Top Banner
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar 1. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa kebutuhan hidup tertentu yang harus dipenuhi guna mempertahankan kehidupan dan kesehatannya, baik kebutuhan fisiologis maupun psikologisnya. Kebutuhan manusia ini bersifat heterogen, artinya pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan yang sama, tetapi karena terdapat perbedaan budaya, kebutuhan itupun ikut berbeda. Sekitar tahun 1950, Abraham Maslow (psikolog dari Amerika) mengembangkan teori tentang kebutuhan dasar manusia yang dikenal dengan istilah Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia Maslow. Teori ini membagi kebutuhan dasar manusia menjadi 5 kelompok. a. Kebutuhan Fisiologis (Physiologic needs) Dalam Hierarki Maslow, kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan dasar dengan prioritas tertinggi. Contoh dari kebutuhan fisiologis itu sendiri yaitu kebutuhan akan oksigen dan pertukaran gas, cairan (minuman), nutrisi (makanan), keseimbangan suhu, eliminasi, aktivitas, istirahat dan tidur, serta kebutuhan sensual. b. Kebutuhan keselamatan dan rasa aman (Safety security needs) Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah aman pada berbagai aspek, baik fisiologis seperti perlindungan diri dari angin, dingin, panas, kecelakaan dan infeksi atau dalam aspek psikologis seperti bebas dari rasa takut dan kecemasan, serta bebas dari perasaan terancam. c. Kebutuhan rasa cinta serta rasa memiliki dan dimiliki ( Love and belonging needs) Contoh dari kebutuhan ini adalah seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima kasih sayang, kebutuhan untuk mendapat kehangatan,
24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

Oct 26, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar

1. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia

Manusia memiliki beberapa kebutuhan hidup tertentu yang harus

dipenuhi guna mempertahankan kehidupan dan kesehatannya, baik

kebutuhan fisiologis maupun psikologisnya. Kebutuhan manusia ini

bersifat heterogen, artinya pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan

yang sama, tetapi karena terdapat perbedaan budaya, kebutuhan itupun

ikut berbeda.

Sekitar tahun 1950, Abraham Maslow (psikolog dari Amerika)

mengembangkan teori tentang kebutuhan dasar manusia yang dikenal

dengan istilah Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia Maslow. Teori

ini membagi kebutuhan dasar manusia menjadi 5 kelompok.

a. Kebutuhan Fisiologis (Physiologic needs)

Dalam Hierarki Maslow, kebutuhan fisiologis merupakan

kebutuhan dasar dengan prioritas tertinggi. Contoh dari kebutuhan

fisiologis itu sendiri yaitu kebutuhan akan oksigen dan pertukaran

gas, cairan (minuman), nutrisi (makanan), keseimbangan suhu,

eliminasi, aktivitas, istirahat dan tidur, serta kebutuhan sensual.

b. Kebutuhan keselamatan dan rasa aman (Safety security needs)

Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah

aman pada berbagai aspek, baik fisiologis seperti perlindungan diri

dari angin, dingin, panas, kecelakaan dan infeksi atau dalam aspek

psikologis seperti bebas dari rasa takut dan kecemasan, serta bebas

dari perasaan terancam.

c. Kebutuhan rasa cinta serta rasa memiliki dan dimiliki (Love and

belonging needs)

Contoh dari kebutuhan ini adalah seperti kebutuhan untuk memberi

dan menerima kasih sayang, kebutuhan untuk mendapat kehangatan,

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

8

mendapat persahabatan, serta kebutuhan untuk diterima oleh

kelompok sosial.

d. Kebutuhan harga diri (self-esteem needs)

Kebutuhan harga diri ini terkait dengan keinginan untuk

mendapatkan kekuatan meraih prestasi, kepercayaan diri,

kemerdekaan atau kemandirian, serta pengakuan dari orang lain.

e. Kebutuhan aktualisasi diri (need for self actualization)

Kebutuhan aktualisasi diri ini meliputi kebutuhan mengenal dan

memahami diri serta potensi diri dengan baik, belajar memenuhi

kebutuhan sendiri, berdedikasi tinggi, dan tidak emosional serta

kreatif (Saputra, Lyndon. 2013).

2. Pengertian Oksigenasi

Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling vital,

yang mana oksigen dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga kelangsungan

metabolisme sel sehingga dapat mempertahankan hidup dan aktivitas

berbagai sel, jaringan atau organ.

Oksigenasi merupakan proses penambahan oksigen (O2) kedalam

sistem (kimia atau fisika). Penambahan oksigen kedalam tubuh dapat

dilakukan secara alami dengan cara bernapas. Pernapasan atau respirasi

merupakan proses pertukaran gas antara individu dan lingkungannya.

Pada saat bernapas, tubuh menghirup udara untuk mengeluarkan karbon

dioksida ke lingkungan (Saputra, Lyndon. 2013).

3. Proses Fisiologis Dalam Oksigenasi

Proses pernapasan dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu pernapasan

eksternal dan pernapasan internal. Pernapasan eksternal adalah

keseluruhan proses pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan

pembuluh kapiler paru (kapiler pulmonalis). Pernapasan internal adalah

proses pertukaran gas antara pembuluh darah kapiler dan jaringan tubuh

(Saputra, Lyndon. 2013).

Proses respisari dapat dibagi dalam tiga proses mekanis utama yaitu

sebagai berikut:

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

9

a. Ventilasi pulmoner

Ventilasi merupakan proses pertukaran gas dari atmosfer ke

alveoli dan sebaliknya. Gas yang dihirup dari atmosfer ke alveoli

adalah oksigen, sedangkan gas yang dikeluarkan dari alveoli ke

atmosfer adalah karbon dioksida.

Proses ventilasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1) Perbedaan tekanan udara antara atmosfer dan paru-paru

2) Jalan napas yang bersih serta sistem pernapasan yang utuh

3) Kemampuan rongga toraks untuk mengembang dan berkontraksi

dengan baik

4) Kerja sistem saraf autonomy, yaitu rangsangan simpatetik dapat

menyebabkan relaksasi sehingga vasodilatasi dapat terjadi,

sedangkan rangsangan parasimpatetik menyebabkan kontraksi

sehingga vasokontriksi dapat terjadi.

5) Kerja sistem saraf pusat, karena pada sistem saraf pusat terdapat

bagian yang berperan sebagai pusat pernapasan, yaitu medulla

oblongata dan pons. Keadaan karbon dioksida akan merangsang

kedua pusat saraf tersebut.

6) Kemampuan paru untuk mengembang (Comlience) dan

menyempit (Recoil). Comlience dipengaruhi oleh keberadaan

surfaktan di alveoli yang menurunkan tegangan permukaan dan

keberadaan sisa udara sehingga tidak terjadi kolaps dan

gangguan toraks. Recoil merupakan kemampuan paru-paru

untuk menyempit sehingga dapat mengeluarkan CO2.

b. Difusi Gas

Pada saat oksigen memasuki alveoli, terjadi difusi oksigen dari

alveoli ke pembuluh darah kapiler paru. Selain itu, terjadi difusi

karbon dioksida dari pembuluh darah kapiler paru ke alveoli. Proses

difusi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain luas

permukaan paru, ketebalam membran respirasi, perbedaan tekanan

karbon dioksida di dalam alveoli dan di kapiler paru, perbedaan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

10

tekanan dan konsentrasi oksigen di dalam alveoli dan di kapiler paru,

serta afinitas gas (kemampuan O2 dan CO2 dalam menembus dan

mengikat hemoglobin).

c. Transpor Oksigen

Transpor gas di dalam tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian,

yaitu transpor oksigen dan transpor karbondioksida.

1) Transpor oksigen

Transpor oksigen merupakan proses pengangkutan oksigen

dari pembuluh kapiler ke jaringan tubuh. Oksigen yang masuk ke

pembuluh kapiler sebagian besar akan berikatan dengan

hemoglobin (97%) dalam bentuk oksihemoglobin (HbO2) dan

sisanya (3%) terlarut di dalam plasma. Transpor oksigen

dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang masuk ke dalam paru

(ventilasi) serta aliran darah ke paru dan jaringan (perfusi).

2) Transpor karbondioksida

Transpor karbondioksida merupakan proses pengangkatan

karbondioksida dari jaringan ke paru-paru. Secara umum

pengangkutan CO2 dapat terjadi melalui 3 cara yaitu:

a) CO2 larut dalam plasma dan membentuk asam karbonat

(H2CO3). Persentase pengangkutan dengan cara seperti ini

hanyalah sebesar 5%.

b) CO2 diangkut dalam bentuk karbominohemoglobin. CO2

berdifusi ke dalam sel darah merah dan berikatan dengan

amin (-NH2) yang merupakan protein dari hemoglobin.

Persentase pengangkutan dengan cara ini adalah sebesar

30%.

c) CO2 diangkut melalui sel darah merah dalam bentuk ion

bikarbonat (HCO3⁻ ). Proses ini berantai dan disebut

pertukaran klorida. Persentase pengangkutan dengan cara

ini adalah sebesar 65%.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

11

4. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi

a. Kerja Saraf Autonomy

Rangsangan saraf autonomy dapat memengaruhi

kemampuan saluran pernapasan untuk dilatasi atau kontriksi.

Ketika terjadi rangsangan oleh saraf simpatetik, ujung saraf dapat

mengeluarkan neurotransmitter (contohnya noradrenalin) yang

berpengaruh terhadap bronkodilatasi (pelebaran saluran

pernapasan). Pada saat terjadi rangsangan oleh saraf

parasimpatetik, contoh neurotransmitter yang dikeluarkan oleh

ujung saraf adalah asetilkolin yang berpengaruh terhadap

bronkokonstriksi atau penyempitan saluran pernapasan (Saputra,

Lyndon. 2013).

b. Hormon Dan Medikasi

Semua hormon dari derivate catecholamine dapat

memperlebar saluran pernapasan. Kemudian beberapa jenis obat-

obatan juga dapat memperlebar saluran pernapasan misalnya sulfas

atropine dan ekstrak belladonna. Contoh obat yang dapat

mempersempit saluran pernapasan adalah beta-2 yang merupakan

obat penghambat adrenergic tipe beta (Saputra, Lyndon. 2013).

c. Kondisi Kesehatan

Kondisi sakit tertentu dapat menghambat proses oksigenasi

dalam tubuh seperti hal-nya penyakit saluran pernapasan, penyakit

kardiovaskular, serta penyakit kronis seperti Gagal Ginjal Kronik.

Reaksi alergi terhadap sesuatu juga dapat menyebabkan gangguan

pernapasan misalnya bersin, batuk, dan sesak napas (Saputra,

Lyndon. 2013).

d. Usia Dan Tahap Perkembangan

sistem pernapasan dan sistem kekebalan tubuh yang tidak

sempurna diikuti ukuran jantung lebih kecil menjadikan anak-anak

kecil beresiko lebih besar terhadap gangguan oksigenasi. Orang

dewasa lanjut juga beresiko mengalami gangguan oksigenasi

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

12

karena kapasitas fungsional paru-paru dan jantung berkurang

seiring pertambahan usia seseorang (Vaughans, 2013).

e. Perilaku Dan Gaya Hidup

Contoh perilaku dan gaya hidup yang dapat memengaruhi

fungsi pernapasan adalah pola makan yang tidak baik sehingga

menyebabkan obesitas atau malnutrisi, kebiasaan berolahraga,

ketergantungan zat adiktif, emosi, dan kebiasaan merokok

(Saputra, Lyndon. 2013).

f. Lingkungan

Beberapa kondisi lingkungan seperti suhu, ketinggian dan

polusi udara dapat mempengaruhi pernapasan. Suhu lingkungan

dapat memengaruhi afinitas (kekuatan) ikatan Hb dan O2.

Kemudian pada daerah yang tinggi, tekanan oksigennya semakin

rendah sehingga makin sedikit oksigen yang dapat dihirup oleh

individu yang berada di daerah tersebut. Akibatnya, individu yang

tinggal di daerah dataran tinggi memiliki laju pernapasan, denyut

jantung, serta kedalaman pernapasan yang lebih tinggi daripada

individu yang tinggal di dataran rendah.

Sedangkan polusi udara seperti debu dan asap dapat

menyebabkan reaksi alergi maupun berbagai gangguan pernapasan

lain bagi orang yang menghirupnya (Saputra, Lyndon. 2013).

5. Masalah Kebutuhan Oksigenasi

Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak

terlepas dari adanya gangguan yang terjadi pada sistem pernapasan atau

respirasi baik pada anatomi maupun fisiologi. Berikut ini beberapa

masalah kebutuhan oksigenasi:

a. Hipoksia

Hipoksia adalah kondisi ketika kebutuhan oksigen di dalam

tubuh tidak terpenuhi karena kadar oksigen di lingkungan tidak

mencukupi atau penggunaan oksigen di tingkat sel meningkat.

Hipoksia dapat disebabkan antara lain oleh ketidakmampuan sel

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

13

mengikat O2 serta penurunan kadar Hb, kapasitas angkut oksigen

dalam darah, konsentrasi O2 respirasi, difusi O2 dari alveoli ke

dalam darah, dan perfusi jaringan. Gejala hipoksia antara lain

terdapat warna kebiruan pada kulit (sianosis), kelelahan,

kecemasan, pusing, kelemahan, penurunan tingkat kesadaran dan

konsentrasi, peningkatan tanda-tanda vital, seta dispenia atau

kesukaran bernapas (Saputra, Lyndon. 2013).

b. Perubahan Pola Napas

1) Takipnea, merupakan frekuensi pernapasan yang cepat

(lebih dari 24 kali per menit). Takipnea terjadi karena paru

dalam keadaan atelektasi atau terjadi emboli. Kondisi ini

biasanya dapat terlihat pada kondisi demam, asidosis

metabolik, nyeri dan pada kasus hiperkapnia atau

hipoksemia.

2) Bradipnea, merupan frekuensi pernapasan yang lambat

(kurang dari 10 kali per menit). Bradipnea dapat terlihat

pada orang yang baru menggunakan obat-obatan seperti

narkotika atau sedative, pada kasus alkalosis metabolik,

atau peningkatan TIK.

3) Apnea, yaitu henti napas.

4) Hipoventilasi, penurunan jumlah udara yang masuk

kedalam paru-paru karena ventilasi alveolar tidak adekuat

untuk mencukupi kebutuhan metabolik penyaluran O2 dan

pembuangan CO2. Hipoventilasi ditandai dengan nyeri

kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, dan

ketidakseimbangan elektrolit. Kondisi ini umumnya

disebabkan oleh penyakit otot pernapasan, obat-obata, dan

anastesi.

5) Hiperventilasi, peningkatanjumlah udara yang masuk ke

dalam paru-paru karena kecepatan ventilasi melebihi

kebutuhan metabolik untuk pembuangan karbon dioksida.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

14

Kondisi ini ditandai antara lain dengan peningkatan denyut

nadi, napas pendek, dada nyeri, dan penurunan konsentrasi

CO2. Jika kondisi ini terus berlanjut, dapat terjadi alkalosis

akibat pengeluaran CO2 yang berlebihan. Hiperventilasi

umumnya disebabkan oleh infeksi, gangguan psikologis

(misalnya kecemasan), dan gangguan keseimbangan asam

basa (misalnya asidosis).

6) Pernapasan kussmaul, merupakan pola pernapasan yang

cepat dan dangkal yang umumnya ditemukan pada

penderita asidosis metabolik. Kondisi ini merupakan salah

satu bentuk hiperventilasi.

7) Dispnea, ketidakmampuan atau ketidaknyamanan saat

bernapas. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan kadar

gas dalam darah atau jaringan, bekerja berlebihan dan

pengarus psikologis.

8) Ortopnea, merupakan ketidakmampuan untuk bernapas,

kecuali dalam posisi duduk atau berdiri. Kondisi ini sering

ditemukan pada penderita kongestif paru.

9) Stridor, merupakan pernapasan bising yang terjadi akibat

penyempit saluran pernapasan. Kondisi ini dapat ditemukan

pada kasus spasme atau obstruksi laring.

10) Cheyne stroke, merupakan kelainan fungsi pernapasan yang

ditandai dengan siklus pernapasan dengan amplitude mula-

mula naik, turun, berhenti kemudian mulai siklus baru lagi.

c. Obstruksi Jalan Napas

Obstruksi jalan napas merupakan kondisi ketika pernapasan

berjalan tidak normal karena penyumbatan saluran pernapasan.

Obstruksi ini dapat terjadi total atau sebagian serta dapat terjadi di

seluruh tempat di sepanjang saluran pernapasan atau hanya di

saluran napas atas atau bawah.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

15

Obstruksi pada saluran napas atas (hidung, faring, dan

laring) dapat disebabkan oleh makanan atau akumulasi secret.

Obstruksi saluran napas bawah meliputi obstruksi total atau

sebagian pada saluran napas bronkus dan paru.

Tanda-tanda obstruksi jalan napas antara lain batuk tidak

efektif, tidak dapat mengeluarkan sekresi di jalan napas, jumlah,

irama, dan kedalaman pernapasan tidak normal, serta suara napas

menunjukkan adanya sumbatan.

d. Gangguan pertukaran gas

Gangguan pertukaran gas merupakan suatu keadaan dimana

terjadi ketidakseimbangan antara oksigen yang dihirup dengan

karbondioksida yang dikeluarkan pada pertukaran gas antara

alveoli dan kapiler. Penyebabnya bisa karena perubahan membrane

alveoli, kondisi anemia, proses penyakit, dan lain-lain (asmadi.

2009).

B. Tinjauan Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan.

Kegiatan yang dilakukan saat pengkajian adalah mengumpulkan data,

memvalidasi data, pengorganisasian data dan mencatat data yang

diperoleh. Langkah ini merupakan dasar untuk perumusan Diagnosis

keperawatan dan mengembangkan rencana keperawatan sesuai

kebutuhan pasien serta melakukan implementasi keperawatan (Dinarti,

dkk. 2009)

Informasi yang didapat dari klien di rumah sakit dikategorikan

menjadi data subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah data

yang didapatkan melalui wawancara dimana wawancara itu sendiri bisa

melalui 2 cara, pertama autoanamnesa, yaitu wawancara dengan klien

langsung. Kedua, alloanamnese yaitu wawancara dengan

keluarga/orang terdekat. Data yang didapatkan berupa: identitas klien,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

16

riwayat kesehatan klien, keluhan klien, pola koping, aktivitas sehari-

hari klien, serta masalah psikososial klien.

Data objektif merupakan data yang diperoleh melalui hasil

observasi atau pemeriksaan. Dapat dilihat, dirasa, didengar atau dicium.

Disebut juga sebagai tanda atau gejala (Deswani, 2009).

Pengkajian yang dilakukan pada klien dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan oksigen meliputi:

a. Identitas klien

Mulai dari nama klien, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin,

status kawin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, no MR dan

Diagnosis medis.

b. Keluhan utama

Keluhan utama akan membantu dalam mengkaji pengetahuan

klien tentang kondisi saat ini dan menentukan prioritas intervensi.

Keluhan utama yang biasa muncul pada klien gagal ginjal kronik

dengan gangguan kebutuhan oksigen dan karbon dioksida adalah

sesak napas.

c. Riwayat penyakit sekarang

Pengkajian riwayat penyakit sekarang di mulai dengan perawat

menanyakan tentang perjalanan penyakit sejak timbul keluhan

hingga klien meminta pertolongan dan dilakukannya pengkajian

saat itu. Misalnya, sejak kapan keluhan di rasakan, berapa lama dan

berapa kali keluhan tersebut terjadi, bagaimana sifat dan hebatnya

keluhan, dimana pertama kali keluhan timbul, apa yang dilakukan

ketika keluhan terjadi, keadaan apa yang memperberat dan

memperingan keluhan, adakah usaha mengatasi keluhan ini

sebelum meminta pertolongan, berhasil atau tidakkah usaha

tersebut dan sebagainya.

Setiap keluhan utama harus ditanyakan kepada klien sedetail-

detailnya, dan semuanya diterangkan pada riwayat penyakit

sekarang. Pada umumnya, beberapa hal yang harus diungkapkan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

17

pada setiap gejala adalah lama timbulnya, (durasi), lokasi

penjalarannya, sifat keluhan, berat ringannya, mula timbulnya,

serta faktor-faktor yang memperingan atau memperberat, dan

gejala yang menyertainya.

d. Riwayat penyakit dahulu

Penyakit yang pernah di alami klien seperti Hipertensi,

Diabetes Melitus, Tuberkulosis, dan Penyakit Jantung.

e. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pada masalah kebutuhan oksigenasi meliputi

empat teknik , yaitu inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.

1) Inspeksi

a) Tingkat kesadaran pasien

b) Postur tubuh

c) Kondisi kulit dan membran mukosa

d) Bagian dada (misalnya kontur rongga interkosta, diameter

antero posterior, struktur toraks, dan pergerakan dinding

dada)

e) Pola napas, meliputi:

(1) Tipe jalan napas, meliputi napas spontan melalui

hidung/ mulut atau menggunakan slang

(2) Frekuensi dan kedalaman pernapasan, pernapasan

cuping hidung

(3) Sifat pernapasan, yaitu pernapasan torakal,

abdominal, atau kombinasi keduanya

(4) Irama pernapasan, meliputi durasi inspirasi dan

ekspirasi

(5) Ekspansi dada secara umum

(6) Adanya sianosis, deformitas, atau jaringan parut pada

dada

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

18

2) Palpasi

Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi nyeri tekan,

peradangan setempat, atau pembengkakan dan benjolan pada

dada. Palpasi dilakukan antara lain untuk mengetahui suhu

kulit, pengembangan dada, abnormalitas massa dan kelenjar,

sirkulasi perifer, denyut nadi serta pengisian kapiler.

3) Perkusi

Perkusi bertujuan untuk menentukan ukuran dan bentuk

organ dalam serta untuk mengkaji keberadaan abnormalitas

cairan atau udara di dalam paru-paru. Suara perkusi normal

adalah suara perkusi sonor dengan bunyi seperti “dug-dug”.

Suara perkusi yang redup terdapat pada penderita

infiltrate, konsolidasi, dan efusi pleura. Suara perkusi yang

pekak atau kempis (suara seperti ketika kita memperkusi paha)

terdengar apabila perkusi dilakuan di atas daerah yang

mengalami atelectasis, atau dapat juga terdengar pada rongga

pleura yang terisi oleh nanah, tumor pada permukaan paru,

atau fibrosis paru dengan penebalan pleura. Hipersonan atau

bunyi drum dapat ditemukan pada penyakit tertentu, misalnya

pneumonia dan emfisema.

4) Auskultasi

Auskultasi adalah proses mendengarkan suara yang

dihasilkan di dalam tubuh. Bagian yang diperhatikan adalah

nada, intensitas, durasi, dan kualitas bunyi. Auskultasi

dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat suara napas yang

tidak normal.

Suara napas dasar adalah suara napas pada orang dengan

paru yang sehat. Suara napas ini dibagi menjadi tiga macam,

yaitu bunyi napas vesicular, bronkial, dan bronkovesikular.

Bunyi napas vesicular bernada rendah, terdengar di sebagian

besar area paru, serta suara pada saat inspirasi lebih keras dan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

19

lebih panjang daripada saat ekspirasi. Bunyi napas bronkial

hanya terdengar di daerah trakea, bernada tinggi, serta keras

dan panjang pada saat ekspirasi. Bunyi napas bronkovesikular

terdengar pada area utama bronkus dan area paru bagian kanan

atas posterior, bernada sedang, serta bunyi pada saat ekspirasi

dan inspirasi seimbang.

Suara napas tambahan adalah suara yang terdengar pada

dinding toraks yang disebabkan oleh kelainan dalam paru,

termasuk bronkus, alveoli dan pleura. Contoh suara napas

tambahan adalah rales dan ronkhi. Bunyi rales bernada

pendek, kasar, dan terputus-putus karena jeratan udara secret

selama fase inhalasi, ekhalasi, atau batuk. Suara ronkhi adalah

suara yang berasal dari brokhi yang disebabkan oleh

penyempitan lumen bronkus. Suara mengi (wheezing)

merupakan ronkhi kering yang tinggi, dengan nada yang

terputus-putus.

f. Pemeriksaan Diagnostik

Macam macam pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan

pada pasien yang mengalami masalah oksigenasi, yaitu:

1) Penilaian ventilasi dan oksigenasi, contohnya uji fungsi paru,

pemeriksaan gas darah arteri, oksimetri, dan pemeriksaan

darah lengkap.

2) Tes struktur sistem pernapasan, contohnya rontgen dada,

bronkoskopi, dan scan paru. Rontgen dada dilakukan untuk

melihat lesi paru pada penyakit tuberculosis, mendeteksi

keberadaan tumor atau benda asing, pembengkakan paru,

penyakit jantung, dan untuk melihat struktur yang tidak

normal.

2. Diagnosis keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai

status kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

20

mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk

mengurangi, menghilangkan, atau mencegah masalah kesehatan

klien yang ada pada tanggung jawabnya (carpenito 1983 dalam

tarwoto dan wartonah. 2010)

Menurut standar diagnosis keperawatan Indonesia (2017)

Diagnosis keperawatan pada klien dengan gangguan oksigenasi

diantaranya adalah:

a. Gangguan Pertukaran Gas

b. Pola Napas Tidak Efektif

3. Perencanaan keperawatan

a. Gangguan Pertukaran Gas

1) Definisi

Kelebihan atau kekurangan oksigen dan atau eliminasi

karbondioksida pada membrane alveolar-kapiler

2) Penyebab

a) Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi

b) Perubahan membrane alveolus-kapiler

3) Gejala dan tanda mayor

a) Subjektif

Dispnea

b) Objektif

(1) PCO₂ meningkat/menurun

(2) PO₂ menurun

(3) Takikardia

(4) Ph arteri meningkat/menurun

(5) Bunyi napas tambahan

4) Gejala dan tanda minor

a) Subjektif

(1) Pusing

(2) Penglihatan kabur

b) Objektif

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

21

(1) Sianosis

(2) Diaphoresis

(3) Gelisah

(4) Napas cuping hidung

(5) Pola napas abnormal

(6) Warna kulit abnormal

(7) Kesadaran menurun

Table 2.1 intervensi masalah keperawatan Gangguan Pertukaran Gas

Intervensi utama Intervensi pendukung

Pemantauan Respirasi

Observasi

Monitor frekuensi, irama,

kedalaman dan upaya napas

Monitor pola napas (bradipnea,

takipnea, hiperventilasi, kussmaul,

cheyne-stokes, biot, ataksik)

Monitor kemampuan batuk efektif

Monitor adanya produksi sputum

Monitor adanya sumbatan jalan

napas

Palpasi kesimetrisan ekspansi paru

Auskultasi bunyi napas

Monitor saturasi oksigen

Monitor nilai AGD

Monitor hasil X-ray toraks

Terapeutik

Atur interval pemantauan respirasi

sesuai kondisi pasien

Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

Jelaskan tujuan dan prosedur

pemantauan

Informasikan hasil pemantauan, jika

perlu

Terapi Oksigen

Observasi

Monitor kecepatan aliran oksigen

Monitor posisi alat terapi oksigen

Monitor aliran oksigen secara

periodic dan pastikan fraksi yang

diberikan cukup

Monitorefektifitas terapi oksigen

Dukungan berhenti merokok

Dukungan ventilasi

Edukasi berhenti merokok

Edukasi pengukuran respirasi

Dukasi fisioterapi dada

Fisioterapi dada

Insersi jalan napas buatan

Konsultasi via telepon

Manajemen ventilasi mekanik

Pencegahan aspirasi

Pemberian obat

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

22

(missal. Oksimetri, analisa gas

darah), jika perlu

Monitor kemampuan melepaskan

oksigen saat makan

Monitor tanda-tanda hipoventilasi

Monitor tanda dan gejala toksikasi

oksigen dan atelectasis

Monitor tingkat kecemasan akibat

terapi oksigen

Monitor integritas mukosa hidung

akibat pemasangan oksigen

Teraupetik

Bersihkan secret pada mulut,

hidung, dan trakea, jika perlu

Pertahankan kepatenan jalan napas

Siapkan dan atur peralatan

pemberian oksigen

Berikan oksigen tambahan jika

perlu

Tetap berikan oksigen saat pasien

di transportasi

Gunakan perangkat oksigen sesuai

dengan tingkat mobilitas pasien

Edukasi

Ajarkan pasien dan keluarga cara

menggunakan oksigen di rumah

Kolaborasi

Kolaborasi penentuan dosis oksigen

Kolaborasi penggunaan oksigen

saat aktivitas dan/atau tidur

b. Pola Napas Tidak Efektif

1) Definisi

inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberikan

ventilasi yang adekuat

2) Penyebab

a) Depresi pusat pernapasan

b) Hambatan upaya napas

c) Deformitas dinding dada

d) Deformitas tulang dada

e) Gangguan neuromuskuler

f) Gangguan neurologis

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

23

g) Imaturitas neurologis

h) Penurunan energi

i) Obesitas

j) Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru

k) Sindrom hipoventilasi

l) Kerusakan inervasi diafragma

m) Cedera pada medulla spinalis

n) Efek agen farmakologis

o) Kecemasan

3) Gejala dan tanda mayor

a) Subjektif

Dispnea

b) Objektif

(1) Penggunaan otot bantu pernapasan

(2) Fase ekspirasi memanjang

(3) Pola napas abnormal

4) Gejala dan tanda minor

a) Sebjektif

Ortopnea

b) Objektif

(1) Pernapasan pursed-lip

(2) Pernapasan cuping hidung

(3) Diameter toraks anterior-posterior meningkat

(4) Ventilasi semenit menurun

(5) Tekanan ekspirasi menurun

(6) Tekanan inspirasi menurun

(7) Ekskursi dada berubah

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

24

Table 2.2 intervensi masalah keperawatan pola napas tidak efektif

Intervensi utama Intervensi pendukung

Pemantauan Respirasi

Observasi

Monitor frekuensi, irama,

kedalaman dan upaya napas

Monitor pola napas (bradipnea,

takipnea, hiperventilasi,

kussmaul, cheyne-stokes, biot,

ataksik)

Monitor kemampuan batuk efektif

Monitor adanya produksi sputum

Monitor adanya sumbatan jalan

napas

Palpasi kesimetrisan ekspansi

paru

Auskultasi bunyi napas

Monitor saturasi oksigen

Monitor nilai AGD

Monitor hasil X-ray toraks

Terapeutik

Atur interval pemantauan

respirasi sesuai kondisi pasien

Dokumentasikan hasil

pemantauan

Edukasi

Jelaskan tujuan dan prosedur

pemantauan

Informasikan hasil pemantauan,

jika perlu

Manajemen Jalan Napas

Observasi

Monitor pola napas (frekuensi,

kedalaman, usaha napas)

Monitor bunyi napas tambahan

(mis. Gurgling, mengi, wheezing,

ronkhi kering)

Monitor sputum (jumlah, warna,

aroma)

Terapeutik

Pertahankan kepatenan jalan

napas dengan head-titl dan chin-

lift (jaw thrust jika curiga trauma

servikal)

Posisikan semifowler atau fowler

Berikan minum hangat

Lakukan fisioterapi dada, jika

perlu

Lakukan penghisapan lender

kurang dari 15 detik

Dukungan berhenti merokok

Dukungan ventilasi

Edukasi berhenti merokok

Edukasi pengukuran respirasi

Dukasi fisioterapi dada

Fisioterapi dada

Insersi jalan napas buatan

Konsultasi via telepon

Manajemen ventilasi mekanik

Pencegahan aspirasi

Pemberian obat

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

25

Lakukan hiperoksigenasi sebelum

penghisapan endotrakeal

Keluarkan sumbatan benda padat

dengan forcep mcgill

Berikan oksigen jika perlu

Edukasi

Anjurkan asupan cairan 2000

ml/hari, jika tidak kontraindikasi

Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian

bronkodilator, ekspektoran,

mukolitik, jika perlu

4. Pelaksanaan keperawatan

Implementasi merupakan pelaksanakan dari rencana

intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik (lyer et al., 1996

dalam nursalam 2009).

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari

hasilnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan.

C. Tinjauan Konsep Penyakit

1. Pengertian

Gagal ginjal kronis yang disebut juga penyakit ginjal kronis (CKD,

Chronic kidney disease) ditandai oleh penurunan fungsi ginjal yang

cukup besar, yaitu biasanya hingga kurang dari 20% nilai GFR yang

normal, dalam periode waktu yang lama, biasanya > 6 bulan (Saputra,

Lyndon. 2013).

Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang

progresif dan lambat pada setiap nefron, biasanya berlangsung

beberapa tahun dan tidak reversible (Nanda Nic Noc. 2015)

Gagal ginjal kronik merupakan suatu penyakit yang menyebabkan

fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

26

mampu melakukan fungsinya dengan baik (Cahyaningsih, 2009.

Dalam e-Kp belian, dkk. 2017).

2. Etiologi

Table 2.3 Etiologi Gagal Ginjal Kronik

Klasifikasi penyakit Penyakit

Penyakit infeksi tubulointerstitial Pielonefritis kronik atau refluks

nefropati

Penyakit peradangan Glomerulonephritis

Penyakit vaskuler hipertensif Nefroklerosis benigna

Nefroklerosis maligna

Stenosis arteria renalis

Gangguan jaringan ikat Lupus eritematosus sistemik

Poliarteritis nodosa

Gangguan kongenital dan herediter Penyakit ginjal polikistik

Asidosis tubulus ginjal

Penyakit metabolic Diabetes mellitus

Goat

Hiperparatiroidisme

Amyloidosis

Nefropati toksik Penyalahgunaan analgesic

Nefropati timah

Nefropati obstruktif Traktus urinarius bagian atas:

batu, neoplasma, fibrosis

retroperitoneal

Traktus urinarius bagian bawah:

hipertrofi prostat struktur uretra,

anomaly congenital, leher

vesika urinaria dan uretra

3. Manifestasi klinis

a. Manifestasi klinik menurut Nahas & Levin (2010). (Dalam jurnal

keperawatan martin. 2017).

1) Gangguan kardiovaskuler

Nyeri dada, sesak nafas akibat pericarditis, effuse

perikardiak, dan gagal jantung akibat penimbunan cairan,

gangguan irama jantung dan edema.

2) Gangguan pulmoner

Napas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan

riak, suara krekels.

3) Gangguan gastrointestinal

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

27

Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan

metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran

gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, napas bau

ammonia.

4) Gangguan musculoskeletal

Resiles leg sindrom, burning feet syndrome, tremor, dan

miopati.

5) Gangguan integument

Kulit berwarna pucat akibat anemia, kuku tipis dan rapuh

6) Gangguan endokrin

Libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi

dan aminore.

7) Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam basa

Retensi garam dan air, asidosis, hyperkalemia,

hipomagnesemia, hipokalsemia.

b. Menurut perjalanan klinisnya (NANDA NIC NOC. 2015)

1) Menurunnya cadangan ginjal pasien asimtomatik, namun

GFR dapar menurun hingga 25% dari normal

2) Insufisiensi ginjal, selama keadaan ini pasien mengalami

polyuria dan nokturia, kadar creatinin dan BUN sedikit

meningkat diatas normal.

3) Penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau sindrom uremik

(lemah, letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia, kelebihan

volume cairan, neuropati perifer, pruritus, uremic frost,

kejang kejang sampai koma). Yang ditandai dengan GFR

kurang dari 5-10 ml/menit. Kadar serum creatinin dan BUN

meningkat tajam, dan terjadi perubahan biokimia, dan gejala

yang komplek.

4. Pemeriksaan Diagnostik

Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi

maka perlu pemeriksaan penunjang diantaranya:

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

28

a. Laboratorium

1) Kadar BUN kreatinin serum, natrium, dan kalsium meningkat

2) Analisa gas darah arteri menunjukan penurunan pH arteri dan

kadar bikarbonat

3) Kadar hematocrit dan hemoglobin rendah, masa hidup sel

darah merah berkurang

4) Muncul defek trombositomia dan trombosit ringan

5) Sekresi aldosterone meningkat

6) Analisa gas darah menunjukan asidosis metabolic

7) Pasien mengalami proteinuria, glikosuria, dan pada urin

ditemukan sedimentasi, leokosit, sel darah merah dan Kristal.

b. Biopsy ginjal memungkinkan identifikasi histologis dari proses

penyakit yang mendasari

c. EEG menunjukan dugaan perubahan ensefalopati metabolic

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

29

Penurunan laju infiltrasi glomelurus Renin meningkat Penurunan fungsi ginjal

Peningkatan kadar kreatinin dan BUN serum

Ginjal tidak mampu

mengencerkan urin sec.

maksimal

Angiotensi I

meningkat

Kadar protein

dalam darah turun

Asotemia

Penurunan

fungsi ginjalProduksi

eritropotin menurun

Angiotensi I

meningkat

Kadar protein

dalam darah turun Syndrom uremia

Produk urin turun dan

kepekatan urin meningkat

Peningkatan Na& K

Angiotensin II

meningkat

Penurunan

tekanan

osmotik

Organ GI

Vasikontrisi

pembuluh

darah

Cairan keluar ke

ekstravaskuler

Penurunan

pembentukan

eritrosit

Masuk ke vaskuler

Anemia

Mual muntah

Beban jantung

meningkat

Sifat semi permiable

pembuluh darah

meningkat

ekstravasasi

edema

Edema

Peningkatan Vol. vaskuler

Berikan

dengan air

Dx : Kelebihan

vol. cairan

Dx : Perubahan

pola nafas

Dx : Risiko

penurunan

curah Jantung

Tekanan hidrostatik meningkat

Dx : Perubahan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

NaOH

Dx : Intoleransi

aktivitas

Proteinuria

GAGAL GINJAL KRONIK

5. Pathway

Infeksi Saluran Kermis Penyakit Metabolic (DM) Nefropat Toksik

Penyakit Vaskuler Hipertensi Gangguan Jaringan Ikat Gangguan Kongenital

Disurisia

/ anuria

Tekanan darah

meningkat

edema

Di kulit

(pruritus)

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasarrepository.poltekkes-tjk.ac.id/169/3/6 BAB II.pdf · 2019. 11. 20. · Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Manusia memiliki beberapa

30