BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yang di alami oleh seseorang yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku karena adanya pengalaman dan latihan. Belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dengan lingkungannya (Slameto, 2010:2). “Belajar bukan merupakan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan dengan langkah-langkah pada proses yang ditempuh dalam belajar” (Hamalik, 2007:29). Pengertian belajar menurut beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi padi diri seseorang dalam berperilaku dan berkemampuan sebagai hasil dari pengalaman, aktivitas, interaksi dengan lingkungannya baik dengan teman sebayanya. Oleh karena itu, belajar tidak hanya dapat dilakukan sendiri, melainkan dapat berkelompok dengan teman yang lainnya sehingga akan menambah wawasan siswa menjadi lebih luas dengan berbagi ilmu pengetahuan dan dapat merubah tingkah laku siswa menjadi lebih baik. 8 Upaya Meningkatkan Prestasi..., Riski Amalia, FKIP UMP, 2016
24
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Belajarrepository.ump.ac.id/6569/3/RISKI AMALIA BAB II.pdf1. Teori Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yang di alami oleh
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
23
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan yang di alami oleh
seseorang yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku karena
adanya pengalaman dan latihan. Belajar sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dengan
lingkungannya (Slameto, 2010:2). “Belajar bukan merupakan suatu
tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan dengan
langkah-langkah pada proses yang ditempuh dalam belajar” (Hamalik,
2007:29).
Pengertian belajar menurut beberapa ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa, belajar merupakan suatu proses perubahan yang
terjadi padi diri seseorang dalam berperilaku dan berkemampuan sebagai
hasil dari pengalaman, aktivitas, interaksi dengan lingkungannya baik
dengan teman sebayanya. Oleh karena itu, belajar tidak hanya dapat
dilakukan sendiri, melainkan dapat berkelompok dengan teman yang
lainnya sehingga akan menambah wawasan siswa menjadi lebih luas
dengan berbagi ilmu pengetahuan dan dapat merubah tingkah laku siswa
menjadi lebih baik.
8
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Riski Amalia, FKIP UMP, 2016
24
Belajar dapat mengubah tingkah laku seseorang menjadi
lebih baik dari segi kecerdasan maupun mental, salah satu teori
belajar yang mendukung adalah teori belajar kontruktivisme yang
dikemukakan oleh piaget dan disebut sebagai teori perkembangan
intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori Kontruktivisme
yang dikemukakan oleh Piaget menjelaskan bahwa pengetahuan
seseorang merupakan bentukan orang itu sendiri (Rahyubi,
2014:143). Lebih jauh lagi Piaget mengemukakan bahwa
pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan
melalui tindakan yang dilakukan dengan cara berinteraksi di
lingkungannya, sehingga seseorang dapat mempunyai kesempatan
untuk berdiskusi dan saling bertukar pengalaman ilmu pengetahuan
dengan yang lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, teori belajar Kontruktivisme
Piaget sangat mendukung untuk model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw II, model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II ini adalah
pembelajaran yang dilakukan dengan cara berkelompok dan setiap
kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang. Hal tersebut sesuai dengan
teori Kontruktivisme Piaget yang memandang pentingnya suatu
kelompok belajar agar setiap anak dapat berinteraksi dengan baik
bersama kelompok belajarnya dan saling bertukar pikiran, sehingga
anak akan menjadi aktif dan memiliki rasa ketergantungan yang
positif karena dalam diri setiap anggota memiliki peran untuk
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Riski Amalia, FKIP UMP, 2016
25
mencapai keberhasilan kelompoknya. Dengan demikian, hasil
belajar yang diperoleh oleh siswa akan maksimal.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan
hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik
dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor
eksternal) individu (Ahmadi, 2013: 138). Pengenalan terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali
artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi
belajar yang sebaik-baiknya.
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat
perennial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang
rentang kehidupan manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang
dan kemampuan masing-masing (Arifin, 2012:12). Prestasi adalah
hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik
secara individual maupun kelompok (Hamdani, 2011: 137). Prestasi
tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan
kegiatan.
Berdasarkan pendapat dari para ahli tentang pengertian
prestasi belajar dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil dari usaha belajar yang dicapai seorang siswa
sebagai jawaban dari proses pembelajaran yang telah dia lakukan.
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Riski Amalia, FKIP UMP, 2016
26
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari
kegiatan belajar, karena belajar merupakan sebuah proses
sedangkan prestasi belajar merupakan hasil dari proses tersebut.
Prestasi belajar diperoleh dari segi kognitif, yaitu kemampuan siswa
dalam memahami pelajaran yang dapat diukur dengan tes prestasi
belajar.
b. Fungsi Prestasi Belajar
Menurut Arifin (2013: 12-13), prestasi belajar (achievement)
memiliki beberapa fungsi utama yaitu:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai oleh peserta didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tundensi
keingintahuan” (Couriosity) dan merupakan kebutuhan umum
manusia.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan
pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik
(feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa pretasi
belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitasnya suatu
institusi pendidikan. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi
rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat
kesuksesan peserta didik di masyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap
(kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta
didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena
peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh mata
pelajaran.
Fungsi utama prestasi belajar dari penjelasan diatas
diantaranya dapat dijadikan sebagai sebagai indikator atau acuan
terhadap beberapa hal yaitu terhadap peserta didik dan pada
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Riski Amalia, FKIP UMP, 2016
27
pendidikan itu sendiri. Fungsi prestasi belajar yang lain yaitu
sebagai indikator pencapaian pengetahuan yang telah diraih siswa
terhadap mata pelajaran yang dipelajarinya.
3. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang
artinya mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling membantu
satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau tim. Pembelajaran
kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di
mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk
saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi
pelajaran (Slavin, 2009:4). Dalam kelas kooperatif, para siswa
diharapkan dapat saling membantu, mendiskusikan dan
berargumentasi, untuk mengasah pengetahuann. Hal ini senada
dengan Lie (2010:28) bahwa pembelajaran kooperatif disebut
dengan istilah gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama
dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya,
setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling
membantu untuk memahami materi pelajaran (Isjoni, 2010:12). Hal
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Riski Amalia, FKIP UMP, 2016
28
ini diperkuat dengan jurnal yang di kemukakan oleh Sulisworo
(2014:2) yang mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif tidak
hanya aktivitas siswa dalam berkelompok atau memberi suatu tugas,
namun terdapat kegiatan yang menjadikan pembelajaran kooperatif
menjadi lingkungan belajar yang berorientasi untuk memberikan
kegiatan yang saling mendukung antara masing-masing siswa satu
sama lain. Dalam kegiatan ini, siswa tumbuh bersama dalam
memberikan makna terhadap fenomena kontekstual.
Pembelajaran kooperatif dapat diartikan sebagai
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
saling tumbeh bersama dan dapat bekerja sama dengan siswa lain
dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa di mana dalam
keberhasilan hasil kerja kelompok dipengaruhi oleh keterlibatan
anggota kelompok itu. Dengan pembelajaran kooperatif ini siswa
akan lebih aktif dalam belajar dan dapat berinteraksi dengan siswa
lain sehingga akan menumbuhkan sikap positif pada diri siswa
tersebut.
b. Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur untuk
menerapkan model pembelajaran kooperatif (Lie, 2010:31). Unsur-
unsur tersebut antara lain:
1) Saling ketergantungan positif Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Unsur tersebut menerangkan bahwa sekelompok masyarakat sangat bergantung pada anggota masyarakat yang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Hal tersebut dapat
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Riski Amalia, FKIP UMP, 2016
29
diterapkan pada proses pembelajaran di kelas. Ketika siswa bekerja dalam sebuah kelompok diharapkan saling bergantung kepada siswa lain dalam kelompoknya sehingga terjadi ketergantungan yang positif.
2) Tanggung jawab yang positif Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur pembelajaran kooperatif setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugas.
3) Tatap muka Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota.
4) Komunikasi antar anggota Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi.
5) Evaluasi proses kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bias bekerja sama dengan lebih efektif.
c. Tujuan pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan cara belajar
siswa menuju belajar yang lebih baik, sikap tolong-menolong dalam
beberapa perilaku sosial. Tujuan utama dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar
secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling
menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang
lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan
pendapat mereka secara berkelompok (Isjoni,2010:21),.
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Riski Amalia, FKIP UMP, 2016
30
Tiga konsep penting yang digunakan dalam pembelajaran
berkelompok siswa (Slavin, 2009:10), ketiga konsep tersebut
meliputi:
1) Penghargaan kelompok (tim) Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika skor mencapai di atas kriteria yang telah ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dan menciptakan hubungan antar individu yang saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli.
2) Tanggung jawab individual Keberhasilan kelompok tergantung dari cara belajar individu dari semua anggota kelompok. Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan anggota kelompok dalam membantu satu sama lain untuk belajar. Adanya tanggung jawab secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk mengikuti tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.
3) Kesempatan sukses yang sama Pebelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang mencangkup nilai perkembangan berdasarkan prestasi yang diperoleh dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode skoring ini setiap siswa yang berprestasi tinggi, sedang, maupun rendah sama-sama memiliki kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.
4. Kooperatif tipe Jigsaw II
a. Pengertian Model Pembelajaran tipe Jigsaw II
Arti Jigsaw berasal dari bahasa inggris yang artinya adalah
gergaji ukir dan ada juga yang menyebut dengan istilah puzzle yaitu
sebuah teka-teki menyusun potongan gambar, pembelajaan
kooperatif tipe Jigsaw II bekerja seperti pola gergaji, dimana siswa
melakukan kegiatan belajar bekerjasama dengan siswa lain untuk
mencapai prestasi yang maksimal (Rusman, 2014:217).
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II merupakan model
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Riski Amalia, FKIP UMP, 2016
31
pembelajaan yang dikembangan oleh Elliot Aronson pada tahun
1978. Dalam teknik pembelajaran ini siswa akan bekerja dalam
kelompok yang sama dengan latar belakang yang berbeda hal
tersebut juga diungkapkan oleh Isjoni (2010:54), mengatakan
pembelajaran dengan tipe Jigsaw II merupakan salah satu tipe
pembelajaran yang mendorong siswa aktif dan saling membantu
dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang
maksimal.
Berdasarkan jurnal yang dikemukakan oleh Sahin
(2010:785), mengatakan bahwa penggunaan teknik Jigsaw II akan
lebih efektif pada pembelajaran yang bersifat instruksi dari guru
sebagai pusat dalam mengajar pada pengembangan kemampuan
siswa. Jadi, dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat
menciptakan suasana yang lebih efektif pada saat proses belajar
mengajar di kelas, siwa dapat menjadi aktif dan guru hanya sebagai
fasilitator saja.
Berdasarkan pengertian diatas disimpulkan bahwa
pembelajaran tipe kooperatif tipe Jigsaw II adalah model
pembelajaran yang bertujuan agar siswa bekerja secara kelompok.
Banyaknya anak untuk membentuk kelompok kecil terdiri dari 4
sampai dengan 5 orang yang berlatarbelakang berbeda dan siswa
saling bertanggung jawab atas tugasnya masig-masing agar
mencapai prestasi maksimal.
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Riski Amalia, FKIP UMP, 2016
32
Dalam model pembelajaran tipe Jigsaw II merupakan bentuk
model yang menekankan kepada siswa untuk dapat belajar dan
bekerja sama dalam kelompok untuk aktif dan saling membantu
dalam hal menguasai materi, siswa akan ditugaskan untuk membaca
sub bab, buku materi, atau materi lain yang berbentuk narasi. Tiap
anggota tim akan diacak untuk menjadi anggota ahli dalam aspek
tertentu dari tugas membaca tersebut. Tiap anggota dalam satu tim
akan mendapatkan materi yang berbeda-beda. Setelah membaca
materinya, siswa ahli dari tim yang berbeda akan saling berkumpul
untuk mendiskusikan topik yang sedang mereka bahas, setelah
berkumpul dan berdiskusi lalu mereka kembali kepada tim asalnya
untuk mengerjakan topik mereka kepada teman satu timnya. Setelah
itu akan dilakukan penilaian secara individu untuk semua topik dan
diberikan skor dan rekognisi tim yang berdasarkan peningkatan nilai
masing-masing individu.
Dalam model Jigsaw II ini memiliki banyak kesempatan
untuk saling mengemukakan pendapat dan keterampilan
berkomunikasi, lebih bertanggung jawab terhadap keberhasilan
kelompoknya serta menyampaikan informasi tentang materi yang
dipelajari kepada teman kelompok lainya. Model Jigsaw II dapat
digunakan secara efektif ditiap level dimana siswa telah
mendapatkan keterampilan akademis dari pemahaman, membaca
maupun keterampilan kelompok untuk belajar bersama karena dalam
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Riski Amalia, FKIP UMP, 2016
33
model Jigsaw II materi yang pas digunakan dengan model ini adalah
materi yang berbentuk naratif.
b. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
II
Dalam model Jigsaw II Slavin (2009:238), terdapat langkah-
langkah yang harus dilaksanakan, antara lain sebagai berikut:
1) Memilih satu atau dua bab cerita atau unit-unit lainya, yang
masing-masing mencakup materi untuk dua atau tiga hari.
2) Membuat lembar ahli untuk tiap unit atau kelompok, lembar ini
akan memperhatikan siswa untuk perlu berkonsentrasi saat
membaca dan dengan kelompok ahli yang akan bekerja. Lembar
ini berisi empat topik yang menjadi inti dari unit pembelajaran,
misalkan satu anggota kelompok asal akan mendapatkan materi
yang berbeda dengan anggota lainya, oleh karena itu setiap
kelompok asal terdiri empat teks yang berbeda.
3) Melakukan diskusi kelompok ahli. Setelah siswa mendapatkan
topik permasalahan yang sama, akan saling bertemu dalam satu
kelompok atau disebut kelompok ahli untuk berdiskusi topik
permasalahan tersebut.
4) Mengadakan laporan kelompok. Kelompok ahli kembali ke
kelompok asal untuk mengajarkan topik ahli yang mereka
diskusikan kepada teman satu timnya secara bergantian.
5) Mengadakan kuis individu yang mencakup semua topik
permasalahan yang telah dibahas.
6) Menghitung skor peningkatan untuk mnentukan penghargaaan
tim.
c. Jadwal Kegiatan Jigsaw II terdiri dari beberapa kegiatan
pembelajaran, yaitu:
1) Membaca, kegiatan membaca dilakukan ketika siswa telah
menerima topik ahli masing-masing dalam kelompok asal dan
siswa membaca untuk menemukan informasi sebagai bahan
diskusi.
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Riski Amalia, FKIP UMP, 2016
34
2) Diskusi Kelompok Ahli, siswa yang mempunyai topik materi
yang sama, akan bertemu dalam kelompok ahli dan
mendiskusikannya dalam kelompok ahli.
3) Laporan Tim, dari kelompok ahli, siswa kembali ke dalam
kelompok asal mereka masing-masing untuk mengajari topik
mereka kepada teman satu timnya secara bergantian.
4) Tes, para siswa mengerjakan kuis individu yang mencangkup
semua topik dan hasil nilai kuisnya akan dihitung untuk
kelompok.
5) Rekognisi Tim, memberikan penghargaan kepada kelompok
yang mendapatkan skor tim paling bagus.
d. Penghargaan kelompok dilakukan dalam dua tahap perhitungan Tim
dilakukan dalam dua tahap penghitungan, yaitu
1) Menghitung skor kemajuan individu
Penghitungan skor kemajuan individu dilakukan setelah
pelaksanaan kuis. Skor awal ditentukan terlebih dahulu,
kemudian setelah itu barulah menghitung poin kemajuan
individu. Tujuan dari di hitungnya skor kemajuan ini adalah
untuk memungkinkan semua siswa memberikan poin
maksimum bagi kelompok mereka, sehingga akan memunculkan
motivasi siswa untuk melakukan yang terbaik bagi
kelompoknya. Pedoman penghitungan skor perkembangan
individu terlihat pada tabel sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Prestasi..., Riski Amalia, FKIP UMP, 2016