8 BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar Menurut Sardiman, (2011:75) motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual, peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar serta siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Menurut Mudjiono, Dimiyati (2009:80) motivasi belajar adalah siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mentalnya itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Menurut Mudjiono, Dimiyati (2009:85) motivasi belajar adalah menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir, contohnya setelah seorang siswa membaca suatu bab buku bacaan, dibandingkan dengan temannya sekelas yang juga membaca bab tersebut, ia kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong membaca lagi. Berdasarkan pengertian motivasi belajar atau pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah faktor dan dorongan siswa untuk merasa senang serta berkeinginan untuk belajar seperti membaca buku yang memiliki kekuatan mental tinggi menggapai cita-citanya. Meningkatkan Motivasi Belajar…, Anggara Dwi Yuningsih, FKIP, UMP, 2016
23
Embed
BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajarrepository.ump.ac.id/3070/3/BAB II.pdfsetelah seorang siswa membaca suatu bab buku bacaan, dibandingkan dengan ... dan keinginan yang kuat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar
Menurut Sardiman, (2011:75) motivasi belajar adalah faktor psikis
yang bersifat non-intelektual, peranannya yang khas adalah dalam hal
penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar serta siswa yang
memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan
kegiatan belajar.
Menurut Mudjiono, Dimiyati (2009:80) motivasi belajar adalah siswa
belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mentalnya itu berupa
keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat
tergolong rendah atau tinggi.
Menurut Mudjiono, Dimiyati (2009:85) motivasi belajar adalah
menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir, contohnya
setelah seorang siswa membaca suatu bab buku bacaan, dibandingkan dengan
temannya sekelas yang juga membaca bab tersebut, ia kurang berhasil menangkap
isi, maka ia terdorong membaca lagi.
Berdasarkan pengertian motivasi belajar atau pendapat para ahli di
atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah faktor dan dorongan siswa
untuk merasa senang serta berkeinginan untuk belajar seperti membaca buku yang
memiliki kekuatan mental tinggi menggapai cita-citanya.
Meningkatkan Motivasi Belajar…, Anggara Dwi Yuningsih, FKIP, UMP, 2016
9
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi,
motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan
berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor
ekstrinsiknya adalah penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan
belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh
rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas
belajar yang lebih giat dan semangat.(Uno, 2009:23)
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada
umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator
motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (1) adanya hasrat dan
keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya
harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5)
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang
kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan
baik.(Uno, 2009:23)
1. Pengertian Motivasi
Menurut Winkel, (1984:27), motivasi adalah daya penggerak yang
telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, bila kebutuhan
untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/dihayati.
Menurut Suhana Cucu, (2009:26) motivasi adalah kekuatan(power
motivation), daya pendorong(driving force), atau alat pembangun kesediaan
dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif,
Meningkatkan Motivasi Belajar…, Anggara Dwi Yuningsih, FKIP, UMP, 2016
10
kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku,
baik dalam aspek kognitif, afektif, maupaun psikomotor.
Oleh karena itu, motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis
yang terjadi pada diri seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal
(lingkungan), dan faktor internal yang melekat pada setiap orang
(pembawaan), tingkat pendidikan, pengalaman masa lalu, keinginan atau
harapan masa depan.
Berdasarkan pengertian motivasi atau pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu proses perubahan tenaga dalam
diri individu yang memberi kekuatan baginya untuk bertingkah laku (dengan
giat belajar) dalam usaha mencapai tujuan belajarnya.
2. Bentuk motivasi
Menurut Winkel, (1984:27) bentuk motivasi yaitu :
a. Motivasi ekstrinsik yaitu bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Misalnya anak rajin
belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan kepadanya oleh
orang tua.
b. Motivasi intrinsik yaitu bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar. Misalnya anak belajar karena ingin
mengetahui seluk-beluk suatu masalah selengkap-lengkapnya.
Meningkatkan Motivasi Belajar…, Anggara Dwi Yuningsih, FKIP, UMP, 2016
11
3. Fungsi motivasi
Menurut Suhana Cucu, (2009:26) fungsi motivasi ialah :
a. Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya perilaku belajar peserta
didik.
b. Motivasi merupakan alat untuk memengaruhi prestasi belajar peserta didik.
c. Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran.
d. Motivasi merupakan alat untuk membangun system pembelajaran lebih
bermakna.
Fungsi Motivasi
Menurut Sardiman, (2007:85) fungsi motivasi adalah :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan,yakni menetukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
4. Macam-Macam Motivasi
Menurut Uno, (2009:3) macam-macam motivasi adalah :
a. Motif biogenetis yaitu motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan
organisme demi kelanjutan hidupnya, misalnya lapar, haus, kebutuhan akan
kegiatan dan istirahat, mengambil napas dsb.
Meningkatkan Motivasi Belajar…, Anggara Dwi Yuningsih, FKIP, UMP, 2016
12
b. Motif sosigenetis yaitu motif-motif yang berkembang berasal dari
lingkungan kebudayaan tempat orang tersebut berada, misalnya keinginan
mendengarkan musik
c. Motif teologis yaitu sebagai makhluk yang berketuhanan, sehingga ada
interaksi antara manusia dengan Tuhan-Nya seperti ibadah.
5. Ciri-ciri motivasi
Menurut Sardiman, (2007:83) disebutkan bahwa motivasi yang ada pada diri
siswa, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Tekun menghadapi tugas(dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang
lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
b. Ulet mengahadapi kesulitan(tidak mudah putus asa). Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin(tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah dicapainya.
c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang
dewasa”, misalnya masalah pembangunan agama, poltik, ekonomi,
keadilan, pemberantas korupsi, penetangan terhadap setiap tindakan
criminal, amoral dan sebagainya.
d. Lebih senang bekerja sendiri.
e. Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Meningkatkan Motivasi Belajar…, Anggara Dwi Yuningsih, FKIP, UMP, 2016
13
B. Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Sardiman, (2011:20-21) belajar merupakan tingkah laku atau
penampilan dengan serangkaian kegiatan yang tidak bersifat verbalistik.
Misalnya dengan membaca mengamati dan mendengarkan serta meniru dan
sebagainya.
Menurut Slameto, (1995:2) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Menurut al-Tabany, (2014:18) belajar secara umum adalah sebagai
perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena
pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak
lahir.
Berdasarkan pengertian belajar atau pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dan tingkah laku
dalam diri seseorang untuk meningkatkan pengetahuan sebagai hasil
berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Tujuan Belajar
Menurut Sardiman, (2007:26-28) tujuan belajar ada 3 jenis yaitu :
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata
Meningkatkan Motivasi Belajar…, Anggara Dwi Yuningsih, FKIP, UMP, 2016
14
lain,tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan
pengetahuan, sebaliknya kemampuan bepikir akan memperkaya
pengetahuan
b. Penanaman konsep dan keterampilan
Keterampilan yang bersifat jasmani dan rohani. Keterampilan jasmaniah
adalah keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga
akan menitikberatkan pada keterampilan gerak/penampilan dari anggota
tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani
lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah
keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih