Top Banner
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Indominco Mandiri (PT. IMM) Bontang Kalimantan Timur merupakan suatu badan usaha swasta yang bergerak dalam bidang usaha pertambangan batubara, perusahaan ini sebelumnya berada di bawah naungan kelompok usaha Salim Group, mulai Bulan Oktober 2001 semua saham yang ada diambil alih oleh BANPU yang berpusat di Thailand. Luas area eksplorasi yang dimiliki oleh PT. Indominco Mandiri dan sesuai dengan Surat Kuasa Pertambangan (KP) yang diperoleh dari PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) dan Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) adalah + 100.000 Ha. Penandatanganan kontrak kerjasama dengan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) dilakukan pada tanggal 5 Oktober 1990. Lokasi tambang PT.Indominco Mandiri terbagi menjadi dua blok penambangan yaitu, Blok Barat (West Block) seluas 18.000 Ha dengan jumlah cadangan sebesar 11.000.000 ton dan Blok Timur (East Block) seluas 7100 Ha dengan jumlah cadangan sebesar 89.000.000 ton. Penambangan dilaksanakan oleh PT. Pamapersada Nusantara dan PT. Tambang Raya Usaha Tama (TRUST) sebagai Kontraktor Adapun urutan sejarah proyek PT. Indominco Mandiri secara singkat adalah sebagai berikut: 4
23

Bab II Tinjauan Umum Sementara

Feb 19, 2016

Download

Documents

Teguh Siswanto

indominco
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab II Tinjauan Umum Sementara

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. Indominco Mandiri (PT. IMM) Bontang Kalimantan Timur merupakan suatu

badan usaha swasta yang bergerak dalam bidang usaha pertambangan batubara,

perusahaan ini sebelumnya berada di bawah naungan kelompok usaha Salim Group,

mulai Bulan Oktober 2001 semua saham yang ada diambil alih oleh BANPU yang

berpusat di Thailand. Luas area eksplorasi yang dimiliki oleh PT. Indominco Mandiri

dan sesuai dengan Surat Kuasa Pertambangan (KP) yang diperoleh dari PT. Tambang

Batubara Bukit Asam (Persero) dan Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM)

adalah + 100.000 Ha. Penandatanganan kontrak kerjasama dengan PT. Tambang

Batubara Bukit Asam (Persero) dilakukan pada tanggal 5 Oktober 1990. Lokasi tambang

PT.Indominco Mandiri terbagi menjadi dua blok penambangan yaitu, Blok Barat (West

Block) seluas 18.000 Ha dengan jumlah cadangan sebesar 11.000.000 ton dan Blok

Timur (East Block) seluas 7100 Ha dengan jumlah cadangan sebesar 89.000.000 ton.

Penambangan dilaksanakan oleh PT. Pamapersada Nusantara dan PT. Tambang Raya

Usaha Tama (TRUST) sebagai Kontraktor

Adapun urutan sejarah proyek PT. Indominco Mandiri secara singkat adalah sebagai

berikut:

1. Penandatanganan Kontrak Kerja 5 Oktober 1990

2. Penyelidikan Umum 1990-1991

3. Program Eksplorasi 1992-1993

4. Studi Kelayakan 1993-1995

5. Pembangunan Fasilitas Sementara 1995-1997

6. Penandatanganan Kontrak Penambangan PT. PAMA 30 Mei 1996

7. Pengupasan Pertama Lapisan Penutup 15 Juli 1996

8. Pengapalan Pertama Batubara 18 April 1997

9. Pembangunan Fasilitas Permanen 1997-1999

10. Pengapalan Pertama dengan Fasilitas Permanen Januari 1999

4

Page 2: Bab II Tinjauan Umum Sementara

PT. Indominco mempunyai visi dan misi dalam menjalankan usaha

pertambangannya, berikut adalah visi dan misi PT. Indominco :

Visi :

Menjadi perusahaan energi terkemuka di Asia dan dikenal sebagai pengembang

dan pemodal yang aktif, partner yang adil, professional dan sebagai penyedia jasa dan

produk energi yang unggul.

Misi :

1. Membangun usaha di bidang energi dalam mengejar upaya untuk menjadi yang

terkemuka di Asia.

2. Menanamkan modal pada usaha yang strategis, yang menunjang peningkatan posisi

bisnis.

3. Melayani pelanggan di Asia dengan harga yang bersaing serta produk dan jasa

layanan yang berkualitas.

4. Promosi dan kontribusi pada pengembangan masyarakat dengan bertindak sebagai

warga negara yang baik, komitmen kepada keselamatan kerja, perlindungan alam

serta lingkungan.

2.2 Geografi PT Indominco Mandiri

PT. Indominco Mandiri secara geografis terletak pada garis lintang 00˚02’20” LU-

00˚13’00” LU dan 117˚12’50” BT-117˚23’30” BT. Secara administratif termasuk ke

dalam wilayah Sangatta, Kabupaten Kutai Propinsi, Kalimantan Timur.

PT. Indominco Mandiri mempunyai areal seluas ± 25.100 Ha yang sudah layak

untuk dieksploitasi yang dibagi menjadi dua bagian yaitu Blok Barat dengan luas

sekitar ±18.000 Ha dan Blok Timur seluas sekitar ±7.100 Ha.

5

Page 3: Bab II Tinjauan Umum Sementara

Gambar 2.1 Peta Lokasi PT. Indominco Mandiri

Lokasi tambang batubara PT Indominco Mandiri berjarak ± 250 km dari Kota

Balikpapan, yang dapat ditempuh melalui jalur darat dalam waktu ± 6 jam. Untuk

mencapai lokasi pusat administrasi PT Indominco Mandiri dapat dicapai dari pusat kota

Bontang dengan menggunakan kendaraan angkutan milik perusahaan sejauh 23 km

menuju fasilitas mess karyawan PT Indominco Mandiri, dengan melewati pintu

gerbang pos penjagaan (Security Gate) pada Km 10, sedangkan Gedung Kantor (Site

Office) PT Indominco Mandiri berada di km 30.

6

Page 4: Bab II Tinjauan Umum Sementara

Gambar 2.2 Lokasi Kesampaian Daerah

2.3 Keadaan Geologi

2.3.1 Morfologi

Daerah PT Indominco Mandiri dan sekitarnya dicirikan oleh perbukitan

berlereng menengah di bagian timur, sedangkan di bagian tengah dan barat dicirikan

dengan perbukitan bergelombang. Ketinggian daerah timur umumnya relatif lebih

rendah yaitu berkisar antara 0 – 150 m, sedangkan ketinggian daerah tengah dan

barat elevasinya 150 – 300 m diatas permukaan laut. Pola aliran sungai daerah ini

umumnya adalah dendritik. Anak – anak sungai yang ada membentuk aliran sungai

santan dan sungai pelakan sebagai sungai utama. Sungai – sungai yang ada di

semuanya bermuara di selat Makassar.

7

Page 5: Bab II Tinjauan Umum Sementara

2.3.2 Statigrafi

Wilayah penambangan PT Indominco Mandiri termasuk dalam cekungan

Kutai. Litologi di wilayah studi ini berupa endapan sedimen berumur Miosen dan

Pliosen yang mendasari daerah Kalimantan Timur, terlipat menjadi beberapa antiklin

dan sinklin berarah Utara hingga Timur Laut membentuk Antiklinorium Samarinda.

Daerah Bontang terletak di pinggir timur struktur ini. Secara garis besar terdapat

lima kelompok batuan.

Salah satu dari lima kelompok batuan tersebut adalah formasi Kampung Baru

yang berumur Miosen Tengah sampai Pliosen. Kelompok ini dibedakan atas Formasi

Tanjungbaru dan Formasi Sepinggan. Dari lima kelompok batuan tersebut hanya

kelompok Kampung Baru yang mempunyai peran penting bagi pembentukan akuifer

tertekan pada daerah satuan bermorfologi dataran. Kelompok Kampung Baru ini

sangat mendukung terbentuknya akuifer tertekan.

2.3.3 Formasi Batuan

Secara garis besar terdapat 5 formasi utama pada daerah ini. Rincian formasi

tersebut adalah sebagai berikut :

Formasi Pamaluan

Formasi pamaluan berumur akhir Oligosen sampai awal Miosen. Formasi ini

tersusun oleh mudstone abu-abu sampai hitam dan serpih dengan sisa tumbuh-

tumbuhan. Bagian bawah dari formasi Pamaluan terdiri atas batu lanau yang

pejal dan mudstone sisipan tipis batupasir halus.

Bagian atas formasi Pamaluan terutama tersusun oleh mudstone dengan pecahan

concoidal atau serpih. Juga terdapat sisipan batubara, batu pasir serta lapisan batu

gamping tipis. Formasi ini tersingkap di Gunung Palakan membentuk antiklin

Palakan dan antiklin Barung.

Formasi Bebulu

Formasi Bebulu terdiri dari limestone berselang seling dengan shale, siltstone,

dan sandy limestone. Terbentuk pada jaman Miosen atas dan merepresentasikan

lingkungan pengendapan laut dangkal.

8

Page 6: Bab II Tinjauan Umum Sementara

Formasi Pulaubalang

Formasi Pulaubalang berumur Miosen atas sampai Miosen tengah, dan terletak

selaras di atas formasi Pamaluan. Formasi Pulaubalang terdiri dari graywacke

dan quartz sandstone, berselang seling dengan claystone, siltstone, limestone,

dan batubara yang terbentuk pada zaman miocene tengah. Kondisi tersebut

merepresentasikan lingkungan terrestrial – laut dangkal. Batu pasir berwarna

kelabu muda berbutir halus sampai kasar, ketebalan berkisar antara beberapa

sentimeter hingga lima meter. Formasi ini mengandung seam batubara utama di

East Block.

Formasi Balikpapan

Formasi Balikpapan merupakan Coal bearing formation pada West Block.

Formasi ini terdiri dari siltstone, sandstone, conglomerate, dan seam batubara

utama pada formasi teratas; serta claystone yang berselang seling dengan

siltstone, limestone, tuff, dan seam batubara tipis pada formasi di bawahnya.

Formasi ini terbentuk pada jaman miocene akhir dan merepresentasikan

lingkungan pengendapan delta regressive sampai delta datar pada bagian

terbawah formasi dan lingkungan pengendapan fluvial sampai floodplain pada

bagian teratas formasi.

Formasi Kampung Baru

Formasi ini berumur Miosen Tengah sampai Pliosen. Formasi dibagi menjadi 2

yaitu formasi Tanjungbaru dan formasi Sepinggan. Formasi Tanjungbaru

berumur moicene tengah sampai miocene atas. Formasi ini tersusun atas selingan

serpih lempung, batu lanau, pasir dan batubara membentuk satu runtuhan.

Lingkungan pengendapannya adalah neritik. Batu pasir berbutir halus sampai

sedang, terutama tersusun oleh kuarsa, dan umumnya bersifat lepas. Serpih

terdapat sebagai lapisan tipis sampai tebal, lunak, mengandung karbon, dan

berwarna abu-abu gelap.

2.3.4 Struktur Geologi

Batuan sedimen berumur Miosen dan Pliosen yang mendasari daerah

Kalimantan Timur terlipat menjadi beberapa seri antiklin dan sinklin berarah utara

hingga timur-laut membentuk antiklinorium Samarinda. Antiklin Api-Api

merupakan antiklin terakhir dari rangkaian antiklin yang penyebarannya sampai

9

Page 7: Bab II Tinjauan Umum Sementara

batas timur zona lipatan. Lapisan batuan di sebelah timur rangkaian antiklin ini

makin landai kemiringannya dan makin muda umurnya ke arah pantai. Struktur

geologi antiklin Api-Api termasuk komplek, tersusun oleh batu gamping pejal, batu

gamping lempungan, batu lempung, batu lempung karbonat, dan batu pasir yang

semuanya mempunyai kemiringan lapisan yang curam. Sesar utama terdapat dekat

sumbu antiklin dimana bagian sebelah timur merupakan blok yang turun.

Struktur geologi pada Bontang Deposit West Block adalah sinklin dengan

plunge ke arah Selatan dengan sumbu ke arah utara-selatan. Kemiringan lapisan

bervariasi antara 7 – 13O. Tidak ada sesar mayor di West Block. Walaupun terdapat

sesar minor, namun keberadaannya tidak menyebabkan pergeseran yang signifikan

pada lapisan batubara.

Sementara struktur utama pada daerah East block adalah Runtu Syncline.

Sumbu sinklin tersebut mendekati arah utara selatan. Runtu Syncline memiliki

plunge ke arah utara yang besarnya mendekati 15O. Kemiringan sayap timur dari

sinklin besarnya antara 15 – 45O, sedangkan sayap barat lebih landai dengan

kemiringan antara 10 – 35O. Blok timur dibatasi pada bagian timur dan barat oleh

thrust fault major. Struktur sesar pada bagian timur dikenal sebagai Runtu Thrust

sedangkan struktur pada bagian barat dikenal sebagai Ebenu Thrust.

2.3.5 Hidrologi dan Hidrogeologi

Sungai utama yang mengalir di daerah ini adalah Sungai Santan yang terdapat

di bagian selatan, mengalir dari barat ke timur. Sungai Palakan mengalir dari utara ke

arah selatan bermuara di Sungai Santan, Sungai Bontang terletak di bagian tengah

daerah penelitian mengalir dari barat ke timur, sementara Sungai Kenibungan terletak

di bagian utara mengalir dari barat ke timur.

Permasalahan air bawah tanah dan permukaan perlu dipertimbangkan karena

permeability rendah, curah hujan tinggi (rata-rata tahunan) dan beberapa aliran akan

bermuara ke Sungai Bontang dan Sungai Santan dimana melewati kawasan

pemukiman sehingga perlu penanganan lebih hati-hati supaya tidak menimbulkan

bencana di daerah aliran sungai tersebut.

10

Page 8: Bab II Tinjauan Umum Sementara

Sungai di Blok Timur berpola sub parallel - dendritik terletak pada satuan

morfologi perbukitan berlereng terjal, dengan lembah berbentuk V yang sempit dan

arah erosi vertikal, batuan penyusun homogen yang dominan batu lempung berstadia

muda - dewasa, misalnya Sungai Palakan dan Sungai Bontang bagian hulu.

Sungai di Blok Barat yang berpola sub parallel – dendritik terletak pada

satuan morfologi berlereng landai, batuan penyusun homogen didominasi batupasir,

pada umumnya mempunyai lembah yang cukup lebar termasuk berstadia dewasa.

Sedang Sungai Santan bagian hilir sudah bermeander dengan arah erosi ke samping

dan bentuk lembah mencerminkan stadia dewasa - tua.

2.4 Sistem Penambangan

Dalam mengeksploitasi batubara maupun bahan galian lainnya, setiap perusahaan

memiliki metode yang berbeda-beda dalam sistem penambangannya, PT Indominco

Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang menggunakan sistem tambang terbuka,

dengan metode back filling. Untuk lebih rinci, sistem penambangan akan dijelaskan

sebagai berikut :

2.4.1 Land Clearing

Land clearing atau pembersihan lahan merupakan kegiatan untuk

membersihkan dan membabat tumbuhan yang berada di atas lapisan topsoil. Kegiatan

land clearing dilakukan bila di bawah lapisan tanah tersebut terdapat bahan galian

yang akan ditambang atau daerah tersebut akan digunakan untuk dumping area.

Contoh tumbuhannya adalah rumput, pohon-pohon, dan semak belukar.

Pekerjaan ini dilakukan sebelum tahap pengupasan lapisan tanah penutup dimulai.

Pekerjaan ini meliputi pembabatan dan pengumpulan pohon yang tumbuh pada

permukaan daerah yang akan ditambang dengan tujuan untuk membersihkan daerah

tambang tersebut sehingga kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan mudah

tanpa harus terganggu dengan adanya gangguan tumbuh-tumbuhan yang ada di lokasi

penambangan.

11

Page 9: Bab II Tinjauan Umum Sementara

Gambar 2.3 Land Clearing

Pembersihan dilakukan pada daerah yang akan ditambang dengan

menggunakan Bulldozer dan bantuan Backhoe, dilakukan secara bertahap sesuai

dengan pengupasan lapisan tanah penutup. Dalam pembabatan, pohon didorong

kearah bawah lereng untuk dikumpulkan, dimana penanganan selanjutnya diserahkan

pada pihak berwenang yang memiliki Izin Pengelolaan Kayu (IPK). Izin Pengelolaan

Kayu (IPK) untuk industri pertambangan diatur oleh Pemerintah melalui Kementrian

Kehutanan.

Alat-alat yang digunakan untuk land clearing adalah :

a. Bulldozer Komatsu D85, digunakan untuk membersihkan dan membabat pohon-

pohon dan semak belukar yang memiliki diameter kurang dari 30 cm dan panjang

kurang dari 4 meter

b. Gergaji rantai (chainsaw), digunakan untuk memotong pohon-pohon yang relatif

besar dengan diameter lebih dari 30 cm dan panjang lebih dari 4 meter. Pohon-

pohon ini selanjutnya diinventarisasi, diberi nama dan dihitung volumenya

kemudian dikumpulkan di Logstock

2.4.2 Pemindahan Topsoil

Kegiatan topsoil removal atau pengupasan lapisan tanah penutup untuk mengupas

lapisan tanah yang paling atas, dimana tanah ini biasanya terdiri dari lapisan humus

dan tanah yang strukturnya tidak keras, sehingga lapisan topsoil berguna sebagai

tanah yang akan dipakai kembali untuk kegiatan reklamasi. Topsoil biasanya

terbentuk dari clay atau tanah liat. Pengupasan tanah ini dilakukan dengan cara

menggali, memuat , kemudian mengangkut tanah tersebut ke topsoil stock. Lapisan

topsoil yang diambil adalah dengan ketebalan 30 – 60 centimeter.

12

Page 10: Bab II Tinjauan Umum Sementara

Alat-alat yang digunakan untuk kegiatan topsoil removal adalah:

a. Alat gali muat adalah excavator backhoe PC 300 dengan kapasitas gali 1,8 m3.

Gambar 2.4 Excavator Backhoe PC 300

b. Alat angkut, yaitu Articulated Dump Truck (ADT) tipe Komatsu HM 400 dengan

kapasitas 22,3 m3 (Gambar 2.7).

Gambar 2.5 Articulated Dump Truck Komatsu HM 400

c. Alat bantu untuk merapikan lapisan topsoil sesudah dikupas, yaitu Bulldozer d155.

Timbunan di lapisan topsoil dipersiapkan untuk melapisi lapisan tanah di dumping

area. Setelah dumping area siap untuk direklamasi maka lapisan tersebut di spreading

(disebarkan) dahulu dengan menggunakan lapisan topsoil. Alat yang digunakan untuk

spreading tersebut sama dengan alat yang digunakan untuk topsoil removal yaitu

Excavator Backhoe PC 300 dan Articulated Dump Truck HM 400.

13

Page 11: Bab II Tinjauan Umum Sementara

Gambar 2.6 Spreading Topsoil

2.4.3 Pengupasan Overburden

Tahap pengupasan overburden dilakukan setelah semua proses topsoil removal

selesai dilaksanakan. Lapisan tanah penutup (overburden) dibongkar hingga ditemukan

lapisan batubara. Karakteristik dari berbagai jenis overburden menentukan cara untuk

mengupasnya, lapisan overburden ada yang memiliki kekerasan yang ekstrem sehingga

perlu dilakukan blasting dan ada juga yang lunak sehingga cukup digali saja dengan

excavator backhoe.

Overburden pada East Block terdiri dari material PAF dan NAF. Komposisi

perbandingan material PAF dan NAF sekitar 60% : 40%. Pada lapisan material pertama

overburden biasanya komposisinya adalah tanah liat dan lapisan berikutnya berupa

sandstone. Alat yang biasa digunakan untuk pengupasan overburden adalah :

a. Excavator backhoe Komatsu PC 1250 dengan kapasitas bucket 7 m3

b. Excavator backhoe Komatsu PC 2000 dengan kapasitas bucket 12 m3

c. Excavator backhoe Komatsu PC 3000 dengan kapasitas bucket 16 m3

d. Dump truck HD 785 kapasitas bak angkut 48 m3 dan sekarang juga telah digunakan

HD1500.

14

Page 12: Bab II Tinjauan Umum Sementara

Gambar 2.7 Pengupasan Overburden

Dalam pembongakaran overburden akan membentuk bench, geometri bench sesuai SOP

adalah :

- Tinggi jenjang = 8 meter

- Single slope = 70 o

- Overall slope = 65o (west block)

= 60o (east block)

- Lebar jenjang = 1,7 meter (west block)

= 3,8 meter (east block)

Gambar 2.8 Dimensi Lereng Blok Barat dan Blok Timur

15

Page 13: Bab II Tinjauan Umum Sementara

2.4.4 Dimensi dan Penambangan Batubara

Batubara tertambang di West Block beraneka-ragam ketebalannya mulai dari 0,5

– 6,4 meter dengan kemiringan dari 0 – 21O. Walaupun pembobotan seam batubara

rata-rata 2,5 meter, tipikal ketabalan lapisan batubara kira-kira 1,5 meter. Parting

pada beberapa lapisan batubara akan mengurangi ketebalan lapisan batubara yang

efektif.

Sebagian batubara pada west block mempunyai kadar sulfur yang sangat rendah

(kurang dari 0,3%), yang mana memenuhi spesifikasi yang diperlukan pasar. Namun

bagaimanapun juga beberapa pit di blok barat mempunyai kadar sulfur tinggi berkisar

1% - 4%.

Nilai kalori utamanya dipengaruhi oleh kandungan abu dan moisture yang

terdapat di dalam sebuah lapisan batubara. Kandungan abu rendah (2% - 6%) untuk

sebagian besar batubara tertambang. Moisture rendah dan nilai kalori yang tinggi

adalah pada bagian utara dan timur dari west block. Moisture umumnya meningkat

untuk setiap seam di bagian selatan dan barat, hasilnya adalah nilai kalori yang

rendah.

Kondisi batubara di east block ketebalannya bervariasi antara 0,20 – 10.22

meter dengan sudut kemiringan lapisan 5 – 35O. Rata-rata ketebalan lapisan batubara

yang akan ditambang sekitar 2,50 meter.

16

Page 14: Bab II Tinjauan Umum Sementara

Gambar 2.9 Lokasi Penambangan East Block Pit 19 D

Sebagian besar batubara pada east block mempunyai kadar sulfur yang tinggi

yaitu lebih dari 1,0%, dimana hal ini memerlukan penanganan secara khusus. Nilai

kalori batubara east block berkisar 4.100 Kkal/ Kg – 6.600 Kkal/ Kg dengan nilai

rata-rata 5.900 Kcal/ Kg. Kandungan abu mempunyai varian yang cukup tinggi yaitu

berkisar 2% – 12% dan kandungan moisture berkisar 8% – 19%.

Penambangan atau penggalian batubara dilakukan setelah tahap

pengupasan tanah penutup selesai dikerjakan. Seperti halnya dengan

pengupasan tanah penutup, penggalian batubara juga dilakukan pada tiap

blok mengikuti arah kemajuan tambang.

Karena kondisi batubara yang relatif rapuh, tipis, dan tidak kompak, maka

batubara yang sudah tersingkap dapat digali langsung dengan Excavator PC 200,

PC 300 berkapasitas bucket 1,32 m³ , PC 400 berkapasitas bucket 1,8 m³ dan

PC 650 berkapasitas bucket 2,1 m³, tanpa melalui tahap pemboran dan peledakan.

Penggalian batubara dilakukan dengan cara mengupas bagian atas batubara setebal 5

- 10 cm dan menyisakan batubara bagian bawah setebal 5 - 10 cm.

17

Page 15: Bab II Tinjauan Umum Sementara

Gambar 2.10 Coal Getting

Hal ini dilakukan untuk memperoleh batubara yang benar-benar bersih

untuk kemudian batubara diangkut menuju ke stockpile yang terletak di dekat

lokasi coal processing plant dan sebagian lagi langsung dimasukkan ke hopper

untuk direduksi ukurannya dengan menggunakan crusher.

2.4.5 Pengangkutan Batubara (Coal Hauling)

Proses pengangkutan batubara (coal hauling) dibagi menjadi dua yaitu

pengangkutan batubara dari pit menuju ROM stockpile dan pengangkutan batubara dari

mine stockyard menuju ke pelabuhan yang ditimbun di port stockyard. Untuk

pengangkutan batubara dari pit menuju ROM stockpile menggunakan dump truck

Komatsu HD 465 Tail Gate, Jumbo, Semi dan Standart yang dimana masing-masing alat

tersebut berkapasitas 45 ton, 40 ton, 35 ton, dan 30 ton. Serta menggunakan Nissan

Diesel berkapasitas 17,5 ton. Sedangkan untuk pengangkutan batubara menuju port stock

yard menggunakan truck double trailer berkapasitas 72 ton dan 81 ton serta singe trailer

yang memiliki kapasitas antara 36 – 49,5 ton dengan menempuh jarak 34 km.

Selanjutnya dari port stock yard batubara dibawa dengan belt conveyor sepanjang 6,5 km

menuju fasilitas ship loader di lepas pantai pada kedalaman laut sedalam 14 meter

dengan kapasitas ship loader sebesar 2.000 ton/jam.

18

Page 16: Bab II Tinjauan Umum Sementara

Gambar 2.11 pengangkutan batubara dengan truck double trailer

5 Dewatering

2.5.1 Catchment Area

Pembuatan catchment area di lokasi tambang (pit) berfungsi sebagai daerah

tangkapan air hujan ketika curah hujan tinggi yang menyebabkan lokasi tambang

tergenang air dan menyulitkan alat berat untuk beroperasi. Catchment area yang

dibuat biasanya mengarah pada kolam penampung air hujan yang letaknya berada

pada titik elevasi paling rendah dalam pit tersebut.

2.5.2 Sump

Sump adalah kolam sementara untuk penampung air yang masuk ke dalam pit.

Biasanya sump dibuat pada elevasi terendah dari suatu pit agar seluruh air hujan

mengalir dan berhenti pada titik elevasi terendah tersebut. Sump dilengkapi dengan

pompa untuk menyedot air yang sudah ditampung menuju ke settling pond.

19

Page 17: Bab II Tinjauan Umum Sementara

2.5.3 Settling Pond

Settling pond berfungsi sama dengan sump, hanya saja letaknya berada di luar

lokasi tambang (pit), dan diperlukan adanya water treatment jika air yang berasal

dari pit tidak sesuai dengan baku mutu air. Hal ini dilakukan untuk mencegah

pencemaran air, karena air yang berada di settling pond akan dialirkan kembali

menuju sungai aktif.

Gambar 2.12 Sump

Gambar 2.13 Settling Pond

2.6 Reklamasi

Reklamasi merupakan suatu upaya penanganan lahan yang telah ditambang yang

dilakukan setelah penambangan selesai. Dengan metode penambangan yang dilakukan

yaitu back filling sangat membantu sekali dalam proses reklamasi karena tanah penutup

20

Page 18: Bab II Tinjauan Umum Sementara

yang telah dibongkar akan ditimbun ketempat bekas tambang. Dengan begitu akan

terbentuk suatu kondisi lahan mirip sebelum di tambang, proses reklamasi dilakukan

dengan jalan menanami daerah timbunan yang atasnya sudah ditutup dengan top soil

dengan tanaman yang sesuai yang ada seperti pohon Sengon, Turi, Akasia dan Mahoni.

Pola penanaman dengan jarak 8 x 8 m untuk pohon lokal seperti pohon Ulin, Meranti

dan Kapur. Untuk pohon non lokal seperti Sengon, Akasia, Turi dan Mahoni dengan

pola penanaman dengan jarak 4 x 4 m. Dengan penanaman tersebut diharapkan akan

mengurangi dampak penambangan terhadap lingkungan hayati (biologi).

Gambar 2.14 Reklamasi

21