Top Banner
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A 1. Pengertian vitamin A Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak atau minyak. Vitamin A stabil terhadap panas, asam dan alkali tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak pada suhu tinggi (Soejarwo, 2002,p.49) Vitamin A merupakan komponen penting dari retina (selaput jala), maka fungsi utama adalah untuk penglihatan. Disamping itu vitamin A juga membantu pertumbuhan dan mempunyai peranan penting dalam jaringan epitel (Karta Sapoetra & Warsetyo, 2003,p.31). 2. Sumber vitamin A Vitamin A sangat penting bagi kesehatan kulit, kelenjar, serta fungsi mata. Sekalipun pada waktu lahir bayi memiliki simpanan vitamin A, ASI tetap menjadi sumber yang penting dari vitamin A dan karoten (zat gizi yang banyak terdapat secara alami dalam buah-buahan dan sayur-sayuran). Karoten dapat membantu sistem kekebalan tubuh. Hati, telur, dan keju merupakan sumber-sumber vitamin A yang baik. Vitamin A juga terdapat dalam beta-karoten serta karotenoid lainnya. Tubuh manusia dapat sintesa vitamin A dari karoten atau pro vitamin A yang 9 Draft Only
26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

Feb 23, 2018

Download

Documents

dinhduong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Vitamin A

1. Pengertian vitamin A

Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang larut dalam

lemak atau minyak. Vitamin A stabil terhadap panas, asam dan alkali

tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak pada suhu

tinggi (Soejarwo, 2002,p.49)

Vitamin A merupakan komponen penting dari retina (selaput

jala), maka fungsi utama adalah untuk penglihatan. Disamping itu

vitamin A juga membantu pertumbuhan dan mempunyai peranan penting

dalam jaringan epitel (Karta Sapoetra & Warsetyo, 2003,p.31).

2. Sumber vitamin A

Vitamin A sangat penting bagi kesehatan kulit, kelenjar, serta

fungsi mata. Sekalipun pada waktu lahir bayi memiliki simpanan vitamin

A, ASI tetap menjadi sumber yang penting dari vitamin A dan karoten

(zat gizi yang banyak terdapat secara alami dalam buah-buahan dan

sayur-sayuran). Karoten dapat membantu sistem kekebalan tubuh. Hati,

telur, dan keju merupakan sumber-sumber vitamin A yang baik. Vitamin

A juga terdapat dalam beta-karoten serta karotenoid lainnya. Tubuh

manusia dapat sintesa vitamin A dari karoten atau pro vitamin A yang

9

Draft O

nly

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

10

terdapat di sayuran dan buah-buahan yang berwarna, seperti wortel,

tomat, apel, semangka, dan sebagainya (Dinkes Jateng, 2007)

Vitamin A adalah salah satu zat gizi esensial yang tidak bisa

diproduksi sendiri oleh tubuh manusia. Untuk memperolehnya harus di

ambil dari sumber diluar tubuh terutama dari sumber alam, seperti bahan

sereal, umbi, biji-bijian, sayuran, buah-buahan, hewani dan bahan-bahan

olahan lainnya. Berikut bahan-bahan yang diketahui mengandung bahan

utama pembentuk Vitamin A. (Desi & Dwi, 2009,p.21)

Tinggi Sedang Rendah

Minyak ikan,

minyak kelapa

sawit.

Hati ayam, ubi

jalar, wortel,

bayam.

Roti, daging sapi,

kentang, ikan.

3. Kekurangan vitamin A

Kekurangan vitamin A dapat menimbulkan beberapa gangguan

terhadap kesehatan tubuh, antara lain (Depkes RI, 2005) :

a. Hemeralopia atau rabun ayam, rabun senja;

b. Frinoderma, pembentukan epitel kulit tangan dan kaki

terganggu, sehingga kulit tangan dan / atau tampak bersisik;

c. Perdarahan pada selaput usus, ginjal, dan paru-paru;

d. Kerusakan pada kornea dengan menimbulkan bintik, seroftalmin

(kornea mengering), dan akhirnya kerotik;

e. Terhentinya proses pertumbuhan;

Draft O

nly

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

11

f.Terganggunya pertumbuhan bayi

4. Kebutuhan vitamin A

Kebutuhan vitamin A yang dianjurkan untuk anak balita 250

mikrogram retinol (vitamin A) atau 750 mikrogram beta-karotin

sehari (Kardjati, dan Alisjahbana, 2005,p.75). Sedangkan kebutuhan

wanita menyusui berumur 19 tahun keatas dianjurkan mengkonsumsi

1.300 mikrogram vitamin A per hari. Vitamin A atau aseroftol

mempunyai fungsi-fungsi penting di dalam tubuh yaitu

(Kartasapoetra dan Marsetyo, 2003,p.31) :

a. Pertumbuhan sel-sel epitel;

b. Proses oksidasi dalam tubuh;

c. Mengatur rangsang sinar pada saraf mata.

5. Konsumsi kapsul vitamin A

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang

sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar

dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan

daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare, dan

penyakit infeksi lain) (Depkes RI, 2005)

Pada ibu hamil dan menyusui, vitamin A berperan penting untuk

memelihara kesehatan ibu selama masa kehamilan dan menyusui. Buta

senja pada ibu menyusui, suatu kondisi yang kerap terjadi karena kurang

vitamin A (KVA). Berhubungan erat pada kejadian anemia pada ibu,

kekurangan berat badan, kurang gizi, meningkatnya resiko infeksi dan

Draft O

nly

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

12

penyakit reproduksi, serta menurunkan kelangsungan hidup ibu hingga

dua tahun setelah melahirkan (Dinkes Jateng, 2007)

Semua anak, walaupun mereka dilahirkan dari ibu yang berstatus

gizi baik dan tinggal di Negara maju, terlahir dengan cadangan vitamin A

yang terbatas dalam tubuhnya (hanya cukup memenuhi kebutuhan untuk

sekitar dua minggu). Di Negara berkembang, pada bulan-bulan pertama

kehidupannya, bayi sangat bergantung pada vitamin A yang terdapat

dalam ASI. Oleh sebab itu, sangatlah penting bahwa ASI mengandung

cukup vitamin A.

Anak-anak yang sama sekali tidak mendapatkan ASI akan beresiko

lebih tinggi terkena Xeropthalmia dibandingkan dengan anak-anak yang

mendapatkan ASI walau hanya dalam jangka waktu tertentu. Berbagai

studi yang dilakukan mengenai vitamin A ibu nifas memperlihatkan hasil

yang berbeda-beda.

Anak-anak usia enam bulan yang ibunya mendapatkan kapsul

vitamin A setelah melahirkan, menunjukkan bahwa terdapat penurunan

jumlah kasus demam pada anak-anak tersebut dan waktu kesembuhan

yang lebih cepat saat mereka terkena ISPA.

Ibu hamil dan menyusui seperti halnya juga anak-anak, berisiko

mengalami KVA karena pada masa tersebut ibu membutuhkan vitamin A

yang tinggi untuk pertumbuhan janin dan produksi ASI.

Upaya meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber vitamin A

melalui proses Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) merupakan upaya

Draft O

nly

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

13

yang paling aman. Namun disadari bahwa penyuluhan tidak akan segera

memberikan dampak nyata. Selain itu kegiatan konsumsi kapsul vitamin

A masih bersifat rintisan. Oleh sebab itu penanggulangan KVA saat ini

masih bertumpu pada pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi.

a. Bayi umur 6-11 bulan, baik sehat maupuan tidak sehat, dengan dosis

100.000 SI (warna biru). Satu kapsul diberikan satu kali secara

serentak pada bulan Februari dan Agustus.

b. Anak balita umur 1-5 tahun, baik sehat maupun tidak sehat, dengan

dosis 200.000 SI (warna merah). Satu kapsul diberikan satu kali

secara serentak pada bulan Februari dan Agustus.

c. Ibu nifas, paling lambat 30 hari setelah melahirkan, diberikan satu

kapsul vitamin A dosis 200.000 SI (warna merah), dengan tujuan

agar bayi memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI (Depkes

RI, 2003).

B. Masa Nifas

Nifas adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk

pulihnya alat kandungan sampai kepada keadaan sebelum hamil. Dalam

bahasa latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak disebut puerperium,

yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan partus yang artinya melahirkan

jadi puerperium masa setelah melahirkan bayi. (Waryana, 2010,p.59)

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

Draft O

nly

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

14

hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Waryana,

2010,p.59). Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir

dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Wanita yang

melalui periode puerperium disebut puerpura. Puerperium (Nifas)

berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang

diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal.

(Wulandari, 2010,p.90

1. Tahap-tahap masa nifas

Nifas dibagi menjadi 3 tahap :

a. Puerperium dini

Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan

boleh bekerja setelah 40 hari.

b. Puerperium Intermedial

Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lainnya 6-8

minggu.

c. Remote puerperium

Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. (Waryana, 2010,p.59)

2. Perubahan yang terjadi pada masa nifas (Suherni, 2008,p.77) :

Draft O

nly

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

15

a. Posisi uterus atau tinggi fundus uteri kembali keukuran atau bentuk

semula.

b. Pengeluaran kolostrum atau ASI.

c. Penurunan berat badan.

C. Perilaku kesehatan

Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang

bersangkutan. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas daripada manusia

itu sendiri. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon

seseorang (organisme) terhadap stimulasi yang berkaitan dengan sakit

dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.

1. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Vitamin A

Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003,p.13) ada

3 faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku individu maupun

kelompok sebagai berikut:

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor)

Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat

terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat

terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai

yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial

ekonomi, dan sebagainya. Dapat dijelaskan bahwa, untuk

berperilaku kesehatan, misalnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu

Draft O

nly

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

16

nifas diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang

manfaat pemeriksaan ibu nifas, baik bagi kesehatan sendiri dan

bayinya. Disamping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi dan

sistem nilai masyarakat juga dapat mendorong atau menghambat

ibu untuk periksa masa nifasnya. Misalnya, orang yang sudah

melahirkan tidak perlu memeriksakan diri karena sudah

dianggap sudah tidak apa-apa. Faktor-faktor ini terutama yang

positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering

disebut faktor pemudah.

b. Faktor-faktor pemungkin (Enabling factors)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan

prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air

bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja,

ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk

juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Rumah

Sakit, Poliklinik, Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, Dokter

atau Bidan Praktek Swasta, dan sebagainya. Untuk berperilaku

sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung.

Misalnya: perilaku pemeriksaan kehamilan, ibu hamil yang mau

periksa hamil tidak hanya karena ibu tahu dan sadar manfaat

periksa hamil saja, melainkan ibu tersebut dengan mudah harus

dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksa hami, misalnya:

Puskesmas, Rumah Sakit, Poliklinik, Posyandu, Polindes, Pos

Draft O

nly

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

17

Obat Desa, Dokter atau Bidan Praktek Swasta, dan

sebagainya.fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau

memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-

faktornya disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin.

c. Faktor-faktor penguat (Reinforcing factors)

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku Tokoh

Masyarakat (Toma), Tokoh agama (Toga), sikap dan perilaku

para petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga disini

undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun

pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk

berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu

pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja,

melainkan diperlukan perilaku, contoh (acuan) dari para Toma,

Toga, para Petugas, lebih-lebih para Petugas Kesehatan.

Disamping itu undang-undang juga diperlukan untuk

memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Seperti perilaku

periksa hamil, serta kemudahan memperoleh fasilitas periksa

hamil, juga diperlukan peraturan atau perundang-undangan yang

mengharuskan ibu hamil memerlukan pemeriksaan kehamilan.

Oleh sebab itu intervensi pendidikan hendaknya dimulai

mendiagnosis tiga faktor penyebab (determinan) tersebut

kemudian intervensinya juga diarahkan terhadap tiga faktor

tersebut. Pendekatan ini disebut model preced, yakni:

Draft O

nly

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

18

predisposing, reinforcing and enabling couse in educational

diagnosis and evaluation.

2. Proses Adopsi Perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut Rogers (1974) yang

dikutip oleh Notoatmodjo (2003,p.121), perilaku adalah semua

kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung

maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan sebelum

mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses

yang berurutan, yakni :

a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menjadi dalam

arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek)

b. Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh

perhatian dan tertarik pada stimulus.

c. Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan

mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus

tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih

baik lagi.

d. Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru

e. Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo,

2003,p.121)

Draft O

nly

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

19

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui

proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan

sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng

(long lasting). Sebaliknya, apabila perilaku tersebut tidak didasari

pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Jadi,

pentingnya pengetahuan disini adalah dapat menjadi dasar dalam

merubah perilaku sehingga perilaku itu langgeng (Notoatmodjo,

2007,p.122).

D. Pendidikan

1. Definisi

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang

direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu,

kelompok atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang

diharapkan oleh pelaku pendidik (Notoatmodjo 2007, p.19).

Pendidikan adalah proses belajar yang berarti dalam

pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau

perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang

pada individu, kelompok, atau masyarakat (Notoatmodjo, 2007,p.19)

Pendidikan tidak lepas dari proses belajar. Kadang-kadang

bahan pengajaran disamakan dengan pendidikan. Memang kedua

pengertian itu identik, karena proses belajar itu berada dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain pendidikan itu dilihat

Draft O

nly

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

20

secra makro sedangkan pengajaran (proses belajar) itu dilihat secara

mikro (Notoatmodjo,2003 p.36).

Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup (Ahmadi,2007 p.70). Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara

(Pasal 1butir 1, p: 3 UU no.20 tahun 2003).

2. Unsur-unsur Pendidikan

Menurut (Ahmadi, 2007 p.93-94) unsur-unsur yang ada dalam

pendidikan adalah:

a. Komunikasi

Adanya interaksi hubungan timbal balik dari anak dengan

orang tua atau pendidik atau dari orang yang belum dewasa

kepada orang yang sudah dewasa dan sebaliknya.

b. Kesengajaan

Komunikasi yang terjadi ini merupakan suatu proses

kesengajaan perbuatan yang disadari oleh orang dewasa demi

anak.

c. Kewibawaan

Draft O

nly

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

21

Perbuatan orang dewasa hendaknya ada unsur wibawa dalam

arti diharapkan baik secara sadar atau tidak anak yang belum

dewasa tadi patuh akan hasil pendidikan orang dewasa. Secara

sukarela ( kewibawaan adalah “ pengaruh yang diterima

dengan sukarela “ dimiliki oleh orang dewasa).

Wibawa timbul dengan sendirinya, tidak dibuat-buat, sebab

kewibawaan itu sesuatu kelebihan yang ada dalam diri orang

dewasa tadi sehingga anak merasa:

1) Dilindungi

2) Percaya

3) Dibimbing

4) Menerimanya dengan sukarela

Keempatnya ini memberi pengaruh ke hal-hal yang positif,

bagi anak tersebut.

d. Normatif

Yaitu adanya komunikasi tadi dibatasi adanya ketentuan suatu

norma baik norma adat, agama, hukum, sosial, dan atau norma

pendidikan formal.

e. Unsur anak

Perlu diperhatikan keadaan anak yang akan menerima

pelayanan pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangannya

dan kenalilah anak sebaik-baiknya.

Draft O

nly

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

22

f. Unsur kedewasaan

Perlu dipelajari arti kedewasaan baik secara fisik maupun

psikis sesuai dengan norma-norma yang berlaku .

3. Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang

ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan

yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan (pasal 1 butir

8, p: 3 UU no.20 tahun 2003)

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersruktur

dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi (pasal 14, p: 10 UU no.20 tahun

2003)

Mengacu undang-undang Nomor 20 tahun 2003, pasal 1

butir 3 tentang sistem pendidikan nasional:

a.Pendidikan dasar ( pasal 17, p: 10)

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang

melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar

berbentuk:

1) Sekolah dasar (SD) dan Madrasah ibtidaiyah (MI) atau

bentuk lain yang sederajat

2) Sekolah menengah pertama ( SMP) dan Madrasah

Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat

Draft O

nly

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

23

b. Pendidikan menengah ( pasal 18, p: 11)

Pendidikan menengah merupakan jenjang

pendidikan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah

terdiri dari :

1) Pendidikan menengah umum

2) Pendidikan menengah kejuruan

Pendidikan menengah berbentuk:

1) Sekolah menengah atas (SMA)

2) Madrasah aliyah (

MA)

3) Sekolah menengah kejuruan (SMK)

4) Madrasah aliyah kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang

sederajat

c.Pendidikan tinggi ( pasal 19, p.11)

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang mencakup program diploma,

sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan

oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk :

1) Akademi

2) Politeknik

3) Sekolah tinggi

4) Institut

5) Universitas

Draft O

nly

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

24

4. Fungsi Pendidikan

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dam menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3, p.6 UU

no.20 tahun 2003)

5. Faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan

a. Umur

Umur merupakan indikator kedewasaan seseorang, semakin

bertambah umur, pendidikan yang didapat akan semakin bertambah

pula. Baik itu pendidikan formal maupun penambahan

pengetahuan, sikap atau ketrampilannya (notoatmodjo, 2003, p.17)

b. Tingkat sosial ekonomi

Tingkat sosial ekonomi sangat mempengaruhi perbaikan

pendidikan dan perbaikan pelayanan kesehatan yang diinginkan

oleh masyarakat. Rata-rata keluarga dengan sosial ekonomi yang

cukup baik akan memilih tingkat pendidikan dan sarana kesehatan

yang bagus dan bermutu (Notoatmodjo, 2003, p.19)

Draft O

nly

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

25

E. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi

setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra

manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba

dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003,p.121).

pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu

penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan

seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang

berbeda-beda (Notoatmodjo, 2003, p.50). pengetahuan pada

dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan

seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

Draft O

nly

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

26

Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung

maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, p.10).

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior).

Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu: (Notoatmodjo, 2007,p.140)

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang

spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rencah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu

menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan

sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dimana dapat menginterpretasikan secara benar. Orang yang

Draft O

nly

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

27

telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan

sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi maupun

kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi

atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan

materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi

masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu

kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-

bagian didalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain

sintesis adalah suatu kemampuanuntuk menyusun formulasi

baru dari formulasi yang ada.

f.Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

Draft O

nly

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

28

objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari

(Notoatmodjo, 2005,p.11) adalah sebagai berikut :

a. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

1) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba

salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan

dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu

tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai

masalah tersebut dapat dipecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengatahuan cara ini dapat berupa pemimpin-

pemimpin masyarakat baik formal atau informal, ahli

agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang

lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh

orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih

dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan

fakta empiris maupun penalaran sendiri.

Draft O

nly

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

29

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai

upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapai masa lalu.

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih

popular atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula

dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian

dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu

cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal

dengan penelitian ilmiah.

4. faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh

faktor-faktor sebagai berikut (Notoatmodjo, 2003, p.57-61)

a. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar

orang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang

lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan

Draft O

nly

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

30

berpikir sejauhmana keuntungan yang mungkin akan

mereka peroleh.

b. Paparan media massa

Melalui berbagai media baik media cetak maupun

elektronik berbagai informasi dapat diterima oleh

masyarakat, sehingga seorang yang lebih sering berhadapan

dengan media massa (televisi, radio, majalah, dan lain-lain)

akan memperoleh informasi yang lebih banyak

c. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun

sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih

mudah tercukupi dibandingkan dengan keluarga dengan

status ekonomi rendah. Jika dapat disimpulkan ekonomi

dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.

d. Hubungan social

Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupan

saling berinteraksi satu sama lain. Individu yang dapat

berinteraksi secara kontinyu akan dapat lebih besar

mendapatkan informasi. Dengan demikian sosial akan

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.

e. Pengalaman

Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal biasa

diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses

Draft O

nly

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

31

perkembangan sering mengikuti kegiatan yang mendidik

misalnya seminar.

f. Perilaku kesehatan

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon

seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan

dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan

masyarakat serta lingkungan.

5. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui

dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

a. Baik : Hasil presentasi 76%-100%

b. Cukup : Hasil presentasi 56%-75%

c. Kurang : Hasil presentasi > 56%

6. Sumber Pengetahuan

Suriasumantri (2003) mengemukakan ada 4 sumber pengetahuan

yaitu:

a. Intuisi

Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui

proses penalaran tertentu.

b. Wahyu

Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan

kepada manusia yang diperantarai oleh para Nabi.

Draft O

nly

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

32

c. Rasio

Rasio merupakan pengetahuan yang didapat melalui

kemampuan berpikir rasional.

d. Pengalaman

Pengalaman merupakan pengetahuan yang mendasari diri

kepada panca indera sebagai alat dalam menangkap gejala fisik

yang nyata.

Draft O

nly

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

33

F. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan dapat disusun kerangka

teori sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka teori penelitian

Sumber : Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003,p.13-14 )

FAKTOR PEMUNGKIN

Umur

Pendidikan

Sikap

Tradisi danKebiasaan

Sistem Nilai

FAKTOR PENDUKUNG

Tersedianya saranadan prasarana

Fasilitas kesehatan

FAKTOR PENGUAT

Sikap dan PerilakuToma

Sikap dan Perilakupetugas kesehatan

Undang-undang dan

Konsumsi Vitamin APada Ibu Masa Nifas

Draft O

nly

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vitamin A - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-tripatmawa... · tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan

34

G. Kerangka Konsep

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 2.2 kerangka konsep penelitian

H. Hipotesis

1. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan konsumsi vitamin

A pada ibu masa nifas

2. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang vitamin A

dengan konsumsi vitamin A pada ibu masa nifas

Tingkat Pendidikan

Konsumsi kapsul vitamin

A pada masa ibu nifas

Tingkat Pengetahuan

Draft O

nly