Top Banner
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian Hipertensi secara umum adalah kondisi medis terjadinya peningkatan tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg (Brunner & Suddarth, 2001). Menurut WHO, (1994) yang dikutip oleh Dewi, (2010) menyimpulkan bahwa pada populasi lanjut usia penyakit hipertensi adalah peningkatan tekanan sistolik yang lebih besar atau sama 160mmHg dan tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 95 mmHg. Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak ( sistolik >180 mmHg dan diastolik > 120 mmHg ) pada penderita hipertensi yang membutuhkan penanggulangan segera ( Mayza dkk, 2008). Tekanan darah adalah suatu gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Sebagai analogi, bayangkan seperti kran air jika suplai air terganggu dan tekanan air rendah, maka aliran air di kran menjadi lambat dan hanya berupa tetesan air. Tekanan darah berperan penting, karena tanpanya darah tidak akan mengalir ( Palmer, 2005).
29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

Feb 17, 2018

Download

Documents

vanthu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi

1. Pengertian

Hipertensi secara umum adalah kondisi medis terjadinya

peningkatan tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140

mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg (Brunner & Suddarth,

2001). Menurut WHO, (1994) yang dikutip oleh Dewi, (2010)

menyimpulkan bahwa pada populasi lanjut usia penyakit hipertensi adalah

peningkatan tekanan sistolik yang lebih besar atau sama 160mmHg dan

tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 95 mmHg.

Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

yang mendadak ( sistolik >180 mmHg dan diastolik > 120 mmHg ) pada

penderita hipertensi yang membutuhkan penanggulangan segera ( Mayza

dkk, 2008). Tekanan darah adalah suatu gaya atau dorongan darah ke

dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh.

Sebagai analogi, bayangkan seperti kran air jika suplai air terganggu dan

tekanan air rendah, maka aliran air di kran menjadi lambat dan hanya berupa

tetesan air. Tekanan darah berperan penting, karena tanpanya darah tidak

akan mengalir ( Palmer, 2005).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

7

2. Klasifikasi Hipertensi.

Hipertensi dapat dibedakan menjadi empat stadium sesuai dengan

tabel klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas yaitu

sebagai berikut :

TABEL 2.1

Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa Berusia 18 Tahun Keatas Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) Normal < 130 < 85

Normal tinggi 130 – 139 85 – 89 Hipertensi

Stadium 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99 Stadium 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109 Stadium 3 (berat) 180 – 209 110 – 119

Stadium 4 (sangat berat) 210 120 Sumber : Brunner & Suddarth (2001)

Hipertensi dengan tekanan darah antara 140/90 hingga 160/95mmHg

dianggap sebagai hipertensi perbatasan atau borderline hipertention, antara

160/95 hingga 200/100mmHg sebagai hipertensi ringan, antara 200/110

hingga 230/120mmHg sebagai hipertensi moderate dan antara 230/120

hingga 280/140mmHg sebagai hipertensi berat. Ada juga yang dinamakan

hipertensi maligna, yakni hipertensi dari tingkatan mana saja dengan cepat

sekali meningkat sampai 230/130mmHg atau lebih disertai dengan

gangguan fungsi ginjal (Gunawan, 2001).

3. Penyebab Hipertensi.

Menurut Gunawan, (2001) Berdasarkan etiologi hipertensi dapat

dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu :

a. Hipertensi esensial (hipertensi primer).

Hipertensi primer adalah suatu kondisi yang dimana terjadinya

gangguan tekanan darah atau hipertensi yang tidak diketahui dengan pasti

penyebabnya atau tanpa kelainan organ di dalam. Kurang lebih 90% -

95% dari penderita hipertensi digolongkan atau disebabkan oleh

hipertensi primer. Faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan

terjadinya hipertensi primer adalah :

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

8

1) Faktor keturunan.

Kasus yang sering muncul dimasyarakat terbukti bahwa

seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan

hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

2) Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi

adalah umur (jika semakin bertambah umur semakin meningkat

tekanan darahnya), jenis kelamin (Tekanan darah pada laki – laki lebih

tinggi dibanding tekanan darah pada perempuan), dan ras (Pada orang

yang berkulit hitam tekanan darahnya lebih tinggi dari pada orang

kulit putih).

3) Kebiasaan hidup.

Suatu kebiasaan dan gaya hidup yang serba instan sering

menyebabkan timbulnya hipertensi. Faktor-faktor tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut :

a) Konsumsi garam yang tinggi.

Tingginya konsumsi garam mengakibatkan tekanan darah

meningkat. Penelitian telah membuktikan bahwa pembatasan

konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah dan pengeluaran

garam (natrium) oleh obat diuretik akan menurunkan tekanan

darah.

b) Kegemukan atau makan yang berlebihan.

Penelitian kesehatan yang banyak dilaksanakan, terbukti

bahwa ada hubungan antara kegemukan (obesitas) dan hipertensi.

Meskipun mekanisme bagaimana kegemukan menimbulkan

hipertensi belum jelas, tetapi sudah terbukti penurunan berat badan

dapat menurunkan tekanan darah.

c) Stres atau ketegangan jiwa.

Stres atau ketegangan jiwa dapat merangsang kelenjar anak

ginjal melepaskan hormon adrenalin yang memacu jantung

berdenyut lebih cepat dan kuat, sehingga tekanan darah akan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

9

meningkat. Jika stres berlangsung lama, tubuh akan terjadi

perubahan patologis, gejala yang sering muncul dapat berupa

hipertensi atau penyakit maag.

d) Pengaruh lain.

Pengaruh lain yang dapat menyebabkan naiknya tekanan

darah adalah sebagai berikut :

(1) Merokok, karena dapat merangsang sistem adrenergik dan

meningkatkan tekanan darah.

(2) Minum alkohol.

(3) Minum obat-obatan, misal ephedrin, prednison, epinefrin.

b. Hipertensi sekunder.

Menurut Gunawan, (2001) mengatakan bahwa hipertensi

sekunder adalah suatu kondisi yang dimana terjadinya gangguan tekanan

darah atau hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Menurut

Muhammadun, (2010) penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan

hipertensi adalah :

1) Penyakit ginjal.

2) Kelainan hormonal.

3) Penyakit jantung.

4) Penyakit endokrin.

5) Obat–obatan.Seperti: pil KB, kortikosteroid, siklosporin. Eritropoitin,

dll.

6) Penyebab lainnya.

4. Tanda dan Gejala Hipertensi

Menurut Barbara, (1996) mengungkapkan bahwa pada tingkat

awal, sesungguhnya hipertensi asimtomatis (tanpa gejala). Menurut

(Palmer, 2007) mengatakan bahwa bila ada gejala-gejala itu terjadi pada

tekanan darah yang tidak terkontrol dan penyakit sudah berlanjut pada

tahap berikutnya yaitu terdiri dari :

a. Sakit kepala.

b. Vertigo dan muka merah

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

10

c. Mengatuk.

d. Kelelahan.

e. Sulit bernapas atau sesak napas.

f. Kebingungan atau gelisah.

g. Penglihatan kabur atau scotoma dengan perubahan retina

h. Kekerapan nokturia akibat peningkatan tekanan darah dan bukan karena

gangguan ginjal

5. Komplikasi Hipertensi.

Menurut Palmer, (2007) mengatakan bahwa tekanan darah tinggi

dapat menimbulkan komplikasi pada organ-organ tubuh yaitu sebagai

berikut :

a. Komplikasi pada otak ( stroke ).

Aliran darah di arteri terganggu dengan mekanisme yang mirip

dengan gangguan aliran darah di arteri koroner saat serangan jantung

atau angina. Apabila otak kekurangan oksigen dan nutrisi akibat

pembuluh darah di otak tersumbat, maka akan mengakibatkan terjadinya

stroke.

b. Komplikasi pada mata

Hipertensi dapat mempersempit dan menyumbat arteri dimata,

sehingga menyebabkan kerusakkan pada retina. Keadan ini disebut

penyakit vaskuler retina. Jika berkepanjangan dapat menyebabkan

retinopati dan berdampak kebutaan.

c. Komplikasi pada jantung.

Suatu keadaan dimana secara progresif jantung tidak dapat

memompa darah keseluruh tubuh secara efisien. Jika fungsi semakin

memburuk, maka akan timbul tekanan balik dalam system sirkulasi yang

menyebabkan kebocoran dari kapiler terkecil paru. Hal ini akan

menimbulkan sesak napas dan menimbulkan pembengakkan di kaki dan

pergelangan kaki.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

11

d. Komplikasi pada ginjal.

Hipertensi dapat menyebabkan pembuluh darah pada ginjal

mengkerut (vasokontriksi) sehingga aliran nutrisi ke ginjal terganggu dan

menyebabkan kerusakan sel-sel ginjal yang pada akhirnya terjadi

gangguan fungsi ginjal. Apabila tidak segera ditangani dapat

menyebabkan gagal ginjal kronik atau bahkan gagal ginjal terminal

(Dewi. dkk, 2010).

6. Penatalaksanaan Hipertensi

Penyakit hipertensi tidak dapat disembuhkan tetapi dapat

dikendalikan, dengan diberikan pengobatan untuk mencegah terjadinya

komplikasi (Medicastore, 2007). Pengendalian hipertensi bertujuan untuk

mencegah terjadinya komplikasi yang lebih lanjut dan upaya pencapaian

dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90mmHg (Smeltzer. dkk,

2001). Dalam upaya meningkatkan status kesehatan dengan cara

meningkatkan kemampuan menyampaikan informasi yang jelas pada

penderita mengenai penyakit yang diderita serta cara pengobatan,

keterlibatan dan cara pendekatan yang dilakukan (Soeharto, 2001).

Secara umum indikator keberhasilan pengobatan dan pengendalian

tekanan darah pada penderita hipertensi dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Tekanan darah terkendali atau terkontrol.

b. Tidak terjadi komplikasi pada penderita.

c. Kualitas kesehatan hidup menjadi lebih baik dan tetap produktif.

Penatalaksanaan pasien hipertensi dapat dilakukan dengan dua

pendekatan yaitu secara nonfarmakologis dan farmakologis yang akan

dijelaskan sebagai berikut :

a. Penatalaksanaan nonfarmakologis.

Menurut Gunawan, (2001) mengungkapkan bahwa agar terhindar

dari komplikasi, harus diambil tindakan pengendalian yang baik, antara

lain sebagai berikut:

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

12

1) Mengurangi konsumsi garam.

Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 gr

garam dapur perhari. Dan menghindari makanan yang kandungan

garamnya tinggi. Misalnya telur asin, ikan asin, terasi, minuman dan

makanan yang mengandung ikatan natrium.

2) Menghindari kegemukan (obesitas).

Menghindarkan kegemukan dengan menjaga berat badan tetap

normal atau tidak berlebihan. Batasan kegemukan menurut WHO,

(2000) klasifikasi IMT penduduk Asia dewasa pada umur 18 tahun

keatas yaitu sebagai berikut :

a. Batas IMT untuk laki-laki normal 20,1-25,0

b. Batas IMT untuk perempuan normal 18,7-23,9

TABEL 2.2

Klasifikasi IMT Penduduk Asia Dewasa pada Umur 18 Tahun Keatas Kategori IMT(Kg/m2) Resiko Penyakit

Underweight < 18,5 Rendah Normal 18,5-22,9 Rata-rata

Overweight >23 Pre-obesitas 23-24,9 Meningkat Obesitas I 25-29,9 Sedang Obesitas II ≥ 30 Berbahaya

Cara penentuan berat badan ideal dengan menggunakan rumus

IMT ( Indeks Massa Tubuh) yaitu :

IMT (Kg/m2) = BB(Kg) / TB (m) x TB (m)

Keterangan:

IMT = Indeks Massa Tubuh (Kg/m2)

BB = Berat Badan (kg)

TB = Tinggi Badan (cm)

3) Membatasi konsumsi lemak

Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol

darah tidak terlalu tinggi. Kadar kolesterol darah yang terlalu tinggi

dapat mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam dinding

pembuluh darah. Lama-kelamaan jika endapan kolesterol bertambah

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

13

akan menyumbat pembuluh nadi dan mengganggu peredaran darah.

Dengan demikian, akan memperberat kerja jantung dan secara tidak

langsung memperparah hipertensi.

Kadar kolesterol normal dalam darah dibatasi maksimal 200

mg – 250 mg per 100 cc serum darah. Untuk menjaga agar kadar

kolesterol darah tidak bertambah tinggi, Himpunan Ahli Jantung

Amerika (American Heart Association) menganjurkan agar konsumsi

kolesterol dalam makanan dibatasi tidak lebih dari 300 mg setiap hari.

Contoh makanan yang kandungan kolestrolnya tinggi seperti : kuning

telur ayam, telur bebek, hati sapi, hati babi, otak sapi, otak babi,

mentega dan lain-lainnya.

4) Olahraga teratur.

Olahraga secara teratur dapat menyerap atau menghilangkan

endapan kolestrol pada pembuluh nadi. Olahraga yang dimaksudkan

adalah olah raga yang ringan, seperti: gerak jalan, senam, berenang,

naik sepeda. Tidak diajurkan melakukan olahraga yang menegangkan

seperti tinju, gulat atau angkat besi, karena latihan yang berat bahkan

dapat menimbulkan hipertensi.

5) Makan banyak buah dan sayuran segar.

Buah dan sayuran segar mengandung banyak vitamin dan

mineral. Buah yang banyak mengandung mineral kalium dapat

membantu menurunkan tekanan darah yang ringan. Menurut

Kurniawan, (2006) menyatakan bahwa peningkatan masukan kalium

(4,5 gram atau 120 – 175 mEq/hari) dapat memberikan efek

penurunan tekanan darah. Contoh buah yang baik untuk dikonsumsi

yaitu: apel, jeruk, tomat, pisang, kentang,mentimun, dll.

6) Tidak merokok.

Merokok merangsang meningkatkan tekanan darah. Nikotin

yang dihisap seorang perokok mampu mengeluarkan catecholamines

dari tubuh, yakni kumpulan zat kimiawi yang sangat dibutuhkan tubuh

diantaranya adalah hormon adrenalin. Keluarnya adrenalin dalam

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

14

jumlah besar ini mampu mempengaruhi kerja darah diantaranya

berdampak pada meningkatnya tekanan darah (hipertensi) sekitar 10-

20 jenjang. Merokok juga dapat menyebabkan penyempitan dan

kekakuan pembuluh darah.

7) Tidak minum alkohol atau bersoda.

Kurangi alkohol dan minuman bersoda karena dapat

menaikkan laju tekanan pembuluh darah di jantung. Alkohol dapat

mengganggu system kerja saraf pusat maupun saraf tepi. Jika kerja

saraf simpatis terganggu, maka akan terjadi gangguan pula pada

pengaturan darah. Orang yang gemar mengkonsumsi alkohol dengan

kadar tinggi akan memiliki tekanan darah yang cepat berubah dan

cenderung meningkat tinggi (Dewi, 2010).

8) Pemeriksaan tekanan darah secara teratur.

Pemeriksaan tekanan darah secara teratur minimal 2 minggu

sekali sangat perlu dilakukan, hal ini dimaksudkan untuk mengontrol

tekanan darah dan mempertahankan tekanan darahnya dalam ambang

batas normal. Tekanan darah tinggi tidak dapat di turunkan hingga

normal seperti semula, akan tetapi pengontrolan ini dimaksudkan

hanya untuk mempertahankan tekanan darahnya agar tidak meningkat.

9) Latihan relaksasi atau meditasi.

Relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stres atau

ketegangan jiwa. Relaksasi dilaksanakan dengan mengencangkan dan

mengendorkan otot tubuh juga dengan ;atihan nafas dalam.Relaksasi

dapat pula dilakukan dengan mendengarkan musik atau bernyanyi.

10) Berusaha membina hidup yang positif.

Beberapa cara untuk membina hidup yang positif adalah

sebagai berikut :

a) Mengeluarka isi hati dan memecahkan masalah.

b) Membuat jadwal kerja, menyediakan waktu istirahat atau kegiatan

santai.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

15

c) Menyelesaikan satu tugas pada satu saat saja, biarkan orang lain

menyelesaikan bagiannya.

d) Menolong orang lain (Adip, 2009).

b. Penatalaksanaan farmakologis.

Pengobatan hipertensi ditujukan tidak hanya untuk menurunkan

tekanan darah saja, tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi.

Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup dan

diperlukan usaha pasien untuk mengontrolkan tekanan darah, berobat

dan minum obat secara teratur sesuai dengan program terapi.

Pengobatan standar yang dianjurkan Joint National Committee

on Detection, Evaluation and treatment of High Blood Pressure (1988)

yang dikutip oleh Gunawan, (2001) menyimpulkan bahwa jenis obat

antihipertensi yang sering digunakan adalah sebagai berikut :

1) Diuretika: Spironolactone, HCT, Chlortalidone dan Indopanide.

Obat ini berkerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh

melalui urin atau memperbanyak buang air kecil dan mempertinggi

pengeluaran garam didalam tubuh. Dengan turunnya kadar garam

dalam tubuh maka tekanan darah akan turun, dan efek tekanan darah

rendahnya kurang kuat. Obat yang biasa digunakan biasanya obat

yang daya kerjanya panjang sehingga dapat digunakan dosis tunggal.

2) Alfa-blocker: Prazosin dan Terazosin.

Obat ini bekerja dengan cara memblokir reseptor alfa dan

melebarkan pembuluh darah serta untuk menurunkan tekanan darah.

3) Beta-blocker: Beta-blocker adalah Propanolol, Atenolol, Pindolol dan

sebagainya.

Obat ini bekerja untuk membatasi kerja jantung sehingga

mengurangi daya dan frekuensi kerja atau pompa jantung. Dengan

demikian tekanan darah akan menurun dan daya tekanan darah

rendahnya baik.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

16

4) Obat yang bekerja sentral: Clonidine, Guanfacine dan Metildopa.

Obat ini dapat mengurangi pelepasan noradrenalin sehingga

menurunkan aktivitas pembuluh darah dan menurunkan tekanan

darah.

5) Vasodilator: Hidralazine dan Ecarazine.

Obat ini bertujuan untuk mengembangkan dinding pembuluh

darah arteri sehingga daya tahan pembuluh darah perifer berkurang

dan tekanan darahnya menurun.

6) Antagonis kalsium; Nifedipine dan Verapamil.

Obat ini bekerja untuk menghambat masuknya ion kalsium

kedalam otot polos pembuluh darah dengan efek pelebaran dan

menurunkan tekanan darah.

7) Penghambat ACE: Captopril (Capoten) dan Enalapril.

Obat ini bekerja untuk menurunkan tekanan darah dengan

melebarkan pembuluh darah. Obat ini bekerja melalui proses relaksasi

pembuluh darah yang juga melebarkan pembuluh darah (Dewi, 2010).

B. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat

kembali kejadian yang pernah dialami (pengalaman) baik secara sengaja

atau tidak sengaja yang terjadi setelah orang melakukan pengamatan

terhadap suatu objek tertentu (Wahit et al, 2006). Pengetahuan merupakan

hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan pengamatan terhadap

suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia,

yakni indera penglihat, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting untuk membentuk

tindakan seseorang ( Notoatmodjo, 2003 ).

Pengetahuan dapat diperoleh dengan berbagai upaya perolehan

pengetahuan, melalui membaca, mengakses internet, bertanya, mengikuti

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

17

kuliah, dll. Pengetahuan dikuasai melalui hafalan, tanya-jawab, diskusi,

latihan pemecahan masalah, dan penerapan. Pengetahuan dimanfaatkan

untuk mencapai berbagai tujuan seperti memperluas wawasan,

meningkatakan kemampuan, dan memecahkan masalah (Sudrajat, 2009).

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak

disadari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) yang dikutip oleh

Mubarak (2009) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,

yakni:

a) Kesadaran ( awareness ) yakni orang tersebut menyadari dalam arti

pengetahuan stimulus (objek) terlebih dahulu.

b) Merasa tertarik ( interest ), yakni orang mulai tertarik pada stimulus.

c) Evaluasi ( evaluation ), yakni menimbang terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah baik

lagi.

d) Mencoba ( Trial ), yakni orang telah mencoba melakukan sesuatu yang

dikehendaki oleh stimulus.

e) Adopsi ( Adoption ), yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Belajar akan mampu meningkatkan pengetahuan seseorang.

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan

kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan,

keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber

untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai

pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Terpenting dalam pembelajaran

adalah terjadinya proses belajar (learning process) (Hendrawan, 2009).

2. Tingkat Pengetahuan.

Menurut Bloom, (1956); Notoatmodjo, (2003); Mubarak et al,

(2009), Menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan dibagi menjadi:

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

18

a) Tahu ( know ).

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu yang materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkatan ini adalah

mengingat kembali ( recall ) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Hal ini berarti

penderita hipertensi dapat mengingat suatu materi tentang hipertensi

yang telah dipelajari sebelumnya.

b) Memahami ( comprehension ).

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

contohnya, menyimpulkan, meramalkan. Dalam hal ini berarti penderita

hipertensi dapat memahami tentang hipertensi yang diketahui secara

benar.

c) Aplikasi ( application ).

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Dalam

hal ini berarti penderita hipertensi mampu untuk menggunakan materi

tentang hipertensi yang telah dipelajari pada suatu kondisi yang riil atau

nyata.

d) Analisis (analysis).

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen – komponen tetapi masih di dalam suatu

struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Hal ini

berarti penderita hipertensi mampu untuk menganalisa materi tentang

hipertensi.

e) Sintesis ( synthesize ).

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

19

baru dari formasi – formasi yang ada. Misalnya, dapat merencanakan,

meringkas, dan menyesuaikan. Hal ini berarti penderita hipertensi

mampu untuk mensintesis materi tentang hipertensi.

f) Evaluasi ( evaluation ).

Evaluasi berakitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi yang ditentukan sendiri,

atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada. Hal ini berarti

penderita hipertensi dapat mengevaluasi materi tentang hipertensi

3. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan.

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003) mengatakan

bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu:

a. Faktor pendukung ( Predisposing Faktor)

1. Pendidikan.

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi dalam

memberikan respon terhadap suatu yang datang dari luar. Orang yang

berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional

terhadap informasi yang datang dan akan berfikir sejauh mana yang

mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Dalam hal ini

berarti semakin tinggi pendidikan penderita hipertensi, maka akan

semakin mudah menerima informasi tentang hipertensi, Sehingga

masyarakat akan lebih cepat memahami tentang penyakit hipertensi

secara benar.

2. Pekerjaan.

Lingkungan pekerjan bisa menjadikan seseorang mendapatkan

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara

tidak langsung. Dalam hal ini berarti lingkungan pekerjaan perperan

penting dalam mendapatkan pengalaman atau pengetahuan tentang

penyakit hipertensi.

3. Usia.

Bertambahnya usia seseorang,maka akan terjadi perubahan

pada aspek fisik dan mental. Pertumbuhan fisik dapat dikategorikan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

20

yaitu; perubahan ukuran, proporsi, hilangnya ciri – ciri lama dan

timbulnya ciri – ciri baru. Hal ini terjadi karena pematangan fungsi

organ. Sedangkan pada aspek psikologis (mental) taraf berpikir

seseorang semakin matang dan dewasa sesuai bertambahnya umur.

Dalam hal ini berarti semakin bertambah usia penderita hipertensi

akan bertambah pula kematangan cara berfikir seseorang dalam

memahami penyakit hipertensi.

4. Minat.

Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan

yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk

mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh

pengetahuan yang lebih mendalam. Dalam hal ini berarti semakin

tinggi minat penderita hipertensi dalam mengetahui dan memahami

materi kesehatan hipertensi ini akan membuat seseorang mau

mencoba dan melakukan perubahan dalam dirinya.

5. Pengalaman.

Pengalaman diartikan sebagai suatu kejadian yang pernah

dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Pengalaman individu tentang berbagai hal bisa diperoleh dari tingkat

kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya sering mengikuti

kegiatan – kegiatan yang mendidik seperti seminar. Dalam hal ini

berarti semakin banyak pengalaman yang didapat oleh penderita

hipertensi dari mengikuti kegiatan – kegiatan yang mendidik akan

semakin baik dan cepat proses perkembangannya dalam hal

melakukan perubahan – perubahan yang lebih baik menuju hidup

sehat.

6. Kebudayan lingkungan sekitar.

Manusia adalah makhluk sosial dimana di dalam kehidupannya

saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat

berinterkasi secara kontinyu lebih besar terpapar informasi.

Kebudayan yang ada dalam kehidupan individu akan mempunyai

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

21

pengaruh sangat besar terhadap pembentukan sikap individu tersebut.

Dalam hal ini kebudayaan sangat berpengaruh dalam pembentukan

sikap penderita hipertensi kearah yang lebih baik.

7. Informasi.

Kemudahan dalam memperoleh suatu informasi dapat

membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan

yang baru. Hal ini berarti semakin banyak orang penderita hipertensi

yang mendapatkan kemudahan dalam memperoleh informasi tentang

hipertensi akan mempercepat orang mendapatkan pengetahuan yang

baru. Contohnya, penyuluhan kesehatan tentang hipertensi, Koran,

majalah, televise, radio, dll (Mubarak, 2009).

b. Faktor Pemungkin ( Enabling Factor )

1. Sarana dan prasarana.

Dengan tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung

seperti tersedianya fasilitas dan petugas kesehatan akan menjadi

sarana penunjang pelayananan kesehatan. Petugas kesehatan dapat

menjalankan perannya sebagai pendidik dan pemberi informasi untuk

memberikan konseling tentang hipertensi dengan harapan masyarakat

lebih memahami tentang penyakit hipertensi dan mampu secara

mendiri mengubah pola hidupnya agar lebih baik demi mencapai

hidup sehat dan sejahtera (Pusdiknakes, 2002).

2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Fasilitas pelayanan kesehatan yang terjangkau akan

memberikan kemudahan akses memdapatkan pelayanan kesehatan

yang memadai. Sehingga masyarakat yang menderita hipertensi

khususnya dapat memeriksakan kesehatannya secara teratur dan juga

akan mendapatkan konseling berupa penyuluhan kesehatan, sehingga

bila ada permasalahan akan mendapatkan solusi permasalahan yang

baik.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

22

c. Faktor Penguat ( Reinforcing Factor)

1. Tokoh Masyarakat.

Kurangnya pengetahuan dimasyarakat tentang hipertensi akan

berdampak buruk jika tidak segera diatasi. Keadaan ini membutuhkan

kerja sama antar tokoh masyarakat agar mau membantu

terselenggaranya kegiatan–kegiatan penyuluhan tentang hipertensi

untuk dapat memecahkan semua masalah–masalah kesehatan yang

sedang terjadi di masyarakat sekarang ini.

2.Tokoh agama.

Tokoh agama berperan aktif dalam pemberian dukungan

spiritual pada masyarakat yang mengalami penyakit hipertensi,

biasanya untuk mengurangi stress pada penderita hipertensi

dibutuhkan banyak dukungan spiritual seperti mengikuti kegiatan

keagamaan. Diharapkan dengan mendapatkan siraman rohani akan

membuat penderita hipertensi lebih nyaman dan tenang serta

menurunkan tingkat stressnya.

3. Petugas Kesehatan.

Petugas kesehatan sangat berperan aktif dalam pemberian

konseling pada masyarakat. Pemberian informasi itu bisa berupa

penjelasan lebih dalam tentang hipertensi, sehingga diharapkan

masyarakat bisa lebih memahami tentang penyakit hipertensi dan

mampu melakukan pengendalian – pengendalian untuk mencapai taraf

hidup sehat.

4. Petugas Penyuluhan.

Peran petugas penyuluhan sangatlah penting dalam hal ini,

karena masyarakat perlu mendapatkan berbagai macam informasi

mengenai penyakit hipertensi. Dengan mendapatkan informasi dari

petugas penyuluhan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

masyarakat tentang hipertensi, sehingga masyarakat menjadi sadar

akan pentingnya menjaga kesehatan diri secara mandiri.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

23

C. Penyuluhan Kesehatan

1. Pengertian

Penyuluhan secara umum adalah segala upaya kegiatan pendidikan

kesehatan yang direncanakan untuk menyebarkan pesan, menanamkan

keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, akan

tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran untuk mencapai hidup

sehat (Azwar, 1983 dikutip oleh Machfoedz, 2009). Konsep dasar

pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu

terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang

lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau

masyarakat (Notoadmodjo, 2003 dikutip oleh Mubarak et al, 2007).

Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang

mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat

agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang

diharapkan. Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan

untuk orang dewasa. Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk

melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu

sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang

benar (Adrianto, 2009). Penyuluhan adalah sistem pendidikan luar sekolah

(orang dewasa) guna menumbuh kembangkan kemampuan (pengetahuan,

sikap dan keterampilan) seseorang sehingga secara mandiri mereka dapat

memahami tentang bahaya penyakit hipertensi dan dapat melakukan

pengendalian.

Penyuluhan Kesehatan adalah suatu pendidikan kesehatan sebagai

sekumpulan pengalaman yang mendukung kebiasaan, sikap dan

pengetahuan yang berhubungan dengan kesatuan individu, masyarakat, dan

ras. (Wood, 1926 dikutip Mubarak, 2007). Penyuluhan kesehatan

merupakan suatu upaya konseling atau bimbingan yang dilakukan oleh

pihak pemberi penyuluhan kepada seseorang untuk membantu menjelaskan

pengertian dan menbantu merubah tingkah laku individu untuk mencapai

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

24

hidup sehat dan mengatasi masalah – masalah kesehatan yang sedang

dihadapi ( Machfoedz, 2009).

Penyuluhan adalah upaya pemberian informasi. Informasi adalah

dasar dalam pengambilan setiap keputusan yang diambil (Sofa, 2008).

Mengambil keputusan tanpa memiliki informasi yang memadai dari segala

sisi dapat diibaratkan seperti berjalan dengan sebelah kaki. Berbagai macam

informasi yang didapat oleh masyarakat terutama masalah penyakit

hipertensi akan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tersebut.

Informasi sangat penting dalam peradaban manusia, tidak dibatasi oleh

ruang dan waktu. Tanpa penguasaan informasi kehidupan sesorang,

organisasi, atau bangsa akan tergilas oleh roda zaman yang kian cepat

bergerak. Eksistensi bangsa kita sangat ditentukan oleh tingkat penguasaan

informasi. Keterampilan menelusuri, mengevalusi, mengeinterpretasikan,

dan mengaplikasikan informasi (Suherman, 2008).

2. Tujuan penyuluhan kesehatan

Tujuan penyuluhan kesehatan, Menurut Mubarak et al, 2009 sebagai

berikut :

a. Tujuan jangka pendek:

Agar terciptanya pengertian, pengetahuan, sikap dan norma baru

dalam masyarakat untuk mencapai kesehatannya.

b. Tujuan jangka menengah:

Agar terciptanya perubahan perilaku hidup sehat di masyarakat.

c. Tujuan jangka panjang:

Agar terciptanya status kesehatan yang optimal di masyarakat.

d. Tujuan umum menurut Wong, 1974 dikutip Mubarak et al, 2007 sebagai

berikut :

1) Agar masyarakat memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada

kesehatannya keselamatan lingkungan dan masyarakat.

2) Agar orang melakukan langkah – langkah dalam mencegah terjadinya

penyakit menjadi lebih parah, dan mencegah keadaan ketergantungan

melalui rehabilitasi cacat yang disebabkan oleh penyakit.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

25

3) Agar orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi dan

perubahan – perubahan system dan cara memanfaatkannya dengan

efisiensi dan efektif.

4) Agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan

bagaimana caranya, tanpa selalu meminta pertolongan kepada system

kesehatan yang formal.

3. Sasaran.

Sasaran penyuluhan kesehatan di Indonesia menurut Machfoedz,

(2009), berdasarkan pada program perkembangan Indonesia, adalah :

a. Masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat pedesaan.

b. Masyarakat dalam kelompok tertentu, seperti wanita, pemuda, remaja.

c. Sasaran individu dengan teknik penyuluhan kesehatan individual.

Sasaran primer pada penyuluhan kesehatan ini biasanya disesuaikan

dengan permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat, pada penelitian ini

masalah kesehatan yang terjadi adalah kurangnya pengetahuan pada

penderita hipertensi. Sasaran sekunder seperti para tokoh masyarakat, tokoh

agama, petugas penyuluhan. Tujuan memberiakan penyuluhan kesehatan

pada kelompok ini yaitu diharapkan mereka mau menyebarkan kembali

pada masyarakat sekitar (Notoatmodjo, 2003).

Sasaran tersier meliputi para pembuat keputusan atau penentu

kebijakan baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah. Kebijakan yang di

keluarkan pada kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku

para tokoh masyarakat (sasaran sekunder) dan masyarakat umum (sasaran

primer) ( Notoatmodjo, 2003).

4. Faktor yang harus diperhatikan dalam penyuluhan kesehatan agar

mencapai sasaran.

a) Tingkat Pendidikan.

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang

terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa

semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang

menerima informasi yang didapatnya.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

26

b) Tingkat Sosial Ekonomi.

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah

pula dalam menerima informasi baru.

c) Adat Istiadat.

Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat

istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

d) Kepercayaan Masyarakat.

Masyarakat lebih memerhatikan informasi yang disampaikan oleh

orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah ada kepercayaan

masyarakat dengan penyampai informasi.

e) Ketersediaan Waktu di Masyarakat.

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat

aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam

penyuluhan. (www.AsianBrain.com, di unduh 3 januari 2009).

5. Metode Penyuluhan Kesehatan.

Menurut Azrul, (1983) yang dikutip oleh Machfoedz et al, (2009).

Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan

antara lain :

a. Metode Ceramah.

Suatu cara dalam menerangkan suatu ide, pengertian atau pesan

secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi

tentang kesehatan.

b. Metode Diskusi Kelompok.

Pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang

suatu topik dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.

c. Metode Curah Pendapat.

Suatu bentuk pemecahan masalah dimana setiap anggota

mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan

oleh masing-masing peserta, dan evaluasi atas pendapat-pendapat tadi

dilakukan kemudian.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

27

d. Metode Panel.

Pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau

peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis

dengan seorang pemimpin.

e. Metode Bermain peran.

Memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan

tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atu lebih untuk dipakai

sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

f. Metode Demonstrasi.

Suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur

tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan untuk memperlihatkan

bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan

menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok

yang tidak terlalu besar jumlahnya.

g. Metode Simposium.

Serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang

dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.

h. Metode Seminar.

Suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk

membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang

menguasai bidangnya.

6. Pentingnya penyuluhan kesehatan dalam keperawatan

Tujuan penyuluhan kesehatan dalam keperawatan adalah untuk

menyampaikan informasi dan sebagai pihak konseling dalam rangka untuk

meningkatkan status kesehatan, mencegah timbulnya penyakit,

mempertahankan derajat kesehatan, memaksimalkan fungsi dan peran

pasien selama sakit, dan membantu pasien dan keluarga mengatasi masalah

kesehatan. Dalam hal ini pemberian informasi atau penyuluhan tentang

hipertensi yang diberikan pada masyarakat penderita hipertensi dapat

meningkatkan pengetahuan masyarakat tersebut tentang penyakit hipertensi

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

28

secara benar dan masyarakat mampu melakukan perubahan hidup untuk

meningkatkan derajat kesehatannya.

7. Langkah – Langkah Dalam Penyuluhan Kesehatan.

Menurut Effendy, (1998) yang dikutip oleh Machfoedz et al, (2009),

Langkah – langkah dalam penyuluhan kesehatan adalah sebagai berikut:

a. Mengkaji kebutuhan kesehatan dimasyarakat.

b. Menetapkan masalah kesehatan di masyarakat.

c. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui

penyuluhan.

d. Menyusun perencanaan penyuluhan.

e. Menetapkan tujuan.

f. Penentukan sasaran.

g. Menyusun materi atau isi penyuluhan.

h. Memilih metode yang tepat.

i. Menentukan jenis alat peraga yang digunakan.

j. Penentuan kriteria evaluasi.

k. Pelaksanaan penyuluhan.

l. Penilaian hasil penyuluhan.

m. Tindak lanjut dari penyuluhan.

8. Pengaruh penyuluhan hipertensi terhadap tingkat Pengetahuan.

Penyuluhan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk

menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya

penyuluhan kesehatan berupaya menyampaikan informasi agar masyarakat

menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka,

bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan

mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan

bilamana sakit, dan sebagainya.

Kesadaran masyarakat di atas disebut tingkat kesadaran/pengetahuan

masyarakat tentang kesehatan. Lebih dari itu, penyuluhan kesehatan pada

akhirnya bukan hanya mencapai kesehatan pada masyarakat saja, namun

yang lebih penting adalah mencapai perilaku kesehatan (health behaviour).

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

29

Menurut Sunaryo, (2002) kesehatan bukan hanya diketahui atau

didasari (knowledge) dan disikapi (attitude), melainkan harus

dikerjakan/dilaksanakan dalam kehidupan sehari- hari (practice) . Hal ini

berarti bahwa tujuan akhir dari penyuluhan kesehatan adalah agar

masyarakat dapat mempraktekkan hidup sehat bagi dirinya sendiri dan bagi

masyarakat, atau masyarakat dapat berperilaku hidup sehat (healthy life

style). (Notoatmodjo, 2003).

9. Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian penyuluhan kesehatan

a. Perencanaan

Perencanaan sebagai suatu proses analisis dan pemahaman

system, perumusan tujuan umum dan khusus, memperkirakan

kemampuan yang dimiliki, menguraikan segala kemungkinan rencana

yang akan dilaksanakan, memilih satu di antaranya yang dipandang

paling baik, menyusun perincian rencana terpilih dengan selengkapnya,

serta mengikatnya dalam satu system pengawasan yang terus menerus

sehingga dapat dicapai hubungan yang optimal antara rencana dengan

system yang dimiliki. Langkah-langkah pembuatan perencanaan sebagai

berikut :

1) Pengumpulan data, mengolah, menyajikan serta menginterpretasikan

demikian rupa sehingga menjadi jelas.

2) Menetapkan prioritas masalah kesehatan yang perlu segera

ditanggulangi.

3) Rencana kerja.

4) Menyusun rencana terpadu.

b. pelaksanaan penyuluhan kesehatan

Langkah-langkah pelaksanaan penyuluhan kesehatan berlangsung

berdasarkan urutan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Pada

dasarnya berkaitan dengan bekerja dalam suatu masyarakat sebenarnya

banyak macamnya. Akan tetapi ada tiga pokok yang disebut langkah-

langkah dan metode pengorganisasian masyarakat, sebagai berikut:

1) Upaya mencari dan menemukan fakta.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

30

Upaya ini dimaksudkan agar petugas kesehatan mengenal

permasalahan yang akan dihadapi serta kelompok masyarakat yang

akan diikut sertakan.

2) Upaya merumuskan prioritas kebutuhan (masalah)

Upaya ini harus dilakukan bersama masyarakat sehingga

mereka bersama-sama dapat mengenal permasalahannya dan dapat

diikut sertakan memecahkan masalah tersebut.

3) Upaya merumuskan kegiatan (program)

Setelah merumuskan prioritas kebutuhan maka dianjurkan

dengan perumusan kegiatan yang akan dilakukan. Pelaksanaan harus

bersama dengan masyarakat yang telah dirumuskan.

c. Penilaian

1) Penetapan tujuan penilaian

2) Penentuan waktu melakukan penilaian

3) Penetapan instrument yang digunakan untuk penilaian

4) Menetapkan cara menarik kesimpulan dari hasil yang dicapai

5) Penetapan ruang lingkup yang akan dinilai

6) Penetapan ukuran yang akan dicapai dalam menetapkan hasil program

10. Alat Bantu dan media penyuluhan kesehatan

Alat bantu penyuluhan adalah alat bantu yang digunakan dalam

penyampaian bahan pendidikan / pengajaran. Alat bantu ini di sebut alat

peraga. Alat peraga berfungsi sebagai membantu dan memperagakan

sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran. Dalam rangka penyuluhan

kesehatan, masyarakat sebagai konsumen juga dapat terlibat dalam

pembuatan alat bantu penyuluhan.

Petugas kesehatan berperan sebagai pembimbing dan Pembina,

bukan hanya dalam hal kesehatan masyarakat sendiri, tetapi juga

memotivasi masyarakat sehingga meneruskan informasi kepada anggota

masyarakat lainnya. Alat peraga akan membantu dalam penyuluhan

kesehatan, agar pesan yang disampaikan lebih jelas, tepat sasaran dan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

31

masyarakat dengan mudah menerima pesan tersebut (Machfoedz, 2009).

Berbagai alat Bantu yang peneliti digunakan adalah :

a. Poster.

b. Leaflet.

c. Laptop.

d. Media proyeksi diam atau LCD.

e. Slide atau power point tentang hipertensi.

f. Microphone.

g. Media transportasi, dan lain-lain.

D. Peran perawat

Menurut Mubarak, (2009) perawat mempunyai peran diantaranya

sebagai berikut :

1. Peran Pelaksana

Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak sebagai comforter,

protector dan advocate, communicator serta rehabilitator. Sebagai

comforter, perawat berusaha memberi kenyamanan dan rasa aman pada

klien. Peran sebagai protector dan advocate lebih terfokus pada kemampuan

perawat melindungi dan menjalin agar hak dan kewajiban klien terlaksana

dengan seimbang dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Peran sebagai

communicator sebagai mediator antara klien dengan tim kesehatan lainnya.

Sedangkan peran rehabilitator mengembalikan fungsi organ atau bagian

tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi normal. (Gaffar, 1999).

2. Peran sebagai pendidik

Sebagai pendidik, perawat berperan mendidik individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat serta tenaga keperawatan atau tenaga kesehatan

yang berada di bawah tanggung jawabnya. Peran ini dapat berupa

penyuluhan kesehatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok atau

masyarakat) maupun bentuk desiminasi ilmu kepada peserta didik

keperawatan, antara sesama perawat atau tenaga kesehatan lain.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

32

3. Peran sebagai pengelola.

Sebagai pengelola perawat berperan dalam memantau dan menjamin

kualitas asuhan atau layanan keperawatan serta mengorganisasi dan

mengendalikan system pelayanan keperawatan.

4. Peran sebagai peneliti.

Sebagai peneliti dibidang perawatan, perawat diharapkan mampu

mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode

penelitian serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu

asuhan atau pelayanan dan penyuluhan kesehatan.

5. Peran sebagai konseling (pembimbing)

Perawat selain berperan merawat pasien juga sebagai pihak

konseling atau pembimbing dalam mengatasi permasalahan kesehatan baik

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.Hal ini di maksudkan untuk

membantu klien mencapai kesehatannya kembali atau mencegah terjadinya

masalah kesehatan.

6. Peran sebagai pemberi informasi.

Perawat juga sebagai pemberi informasi dan menyampaikan pesan

tentang masalah kesehatan yang sedang di hadapi pasien dan memberikan

solusi juga pengetahuan baru dalam merubah perilaku demi mewujudkan

hidup sehat.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

33

E. Kerangka Teori

Gambar : 2.1 kerangka teori

Sumber : Modifikasi dari Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003)

Tingkat pengetahuan

hipertensi

Predisposing Factor : 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Usia 4. Minat 5. Pengalaman 6. Lingkungan kebudayan sekitar 7. Informasi:

Penyuluhan Hipertensi Enabling Factor (Faktor Pemungkin):

1. Sarana dan prasarana 2. Fasilitas pelayanan kesehatan Reinforcing Factor ( Faktor Penguat): Tokoh masyarakat, tokoh agama, petugas kesehatan, Petugas penyuluhan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dyahayuput... · Krisis Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah

34

F. Kerangka Konsep

Gambar : 2.2 kerangka konsep

G. Variabel penelitian

Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Variabel independen (Variabel bebas) merupakan stimulus atau intervensi

keperawatan yang diberikan kepada klien untuk mempengaruhi tingkah laku

pasien.( Nursalam, 2003). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

penyuluhan tentang hipertensi.

b. Variabel Dependen (Variabel terikat) adalah faktor yang diamati dan diukur

untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variable

bebas. (Nursalam, 2003).Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat

pengetahuan pada penderita hipertensi.

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada Pengaruh Penyuluhan Hipertensi

Terhadap Tingkat Pengetahuan pada Penderita Hipetensi di Kelurahan

Kembangarum Semarang Barat.

Variabel Independen

Penyuluhan tentang

hipertensi

Variabel dependen

Tingkat pengetahuan pada

penderita hipertensi