13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketimpangan 2.1.1 Pengertian Ketimpangan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “ketimpangan” diartikan sebagai perbedaan, ketidaksinambungan, ketidaksimetrisan dan adanya jurang pemisah. Ketimpangan disini memiliki pengertian yang sama dengan kata kesenjangan, ketidakmerataan dan disparitas. Hal ini membuat satu masalah yang tak asing ditelinga kita dan ini bersifat umum bagi setiap wilayah di Indonesia. Ketimpangan berarti suatu gambaran terhadap fakta (kondisi) yang tidak homogen, yang di dalamnya terdapat perbedaan-perbedaan yang membutuhkan perhatian. juga terkandung informasi mengenai perbandingan wilayah yang maju dan tertinggal (BAPPENAS, 2011). Kemudian yang dimaksud dengan ketimpangan pembangunan adalah perbedaan-perbedaan yang terjadi berkaitan dengan proses pembangunan. ketimpangan pembangunan di Indonesia selama ini berlangsung dan berwujud dalam berbagai bentuk, aspek, atau dimensi. Ketimpangan sektoral dan ketimpangan regional dalam pembangunan dapat dilihat antara lain dengan menelaah perbedaan yang mencolok dalam aspek-aspek seperti jaringan jalan, listrik, sampah, dan air bersih. Pembangunan ekonomi dapat dikatakan berhasil apabila suatu wilayah/daerah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan taraf hidup masyarakat secara merata atau yang lebih dikenal dengan Indeks
29
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/870/2/bab2.pdftingkat produktivitas penduduk, semakin rendah IPM maka tingkat produktivitas ... dan migrasi baik
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ketimpangan
2.1.1 Pengertian Ketimpangan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “ketimpangan” diartikan sebagai
perbedaan, ketidaksinambungan, ketidaksimetrisan dan adanya jurang pemisah.
Ketimpangan disini memiliki pengertian yang sama dengan kata kesenjangan,
ketidakmerataan dan disparitas. Hal ini membuat satu masalah yang tak asing
ditelinga kita dan ini bersifat umum bagi setiap wilayah di Indonesia.
Ketimpangan berarti suatu gambaran terhadap fakta (kondisi) yang tidak
homogen, yang di dalamnya terdapat perbedaan-perbedaan yang membutuhkan
perhatian. juga terkandung informasi mengenai perbandingan wilayah yang maju
dan tertinggal (BAPPENAS, 2011).
Kemudian yang dimaksud dengan ketimpangan pembangunan adalah
perbedaan-perbedaan yang terjadi berkaitan dengan proses pembangunan.
ketimpangan pembangunan di Indonesia selama ini berlangsung dan berwujud
dalam berbagai bentuk, aspek, atau dimensi. Ketimpangan sektoral dan
ketimpangan regional dalam pembangunan dapat dilihat antara lain dengan
menelaah perbedaan yang mencolok dalam aspek-aspek seperti jaringan jalan,
listrik, sampah, dan air bersih.
Pembangunan ekonomi dapat dikatakan berhasil apabila suatu
wilayah/daerah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan
taraf hidup masyarakat secara merata atau yang lebih dikenal dengan Indeks
14
Pembangunan Manusia (IPM). Rendah atau tingginya IPM akan berdampak pada
tingkat produktivitas penduduk, semakin rendah IPM maka tingkat produktivitas
penduduk juga akan rendah kemudian produktivitas yang rendah akan
berpengaruh pada rendahnya pendapatan, begitu pula sebaliknya semakin tinggi
IPM maka akan semakin tinggi tingkat produktivitas penduduk yang kemudian
mendorong tingkat pendapatan menjadi semakin tinggi. Permasalahan yang
terjadi adalah IPM pada tiap daerah itu berbeda, hal ini menjadikan IPM salah
satu faktor yang berpengaruh pada ketimpangan pendapatan antar daerah/wilayah
(Tambunan, Tulus T.H. 2001).
Sementara itu, (Basri, 2002) menyatakan bahwa ketimpangan antardaerah
adalah realita yang menggambarkan jarak ekonomis dan sumberdaya manusia
(SDM) antar daerah di Indonesia akibat pembangunan yang terjadi puluhan tahun
terakhir ini. Jarak ekonomis yang dimaksud di sini adalah perbedaan pertumbuhan
ekonomi, sementara jarak SDM berarti Ketimpangan penduduk dalam hal
kuantitas maupun kualitas.
2.1.2 Faktor-faktor Penyebab Ketimpangan
Menurut Sjafrizal, 2012 faktor-faktor yang menentukan ketimpangan antar
wilayah, antara lain yaitu :
a. Perbedaan kandungan sumber daya alam
Perbedaan kandungan sumber daya alam akan mempengaruhi kegiatan
produksi pada daerah bersangkutan. Daerah dengan kandungan sumber daya alam
cukup tinggi akan dapat memproduksi barang-barang tertentu dengan biaya relatif
15
murah dibandingkan dengan daerah lain yang mempunyai kandungan sumber
daya alam lebih rendah. Kondisi ini mendorong pertumbuhan ekonomi daerah
bersangkutan menjadi lebih cepat. Sedangkan daerah lain yang mempunyai
kandungan sumber daya alam lebih kecil hanya akan dapat memproduksi barang-
barang dengan biaya produksi lebih tinggi sehingga daya saingnya menjadi lemah.
Kondisi tersebut menyebabkan daerah bersangkutan cenderung mempunyai
pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.
b. Perbedaan kondisi demografis
Perbedaan kondisi demografis meliputi perbedaan tingkat pertumbuhan
dan struktur kependudukan, perbedaan tingkat pendidikan dan kesehatan,
perbedaan kondisi ketenagakerjaan dan perbedaan dalam tingkah laku dan
kebiasaan serta etos kerja yang dimiliki masyarakat daerah bersangkutan. Kondisi
demografis akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja masyarakat setempat.
Daerah dengan kondisi demografis yang baik akan cenderung mempunyai
produktivitas kerja yang lebih tinggi sehingga hal ini akan mendorong
peningkatan investasi yang selanjutnya akan meningkatkan penyediaan lapangan
kerja dan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
c. Kurang lancarnya mobilitas barang dan jasa
Mobilitas barang dan jasa meliputi kegiatan perdagangan antar daerah
dan migrasi baik yang disponsori pemerintah (transmigrasi) atau migrasi spontan.
Alasannya adalah apabila mobilitas kurang lancar maka kelebihan produksi suatu
daerah tidak dapat di jual ke daerah lain yang membutuhkan. Akibatnya adalah
16
ketimpangan pembangunan antar wilayah akan cenderung tinggi, sehingga daerah
terbelakang sulit mendorong proses pembangunannya.
d. Konsentrasi kegiatan ekonomi wilayah
Pertumbuhan ekonomi akan cenderung lebih cepat pada suatu daerah
dimana konsentrasi kegiatan ekonominya cukup besar. Kondisi inilah yang
selanjutnya akan mendorong proses pembangunan daerah melalui peningkatan
penyediaan lapangan kerja dan tingkat pendapatan masyarakat.
e. Alokasi dana pembangunan antar wilayah
Alokasi dana ini bisa berasal dari pemerintah maupun swasta. Pada
sistem pemerintahan otonomi maka dana pemerintah akan lebih banyak
dialokasikan ke daerah sehingga ketimpangan pembangunan antar wilayah akan
cenderung lebih rendah. Untuk investasi swasta lebih banyak ditentukan oleh
kekuatan pasar. Dimana keuntungan lokasi yang dimiliki oleh suatu daerah
merupakan kekuatan yang berperan banyak dalam menark investasi swasta.
Keuntungan lokasi ditentukan oleh biaya transpor baik bahan baku dan hasil
produksi yang harus dikeluarkan pengusaha, perbedaan upah buruh, konsentrasi
pasar, tingkat persaingan usaha dan sewa tanah. Oleh karena itu investai akan
cenderung lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah
pedesaan.
Dari penjelasan sebelumnya bahwa salah satu faktor penyebab
Ketimpangan adalah “Kurang Lancarnya Mobilitas Barang dan Jasa”. Upaya
untuk mendorong kelancaran mobilitas barangdan faktor produksi antar daerah
dapat dilakukan melalui penyebaran pembangunan prasarana dan sarana
17
perhubungan keseluruh pelosok wilayah. Prasarana perhubungan yang
dimaksudkan disini adalah fasilitas jalan, terminal dan pelabuhan laut guna
mendorong proses perdagangan antar daerah.
2.1.3 Dampak Ketimpangan
Ketimpangan pembangunan telah memberikan berbagai dampak terhadap
daerah dan masyarakat. Adapun yang menjadi dampak dari ketimpangan tersebut
adalah, banyak wilayah-wilayah yang masih tertinggal dalam pembangunan,
belum berkembangnya wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh, wilayah
perbatasan dan terpencil kondisinya masih terbelakang, kesenjangan
pembangunan antara kota dan desa (Bappenas, 2016).
Dampak utama dari ketimpangan pembangunan adalah pengangguran,
kemiskinan dan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Dampak ini merupakan
dampak turunan dari kurangnya lapangan kerja di suatu daerah bersangkutan,
yang disebabkan kurangnya investasi baik dari pemerintah maupun swasta, dan
mengakibatkan terjadinya pengangguran. Jika pengangguran terjadi maka
biasanya disusul terjadinya kemiskinan. Kemiskinan mengakibatkan kualitas
sumber daya manusia (generasi berikutnya) cenderung rendah, karena terbatasnya
kemampuan untuk menikmati pendidikan akibat rendahnya pendapatan
masyarakat bahkan cenderung tidak ada sama sekali, sehingga masyarakat lebih
fokus untuk memenuhi kebutuhan yang paling krusial yaitu makanan dan
minuman.
18
2.2 Infrastruktur
2.2.1 Pengertian Infrastruktur
Secara umum infrastruktur adalah seluruh fasilitas baik fisik maupun non
fisik yang sengaja dibangun oleh pemerintah atau perorangan untuk mendukung
terlaksananya kegiatan masyarakat. Pembangunan infrastruktur merupakan hal
penting yang pengadaannya harus disegerakan karna berhubungan dengan
kebutuhan dasar masyarakat sehari-hari dalam lingkup sosial dan ekonomi.
Menurut (Kodoatie, 2005). Infrastruktur adalah sistem yang menopang
sistem sosial dan sistem ekonomi yang sekaligus menjadi penghubung dengan
sistem lingkungan, dimana sistem ini dapat dipakai sebagai dasar didalam
mengambil kebijakan.
Infrastruktur menurut American Public Works Association (Stone, 1974
Dalam Kodoatie,R.J.,2005), adalah fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan
atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam
penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-
pelayanan similar untuk memfasilitasi tujuan-tujuan sosial dan ekonomi. Jadi
infrastruktur merupakan sistem fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi.
Keberadaan infrastruktur dapat memberikan gambaran tentang
kemampuan berproduksi masyarakat, dan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian pembangunan infrastruktur merupakan kunci pertumbuhan
ekonomi. Penyediaan infrastruktur baik yang berupa penyediaan prasarana dan
sarana.
19
2.2.2 Faktor Pendorong Kebutuhan Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu komponen penting yang
akan menentukan keberhasilan pembangunan suatu bangsa agar tidak menjadi
necropolis city. Ada beberapa faktor pendorong kebutuhan infrastruktur, antara
lain:
a. Pertumbuhan penduduk
Adanya pertambahan penduduk menyebabkan meningkatnya permintaan
kebutuhan masyarakat. Terutama untuk kebutuhan pokok, antara lain makanan,
pakaian, dan perumahan. Maka dari itu pemenuhan sarana prasarana sangat
diperlukan sebagai penunjang kebutuhan masyarakat.
b. Urbanisasi
Tingginya angka urbanisasi masuk ke kota menyebabkan meningkatnya
kebutuhan infrastruktur sebagai penunjang kehidupan masyarakat menjadi lebih
baik. Contoh-contoh infrastruktur tersebut antara lain: transportasi,