5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam buku pedoman penyusunan karya tulis menyatakan bahwa tinjauan pustaka berisiskan teori-teori atau konsep yang melandasi judul karya tulis tersebut. Teori atau konsep yang dikemukakan dalam tinjauan pustaka ini harus benar-benar relevan terhadap judul karya tulis. Uraian teori atau konsep tersebut harus merujuk sumber pustaka. 2.1 Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhan a. Pengertian Bongkar Muat Kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan dari dan ke kapal pada dasarnya merupakan salah satu mata rantai kegiatan pengangkutan melalui laut. Kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal itu sendiri telah dirumuskan sebagai berikut : 1) Stevedoring, yaitu aktivitas cargo handling dalam membongkar muatan dari dalam kapal kelambung kapal atau sebaliknya. 2) Cargo Handling, yaitu kegiatan cargo handling untuk mengangsur muatan yang telah dibongkar dari samping lambung kapal untuk dimasukkan kedalam gudang lini I dipelabuhan bongkar ataupun sebaliknya. 3) Delivery atau penyerahan barang, yaitu kegiatan cargo handling dari gudang lini I pelabuhan bongkar kedalam truk milik EMKL, yang diberi tugas oleh penerima barang. 4) Receiving (inside cargo/inslaag), yaitu suatu kegiatan cargo handling untuk memasukkan barang yang akan dikapalkan kegudang lini I dipelabuan muat. Dari pengertian kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan diatas, dapat diketahui bahwa pada dasarnya kegiatan bongkar muat barang tersebut merupakan kegiatan pemindahan barang angkutan, baik dari
27
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam buku pedoman penyusunan karya tulis menyatakan bahwa tinjauan
pustaka berisiskan teori-teori atau konsep yang melandasi judul karya tulis
tersebut. Teori atau konsep yang dikemukakan dalam tinjauan pustaka ini harus
benar-benar relevan terhadap judul karya tulis. Uraian teori atau konsep tersebut
harus merujuk sumber pustaka.
2.1 Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhan
a. Pengertian Bongkar Muat
Kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan dari dan ke kapal pada
dasarnya merupakan salah satu mata rantai kegiatan pengangkutan
melalui laut. Kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal itu
sendiri telah dirumuskan sebagai berikut :
1) Stevedoring, yaitu aktivitas cargo handling dalam membongkar
muatan dari dalam kapal kelambung kapal atau sebaliknya.
2) Cargo Handling, yaitu kegiatan cargo handling untuk mengangsur
muatan yang telah dibongkar dari samping lambung kapal untuk
dimasukkan kedalam gudang lini I dipelabuhan bongkar ataupun
sebaliknya.
3) Delivery atau penyerahan barang, yaitu kegiatan cargo handling dari
gudang lini I pelabuhan bongkar kedalam truk milik EMKL, yang
diberi tugas oleh penerima barang.
4) Receiving (inside cargo/inslaag), yaitu suatu kegiatan cargo
handling untuk memasukkan barang yang akan dikapalkan
kegudang lini I dipelabuan muat.
Dari pengertian kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan diatas,
dapat diketahui bahwa pada dasarnya kegiatan bongkar muat barang
tersebut merupakan kegiatan pemindahan barang angkutan, baik dari
6
kapal angkut ke dermaga atau ke kapal maupun sebaliknya dari
dermaga atau ke kapal ke atas dek pengangkut, menurut Hananto
Soewedo (2016).
b. Pengertian Perusahaan Bongkar Muat
Sejalan dengan semakin meningkatnya perkembangan ekonomi
dewasa ini di indonesia, terutama mengenai perdagangan internasional,
sehingga menghasilkan frekuensi arus barang dan jasa melalui
pelabuhan-pelabuhan di indonesia semakin meningkat pula. Untuk itu,
perkembangan perusahaan jasa pengangkutan melalui laut berikut
perusahaan-perusahaan yang dengan kegiatan pengangkutan tersebut,
seperti Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) maupun Perusahaan
Bongar Muat (PBM) juga semakin banyak bermunculan.
Guna mengatur pertumbuhan perusahaan-perusahaan tersebut, maka
presiden telah menerbitkan Intruksi Presiden (Inpres) No.3 Tahun 1991
tentang Kebujaksanaan Arus Barang untuk menunjang kegiatan
ekonomi. Namun demikian pada prinsipnya beberapa ketentuan
khususnya ketentuan pelaksanaan Inpres No. 4 tahun 1985 yang masih
sesuai dengan perkembangan yang ada masih tetap berlaku.
Dengan memahami pengertian PBM diatas menunjukan bahwa
kegiatan perusahaan jasa ini pada prinsipnya merupakan bagian dari
pengangkutan barang melalui kapal laut. Dalam hal ini, setiap barang
angkutan yang akan diangkut ke atas kapal memerlukan pembongkaran
dan dipindahkan ke gudang lini I di pelabuhan maupun langsung ke alat
angkutan barang berikutnya.
Perusahaan bongkar muat adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan bongkar barang dari dan ke kapal di pelabuhan. (Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia No PM 60 Tahun 2014 Pasal
1 ayat 11).
7
2. Fungsi Perusahaan Bongkar Muat
Penyelenggaraan kegiatan usaha bongkar muat barang dari dan ke kapal
di pelabuhan, secara khusus diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan
No. PM 152 Tahun 2016 tentang perusahaan bongkar muat barang dari
dan ke kapal. Dalam hal ini pasal 3 keputusan tersebut menetapkan :
a. Kegiatan usaha bongkar muat barang sebagaimana dimaksud
dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan bongkar muat dengan
menggunakan peralatan bongkar muat dan/ atau tenaga kerja bongkar
muat di pelabuhan.
b. Kegiatan bongkar muat barang untuk kegiatan Ship to Ship (STS)
transfer dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan bongkar muat dengan
menggunakan peralatan bongkar muat sesuai dengan jenis barang yang
dibongkar/dimuat.
c. Peralatan bongkar muat sebagaimana dimaksud harus memenuhi
persyaratan layak operasi dan menjamin keselamatan kerja.
d. Tenaga kerja sebagaimana dimaksud harus memiliki kompetensi di
bidang bongkar muat yang dibuktikan dengan sertifikat.
Bongkar muat barang angkutanya sendiri, akan tetapi kegiatan bongkar
muat harus diserahkan pelaksanaanya kepada pihak lain atau perusahaan
lain yang bergerak di bidang bongkar muat barang di pelabuhan (PBM).
Dengan Berdasarkan ketentuan di atas, di ketahui bahwa perusahaan
pelayaran (pengangkut) yang menyelengagarakan pengangkutan barang
melalui laut dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainya tidak diperbolehkan
untuk melakukan kegiatan demikian pada perinsipnya kedudukan PBM
terpisah dengan perusaahan pelayaran, sehingga fungsinyapun berbeda
dengan pengangkut.
Perusahaan pelayaran dalam kedudukannya sebagai pengangkut dalam
menyelenggarakan pengangkutan barang melalui laut berfungsi untuk
meningkatkan kegunaan dan nilai barang yang diangkut, dalam arti bahwa
adanya kegiatan pengangkutan barang tersebut dituntut untuk mampu
meningkatkan kegunaan dan nilai barang pada saat sebelum dan sesudah
8
dilakukanya pengangkutan barang yang bersangkutan. Sedangkan fungsi
PBM dalam kedudukanya sebagai mata rantai kegiatan pengangkutan
barang melalui laut, sebagaimana ketentuan pasal 1 ayat (6) Keputusan
Menteri Perhubungan No. PM 152 Tahun 2016, yaitu memindahkan
barang angkutan dari dan ke kapal.
Dalam melakukan fungsinya tersebut, sesuai dengan ketentuan pasal 1
ayat (6) Keputusan menteri perhubungan No.PM 152 Tahun 2016 dapat
melakukan bongkar muat dari dan kekapal baik dalam bentuk kegiatan
Stevedoring, Cargodoring, maupun Receiving/delivery.
Dengan demikian dalam melakukan fungsinya untuk memindahkan
barang angkutan, PBM dapat melakukan kegiatan memindahkan barang
angkutan dari dan ke kapal baik dari gudang lini I yang berada di
pelabuhan maupun memindahkan barang angkutan secara langsung dari
dan ke alat angkutan darat.
3. Pengertian Terminal
Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar dan
tempata kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat
menunggu dan naik turun penumpang, dan / atau tempat bingkar muat
barang. (UU RI Nomor 17 Tahun 2008 tentang pelayaran)
4. Pengertian Pelabuhan
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
pengusahaan yang digunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turunya
penumpang, dan/ atau bongkar muat barang berupa terminal dan tempat
berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai
tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi. (UU RI Nomor 17
Tahun 2008 tentang pelayaran).
9
Fungsi Kepelabuhan menurut D.A.Lasse (2014) ada beberapa fungsi
pelabuhan yaitu :
a. Gateway
Berawal dari kata pelabuhan atau port yang berasal dari kata
Latin porta telah bermakna sebagai pintu gerbang atau Gateway.
Pelabuhan berfungsi sebagai pintu yang dilalui orang dan barang
kedalam maupun keluar pelabuhan yang bersangkutan. Disebut
sebagai pintu karena pelabuhan adalah jalan atau area resmi bagi
lalulintas barang perdagangan. Masuk dan keluarnya barang harus
memenuhi prosedur kepabeanan dan kekarantinaan, diluar jalan resmi
tersebut tidak dibenarkan.
b. Link
Dari batasan pengertian yang telah dipaparkan terdahulu,
keberadaan pelabuhan pada hakikatnya memfasilitasi pemindahan
barang muatan antarmoda transportasi darat (inland transport) dan
moda transportasi laut(maritime transport) menyalurkan barang
masuk dan keluar daerah pabean secepat dan seefisien mungkin.
Pelabuhan versi UNCTAD berfungsi sebagai mata rantai (link) yang
menjadi penghubung rangkaian transportasi atau A port is, therefore,
an essential link in the international maritime transport chain dan
menyatakan bahwa“the primary function of a sea port is to transfer
cargo between maritime and inland transport quickly and efficiently”.
Pada fungsinnya sebagai link ini terdapat setidaknya tiga unsure
penting yakni: (a) menyalurkan atau memindahkan barang muatan
dari kapal ke truck; (b) operasi pemindahan berlangsung cepat artinya
minimum delay;dan (c) efisien dalam arti biaya.
c. Interface
Barang muatan yang diangkut via maritime transport setidaknya
melintasi area pelabuhan dua kali, yakni satu kali di pelabuhan muat
dan satu kali di pelabuhan bongkar.Di pelabuhan muat dan demikian
10
juga di pelabuhan bongkar dipindahkan dari/kesarana angkut dengan
menggunakan berbagai fasilitas dan peralatan mekanis maupun non
mekanis. Peralatan untuk memindahkan muatan menjebatani kapal
dengan truck/ kereta api dengan kapal. Pada kegiatan tersebut fungsi
pelabuhan adalah antar muka (interface). Di setiap operasi
pemindahan barang yang terdiri dari operasi kapal, operasi transfer
dermaga, operasi gudang/lapangan, dan operasi serah terima barang
alat-alat angkat&angkut (lifting & transfer equipment) mutlak perlu.
Pada pelayanan barang muatan curah fungsi interface secara fisik
nyata sekali. Peralatan loader/unloader menhubungkan kapal dengan
kereta api/truck didarat. Kehandalan (reliability) alat-alat dan metode
kerja yang sistemik merupakan unsure penentu tingkat kecepatan,
kelancaran, dan efisiensi aktivitas kepelabuhanan.
d. Industrial Entity
Pelabuhan yang diselenggarakan secara baik akan bertumbuh dan
akan menyuburkan bidang usaha lain sehingga area pelabuhan
menjadi zone industry terkait dengan kepelabuhanan atau “a port
could be regarded as a collection of businesses (ie. Pilotage, towage,