11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Showwam Azmi (2008), penelitian dengan judul Analisis Faktor- Faktor yang mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2005-2008, hasil penelitian menunjukkan kumpulan faktor internal dan eksternal yang dipilih yaitu FDR, NPF, CAR, inflasi, suku bunga, pertumbuhan ekonomi terbukti berpengaruh simultan atau bersama-sama secara signifikan terhadap tingkat bagi hasil simpanan mudharabah bank umum syariah. Untuk uji parsial hanya CAR, inflasi dan suku bunga yang mampu berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil simpanan mudharabah bank umum syariah. 14 Relevansi pertama antara penelitian yang dilakukan Showwam Azmi (2008) dengan penelitian ini yaitu terdapat kesamaan variabel terikat dan objek penelitiannya dalam penelitian ini periode 2014-2017. Sedangkan Showwam Azmi (2008) dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2005-2008 dan variabel bebas yang diambil berbeda yakni faktor internal dan eksternal (FDR, NPF, CAR, inflasi, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi). 14 Showwam Azmi, Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2005-2008, skripsi (Universitas Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2008), diakses pada 13-02-2018
28
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Showwam Azmi (2008), penelitian dengan judul Analisis Faktor-
Faktor yang mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah
pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2005-2008, hasil penelitian
menunjukkan kumpulan faktor internal dan eksternal yang dipilih yaitu
FDR, NPF, CAR, inflasi, suku bunga, pertumbuhan ekonomi terbukti
berpengaruh simultan atau bersama-sama secara signifikan terhadap
tingkat bagi hasil simpanan mudharabah bank umum syariah. Untuk uji
parsial hanya CAR, inflasi dan suku bunga yang mampu berpengaruh
signifikan terhadap tingkat bagi hasil simpanan mudharabah bank umum
syariah.14
Relevansi pertama antara penelitian yang dilakukan Showwam Azmi
(2008) dengan penelitian ini yaitu terdapat kesamaan variabel terikat dan
objek penelitiannya dalam penelitian ini periode 2014-2017. Sedangkan
Showwam Azmi (2008) dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah pada Bank
Umum Syariah di Indonesia tahun 2005-2008 dan variabel bebas yang
diambil berbeda yakni faktor internal dan eksternal (FDR, NPF, CAR,
inflasi, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi).
14Showwam Azmi, Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan
Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2005-2008, skripsi (Universitas Negeri
Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2008), diakses pada 13-02-2018
12
Rizki Aulia, dkk (2013), jurnal yang berjudul Pengaruh Bagi Hasil,
Bunga, Ukuran Bank dan Jumlah Cabang terhadap Simpanan Mudharabah,
hasil dari penelitian tingkat bagi hasil, suku bunga, ukuran bank syariah
dan jumlah kantor cabang berpengaruh secara simultan terhadap simpanan
mudharabah di bank umum syariah. Secara parsial tingkat bagi hasil yang
berpengaruh signifikan terhadap simpanan mudharabah di bank umum
syariah. Hal ini dapat diartikan apabila tingkat bagi hasil meningkat maka
jumlah simpanan mudharabah juga meningkat.15
Relevansi kedua penelitian ini dengan Rizki Aulia dkk (2013) terdapat
kesamaan variabel terikat dengan judul Pengaruh Bagi Hasil, Bunga,
Ukuran Bank dan Jumlah Cabang terhadap Simpanan Mudharabah.
Sedangkan penelitian ini variabel bebas berbeda dengan judul Pengaruh
FDR, BOPO dan CAR terhadap Tingkat Bagi Hasil Simpanan
Mudharabah.
Jamilah (2016), jurnal yang berjudul Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di
Indonesia, hasil penelitian variabel DPK dan CAR berpengaruh positif
terhadap pembiayaan mudharabah bank umum syariah Indonesia.
Sedangkan variabel ROA, biaya operasional (BOPO) berpengaruh negatif
terhadap mudharabah bank umum syariah Indonesia.16
15
Rizki Aulia, dkk, Pengaruh Bagi Hasil, Bunga, Ukuran Bank dan Jumlah Cabang terhadap
Simpanan Mudharabah, Accounting Analysis Journal 2 (4), (Universitas Negeri Semarang, 2013)
di akses 13-02-2018 16
Jamilah, Faktor-Faktor yang memepengaruhi Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum
Syariah di Indonesia, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol.5 No.4, (sekolah tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia (STIESIA) surabaya, 2016), di akses pada 06-12-2017
13
Relevansi ketiga penelitian ini dengan Jamilah (2016) yang berjudul
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah pada Bank
Umum Syariah di Indonesia dengan variabel DPK, CAR, ROA dan biaya
operasional (BOPO) terdapat kesamaan variabel bebas yaitu CAR dan
BOPO. Sedangkan penelitian ini berjudul Pengaruh Financing to Deposit
Ratio (FDR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan
Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Tingkat Bagi Hasil Simpanan
Mudharabah pada Bank Umum Syariah Indonesia periode 2014-2017.
Devki Prasasti (2014), penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh
Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing, Spread Bagi
Hasil dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Pada
Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian
membuktikan bahwa NPF dan FDR mempunyai pengaruh negatif terhadap
pembiayaan bagi hasil, sedangkan Spread dan Tingkat Bagi Hasil
berpengaruh positif terhadap pembiayaan Bagi Hasil.17
Aida Sania Asri (2016), jurnal yang berjudul Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil pada Perbankan
Syariah di Indonensia periode 2010-2014, hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terdapat variabel Tingkat Bagi
Hasil, FDR CAR, NPF, dan SWBI secara simultan terhadap pembiayaan
pada perbankan syariah, sedangkan secara parsial variabel CAR dan SWBI
17
Devki Prasasti, Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing,
Spread Bagi Hasil dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Pada Bank
Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), (Universitas Diponegoro Semarang, 2014) di
akses 20-01-2018
14
memiliki pengaruh yang signifikan dan Tingkat Bagi Hasil, FDR serta
NPF tidak berpengaruh secara signifikan.18
Novia Nurbiaty (2017), jurnal yang berjudul Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil pada Bank
Syariah Mandiri Indonesia, hasil dari penelitian variabel NPF ini tidak
signifikan dan berpengaruh negatif terhadap penyaluran pembiayaan
berbasis bagi hasil pada BSM Indonesia. Sedangkan variabel Tingkat Bagi
Hagil dan DPK berpengaruh positif dan tidak signifikan untuk Tingkat
Bagi Hasil, namun berpengaruh signifikan untuk DPK.19
Relevansi keempat, kelima dan keenam penelitian ini dengan Devki
Prasasti (2014), Aida Sania Asri (2016) dan Novia Nurbiaty (2017),
terdapat perbedaan variabel dan judul. Aida Sania Asri (2016) judul
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Berbasis Bagi
Hasil pada Perbankan Syariah di Indonensia periode 2010-2014 dengan
variabel Tingkat Bagi Hasil, FDR CAR, NPF, dan SWBI. Devki Prasasti
(2014) yaitu Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio, Non
Performing Financing, Spread Bagi Hasil dan Tingkat Bagi Hasil terhadap
Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Tahun 2008-2013). Novia Nurbiaty (2017), jurnal yang berjudul Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil
18
Aida Sania Asri, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil
pada Perbankan Syariah di Indonensia periode 2010-2014, jurnal volume 5 No. 3, (Universitas
Diponegoro, 2016), di akses pada 17-11-2017 19
Novia Nurbiaty, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Berbasis Bagi
Hasil pada Bank Syariah Mandiri Indonesia, jurnal JOM Fekon Vol. 4 No.1, (Universitas Riau,
Pekanbaru , 2017) di akses pada 12-02-2018
15
pada Bank Syariah Mandiri Indonesia dengan variabel NPF. Sedangkan
penelitian ini meneliti Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Capital Adequacy Ratio
(CAR) terhadap Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah pada Bank
Umum Syariah Indonesia periode 2014-2017.
B. Tinjauan Teori
1. Bank Syariah
Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang
perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.20
Bank bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dan meningkatkan pemerataan pembanggunan dan menggerakkan
pertumbuhan ekonomi dan mendorong stabilitas nasional dengan
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Di Indonesia menurut
jenisnya terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.21
Perkembangan dan pertumbuhan Bank Syariah di Indonesia
diawali dengan berdirinya tiga Bank Pengkreditan Rakyat Syariah
(BPRS) di Bandung tahun 1991. Kemudian diprakarsai oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) melalui lokakarya : Bunga Bank dan
20
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008).
Hlm 25 21
Muhammad Nadratuzzaman, Produk Keuangan Islam di Indonesia dan Malaysia, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2013). Hlm 5-6
16
Perbankan” di Cisarua, Bogor, 18-20 Agustus 1990. Kemudian di
bentuk tim kerja dan mendirikan PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
tahun 1991 dan beroperasi tahun 1992. Regulasi Bank Syariah,
diantaranya:
a) Undang-Undang No. 72 Tahun 1992 tentang Perbankan Syariah
menetapkan bahwa perbankan syariah di Indonensia menganut
dual banking system.
b) Teknis operasional produk dan transaksi syariah yang digunakan
pada bank syariah diatur oleh Fatwa DSN MUI.22
Bank syariah atau bank islam, Interest Free Banking atau
bank bagi hasil merujuk pada suatu objek yang sama. Pemberian
istilah ini merujuk pada asal-usul dan sifat bank syariah itu
sendiri. Bank syariah merupakan bank yang di bangun dengan
semangat dan tujuan menyelamatkan pelaku-pelaku ekonomi atau
manusia. Tetapi bukan berarti membiarkan bank syariah
bangkrut karena terlau condong pada nilai-nilai religi.
Implementasi ekonomi kelembagaan syariah harus
mempertahankan aturan main yang berkaitan dengan kondisi yang
harus dilakukan dan kondisi yang harus ditinggalkan dalam sistem
perekonomian yang islami, untuk mencapai kebaikan yang bernuansa
jasmani dan rohani atau kebaikan untuk di dunia dan di akhirat.23
22
Amiir Mahmud, Bank Syariah (Teori, Kebijakan, dan studi Empiris di Indonesia), (Jakarta :
Penerbit Erlangga, 2010), Hlm 21 23
Ibid. Hlm 21
17
Hal tersebut mendasarkan dengan firman Allah SWT yang
artinya: “Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-
banyaknya supaya kamu beruntung.” (Al-Jumu’ah [62]:10)
24
Uraian tersebut implementasi ekonomi kelembagaan syariah
selalu menciptakan keseimbangan sistem ekonomi yang
mengedepankan masalah jasmani dan rohani atau kondisi matrial dan
spiritual. Dengan demikian terdapat fungsi dan peran Bank Syariah: 25
a) Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana
nasabah
b) Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang
dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya
c) Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah
dapaat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan
sebagaimana lazimnya
d) Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada
entesitas keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban
untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun,
mengadministrasikan dan mendistribusikan) zakat serta dana-
dana lainnya
Ciri khas ekonomi Islam adalah anti riba. Konsep ini
menghapuskan semua jenis riba dalam setiap transaksi, baik di sektor
riil terlebih di sektor keuangan. Riba adalah az-ziyadah yang artinya
24
Muhammad Yunus, Tafsir Quran Karim Al-Jumu’ah [62]:10, (Singapore : Tawakal Trading,
1973), hlm 830 25
Ismail Nawawi, Ekonomi Kelembagaan Syariah : Dalam Pusaran Perekonomian Global
Sebuah Tuntuta dan Realitas, (Surabaya : Putra Media Nusantara, 2009), hlm 44-45
18
tambahan atau kelebihan. Pengertian tambahan dalam konteks riba
yaitu tambahan uang atas pinjaman, baik tambahan itu berjumlah
sedikit apalagi berjumlah banyak. Para ulama fiqh yang juga
mendiskusikan riba sebagai kelebihan harta dalam suatu muamalah
degan tidak ada imbalan atau gantinya. Maksudnya adalah tambahan
terhadap modal uang yang timbul akibat transaksi utang piutang yang
harus diberikan terutang kepada pemilik uang pada saat utangnya
jatuh tempo.26
Perhitungan atas riba mengandung tiga unsur, pertama,
tambahan atas uang pokok, kedua, tarif tambahan yang sesuai dengan
waktu, ketiga, pembayaran sejumlah tambahan yangmenjadi syarat
dalam tawar menawar. Pengertian riba dalam bahasa yaitu tambahan
dengan maksud setiap penambahan yang diambil tanoa adanya satu
transaksi pengganti atau penyeimbang yag dibenarkan syariah,
sedangkan secara istilah riba adalah penambahan pada harta dalam
akad tukar-menukar tanpa adanya imbalan atau pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara batil.
Transaksi pengganti atau penyeimbang yaitu transaksi bisnis
komersial yang melegitimasi adanya penambahan tersebut secara adil.
Anti riba merupakan konsep yang diturunkan dari Al-Qur’an dan