7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rencana Anggaran Biaya Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah merencanakan sesuatau bangunan dalam bentuk dan faedah dalam penggunaannya, beserta besar biaya yang diperlukan dan susunan-susunan pelaksanaan dalam bidang administrasi maupun pelaksanaan kerja dalam bidang teknik. Dimana Rencana Anggaran Biaya merupakan perkiraan perhitungan biaya-biaya yang diperlukan untuk tiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi sehingga diperoleh biaya total yang diperlukan untuk tahap penyelesaian proyek pekerjaan konstruksi sehingga diperoleh biaya total yang diperlukan untuk tahap penyelesaian proyek pekerjaan konstruksi. Rencana anggaran biaya dihitung berdasarkan gambar-gambar rencana dan spesifikasi yang mudah ditentukan serta upah tenaga kerja dan alat kerja. Dalam proses konstruksi, estimasi meliputi banyak hal yang mencakup bermacam-macam maksud dan kepentingan bagi berbagai manajemen dalam organisasi. Dimana konsultan atau juga bisa disebut pemberi tugas menggunakannya sebagai alat bantu untuk menentukan biaya investasi modal yang harus ditanam, mengatur pembiayaan, menentukan kelayakan ekonomi proyek, mengukur produktivitas kerja, menghitung perpajakan, asuransi, serta maksud-maksud evaluasi penting lainnya. Dalam pembuatan RAB perencana akan membuat penaksiran harga barang dan upah. Penaksiran anggaran biaya sangat diperlukan dalam perhitungan rencana anggaran biaya, dimana pengertian dari penaksiran anggaran biaya adalah suatu proeses perhitungan volume pekerjaan, harga-harga bahan yang diperlukan dalam pekerjaan konstruksi. Anggaran biaya suatu proyek yang memiliki nilai besar, terdapat beberapa segmen yang biaya pengerjaannya memiliki pengaruh yang besar pada biaya proyek secara keseluruhan. Biaya pada segmen-segmen pekerjaan tersebut
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rencana Anggaran Biaya
Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah merencanakan sesuatau bangunan
dalam bentuk dan faedah dalam penggunaannya, beserta besar biaya yang diperlukan
dan susunan-susunan pelaksanaan dalam bidang administrasi maupun pelaksanaan
kerja dalam bidang teknik. Dimana Rencana Anggaran Biaya merupakan perkiraan
perhitungan biaya-biaya yang diperlukan untuk tiap pekerjaan dalam suatu proyek
konstruksi sehingga diperoleh biaya total yang diperlukan untuk tahap penyelesaian
proyek pekerjaan konstruksi sehingga diperoleh biaya total yang diperlukan untuk
tahap penyelesaian proyek pekerjaan konstruksi. Rencana anggaran biaya dihitung
berdasarkan gambar-gambar rencana dan spesifikasi yang mudah ditentukan serta
upah tenaga kerja dan alat kerja. Dalam proses konstruksi, estimasi meliputi banyak
hal yang mencakup bermacam-macam maksud dan kepentingan bagi berbagai
manajemen dalam organisasi.
Dimana konsultan atau juga bisa disebut pemberi tugas menggunakannya
sebagai alat bantu untuk menentukan biaya investasi modal yang harus ditanam,
mengatur pembiayaan, menentukan kelayakan ekonomi proyek, mengukur
produktivitas kerja, menghitung perpajakan, asuransi, serta maksud-maksud evaluasi
penting lainnya. Dalam pembuatan RAB perencana akan membuat penaksiran harga
barang dan upah. Penaksiran anggaran biaya sangat diperlukan dalam perhitungan
rencana anggaran biaya, dimana pengertian dari penaksiran anggaran biaya adalah
suatu proeses perhitungan volume pekerjaan, harga-harga bahan yang diperlukan
dalam pekerjaan konstruksi.
Anggaran biaya suatu proyek yang memiliki nilai besar, terdapat beberapa
segmen yang biaya pengerjaannya memiliki pengaruh yang besar pada biaya
proyek secara keseluruhan. Biaya pada segmen-segmen pekerjaan tersebut
8
dipengaruhi dari berbagai aspek, diantaranya dilihat dari segi bahan, cara pengerjaan,
jumlah tenaga kerja, waktu pelaksanaan dan lain-lain.
2.1.1 Macam-macam Rencana Anggaran Biaya
Proses pengerjaan Rencana Anggaran Biaya dapat diklasifikasikan menjadi dua
macam antara lain :
1. RAB kasar yaitu rencana anggaran biaya yang diperhitungkan berdasarkan tiap
volume pekerjaan diperoleh biaya total pekerjaan. Penyusunan anggaran biaya
kasar memerlukan bahan-bahan bangunan yang digunakan, cara
pembuatannyadan persyaratan pokok yang ditentukan,
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan anggaran biaya kasar antara
lain :
a. Jenis dan ukuran bangunan
b. Jenis konstruksi
c. Lokasi bangunan
Untuk menghitung anggaran biaya terlebih dahulu perlu disiapkan bahan
bahan yang telah diuraikan termasuk data atau catatan-catatan mengenai harga
bangunan sejenis yang ada. Selanjutnya perlu ditetapkan ukuran pokok
berdasarkan gambar perencana yang akan dipakai sebagai dasar perhitungan
untuk menentukan harga satuan pekerjaan. Yang dimaksud dengan ukuran pokok
dalam penulisan disini adalah untuk bangunan gdung, yang dipakai sebagai
ukuran pokok adalah luas per m2 atau sisi bangunan per m3.
RAB = ∑ (Volume x Harga Satuan Pekerjaan)
9
Dalam membuat RAB mempunyai urutan sebagai berikut :
1. Mempersiapkan gambar kerja
2. Menghitung volume pekerjaan
3. Daftar harga satuan bahan dan upah
4. Analisa suatu pekerjaan
5. Harga satuan pekerjaan
6. Menghitung RAB
2. RAB halus atau terperinci yaitu anggaran biaya bangunan atau proyek yang
dihitung, dengan teliti dan cermat, sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat
penyusunan anggaran biaya. Bahan-bahan yang diperlukan dalam penyusunan
anggaran biaya teliti, antara lain :
a. Peraturan dan syarat-syarat (Bestek)
b. Gambar rencana atau gambar bestek
c. Buku analisa BOW
d. Peraturan-peraturan normalisasi yang bersangkutan
e. Peraturan-peraturan bangunan negara dan bangunan setempat
f. Syarat-syarat lain yang diperlukan
Perhitungan yang dibuat untuk menyusun anggaran biaya teliti akan menghasilkan
suatu biaya atau harga bangunan dan dengan biaya atau harga tersebut untuk
pelaksanaaan, bangunan akan terwujud sesuai dengan yang direncanakan. Oleh
karena itu anggaran biaya teliti harus disusun dengan teliti, rinci, dan selengkap-
lengkapnya.
2.1.2 Macam-Macam Daftar Analisa Perhitungan Biaya
Analisa adalah suatu perumusan yang berguna untuk menetapkan harga
dan upah masing-masing dalam bentuk satuan. Berikut ini adalah macam-macam
daftar analisa harga yang sering digunakan dalam perhitungan Anggaran Biaya
oleh Estimator, antara lain :
10
1. Daftar Analisa B.O.W
Daftar Analisa B.O.W adalah daftar analisa pertama yang didalamnya terdapat
perhitungan harga dan upah untuk mendapatkan harga suatu pekerjaan,
2. Daftar Analisa SNI
Daftar analisa SNI adalah daftar analisa perhitungan biaya yang telah dilakukan
dan ditetapkan didalam standar nasional Indonesia
3. Analisa Modifikasi ( EI )
Daftar analisa EI adalah daftar analisa perhitungan biaya yang dibuat oleh pihak
Dinas Pekerjaan Umum ( DPU ) yang didalamnya telah dibakukan sebagai daftar
analisa perhitungan biaya beserta pekerjaan.
2.1.3 Hal-hal Pokok Dalam Menghitung Estimasi Biaya
Sebelum menghitung estimasi biaya ada beberapa hal pokok yang penting dan
harus sangat diperhatikan, antara lain :
1. Bahan-bahan
Membuat daftar jenis dan harga bahan yang akan digunakan dalam suatu
pekerjaan, dimana harga bahan yang dibuat merupakan harga bahan yang
akan digunakan pada lokasi pekerjaan.
2. Harga Upah
Panjangnya jam kerja untuk para pekerja dan jenis pekerjaan tersebut
sangatlah berpengaruh bagi upah pekerja.
3. Peralatan
Membuat daftar untuk alat-alat yang akan digunakan dalam pekerjaan tersebut
serta biaya total sewa alat yang akan dipergunakan dalam pekerjaan.
4. Biaya Tak terduga ( Overhead )
Biaya tak terduga adalah biaya yang tidak dimasukan kedalam suatu jenis
pekerjaan dan tidak dapat ditagihkan pada sebuah proyek.
5. Keuntungan ( Profit )
Jasa pekerjaan konstruksi atau juga dinamakan dengan keuntungan
pelaksanaan haruslah dihitung dalam rencana anggaran biaya, yang tetapi
tidak boleh ditampilkan dalam rencana anggaran biaya, yang tetapi tidak
11
boleh ditampilkan dalam rencana anggaran biaya tersebut. Besarnya
keuntungan yang diperoleh adalah sebesar biaya proyek yang akan
dilaksanakan nantinya.
2.1.4 Kualifikasi dan Tugas Seorang Estimator
Seorang estimator harus mempunyai kualifikasi sebagai berikut, antara lain :
1. Mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang cukup mengenai detail dari
cara pelaksanaan.
2. Mempunyai pengalaman dalam bidang konstruksi.
3. Mempunyai sumber-sumber informasi untuk mengetahui harga barang, jam
kerja buruh yang diperlukan dan yang lainnya.
4. Pengambilan kesimpulan yang tepat mengenai harga untuk berbagai daerah
lainnya.
5. Mempunyai metode yang tepat untuk menaksir biaya.
6. Mampu menghitung secara teliti.
7. Mampu menghimpun.
8. Mampu membayangkan segala langkah untuk setiap jenis pekerjaan.
Adapun tugas dari seorang estimator, antara lain :
1. Mengumpulkan data
Pengumpulan data, memisahkan, dan mengelola adalah sangat penting dalam
menghitung biaya secara tepat dan kemudian harus menyimpan data-data dari
biaya secara tepat dan kemudian harus menyimpan data-data dari biaya-biaya
proyek yang sudah dikerjakan. Data tersebut harus lengkap berisi harga
bahan-bahan dan volumenya, upah-upah, keadaan cuaca, keterlambatan dan
sebab-sebabnya.
2. Meninjau lapangan
Sebelum menghitung perkiraan biaya proyek, estimator terlebih dahulu harus
meninjau lapangan untuk mempelajari keadaan setempat.
12
2.1.5 Kondisi Yang Mempengaruhi Estimasi Biaya
Estimasi biaya disiapkan dengan mengevaluasi seluruh element
pekerjaan. Disamping itu estimasi biaya masih dapat dipengaruhi oleh kondisi-
kondisi penting yang umum dan berkaitan dengan produktivitas kerja, antara
lain :
1. Produktivitas tenaga kerja
Produktivitas tenaga kerja adalah volume pekerjaan yang dapat dihasilkan
oleh seorang atau kelompok pekerja dalam satuan waktu, makin besar
produktivitas, maka makin cepat pekerjaan tersebut diselesaikan, yang berarti
makin cepat pekerjaan diselesaikan. Hal ini berkaitan dengan jumlah upah
yang dibayarkan, namun juga perlu analisis yang lebih mendalam karena
dengan produktivitas semakin besar harga satuan upah tenaga kerja juga
semakin mahal.
2. Ketersediaan Material
Semakin langka material di pasaran, maka semakin mahal harga yang
ditawarkan, ataupun jika diperlukan waktu pemesanan yang lebih lama,
dengan biaya yang akan dibebankan kepada konsumen.
3. Pasar Finansial
Nilai kurs akan mempengaruhi indeks harga tenaga kerja, maupun sumber
daya proyek lain.
4. Cuaca
Pelaksanaan proyek konstruksi yang dimungkinkan dikerjakan dalam waktu
yang relatif lama akan sangat mempengaruhi biaya suatu pekerjaan. Misalnya
pekerjaan beton yang dilaksanakan pada musim hujan, akan menambah biaya
pembelian bahan pelindung beton setelah pengecoran.
5. Masalah Konstruksibilitas
Kesulitan ataupun menggunakan metode yang belum pernah dilaksanakan,
maka faktor resiko akan menjadi lebih tinggi, sehingga biaya akan makin
mahal.
13
6. Biaya Tak Terduga ( Overhead )
Biaya tak terduga adalah biaya yang tidak dimasukan kedalam suatu jenis
pekerjaan dan tidak dapat ditagihkan pada sebuah proyek. Oleh sebab itu,
overhead sangatlah penting pada perhitungan estimasi biaya. Ada 2 (dua)
jenis biaya tak terduga yaitu :
a. Biaya Tak Teduga Umum
Yang termasuk dalam biaya ini misalnya : sewa kantor, pasang listrik,
pasang telpon, pajak bunga bank dan lain-lain.
b. Biaya Tak Terduga Proyek
Biaya tak terduga proyek adalah biaya yang dibebankan kepada proyek,
tetapi tidak dapat dibebankan kepada biaya bahan, upah maupun yang
lainnya. Yang termasuk dalam biaya ini adalah : jamsostek, pembuatan
dokumen kontrak dan lain-lain
2.1.6 Resiko Dalam Estimasi
Estimator harus dapat mengidentifikasi sesuatu yang banyak yang dapat
mengandung resiko atau ketidakpastian dalam estimasinya sendiri. Dan sebagian
contoh dalam sebuah identifikasi resiko dalam sebuah proyek antara lain :
1. Mempelajari dokumen yang berhubungan dengan proyek termasuk
dokumen yang direferensikan dalam dokumen kontrak.
2. Melakukan tinjauan ke lokasi proyek sebelum melakukan penawaran.
3. Membuat jadwal konstruksi sebelum penawaran.
4. Menyelidiki kemampuan keuangan dan etika bisnis pemilik proyek.
5. Memilih subkontraktor dan supplier yang tepat.
6. Mengidentifikasi reaksi terhadap masyarakat terhadap suatu proyek.
7. Mendapatkan kepastian bahwa sumber daya yang tersedia dalam
pembangunan proyek.
8. Membuat strategi untuk mendapatkan proyek tersebut.
9. Mengidentifikasi dan memahami klausa-klausa spesifikasi yang dapat
menjadikan resiko tambahan atau khusus pada kondisi tertentu oleh
14
kontraktor yang terkadang tidak terduga dan masuk dalam biaya