6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Teori Stroke 1. Definisi Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf lokal atau global yang munculnya secara mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi syaraf pada stroke di sebabakan oleh gangguan perdarahan otak non traumatik. Gangguan syaraf tersebut menimbulkan gejala antara lain : kelumpuhan pada wajah atau anggota badan, bicara tidak jelas (pelo),gangguan penglihatan, perubahan kesadaran serta lainnya (Rikesda,2013). Stroke didefinisikan suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian, disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (World Health Organization). Stroke adalah penyakit serebrovakuler yang menunjukkan adanya beberapa kelainan otak baik secara fungsional maupun struktural, yang di sebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau dari seluruh system pembuluh darah otak yang menimbulkan pengaruh bersifat sementara atau permanent (Doengoes, Moorhouse & Geisher, 2000). PENERAPAN LATIHAN ROM..., Tantri Wijiyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
32
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Dasar Teori Stroke 1 ...repository.ump.ac.id/8313/3/Tantri Wijayanti BAB II.pdf · Hemisfer kanan berfungsi untuk mengontrol bagian tubuh ... temporal.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Teori Stroke
1. Definisi
Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf
lokal atau global yang munculnya secara mendadak, progresif, dan cepat.
Gangguan fungsi syaraf pada stroke di sebabakan oleh gangguan
perdarahan otak non traumatik. Gangguan syaraf tersebut menimbulkan
gejala antara lain : kelumpuhan pada wajah atau anggota badan, bicara
tidak jelas (pelo),gangguan penglihatan, perubahan kesadaran serta lainnya
(Rikesda,2013).
Stroke didefinisikan suatu gangguan fungsional otak yang terjadi
secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global
yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian,
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (World Health
Organization).
Stroke adalah penyakit serebrovakuler yang menunjukkan adanya
beberapa kelainan otak baik secara fungsional maupun struktural, yang di
sebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau dari
seluruh system pembuluh darah otak yang menimbulkan pengaruh bersifat
sementara atau permanent (Doengoes, Moorhouse & Geisher, 2000).
PENERAPAN LATIHAN ROM..., Tantri Wijiyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
7
2. Anatomi Fisiologi
Anatomi Sistem Saraf Pusat Otak terdiri dari serebrum, serebelum,
dan batang otak yang dibentuk oleh mesensefalon, pons, dan Medulla
oblongata. Bila kalvaria dan dura mater disingkirkan, di bawahlapisan
arachnoid mater kranialis dan piamater kranialis terlihat gyrus, sulkus, dan
fisura korteks serebri. Sulkus dan fisura korteks serebri membagi hemisfer
serebri menjadi daerah lebih kecil yang disebut lobus (Lauralee Sherwood,
2011)
Gambar 2.1 Bagian-bagian Otak
(Sumber:Centers for Disease Control and Prevention(CDC), 2004).
PENERAPAN LATIHAN ROM..., Tantri Wijiyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
8
Seperti terlihat pada gambar di atas, otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Serebrum (Otak Besar)
Serebrum adalah bagian terbesar dari otak yang terdiri dari dua
hemisfer. Hemisfer kanan berfungsi untuk mengontrol bagian tubuh
sebelah kiri dan hemisfer kiri berfungsi untuk mengontrol bagian
tubuh sebelah kanan. Masing-masing hemisfer terdiri dari Empat
lobus.Bagian lobus yang menonjol disebut gyrusdan bagian lekukan
yang menyerupai parit disebut sulkus. Keempat lobus tersebut masing-
masing adalah lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital dan lobus
temporal.
1) Lobus parietal merupakan lobus yang berada di bagian tengah
serebrum. Lobus parietal bagian depan dibatasi oleh sulkus
sentralis dan bagian belakang oleh garis yang ditarik dari sulkus
parieto-oksipital ke ujung posterior sulkus lateralis (Sylvian).
Daerah ini berfungsi untuk menerima impuls dari serabut saraf
sensorik thalamus yang berkaitan dengan segala bentuk sensasi dan
mengenali segala jenis rangsangan somatik.
2) Lobus frontal merupakan bagian lobus yang ada dibagian paling
depan dari serebrum. Lobus ini mencakup semua korteks anterior
sulkus sentral dari Rolando. Pada daerah ini terdapat area motorik
untuk mengontrol gerakan otot-otot, gerakan bola mata; area broca
sebagai pusat bicara dan area prefrontal (area asosiasi) yang
mengontrol aktivitas intelektual.
PENERAPAN LATIHAN ROM..., Tantri Wijiyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
9
3) Lobus temporal berada di bagian bawah dan dipisahkan dari lobus
oksipital oleh garis yang ditarik secara vertikal ke bawah dari
ujung atas sulkus lateral. Lobus temporal berperan penting dalam
kemampuan 10 pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa
dalam bentuk suara
4) Lobus oksipital berada dibelakang lobus parietal dan lobus
temporal. Lobus ini berhubungan dengan rangsangan visual yang
memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap
objek yang ditangkap oleh retina mata.
b. Serebelum (Otak Kecil)
Serebelum atau otak kecil adalah komponen terbesar kedua
otak.Serebelum terletak di bagian bawah belakang kepala, berada di
belakang 11 batang otak dan di bawah lobus oksipital, dekat dengan
ujung leher bagianatas. Serebelum adalah pusat tubuh dalam
mengontrol kualitas gerakan. Serebelum juga mengontrol banyak
fungsi otomatis otak, diantaranya:mengatur sikap atau posisi tubuh,
mengontrol keseimbangan, koordinasiotot dan gerakan tubuh. Selain
itu, serebelum berfungsi menyimpan dan melaksanakan serangkaian
gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil,
gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintudan sebagainya.
c. Batang Otak
Batang otak berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala
bagiandasar dan memanjang sampai medulla spinalis. Batang otak
PENERAPAN LATIHAN ROM..., Tantri Wijiyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
10
bertugas untuk mengontrol tekanan darah, denyut jantung, pernafasan,
kesadaran, sertapola makan dan tidur. Bila terdapat massa pada batang
otak maka gejalayang sering timbul berupa muntah, kelemahan otat
wajah baik satu maupun dua sisi, kesulitan menelan, diplopia, dan
sakit kepala ketika bangun (CDC,2004). Batang otak terdiri dari tiga
bagian, yaitu :
1) Mesensefalon atau otak tengah disebut juga (mid brain) adalah
bagian teratas dari batang otak yang menghubungkan serebrum dan
serebelum. Saraf kranial III dan IV diasosiasikan dengan otak
tengah. Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon
penglihatan, gerakan mata,12 pembesaran pupil mata, mengatur
gerakan tubuh dan pendengaran (Moore &Argur,2007).
2) Pons merupakan bagian dari batang otak yang berada diantara
midbraindan medulla oblongata. Pons terletak di fossa kranial
posterior. Saraf Kranial (CN) V diasosiasikan dengan pons
(Moore&Argur,2007).
3) Medulla oblongata adalah bagian paling bawah belakang dari
batang otak yang akan berlanjut menjadi medulla spinalis. Medulla
oblongata terletak juga di fossa kranial posterior. CN IX, X, dan
XII disosiasikan dengan medulla, sedangkan CN VI dan VIII
berada pada perhubungan dari pons dan medulla (Moore & Argur,
2007).
PENERAPAN LATIHAN ROM..., Tantri Wijiyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
11
3. Etiologi Stroke
Menurut Mutaqin (2008), penyebab stroke terdiri dari:
a. Trombosis Serebral
Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi
sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan
edema dan kongesti di sekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada
orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi
karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan darah yang
menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan neurologis sering kali
memburuk pada 48 jam setelah trombosis;
b. Hemoragi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk dalam
perdarahan dalam ruang subaraknoid atau ke dalam jaringan otak
sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena aterosklerosis dan
hipertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan
perembesan darah ke dalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan
penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan,
sehingga otak akan membengkak, jaringan otak membengkak,
sehingga terjadi infark otak, edema, dan mungkin herniasi otak;
c. Hipoksia Umum
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum
adalah hipertensi yang parah, henti jantung-paru, curah jantung yang
turun akibat aritmia;
PENERAPAN LATIHAN ROM..., Tantri Wijiyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
12
d. Hipoksia Setempat
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat
adalah spasme arteri serebral yang disertai dengan subaraknoid dan
vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migren.
4. Klasifikasi Stroke
Klasifikasi stroke dalam (Tarwoto, Wartonah & Suryati, 2007)
berdasarkan keadaannya dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Stroke Iskemia (Non Hemoragik)
Stroke Iskemia adalah stroke yang terjadi akibat suplay darah ke
jaringan otak bekurang, hal ini disebabkan karena obstruksi total atau
sebagian pembuluh darah ke otak. Penyebab stroke iskemia adalah
thrombosis dan emboli;
b. Stroke Hemoragik
Stroke Hemoragi adalah stroke yang terjadi karena perdarahan pada
subarachoid, yang mungkin disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
di otak tertentu. Biasnya terjadi saat pasien sedang melakukan aktivitas
atau saat bergerak aktif,namun juga terjadi pada kondisi istirahat.
5. Patofisiologi
Suplai darah ke otak dapat berubah (semakin lambat atau semakin
cepat), pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan, dan spasme
vaskuler) atau gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan
radang jantung). Thrombus dapat berasal dari plak arterosklerosis, atau
darah dapat beku pada area yang stenosis, tempat aliran darah akan lambat
PENERAPAN LATIHAN ROM..., Tantri Wijiyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
13
atau terjadi tuberlensi. Tombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah.
Trombus mengakibatkan adanya iskemia serta edema dan kongesti
disekitar area (Muttaqin, 2008).
Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai
cadangan oksigen. Jika aliran darah kesetiap bagian otak terhambat karena
thrombus dan embolus, maka mulai terjadi kekurangan oksigen ke
jaringan otak. Kekurangan oksigen selama 1 menit pada otak dapat
mengarah pada gejala kehilangan kesadaran. Selanjutnya kekurangan
oksigen dalam waktu yang lebih lama dapat menyebabkan adanya infark,
iskemia serta kesukaran untuk bernafas.
Stroke karena embolus merupakan akibat dari adanya pembekuan
darah, udara serta fragmen lemak pada otak. Jika terjadi stroke haemoragi,
itu disebabkan oleh faktor hipertensi, serta adanya abnormalitas
vaskuler,aneurisma serabut dapat terjadi ruptur yang mengakibatkan
haemoragic. Sedangkan pada stroke trombosis atau metabolik maka otak
mengalami iskemia dan infark yang sulit ditentukan. Ada peluang
dominan stroke akan meluas serangan pertama sehingga dapat terjadi
edema serebral dan peningkatan tekanan intrakranial (TIK) serta kematian
pada area yang luas (Putri, 2013).
PENERAPAN LATIHAN ROM..., Tantri Wijiyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
14
6. Pathway
Gambar 2.2 Pathway (Sumber : Aplikasi NANDA NIC-NOC 2015)
Arteroskelerosis , Hipertensi
Hipoksia Trombosis Perdarahan
Intrakranial
Iskemia
Edema pada otak
Stroke Non Haemoragic
Perdarahan Subarchnoid
Stroke Haemoragic
Proses metabolisme dalam otak
terganggu
Vasospasme
Cerebral
Hemiparase Hemiparase Kanan
Penurunan suplai darah ke otak tidak
adekukat
Peningkatan TIK
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
Serebral tidak adekuat
Gangguan Mobilitas Fisik
ADL terhambat
Defisit Perawatan Diri
Kerusakan pada area
broca
Gangguan Komunikasi
Verbal
PENERAPAN LATIHAN ROM..., Tantri Wijiyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
15
7. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada pasien stroke (Tarwoto, Wartonah, Suryati: 2007)
yakni :
a. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan badan separo
b. Tiba-tiba hilang rasa peka
c. Gangguan penglihatan
d. Gangguan bicara (Bicara cedal atau pelo)
e. Mulut mencong,tidak simetris
f. Nyeri kepala hebat (Vertigo)
g. Kesadaran menurun
h. Gangguan fungsi otak
8. Pemeriksaan Diagnostik
Berikut adalah Pemeriksaan diagnostik pada pasien stroke
(Tarwoto,Wartonah dan Suryati, 2007) adalah :
a. Ct-Scan (Computerized Tomografi Scaning)
Untuk mengetahui area infark, edema, hematoma, serta struktur dan
ventrikel otak.
b. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Menunjukkan daerah yang mengalami infark, hemoragik, malformasi
arteriovena.
c. EEG (Elektro Enchephalogi)
Untuk mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan
mungkin memperlihatkan daerah lesi.
PENERAPAN LATIHAN ROM..., Tantri Wijiyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
16
d. Angiografi Serebral
Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti
perdarahan, obstruksi arteri, adanya titik oklusi atau ruptur.
e. Pungsi Lumbal
Menunjukkan adanya tekanan normal, jika tekanan meningkat dan
cairan mengandung darah mennjukkan hemoragik subarachnoid atau
perdarahan intrakranial. Kontraindikasi pada peningkatan tekanan
intrakranial.
f. Sinar X tengkorak
Mengetahui adanya klasifikasi karotis interna pada trombosis cerebral.
9. Faktor Resiko Stroke
Faktor resiko stroke dalam Tarwoto, Wartonah & Suryati, ( 2007), adalah
sebagai berikut.
Faktor yang dapat dirubah (reversible) :
a. Hipertensi
b. Penyait jantung
c. Kolestrol tinggi
d. Obesitas
e. Diabetes Melitus
f. Polisetemia
g. Stress emosional
PENERAPAN LATIHAN ROM..., Tantri Wijiyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
17
Faktor yang tidak dapat dirubah (non reversible) :
a. Jenis kelamin (pria lebih sering ditemukan menderita stroke dibanding
dengan wanita)
b. Usia (makin tua usia makan akan lebih besar kemungkinan terkena
stroke)
c. Keturunan (adanya riwayat dari keluarga yang terkena stroke).
Kebiasaan hidup :
a. Merokok
b. Peminum beralkohol
c. Obat-obatan terlarang
d. Aktivitas yang kurang sehat (kurang olahraga, makan berkolestrol).
10. Penatalaksanaan
Penatalaksanan yang dilakukan pada pasien stroke (Wijaya dan Putri,
2013) adalah sebagai berikut :
a. Penatalaksanan umum
1) Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat , posisi lateral
2) Dekubitus bila disertai muntah.
3) Boleh di mulai mobilisasi
4) Bebaskan jalan nafas dan usahakan ventilasi adekuat bila
5) Perlu berikan oksigen 1-2 liter/menit bila ada hasil AGD.
6) Kosongkan kandung kemih dengan kateter bila penuh.
7) Kontrol tekanan darah dipertahankan normal.
8) Suhu tubuh harus dipertahankan.
PENERAPAN LATIHAN ROM..., Tantri Wijiyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
18
9) Nutrisi perorfal hanya boleh di berikan setelah tes fungsi
10) Menelan baik bila terdapat gangguan menlan atau pasien
yang kesadarannya menurun dianjurkan pasang NGT.
11) Mobilisasi dan rehabilitasi dini jika tidak ada kontraindikasi.
b. Penatalaksanaan Medis
1) Trombolitik (streptokinase)
2) Anti platelet/anti trombolitik (asetosol,mticlopidin, cilostazol,
dipiridamol).
3) Antikoagilan (heparin)
4) Hemorrhagea (pentoxyfilin)
5) Antagonis serotonin (Noftidrofuryl)
6) Antagonis calcium (nomodipin, piracetam).
c. Penatalaksanaan Khusus/Komplikasi
1) Atasi Kejang
2) Atasi TIK yang meninggi manitol, gliserol, furosemid, intubasi,
stroid dll).
3) Atasi dekompresi (kraniotomi)
4) Untuk penatalaksanaan factor resiko
5) Atasi hipertensi
6) Atasi hiperglikemia Atasi hiperurisem
PENERAPAN LATIHAN ROM..., Tantri Wijiyanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
19
A. Asuhan Keperawatan Pasien Stroke
1. Pengkajian
Berikut adalah pengkajian stroke (Wijaya dan Putri, 2013):
a. Pengkajian
1) Identitas klien
Umur,jenis kelamin, ras suku, bangsa dll.
2) Keluhan Utama
Keluhan klien adalah kelemahan pada anggota gerak dan kelemahan
otot ekstremitas.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat hipertensi,riwayat penyakit kardiovaskuler, riwayat darah
tinggi, kolestrol,obesitas,, hipertensi, riwayat DM, serta konsumsi