BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Corporate Social Responsibility 1. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) Pengertian (CSR) diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. (CSR) is about how companiesmanage the business processes to produce an overall positive impactto society. Definisi ini pada dasarnya berangkat dari filosofi bagaimana mengelola perusahaan baik sebagian maupun keseluruhan memiliki dampak positif bagi dirinya dan lingkungannya. Perusahaan harus mampu mengelola operasi bisnisnya dengan menghasilkan produk yang berorientasi secara positif terhadap masyarakat dan lingkungan (Nor Hadi, 2011: 46). Yusuf Wibisono (2007: 7) dalam The word business council for suistainable development (WBCSD) memberi definisi continuing commitment by businessto behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as ofthe local community and society at large. Definisi tersebut dapat diartikan sebagai PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
39
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Corporate Social …repository.ump.ac.id/2287/3/Aris Hartanto - Bab II.pdf · Selain perusahaan harus taat hukum, memperoleh laba, dan berperilaku
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Corporate Social Responsibility
1. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
Pengertian (CSR) diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Nomor
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya.
(CSR) is about how companiesmanage the business processes to produce
an overall positive impactto society. Definisi ini pada dasarnya berangkat dari
filosofi bagaimana mengelola perusahaan baik sebagian maupun keseluruhan
memiliki dampak positif bagi dirinya dan lingkungannya. Perusahaan harus
mampu mengelola operasi bisnisnya dengan menghasilkan produk yang
berorientasi secara positif terhadap masyarakat dan lingkungan (Nor Hadi,
2011: 46).
Yusuf Wibisono (2007: 7) dalam The word business council for
suistainable development (WBCSD) memberi definisi continuing commitment
by businessto behave ethically and contribute to economic development while
improving the quality of life of the workforce and their families as well as ofthe
local community and society at large. Definisi tersebut dapat diartikan sebagai
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroprasi
secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan
peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya sekaligus juga
peningkatan kualitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.
Edi Suharto (2009: 105) mengemukakan pendapatnya mengenai definisi
(CSR). (CSR) merupakan kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian
keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan
lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure)
yang tepat dan profesional.
Pendapat lain menurut Ardianto dan Machfudz (2011: 34) yang
mengemukanan pendapatnya mengenai pengertian (CSR). (CSR) merupakan
komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam
pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memerhatikan tanggung
jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara
perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.
Wahyudi dan Azheri (2008: 36) berpendapat bahwa (CSR) merupakan
sebuah komitmen perusahaan untuk melaksanakan kewajibannya didasarkan
atas keputusan untuk mengambil kebijakan dan tindakan dengan
memperhatikan para stakeholder dan lingkungan dimana perusahaan melakukan
aktivitasnya yang berlandaskan pada ketentuan hukum yang berlaku. Dari
definisi (CSR) di atas, tanggung jawab sosial perusahaan atau (CSR)
merupakan komitmen perusahaan untuk menciptakan kesejahteraan di wilayah
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
kerja perusahaan tersebut dengan tetap mengedepankan kepentingan ekonomi,
sosial dan lingkungan.
2. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)
Suatu perusahaan dalam menjalankan (CSR), harus memberikan
perhatian kepada tiga 3 (tiga) hal yaitu laba, lingkungan dan masyarakat. Laba
perusahaan, dapat memberikan deviden bagi pemegang saham dengan
mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh guna membiayai pertumbuhan
dan pengembangan usaha di masa depan, serta membayar pajak kepada
pemerintah. (CSR) dapat dipandang sebagai aset strategis dan kompetitif bagi
perusahaan di tengah iklim bisnis yang semakin sarat kompetisi. Perusahaan
yang menerapkan (CSR), diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka
pendek namun juga turut berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan
kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitar dalam jangka panjang.
Terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dalam menjalankan (CSR)
khususnya dilihat dari sisi perusahaan yaitu:
a. Mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan yang tidak pantas yang
diterima perusahaan
b. Sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk
yang diakibatkan suatu krisis
c. Keterlibatan dan kebanggaan karyawan, karena karyawan akan merasa
bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, yang
secara konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya,
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
d. (CSR) yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan
mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholder-nya.
Meningkatkan penjualan seperti yang terungkap dalam riset Roper Search
World wide, yaitu bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-produk
yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung
jawab sosialnya sehingga memiliki reputasi yang baik
(A.B. Susanto, 2009: 14-15).
Sementara itu, menurut Mursitama (2011, 27) manfaat eksternal dan
internal yang dapat diperoleh perusahaan dari penerapan (CSR) sebagai berikut
adalah:
1. Manfaat eksternal
a. Penerapan (CSR) akan meningkatkan reputasi perusahaan sebagai badan
hukum yang mengemban dengan baik pertanggungjawaban secara sosial.
Hal ini menyangkut pemberian pelayanan yang baik kepada pihak
eksternal atau pemangku kepentingan eksternal.
b. (CSR) merupakan satu bentuk differensiasi produk yang baik, artinya,
sebuah produk yang memenuhi persyaratan-persyaratan ramah
lingkungan dan merupakan hasil dari perusahaan yang bertanggungjawab
secara sosial. Sangat diperlukan kesesuaian antara berbagai aktifitas
sosial dengan karakteristik perusahaan yang juga khas. Karakteristik ini
mempunyai ekspektasi dari para pemangku kepentingan tentang
bagaimana seharusnya perusahaan bertindak.
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
c. Melaksanakan (CSR) dan membuka kegiatan (CSR) secara publik
merupakan instrument untuk komunikasi yang baik dengan khalayak.
Pada gilirannya semua akan membantu menciptakan reputasi image
perusahaan yang lebih baik. Hal tersebut, akan membantu perusahaan dan
para karyawannya dalam membangun keterikatan dengan komunitas
secara lebih kohensif dan terintegrasi.
d. Kontribusi (CSR) terhadap kinerja perusahaan akan dapat terwujud paling
tidak dalam dua bentuk. Pertama, dampak positif yang timbul sebagai
insentif (rewards) atas tingkah laku positif dari perusahaan. Kontribusi ini
sering disebut sebagai kesempatan (opportunities). Kedua, kemampuan
perusahaan untuk mencegah munculnya konsekuensi dari tindakan yang
buruk atau dikenal sebagai “jaring pengaman” atau safety nets bagi
perusahaan (Mursitama, 2011:30).
2. Manfaat eksternal
a. Pengembangan aktifitas yang berkaitan dengan sumber daya manusia.
Aktifitas tersebut butuh praktik-praktik ketenagakerjaan yang
bertanggung jawab sosial.
b. Adanya pencegahan polusi dan reorganisasi pengelolaan proses produksi
dan aliran bahan baku, serta hubungan dengan pemasok berjalan dengan
baik. Muaranya adalah peningkatan performa lingkungan perusahaan.
c. Menciptakan budaya perusahaan, kapabilitas sumber daya manusia, dan
organisasi yang baik.
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
d. Kinerja keuangan perusahaan, terutama harga saham bagi perusahaan
yang telah go public, menjadi lebih baik.
3. Alasan Perusahaan Melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR)
Alasan suatu perusahaan dalam menerapkan (CSR) di lingkungannya
meliputi 4 (empat) hal. Penerapan (CSR) dengan cara memenuhi tanggung
jawab ekonomis, tanggung jawab legal (hukum), tanggung jawab etis dan
tanggung jawab filantropis.
a. Tanggung jawab ekonomis
Motif utama perusahaan dalam melaksanakan (CSR) tetap berujung pada
keuntungan. Perusahaan melakukan program (CSR) untuk menarik simpati
masyarakat dengan membangun image positif bagiperusahaan yang tujuan
akhirnya pada peningkatan profit agar perusahaan dapat terus hidup (survive)
dan berkembang.
b. Tanggung jawab legal (hukum)
Perusahaan harus taat hukum dalam proses mencari laba, perusahaan tidak
boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan pemerintah.
Apabila perusahaan tidak melaksanakan (CSR) akan dikenai sanksi sesuai
dengan peraturan yang berlaku dalam Pasal 34 Undang-undang Nomor 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dapat dikenai sanksi berupa :
1. Peringatan tertulis
2. Pembatasan kegiatan usaha
3. Pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanam modal; atau
4. Pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanam modal
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
c. Tanggung jawab etis
Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis yang baik,
benar, adil dan fair. Norma-norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi
perilaku organisasi perusahaan.
d. Tanggung jawab filantropis
Selain perusahaan harus taat hukum, memperoleh laba, dan berperilaku etis,
perusahaan dituntut agar dapat memberikan kontribusi yang dapat dirasakan
langsung oleh masyarakat. Sebagai pihak luar yang beroprasi pada wilayah
orang lain ikut serta menjaga kesejahteraan ekonomi masyarakat dan juga
menjaga lingkungan dari kerusakan yang ditimbulkan.
Keempat jenjang (CSR) tersebut, perlu dipahami sebagai satu kesatuan.
Walaupun demikian, kesalahan interpretasi umumnya kerap terjadi dimana
muncul argumen bahwa laba yang harus diutamakan. Tetapi kegiatan mencari
keuntungan atau laba hendaknya dikaitkan atau tidak terlepas dari kegiatan
lainnya, seperti megembangkan masyarakat. Pada saat ini, (CSR) bukan lagi
hanya sekedar kegiatan philanthropy konvensional, memberikan dana untuk
sejumlah tujuan-tujuan yang baik diakhir tahun saat pembukuan selesai. Secara
luas, (CSR) merupakan konstribusi perusahaan terhadap lingkungan di sekitar
mereka, untuk kegiatan bekerja yang lebih baik, untuk komitmen perusahaan
terhadap komunitas lokal dan pengakuan atas brand names perusahaan yang
tidak hanya bergantung pada kualitas, harga dan keunikan yang mereka miliki,
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
namun juga pada interaksi perusahaan dengan tenaga kerja yang dimilikinya,
komunitas dan lingkungan secara kumulatif (Chuck Williams, 2001: 123).
Terdapat 3 (tiga) alasan penting mengapa suatu perusahaan harus
melaksanakan (CSR). Hal ini, khususnya terkait dengan perusahaan ekstraktif
antara lain:
a. Pertama, perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan oleh karenanya
wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Perusahaan
harus menyadari bahwa mereka beroperasi dalam satu tatanan lingkungan
masyarakat. Kegiatan sosial berfungsi sebagai kompensasi atau upaya timbal
balik atas penguasaan sumber daya alam atau sumber daya ekonomi oleh
perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan eksploratif, disamping
sebagai kompensasi sosial karena timbul keresahan pada masyarakat.
b. Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang
bersifat simbiosis mutualisme. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
dukungan dari masyarakat, setidaknya izin untuk melakukan operasi yang
sifatnya kultural. Wajar bila perusahaan juga dituntut untuk memberikan
kontribusi positif kepada masyarakat, sehingga bisa tercipta harmonisasi
hubungan bahkan pendongkrakan citra dan performa perusahaan.
c. Ketiga, kegiatan (CSR) merupakan salah satu cara untuk meredam atau
bahkan menghindarkan konflik sosial. Potensi konflik itu bisa berasal akibat
dari dampak operasional perusahaan atau akibat kesenjangan struktural dan
ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan
(Yusuf Wibisino, 2007: 78).
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
4. Sustainability dalam Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)
Satu terobosan besar perkembangan (CSR) seperti yang dikemukakan
oleh John Eklington (1997) yang terkenal dengan “The Triple Botton Line”
yang dimuat dalam buku “Canibalts with Forks the Triple Botton Line of
Twentieth Century Business”. Konsep tersebut mengakui jika perusahaan ingin
sustainable maka perlu memperhatikan (3P) yaitu bukan hanya profit yang
diburu, namun juga harus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat
(people) dan ikut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Konsep
Triple Botton Line tersebut merupakan kelanjutan dari konsep sustainable
development yang secara eksplisit telah mengaitkan antara dimensi tujian dan
tanggung jawab baik kepada shareholder maupun stakeholder (Nor Hadi, 2011:
56).
Penerapan (CSR) merupakan strategi bisnis yang bertujuan untuk
menjaga kelangsungan dan keberlanjutan perusahaan. Untuk menjamin
kelangsungan dan keberlanjutan sebuah perusahaan, maka perusahaan tersebut
harus memperhatikan semua aspek yang meliputi sustainability ekonomi,
sosial, dan lingkungan atau disebut juga triple bottom line. Pentingnya menjaga
sustainability ekonomi, sosial, dan lingkungan yaitu sebagai berikut:
a. Sustainability Ekonomi
Tujuan dasar sebuah perusahaan didirikan adalah untuk mencari
keuntungan. (CSR) tidak berarti menjalankan kegiatan sosial dan menjaga
kelestarian lingkungan hingga mempengaruhi keuntungan perusahaan.
Dalam melaksanakan program (CSR), perusahaan wajib memenuhi tujuan
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
dasarnya, yaitu mencari keuntungan sebesar-basarnya. Sustainability
ekonomi perusahaan merupakan dasar bagi perusahaan untuk menjaga
sustainability sosial dan lingkungan. Sustainability ekonomi dicapai dengan
cara memperoleh keuntungan, meminimalkan biaya dan memaksimalkan
penjualan, membuat kebijakan-kebijakan bisnis yang strategis serta
menjanjikan pengembalian yang menarik bagi para investor.
b. Sustainability Sosial
Berdirinya sebuah perusahaan di tengah-tengah masyarakat
menimbulkan dampak terhadap masyarakat tersebut. Kehadiran perusahaan
diharapkan sedikit banyak akan mengangkat drajat kesejahteraan masyarakat
sekitarnya baik melalui perekrutan tenaga kerja maupun sumbangsih
perusahaan secara langsung terhadap masyarakat tersebut. Dengan adanya
(CSR) terhadap masyarakat, perusahaan akan mendapat rasa aman dan
nyaman dalam menjalankan kegiatan usahanya. Sustainability sosial terkait
upaya perusahaan untuk mengutamakan nilai-nilai yang tumbuh dalam
masyarakat. Sustainability diupayakan dengan cara mendukung upaya-upaya
kesehatan masyarakat, penegakan hak asasi manusia, pembangunan kawasan
suatu negara, dan melakukan persaingan usaha yang sehat.
c. Sustainability Lingkungan
Lingkungan yang baik, sehat, bersih, dan terpelihara merupakan
harapan semua pihak. Isu mengenai kelestarian lingkungan merupakan isu
besar dan menjadi isu global yang masih terus diserukan untuk diupayakan
untuk dapat diwujudkan. Setiap permasalahan lingkungan yang terjadi, salah
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
satu pihak yang disalahkan adalah perusahaan. Aktivitas perusahaan dituding
sebagai penyebab utama terjadinya berbagai permasalahan lingkungan.
Selain dari aktifitas industri perusahaan, penyebab masalah lingkungan juga
timbul dari produk yang dihasilkan oleh kegiatan usaha suatu perusahaan.
Banyaknya tuntutan dari masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM),
pemerhati lingkungan dan organisasi internasional lainnya agar perusahaan
memperhatikan masalah lingkungan menguatkan argumen bahwa
kelangsungan hidup sebuah perusahaan sangat tergantung pada sustainability
lingkungan. Masalah pelestarian lingkungan ini penting khususnya
perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam. Sustainability
lingkungan oleh perusahaan dijaga dengan beberapa cara antara lain dengan
menggunakan teknologi yang ramah lingkungan demi mengurangi emisi gas
buang, pengimplementasian sistem manajemen untuk mengurangi risiko
lingkungan yang efektif, menerapkan prinsip-prinsip eco-labeling dan lain-
lain (Widjaja dan Yeremia, 2008: 46-47).
5. Prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility (CSR)
Nor Hadi (2011: 59), mengurai prinsip-prinsip (CSR) menjadi 3 (tiga) yaitu :
a. Sustainability, berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan
aktifitas (action) tetap memperhitungakan keberlanjutan sumberdaya di masa
depan.
b. Accountability, merupakan upaya perusahaan terbuka dan bertanggung
jawab atas aktifitas yang telah diilakukan.
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
c. Transparency, merupakan prinsip penting bagi pihak eksternal. Transparansi
merupakan satu hal yang amat penting bagi pihak eksternal, berperan untuk
mengurangi asimetri informasi, kesalahpahaman khususnya informasi dan
pertanggungjawaban berbagai dampak dari lingkungan.
6. Pendekatan Corporate Social Responsibility (CSR)
Mengingat adanya perbedaan pendapat, tidaklah mengherankan jika
korporasi menerapkan sejumlah pendekatan tanggung jawab sosial. Seperti
yang oleh Widjaja Tunggal (2008: 66) ada 4 (empat) sikap yang dapat diambil
oleh suatu organisasi berkaitan dengan kewajibannya kepada masyarakat antara
lain:
a. Sikap obsruktif
Pendekatan terhadap tanggung jawab sosial yang melibatkan tindakan
seminimal mungkin dan mungkin melibatkan usaha-usaha menolak atau
menutupi pelanggaran yang dilakukan. Sedikit organisasi yang mengambil
apa yang disebut sebagai sikap obstruktif (obstructionist stance) terhadap
tanggung jawab sosial yang biasanya melakukan usaha seminimal mungkin
untuk memecahkan masalah-masalah sosial atau lingkungan. Apabila
mereka menghadapi batasan etis atau legal yang memisahkan praktik yang
dapat diterima dari praktik-praktik yang tidak dapat diterima, tanggapan
mereka biasanya menolak atau menyembunyikan tindakan mereka.
Perusahaan yang menganut pendapat ini tidak terlalu peduli dengan perilaku
etis dan umunya sedapat mungkin akan menyembunyikan tindakannya yang
salah.
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
b. Sikap defensif
Pendekatan tanggung jawab sosial yang ditandai dengan perusahaan
hanya memnuhi persyaratan hukum secara minimum atas komitmennya
terhadap kelompok dan individu dalam lingkungan sosialnya. Sikap difensif
(defensive stance) organisasi akan melakukan apa saja yang dipersyaratkan
oleh peraturan hukum tetapi tidak lebih dari itu. Para manager yang
mengambil sikap defensif itu merasa pekerjaan mereka adalah untuk
menghasilkan laba. Perusahaan seperti itu, akan memasang peralatan
pengendali polusi sesuai dengan yang disyaratkan oleh undang-undang,
tetapi tidak akan memasang peralatan yang berkualitas tinggi walaupun alat
tersebut dapat lebih membatasi polusi.
c. Sikap akomodatif
Pendekatan tanggung jawab sosial yang diterpkan suatu perusahaan
dengan melakukannya apabila diminta, melebihi persyaratan hukum
minimum dalam komitmennya terhadap kelompok dan invidu dalam
lingkungan sosialnya. Sikap akomodatif (accomodative stance) memenuhi
persyaratan hukum dan etisnya tetapi mau bertindak lebih jauh pada saat-
saat tertentu. Perusahaan seperti itu sukarela setuju untuk berpartisipasi
dalam program-program sosial, tetapi pencari sumbangan harus terlebih
dahulu meyakinkan mereka bahwa program tersebut bermanfaat bagi
mereka.
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
d. Sikap proaktif
Pendekatan tanggung jawab sosial yang diterapkan suatu perusahaan,
yaitu secara aktif mencari peluang untuk menyumbang demi kesejahteraan
kelompok dan individu dalam lingkungan sosialnya. Tingkatan tertinggi
tanggung jawab sosial yang dapat diperlihatkan suatu perusahaan adalah
sikap proaktif (proactive stance). Perusahaan yang menerapkan pendekatan
itu sungguh-sungguh melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Mereka
melihat dirinya sebagai warga masyarakat dan secara proaktif mencari
kesempatan untuk menyumbang. Cara yang paling umum dan langsung
untuk melaksanakan sikap tersebut adalah dengan cara mendirikan yayasan
yang dapat menyalurkan dukungan finansial langsung bagi program sosial.
7. Model Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut Saidi dan Abidin (2004: 64-65) ada 4 (empat) model pola penerapan
(CSR) yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia :
a. Keterlibatan langsung
Perusahaan menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan (TJSP)
secara langsung dengan menyelengarakan sendiri kegaiatn social atau
menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.
b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri dibawah perusahaan atau grupnya.
Model ini merupaka adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-
perusahaan di negara maju.
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
c. Bermitra dengan pihak lain
Perusahaan menyelenggarakan TJSP melalui kerjasama dengan lembaga
sosial atau organisasi pemerintah, Instansi Pemerintah, Universitas atau
media masa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan
kegiatan sosialnya.
d. Mendukung atau bergabung dalam suatu Konsorsium
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu
lembaga social yang didirikan untuk tujuan social tertentu.
8. Komponen Corporate Social Responsibility (CSR)
Meskipun belum ada standar baku (CSR), unsur-unsur (CSR) perusahaan
terus mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan masyarakat,
globalisasi, dan pasar bebas. The World Bank Institute menjabarkan komponen
(CSR) sebagai berikut:
a. Proteksi Lingkungan
Tanggung jawab lingkungan ditekankan pada menemukan cara penggunaan
sumber daya alam secara berkelanjutan untuk mengurangi dampak
operasionalisasi perusahaan terhadap lingkungan.
b. Jaminan Kerja
Terkait dengan kebebasan berserikat bagi pekerja dan pengenalan secara
efektif terhadap hak dan kewajiban pekerja, khususnya hak untuk berunding
secara kolektif.
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
c. Hak Asasi Manusia
Pengembangan tempat kerja yang bebas dari diskriminasi dengan
mengedepankan etika professional yang memperhatikan kreativitas dan
pembelajaran, dan keseimbangan antara pekerjaan aspek lain di luar
pekerjaan.
d. Keterlibatan dalam komunitas
Merupakan tindakan perusahaan untuk mengoptimalkan dampak dari donasi
uang, waktu, produk, jasa,pengaruh, pengetahuan manajemen dan sumber
daya lainnya pada masyarakat di mana perusahaan tersebut beroperasi.
e. Standar bisnis
Standar ini meliputi aktifitas perusahaan secara luas seperti etika, imbalan
keuangan, perlindungan lingkungan, standar kerja, dan HAM.
f. Pasar
Mencakup aktivitas bisnis secara luas yang menggambarkan hubungan
antara perusahaan dengan konsumen, yang antara lain meliputi etika
pemasaran, penetapan harga, pengenalan produk, kualitas dan keamanan
produk.
g. Pengembangan ekonomi dan badan usaha
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan harus memperhatikan daya saing,
pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) lokal, kewiraswastaan,
pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan keuangan mikro.
h. Proteksi Kesehatan
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
Di banyak negara industri, tempat kerja dikenal sebagai tempat penting
untuk melakukan promosi kesehatan, sehingga perusahaan dapat berperan
sebagai mitra pemerintah dalam pengembangan kesehatan.
i. Pengembangan kepemimpinan dan pendidikan
Perusahaan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar dengan
memberikan akses pendidikan, sehingga perusahaan dapat memberikan
dampak positif pada proses pemberdayaan melalui standar pengembangan
kepemimpinan dan pendidikan dalam perusahaan dan menularkan praktek-
praktek terbaik kepada mitra perusahaan yang masih berada dalam tingkat
perekonomian berkembang atau transional.
j. Bantuan bencana kemanusiaan
Perusahaan bekerjasama dengan pemerintah, masyarakat dan LSM
memegang peran penting dalam mendukung operasi bencana kemanusiaan.
Perusahaan diharapkan dapat menerapkan konsep "respon proaktif" dan
memusatkan pada tindakan pencegahan melalui upaya pemberdayaan
(Jimmy Tanaya, 2004: 46).
Menurut Yusuf Wibisono (2007: 47), ISO 26000 Guidance standard on
social responsibility secara konsisten mengembangkan (CSR). Ruang lingkup
social responsibility mencakup 7 (tujuh) isu pokok yaitu:
1. Pengembangan masyarakat;
2. Konsumen;
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
3. Praktek kegiatan institusi yang sehat;
4. Lingkungan
5. Ketenagakerjaan
6. Hak asasi manusia
7. Organizational governance.
Selain itu, bentuk program (CSR) yang umumnya diterapkan oleh perusahaan
memiliki 2 (dua) orientasi yaitu:
1. Internal, yaitu (CSR) yang berbentuk tindakan atas program yang diberikan
terhadap komunitas.
2. Eksternal, yaitu (CSR) yang mengarah pada tipe ideal yang berupa nilai
dalam perusahaan yang dipakai untuk menerapkan atau mewujudkan
tindakan-tindakan yang sesuai keadaan sosial terhadap komunitas sekitarnya
(Arif Budimantana, 2008: 57).
9. Tahap-tahap Mengelola Corporate Social Rensponsibility (CSR)
Implementasi (CSR) yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan
sangat bergantung kepada misi, budaya, lingkugan dan profil resiko serta
kondisi operasional masing-masing perusahaan. Banyak perusahaan yang telah
melibatkan diri dalam aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pelanggan,
karyawan, komunitas dan lingkungan sekitar, merupakan titik awal yang baik
menuju (CSR) yang lebih luas. Pelaksanaan (CSR) dapat dilaksanakan menurut
prioritas yang didasarkan pada ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan. Umumnya perusahaan yang menerapkan CSR menggunakan 4
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
(empat) tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap implementasi, tahap evaluasi dan
tahap pelaporan.
a. Tahap perencanaan
Gagal merencanakan sama artinya dengan merencanakan untuk gagal. Istilah
ini rasanya tepat untuk menggambarkan pentingnya sebuah perencanaan.
Perencanaan terdiri atas tiga langkah yaitu:
1. Awareness bulding
Merupakan langka awal untuk membangun kesadaran arti pentingnya
(CSR) dan komitmen manajemen. Upaya ini dapat dilakukan atara lain
melalui seminar, lokakarya, Diskusi kelompok dan lain-lain.
2. (CSR) assessement
Merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan dan
mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas,
perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur
perusahaan yang kondusif bagi penerapan (CSR) secara efektif.
3. (CSR) manual building
Merupakan pedoman implementasi dari hasil assesment yang telah
dilakukan. Upaya yang harus dilakukan antara lain melalui benchmarking
(mempelajari program (CSR) dari perusahaan lain yang dinilai lebih
sukses dalam implementasi program ini), menggali dari referensi atau
bagi perusahaan yang menginnginkan langkah instan, penyusunan manual
ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga ahli independen dari
luar perusahaan. Penyusunan manual (CSR) dibuat sebagai acuan,
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
pedoman dan panduan dalam mengelola kegiatan perusahan. Pedoman ini
diharapkan mampu memberikan kejelasan dan keseragaman pola pikir
dan pola tindakan seluruh elemen perusahaan guna terciptanya
pelaksanaan program yang terpadu, efektif dan efisien.
b. Tahap implementasi
Tahapan implementasi terdiri dari 3 (tiga) langkah utama yaitu:
1. Sosialisasi
Sosialisasi diperlukan untuk memperkenalkan kepada komponen
perusahaan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan implementasi
(CSR) khususnya mengenai pedoman penerapan (CSR) dengan tujuan
untuk mendapatkan dukungan penuh seluruh komponen perusahaan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada dasarnya harus sejalan dengan
pedoman (CSR) yang ada, berdasarkan roadmap yang telah disusun.
3. Internalisasi
Internalisasi adalah tahap jangka panjang mencakup upayaupaya untuk
memperkenalkan (CSR) di dalam seluruh proses bisnis perusahaan seperti
melalui sistem manajemen kinerja.
c. Tahap evaluasi
Setelah program (CSR) diimplementasikan, langkah berikutnya adalah
evaluasi program. Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara
konsisten dari waktu kewaktu untuk mengukur sejauh mana efektifitas
penerapan (CSR). Evaluasi bukan tindakan untuk mencari-cari kesalahan
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
atau mencari kambing hitam. Evaluasi justru dilakukan untuk pengambilan
keputusan. Misalnya, keputusan untuk menghentikan, melanjutkan atau
memperbaiki dan mengembangkan aspek-aspek tertentu dari program yang
telah diimplementasikan. Evaluasi juga bisa dilakukan dengan meminta
pihak independen untuk melakukan audit implementasi atau praktik (CSR)
yang telah dilakukan. Langkah ini tak terbatas pada kepatuhan terhadap
peraturan dan prosedur oprerasi standar tetapi juga mencakup pengendalian
resiko perusahaan. Evaluasi dalam bentuk assessment audit atau scoring juga
dapat dilakukan secara mandatori misalnya seperti yang diterapkan di
lingkungan BUMN, untuk beberapa aspek penerapan (CSR). Evaluasi
tersebut juga dapat membantu perusahaan tersebut utuk memetakan kembali
kondisi dan situasi serta pencapaian perusahaan dalam implementasi (CSR)
sehingga dapat mengupayakan perbaikan-perbaikan yang perlu berdasarkan
rekomendasi yang diberikan.
d. Pelaporan
Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk
proses pengembalian keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi
material dan relefan mengenai perusahaan. Selain berfungsi untuk keperluan
shareholder juga untuk stakeholder lainnya yang memerlukan informasi
tersebut. Perusahaan bebas menentukan bentuk atau format reporting yang
dibuatnya karena memang standar baku yang ditentukan (Yusuf Wibisono,
2007: 121-125).
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL ...,ARIS HARTANTO, F. HUMUM , UMP 2016.
Menurut Princes of wales foundation ada 5 (lima) hal penting yang dapat
mempengaruhi implementasi (CSR) yaitu:
1. Human Capital
Salah satu tujuan (CSR) adalah untuk pemberdayaaan masyarakat, bukan