Top Banner
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan Anak Usia 0-1 Tahun 1. Pengertian Perkembangan adalah perubahan dan perluasan secara bertahap, perkembangan tahap kompleksitas dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, maturasi serta pembelajaran (Wong, 2008). Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (2002) Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ–organ, dan sistemnya yang terorganisasi. Dengan demikian, aspek perkembangan ini bersifat kualitatif, yaitu pertambahan kematangan fungsi dari masing–masing bagian tubuh. Hal ini diawali dengan berfungsinya jantung untuk memompa darah, kemampuan untuk bernafas, sampai kemampuan anak untuk tengkurap, duduk, berjalan, bicara, memungut benda–benda disekelilingnya, serta kematangan emosi dan social anak. Tahap perkembangan awal akan menentukan tahap perkembangan selanjutnya (Nursalam, 2005). Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan merupakan pertambahan kematangan fungsi dari masing– masing bagian tubuh. Dengan demikian, perkembangan berperan penting dalam kehidupan manusia. 2. Ciri–ciri perkembangan Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (2002) perkembangan merupakan sederetan perubahan fungsi organ tubuh yang berkelanjutan, teratur dan saling terkait. Seperti pertumbuhan, perkembanganpun mempunyai ciri–ciri tertentu sebagai suatu pola yang tetap walaupun variasinya sangat luas.
29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

Mar 18, 2019

Download

Documents

ĐỗDung
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

7BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perkembangan Anak Usia 0-1 Tahun

1. Pengertian

Perkembangan adalah perubahan dan perluasan secara bertahap,

perkembangan tahap kompleksitas dari yang lebih rendah ke yang lebih

tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui

pertumbuhan, maturasi serta pembelajaran (Wong, 2008).

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (2002) Perkembangan

adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang

lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan

diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

organ–organ, dan sistemnya yang terorganisasi. Dengan demikian, aspek

perkembangan ini bersifat kualitatif, yaitu pertambahan kematangan

fungsi dari masing–masing bagian tubuh. Hal ini diawali dengan

berfungsinya jantung untuk memompa darah, kemampuan untuk

bernafas, sampai kemampuan anak untuk tengkurap, duduk, berjalan,

bicara, memungut benda–benda disekelilingnya, serta kematangan emosi

dan social anak. Tahap perkembangan awal akan menentukan tahap

perkembangan selanjutnya (Nursalam, 2005).

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

perkembangan merupakan pertambahan kematangan fungsi dari masing–

masing bagian tubuh. Dengan demikian, perkembangan berperan penting

dalam kehidupan manusia.

2. Ciri–ciri perkembangan

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (2002) perkembangan

merupakan sederetan perubahan fungsi organ tubuh yang berkelanjutan,

teratur dan saling terkait. Seperti pertumbuhan, perkembanganpun

mempunyai ciri–ciri tertentu sebagai suatu pola yang tetap walaupun

variasinya sangat luas.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

Ciri–ciri perkembangan adalah :

Perkembangan melibatkan perubahan

Karena perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan, maka

setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan

sistem reproduksi misalnya, disertai dengan perubahan organ

kelamin, perkembangan intelegesia menyertai pertumbuhan otak dan

serabut saraf. Perubahan-perubahan ini meliputi perubahan ukuran

tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri

baru sebagai tanda kematangan suatu organ tubuh tertentu.

Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya

Seseorang tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan

sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang

anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia berdiri. Karena itu

perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan

menentukan perkembangan selanjutnya.

Perkembangan mempunyai pola yang tetap

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang

tetap, yaitu :

Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian

menuju kearah kaudal. Pola ini disebut pola sefalokaudal.

Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (garakan

kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang

mempunyai kemampuan dalam gerakan halus. Pola ini disebut

proksimodistal.

Perkembangan memiliki tahap yang berurutan :

Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola teratur dan berurutan,

tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak

terlebih dahulu mambuat lingkaran sebelum mampu membuat

gambar kotak, berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda

Seperti halnya pertumbuhan, perkembangan berlangsung dalam

kecepatan yang berbeda-beda. Kaki dan tangan berkembang pesat

pada awal masa remaja, sedangkan bagian tubuh yang lain mungkin

berkembang pesat pada masa lainnya.

Perkembangan berkorelasi dengan pertumbahan

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembanganpun

demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi

dan lain-lain.

B. Perkembangan Motorik

1. Pengertian

Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian

gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf,

otot, otak, dan spinal cord. Sebelum perkembangan tersebut terjadi, anak

akan tetap tidak berdaya. Akan tetapi kondisi ketidakberdayaan tersebut

berubah secara cepat.

Pada masa bayi usia 0-1 tahun perkembangan terjadi secara cepat.

Pada usia tiga bulan pertama, anak berusaha mengelola koordinasi bola

mata untuk mengikuti suatu objek, membedakan sesorang dengan benda,

senyum naluri dan bersuara. Terpenuhinya rasa aman dan kasih sayang

yang cukup mendukung perkembangan yang optimal pada masa ini.

Pada usia tiga bulan kedua, anak mampu mengangkat kepala dan

menoleh ke kanan-kiri saat telungkup. Setelah usia lima bulan, anak

mampu membalikkan badan dari posisi terlentang ke telungkup dan

sebaliknya. Pada enam bulan kedua, anak mulai bergerak memutar posisi

telungkup untuk menjangkau benda-benda di sekitarnya. Sekitar usia

sembilan bulan, anak bergerak merayap/merangkak , dan mampu duduk

sendiri tanpa bantuan (Nursalam, 2005).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

2. Macam-macam perkembangan motorik

Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik

kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau

sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. Contohnya menggerakkan

kedua lengan dan kaki sama mudahnya, menegakkan kepala saat

telungkup, berjalan dengan berpegangan dan sebagainya. Sedangkan

motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau

sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan

untuk belajar dan berlatih. Misalnya, bereaksi melihat kearah sumber

cahaya, meraih benda yang terjangkau, memindahkan benda kesatu

tangan ke tangan yang lain dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut

sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal (Arfan.2008 ;

Suherman. 2000).

C. Perkembangan Motorik Kasar

Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar

atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. Contohnya kemampuan

duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya (Arfan, 2008).

Disebut motorik kasar bila gerakan yang dilakukan melibatkan sebagian

besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh

otot otot yang lebih besar. Anak yang sering berlatih gerakan kasar akan

meningkatkan tingkat keluwesan, kecermatan, dan kecepatan. Sehingga

secara bertahap seorang anak akan bertambah terampil dan mahir melakukan

gerakan gerakan yang diperlukan guna penyesuaian dirinya.

Pada usia 1 bulan, anak dapat menolehkan kepala dari satu sisi ke sisi

yang lain dalam posisi prone. Usia 2 bulan ketika prone anak dapat

mengangkat hampir 45 derajat dari dataran meja, usia 3 bulan anak mampu

mempertahankan kepala lebih tegak ketika duduk, namun masih ,merunduk

ke depan, usia 4 bulan kepala anak hampir tidak lagi terjuntai ketika ditarik

ke posisi duduk usia 5 bulan ketika duduk anak mampu mempertahankan

kepala tetapi tegak dan kuat. Usia 6 bulan anak dapat berguling dari posisi

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

terlentang ke posisi telungkup. Usia 7 bulan anak dapat duduk tegak

sementara. Usia 8 bulan, anak duduk mantap tanpa ditopang. Usia 9 bulan

anak dapat merangkak dengan tangan dengan lutut. Usai 10 bulan ketika

berdiri anak mangangkat satu kaki untuk melangkah. Usia 11 bulan ketika

duduk, anak menoleh kebelakang untuk mengambil sebuah benda. Usia 12

bulan anak dapat berjalan dengan satu tangan dipegangi menjelajah dengan

baik (Wong, 2008).

1. Faktor-faktor yang memepengaruhi perkembangan motorik kasar anak

menurut Soetjiningsih, 1995 :

Faktor Genetik

Pengaruh genetik ini bersifat heredo-konstitusional yang berarti

bahwa bentuk untuk konstitusi seseorang ditentukan oleh faktor

keturunan. Secara mudah dikatakan bahwa seorang anak akan besar

dan tinggi bila ayah dan ibunya juga besar dan tinggi. Faktor

herediter akan berpengaruh pada cepat pertumbuhan, kematangan

penulangan, gizi, dan alat seksual dan saraf.

Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan pranatal

Gizi ibu pada waktu hamil

Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada

waktu sedang hamil, lebih sering meghasilkan bayi BBLR

(Berat Badan Lahir Rendah) atau lahir mati dan jarang

menyebabkan cacat bawaan.

Mekanis

Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan

kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula

dengan posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan

talipes,dislokasi panggul dan palsi fasialis.

Toksin

Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap

zat-zat teratogen. Misalnya obat-obatan seperti thalidomide,

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

phenition, obat-obat anti kanker, dan lain sebagainya dapat

menyebabkan kelainan bawaan.

Infeksi

Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan

adalah TORCH (Toxolasmosis, Rubella, Cytomegalovirus,

Herpes simplex). Sedangkan infeksi yang lainnya juga dapat

menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria,

polio, dan campak.

Faktor lingkungan post natal

Lingkungan biologis, antara lain :

Ras/suku bangsa

Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras/suku

bangsa. Bangsa kulit putih/ras mempunyai pertumbuhan

somatik lebih tinggi dari pada bangsa asia.

Jenis kelamin

Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan

anak perempuan, tetapi belum diketahui secara pasti

mengapa demikian.

Umur

Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena itu

anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi.

Disamping itu masa balita merupakan dasar pembentukan

kepribadian anak. Sehingga diperlukan perhatian khusus.

Gizi

Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh

kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan

orang dewasa, karena makanan bagi anak dibutuhkan juga

untuk pertumbuhan, dimana dipengaruhi oleh ketahanan

(food security) keluarga.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

Perawatan kesehatan dasar

Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja kalau anak

sakit, tetapi pemeriksaan kiesehatan yang menimbang anak

secara rutin setiap bulan, akan menunjang pada tumbuh

kembang anak. Oleh karena itu pemanfaatan fasilitas

pelayanan kesehatan dianjurkan untuk dilakukan secara

komprehensif, yang mencakup aspek-aspek promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Kepekaan terhadap penyakit

Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak

terhindar dari penyakit-penyakit yang sering menyebabkan

cacat atau kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur

satu tuhun sudah mendapat imunisasi BCG, polio 4 kali,

DPT 3 kali, Hepatitis B 3 kali, dan Campak.

Lingkungan fisik, antara lain:

Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah.

Musim kemarau yang panjang/adanya bencana alam

lainnya, dapat berdampak pada tumbuh kembang anak

antara lain sebagai gagalnya panen, sehingga banyak anak

yang kurang gizi.

Sanitasi

Sanitasi lingkungan memiliki peranan yang cukup dominan

dalam penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan

anak dan tumbuh kembangnya.

Radiasi

Tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat adanya

radiasi.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

Lingkungan psikososial, diantaranya :

Stimulasi

Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh

kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah

dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan

dengan anak yang kurang/tidak mendapat stimulasi.

Stres

Stres pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh

kembangnya, misalnya anak akan menarik diri, rendah diri,

nafsu makan menurun, dan lain sebagainya.

2. Stimulasi Perkembangan Motorik Kasar Anak.

Tujuan tindakan memberikan stimulasi pada anak adalah untuk

membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal/sesuai

dengan yang diharapakan. Tindakan ini meliputi berbagai aktifitas untuk

merangsang perkembangan anak, seperti latihan gerak, kemandirian dan

sosialisasi. Tindakan pemberian stimulasi dilakukan dengan prinsip

bahwa stimulasi merupakan ungkapan rasa kasih dan sayang.

Bidang kemampuan perkembangan yang dipantau dan distimulasi :

a. Kemampuan bergaul dan mandiri.

b. Kemampuan berbicara, bahasa, dan kecerdasan.

c. Kemampuan gerak kasar.

d. Kemampuan gerak halus.

Bayi umur 0-1 Tahun :

Tugas perkembangan :

Dapat menggerakkan kedua tangan dan kaki sama mudahnya.

Menegakkan kepala pada saat telungkup.

Ketika di dudukkan dapat bertahan dengan kepala tegak.

Berjalan dengan berpegangan.

(Suherman, 2000).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

3. Tahap-Tahap Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 0-1 Tahun.

Bagian Kepala

Ocular melakukan gerakan : 4 minggu

Menegakkan kepala :

Dalam posisi tengkurap : 1 bulan.

Dalam posisi duduk : 4 bulan.

Bagian Batang Tubuh

Membalik :

Dari mirirng ke terlentang : 2 bulan

Dari terlentang ke miring : 4 bulan

Duduk :

Menarik ke posisi duduk : 4 bulan

Dengan bantuan : 5 bulan

Tanpa bantuan : 9 bulan

Tangan

Gerakan bertahan : 2 minggu

Menggenggam dan menjangkau : 4 bulan

Memegang dan menggenggam : 5 bulan

Memungut benda denga ibu jari : 8 bulan

Kaki

Mengesot : 6 bulan

Merangkak : 7 bulan

Maju perlahan : 9-10 bulan

Berdiri :

Dengan bantuan : 8 bulan.

Tanpa bantuan : 10 bulan.

Berjalan :

Dengan bantuan : 11 bulan.

Tanpa bantuan : 12-14 bulan.

(Hurlock, 2008).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

4. Denver Developmental Screening Test

DDST adalah salah satu dari metode skining terhadap kelainan

perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST

memenuhi semua persyartan yang diperlukan untuk metode skrining

yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan

dan menunjukkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang

pernah dilakukan ternyata DDST sacara efektif dapat

mengidentifikasikan antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah

yang menglami keterlambatan perkembangan, dan “Fallow up”

selanjutnya ternyata 85 % dari kelompok DDST abnormal mengalami

kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian.

Tetapi dari penelitian Borowitz (1986) menunjukkan bahwa

DDST tidak dapat mengidentifikasikan lebih separoh anak dengan

kelainan bicara. Frankenburg melakukan revisi dan restandarisasi

kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sektor bahasa

ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan

Denver II (Soedjaningsih, 1995).

Aspek perkembangan yang dinilai.

Frunkenburg dkk (1981), menyatakan bahwa ada 4 parameter

perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak

berdasarkan DDST, yaitu :

Perilaku sosial (Personal social)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,

bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Gerakan motorik halus (Fine motor adaptive)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk

mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-

bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi

memerlukan koordinasi yang cermat.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

Bahasa ( Language)

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,

mengikuti perintah dan berbicara spontan.

Gerakan motorik kasar ( Gross motor)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

Setiap tugas (kemampuan) digambarkan dalam bentuk kotak

persegi panjang horisontalyang berurutan menurut umur, dalam

lembar DDST. Pada umumnya pada waktu tes, tugas yang perlu

diperiksa pada setiap kali skrining hanya berkisar antara 25-30

tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama hanya sekitar

15-20 menit saja.

Alat yang digunakan

Alat peraga : benang wol merah, manik-manik, kubus warna merah-

kuning-hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tennis, bel

kecil, kertas dan pensil.

Lembar formulir DDST

Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara

melakukan tes dan cara penilaiannya.

Prosedur DDST

Terdiri dari 2 tahap, yaitu : 1) Tahap pertama, secara periodik

dilakukan pada semua anak yang berusia 3-6 bulan; 9-12 bulan; 18-24

bulan; 3 tahun; 4 tahun; 5 tahun. 2) Tahap kedua, dilakukan pada yang

dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap perkembangan

pada tahap pertama.kemudian dilanjutakan dengan evaluasi diagnostik

yang lengkap.

Tahap pemeriksaan DDST

Tentukan usia anak pada saat pemeriksaan.

Tarik garis pada lembar formulir denver II sesuai dengan usia yang

telah ditentukan.

Lakukan penilaian pada anak tiap komponen dengan batasan garis

yang ada mulai dari motorik kasar, bahasa, motorik halus dan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

personal sosial dengan kriteria penilaian yaitu : a) lulus (Passed =

P) adalah jika seorang dapat melakukan tugas perkembangan

yang terdapat dalam pemeriksaan Denver II ; b) gagal ( Fail = F)

adalah jika seorang tidak mampu/gagal dalam melakukan tugas

perkembangan yang terdapat dalam pemeriksaan Denver II.

Tentukan hasil penilaian apakah normal atau abnormal :

Abnormal, hasil pemeriksaan disebut abnormal apabila: 1)

Terdapat 2 atau lebih keterlambatan pada 2 sektor atau lebih; 2)

Dalam 1 sektor atau lebih terdapat 2 atau lebih keterlambatan

PLUS 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan.

Normal, apabila minimal hanya 1 keterlambatan dalam 1 sektor

dari 4 sektor yang ada.

Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, usia usia anak

perlu ditetapakan terlebih dahulu, dengan menggunakan patokan 30

hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. Bila dalam

perhitungan usia kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan sama

dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas (Soedjiningsih, 1995).

Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor, jika

terdapat R maka tugas perkembangan. Cukup ditanyakan pada orang

tuanya, apabila terdapat kode nomor maka tugas perkembangan diatas

sesuai petunjuk dibalik formulir DDST.

D. Imunisasi

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

1. Pengertian

Menurut Hidayat (2008) dan Sutrasno (2009) Imunisasi merupakan

usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukan

vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah

terhadap penyakit tertentu. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti

kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan

memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga

untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.

Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan dengan

menggunakan produk biologis (bakteri, virus, toxoid) yang

dilemahkan/dimatikan yang menimbulkan kekebalan specific secara aktif

terhadap penyakit tertentu (Depkes RI, 2009).

Departemen Kesehatan RI (2004), menyebutkan imunisasi adalah

suatu usaha yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh seseorang

sehingga dapat menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu

(Tawi,2008).

Imunisasi merupakan reaksi antara antigen dan antibody, yang

dalam bidang ilmu imunologi merupakan kuman atau racun ( toxin disebut

sebagai antigen). Secara khusus antigen merupakan bagian dari protein

kuman protein racunnya. Bila antigen untuk pertama kalinya masuk ke

dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat

anti terhadap racun kuman yang disebut dengan antibodi (Sukarmin,

2009).

2. Imunisasi Dasar Lengkap

Imunisasi sebagai salah satu cara untuk menjadikan kebalan pada

bayi dan anak dari berbagai penyakit, diharapkan anak atau bayi tetap

tumbuh dalam keadaan sehat. Pada dasarnya semua orang perlu

dimunisasi, terutama orang-orang yang beresiko tinggi terkena penyakit.

Oleh karena itu, anak-anak diharuskan mendapat lima imunisasi dasar

terhadap tujuh macam penyakit yaitu TBC, Difteri, Tetanus, Batuk Rejan,

Polio, Campak, dan Hepatitis. Dengan diberikannya imunisasi dasar

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

lengkap akan meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan anak sehingga

mampu melawan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut.

Tetapi, jika anak tidak diberikan imunisasi dasar lengkap, maka tubuhnya

akan tidak mempunyai kekebalan yang spesifik terhadap penyakit tersebut.

Bila kuman bahaya yang masuk cukup banyak maka tubuhnya tidak

mampu melawan kuman tersebut sehingga bisa sakit berat, cacat, atau

meninggal. Berikut ini macam imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah

antara lain :

Imunisasi BCG

Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk

mencegah terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat

terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi

BCG untuk TBC yang berat seperti TBC pada selaput otak, TBC milier

(pada seluruh lapangan paru). Penyakit TBC merupakan penyakit infeksi

yang disebabkan oleh sejenis bakteri yang berbentuk batang yang disebut

mycobacterium tuberculosis. Imunisasi BCG ini merupakan vaksin yang

mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Vaksin ini berasal dari

bakteri, bentnknya beku, kering seperti campak, kalau sudah dilarutkan

harus segera digunakan maksimal 3 jam, mudah rusak jika terkena

matahari langsung, sehingga kemasanya terbuat dari botol yang berwarna

gelap.

Jumlah pemberian Cukup 1 kali saja, tak perlu diulang (booster).

Sebab, vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang

dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan vaksin berisi kuman mati,

hingga memerlukan pengulangan (Khasanah,2004). Imunisasi BCG tidak

boleh diberikan pada kondisi seorang anak yang menderita penyakit kulit

yang berat atau menahun dan tidak boleh diberikan pada anak yang sedang

menderita TBC. Setelah diberikan imunisasi BCG, reaksi yang timbul

tidak seperti imunisasi dengan vaksin lain. Imunisasi tidak menyebabkan

demam. Setelah 1-2 minggu diberikan imunisasi, akan timbul indurasi dan

kemerahan ditempat suntikan yang berubah menjadi pustula, kemudian

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan khusus, karena luka ini

akan sembuh dengan sendirinya secara spontan.

Imunisasi Polio

Imunisasi merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit poliomylitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan

pada anak. Poliomelitis adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang

disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio

type 1, 2, 3. Penyakit ini ditularkan orang ke orang melalui fekal-oral-

route. Ketika virus masuk kedalam tubuh, partikel virus akan dikeluarkan

dalam feses selama beberapa minggu. Gaya hidup dengan sanitasi yang

kurang akan meningkatkan kemungkinan terserang poliomylitis.

Kebanyakan poliomilitis tidak menunjukkan gejala apapun. Infeksi

semakin parah jika virus masuk dalam sistem aliran darah. Kurang dari 1%

virus masuk pada sistem saraf pusat, akan tetapi virus lebih menyerang

dan menghancurkan sistem saraf motorik, hal ini menimbulkan otot dan

kelumpuhan.

Kelumpuhan dimulai dengan gejala demam, nyeri otot, dan

kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit. Imunisasi dasar polio

diberikan empat kali (Polio I,II,III,IV) dengan interval tidak kurang dari

empat minggu. Bibit yang menyebabkan polio adalah virus. Vaksin yang

digunakan oleh banyak negara adalah vaksin hidup (yang telah

dilemahkan), vaksin ini berbentuk cair, kemasanya sebanyak 1cc atau 2 cc

dalam flakon yang dilengkapi dengan pipet untuk menetes vaksin.

Pemberian secara oral sebanyak dua tetes langsung dari botol ke mulut

bayi dengan tanpa menyentuh mulut bayi, diberikan sebanyak empat kali.

Vaksin polio oral ini sangat mudah rusak jika terkena panas dibandingkan

dengan vaksin yang lainnya.

Imunisasi Hepatitis B

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

Imunisasi hepatitis merupakan imunisasi yang digunakan untuk

mencegah terjadinya penyakit hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg

dalam bentuk cair. Penyakit hepatitis merupakan penyakit peradangan atau

infeksi liver pada manusia, yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis B

ditemukan di dalam cairan tubuh orang yang terjangkit termasuk darah,

ludah, dan air mani. Virus hepatitis ditularkan melalui kontak dengan

cairan tubuh (darah, air liur, air mani) penderita penyakit ini, atau dari ibu

ke anak pada saat melahirkan. Gejala mirip flu, yaitu hilangnya nafsu

makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam,

urine menjadi kuning, sakit perut. Pemberian imunisasi hepatitis adalah 3

kali. Efek samping dari pemberian vaksin Hepatitis B adalah reaksi lokal

seperti rasa sakit, kemerahan, dan pembengkakan disekitar tempat

penyuktikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang

setelah dua hari. Pemberian vaksin Hepatitis B tidak boleh diberikan

kepada penderita hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya

seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan kepada

penderita infeksi berat yang disertai kejang (Hidayat.2005 ; Achmadi.2006

; Proverawati.2010 ; Sukarmin.2009).

Imunisasi DPT

Imunisasi DPT merupakan imunisasi yang digunakan untuk

mencegah terjadinya penyakit dipteri. Imunisasi DPT ini merupakan

vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat

racunnya yang akan tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat anti

(toksoid) (Hidayat.2005 ; Samik.2002). Imunisasi DPT, bertujuan untuk

mencegah 3 penyakit sekaligus, yaitu Difteri, Pertusis, Tetanus.

Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri

Corynebacterium diphteria, yang ditemukan di mulut, tenggorokan dan

hidung. Difteri bersifat ganas, mudah menular dan menyerang terutama

saluran napas bagian atas. Penularan bisa karena kontak langsung dengan

penderita melalui bersin atau batuk atau kontak tidak langsung karena

adanya makanan yang terkontaminasi bakteri difteri. Penderita akan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

mengalami beberapa gejala, seperti demam lebih kurang 38 oC, mual,

muntah, sakit waktu menelan dan terdapat pseudomembran putih keabu-

abuan di faring, laring, atau tonsil, tidak mudah lepas dam mudah

berdarah, leher membengkak seperti leher sapi disebabkan karena

pembengkakan kelenjar leher dan sesak napas disertai bunyi (stridor).

Pertusis, merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman

Bordetella Pertusis. Kuman ini mengeluarkan toksin yang menyebabkan

ambang rangsang batuk menjadi rendah sehingga bila terjadi sedikit saja

rangsangan akan batuk yang hebat dan lama. Serangan batuk lebih sering

malam hari, batuk beruntun dan pada akhir batuk menarik nafas panjang

terdengar suara “hup” (whoop) yang khas, biasanya disertai muntah. Batuk

bisa mencapai 1-3 bulan, oleh karena itu pertusis disebut dengan “batuk

seratus hari”. Pada stadium pemulaan yang disebut stadium kataralis yang

berlangsung 1-2 minggu, gejala belum jelas. Penderita menunjukkan

gejala demam, pilek, batuk yang makin lama makin keras. Pada stadium

selanjutnya disebut stadium paroksismal, baru timbul gejala khas berupa

batuk lama atau hebat, didahului dengan menarik nafas panjang disertai

dengan bunyi “whoop”, stadium ini berlangsung 4-8 minggu. Akibat

batuk yang berat dapat terjadi pedarahan selaput lendir mata (conjungtiva)

atau pembengkakan di sekitar mata (oedema periorbital). Pada

pemeriksaan laboratorium asupan lendir tenggorokan terdapat kuman

pertusis.

Tetanus, merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman

Clostridium Tetani. Kuman ini bersifat anaerob, sehingga dapat hidup

pada lingkungan yang tidak terdapat zat asam (oksigen). Tetanus dapat

menyerang bayi dan dewasa. Pada bayi penularan disebabkan karena

pemotongan tali pusar tanpa alat yang steril atau dengan cara tradisional

dimana alat pemotong dibubuhi ramuan tradisional yang terkontaminasi

spora kuman tetanus. Pada anak-anak atau orang dewasa bisa terinfeksi

karena luka yang kotor atau luka yang terkontaminasi spora kuman

tetanus. Penderita akan mengalami kejang-kejang baik pada tubuh maupun

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

otot mulut sehingga mulut tidak bisa dibuka, pada bayi air susu ibu tidak

bisa masuk, selanjutnya penderita mengalami kesulitan menelan dan

kekakuan leher dan tubuh. Tetanus disebabkan oleh bakteri yang berada di

tanah, debu, dan kotoran hewan, tetanus tidak dapat ditularakan dari satu

orang ke orang lain. Tetanus adalah penyakit yang menyerang sistem saraf

dan sering kali menyebabkan kematian.

Cara pemberian imunisasi DPT adalah melalui injeksi

intramuskuler. Suntikan diberikan pada paha tengah luar atau subkutan

dalam dengan dosis 0,5 cc. Pemberian vaksin DPT dilakukan 3 kali mulai

bayi umur 2 bulan sampai 11 bulan dengan interval 4 minggu. Imunisasi

diberikan 3 kali karena pemberian pertama antibodi dalam tubuh masih

sangat rendah, pemberian kedua mulai meningkat dan pemberian ketiga

diperoleh cukupan antibodi. Pemberian imunisasi DPT memberikan efek

samping ringan dan berat, efek ringan seperti terjadi pembengkakan dan

nyeri pada tempat penyuntikan serta demam, sedangkan efek berat bayi

menangis hebat karena kesakitan selama kurang lebih empat jam,

kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan shock.

Imunisasi Campak

Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk

mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini

sangat menular yang bersifat akut dan menular lewat udara melalui sistem

pernapasan, terutama pada percikan ludah (atau cairan yang keluar ketika

seseorang bersin, batuk, atau berbicara) dengan seorang penderita. Gejala

panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan pada hari ke 10 sejak awal

infeksi (pada hari penderita kontak dengan sumber infeksi) mulai timbul

ruam makulopaluler warna kemerahan.Vaksin ini adalah virus yang

dilemahkan, kemasan dalam flakon adalah berbentuk gumpalan-gumpalan

yang beku dan kering untuk kemudian dilarutkan dalam 5 cc cairan.

Potensi vaksin yang sudah dilarutakan akan cepat menurun, vaksin ini

mudah rusak oleh panas. Pemberian imunisasi campak adalah satu kali.

Pemberian imunisasi tidak boleh dilakukan pada orang yang mengalami

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

immunodefisiensi atau individu yang diduga menderita gangguan respon

imun kerana leukimia, dan limfoma.

3. Jadwal Imunisasi

Tabel 2.1 :

Jenis

VaksinUmur pemberian imunisasi

Bulan

Lahir 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18

BCG

POLIO 0 1 2 3 4

HEPATITIS

B1 2 3

DPT 1 2 3 4

CAMPAK 1

Sumber : Depkes RI, Progam Pengembangan Imunisasi

E. Status Gizi

1. Pengertian

Menurut Supariasa dkk (2001) Status gizi adalah ekspresi dari

keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu, atau perwujudan

dari nutriture dalam bentuk variable tertentu. Sedangkan menurut

Almetsier (2003) Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat

konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan antara

status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.

Sedangkan menurut Gibson (1990) menyatakan status gizi adalah

keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat

gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

2. Klasifikasi Status Gizi

Klasifikasi status gizi sesuai buku rujukan Standar Deviasi (SD)

menurut WHO (Supariasa, 2001) yaitu :

BB/U (Berat Badan menurut Umur)

Gizi buruk : < -3 SD

Gizi kurang : -3 SD sampai <-2 SD

Gizi baik : -2 SD sampai +2 SD

Gizi lebih : >+2 SD

TB/U (Tinggi Badan menurut Umur)

Normal : -2 SD sampai +2SD

Rendah : <-3 SD

BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan)

Kurus sekali : <-3 SD

Kurus : -3 SD sampai <-2 SD

Normal : -2 SD sampai +2 SD

Gemuk : >+2 SD

Untuk anak usia 0-1 Tahun dalam penilaian status Gizi menggunakan

BB/U karena lebih mudah dan lebih cepat dimengerti, baik untuk mengukur

status Gizi akut/kronis, dan dapat mendeteksi kegemukan.

3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi

Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan

UNICEF dan telah digunakan secara internasional, yang meliputi

beberapa tahapan penyebab timbulnya kurang gizi pada anak balita, baik

penyebab langsung, tidak langsung, akar masalah dan pokok masalah.

Berdasarkan Soekirman dalam materi Aksi Pangan dan Gizi nasional

(Depkes, 2000). Penyebab kurang gizi dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit

infeksi yang mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya

disebabkan makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Anak

yang mendapat makanan yang baik tetapi karena sering sakit diare atau

demam dapat menderita kurang gizi. Demikian pada anak yang

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

makannya tidak cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah dan

mudah terserang penyakit. Kenyataannya baik makanan maupun

penyakit secara bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi.

Kedua, penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di

keluarga, pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan

kesehatan lingkungan. Ketahanan pangan adalah kemampuan keluarga

untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam

jumlah yang cukup dan baik mutunya. Pola pengasuhan adalah

kemampuan keluarga untuk menyediakan waktunya, perhatian dan

dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara

optimal baik fisik, mental, dan sosial. Pelayanan kesehatan dan sanitasi

lingkungan adalah tersedianya air bersih dan sarana pelayanan kesehatan

dasar yang terjangkau oleh seluruh keluarga.

Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat pendidikan,

pengetahuan, dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi pendidikan,

pengetahuan dan ketrampilan terdapat kemungkinan makin baik tingkat

ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan anak dan

keluarga makin banyak memanfaatkan pelayanan yang ada. Ketahanan

pangan keluarga juga terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan,

dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan

(Akhmadi, 2009).

4. Penilaian Status Gizi

Penilaian Status gizi dibagi 2 :

Penilaian Status gizi secara langsung

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat

penilaian yaitu:

Antropometri

Secara umum antoprometri artinya ukuran tubuh manusia.

Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan

dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dari berbagai tingkat

umur dan tingkat gizi. Antoprometri secara umum digunakan untuk

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi.

Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi

jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.

Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu Berat

Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan

Berat menurut Tinggi Badan (BB/TB).

Berat Badan menurut Umur (BB/U)

Berat Badan merupakan salah satu antropometri yang

memberikan gambaran tentang massa tubuh (otot dan lemak). Karena

massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan keadaan yang mendadak

misalnya, nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang

dikonsumsi, maka BB merupakan antropometri yang sangat labil. Dalam

keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan

antara intake dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang

mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal

terdapat dua kemungkinan perkembangan BB, yaitu dapat berkembang

lebih cepat/ lebih lambat dari keadaan normal.

Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/

U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini (current nutritional

status).

Kelebihan indeks BB/U yaitu :

Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum.

Baik untuk mengukur status gizi akut/kronis

Sensitive terhadap perubahan-perubahan kecil

Dapat mendeteksi kegemukan (Over Weight)

Kekurangan indeks TB/U yaitu :

Dapat mengakibatkan intrepretasi status gizi yang keliru bila terdapat

edema maupun asites.

Memerlukan data yang akurat terutama untuk anak usia dibawah 5

tahun.

Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran, seperti pengaruh pakaian

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

atau gerakan anak pada saat penimbangan.

Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)

Tinggi badan menurut antropometri yang menggambarkan

keadaan pertumbyhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tidak

seperti berat badan, relative kurang sensitive terhadap masalah

kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh difisiensi zat gizi

terhadap TB akan nampak dalam waktu yang relatif lama.

Kelebihan TB/U :

Baik untuk menilai status gizi masa lampau.

Ukuran panjang dapat dibuat sendiri.

Kelemahan TB/U :

Tinggi badan tidak cepat naik, tidak mungkin untuk turun.

Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak,

sehingga diperlukan 2 orang untuk melakukannya.

Ketepatan umur sulit didapat

Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi badan.

Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan

pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Pada tahun 1996

Julliefe telah memperkenalkan indeks ini untuk mengidentifikasi status

gizi. Indeks BB/TB adalah merupakan indeks yang independen terhadap

umur.

Kelebihan indeks BB/TB :

Tidak memerlukan data umur.

Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal dan kurus)

Kelemahan indeks BB/TB :

Membutuhkan dua macam alat ukur.

Pengukuran relatif lebih lama.

Membutuhkan dua orang untuk melakukannya.

Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran, terutama

bila dilakukan oleh kelompok non professional.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

Lingkar Lengan Atas menurut Umur (LLA/U)

Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang tentang

keadaan jaringan otot dan lapisan lemak dibawah kulit lingkar lengan

atas berkorelasi dengan indeks BB/U maupun BB/TB. Lingkar lengan

atas merupakan parameter antropometri yang sangat sederhana dan

mudah dilakukan oleh tenaga yang bukan professional.

Lingkar lengan atas sebagaimana dangan berat badan merupakan

parameter yang labil, dan dapat berubah-ubah dengan cepat. Oleh karena

itu, lingkar lengan atas merupakan indeks status gizi saat ini,

perkembanagn lingkar lengan atas yang besarnya hanya terlihat pada

tahun pertama kehidupan (5,4 cm), sedangkan pada umur 2 (dua) tahun

sampai 5 (lima) tahun sangat kecil yaitu, kurang lebih 1,5 cm pertahun

dan kurang sensitive untuk anak usia selanjutnya (Jelliefe, 1996 dalam

Supariasa, 2001).

Kelebihan indeks LLA/U :

Indikator yang baik.

Alat ukur murah, sangat ringan dan dapat dibuat sendiri.

Kekurangan indeks LLA/U yaitu :

Hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP berat.

Sulit untuk menentukan ambang batas.

Sulit digunakan untuk melihat pertumbuhan anak terutama anak usia 2

sampai 5 tahun.

Standar Deviasi Unit (SD)

Standar Deviasi Unit disebut juga Z-Skor, WHO menyarankan

menggunakan cara ini untuk meneliti dan memantau pertumbuhan.

Waterlaw juga merekomendasikan penggunaan SD untuk menyatakan

hasil pengukuran pertumbuhan atau Growth Monitoring.

Rumus Perhitungan Z-Skor :

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

Z-Skor : Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk,

menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-

perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat

gizi. Hal ini dapat dilihat dari pada jaringan epitel (superficial ephiteliel

tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-

organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid

clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat

tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.

Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang

dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala

(symtomp) atau riwayat penyakit.

Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan

spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai

macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain:

darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan

terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis

yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak

menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan

atatus gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan

melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan

dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of

nigh blidnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

Penilaian Status Gizi secara tidak langsung

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

Survey Konsumsi Makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi

secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang

dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan

gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga

dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan

kekurangan zat gizi.

Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan

menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian

berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab

tertentu dan data lainnya yang berhuungan dengan gizi. Penggunaan

dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung

pengukuran status gizi masyarakat.

Faktor Ekologi

Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah

ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan

lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung

dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.

Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui

penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan

program intervensi gizi (Supariasa, 2001).

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

F. Kerangka Teori

Faktor internal yang mempengaruhi

Perkembangan anak :

Genetika

Pengaruh Hormon

Faktor eksternal yang mempengaruhi

Perkembangan anak :

Pranatal

Gizi

Toksin

Infeksi

Kelainan imunologi

Psikologi ibu Perkembangan

Post Natal motorik kasar

Lingkungan biologis

Jenis kelamin

Umur

Gizi

Perawatan kesehatan dasar

Kepekaan terhadap penyakit

- imunisasi

Lingkungan fisik

Cuaca

Sanitasi

Radiasi

Lingkungan psikososial

Stimulasi

Stres

Skema 2.1 :

Sumber : Soetjiningsih,1995 dan IDAI,2002.

Kerangka teori faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perkembangan

anak.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

G. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Kelengkapan imunisasi dasar

Perkembangan motorik

kasar

Status gizi

Skema 2.2 :

Kerangka Konsep Penelitian.

H. Variabel Penelitian

Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah variabel Dependen

(terikat) dan variabel Independen (bebas)

Variabel Dependent (Terikat) adalah perkembangan motorik kasar anak.

Yang dimaksud dengan variabel dependen adalah variabel yang

nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah perkembangan motorik kasar.

Variabel Independen (Bebas) adalah kelengkapan imunisasi dasar dan status

gizi.

Yang dimaksud variabel independen adalah variabel yang akan

menentukan atau mempengaruhi terhadap variabel dependen. Variabel

dalam penelitian ini adalah kelengkapan imunisasi dasar dan status gizi.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-nursadiyah...diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,

I. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan kelengkapan imunisasi dasar dengan perkembangan

motorik kasar anak usia 0-1 tahun di Desa Jolotundo Kecamatan Lasem

Kabupaten Rembang.

2. Ada hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar anak usia

0-1 tahun di Desa Jolotundo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang.