Top Banner
7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian Darmawan (2020) yang berjudul “Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan metode RGEC Pada PT Bank Tabungan Negara Periode 2017-2019”. Rumusan masalah yang digunakan yaitu bagaimana tingkat kesehatan PT Bank Tabungan Negara periode 2017-2019 dengan mengunakan metode RGEC?. Tujuan dilakukannya penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui tingkat kesehatan PT Bank Tabungan Negara periode 2017-2019 dengan mengunakan metode RGEC. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut yaitu: 1. Profil risiko (Risk profile) dengan menggunakan 2 indikator yaitu rasio NPL dan risiko likuiditas dengan rasio LDR selama tahun 2017-2019 berturut-turut berada dalam kondisi yang cukup sehat. 2. Hasil penilaian Good Corporate Governance (GCG) pada tahun 2017-2019 berturut-turut diperoleh nilai GCG sebesar 2, 3. Hasil Penilaian Rentabilitas (Earnings) dengan menggunakan tiga rasio yaitu ROA, NIM dan BOPO selama tahun 2017- 2019 berada dalam kondisi sehat. 4. Hasil penilaian Permodalan (Capital) selama tahun 2017-2019 berada dalam kondisi cukup sehat. 5. Hasil penilaian tingkat kesehatan dilihat dari aspek RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnings, dan Capital) selama tahun 2017- 2019 menempati Peringkat Komposit 2 (PK-2). Penelitian Maramis (2019) yang berjudul “Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, Dan
16

BAB II TINJAUAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

Oct 03, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
dengan menggunakan metode RGEC Pada PT Bank Tabungan Negara Periode
2017-2019”. Rumusan masalah yang digunakan yaitu bagaimana tingkat
kesehatan PT Bank Tabungan Negara periode 2017-2019 dengan mengunakan
metode RGEC?. Tujuan dilakukannya penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui
tingkat kesehatan PT Bank Tabungan Negara periode 2017-2019 dengan
mengunakan metode RGEC. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut yaitu:
1. Profil risiko (Risk profile) dengan menggunakan 2 indikator yaitu rasio NPL
dan risiko likuiditas dengan rasio LDR selama tahun 2017-2019 berturut-turut
berada dalam kondisi yang cukup sehat.
2. Hasil penilaian Good Corporate Governance (GCG) pada tahun 2017-2019
berturut-turut diperoleh nilai GCG sebesar 2,
3. Hasil Penilaian Rentabilitas (Earnings) dengan menggunakan tiga rasio yaitu
ROA, NIM dan BOPO selama tahun 2017- 2019 berada dalam kondisi sehat.
4. Hasil penilaian Permodalan (Capital) selama tahun 2017-2019 berada dalam
kondisi cukup sehat.
5. Hasil penilaian tingkat kesehatan dilihat dari aspek RGEC (Risk profile, Good
Corporate Governance, Earnings, dan Capital) selama tahun 2017- 2019
menempati Peringkat Komposit 2 (PK-2).
Penelitian Maramis (2019) yang berjudul “Analisis Tingkat Kesehatan Bank
dengan Metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, Dan
8
Capital) Pada Pt Bank Mandiri (Persero) Periode 2015-2018”. Rumusan masalah
yang digunakan yaitu Bagaimana penilaian tingkat kesehatan Bank Mandiri
Periode 2015 –2018 ditinjau dari faktor RGEC (Risk Profil, Good Corporate
Governance, Earnings, Capital)?. Tujuan dilakukannya penelitian yaitu untuk
mengetahui penilaian tingkat kesehatan Bank Mandiri Periode 2015 –2018
ditinjau dari faktor RGEC (Risk Profil, Good Corporate Governance, Earnings,
Capital). Hasil yang diperoleh dari penelitain tersebut yaitu:
1. Dilihat dari Faktor Risk Profile dengan penilaian terhadap risiko kredit yang
dilakukan periode 2015-2018 menggunakan rasio NPL dikatakan “sehat”.
2. Dilihat dari Faktor Good Corporate Governance dengan penilaian Self
Assessment yang ditinjau dari sisi pemenuhan prinsip-prinsip GCG yang
dilakukan periode 2015-2018 dikatakan “sangat baik”.
3. Dilihat dari Faktor Earnings dengan penilaian yang dilakukan periode 2015-2018
menggunakan rasio Return On Assets (ROA) dapat dikatakan “Sangat Sehat”.
4. Dilihat dari Faktor Capital dengan penilaian menggunakan rasio Capital Adequacy
Ratio (CAR) yang dilakukan periode 2015-2018 dikatakan “Sangat Sehat”.
Penelitian Gandawari (2017) berjudul “Analisis Tingkat Kesehatan Bank
Menggunakan Metode RGEC pada PT. Bank Sulutgo periode 2014-
2016”.Rumusan masalah yang digunakan yaitu bagaimana Tingkat Kesehatan
Bank pada PT. Bank Sulutgo ditinjau dari aspek RGEC tahun 2014-2016?. Tujuan
dilakukannya penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui Tingkat Kesehatan Bank
pada PT. Bank Sulutgo ditinjau dari aspek RGEC tahun 2014-2016. Hasil dari
penelitian tersebut yaitu:
9
1. Hasil penilaian profil risiko (Risk Profile) dengan menggunakan 2 indikator yaitu
faktor risiko kredit dengan menggunakan rasio NPL dan risiko likuiditas dengan
rasio LDR selama tahun 2014-2016 berturut-turut berada dalam kondisi sehat.
2. Hasil penilaian Good Corporate Governance (GCG) pada tahun 2014-2015
memperoleh komposit 3 dan pada tahun 2016 meningkat menjadi komposit 2.
3. Hasil penilaian rentabilitas (earnings) dengan menggunakan indikator yaitu ROA,
ROE, NIM dan BOPO selama tahun 2014-2016 berada dalam kondisi sehat.
4. Hasil penilaian permodalan (capital) selama tahun 2014-2016 berada dalam
kondisi sehat.
Dengan Metode RGEC Pada Pt. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk”.
Rumusan masalah yang digunakan yaitu bagaimana Tingkat Kesehatan Bank
Dengan Metode RGEC Pada Pt. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk?. Tujuan
dilakukannya penelitian tersebuat adalah untuk mengetahui dan menguji Tingkat
Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada Pt. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk. Hasil dari penelitian tersebut yaitu:
1. Hasil penilaian profil risiko (Risk Profile) dengan menggunakan Rasio NPL
mengalami peningkatan namun peningkatan tersebut masih berada pada
kriteria
kurang sehat, Rasio LDR berada pada peringkat komposit kurang sehat
2. Hasil penilaian Good Corporate Governance (GCG) mengalami penurunan
KPPM ada diatas 1,5 persen berada pada predikat sehat.
3. Hasil penilaian rentabilitas (earnings) dengan menggunakan indikator yaitu ROA
dan NIM. Kinerja rasio ROA mengalami fluktuasi dan mendapat predikat
10
sehat berada di atas 1,5%. NIM mengalami penurunan berada dibawah 5%
sehingga menjadi predikat sehat.
4. Hasil penilaian permodalan (capital) mengalami fluktuasi namun tetap berada
pada kewajiban penyedia modal minimum (KPPM) diatas 8% sehingga
tergolong sehat.
Earnings,Capital) Pada Bni Syariah Tahun 2014-2017. rumusan masalah yang
digunakan yaitu bagimana Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan
Metode Rgec (Risk Profile,Good Corporate Governance, Earnings, Capital) Pada
BNI Syariah Tahun 2014-2017?. Tujuan dilakukannya penelitian tersebut adalah
untuk mengetahui Tingkat Kesehatan Bank Dengan menggunakan Metode RGEC
(Risk Profile,Good Corporate Governance, Earnings, Capital) Pada BNI Syariah
Tahun 2014-2017. Hasil dari penelitian tersebut yaitu:
1. Tingkat Risk Profile (Profil Risiko) pada BNI Syariah Tahun 2014-2017 adalah
“Memadai”.
2. Good Corporate Governance (GCG) pada BNI Syariah pada tahun 2014-2017
menempati peringkat 2 dengan kriteria “baik”.
3. Tingkat Earnings (Rentabilitas) pada BNI Syariah Tahun 2014-2017 adalah
“Memadai’.
4. Tingkat Capital (Permodalan) pada BNI Syariah Tahun 2014-2017 adalah
“Sangat Memadai”
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Menurut Muchtar (2016) bank secara sederhana dapat di artikan
sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke
masyarakat serta memberikan jasa bank lainya.
2. Jenis Dan Fungsi Bank
Menurut Muchtar (2016) praktik perbankan di Indonesia saat ini diatur
dalam undang-undang perbankan memiliki beberapa jenis bank. Di dalam
undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998 dengan sebelumnya,
yaitu undang-undang nomor 14 tahun 1967, terdapat beberapa jenis
perbankan. Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat antara lain :
1. Dilihat dari Segi Fungsinya
Menurut undang-undang pokok perbankan nomor 14 tahun 1967
jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari bank umum, bank
pembangunan, bank tabungan, bank pasar, bank desa, lumbung desa,
bank pegawai, dan bank lainnya.
12
Namun setelah keluar UU pokok perbankan nomor 14 tahun 1967
jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari:
1) Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2) Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Dilihat dari Segi Pemilikan
Ditinjau dari segi pemilikan adalah siapa yang memiliki bank
tersebut. Kepemilikan ini bisa dilihat dari penguasaan saham dan akta
pendirian. Jenis bank dari segi pemilikan antara lain
1) Bank Milik Pemerintah
juga dimiliki oleh pemerintah
2) Bank Swasta Nasional
Bank yang seluruh asset nya dimiliki oleh swasta nasional serta
pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula juga dengan
keuntungannya yang di miliki swasta.
3) Bank Milik Asing
Bank jenis ini adalah cabang dari swasta asing atau pemerintah luar
negeri. Jelas kepemilikan nya dikuasai oleh swasta asing atau
pemerintah luar negeri.
berbadan hukum koperasi.
swasta nasional. Kepemilikan saham mayoritasnya warga negara
indonesia.
Dilihat dari kemampuanya melayani masyarakat umum maka di
bagi ke dalam 2 macam. Pembagian jenis ini disebut pembagian
bedasarkan kedudukan atau status. Kedudukan atau status menunjukan
ukuran dalam melayani masyarakat baik dari segi produk, kualitas dan
modal.
1) Bank Berdasarkan Prinsip Konvesional
Mayoritas bank yang berkembang di indonesia adalah yang
berorientasi pada prinsip konvesional. Hal ini tidak terlepas dari
sejarah bangsa indonesia dimana asal mula bank indonesia dibawa oleh
Belanda
Penentuan harga bank berdasarkan prinsip syariah berbeda dengan
penentuan harga prinsip konvesional. Bank berdasarkan prinsip syariah
berdasarkan aturan hukum islam antara bank denagan pihak lain.
14
perusahaan mengenai posisi keuangan sebagai gambaran keadaan yang nyata
mengenai hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu
tertentu (Samanto, 2020). Informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan
sangat bermanfaat untuk berbagai pihak, seperti investor, kreditur, pemerintah,
bankers, pihak manajemen sendiri dan pihak-pihak lain yang berkepentingan
(Marginingsih, 2018).
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi
keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu.
Menurut Gandawari (2017) terdapat 8 tujuan laporan keuangan, yaitu:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh
pada suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Memberikan informasi perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan
modal perusahaan.
8. Informasi keuangan lainnya
Kinerja keuangan adalah gambaran hasil ekonomi yang mampu diraih oleh
perusahaan atau perbankan pada periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif yang dapat
diukur perkembangannya dengan cara menganalisis data-data keuangan yang
tercantum dalam laporan keuangan (Assofia, 2019).
Kinerja keuangan bank adalah gambaran kondisi keuangan bank pada
suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun
penyaluran dananya (Putri, 2016). Kinerja dapat menunjukkan kekuatan dan
kelemahan suatu perusahaan (Permana et al., 2018).
4. Metode RGEC
risiko (Risk-based Bank Rating).
1. Risk Profile (Profil Risiko)
Berdasarkan SE BI 13/24/DPNP/2011 Penilaian faktor Profil Risiko
merupakan penilaian terhadap Risiko inheren dan kualitas penerapan
manajemen risiko dalam aktivitas operasional bank. Risiko yang wajib dinilai
terdiri atas 8 (delapan) jenis risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko
Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko
Kepatuhan, dan Risiko Reputasi.
penerapan Manajemen Risiko sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
1. Penilaian Risiko inheren merupakan penilaian atas Risiko yang melekat pada
kegiatan bisnis Bank, baik yang dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak
dan berpotensi mempengaruhi posisi keuangan bank.
2. Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko mencerminkan penilaian
terhadap kecukupan sistem pengendalian risiko yang mencakup seluruh
pilar penerapan. Sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia
mengenai penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
3. Penetapan tingkat risiko tingkat risiko ditetapkan berdasarkan penilaian
atas tingkat Risiko inheren dan kualitas penerapan Manajemen Risiko dari
masing-masing Risiko.
4. Penetapan peringkat faktor profil risiko penetapan peringkat faktor profil
risiko dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1) Penetapan tingkat Risiko dari masing-masing Risiko, dengan mengacu
pada angka tiga
penerapan Manajemen Risiko komposit, dengan memperhatikan
signifikansi masing-masing risiko terhadap profil risiko secara
keseluruhan
3) Penetapan peringkat faktor Profil Risiko atas hasil penetapan tingkat
Risiko sebagaimana dimaksud pada huruf (a) dan tingkat Risiko inheren
komposit dan tingkat kualitas penerapan Manajemen Risiko komposit
17
komprehensif dan terstruktur, dengan memperhatikan signifikansi
masing-masing Risiko terhadap Profil Risiko secara keseluruhan.
Dalam penelitian ini peneliti mengukur faktor risk profile dengan
menggunakan 2 indikator yaitu faktor risiko kredit dan risiko likuiditas.
1. Risiko Kredit
Sumber: SE BI 13/24/DPNP/2011
Peringakat Rasio Predikat
2 2% ≤ NPL< 5% Baik
3 5% ≤ NPL< 8% Cukup Baik
4 8% ≤ NPL< 11% Kurang Baik
5 NPL> 11% Tidak Baik
Sumber : SE BI 13/24/DPNP/2011
Sumber: SE BI 13/24/DPNP/2011
Peringkat Rasio Predikat
2 75% ≤ LDR< 85% Baik
3 85% ≤ LDR< 100% Cukup Baik
4 100 ≤ LDR< 120% Kurang Baik
5 LDR> 120% Tidak Baik
Sumber : SE BI 13/24/DPNP/2011
Berdasarkan SE BI No.15/15/DPNP/2013 meningkatkan kinerja Bank,
melindungi kepentingan stakeholders, dan meningkatkan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku
umum pada industri perbankan,. Bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya
dengan berpedoman pada prinsip GCG. Pelaksanaan GCG pada industri
perbankan harus senantiasa berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar sebagai
berikut:
informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan
proses pengambilan keputusan;
c. Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip
pengelolaan Bank yang sehat;
tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun; dan
e. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-
hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
sebagaimana dimaksud pada huruf A, Bank harus melakukan penilaian sendiri
19
(self assessment) secara berkala yang paling kurang meliputi sebelas faktor
penilaian pelaksanaan GCG yaitu:
b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
c. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite
d. Penanganan benturan kepentingan
e. Penerapan fungsi kepatuhan
h. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern
i. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana
besar (large exposures)
pelaksanaan GCG dan pelaporan internal
k. Rencana strategis Bank
Penilaian terhadap pelaksanaan GCG yang berlandaskan pada 5 (lima) prinsip
dasar tersebut dikelompokkan dalam suatu governance system yang terdiri dari 3
(tiga) aspek governance, yaitu governance structure, governance process, dan
governance outcome. Berdasarkan SE BI No. 15/15/DPNP Tahun 2013 bank
diharuskan melakukan penilan sendiri (self assessment) terhadap pelaksanaan GCG.
Nilai komposit GCG membantu peneliti dalam melihat keadaan GCG masing-
masing bank.
Peringkat Nilai komposit Predikat
1 <1,5 Sangat Baik
evaluasi terhadap kinerja Rentabilitas, sumber-sumber Rentabilitas,
kesinambungan (sustainability) Rentabilitas, dan manajemen Rentabilitas.
Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat, trend, struktur, stabilitas
Rentabilitas Bank, dan perbandingan kinerja Bank dengan kinerja peer group¸
baik melalui analisis aspek kuantitatif maupun kualitatif.
Penetapan peringkat faktor Rentabilitas dilakukan berdasarkan analisis
yang komprehensif dan terstruktur terhadap parameter/indikator rentabilitas
dengan memperhatikan signifikansi masing-masing parameter atau indikator
serta mempertimbangkan permasalahan lain yang mempengaruhi rentabilitas
bank.
rasio ROA.
Sumber: SE BI 13/24/DPNP/2011
Peringkat Rasio Predikat
3 0,5% < ROA ≤ 1,25% Cukup Baik
4 0% < ROA ≤ 0,5% Kurang Baik
5 ROA ≤ 0% (Negatif) Tidak Baik
Sumber : SE BI 13/24/DPNP/2011
Penyediaan Modal Minimum bagi Bank Umum. Selain itu, dalam melakukan
penilaian kecukupan Permodalan, Bank juga harus mengaitkan kecukupan
modal dengan Profil Risiko Bank. Semakin tinggi Risiko Bank, semakin besar
modal yang harus disediakan untuk mengantisipasi Risiko tersebut.
Dalam melakukan penilaian, Bank perlu mempertimbangkan tingkat,
trend, struktur, dan stabilitas Permodalan dengan memperhatikan kinerja peer
group serta kecukupan manajemen Permodalan Bank. Penilaian dilakukan
dengan menggunakan parameter/indikator kuantitatif maupun kualitatif. Dalam
menentukan peer group, Bank perlu memperhatikan skala bisnis, karakteristik,
dan/atau kompleksitas usaha Bank serta ketersediaan data dan informasi yang
dimiliki.
Sumber : SE BI 13/24/DPNP/2011
Peringkat Rasio Predikat
3 8% <CAR ≤ 9% Cukup Baik
4 6% < CAR ≤ 8% Kurang Baik
5 CAR < 6% Tidak Baik
Sumber : SE BI 13/24/DPNP/2011