6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan mengenai pustaka-pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan aplikasi media pembelajaran Gerak Dasar Tari Bali. Tinjauan pustaka meliputi informasi umum tentang Augmented Reality (AR), Gerak Dasar Tari Bali hingga informasi metode pengumpulan data yang digunakan dalam pembuatan aplikasi. 2.1 State of The Art Penerapan teknologi untuk pengenalan dan pelestarian budaya begitu beragam. Teknologi berbasis Android menjadi pilihan pembuat aplikasi untuk pelestarian budaya daerah. Aplikasi Instrumen Gamelan Rindik merupakan aplikasi pembelajaran memainkan Gamelan Rindik menggunakan smartphone Android sekaligus untuk melestarikan budaya. Alat musik Gamelan Rindik yang biasa digunakan pada upacara perkawinan dikemas pada aplikasi seperti aslinya. Aplikasi Gamelan Rindik dapat dimainkan pada smartphone menggunakan lebih dari satu tangan atau berbasis multitouch. Aplikasi ini memiliki beberapa fitur. Pertama yaitu fitur tutorial penggunaan aplikasi. Kedua yaitu fitur record atau perekam hasil permainan aplikasi Game Rindik. Ketiga yaitu fitur load yang digunakan untuk memainkan kembali hasil rekaman permainan sebelumnya. Keempat yaitu fitur informasi mengenai Gamelan Rindik. Kelima yaitu fitur pengaturan suara pada aplikasi. Instrumen Gamelan Rindik pada aplikasi dirancang dalam bentuk 3 dimensi agar menarik dan tampak seperti aslinya. Aplikasi Gamelan Rindik dibuat menggunakan teknologi Corona SDK, 3Ds Max dan Adobe Flash (Wiputra 2014). Aplikasi yang bertujuan untuk melestarikan budaya juga bisa dalam bentuk permainan (game). Salah satu aplikasi game budaya yaitu game edukasi busana tari Bali. Game Busana Tari Bali ini selain bertujuan melestarikan budaya
12
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan mengenai pustaka-pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan aplikasi media pembelajaran
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan mengenai pustaka-pustaka yang digunakan sebagai
acuan dalam pembuatan aplikasi media pembelajaran Gerak Dasar Tari Bali.
Tinjauan pustaka meliputi informasi umum tentang Augmented Reality (AR),
Gerak Dasar Tari Bali hingga informasi metode pengumpulan data yang
digunakan dalam pembuatan aplikasi.
2.1 State of The Art
Penerapan teknologi untuk pengenalan dan pelestarian budaya begitu
beragam. Teknologi berbasis Android menjadi pilihan pembuat aplikasi untuk
pelestarian budaya daerah. Aplikasi Instrumen Gamelan Rindik merupakan
aplikasi pembelajaran memainkan Gamelan Rindik menggunakan smartphone
Android sekaligus untuk melestarikan budaya. Alat musik Gamelan Rindik yang
biasa digunakan pada upacara perkawinan dikemas pada aplikasi seperti aslinya.
Aplikasi Gamelan Rindik dapat dimainkan pada smartphone menggunakan lebih
dari satu tangan atau berbasis multitouch. Aplikasi ini memiliki beberapa fitur.
Pertama yaitu fitur tutorial penggunaan aplikasi. Kedua yaitu fitur record atau
perekam hasil permainan aplikasi Game Rindik. Ketiga yaitu fitur load yang
digunakan untuk memainkan kembali hasil rekaman permainan sebelumnya.
Keempat yaitu fitur informasi mengenai Gamelan Rindik. Kelima yaitu fitur
pengaturan suara pada aplikasi. Instrumen Gamelan Rindik pada aplikasi
dirancang dalam bentuk 3 dimensi agar menarik dan tampak seperti aslinya.
Aplikasi Gamelan Rindik dibuat menggunakan teknologi Corona SDK, 3Ds Max
dan Adobe Flash (Wiputra 2014).
Aplikasi yang bertujuan untuk melestarikan budaya juga bisa dalam
bentuk permainan (game). Salah satu aplikasi game budaya yaitu game edukasi
busana tari Bali. Game Busana Tari Bali ini selain bertujuan melestarikan budaya
7
juga sebagai sarana edukasi pengenalan busana-busana Tari Bali. Aplikasi Game
Busana Tari Bali ini dimainkan dengan cara memasangkan atribut satu persatu
pada salah satu jenis tarian. Game Busana Tari Bali memiliki 2 jenis permainan
yaitu mode latihan dan mode tantangan. Game Busana Tari Bali dibuat dengan
menggunakan Bahasa Pemrograman Lua dan Editor Corona SDK. Metodologi
yang digunakan dalam pembuatan game edukasi Busana Tari Bali terdiri dari tiga
tahap. Metode tahap pertama yaitu game design requirement. Metode tahap
pertama merupakan metode untuk memenuhi kebutuhan desain permainan. Game
design requirement terdiri dari metode interview, metode studi literatur dan
evaluasi game sejenis. Tahap kedua yaitu game design. Metode game design
terdiri dari pembuatan cerita, aturan permainan dan estetika serta teknologi yang
digunakan. Tahap ketiga yaitu testing and implementation. Metode testing and
implementation merupakan pengujian dan implementasi game yang telah dibuat
berdasarkan metode-metode yang sudah dilakukan sebelumnya (Yuliastin 2014).
Perkembangan teknologi yang terus meningkat membuat aplikasi
pengenalan budaya semakin menarik. Teknologi yang kini banyak digunakan
dalam pembuatan aplikasi adalah Augmented Reality. Penelitian yang
menerapkan teknologi Augmented Reality saat ini sangat beragam. Penerapan
Augmented Reality didukung oleh media cetak seperti buku, majalah atau brosur
sebagai marker Augmented Reality. Berbagai bidang menerapkan teknologi
Augmented Reality terutama pada bidang pendidikan dan pembelajaran.
Penelitian yang berkaitan dengan pendidikan dan mengenalkan
kebudayaan Bali menggunakan Augmented Reality telah dilakukan oleh beberapa
peneliti. Salah satunya adalah DewataAR yang menampilkan hasil 3 dimensi dan
video objek wisata pura di Bali. DewataAR menggunakan brosur sebagai marker
3 dimensi dan video dari Pura Tanah Lot. Pendeteksian marker menggunakan
smartphone yang telah diuji coba memiliki batas skala (ukuran marker berupa
brosur) dan batas jarak antara smartphone dengan marker untuk menampilkan 3
dimensi dan video pada aplikasi. Batas ukuran skala marker atau brosur yaitu
diperkecil hingga 25 %. Batas jarak antara smartphone dengan marker yaitu rata-
rata 50 cm. Aplikasi DewataAR dibuat menggunakan teknologi Unity 3D, Vuforia
8
SDK, dan Autodesk 3D Maya (Waruwu, A. F., Agung Bayupati, I P. & Darma
Putra, I K. G. 2014).
Aplikasi Augmented Reality mengenai pendidikan dan pembelajaran
adalah Learning Number With The Thirsty Crow. Aplikasi tersebut merupakan
aplikasi yang interaktif untuk anak-anak dalam belajar berhitung. Marker buku
sebagai penunjang pembelajaran ditambah dengan perangkat smartphone yang
sudah dilengkapi aplikasi Learning Number With The Thirsty Crow untuk
membuat anak-anak lebih tertarik ketika belajar berhitung (Tomi & Rambli 2013).
Augmented Reality yang diterapkan pada penerjemah kata yaitu aplikasi
based word translator merupakan salah satu aplikasi pendidikan dan
pembelajaran. Aplikasi ini menerjemahkan teks dengan bantuan kamera
smartphone untuk mengenali teks kemudian diterjemahkan. Augmented Reality
based word translator ini merupakan aplikasi yang menyenangkan dalam
menerjemahkan sekaligus pembelajaran bahasa yang lebih interaktif. Aplikasi
based word translator menggunakan automatic text detection yaitu OCR. Optical
Character Recogniton (OCR) merupakan teknologi untuk mengkonversi secara
elektronik tulisan yang di foto oleh kamera sebelum diterjemahkan oleh aplikasi
(Khan et al. 2014).
Aplikasi pengembangan Augmented Reality story book Jayaprana dan
Layonsari merupakan salah satu aplikasi yang memanfaatkan sisi positif dari
teknologi untuk melestarikan kebudayaan Bali. Aplikasi ini mengangkat cerita
rakyat Jayaprana dan Layonsari yang dikemas dengan teknologi Augmented
Reality dengan menggunakan buku sebagai marker. Marker pada buku cerita
berjenis Quick Response Code (QRC) di setiap halaman buku. Tambahan animasi
3 dimensi pada aplikasi membuat buku cerita Jayaprana dan Layonsari yang berisi
gambar 2 dimensi pada buku dibuat menarik untuk dibaca. Aplikasi Augmented
Reality story book Jayaprana dan Layonsari dibuat dengan teknologi Unity,
Vuforia Qualcomm Augmented Reality, dan Blender 2.69. Pengembangan
aplikasi ini menggunakan proses SDLC (System Development Life Cycle) dengan
Model Waterfall. Model yang bersifat sistematis tersebut untuk membangun
9
aplikasi memiliki tahapan yaitu analisis, desain, implementasi, testing, operation
dan maintenance (Putra Yasa, G.A., et al. 2014).
Aplikasi-aplikasi pembelajaran, pendidikan serta pengenalan budaya
menjadi inspirasi dibuatnya aplikasi media pembelajaran Gerak Dasar Tari Bali.
Aplikasi media pembelajaran Gerak Dasar Tari Bali merupakan pengembangan
aplikasi menggunakan teknologi Augmented Reality dengan marker berupa
gambar-gambar gerakan dasar Tari Bali yang digabungkan menjadi sebuah buku.
Ide dan konsep aplikasi ini mengenai pembelajaran yang menarik dan interatif
serta sebagai pengenalan Gerak Dasar Tari Bali. Aplikasi menggunakan kamera
smartphone untuk membaca marker gambar pada buku dan menghasilkan
Augmented Reality 3 dimensi dan audio yang dapat dilihat pada layar smartphone
tepat di atas marker gambar gerak tari.
2.2 Augmented Reality
Augmented Reality merupakan teknologi yang menggabungkan benda
maya dua dimensi atau tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata. Tampilan
tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut secara real time.
Tiga dimensi biasa disingkat 3D atau disebut ruang dari benda yang memiliki
panjang, lebar, dan tinggi (Oliver 2005). Pengertian lain, Augmented Reality (AR)
adalah teknologi yang memungkinkan interaktif tiga dimensi citra virtual untuk
dilakukan overlay pada dunia nyata (Leila 2011).
Ronald T. Azuma (1997) mendefinisikan Augmented Reality sebagai
penggabungan benda-benda nyata dan maya di lingkungan nyata, berjalan secara
interaktif dalam waktu nyata, dan terdapat integrasi antar benda dalam tiga
dimensi di dalam dunia nyata. Penggabungan benda nyata dan maya
dimungkinkan dengan teknologi tampilan yang sesuai, interaktivitas
dimungkinkan melalui perangkat-perangkat input tertentu (Andriyadi 2011).
Pengertian Augmented Reality lainnya yaitu, AR didefinisikan sebagai perluasan
lapisan informasi pada suatu objek dengan bantuan teknologi komputer pada
lingkungan nyata (Glockner et al. 2014).
10
Tujuan dari Augmented Reality adalah untuk meningkatkan persepsi
tentang lingkungan dengan menggabungkan penginderaan, komputasi dan
teknologi display. Augmented Reality memiliki karateristik menggabungkan dunia
nyata dengan dunia virtual, interaktif secara real time dan terdaftar di 3D.
Interaktif secara real time yaitu sistem Augmented Reality harus dijalankan pada
frame interaktif sehingga dapat menempatkan informasi secara real time dan
memungkinkan terjadi interaksi (Olwal 2009).
Ada 3 hardware yang diperlukan teknologi Augmented Reality. Pertama
adalah sebuah kamera untuk mengambil gambar lingkungan nyata. Kedua adalah
display untuk menunjukan hasil akhir. Ketiga adalah perangkat yang menyediakan
daya komputasi (Domhan 2010).
2.3 Marker
Proses pembuatan aplikasi AR diperlukan sebuah marker sebagai
penanda. Marker ini digunakan sebagai tempat Augmented Reality muncul.
Sebuah marker yang baik adalah marker yang bisa dideteksi dan diidentifikasi
dengan jelas oleh perangkat AR.
Marker diperlukan untuk membantu perangkat Augmented Reality
mendeteksi suatu obyek. Eksplorasi lingkungan melalui layar akan
menggambarkan lingkungan nyata dan objek dari kamera bersama dengan
informasi yang dimunculkan. Sistem perlu menentukan lokasi dan orientasi
kamera lewat kaliberasi kamera, kemudian mampu memunculkan benda-benda
atau informasi-informasi virtual tepat ditempat yang benar (Siltanen 2012).
2.4 Animasi 3D
Menurut Aditya (2009, 14) animasi 3D adalah animasi yang berwujud
3 dimensi. Wujud animasi 3D tidak dapat di sentuh dan di rasakan fisiknya, tetapi
wujud 3D terdapat di layar kaca 2D (media layar TV, bioskop, komputer,
proyektor, dan media sejenisnya). Perbedaan animasi 2D yaitu hanya memiliki
dimensi panjang (X) dan lebar (Y), sedangkan animasi 3D memiliki kedua
11
dimensi tersebut dan juga memiliki dimensi kedalaman (Z). Animasi 2D bersifat
datar (flat), sedangkan animasi 3D memiliki volume.
Animasi 3D merupakan animasi yang dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang (point of view). Tahapan pembuatan animasi 3D secara keseluruhan
dikerjakan dengan media komputer, mulai dari tahap modeling, texturing, lighting
hingga rendering.
Keunggulan dari animasi 3D yaitu visualisasi objek tampak lebih
nyata dan mendekati bentuk asli dari objek yang divisualisasikan. Keunggulan
lain dari animasi 3D adalah kemampuan untuk membuat dan mewujudkan
visualisasi adegan yang sulit, yang tidak mungkin atau bahkan adegan yang
tampak mustahil (Aditya 2009).
2.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara pengumpulan data untuk
membantu dan mendukung suatu penelitian dalam mencapai tujuan penelitian
yang diinginkan. Berikut merupakan metode-metode pengumpulan data:
1. Metode Wawancara
Metode wawancara/interview merupakan suatu cara pengumpulan data
melalui proses tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik serta
berlandaskan kepada tujuan penelitian (Marzuki 2000, h. 22).
2. Metode Kepustakaan
Metode ini meliputi pengidentifikasian secara sistematis, penemuan, dan
analisis dokumen-dokumen yang memuat data dan informasi yang berkaitan
dengan masalah penelitian (Sevilla et al. 1993, h. 37).
2.6 Tari
Tari merupakan gerakan tubuh yang menyesuaikan dengan irama musik
dan dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk suatu keperluan seperti
keperluan upacara, pentas kesenian, pembukaan acara formal atau non formal,
hiburan dan lain-lain. Musik tari sebagai pengiring dari suatu tarian memperkuat
maksud tari yang ingin disampaikan. Tari dan musik diselaraskan untuk
12
memperoleh seni tari yang indah. Tari memiliki beberapa arti menurut para ahli.
Pengertian tari menurut para ahli adalah sebagai berikut.
1. Menurut B.P.H. Soeryodiningrat, tari adalah gerak dari seluruh anggota
badan yang selaras dan sesuai dengan musik (gamelan) pengiring tari
diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan dalam menari.
2. Soedarsono mengungkapkan bahwa tari merupakan ekspresi jiwa
manusia yang diungkapkan dengan gerakan ritmis yang indah.
3. Menurut S. Humardhani mengungkapkan bahwa tari adalah ungkapan
bentuk-bentuk gerak yang ekspresif dengan indah dan ritmis.
4. Kamaladevi Chattopadhaya mengungkapkan bahwa tari adalah gerakan-
gerakan luar yang ritmis dan lama kelamaan mengarah kepada bentuk-
bentuk tertentu.
5. Menurut Hawkins, tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah
oleh imajinasi manusia dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga
menjadi bentuk yang simbolisasinya sebagai ungkapan si pencipta.
Dapat disimpulkan bahwa tari merupakan gerak yang terangkai menjadi
satu kesatuan yang indah dengan diiringi musik tari sehingga menghasilkan seni
yang berirama dan dapat mengungkapkan makna dari ekspresi penari,
penghayatan dan wujud yang diinginkan oleh pencipta (Yulianti 2009, h. 1-3).
2.7 Tari Bali
Tari Bali merupakan salah satu kebudayaan Bali yang sudah diwariskan
sejak ratusan tahun yang lampau. Tari Bali tidak selalu bergantung pada alur
cerita. Tujuan utama penari Bali adalah untuk menarikan setiap tahap gerakan dan
rangkaian dengan ekspresi penuh perasaan. Kecantikan tari Bali terlihat pada
gerakan-gerakan abstrak dan indah yang sesuai dengan ritme dan tempo musik
tari (Pendokumentasian Gerak-gerak Tari Bali 2000, h 1-6).
2.7.1 Sejarah Tari Bali
Seni tari pada jaman dulu ditarikan untuk maksud-maksud tertentu. Tari
dapat berfungsi untuk mendatangkan hujan, menyucikan desa, mengeluarkan
penyakit, mengalahkan musuh, berburu binatang, kelahiran, kematian, perkawinan
13
dan sebagainya. Tari-tarian tradisional juga sering mengandung arti atau cerita.
Tarian yang mengandung cerita sangat popular dan masih sering dilakukan dalam
pertunjukan seperti cerita Ramayana.
Tarian tradisional di Bali mempunyai peranan yang sangat penting dalam
agama, yaitu agama Hindu-Bali. Setiap kali ada perayaan atau upacara, tarian
tradisional selalu ditampilkan. Tarian merupakan bagian dari upacara itu sendiri
atau juga menjadi hiburan atau pertunjukan pada suatu acara (Pendokumentasian
Gerak-gerak Tari Bali 2000, h 1-6).
2.7.2 Jenis-jenis Tari Bali
Tari menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu
sebagai berikut (S Yasa, komunikasi personal, 22 September 2015).
1. Tari Tradisional
Tari tradisional adalah tari yang penampilan tarian berdasarkan materi
adat atau warisan dari nenek moyang secara turun temurun. Tari lahir di
berbagai daerah dengan versi yang berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan dan kegunaan tari. Contoh tari tradisional: Tari Tani, Tari
Nelayan, Tari Tenun dan lain-lain.
2. Tari Klasik
Tari klasik adalah tarian yang mempunyai nilai artistik tinggi serta
dijadikan tolak ukur yang bernilai kekal dan bersifat sederhana, serasi
serta tidak berlebihan. Tari klasik mempunyai ketentuan yang cukup kuat
mulai dari gerakan sampai kepada aturan dan ukuran gerakan tarian.