BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Perusahaan Pelayaran Menurut Suwarno (2011) pelayaran dilihat dari kegiatannya ada dua macam, yaitu: a. Pelayaraan niaga (shipping Business,commercial shipping atau merchant marine) adalah usaha jasa dalam bidang penyediaan ruangan pada angkutan air atau angkutan laut untuk kepentingan mengangkut muatan penumpang dan barang dagangan dari suatu pelabuhan asal (muat) ke pelabuhan tujuan (bongkar), baik didalam negeri (interinsulair) maupun luar negeri (ocean going shipping). b. Pelayaran bukan niaga, yaitu : pelayaran angkatan perang, pelayaran dinas pos, pelayaran dinas penambang, pelayaran penjagaan pantai, pelayaran hidrografi, dan sebagainya. Bagi dunia perdagangan, baik dalam negeri maupun luar negeri, lebih-lebih pada era ekonomi global sekarang ini, maka peranan pelayaran niaga menduduki peranan sangat penting dan strategis. Hampir semua angkutan barang ekspor dan import oleh para penjual dan pembeli cenderung lebih sering menggunakan jasa angkutan laut, dengan alasan: a. Kapasistas mengangkut kapal laut lebih besar dari pada sarana lainnya. b. Biaya bongkar muat di pelabuhan relative lebih rendah. c. Biaya angkutan berupa uang tambang (freight) perunit lebih murah karena dalam jumlah banyak. Dengan demikian peluang angkutan laut Indonesia untuk berkembang cukup besar seiring dengan besar volume ekspor import dari dan ke Indonesia sesuai perkembangan perdagangan yang terjadi. Jumlah muatan ekspor dan import yang dapat diangkut kapal-kapal asing. Sungguh merupakan peluang sangat besar bagi perusahaan pelayaran nasional Indonesia dan tentunya harus dengan bantuan pemerintah Republik Indonesia untuk memanfaatkannya. 6
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
1. Perusahaan Pelayaran
Menurut Suwarno (2011) pelayaran dilihat dari kegiatannya ada dua
macam, yaitu:
a. Pelayaraan niaga (shipping Business,commercial shipping atau
merchant marine) adalah usaha jasa dalam bidang penyediaan ruangan
pada angkutan air atau angkutan laut untuk kepentingan mengangkut
muatan penumpang dan barang dagangan dari suatu pelabuhan asal
(muat) ke pelabuhan tujuan (bongkar), baik didalam negeri
(interinsulair) maupun luar negeri (ocean going shipping).
b. Pelayaran bukan niaga, yaitu : pelayaran angkatan perang, pelayaran
dinas pos, pelayaran dinas penambang, pelayaran penjagaan pantai,
pelayaran hidrografi, dan sebagainya.
Bagi dunia perdagangan, baik dalam negeri maupun luar negeri,
lebih-lebih pada era ekonomi global sekarang ini, maka peranan pelayaran
niaga menduduki peranan sangat penting dan strategis. Hampir semua
angkutan barang ekspor dan import oleh para penjual dan pembeli
cenderung lebih sering menggunakan jasa angkutan laut, dengan alasan:
a. Kapasistas mengangkut kapal laut lebih besar dari pada sarana lainnya.
b. Biaya bongkar muat di pelabuhan relative lebih rendah.
c. Biaya angkutan berupa uang tambang (freight) perunit lebih murah
karena dalam jumlah banyak.
Dengan demikian peluang angkutan laut Indonesia untuk
berkembang cukup besar seiring dengan besar volume ekspor import dari
dan ke Indonesia sesuai perkembangan perdagangan yang terjadi. Jumlah
muatan ekspor dan import yang dapat diangkut kapal-kapal asing.
Sungguh merupakan peluang sangat besar bagi perusahaan pelayaran
nasional Indonesia dan tentunya harus dengan bantuan pemerintah
Republik Indonesia untuk memanfaatkannya.
6
7
Perusahaan pelayaran adalah badan usaha milik Negara atau swasta,
berbentuk perusahaan Negara persero, PerseroanTerbatas (PT), Perseroan
Comanditer (CV), dan lain-lain yang melakukan usaha jasa dalam bidang
penyediaan ruangan kapal laut untuk kepentingan mengangkut muatan
penumpang (orang/dagangan) dari suatu pelabuhan asal (muat)
kepelabuhan tujuan (bongkar), baik di dalamnegeri (interinsuler)
maupunluarnegeri (ocean going shipping).
Manfaat industri jasa perusahaan pelayaran sebagai jasa transportasi
laut atau shipping industri sebagai berikut:
a. Place utility, yaitu barang menjadi lebih bermanfaat setelah
dipindahkan ketempat lain.
b. Time utility, yaitu yang saat ini belum bermanfaat sekarang menjadi
lebih bermanfaat.
c. Ownership utility, yaitu barang benar-benar dapat berada di tangan
pemiliknya.
Menurut Jeslyn Guyana dan Rony Mustamu (2013) perusahaan
pelayaran niaga adalah perusahaan yang mengoprasikan kapal untuk
mencari pendapatan melalui usaha pengangkutan barang (khususnya
barang dagangan) atau penumpang, melalui laut, baik yang dilakukan
antar pelabuhan-pelabuhan dalam wilayah sendiri maupun antar negara.
2. Pelabuhan
Menurut Bambang Triatmodjo (2010) pelabuhan (port) adalah
daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi
dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat
bertambat untuk bongkar muat barang, gudang laut dan tempat-tempat
penyimpanan dimana kapal membongkar muatanya, dan gudang-gudang
dimana barang-barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama
selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan. Terminal
ini dilengkapi dengan jalan kereta api dan/atau jalan raya.
Pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu
wilayah atau negara dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar
8
pulau, atau bahkan antar negara, benua dan bangsa. Dengan fungsinya
tersebut maka pembangunan pelabuhan harus dapat dipertanggung
jawabkan baik secara sosial ekonomis maupun teknis.
Pelabuhan mempunyai daerah pengaruh (hinterland), yaitu daerah
yang mempunyai kepentingan hubungan ekonomi, sosial dan lain-lain
dengan pelabuhan tersebut. Misalkan Jawa Barat dan bahkan Indonesia
merupakan daerah pengaruh dari pelabuhan Tanjung Priok, atau
pelabuhan makassar mempunyai daerah pengaruh yang berupa pulau-
pulau dan laut-laut di sekitarnya. Barang-barang import, misalnya mobil
masuk ke Indonesia melalui pelabuhan Tanjung Priok yang selanjutnya
akan didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia, Selain untuk
kepentingan sosial dan ekonomi, adapula pelabuhan yang dibangun untuk
kepentingan pertahanan. Pelabuhan ini dibangun untuk tegaknya suatu
negara. Dalam hal ini pelabuhan disebut dengan pangkalan angkatan lau
atau pelabuhan mliter.
3. Macam Pelabuhan
Menurut Bambang Triatmodjo (2010) pelabuhan dapat dibedakan
menjadi beberapa macam yang tergantung pada sudut tinjauanya, yaitu
dari segi penyelenggaraanya, pengusahaanya, fungsi dalam perdagangan
nasional dan Internasional, segi kegunaa dan letak geografisnya.
a. Pelabuhan umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk
kepentingan pelayanan masyarakat umum. Penyelenggaraan pelabuhan
umum dilakukan oleh Pemerintah dan pelaksanaanya dapat
dilimpahkan kepada badan usaha milik negara yang didirikan untuk
maksud tersebut. Di Indonesia didirikan empat badan usaha milik
negara yang diberi wewenang mengelola pelabuhan umum yang
diusahakan. Keempat badan usaha tersebut adalah PT (persero)
Pelabuhan Indonesia I yang berkedudukan di Medan. Pelabuhan
Indonesia II berkdudukan di Jakarta, pelabuhan Indonesia III
berkedudukan di Surabaya dan Pelabuhan Indonesia IV berkedudukan
di Ujung Pandang.
9
b. Pelabuhan Khusus adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk
kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. Pelabuhan ini
tidak boleh digunakan untuk kepentingan umum, kecuali dengan
keadaan tertentu dengan izin Pemerintah. Pelabuhan khusus dibangun
oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun swasta, yang berfungsi
untuk prasarana pengiriman hasil produksi perusahaan tersebut. Sebagai
contoh adalah pelabuhan LNG Arun di Aceh yang digunakan untuk
mengirimkan hasil gas alam cair ke daerah atau negara lain. Pelabuhan
Pabrik Aluminium Asahan di Kuala Tanjung Sumatera Utara digunakan
untuk melayani impor bahan baku bouksit dan ekspor aluminium ke
daerah/negara lain.
c. Pelabuhan yang diusahakan adalah pelabuhan yang sengaja diusahakan
untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh kapal yang
memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang,
menaik-turunkan penumpang serta kegiatan lainya. Pemakaian
pelabuhan ini dikarenakan biaya-biaya, seperti biaya jasa labuh, jasa
tambat, jasa pemanduan, jasa penundaan, jasa pelayanan air bersih, jasa
dermaga, jasa penumpukan, bongkar-muat, dan sebagainya.
d. Pelabuhan yang tidak diusahakan adalah pelabuhan yang merupakan
tempat singgahan kapal, tanpa fasilitas bongkar-muat, bea cukai dan
sebagainya. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan kecil yang disubsidi
oleh pemerintah, dan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut.
e. Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-kapal
berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan utama
di suatu daerah yang dilabuhi kapal-kapal yang membawa barang untuk
ekspor/impor secara langsung ke dalam dan dari luar negeri. Di
indonesia terdapat seratus lebih pelabuhan seperti ini. Contohnya adalah
Pelabuhan Gorontalo, Pelabuhan Tarakan, Tanjung Emas Semarang,
Tanjung Intan Cilacap, dan masih banyak lagi.
10
f. Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan
dalam negeri dan oleh karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal
berbendera asing. Kapal asing dapat memasuki pelabuhan ini dengan
meminta izin terlebih dahulu.
g. Pelabuhan ikan adalah pelabuhan yang menyediakan tempat bagi kapal-
kapal ikan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan dan
memberikan pelayanan yang diperlukan. Berbeda dengan pelabuhan
umum dimana semua kegiatan seperti bongkar-muat barang, pengisian
perbekalan, perawatan dan perbaikan ringan yang dilakukan di dermaga
yang sama. Pada pelabuhan ikan sarana dermaga disediakan secara
terpisah untuk berbagai kegiatan. Hal ini mengingat bahwa hasil
tangkapan ikan adalah produk yang mudah busuk sehingga perlu
penanganan yang secara cepat.disamping itu jumlah kapal yang
berlabuh di pelabuhan bisa cukup banyak sehingga penggunaan fasilitas
pelabuhan, terutama dermaga harus dilakukan seefisien mungkin.
Pelabuhan ikan dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk mendukung
kegiatam penangkapan ikan dan kegiatan-kegiatan pendukungnya,
seperti pemecah gelombang, kantor pelabuhan, dermaga, tempat
pelelangan ikan (TPI) tangki air, tangki BBM, pabrik es, ruangan
pendingin, tempat pelayanan/ perbaikan kapal, dan tempat penjemuran
jala.
4. Unit keagenan
Menurut Tjetjep Karsafman dan Yulinda prabaningtyas (2015)
Pelayanan yang diberikan untuk trayek tramper maupun liner dimulai dari
kapal yang diageni tersebut tambat di pelabuhan, hingga bertolak
meninggalkan pelabuhan, seperti informasi dari pelabuhan, keperluan
kapal (bunkering, fresh water, repair, maintenance, crewing),
penyelesaian dokumen kapal dan dokumen muat. Untuk trayek kapal,
dalam mengageni liner service, penunjukan general agent dalam bentuk
agency agreement berlaku untuk satu jangka waktu tertentu dan dapat
11
diperpanjang bilamana perlu, sementara, untuk melayani tramper service
cukup dengan surat penunjukan melalui fax/email.
Melihat persaingan keagenan perusahaan pelayaran yang sangat
pesat, maka, perencanaan yang tepat dan akurat menjadi alat yang sangat
berguna dalam menjalankan bisnis keagenan pada perusahaan pelayaran
dimulai dari kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weakness) perusahaan,
serta peluang (Opportunities) pasar dan ancaman (Threats) dari luar
perusahaan
Menurut Suwarno (2011) tugas pokok keagenan antara lain:
a. Pelayanan Operasional kapal-kapal principal.
1) Port Information (port facility, port formality, custom of the port)
2) Keperluan kapal, seperti bunker air, provision, repair,
maintenance, crewing, surat-surat dan sertifikat kapal, dan
sebagainya
3) Penyelesaian dokumen, Bill of lading, Manifest, Hatch List,