6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar 1. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam buku Asmadi (2009) lebih dikenal dengan istilah Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia Maslow. Kebutuhan oksigen menurut Abraham Maslow terdapat dalam kebutuhan fisiologis (Physiologic Needs), karena oksigen (O 2 ) merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan manusia. Kebutuhan oksigen (O 2 ) sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen (O 2 ) dalam tubuh harus terpenuhi, apabila kebutuhan oksigen (O 2 ) dalam tubuh berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan bila hal tersebut berlangsung lama akan terjadi kematian. Kebutuhan fisiologis ini mencangkup : a. Kebutuhan oksigenasi dan pertukaran gas b. Kebutuhan cairan dan elektrolit c. Kebutuhan makanan d. Kebutuhan elimininasi urine dan alvi e. Kebutuhan istirahat dan tidur f. Kebutuhan aktivitas g. Kebutuhan kesehatan temperatur tubuh h. Kebutuhan seksual 2. Pengertian Oksigenasi Oksigenasi adalah proses penambahan O2 kedalam system (kimia atau fiksi). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbahaya yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolism sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi dan air. Akan tetapi, penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel (Mubarak dan Chayatin, 2007).
28
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/176/3/BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar 1. Konsep
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Kebutuhan Dasar
1. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam buku
Asmadi (2009) lebih dikenal dengan istilah Hierarki Kebutuhan Dasar
Manusia Maslow. Kebutuhan oksigen menurut Abraham Maslow
terdapat dalam kebutuhan fisiologis (Physiologic Needs), karena
oksigen (O2) merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan
manusia. Kebutuhan oksigen (O2) sangat berperan dalam proses
metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen (O2) dalam tubuh harus
terpenuhi, apabila kebutuhan oksigen (O2) dalam tubuh berkurang
maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan bila hal tersebut
berlangsung lama akan terjadi kematian. Kebutuhan fisiologis ini
mencangkup :
a. Kebutuhan oksigenasi dan pertukaran gas
b. Kebutuhan cairan dan elektrolit
c. Kebutuhan makanan
d. Kebutuhan elimininasi urine dan alvi
e. Kebutuhan istirahat dan tidur
f. Kebutuhan aktivitas
g. Kebutuhan kesehatan temperatur tubuh
h. Kebutuhan seksual
2. Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan O2 kedalam system (kimia
atau fiksi). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak
berbahaya yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolism sel.
Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi dan air. Akan
tetapi, penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan
memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel
(Mubarak dan Chayatin, 2007).
7
Menurut PPNI 2016 masalah keperawatan yang umum terjadi terkait
dengan kebutuhan oksigen salah satunya pola napas tidak efektif. Pola
napas tidak efektif adalah ispirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat.
3. Pengertian pernapasan
Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dengan karbondioksida
antara sel tubuh dengan lingkungan. Mekanisme pernapasan terjadi
karena kebutuhan tubuh terhadap oksigen yang terus-menerus,
sehingga pusat pernapasan dalam tubuh merangsang organ-organ
pernapasan melakukan aktivitas pernapasan yang melalui proses
perpindahan gas akibat perbedaan tekanan parsial gas oksigen/ O₂ dan
karbondioksida/CO₂ didalam tubuh dengan atmosfer (Wahyudi dan
Wahid, 2016).
4. Fisiologi Sistem Pernapasan
Fisiologi respirasi adalah pertukaran gas-gas pernafasan terjadi
antara lingkungan dan darah, memindahkan dari atmosfer ke alveoli,
dimana oksigen ditukar menjadi karbon dioksida. Alveoli
memindahkan oksigen dan karbon dioksida ke dan dari darah mealuli
membrane kapiler alveolar. Ada tiga langkah dan proses oksigenasi,
yaitu : ventilasi, difusi dam perfusi ( potter dan perry, 2010 ).
a. Ventilasi
Ventilasi merupakan proses untuk menggerakan gas kedalam dan
keluar paru – paru. Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan
thoraks yang elastis dan persarafan yang utuh. Otot pernapasan
inspirasi utama adalah diafragma dipersarafi yang utuh. Otot
pernapasan inspirasi utama adalah diafragma. Diagfragma dipersarafi
oleh saraf frenik, yang keluar dari medulla spinalis pada vertebra
servikal keempat.
b. Difusi
Difusi merupakan gerakan molekul dari suatu daerah dengan
konsentrasi yang lebih tinggi ke daerah dengan konsentrasi yang
8
lebih rendah. Difusi gas pernapasan terjadi di membran kapiler
alveolar dan kecepatan difusi dapat dipengaruhi oleh ketebalan
membran. Peningkatan ketebalan membran merintangi proses difusi
karena hal tersebut membuat gas memerlukan waktu yang lebih lama
untuk melewati membran tersebut.
a) Transportasi Oksigen
Sistem transportasi oksigen terdiri dari sistem paru dan sistem
kardiovaskuler. Proses penghantaran ini bergantung pada jumlah
oksigen yang masuk ke paru – paru dan jaringan (ventilasi), aliran
darah ke paru – paru dan jaringan (perfusi), kecepatan difusi, dan
kapasitas darah untuk membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah
oksigen yang larut dalam plasma, jumlah hemoglobin, dan
kecenderungan untuk berikatan dengan oksigen (Ahrens, 1990).
b) Transportasi Karbondioksida
Karbondioksida berdifusi ke dalam sel – sel darah merah dan
dengan cepat dehidrasi menjadi asam karbonat (H2CO3) akibat
adanya anhidrasi karbonat. Asam karbonat kemudian berpisah
menjadi ion hidrogen (H+) dan ion bikarbonat (HCO3-). Ion
hidrogen di bufer oleh hemoglobin dan HCO3- berdifusi kedalam
plasma. Selain itu beberapa karbon dioksida yang ada dalam sel
darah merah bereaksi dengan kelompok asam amino, membentuk
senyawa karbamino, reaksi ini dapat terjadi dengan cepat tanpa
adanya enzim. Hemoglobin yang berkurang (deoksi \hemoglobin)
dapat bersenyawa dengan karbondioksida dengan lebih mudah
daripada oksihemoglobin. Dengan demikian, darah vena
mentransportasi sebagian besar karbon dioksida.
c. Perfusi
Fungsi utama sirkulasi paru adalah mengalirkan darah ke dan dari
membran kapiler alveoli sehingga dapat berlangsung pertukaran gas.
Sirkulasi pulmonar merupakan suatu reservoar untuk darah sehingga
paru dapat meningkatkan volume darahnya tanpa peningkatan tekanan
9
dalam arteri atau vena pulmonar yang besar. Sirkulasi pulmonar juga
berfungsi sebagai suatu filter, yang menyaring trombus sebelum
trombus tersebut mencapai organ-organ vital.
5. Faktor yang Mempengaruhi Oksigenasi
Keadekuatan sirkulasi, ventilasi, perfusi, dan transpor gas – gas
pernapasan ke jaringan dipengaruhi oleh empat tipe faktor :
a. Faktor Fisiologis
Setiap kondisi yang mempengaruhi fungsi kardiopulmonar secara
langsung akan memepengaruhi kemampuan tubuh untuk memenuhi
kebutuhan oksigen. Klasifikasi umum gangguan jantung meliputi,
ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia
miokard, kondisi – kondisi kardiomiopati, dan hipoksia jaringan
perifer.
b. Faktor Perkembangan
Tahap perkembangan klien dan proses penuaan yang normal
mempengaruhi oksigenasi jaringan.
a) Bayi prematur terkena penyakit membran hialin, yang diduga
disebabkan oleh defisiensi surfaktan. Kemampuan paru untuk
mensintesis surfaktan berkembang lambat pada masa kehamilan,
yakni pada sekitar bulan ketujuh, dan dengan demikian bayi
preterm tidak memiliki surfaktan
b) Bayi Dan Toodler
Bayi dan toodler berisiko mengalami infeksi saluran napas atas
sebagai hasil permaparan yang sering pada anak-anak lain dan
pemaparan asap dari rokok yang sering dihisap orang lain
(huebner,1994: whatling, 1994). Selain itu selama proses
pertumbuhan gigi, beberapa bayi berkembang kongesti nasal,
yang memungkinkan pertumbuhan bakteri dan meningkatkan
potensi terjadinya infeksi saluran pernapasan. Infeksi saluran
pernapasan biasanya tidak berbahaya dan bayi atau toodler
sembuh dengan kesulitan yang sedikit. Infeksi jalan napas yang
10
umum adalah nasofaringitis (mis. Rinovirus, virus sinsitial
pernapasan, dan adenovirus).
c) Anak Usia Sekolah dan Remaja
Anak Usia Sekolah dan Remaja terpapar pada infeksi
pernapasan dan faktor – faktor risiko pernapasan, misalnya
menghisap asap rokok dan merokok. Anak sehat biasanya tidak
mengalami efek merugikan akibat infeksi pernapasan. Namun,
individu yang mulai merokok pada usia remaja dan
meneruskannya sampai usia dewasa pertengahan mengalami
peningkatan risiko penyakit kardiopulmona dan kanker paru.
d) Dewasa Muda dan Dewasa Pertengahan
Individu usia dewasa pertengahan dan dewasa muda terpapar
pada banyak faktor risiko kardiopulmonar, seperti: diet yang tidak
sehat, kurang latihan fisik, obat-obatan dan merokok. Dengan
mengurangi faktor-faktor yang dapat dimodifikasi ini, akan
menurunkan risiko menderita penyakit jantung dan pulmonar.
e) Lansia
Sistem pernapasan dan sistem jantung mengalami perubahan
sepanjang proses penuaan. Pada sistem aterial, terjadi plak
aterosklerosis sehingga tekanan darah sistemik meningkat.
Kompliansi dinding dada menurun pada klien lansia yang
berhubungan dengan osteoporosis dan klasifikasi tulang rawan
kosta. Otot – otot pernapasan melemah dan sirkulasi pembuluh
darah pulmonar menjadi kurang dapat berdistensi. Trakea dan
bronkus besar menjadi membesar akibat klasifikasi jalan napas
dan alveoli membesar, menurunkan daerah permukaan yang
tersedia untuk pertukaran gas. Selain itu, jumlah silia fungsional
mengalami pengurangan. Penurunan kerja silia dan mekanisme
batuk efektif menyebabkan individu lansia berisiko mengalami
infeksi pernapasan (lueckenotte, 1996).
11
c. Faktor Prilaku
Prilaku atau gaya hidup, baik secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi kemampuan tubuh dalam memenuhi
kebutuhan oksigen. Faktor –faktor gaya hidup yang mempengaruhi
fungsi pernapasan meliputi nutrisi, latihan fisik, merokok, dan
penyalahgunaan substansi.
a) Nutrisi
Nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopulmonar dalam beberapa
cara. Obesitas yang berat menyebabkan penurunan ekspansi paru.
Klien yang mengalami kekurangan gizi mengalami kelemahan
otot pernapasan. Kondisi ini menyebabkan kekuatan dan kerja
(ekskursi) pernapasan menurun. Klien yang mengalami
kekurangan gizi mengalami kelemahan otot pernapasan. Kondisi
ini menyebabkan kekuatan otot dan kerja (ekskursi) pernapasan
menurun. Klien obesitasn atau yang mengalami kurang gizi
berisiko anemia.
b) Latihan Fisik
Latihan fisik meningkatkan aktivitas metabolisme tubuh dan
kebutuhan oksigen. Individu melakukan aktivitas fisik 3 sampai 4
kali dan satu minggu selama 20 hingga 40 menit memiliki
frekuensi nadi dan tekanan darah yang lebih rendah dan
mengalami penurunan kolesterol serta mengalami peningkatan
aliran darah dan menggunakan lebih banyak oksigen akibat kerja
otot.
c) Merokok
Merokok dikaitkan dengan sejumlah penyakit, termasuk
penyakit jantung, penyakit paru obstruksi kronik (PPOK), dan
kanker paru. Risiko kanker paru 10 kali lebih kuat pada individu
yang merokok daripada individu yang tidak merokok.
12
d) Penyalahgunaan Substansi
Penggunaan alkohol dan obat-obatan lain secara berlebihan akan
mengganggu oksigenasi jaringan dengan 2 cara. Pertama,
individu yang kronis penyalahgunakan substansi. Kondisi ini
seringkali memiliki asupan nutrisi yang buruk. Kedua,
penggunaan alkohol dan obat-obatan tertentu secara berlebihan.
Kondisi ini mendepresi pusat pernapasan, menurunkan frekuensi
kedalaman pernapasan, dan jumlah oksigen yang diinhalasi.
6. Masalah Kebutuhan Oksigen
a. Hiperventilasi
Hiperventilasi merupakan suatu kondisi ventilasi yang berlebih
yang dibutuhkan untuk mengeliminasi karbon dioksida normal di
vena, yang diproduksi melalui metabolisme selular. Hiperventilasi
dapat disebabkan oleh ansietas, infeksi, obat-obatan,
ketidakseimbangan asam basa, dan hipoksia yang dikaitkan dengan
embolus paru atau syok. Tanda-tanda dan gejala hiperventilasi
adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada (chest pain), menurut
konsentrasi, disorientasi, tinitus.
b. Hipoventilasi
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh atau mengeliminasi karbon
dioksida secara adekuat. Apabila ventilasi alveolar menurun, maka
PaCO2 akan meningkat. Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis
(kolaps paru). Tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah
nyeri kepala penurunan kesadaran, disorientasi, kardiakdistritmia,
krtidakseimbangan elektrolit, kejang dan kardiak arrest.
c. Hipoksia
Hipoksia adalah oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada
tingkat jaringan. Kondisi ini terjadi akibat defisiensi pengahantaran
oksigen atau penggunaan oksigen di selular. Hipoksia dapat
disebabkan oleh :
13
a) Penurunan kadar hemoglobin dan penurunan kapasitas darah
yang membawa oksigen
b) Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
c) Ketidakmampuan jaringan untuk mengambil oksigen dari darah,
seperti yang terjadi pada kasus keracunan sianida.
d) Penurunan difusi oksigen dari alveoli ke darah, seperti yang
terjadi pada kasus pneumonia
e) Perfusi darah yang mengandung oksigen di jaringan yang buruk,
seperti yang terjadi pada syok
f) Kerusakan ventilasi, seperti yang terjadi pada fraktur iga
multipel atau trauma dada.
7. Pola Napas Tidak Efektif
a. Definisi
Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi
adekuat (PPNI, 2016).
b. Penyebab
1. Depresi pusat pernapasan
2. Hambatan upaya napas (misalnya, nyeri saat bernapas,