BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Stres a. Pengertian Stres Stres adalah reaksi/respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental/beban kehidupan). Stres dewasa ini digunakan secara bergantian untuk menjelaskan berbagai stimulus dengan intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa respons fisiologis, perilaku, dan subjektif terhadap stres. Konteks yang menjembatani pertemuan antara individu dengan stimulus yang membuat stres, semua sebagai suatu sistem (WHO, 2003). Stres dapat didefinisikan melalui tiga cara yang berbeda, yaitu sebagai stimulus, sebagai respon, dan sebagai interaksi. Sebagai stimulus, apabila fokus pada lingkungan, misalnya memiliki pekerjaan dengan tingkat stres tinggi. Sebagai respon, apabila fokus pada reaksi terhadap stressor, misalnya ketika seseorang mengucapkan kata stres sewaktu berada pada kondisi tertekan “saya merasa stres ketika harus memberikan pidato”. Sebagai interaksi, hubungan seseorang dengan stimulus lingkungannya, seseorang disini merupakan agen aktif yang bisa mempengaruhi akibat dari stressor melalui tingkah laku, kognisi dan strategi emosi (Brannon dan Feist, 2007). Stres adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu, suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN…. ARGIANSA AFRIAN, FIKES UMP 2014
30
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Stresrepository.ump.ac.id/5129/2/ARGIANSA AFRIAN .... BAB II.pdf · BAB II . TINJAUAN PUSTAKA . A. TINJAUAN TEORI 1. Stres . a. Pengertian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Stres
a. Pengertian Stres
Stres adalah reaksi/respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan
mental/beban kehidupan). Stres dewasa ini digunakan secara bergantian untuk
menjelaskan berbagai stimulus dengan intensitas berlebihan yang tidak disukai
berupa respons fisiologis, perilaku, dan subjektif terhadap stres. Konteks yang
menjembatani pertemuan antara individu dengan stimulus yang membuat stres,
semua sebagai suatu sistem (WHO, 2003).
Stres dapat didefinisikan melalui tiga cara yang berbeda, yaitu sebagai
stimulus, sebagai respon, dan sebagai interaksi. Sebagai stimulus, apabila fokus
pada lingkungan, misalnya memiliki pekerjaan dengan tingkat stres tinggi.
Sebagai respon, apabila fokus pada reaksi terhadap stressor, misalnya ketika
seseorang mengucapkan kata stres sewaktu berada pada kondisi tertekan “saya
merasa stres ketika harus memberikan pidato”. Sebagai interaksi, hubungan
seseorang dengan stimulus lingkungannya, seseorang disini merupakan agen
aktif yang bisa mempengaruhi akibat dari stressor melalui tingkah laku, kognisi
dan strategi emosi (Brannon dan Feist, 2007).
Stres adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan
tubuh yang terganggu, suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN…. ARGIANSA AFRIAN, FIKES UMP 2014
sehari-hari dan tidak dapat dihindari setiap orang yang mengalaminya (Rasmun,
2004).
Sedangkan suatu kejadian eksternal yang menyebabkan respon-respon stres
internal, baik secara fisik maupun emosi tersebut disebut dengan stressor.
b. Sumber Stres
Sumber stres adalah semua kondisi stimulasi yang berbahaya dan
menghasilkan reaksi stres, misalnya jumlah semua respons fisiologis
nonspesifik yang menyebabkan kerusakan dalam sistem biologis. Stress
reaction acute (reaksi stres akut) adalah gangguan sementara yang muncul pada
seorang individu tanpa adanya gangguan mental lain yang jelas, terjadi akibat
stres fisik dan atau mental yang sangat berat, biasanya mereda dalam beberapa
jam atau hari. Kerentanan dan kemampuan koping (coping capacity) seseorang
memainkan peranan dalam terjadinya reaksi stres akut dan keparahannya
(Sunaryo, 2004).
Bayi, anak-anak dan dewasa semua dapat mengalami stres. Sumber stres
bisa berasal dari diri sendiri, keluarga, dan komunitas sosial (Alloy, 2004).
Menurut Maramis (2009) dalam bukunya, ada empat sumber atau penyebab
stres psikologis, yaitu frustasi, konflik, tekanan, krisis.
1) Frustasi
Timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada aral
melintang, misalnya apabila ada perawat puskesmas lulusan SPK bercita-cita
ingin mengikuti D3 AKPER program khusus puskesmas, tetapi tidak
diizinkan oleh istri/suami, tidak punya biaya dan sebagainya. Frustasi ada
yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN…. ARGIANSA AFRIAN, FIKES UMP 2014
(kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan
ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain).
2) Konflik
Timbul karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam-macam
keinginan, kebutuhan atau tujuan. Ada 3 jenis konflik, yaitu :
a) Approach-approach conflict, terjadi apabila individu harus memilih satu
diantara dua alternatif yang sama-sama disukai, misalnya saja seseorang
yang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir yang sama-
sama diinginkan. Stres muncul akibat hilangnya kesempatan untuk
menikmati alternatif yang tidak diambil. Jenis konflik ini biasanya sangat
mudah dan cepat diselesaikan.
b) Avoidance-avoidance conflict, terjadi bila individu dihadapkan pada dua
pilihan yang sama-sama tidak disenangi, misalnya wanita muda yang
hamil diluar pernikahan, di satu sisi ia tidak ingin aborsi tapi disisi lain ia
belum mampu secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya
nanti. Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih
banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya karena masing-masing
alternatif memiliki konsekuensi yang tidak menyenangkan.
c) Approach-avoidance conflict, merupakan situasi dimana individu merasa
tertarik sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang
atau suatu objek yang sama, misalnya seseorang yang berniat berhenti
merokok, karena khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat
membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa rokok.
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN…. ARGIANSA AFRIAN, FIKES UMP 2014
3) Tekanan
Timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal
dari dalam diri individu, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu tinggi.
Tekanan yang berasal dari luar individu, misalnya orang tua menuntut
anaknya agar disekolah selalu rangking satu, atau istri menuntut uang belanja
yang berlebihan kepada suami.
4) Krisis
Keadaan mendadak yang menimbulkan stres pada individu, misalnya
kematian orang yang disayangi, kecelakaan dan penyakit yang harus segera
dioperasi.
c. Jenis-jenis Stres
Quick dan Quick (1984) dalam Girdano (2005) mengatakan bahwa
terdapat dua jenis stres, yaitu
1) Eustres, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif,
dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk
kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan
pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat
performance yang tinggi. Ini adalah semua bentuk stres yang mendorong
tubuh untuk beradaptasi dan meningkatkan kemampuan untuk
beradaptasi. Ketika tubuh mampu menggunakan stres yang dialami untuk
membantu melewati sebuah hambatan dan meningkatkan performa, stres
tersebut bersifat positif, sehat, dan menantang (Walker.J, 2002).
2) Distres, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat,
negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN…. ARGIANSA AFRIAN, FIKES UMP 2014
konsekuensi individu terhadap penyakit sistemik dan tingkat
ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan
keadaan sakit, penurunan, dan kematian. Distres adalah semua bentuk
stres yang melebihi kemampuan untuk mengatasinya, membebani tubuh,
dan menyebabkan masalah fisik atau psikologis. Ketika seseorang
mengalami distres, orang tersebut akan cenderung bereaksi secara
berlebihan, bingung, dan tidak dapat berperforma secara maksimal
(Walker.J, 2002).
d. Tahapan Stres
Gejala stres pada seseorang seringkali tidak disadari, kerana perjalanan
awal tahapan stres timbul secara lambat. Dan baru dirasakan bilamana
tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupannya sehari-
hari. Menurut Amberg (1979) sebagaimana dikemukakan Hawari (2001)
bahwa tahapan stres dibagi sebagai berikut:
1) Stres tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stress yang paling ringan dan biasanya
disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut :
a) Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting);
b) Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya;
c) Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun
tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.
2) Stres tahap II
Dalam tahapan ini dampak stress yang semula “menyenangkan”
sebagaimana diuraikan pada tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul
keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi yang tidak lagi
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN…. ARGIANSA AFRIAN, FIKES UMP 2014
cukup sepanjang hari, karena tidak cukup waktu untuk beristirahat. Istirahat
yang dimaksud antara lain dengan tidur yang cukup, bermanfaat untuk
mengisi atau memulihkan cadangan energi yang mengalami defisit.
Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada
stres tahap II adalah sebagai berikut :
a) Merasa letih sewaktu bangun pagi yang seharusnya merasa segar;
b) Merasa mudah lelah sesudah makan siang;
c) Lekas merasa capai menjelang sore hari;
d) Sering mengeluh lambung/perut tidak nyaman (bowel discomfort);
e) Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar);
f) Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang;
g) Tidak bisa santai.
3) Stres Tahap III
Apabila seseorang tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa
menghiraukan keluhan-keluhan pada stres tahap II, maka akan menunjukkan
keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu, yaitu:
a) Gangguan lambung dan usus semakin nyata : misalnya keluhan
“maag”(gastritis), buang air besar tidak teratur (diare);
b) Ketegangan otot-otot semakin terasa;
c) Perasaan ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin
meningkat;
d) Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk mulai masuk
tidur (early insomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar kembali
tidur (middle insomnia), atau bangun terlalu pagi atau dini hari dan tidak
dapat kembali tidur (Late insomnia);
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN…. ARGIANSA AFRIAN, FIKES UMP 2014
e) Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau
pingsan).
Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter
untuk memperoleh terapi, atau bisa juga beban stres hendaknya dikurangi
dan tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat guna menambah
suplai energi yang mengalami defisit.
4) Stress Tahap IV
Gejala stress tahap IV, akan muncul yang ditandai dengan hal-hal
sebagai berikut
a) Merasa sulit untuk bertahan sepanjang hari;
b) Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan
menjadi membosankan dan terasa lebih sulit;
c) Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan
untuk merespon secara memadai (adequate);
d) Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari;
e) Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan;
f) Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tidak ada semangat dan
tidak ada kegairahan;
g) Daya konsentrasi dan daya ingat menurun;
h) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan
apa penyebabnya.
5) Stres Tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stress
tahap V, yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN…. ARGIANSA AFRIAN, FIKES UMP 2014
a) Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical dan
psychological exhaustion);
b) Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang
ringan dan sederhana;
c) Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastrointestinal
disorder);
d) Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat,
mudah bingung dan panik.
6) Stres Tahap VI
Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami
serangan panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang
yang mengalami stress tahap VI ini berulang dibawa ke Unit Gawat
Darurat bahkan ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak
ditemukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stres tahap VI ini adalah
sebagai berikut:
a) Debaran jantung amat keras;
b) Susah bernapas (sesak dan megap-megap);
c) Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran;
d) Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan;
e) Pingsan atau kolaps (collapse).
Bila dikaji maka keluhan atau gejala sebagaimana digambarkan di atas
lebih didominasi oleh keluhan-keluhan fisik yang disebabkan oleh
gangguan faal (fungsional) organ tubuh, sebagai akibat stressor psikososial
yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya.
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN…. ARGIANSA AFRIAN, FIKES UMP 2014
e. Pengukuran Tingkat Stres
Tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap berat ringannya stres yang
dialami seseorang. Tingkatan stres ini bisa diukur dengan banyak skala.
Antaranya adalah dengan menggunakan Depression Anxiety Stres Scale 42
(DASS 42) atau lebih diringkaskan sebagai Depression Anxiety Stres Scale 21
(DASS 21) oleh Lovibond & Lovibond (1995). Psychometric Properties of
The Depression Anxiety Stres Scale 42 (DASS) terdiri dari 42 item dan
Depression Anxiety Stres Scale 21 terdiri dari 21 item. DASS adalah
seperangkat skala subjektif yang dibentuk untuk mengukur status emosional
negatif dari depresi, kecemasan dan stres. DASS 42 dibentuk tidak hanya
untuk mengukur secara konvensional mengenai status emosional, tetapi untuk
proses yang lebih lanjut untuk pemahaman, pengertian, dan pengukuran yang
berlaku di manapun dari status emosional, secara signifikan biasanya
digambarkan sebagai stres. DASS dapat digunakan baik itu oleh kelompok
atau individu untuk tujuan penelitian (Lovibond & Lovibond, 1995).
Selain itu, ada juga skala-skala lain yang bisa digunakan seperti
Perceived Stres Scale(PSS) atau Profile Mood States(POMS). Alat-alat ini
digunakan sebagai instrument untuk mendeteksi stres dan tahap stres dan
bukannya sebagai alat untuk mendiagnosa (Cohen, 1983).
f. Tingkat Stres
Setiap individu mempunyai persepsi dan respon yang berbeda-beda
terhadap stres. Persepsi seseorang didasarkan pada keyakinan dan norma,
pengalaman, pola hidup, faktor lingkungan, struktur dan fungsi keluarga,
tahap perkembangan keluarga, pengalaman masa lalu dengan stres serta
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN…. ARGIANSA AFRIAN, FIKES UMP 2014
mekanisme koping. Berdasarkan studi literatur, ditemukan tingkatan stres
menjadi lima bagian, antara lain :
1) Stres normal
Stres normal yang dihadapi secara teratur dan merupakan bagian
alamiah dari kehidupan. Seperti dalam situasi : kelelahan setelah
mengerjakan tugas, takut tidak lulus ujian, merasakan detak jantung
berdetak lebih keras setelah aktivitas (Crowford & Henry, 2003). Stres
normal alamiah dan menjadi penting, karena setiap orang pasti pernah
mengalami stres.
2) Stres ringan
Stres ringan adalah stressor yang dihadapi secara teratur yang dapat
berlangsung beberapa menit atau jam. Situasi seperti banyak tidur,
kemacetan atau dimarahi dosen. Stressor ini dapat menimbulkan gejala,
antara lain bibir sering kering, kesulitan bernafas (sering terengah-engah),
kesulitan menelan, merasa goyah, merasa lemas, berkeringat berlebihan
ketika temperature tidak panas dan tidak setelah beraktivitas, takut tanpa
alas an yang jelas, menyadari denyut jantung walaupun tidak setelah
melakukan aktivitas fisik, tremor pada tangan, dan merasa sangat lega jika
situasi berakhir (Psychology Foundation of Australia, 2010). Dengan
demikian, stressor ringan dengan junlah yang banyak dalam waktu singkat
dapat meningkatkan resiko penyakit bagi seseorang.
3) Stres sedang
Stres ini terjadi lebih lama, anatara beberapa jam sampai beberapa
hari. Misalnya masalah perselisihan yang tidak dapat diselesaikan dengan
teman atau pacar. Stressor ini dapat menimbulkan gejala, anatara lain
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN…. ARGIANSA AFRIAN, FIKES UMP 2014
mudah marah, bereaksi berlebihan terhadap situasi, sulit untuk beristirahat,
merasa lelah karena cemas, tidak sabar ketika mengalami penundaan dan
menghadapi gangguan terhadap hal yang sedang dilakukam, mudah
tersinggung, gelisah dan tidak dapat memaklumi hal apapun yang
menghalangi ketika sedang mengerjakan sesuatu hal, tugas kuliah
(Psychology Foundation of Australia, 2010).
4) Stres berat
Stres berat adalah situasi kronis yang dapat terjadi dalam beberapa
minggu sampai beberapa tahun, seperti perselisihan dengan dosen atau
teman secara terus-menerus, kesulitan financial yang berkepanjangan dan
penyakit fisik jangka panjang. Makin sering dan lama situasi stres, makin
tinggi resiko stres yang ditimbulkan. Stressor ini dapat menimbulkan
gejala, antara lain merasa tidak dapat merasakan perasaan positif, merasa
tidak kuat lagi untuk melakukan suatu kegiatan, merasa tidak ada hal yang
dapat diharapkan di masa depan, sedih dan tertekan, putus asa, kehilangan
minat akan segala hal, merasa tidak berharga sebagai seorang manusia,
berpikir bahwa hidup tidak bermanfaat. Semakin meningkat stres yang
dialami mahasiswa secara bertahap maka akan menurunkan energi dan
respon adaptif (Psychology Foundation of Australia, 2010).
5) Stres sangat berat
Stres sangat berat adalah situasi kronis yang dapat terjadi dalam
beberapa bulan dan waktu yang tidak dapat ditentukan. Seseorang yang
mengalami stres sangat berat tidak memiliki motivasi untuk hidup dan
cenderung pasrah. Seseorang dalam tingkatan stres ini biasanya
teridentifikasi mengalami depresi berat.
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN…. ARGIANSA AFRIAN, FIKES UMP 2014
g. Reaksi Tubuh Terhadap Stres
1) Rambut
Warna rambut yang semula hitam pekat, lambat laun mengalami
perubahan warna menjadi kecokelat-cokelatan serta kusam. Ubanan (rambut
memutih) terjadi sebelum waktunya, demikian pula dengan kerontokan
rambut.
2) Mata
Ketajaman mata seringkali terganggu misalnya kalau membaca tidak
jelas karena kabur. Hal ini disebabkan karena otot-otot bola mata mengalami
kekenduran atau sebaliknya sehingga mempengaruhi fokus lensa mata.
3) Telinga
Pendengaran seringkali terganggu dengan suara berdenging (tinitus).
4) Daya pikir
Kemampuan bepikir dan mengingat serta konsentrasi menurun. Orang
menjadi pelupa dan seringkali mengeluh sakit kepala pusing.
5) Ekspresi wajah
Wajah seseorang yang stres nampak tegang, dahi berkerut, mimik
nampak serius, tidak santai, bicara berat, sukar untuk senyum atau tertawa
dan kulit muka kedutan (tic facialis).
6) Mulut
Mulut dan bibir terasa kering sehingga seseorang sering minum. Selain
daripada itu pada tenggorokan seolah-olah ada ganjalan sehingga ia sukar
menelan, hal ini disebabkan karena otot-otot lingkar di tenggorokan
mengalami spasme (muscle cramps) sehingga serasa “tercekik”.
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN…. ARGIANSA AFRIAN, FIKES UMP 2014
7) Kulit
Pada orang yang mengalami stress reaksi kulit bermacam-macam; pada
kulit dari sebahagian tubuh terasa panas atau dingin atau keringat
berlebihan. Reaksi lain kelembaban kulit yang berubah, kulit menjadi lebih
kering. Selain itu perubahan kulit lainnya adalah merupakan penyakit kulit,
seperti munculnya eksim, urtikaria (biduran), gatal-gatal dan pada kulit
muka seringkali timbul jerawat (acne) berlebihan, juga sering dijumpai
kedua belah tapak tangan dan kaki berkeringat (basah).
8) Sistem Pernafasan
Pernafasan seseorang yang sedang mengalami stres dapat terganggu
misalnya nafas terasa berat dan sesak disebabkan terjadi penyempitan pada
saluran pernafasan mulai dari hidung, tenggorokan dan otot-otot rongga
dada. Nafas terasa sesak dan berat dikarenakan otot-otot rongga dada (otot-
otot antartulang iga) mengalami spasme dan tidak atau kurang elastic
sebagaimana biasanya. Sehingga ia harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk
menarik nafas. Stres juga dapat memicu timbulnya penyakit asma (asthma
bronchiale) disebabkan karena otot-otot pada saluran nafas paru-paru juga
mengalami spasme.
9) Sistem Kardiovaskuler
Sistem jantung dan pembuluh darah atau kardiovaskuler dapat
terganggu faalnya karena stress. Misalnya, jantung berdebar-debar,
pembuluh darah melebar (dilatation) atau menyempit (constriction)
sehingga yang bersangkutan nampak mukanya merah atau pucat. Pembuluh
darah tepi (perifer) terutama di bagian ujung jari-jari tangan atau kaki juga
menyempit sehingga terasa dingin dan kesemutan. Selain daripada itu
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN…. ARGIANSA AFRIAN, FIKES UMP 2014
sebahagian atau seluruh tubuh terasa “panas” (subfebril) atau sebaliknya
terasa “dingin”.
10) Sistem Pencernaan
Orang yang mengalami stress seringkali mengalami gangguan pada
sistem pencernaannya. Misalnya, pada lambung terasa kembung, mual dan
perih, hal ini disebabkan karena asam lambung yang berlebihan
(hiperacidity). Dalam istilah kedokteran disebut gastritis atau dalam istilah
awam dikenal dengan sebutan penyakit maag. Selain gangguan pada
lambung tadi, gangguan juga dapat terjadi pada usus, sehingga yang
bersangkutan merasakan perutnya mulas, sukar buang air besar atau
sebaliknya sering diare.
11) Sistem Perkemihan
Orang yang sedang menderita stres faal perkemihan (air seni) dapat
juga terganggu yang sering dikeluhkan orang adalah frekuensi untuk buang
air kecil lebih sering dari biasanya, meskipun ia bukan penderita kencing
manis (diabetes mellitus).
12) Sistem Otot dan Tulang
Stres dapat pula menjelma dalam bentuk keluhan-keluhan pada otot dan
tulang (musculoskeletal). Penderita sering mengeluh otot terasa sakit seperti
ditusuk-tusuk, pegal dan tegang. Selain daripada itu keluhan-keluhan pada
tulang persendian sering pula dialami, misalnya rasa ngilu atau rasa kaku
bila menggerakan anggota tubuhnya. Masyarakat awam sering mengenal
gejala ini sebagai keluhan ”pegal-linu”.
13) Sistem Endokrin (hormon)
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN…. ARGIANSA AFRIAN, FIKES UMP 2014
Gangguan pada sistem endokrin (hormonal) pada mereka yang
mengalami stress adalah kadar gula yang meninggi, dan bila hal ini
berkepanjangan bisa mengakibatkan yang bersangkutan menderita penyakit
kencing manis (diabetes mellitus), gangguan hormonal lain misalnya pada
wanita adalah gangguan menstruasi yang tidak teratur dan rasa sakit
(dysmenorrhoe).
h. Manajemen Stres
Manajemen stress merupakan upaya mengelola stres dengan baik,
bertujuan untuk mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap
yang paling berat. Beberapa manajemen stres yang dapat dilakukan yaitu
1) Mengatur diet dan nutrisi.
Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam
mengurangi dan mengatasi stres. Ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi
makanan yang bergizi sesuai porsi dan jadwal yang teratur. Menu juga
sebaiknya bervariasi agar tidak timbul kebosanan.
2) Istirahat dan tidur.
Isirahat dan tidur merupakn obat yang terbaik dalam mengatasi stress
karena istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan keletihan fisik dan
kebugara tubuh. Tidur yang cukup juga dapat memperbaiki sel-sel yang
rusak.
3) Olahraga teratur.
Olahraga yang teratur adalah salah satu cara daya tahan dan kekebalan
fisik maupun mental. Olahraga yang dilakukan tidak harus sulit. Olahraga
yang sederhana sepeti jalan pagi atau lari pagi dilakukan paling tidak dua
kali seminggu dan tidak harus sampai berjam-jam. Seusai berolahraga,
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN…. ARGIANSA AFRIAN, FIKES UMP 2014
diamkan tubuh yang berkeringat sejenak lalu mandi untuk memulihkan
kesegarannya.
4) Berhenti merokok.
Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena
dapat meningkatkan status kesehatan serta menjaga ketahanan dan
kekebalan tubuh.
5) Menghindari minuman keras.
Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan
terjadinya stres. Dengan menghindari minuman keras, individu dapat
terhindar dari banyak penyakit yang disebabkan oleh pengaruh minuman
keras yang mengandung akohol.
6) Mengatur berat badan.
Berat bada yang tidak seimbang (terlalu gemuk atau terlalu kurus)
merupakan faktor yang dapat menyebabkan timbulnya stres. Keadaan tubuh
yang tidak seimbang akan menurunkan ketahanan dan kekebalan tubuh
terhadap stres.
i. Dampak Yang Ditimbulkan Akibat Stres
Sarafino menjabarkan tentang dua aspek utama dari dampak yang
ditimbulkan akibat stres yang terjadi pada manusia, yaitu:
1) Aspek Biologis
Beberapa gejala fisik yang dirasakan ketika seseorang sedang
mengalami stres, diantaranya adalah sakit kepala yang berlebihan, tidur
menjadi tidak nyenyak, gangguan pencernaan, hilangnya nafsu makan,
gangguan kulit, dan produksi keringat yang berlebihan di seluruh tubuh.
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN…. ARGIANSA AFRIAN, FIKES UMP 2014
2) Aspek Psikologis
Terdapat tiga gejala psikologis yang dirasakan ketika seseorang sedang
mengalami stres, diantaranya:
a) Gejala Kognisi
Gejala-gejala yang muncul pada aspek kognisi seperti menurunnya
daya ingat, perhatian dan konsentrasi yang berkurang sehingga seseorang
tidak fokus dalam melakukan sesuatu hal.
b) Gejala Emosi
Gejala-gejala yang muncul pada aspek emosi seperti mudah marah,
kecemasan yang berlebihan terhadap segala sesuatu, merasa sedih, dan
depresi.
c) Gejala Tingkah Laku
Gejala-gejala yang muncul pada aspek tingkah laku seperti mudah
menyalahkan dan mencari kesalahan orang lain, melanggar norma karena
tidak bisa mengontrol perbuatannya, bersikap tak acuh pada
lingkungannya, serta suka melakukan penundaan pekerjaan.
2. Mekanisme koping
a. Pengertian Koping
Kemampuan koping diperlukan oleh setiap manusia untuk mampu
bertahan hidup didalam lingkungan yang selalu berubah dengan cepat.
Koping merupakan proses pemecahan masalah dimana seseorang
mempergunakannya untuk mengelola kondisi stres. Dengan adanya
penyebab stres (stresor) orang akan secara sadar atau tidak sadar bereaksi
untuk mengatasi masalah tersebut (Smeltzer, Suzanne dan Brenda, 2000).
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN…. ARGIANSA AFRIAN, FIKES UMP 2014
Menurut Lazarus koping terdiri atas usaha kognitif dan perilaku yang
dilakukan untuk mengatur hubungan keluar (external) dan kedalam
(internal) tertentu yang membatasi sumber seseorang. Mekanisme koping
adalah cara yang dilakukan oleh individu dalam menyelesaikan masalah,
menyesuaikan diri terhadap perubahan, respon terhadap situasi yang
mengancam.
b. Jenis koping dan strategi koping
1) Lazarus
Mengemukakan 2 jenis proses koping yaitu berfokus emosi dan
berfokus pada masalah. Fokus emosi ini digunakan untuk mengatur
respon emosi terhadap stres. Penyatuannya melalui perilaku individu,
bagaimana menghilangkan fakta-fakta yang tidak menyenangkan dengan
srategi kognitif. Metode ini dipakai jika individu merasa tidak mampu
mengubah kondisi yang membuat stres. Sedangkan koping yang
berfokus pada masalah adalah koping yang digunakan untuk mengurangi
stresor individu, mengatasi dan mempelajari cara-cara baru atau
ketrampilan baru. Individu akan menggunakan strategi ini bila dirinya
dapat mengubah situasi (Smeltzer, Suzanne, dan Brenda, 2000).
2) Bell
Membagi koping menjadi 2 yaitu koping jangka pendek dan
koping jangka panjang. Koping jangka pendek mempunyai ciri yaitu:
penyelesaian masalah cepat dan hanya bersifat sementara namun bersifat
merusak, sedangkan koping jangka panjang bersifat konstruktif dan
realistis (Pilletry, 1999).
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN…. ARGIANSA AFRIAN, FIKES UMP 2014