5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Manis Kayu manis (Cinnamomum burmannii) merupakan tanaman semak atau pohon kecil yang umumnya dikenal sebagai cassia Indonesia, cassia Batavia, dan cassia Padang, dan merupakan anggota dari Lauraceae. Tanaman ini tersebar di Asia Tenggara dan dibudidayakan di negara Indonesia dan Filipina. Tanaman ini memliki bentuk lonjong-elips yang panjangnya 4-14 cm dengan daun berbentuk bulat yang berwarna hijau mengkilap. Kulit kering dari tanaman ini sering ditemukan dengan bentuk gulungan di pasar dan digunakan untuk bumbu masakan (Al-Dhubiab, 2012). 2.1.1 Taksonomi Kayu Manis Berdasarkan klasifikasi tanaman, kedudukan tanaman kayu manis dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (BPOM RI, 2008) : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Laurales Famili : Lauraceae Genus : Cinnamomum Spesies :Cinnamomum burmannii (Ness & T. Nees) Blume
16
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39165/3/BAB II.pdf · 2013 terhadap mencit yang diinduksi streptozotocin (STZ), didapakatkan ... Kerusakan ginjal (nefropati)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kayu Manis
Kayu manis (Cinnamomum burmannii) merupakan tanaman semak atau pohon
kecil yang umumnya dikenal sebagai cassia Indonesia, cassia Batavia, dan cassia
Padang, dan merupakan anggota dari Lauraceae. Tanaman ini tersebar di Asia
Tenggara dan dibudidayakan di negara Indonesia dan Filipina. Tanaman ini memliki
bentuk lonjong-elips yang panjangnya 4-14 cm dengan daun berbentuk bulat yang
berwarna hijau mengkilap. Kulit kering dari tanaman ini sering ditemukan dengan
bentuk gulungan di pasar dan digunakan untuk bumbu masakan (Al-Dhubiab, 2012).
2.1.1 Taksonomi Kayu Manis
Berdasarkan klasifikasi tanaman, kedudukan tanaman kayu manis dalam
sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (BPOM RI,
2008) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies :Cinnamomum burmannii (Ness & T. Nees) Blume
6
8
2013 terhadap mencit yang diinduksi streptozotocin (STZ), didapakatkan
adanya perbaikan pada sel β pankreas yang diberi ekstrak kulit kayu manis
(Cinnamomum burmannii) dengan dosis yang berbeda. Cinnamaldehyde
pada Cinnamomum burmannii memiliki aktivitas potensial terhadap
produksi nitrit oksida (NO) dan dapat menghambat ekspresi NO yang
berperan dalam terjadinya stress oksidatif (Mollazadeh & Hosseinzadeh,
2016).
Kandungan lain yang terkandung dalam ekstrak kulit kayu manis
(Cinnamomum burmannii), senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan
adalah MHCP. Senyawa ini merupakan suatu flavonoid yang mempunyai
korelasi yang signifikan dengan aktivitas antioksidan (Fidrianny, I., Ruslan,
K., & Saputra, 2012). Untuk mengurangi adanya stress oksidatif tersebut
diperlukan antioksidan. Ekstrak kulit kayu manis (Cinnamomum
burmannii), memiliki banyak kandungan yang berfungsi sebagai antioksidan
dan sekaligus memiliki aktifitas kerja yang mirip insulin (insulin mimetic)
(Sayuti & Yenrina, 2015). MHCP dapat menurunkan pembentukan ROS,
peroksidasi lipid, dan peningkatan rasio glutathione (GSH)/glutathione-
disulfid (GSSG) yang dapat memperbaiki stress oksidatif akibat diabetes
(Yakozawa et al., 2012).
Selain itu, dalam penelitian lain juga dilaporkan bahwa MHCP dapat
meningkatkan ekspresi PPAR α/γ sehingga dapat meningkatkan sensitifitas
insulin (Kamble & Rambhimaiah, 2013). Antioksidan yang terkandung
dalam kulit kayu manis (Cinnamomum burmannii) merupakan antioksidan
sekunder yang bekerja dengan cara memotong reaksi oksidasi berantai dari
9
radikal bebas atau dengan cara menangkapnya (scavenger free radical)
sehingga radikal bebas tidak bereaksi dengan komponen seluler (Sayuti &
Yenrina, 2015). Polifenol sebagai antioksidan dapat memproteksi sel
terhadap kerusakan oksidatif dan mengurangi resiko berbagai macam
penyakit degeneratif yang berhubungan dengan oksidatif stres (Li et al.,
2016).
Polifenol yang terkandung dalam ekstrak kayu manis manis tidak
hanya memiliki aktivitas seperti insulin, polifenol juga bertindak sebagai
antioksidan kuat yang mampu menghambat enzim 5-lipooksigenase
(Dugoua, et al., 2007). Selain polifenol, komponen eugenol dalam kayu
manis pada penelitian in vitro juga mampu menghambat peroxynitrit-
induced nitration dan peroksidasi lipid. Aktivitas antioksidan dari kayu
manis mampu bertindak sebagai scavenger dari NO, radikal 1,1-difenil-2-