobo Tahun 2013-2015
No. Uraian 2013 2014 2015 Rata-
rata g
A Belanja tidak langsung 587.856.934.045 628.029.130.000 694.946.392.637 8,74
1
Gaji dan tunjangan PNS,
profesi &askes 560.379.451.415 592.986.394.181 652.310.192.295 7,91
2 Penunjang operasional 400.000.000 400.000.000 380.000.000 -2,50
3 Belanja DPRD 4.787.141.300 5.223.932.775 7.220.710.950 23,67
4 Kesejahteraan pegawai 20.533.721.191 26.480.854.505 34.027.441.234 28,73
5
Biaya pemungutan
pajak/retribusi 1.756.620.139 2.937.948.539 1.008.048.158 0,78
B Belanja langsung 57.945.208.717 93.373.028.190 60.155.193.560 12,78
1 Belanja pegawai BLUD 1.604.726.760 1.952.166.064 10.065.419.293 218,63
2 Belanja jasa kantor 50.454.633.616 85.750.767.637 44.588.111.431 10,98
3 Premi asuransi 677.441.280 530.195.000 296.255.775 -32,93
4
Belanja perawatan
kendaraan 5.208.407.061 5.139.899.489 5.205.407.061 -0,02
C
Pengeluaran
pembiayaan 15.000.000.000 26.263.969.000 41.768.737.622 67,06
1 Dana cadangan 5.000.000.000 7.000.000.000 0 -30,00
2 Penyertaan modal 10.000.000.000 19.263.969.000 41.768.737.622 104,73
Total (A+B+C) 660.802.142.762 747.666.127.190 796.870.323.819 9,86
Sumber : Bagian Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo, 2014-2016,
Bappeda 2016 (data diolah)
Pengeluaran wajib dan mengikat dari tahun ke tahun meningkat secara
signifikan. Pada tahun 2013 sebesar Rp. 660.802.142.762,- meningkat 12,15% di
tahun 2014 menjadi Rp. 747.666.127.190,- dan meningkat kembali sebesar 6,58% di
Page 20
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-20
tahun 2015 menjadi Rp. 796.870.323.819,-. Pengeluaran terbesar terdapat pada
belanja tidak langsung yaitu berupa gaji PNS dengan pertumbuhan rata-rata 7,91%.
2. Kebijakan dan Proyeksi
Untuk memperkirakan kemampuan anggaran 5 (lima) tahun kedepan,
metode sederhana yang dipergunakan adalah fungsi forecast, yaitu menggunakan
regresi linear untuk memperkirakan sebuah nilai berdasarkan hubungan 2 (dua)
kumpulan data, ditambah asumsi-asumsi yang diperkirakan akan terjadi.
a. Kebijakan dan Proyeksi Pendapatan Tahun 2016-2021
Berdasarkan hasil perhitungan, didapat proyeksi pendapatan daerah Kabupaten
Wonosobo tahun 2016 – 2021 sebagai berikut:
Page 21
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-21
Tabel III.11
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2016-2021
No
URAIAN
PENETAPAN
2016
PREDIKSI
2017 2018 2019 2020 2021
1 PAD 164.649.559.140 199.105.575.937 210.972.038.954 222.946.855.428 236.234.169.413 249.058.487.447
Pendapatan Pajak Daerah
30.905.000.000 33.995.500.000 35.695.275.000 37.480.038.750 39.995.500.000 41.321.742.722
Pendapatan Retribusi Daerah
10.057.730.500 11.070.390.106 12.169.853.905 13.386.839.296 14.725.523.225 16.198.075.548
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
11.376.999.390 13.652.399.268 15.700.259.158 17.302.993.947 18.997.313.581 20.897.044.940
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
112.309.829.250 140.387.286.563 147.406.650.891 154.776.983.435 162.515.832.607 170.641.624.237
2 DANA PERIMBANGAN 1.236.403.297.000 1.322.396.739.550 1.370.619.495.478 1.421.253.389.201 1.454.010.646.582 1.487.793.516.900
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
37.054.501.000 38.907.226.050 40.852.587.353 42.895.216.720 45.039.977.556 47.291.976.434
Dana Alokasi Umum 841.407.175.000 925.547.892.500 971.825.287.125 1.020.416.551.481 1.051.029.048.026 1.082.559.919.466
Dana Alokasi Khusus 357.941.621.000 357.941.621.000 357.941.621.000 357.941.621.000 357.941.621.000 357.941.621.000
3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAH
301.760.272.797 309.710.014.277 318.454.729.904 322.073.917.095 327.364.470.050 332.919.550.652
Pendapatan hibah 6.000.000.000 6.000.000.000 6.000.000.000 0 0 0
Bagi hasil pajak 79.497.414.797 87.447.156.277 96.191.871.904 105.811.059.095 111.101.612.050 116.656.692.652
Dana penyesuaian dan Otonomi khusus
0 0 0 0 0 0
Bantuan Keuangan 66.209.389.000 66.209.389.000 66.209.389.000 66.209.389.000 66.209.389.000 66.209.389.000
ADD 150.053.469.000 150.053.469.000 150.053.469.000 150.053.469.000 150.053.469.000 150.053.469.000
JUMLAH PENDAPATAN
1.702.813.128.937 1.831.212.329.764 1.900.046.264.336 1.966.274.161.724 2.017.609.286.045 2.069.771.554.999
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Wonosobo, 2016;
Bagian Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo, 2016,
Bappeda 2016 (data diolah)
Page 22
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-22
Pendapatan daerah pada tahun 2016 diperkirakan sebesar Rp 1.702.813.128.937,-
dan pada tahun 2021 akan meningkat menjadi Rp 2.069.771.554.999,- dengan
asumsi-asumsi :
1. Pendapatan asli daerah mengalami kenaikan setiap tahun antara lain
disebabkan :
a. Penerapan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah;
b. Bertambahnya objek dan wajib pajak dan retribusi;
c. Adanya perubahan nilai jual objek pajak (NJOP) pada subjek PBB-P2 dan
BPHTB.
2. Terjadi kecenderungan kenaikan dana perimbangan setiap tahun, khususnya
untuk DAU dan bagi hasil pajak sepanjang tidak ada perubahan mendasar dari
pemerintah pusat, dengan uraian sebgai berikut:
a. DAU cenderung meningkat setiap tahun seiring kebijakan kenaikan gaji
pegawai;
b. Pemerataan dana bagi hasil pajak/bukan pajak mengalami kenaikan setiap
tahun.
3. Dengan adanya pengurangan anggaran oleh pemerintah pusat, terkait dana
transfer dari pusat untuk DAK dan bantuan keuangan dibuat flat sama dengan
tahun 2016.
4. Lain-lain pendapatan daerah yang sah mengalami kenaikan setiap tahun,
sepanjang tidak ada perubahan kebijakan mendasar dari Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah, maka ditetapkan
kebijakan umum dalam pengelolaan pendapatan daerah meliputi :
1. Intensifikasi
a. Penataan peraturan daerah di bidang pendapatan asli daerah.
b. Meningkatkan kinerja BUMD dalam upaya peningkatan kontribusi secara
signifikan terhadap pendapatan daerah.
c. Membangun sistem dan prosedur administrasi pelayanan perpajakan dan
retribusi berbasis online system.
d. Peningkatan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka optimalisasi
penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak.
e. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme SDM pengelola pendapatan
daerah.
2. Ekstensifikasi
Page 23
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-23
a. Penyesuaian tarif pajak dan penyesuaian dasar pengenaan pajak tertentu.
b. Menggali sumber-sumber penerimaan pajak baik dari sektor unggulan
maupun sektor informal.
c. Penyesuaian NJOP PBB di kawasan tertentu.
d. Monitoring sumber-sumber pendapatan untuk mengurangi kebocoran.
b. Kebijakan dan Proyeksi Belanja Tahun 2016-2021
Untuk menentukan pagu indikatif maka harus dibuat proyeksi atas belanja
daerah yang akan dilakukan dalam 5 (lima) tahun mendatang. Menurut Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Pasal 11, pagu indikatif adalah
jumlah dana yang tersedia untuk mendanai program dan kegiatan tahunan yang
perhitungannya berdasarkan standard satuan harga yang ditetapkan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Penghitungan proyeksi untuk
anggaran belanja daerah dilakukan dengan metode yang sama dengan proyeksi
pendapatan.
Page 24
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-24
Tabel III.12
Proyeksi Belanja DaerahKabupaten Wonosobo Tahun 2016-2021
No Uraian PENETAPAN
2016
PREDIKSI
2017 2018 2019 2020 2021
1
BELANJA TIDAK
LANGSUNG 1.103.617.912.131 1.105.704.910.947 1.115.672.976.387 1.183.041.133.963 1.241.227.516.414 1.240.256.614.086
Belanja Pegawai 851.364.836.781 853.180.800.136 902.872.409.406 929.958.581.688 957.857.339.139 986.593.059.313
Belanja Hibah 1.370.000.000 1.397.400.000 1.425.348.000 1.453.854.960 31.482.932.060 1.512.590.700
Belanja Bantuan
Sosial 85.500.000 87.210.000 88.954.200 90.733.284 92.547.950 94.398.909
Bunga 0 0 0 0 0 0
Belanja Bagi Hasil
kepada Kab &
Pemerintah Desa 4.096.273.050 4.178.198.511 4.261.762.481 4.364.997.731 4.433.937.685 4.522.616.439
Belanja bantuan
keuangan 238.701.302.300 238.701.302.300 238.701.302.300 238.701.302.300 238.701.302.300 238.701.302.300
Belanja tidak
terduga 8.000.000.000 8.160.000.000 8.323.200.000 8.489.664.000 8.659.457.280 8.832.646.425
2
BELANJA
LANGSUNG 698.075.841.886 699.507.418.817 714.373.287.949 753.233.027.761 781.381.769.631 804.514.940.913
Eks BAU 168.592.968.285 168.868.498.919 170.108.737.195 180.856.623.110 186.282.321.802 196.250.417.298
Eks BOP/BM 529.482.873.601 530.638.919.898 544.264.550.754 572.376.404.651 595.099.447.829 608.264.523.615
JUMLAH
BELANJA 1.801.693.754.017 1.805.212.329.764 1.870.046.264.336 1.936.274.161.724 2.022.609.286.045 2.044.771.554.999
Sumber : Bagian Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo, 2016, Bappeda 2016 (data diolah)
Page 25
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-25
Tabel III.13
Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Wajib dan Mengikat (Prioritas I) Kabupaten Wonosobo Tahun 2016-2021
No. Uraian Penetapan 2016 Prediksi
2017 2018 2019 2020 2021
A
Belanja Tidak
Langsung 851.364.836.781 853.180.800.136 902.872.409.406 929.958.581.688 957.857.339.139 986.593.059.313
1
Gaji dan tunjangan PNS,
profesi & askes 774.650.858.929 776.164.415.466 825.748.497.577 852.721.766.343 880.501.975.102 909.113.219.149
2
Penunjang operasional
KDH/WKDH 400.000.000 600.000.000 600.000.000 600.000.000 600.000.000 600.000.000
3 Belanja DPRD 10.266.891.500 10.266.891.500 10.266.891.500 10.266.891.500 10.266.891.500 10.266.891.500
4 Kesejahteraan pegawai 63.998.950.000 63.998.950.000 63.998.950.000 63.998.950.000 63.998.950.000 63.998.950.000
5
Biaya pemungutan
pajak/retribusi 2.048.136.352 2.150.543.170 2.258.070.329 2.370.973.845 2.489.522.537 2.613.998.664
B Belanja Langsung 105.711.099.472 110.695.754.000 115.720.477.800 120.990.032.850 126.516.468.633 132.312.431.650
1 Belanja pegawai BLUD 9.953.966.907 10.451.665.250 10.765.215.200 11.088.171.650 11.420.816.800 11.763.441.300
2 Belanja jasa kantor 89.636.705.475 94.118.540.750 98.824.467.800 103.765.691.200 108.953.975.700 114.401.674.500
3 Premi asuransi 314.110.000 320.392.200 326.800.000 333.336.000 340.002.700 346.802.750
4
Belanja perawatan
kendaraan 5.806.317.090 5.805.155.800 5.803.994.800 5.802.834.000 5.801.673.433 5.800.513.100
C
Pengeluaran
pembiayaan 16.030.590.000 26.000.000.000 30.000.000.000 30.000.000.000 25.000.000.000 25.000.000.000
1 Dana cadangan 0 10.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 0 0
2 Penyertaan Modal 16.030.590.000 16.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000 25.000.000.000 25.000.000.000
Total (A+B+C) 973.106.526.253 989.876.554.136 1.048.592.887.206 1.080.948.614.538 1.109.373.807.772 2.143.905.490.963
Sumber : Bagian Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo, 2016, Bappeda 2016 (data diolah)
Page 26
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-26
Proyeksi belanja daerah pada tahun 2016 diperkirakan sebesar Rp
1.801.693.754.017,- dan pada tahun 2021 akan meningkat menjadi Rp
2.044.771.554.999,-. Sementara untuk proyeksi pengeluaran wajib dan mengikat
yang harus diprioritaskan oleh Kabupaten Wonosobo pada tahun 2016 sebesar
Rp. 973.106.526.253,- dan meningkat di tahun 2021 menjadi Rp.
1.143.905.490.963,-. Proyeksi anggaran belanja daerah tersebut diatas
memperhatikan asumsi-asumsi sebagai berikut :
1. Kebutuhan belanja pegawai selalu meningkat setiap tahun sebagai akibat dari
kenaikan gaji;
2. Kebutuhan belanja publik yang semakin meningkat sebagai upaya pencapaian
visi dan misi Pemerintah Kabupaten Wonosobo tahun 2016 – 2021;
3. Penyesuaian terhadap kenaikan harga (inflasi) dengan kebutuhan belanja.
Arah kebijakan pengelolaan belanja daerah adalah sebagai berikut:
1. Efisiensi dan efektivitas,anggaran yang tersedia harus diarahkan untuk
mendanai belanja yang bersifat wajib dan mengikat dan harus dimanfaatkan
dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan pelayanan dasar pada
masyarakat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2. Prioritas penggunaan anggaran diprioritaskan untuk mendanai kegiatan-
kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan, penciptaan lapangan kerja,
peningkatan infrastruktur guna mendukung ekonomi kerakyatan dan
pertumbuhan ekonomi serta diarahkan untuk penanggulangan kemiskinan
secara berkelanjutan.
3. Memenuhi pelaksanaan program yang berstandar minimal dan operasional.
4. Meningkatkan kualitas anggaran belanja daerah melalui pola penganggaran
berbasis kinerja dengan pendekatan tematik pembangunan disertai sistem
pelaporan yang akuntabel.
5. Optimalisasi belanja langsung diupayakan untuk mendukung tercapainya
tujuan pembangunan secara efisien dan efektif. Belanja langsung disusun atas
dasar kebutuhan nyata masyarakat, sesuai strategi pembangunan untuk
meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.
6. Optimalisasi belanja langsung untuk pembangunan infrastruktur publik
dilakukan melalui kerjasama dengan pihak swasta/pihak ketiga sesuai
ketentuan yang berlaku.
7. Transparansi dan akuntabel,setiap pengeluaran belanja dipublikasikan dan
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dipublikasikan
sehingga masyarakat mudah dalam mengakses informasi belanja. Pelaporan
dan pertanggungjawaban belanja tidak hanya dari aspek administrasi
keuangan, tetapi menyangkut pula proses, keluaran dan hasil.
Page 27
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-27
c. Kebijakan dan Proyeksi Pembiayaan Tahun 2016-2021
Untuk memperkirakan penyaluran surplus dan menutup defisit anggaran
yang mungkin akan terjadi maka perlu dibuat proyeksi pembiayaan. Proyeksi
pembiayaan di masa yang akan datang dari sisi penerimaan menggunakan
perkiraan pencairan dana cadangan dan dari sisi pengeluaran berupa penyertaan
modal dalam rangka pemenuhan kewajiban. Gambaran proyeksi pembiayaan
daerah 2016-2021 dapat dilihat pada Tabel III.14.
Page 28
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-28
Tabel III.14
Proyeksi Pembiayaan Kabupaten Wonosobo Tahun 2016-2021
No Uraian PENETAPAN
2016
PREDIKSI
2017 2018 2019 2020 2021
1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Penggunaan SiLPA 114.911.215.080 0 0 0 0 0
Pencairan Dana Cadangan 0 0 0 0 30.000.000.000 0
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan 0 0 0 0 0 0
Penerimaan Piutang Daerah 0 0 0 0 0 0
Penerimaan Lain-lain (Dana Talangan) 0 0 0 0 0 0
JUMLAH PENERIMAAN
PEMBIAYAAN 114.911.215.080 0 0 0 30.000.000.000 0
2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Pembentukan Dana Cadangan 0 10.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 0 0
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 16.030.590.000 16.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000 25.000.000.000 25.000.000.000
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam
Negeri - Lembaga Keuangan Bank 0 0 0 0 0 0
Pengeluaran Lain-lain (Dana
Talangan) 0 0 0 0 0 0
JUMLAH PENGELUARAN
PEMBIAYAAN 16.030.590.000 26.000.000.000 30.000.000.000 30.000.000.000 25.000.000.000 25.000.000.000
Sumber : Bagian Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo, 2016,
Bappeda 2016 (data diolah)
Page 29
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-29
Kebijakan pembiayaan daerah dari sisi penerimaan pembiayaan diarahkan
untuk :
1. Menjaga agar keuangan daerah tetap dalam kondisi surplus anggaran.
2. Penggunaan pencairan dana cadangan sebagai sumber penerimaan pada
APBD Tahun Anggaran 2019, didasarkan pada kebutuhan pembiayaan Pilkada.
3. SILPA diupayakan nol seiring dengan semakin efektifnya dan efisiennya
penggunaan anggaran.
Sedangkan pembiayaan daerah dari sisi pengeluaran pembiayaan,
diarahkan untuk :
1. Mengembangkan investasi daerah dan penyertaan modal dalam rangka
pemenuhan kewajiban dalam prinsip kehati-hatian (prudential) dan
pengelolaannya berdasarkan Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal.
2. Pembentukan dana cadangan yang akan digunakan untuk kepentingan-
kepentingan yang bersifat strategis misalnya belanja pemilihan Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah dan dana cadangan becana alam.
3. Penghitungan Kerangka Pendanaan
Untuk menghitung kerangka pendanaan selama lima tahun ke depan
dilakukan penghitungan proyeksi kapasitas riil keuangan daerah yang digunakan
untuk mendanai pembangunan daerah, sebagaimana dapat dilihat pada tabel
berikut.
Page 30
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-30
Tabel III.15
Proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2016-
2021
No Uraian Penetapan 2016 Prediksi
2017 2018 2019 2020 2021
1 Pendapatan 1.702.813.128.937 1.831.212.329.764 1.900.046.264.336 1.966.274.161.724 2.017.609.286.045 2.069.771.554.999
2 Pencairan dana cadangan 0 0 0 0 30.000.000.000 0
3 Silpa 114.911.215.080 0 0 0 0 0
Total penerimaan 1.817.724.344.017 1.831.212.329.764 1.900.046.264.336 1.966.274.161.724 2.047.609.386.045 2.069.771.554.999
Dikurangi :
4
Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat (Prioritas I) 973.106.526.253 989.876.554.136 1.048.592.887.206 1.080.948.614.538 1.109.373.807.772 1.143.905.490.963
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan 844.617.817.764 841.335.775.628 851.453.377.130 885.325.547.186 938.235.478.273 925.866.064.036
Sumber : Bagian Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo, 2010-2016,
Bappeda 2016 (data diolah)
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh proyeksi kapasitas riil kemampuan keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk
memenuhi kebutuhan anggaran belanja daerah baik belanja langsung maupun belanja tidak langsung di luar belanja dan pengeluaran
pembiayaan yang wajib, mengikat dan prioritas utama seperti pada tabel berikut.
Page 31
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-31
Tabel III.16
Proyeksi Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2016-2021
No Uraian Penetapan 2016 Prediksi
2017 2018 2019 2020 2021
I Kapasitas keuangan daerah 1.817.724.344.017 1.831.212.329.764 1.900.046.264.336 1.966.274.161.724 2.047.609.286.045 2.069.771.554.999
Prioritas I (Wajib dan Mengikat) 973.106.526.253 989.876.554.136 1.048.592.887.206 1.080.948.614.538 1.109.373.807.772 1.143.905.490.953
1 Belanja Tidak Langsung (blj pegawai) 851.364.836.781 853.180.800.136 902.872.409.406 929.958.581.688 957.857.339.139 986.593.059.313
2 Belanja Langsung (blj eks BAU) 105.711.099.472 110.695.754.000 115.720.477.800 120.990.032.850 126.516.468.633 132.312.431.650
3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 16.030.590.000 26.000.000.000 30.000.000.000 30.000.000.000 25.000.000.000 25.000.000.000
Kapasitas riil kemampuan keuangan 844.617.817.764 841.335.775.628 851.453.377.130 885.325.547.186 938.235.478.273 925.866.064.036
II Rencana alokasi pengeluaran prioritas II 592.364.742.414 588.811.664.817 598.652.810.149 632.242.994.911 654.865.300.998 672.202.509.253
1 Belanja Langsung
eks BOP/BM 529.482.873.601 530.638.919.898 544.264.550.754 572.376.404.651 595.099.447.829 608.264.523.615
eks BAU 62.881.868.813 58.172.744.919 54.388.259.395 59.866.590.260 59.765.853.169 63.937.985.648
III Rencana alokasi pengeluaran prioritas III 252.253.075.350 252.524.110.811 252.800.566.981 253.082.552.275 283.370.177.275 253.663.554.773
1 Belanja tidak langsung
Belanja hibah 1.370.000.000 1.397.400.000 1.425.348.000 1.453.854.960 31.482.932.060 1.512.590.700
Belanja bantuan sosial 85.500.000 87.210.000 88.954.200 90.733.284 92.547.950 94.398.909
Belanja bagi hasil kepada kab/pemerintah desa 4.096.273.050 4.178.198.511 4.261.762.481 4.346.997.731 4.433.937.685 4.522.616.439
Belanja bantuan keuangan 238.701.302.300 238.701.302.300 238.701.302.300 238.701.302.300 238.701.302.300 238.701.302.300
Belanja tidak terduga 8.000.000.000 8.160.000.000 8.323.200.000 8.489.664.000 8.659.457.280 8.832.646.425
IV Surplus anggaran riil/berimbang 0 0 0 0 0 0 Sumber : Bagian Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo, 2016,
Bappeda 2016 (data diolah)
Page 32
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-32
Berdasarkan tabelIII.15dapat diketahui kapasitas riil kemampuan keuangan
daerah yang dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan belanja prioritas I, II dan III
sebagaimana tabel berikut.
Tabel III.17
Kerangka Pendanaan Alokasi Prioritas I, II dan III Kabupaten Wonosobo Tahun 2016-2021
Tahun Penetapan Prioritas I Prioritas II Prioritas III Total
2016 (Rp) 973.106.526.253 592.364.742.414 252.253.075.350 1.817.724.344.017
(%) 53,53 32,59 13,88 100,00
2017 (Rp) 989.876.554.136 588.811.664.817 252.524.110.811 1.831.212.329.764
(%) 54,06 32,15 13,79 100,00
2018 (Rp) 1.048.592.887.206 598.652.810.149 252.800.566.981 1.900.046.264.336
(%) 55,19 31,51 13,3 100,00
2019 (Rp) 1.080.948.614.538 632.242.994.911 253.082.552.275 1.966.274.161.724
(%) 54,97 32,15 12,87 100,00
2020 (Rp) 1.109.373.807.772 654.865.300.998 283.370.177.275 2.047.609.286.045
(%) 54,18 31,98 13,84 100,00
2021 (Rp) 1.143.905.490.963 672.202.509.263 253.663.554.773 2.069.771.554.999
(%) 55,27 32,48 12,26 100,00 Sumber : Bagian Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo, 2016,
Bappeda 2016 (data diolah)
Kebutuhan pendanaan untuk prioritas I prosentasenya paling besar disusul
prioritas II dan III karena beban kegiatan prioritas I memang paling banyak yaitu
meliputi belanja pegawai. Dengan demikian kerangka pendanaan selama lima tahun
dapat dilihat pada tabel berikut.
Page 33
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-33
Tabel III.18
Proyeksi APBD Kabupaten Wonosobo Tahun 2016-2021
No
Uraian
Penetapan 2016 Prediksi
2017 2018 2019 2020 2021
I Pendapatan 1.702.813.128.937,00 1.831.212.329.764 1.900.046.264.336 1.966.274.161.724 2.017.609.286.045 2.069.771.554.999
A Pendapatan Asli Daerah 1.646.494.559.140,00 199.105.575.937 210.972.038.954 222.946.855.428 236.234.169.413 249.058.487.447
1 Pajak daerah 30.905.000.000 33.995.500.000 35.695.275.000 37.480.038.750 29.995.500.000 41.321.742.727
2 Retribusi Daerah 10.057.730.500 11.070.390.106 12.169.853.905 13.386.839.296 14.725.523.225 16.198.075.548
3 Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yang dipisahkan 11.376.999.390 13.652.399.268 15.700.259.158 17.302.993.947 18.997.313.581 20.897.044.940
4 Lain-lain PAD yang sah 112.309.829.250 140.387.286.563 147.406.650.891 154.776.983.435 162.515.832.607 170.641.624.237
B Dana Perimbangan 1.236.403.297.000 140.387.286.563 1.370.619.495.478 1.421.253.389.201 1.454.010.646.582 1.487.793.516.900
1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan pajak 37.054.501.000 38.907.226.050 40.852.587.353 42.895.216.720 45.039.977.556 47.291.976.434
2 DAU 841.407.175.000 925.547.892.500 971.825.287.125 1.020.416.551.481 1.051.029.048.026 1.082.559.919.466
3 DAK 357.941.621.000 357.941.621.000 357.941.621.000 357.941.621.000 357.941.621.000 357.941.621.000
C Lain-lain PAD yang sah 301.760.272.797 309.710.014.277 318.454.729.904 322.073.917.095 327.364.470.050 332.919.550.652
II Belanja 1.456.834.438.701 1.469.441.908.785 1.525.890.450.777 1.574.754.380.183 1.638.792.160.018 1.657.757.448.682
A Belanja Tidak Langsung 1.225.359.601.603 1.242.400.664.947 1.301.393.454.187 1.334.031.166.813 1.392.743.985.047 1.397.569.045.736
Belanja wajib dan mengikat (Prioritas I) 973.106.526.253 989.876.554.136 1.048.592.887.206 1.080.948.614.538 1.109.373.807.772 1.143.905.490.963
Belanja pioritas III 252.253.075.350 252.524.110.811 252.800.566.981 253.082.552.275 283.370.177.275 253.663.554.773
B Belanja Langsung 231.474.837.098 227.041.243.838 224.296.996.590 240.723.213.370 246.048.174.971 260.188.402.946
Prioritas I 168.592.968.285 168.868.498.919 170.108.737.195 180.856.623.110 186.282.321.802 196.250.417.298
Prioritas II 62.881.868.813 58.172.744.919 54.388.259.395 59.866.590.260 59.765.853.169 63.937.985.648
Surplus/Defisit 245.978.690.236 361.770.420.979 374.155.813.559 391.519.781.541 378.817.126.027 412.014.106.317
III Pembiayaan 98.880.625.080 -26.000.000.000 -30.000.000.000 -30.000.000.000 5.000.000.000 -25.000.000.000
A Penerimaan 114.911.215.080 0 0 0 30.000.000.000 0
B Pengeluaran (Prioritas I) 16.030.590.000 26.000.000.000 30.000.000.000 30.000.000.000 25.000.000.000 25.000.000.000
Total APBD 1.817.724.344.017 1.831.212.329.764 1.900.046.264.336 1.966.274.161.724 2.047.609.286.045 2.069.771.554.999 Sumber : Bagian Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo, 2016, Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Wonosobo, 2016; Bappeda 2016 (data diolah)
Page 34
Bab III - RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021
III-34
Berdasarkan kerangka pendanaan tersebut dapat dilaksanakan berbagai
program dalam rangka mengatasi berbagai permasalahan dan untuk mencapai
target indikator pembangunan Kabupaten Wonosobo selama lima tahun ke depan.
Mengingat besarnya permasalahan dan keterbatasan APBD Kabupaten
Wonosobo maka diperlukan dukungan sumber dana lainnya baik dari APBN, APBD
Provinsi, CSR/PKBL, lembaga donor maupun swadaya masyarakat.