Top Banner
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1. Pengertian Nutrisi Nutrisi adalah zat-zat atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang tekandung dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah, 2011). Menurut Supariasa (2001) dalam Andri dan Abd. Wahid 2016, nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ- organ yang menghasilkan energi. 2. Kebutuhan Nutrisi Penderita DM a. Komposisi makanan Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) 2011, terdapat empat pilar dalam penatalaksaan pada penderita DM tipe II yaitu penatalaksaan diet, aktivitas fisik atau olahraga, intervensi farmakologis dan penyuluhan. Meski setiap orang kebutuhannya sama tetapi penderita DM perlu ditekankan pentingnya keteraturan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin. Standar komposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari: 1) Karbohidrat Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45 sampai 65% total asupan energi. Pembatasan karbohidrat total <130 g/hari tidak
28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

Jul 12, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi

1. Pengertian Nutrisi

Nutrisi adalah zat-zat atau zat-zat lain yang berhubungan dengan

kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia

untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan

menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh

serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu

tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang tekandung dan

keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto

& Wartonah, 2011).

Menurut Supariasa (2001) dalam Andri dan Abd. Wahid 2016, nutrisi

adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi

secara normal melalui degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan,

metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-

organ yang menghasilkan energi.

2. Kebutuhan Nutrisi Penderita DM

a. Komposisi makanan

Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI)

2011, terdapat empat pilar dalam penatalaksaan pada penderita DM tipe

II yaitu penatalaksaan diet, aktivitas fisik atau olahraga, intervensi

farmakologis dan penyuluhan. Meski setiap orang kebutuhannya sama

tetapi penderita DM perlu ditekankan pentingnya keteraturan dalam hal

jadwal makan, jenis dan jumlah makanan terutama pada mereka yang

menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin. Standar

komposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari:

1) Karbohidrat

Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45 sampai 65% total

asupan energi. Pembatasan karbohidrat total <130 g/hari tidak

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

7

dianjurkan. Makanan harus mengandung karbohidrat terutama

berserat tinggi. Gula dalam bumbu diperbolehkan sehingga penderita

DM dapat makan bersama dengan keluarga yang lain. Sukrosa tidak

lebih dari 5% total asupan energi. Pemanis alternatif dapat digunakan

sebagai pengganti gula, asal tidak melenihi batas konsumsi harian

(Accepted Daily Intake). makan tiga kali sehari. Bila diperlukan

berikan selingan buah atau makanan lain sebagai bagian dari

kebutuhan kalori sehari.

2) Lemak

Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori.

Tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi. Lemak jenuh

<7% kebutuhan kalori. Lemak tidak jenuh ganda <10%, selebihnya

dari lemak tidak jenuh tunggal. Bahan makanan yang perlu dibatasi

adalah yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak trans antara

lain: daging berlemak dan susu penuh (whole milk). Anjuran

kolesterol <200mg/hari.

3) Protein

Dibutuhkan sebesar 10-20% total asupan energi. Sumber protein

yang baik adalah seafood (ikan, udang, cumi dan lainnya), daging

tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-

kacangan, tahu dan tempe.

Pengaturan diet pada penderita DM menjadi faktor penting yang

mendukung perawatan. Berikut adalah tujuan pengaturan diet pada

penderita DM:

a) mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah mendekati

normal;

b) mencapai kadar serum lipid yang optimal;

c) memberi energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan

berat badan (BB) normal;

d) menghindari atau menangani komplikasi akut dan kronis pada

klien; dan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

8

e) meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi

yang optimal.

b. Kebutuhan kalori

Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur,

stress akut dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan mempertahankan

berat badan idaman. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori

yang dibutuhkan penderita DM. Diantaranya adalah dengan

memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30

kalori/kgBB ideal, ditambah atau dikurangi bergantung pada beberapa

faktor seperti jenis kelamin, umur, aktivitas, BB dan lainnya.

1) Perhitungan BB ideal dengan rumus Brocca yang dimodifikasi sebagai

berikut:

a) BB ideal = 90% x (TB dalam cm – 100) x 1 kg. *TB (Tinggi

badan)

b) Bagi pria dengan TB di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150

cm, rumus dimodifikasi menjadi:

(1) Berat Badan Ideal (BBI) = (TB dalam cm – 100) x 1 kg.

(a) BB Normal : BB ideal ±10%

(b) BB Kurus : <BBI -10%

(c) BB Gemuk : >BBI +10%

2) Perhitungan BBI menurut Indeks Massa Tubuh dapat dihitung dengan

rumus:

a) IMT = BB(kg)/TB(m�)

b) Klasifikasi IMT*:

(1) BB kurang : <18,5

(2) BB normal : 18,5 sampai 22,9

(3) BB lebih : ≥ 23,0

*WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pacific

Perspective:RedefiningObesity and its Treatment.

c) Dengan resiko : 23,0-24,9

d) Obes I : 25,0-29,9

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

9

e) Obes II : >30

3) Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain:

a) Jenis kelamin, kebutuhan kalori wanita lebih kecil daripada pria.

Wanita sebesar 25 kal/kgBB dan pria 30 kal/kgBB.

b) Umur, untuk usia > 40 tahun dengan ketentuan usia 40-59 tahun

kebutuhan kalori dikurangi 5%. Untuk usia antara 60-69 tahun

kebutuhan kalori dikurangi 10% dan usia > 70 tahun kebutuhan

kalori dikurangi 20%.

c) Aktivitas fisik atau pekerjaan, kebutuhan kalori dapat ditambah

sesuai dengan intensitas aktivitas fisik. Penambahan sejumlah 10%

dari kebutuhan diberikan pada keadaan istirahat, 20% pada

aktivitas sedang dan 50% dengan aktivitas sangat berat.

d) BB, bila penderita kegemukan dikurangi sekitar 20-30% tergantung

tingkat kegemukan. Bila kurus ditambah 20-30% sesuai kebutuhan

untuk meningkatkan BB. Untuk tujuan penurunan BB jumlah

kalori yang diberikan paling sedikit 1000-1200 kkal perhari untuk

wanita dan 1200-1600 untuk pria.

Makanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi tersebut

dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), siang (30%) dan

sore (25%), serta 2-3 porsi makanan ringan (10-15%) diantaranya.

B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana perawat mengambil data

secara terus menerus terhadap keluarga yang dibinanya. Pengkajian asuhan

keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre Friedman, yaitu:

a. Data umum:

1) nama kepala keluarga;

2) umur;

3) pekerjaan kepala keluarga;

4) pendidikan kepala keluarga;

5) alamat dan nomor telepon; dan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

10

6) komposisi keluarga dan genogram.

Tabel 2.1 Komposisi anggota keluarga

Nama Umur Sex Hubungan dengan KK Pendidikan Pekerjaan Keterangan

Sumber: Achjar, 2010

Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus tertera

nama, umur, kondisi kesehatan tiap keterangan gambar.

b. Tipe keluarga

Secara umum, tipe keluarga dibagi menjadi dua, yaitu: (Maria, 2017)

1) Keluarga tradisional

a) keluarga inti (nuclear family), keluarga kecil dalam suatu rumah

terdiri dari ayah, ibu dan anak;

b) keluarga besar (exstended family), terdiri dari keluarga inti dan

orang-orang yang berhubungan;

c) keluarga dyad (pasangan inti), terdiri dari pasangan suami istri

yang baru menikah yang belum memiliki anak;

d) keluarga single parent, kondisi seseorang tidak memiliki pasangan

lagi, bisa karena perceraian atau meninggal tetapi memiliki anak,

baik anak kandung maupun anak angkat;

e) keluarga single adult (bujang dewasa), pasangan yang sedang Long

Distance Relationship (LDR), yaitu pasangan yang mengambil

jarak atau berpisah sementara waktu untuk kebutuhan tertentu,

misalnya bekerja atau kuliah; dan

f) keluarga usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua dan

anak-anaknya sudah berpisah.

2) Keluarga non tradisional

a) the unmarriedteenege mother, kehidupan seorang ibu dengan

anaknya tanpa pernikahan;

b) reconstituded nuclear, keluarga yang tadinya berpisah, kemudian

membentuk keluarga inti melalui perkawinan kembali. Mereka

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

11

hidup bersama anaknya dari pernikahan sebelumnya maupun hasil

pernikahan yang baru;

c) commune family, yaitu lebih dari satu keluarga tanpa hubungan

darah memilih hidup bersama dalam satu atap;

d) gay and lesbian family, keluarga seseorang yang berjenis kelamin

sama menyatakan hidup bersama sebagai pasangan suami istri

(marital partners);dan

e) group-marriage family, beberapa orang dewasa menggunakan alat-

alat rumah tangga bersama dan mereka merasa sudah menikah,

sehingga berbagi sesuatu termasuk seksual dan membesarkan

anaknya bersama.

Menurut Padila (2012) selain pengkajian di atas ada beberapa hal yang

perlu dikaji yaitu:

c. Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi

budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.

d. Agama

Mengkaji agama yang dianut keluarga serta kepercayaan yang dapat

mempengaruhi kesehatan.

e. Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari

kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial

ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang

dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki keluarga.

f. Aktifitas rekreasi keluarga

Selain pergi bersama-sama mengunjungi tempat rekreasi, menonton

televisi dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

g. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini (Viadion & Betan, 2013)

Ditentukan oleh anak pertama keluarga inti. Terdapat 8 tahap

perkembangan keluarga, yaitu:

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

12

a) tahap I, keluarga pemula atau pasangan baru (beginning family);

b) tahap II, keluarga sedang mengasuh anak (child bearing) dengan

anak pertama berusia kurang dari 30 bulan;

c) tahap III, keluarga dengan anak usia prasekolah (anak pertama

berusia 2-6 tahun);

d) tahap IV, keluarga dengan anak usia sekolah (anak pertama berusia

6-13);

e) tahap V, keluarga dengan anak remaja (anak pertama berusia 13-20

tahun);

f) tahap VI, keluarga dengan anak dewasa (anak pertama

meninggalkan rumah;

g) tahap VII, keluarga usia pertengahan (middle age family); dan

h) tahap VIII, keluarga lanjut usia.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi (Padila, 2012)

a) menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi;

b) menjelaskan tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

oleh keluarga; dan

c) kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga.

Pengkajian riwayat DM meliputi:

a) sejak kapan klien mengalami tanda dan gejala penyakit DM dan

apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi gejala-gejala tersebut;

b) apakah pernah melahirkan bayi dengan BB lebih dari 4 kg;

c) apakah pernah mengalami penyakit pankreas seperti pankreatitis,

neoplasma, trauma/pancreatectomy, penyakit infeksi seperti

kongenital rubella, infeksi citomegalavirus, serta sindrom genetik

DM seperti sindrom down;

d) penggunaan obat-obatan atau zat kimia seperti glikokotikoid,

hormon tiroid, dilantin, nicotinic acid;

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

13

e) hipertensi lebih dari 140/90 mmHg atau hiperlipidema, kolesterol

atau trigkiserida lebih dari 150 mg/dL;

f) perubahan pola makan, minum dan eliminasi urin;

g) apakah ada riwayat keluarga dengan penyakit DM;

h) adakah riwayat luka yang lama sembuh; dan

i) penggunaan obat DM sebelumnya.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak

suami dan istri. Riwayat pankreas, hipertensi, MCI dan ISK berulang.

h. Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah

ruangan, jumlah jendela, jarak pembuangan akhir dengan sumber air,

sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan

penduduk setempat serta budaya setempat yang mempengaruhi

kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Ditentukan dengan melihat kebiasaan keluarga berpindah tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana

interaksi keluarga dengan masyarakat.

i. Struktur keluarga

1) Sistem pendukung keluarga

Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga

untuk menunjang kesehatan mencakup fasilitas fisik, psikologis atau

dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan

masyarakat sekitar.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

14

2) Pola komunikasi keluarga

Apakah pola komunikasi baik atau sebaliknya.

3) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan memengaruhi

orang lain untuk merubah perilaku.

4) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara

formal maupun informal.

5) Nilai dan norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga

yang berhubugan dengan kesehatan.

j. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif

Hal yang dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap

anggota keluarga lainnya.

2) Fungsi sosialisasi

Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh

mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta perilaku.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan

dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan lima

tugas kesehatan keluarga yaitu keluarga mampu mengenal masalah

kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,

melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit,

menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan

mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan

setempat.

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji adalah:

a) berapa jumlah anak?;

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

15

b) apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota

keluarga?; dan

c) metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan

jumlah anggota keluarga?

5) Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji adalah:

a) sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan

papan?; dan

b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di

masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga?

k. Stres dan koping keluarga

1) Stressor jangka pendek dan jangka panjang

Jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan

penyelesian dalam waktu kurang dari enam bulan, sedangkan jangka

panjang memerlukan waktu lebih dari enam bulan.

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dikaji sejauh mana

keluarga berespon terhadap stressor.

3) Strategi koping yang digunakan

Dikaji strateggi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan/stress.

4) Strategi adaptasi yang disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan

keluarga bila menghadapi permasalahan/stress.

l. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik tidak hanya kondisi klien, melainkan kondisi kesehatan

seluruh anggota keluarga. Beberapa bagian yang harus diperiksa adalah:

1) tanda-tanda vital, yaitu suhu badan, nadi, pernapasan dan tekanan

darah;

2) antropometri, meliputi TB, BB, lingkar perut, lingkar kepala dan

lingkar lengan. Pada beberapa kasus, BB akan mengalami penurunan;

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

16

3) pernapasan, meliputi pola pernapasan, bentuk dada saat bernapas dan

apakah ada bunyi yang di luar kebiasaan orang bernapas;

4) kardiovaskular, dalam pemeriksaan ini biasanya tidak ditemukan

adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah;

5) pencernaan, untuk mengetahui gejala mual muntah, peristaltik usus,

mukosa bibir dan mulut, anoreksia dan buang air besar (BAB);

6) perkemihan, perawat mencari tahu tentang volume diuresis. Apakah

mengalami penurunan atau justru peningkatan;

7) muskuloskeletal, apakah ada output yang berlebihan sehingga

membuat fisik menjadi lemah;

8) pengindraan, indra yang perlu diperiksa perawat adalah mata, hidung

dan telinga. Apakah masih normal atau sudah mengalami perubahan

atau kelainan;

9) reproduksi, apakah reproduksi masih berfungsi dengan baik atau

sebaliknya. Jika sebaliknya, maka gejala apa saja yang menunjukkan

akan hal itu; dan

10) neurologis, bagaimana kesadaran klien selama menjalani masa

pengobatannya? Apa yang membuat kesadaran menurun?

Pemeriksaan fisik pada status nutrisi adalah sebagai berikut:

1) keadaan fisik: lesu, apatis;

2) BB: obesitas, kurus (underweight);

3) otot: flaksila atau lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu

bekerja;

4) sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, refleks menurun;

5) fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi,

pembesaran liver atau lien;

6) kardiovaskular: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama

abnormal, tekanan darah rendah atau tinggi;

7) rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipits, pecah atau patah-

patah;

8) kulit: kering, pucat, iritasi, ptekie, lemak di subkutan tidak ada;

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

17

9) bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, memran

mukosa pucat;

10) gusi: pendarahan, peradangan;

11) lidah: edema, hiperemis;

12) gigi: karies, nyeri, kotor;

13) mata: konjungtiva pucat, kering, eksoftalmus, tanda-tanda infeksi;

14) kuku: mudah patah; dan

15) pengukuran antropometri:

a) BB ideal: (TB-100) ± 10%

b) Lingkar pergelangan tangan

c) Lingkar lengan atas (MAC) dengan nilai normal:

(1) Wanita : 28,5 cm

(2) Pria : 28,3 cm

d) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF) dengan nilai normal:

(1) Wanita : 16,5-18 cm

(2) Pria : 12,5-16,5 cm

m. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

petugas kesehatan yang ada. Selain itu, sebagai pendukung dan motivasi,

perawt juga perlu mengetahui bagaimana atau apa saja harapan keluarga

terhadap perawat.

2. Analisa Data

Setelah dilakukan pengkajian, selanjutnya data dianalisis untuk dapat

dilakukan perumusan diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan

keluarga disusun berdasarkan jenis diagnosa seperti:

a. Diagnosa sehat/wellness, digunakan bila keluarga mempunyai potensi

untuk ditingkatkan, belum ada data maladaptif. Perumusan diagnosa

keperawatan keluarga potensial, hanya terdiri dari komponen problem (P)

saja atau P (problem) dan S (symptom/sign), tanpa komponen etiologi

(E).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

18

b. Diagnosis ancaman (resiko), digunakan bila belum terdapat paparan

masalah kesehatan, namun seudah ditemukan beberapa data maladaptif

yang memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan diagnosa

keperawatan keluarga resiko, terdiri dari problem (P), etiologi (E) dan

symptom/sign (S).

c. Diagnosa nyata/gangguan, digunakan bila sudah timbul

gangguan/masalah kesehatan keluarga, didukung dengan adanya

beberapa data maladatif. Perumusan diagnosa keperawatan keluarga

nyata/gangguan, terdiri dari problem (P), etiologi (E) dan symptom/sign

(S).

Perumusan problem (P) merupakan respon terhadap gangguan

pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi (E) mengacu pada lima

tugas keluarga, yaitu:

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, meliputi:

1) persepsi terhadap keparahan penyakit;

2) pengertian;

3) tanda dan gejala;

4) faktor penyebab; dan

5) persepsi keluarga terhadap masalah.

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, meliputi:

1) sejauhmana keluarga mengerti mengenai siafat dan luasnya masalah;

2) masalah yang dirasakan keluarga;

3) keluarga menyerah terhadap masalah yang dialami;

4) sikap negatif terhadap masalah kesehatan;

5) kurang percaya terhadap tenaga kesehatan; dan

6) informasi yang salah.

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,

meliputi:

1) bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit;

2) sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan;

3) sumber-sumber yang ada dalam keluarga; dan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

19

4) sikap keluarga terhadap yang sakit.

d. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan, meliputi:

1) keuntungan manfaat pemeliharaan lingkungan;

2) pentingnya hygiene sanitasi; dan

3) upaya pencegahan penyakit.

e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga, meliputi:

1) keberadaan fasilitas kesehatan;

2) keuntungan yang didapat;

3) kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan;

4) pengalaman keluarga yang kurang baik; dan

5) pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga.

Sebelum menentukan diagnosa keperawatan tentu harus menyusun prioritas

masalah dengan menggunakan proses skoring seperti pada tabel:

Tabel 2.2 Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga

Kriteria Nilai Bobot

1. Sifat masalah - Tidak/kurang sehat - Ancaman kesehatan - Keadaan sejahtera

2. Kemungkinana masalah dapat diubah - Mudah - Sebagian - Tidak dapat

3. Potensi masalah untuk dicegah - Tinggi - Cukup - Rendah

4. Menonjolnya masalah - Masalah yang benar-benar harus ditangani - Ada masalah tetapi tidak segera ditangani - Masalah tidak dirasakan

3 2 1

2 1 0

3 2 1

2 1 0

1 2 1

1

Sumber: Maria, 2017

Diagnosa yang mungkin muncul:

a. Nutrisi tidak sesuai kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah DM.

b. Nutrisi tidak sesuai kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan masalah DM.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

20

c. Nutrisi tidak sesuai kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

d. Nutrisi tidak sesuai kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan.

e. Nutrisi tidak sesuai kebutuhan tubuh pada keluarga berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan.

3. Intervensi Keperawatan Keluarga

Perencanaan diawali dengan merumusakan tujuan yang ingin dicapai

serta rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuan terdiri

dari tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Penetapan tujuan jangka

panjang (tujuan umum) mengacu pada bagaimana mengatasi

problem/masalah (P) di keluarga, sedangkan penetapan tujuan jangka

pendek (tujuan khusus) mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi (E).

Tujuan jangka pendek harus SMART ( S= spesifik, M= measurable/dapat

diukur, A= achievable/dapat dicapai, R= reality, T= time limited/punya limit

waktu) (Achjar, 2010).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

21

Tabel 2.3 Rencana Keperawatan Keluarga

No Diagnosa Keperawatan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Umum Khusus Kriteria Standar

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada keluarga diharapkan masalah dapat teratasi

1. Setelah empat kali pertemuan keluarga mampu mengenal masalah

1.1 Keluarga menyebutkan pengertian penyakit

Respon verbal DM adalah penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai peningkatan glukosa darah, disebabkan karena ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin

1. Diskusikan dengan keluarga tentang penyakit/masalah

2. Tanyakan kembali bila ada yang belum dimengerti

3. Evaluasi kembali 4. Beri reinforcement positif

pada keluarga

1.2 Keluarga mampu menyebutkan penyebab penyaki/masalah

Respon verbal Penyebab penyakit DM: Faktor genetik, imunitas, lingkungan, usia, obesitas, riwayat keluarga

1. Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab DM

2. Minta keluarga menentukan penyebab DM

3. Evaluasi kembali tentang penyebab DM

4. Beri reinforcement positif pada keluarga

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

22

1.3 Keluarga mampu menyebutkan tanda-tanda DM

Respon verbal Menyebutkan dari tanda-tanda DM: Kadar glukosa puasa tidak normal, poliuria, polidipsia, polifagia, lelah mengantuk, pandangan mata kabur,impotesi

1. Diskusikan dengan keluarga tentang tanda DM

2. Bersama keluarga identifikasi tanda DM pada klien

3. Beri reinforcement positif atas kemampuan keluarga mengidentifikasi kondisi klien

2. Keluarga mempu mengambil keputusan untuk menangani DM pada klien

3.1. Keluarga mampu menjelaskan akibat yang terjadi bila DM tidak ditangani dengan tepat

Respon verbal Menyebutkan akibat DM bila tidak ditangani dengan segera

1. Diskusikan bersama keluarga tentang akibat lanjut dari DM bila tidak ditangani dengan segera dan tepat

2. Evaluasi kembali kemampuan keluarga dalam menyebutkan kembali akibat dari DM

3. Beri reinforcement positif atas kemampuan keluarga

3.2. Mengambil keputusan untuk mengatasi DM pada klien dengan segera dan tepat

Respon verbal Keputusan keluarga untuk mengatasi DM dengan segera dan tepat

1. Diskusikan dengan keluarga tentang bagaimana cara mengatasi DM

2. Beri kesempatan keluarga bertanya

3. Tanyakan kembali hal yang telah dijelaskan

4. Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar

3. Setelah 1x pertemuan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

23

selama 20 menit keluarga mempu merawat klien DM

3.1 Merawat klien DM

Respon verbal Melakukan cara merawat klien DM: 1. Terapi makan

(diet) klien DM

1. Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan penderita DM

2. Beri kesempatan keluarga bertanya

3. Tanyakan kembali hal yang telah dijelaskan

4. Beri reinforcement atas jawaban yang benar

4. Keluarga mampu memodifikasi dan menciptakan lingkungan yang aman bagi klien dengan DM

4.1 Lingkungan yang mendukung untuk klien DM

Respon verbal Lingkungan yang mendukung untuk klien DM

1. Diskusikan dengan keluarga tentang hal-hal atau lingkungan yang dapat mendukung untuk klien DM

2. Beri kesempatan keluarga bertanya

3. Tanyakan kembali hal yang telah dijelaskan

4. Beri reinforcement atas jawaban yang benar

4.2 Melakukan modifikasi atau menciptakan lingkungan yang

Kunjungan yang tidak direncanakan

Lingkungan keluarga atau rumah, mendukung bagi klien DM

1. Motivasi keluarga untuk tetap mempertahankan lingkungan rumah yang kondusif pada klien DM dengan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

24

kondusif bagi klien DM

memberikan reinforcement positif

5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mencegah DM

5.1 menjelakan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan dan manfaatnya

Respon verbal Fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi yaitu pospindu, puskesmas, pusat rehabilitasi

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang pelayanan kesehatan untuk pengobatan dan perawatan DM

2. Beri penjelasan kepada keluarga tentang pelayanan kesehatan untuk pengobatan dan perawatan DM

3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya

4. Tanyakan kembali hal yang telah dijelaskan

5.2 Memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk mengontrol faktor resiko DM

Kunjungan tidak direncanakan

Keluarga menunjukkan kartu berobat posbindu atau puskesmas sebagai bukti telah melakukan kunjungan pada fasilitas pelayanan kesehatan

1. Motivasi keluarga untuk dapat mengunjungi posbindu atau pelayanan kesehatan lainnya

2. Beri reinforcement positif atau tindakan yang tepat yang dilakukan keluarga

Sumber: Achjar, 2010

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

25

4. Implementasi

Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perencanaan

program. Program dibuat untuk menciptakan keinginan berubah dari

keluarga, memandirikan keluarga. Seringkali perencanaan program yang

sudah baik tidak diikuti dengan waktu yang cukup untuk merencanakan

implementasi. Menurut Zaidin Ali (2010) tindakan keperawatan terhadap

keluarga mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah

dan kebutuhan kesehatan dengan cara:

1) memberikan informasi;

2) mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan; dan

3) mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,

dengan cara:

1) mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan;

2) mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga; dan

3) mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan.

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang

sakit, dengan cara:

1) mendemonstrasikan cara perawatan;

2) menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah; dan

3) mengawasi keluarga melakukan perawatan.

d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat

lingkungan menjadi sehat, dengan cara:

1) menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga; dan

2) melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,

dengan cara:

1) mengenakan fasilitas kesehatan yang ada; dan

2) membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

26

5. Evaluasi

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan

penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil

perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan

mungkin tidak dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan

kesediaan keluarga.

Menurut Zaidin Ali evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP

secara operasional:

S: adalah hal-hal yang dikemukakan keluarga secara subjektif setelah

dilakukan secara intervensi keperawatan.

O: adalah hal-hal yang ditemui perawat secara objektif setelah dilakukan

intervensi keperawatan.

A: adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan

yang terkait dengan diagnosis.

P: adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari

keluarga pada tahap evaluasi.

C. Tinjauan Penyakit Diabetes Mellitus

1. Definisi penyakit

DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,

kerja insulin atau kedua-duanya (ADA, 2010). DM adalah penyakit

gangguan metabolisme kronis yang ditandai peningkatan glukosa darah,

disebabkan karena ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin

(Tarwoto dkk, 2016).

DM adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi

yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak

dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan

sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis

mikrovaskular, makrovaskular dan neuropati (Sudoyo dkk, 2009).

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

27

2. Etiologi

a. DM tipe I

DM yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta

pankreas yang disebabkan oleh:

1) faktor genetik penderita tidak mewarisi DM tipe itu sendiri, tetapi

mewarisi suatu prediposisi atau kecendrungan genetik kearah

terjadinya DM tipe I;

2) faktor imunologi (autoimun); dan

3) faktor lingkungan: virus atau toksin tertentu dapat memicu proses

autoimun yang menimbulkan estruksi sel beta.

b. DM tipe II

Disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin. Faktor

resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II: usia,

obesitas, riwayat dan keluarga.

Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembedahan dibagi

menjadi 3 yaitu: (Sudoyo Aru dkk, 2009)

1) <140 mg/dL: normal;

2) 140 sampai <200 mg/dL: toleransi glukosa terganggu; dan

3) >200 mgdL: DM.

3. Manifestasi klinis

DM dikaitkan dengan konsekuensi metabolik defisiensi insulin (Price &

Wilson)

a. kadar glukosa puasa tidak normal;

b. hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresis

osmotik yang meningkatkan pengeluaran urin (poliuria) dan timbul rasa

haus (polidipsia);

c. rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkurang;

d. lelah dan mengantuk; dan

e. gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, pandangan mata

kabur, impotensi, peruritas vulva.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

28

Kriteria diagnosis DM (Sudoyo Aru, dkk 2009)

a. gejala klasik DM+glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL (11,1 mmol/L);

b. glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu

hari tanpa memperhatikan waktu;

c. gejala klasik DM+glukosa plasma >126 mg/dL (7,0 mmol/L), puasa

diartikan pasien tidak mendapatkan kalori tambahan sedikitnya 8 jam;

d. glukosa plasma 2 jam pada TTGO >200 mg/dL (11,1 mmol/L) TTGO

dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang

standar dengan 75 gram glukosa anhidrus dilarutkan di dalam air;

4. Patofisiologi

Menurut Brunner & Suddarth (2002), patofisiologi dari DM adalah:

a. DM tipe I

Pada DM tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan

insulin karena sel-sel beta pankreas telah hancur oleh proses autoimun.

Hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur

oleh hati. Disamping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat

disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan

menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan). Jika

konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat

menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya

glukosa tersebut muncul dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yang

berlebih diekskresikan dalam urin, eksresi ini akan disertai pengeluaran

cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan diuresis

osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang berlebih, pasien

akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus

(polidipsia).

Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan

lemak yang menyebabkan penurunan BB. Klien dapat mengalami

peningkatan selera makan (polifagia) akibat menurunnya simpanan

kalori. Gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan. Proses ini

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

29

akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut turut menimbulkan

hiperglikemia. Di samping itu akan terjadi pemecahan lemak yang

produksi badan keton yang merupakan produk samping pemecahan

lemak. Badan keton merupakan asam yang mengganggu keseimbangan

asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan. Ketoasidosis diabetik

yang diakibatkannya dapat menyebabkan tanda dan gejala seperti nyeri

abdominal, mual, muntah, hiperventilasi, napas berbau aseton, dan bila

tidak ditangani akan menimbulkan perubahan kesadaran, koma bahkan

kematian.

b. DM tipe II

Pada DM tipe II terdapat dua masalah yang berhubungan dengan

insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya

insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai

akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian

reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada

DM tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan

demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan

glukosa oleh jaringan. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung

lambat dan progresif maka awitan DM tipe II dapat berjalan tanpa

terdeteksi. Jika gejalanya dialami klien, gejala tersebut sering bersifat

ringan dan dapat mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia,

luka yang lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur (jika

kadar glukosanya sangat tinggi). Penyakit DM dapat membuat gangguan

atau komplikasi melalui kerusakan pada pembuluh darah diseluruh tubuh,

disebut angiopati diabetik. Penyakit ini berjalan kronis dan terbagi dua

yaitu gangguan pada pembuluh darah halus (mikrovaskular) disebut

mikroangiopati. Ada 3 masalah utama yang terjadi bila kekurangan atau

tanpa insulin yaitu penurunan penggunaan glukosa, peningkatan

mobilisasi lemak, dan peningkatan penggunaan protein.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

30

5. Pathway DM

Sumber: NANDA NIC-NOC (2015)

Gambar 2.1 Pathway DM

Faktor genetik, infeksi virus, pengerusakan imunologik

Gula dalam darah tidak dapat dibawa masuk dalam sel

Kerusakan sel beta Ketidakseimbangan produksi insulin

Glukosuria Batas melebihi ambang ginjal Hiperglikemia Anabolisme protein menurun

Poliuri: retensi urin

Pusat lapar dan haus

Merangsang hipotalamus

Resiko syok

Dehidrasi

Kehilangan elektrolit dalam sel

Dieresis osmotik

Polidipsia, polipagia

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Vikositas darah meningkat

Aliran darah lambat

Iskemik jaringan

Ketidakseimbangan perfusi jaringan

Kehilangan kalori

Sel kekurangan bahan untuk metabolisme

Katabolisme lemak

Asam lemak

Ketoasidosis

Syok hiperglikemik Kerusakan pada antibodi

Koma diabetik

Resiko infeksi

Nekrosis luka

Gangrene

Protein dan lemak dibakar

Pemecah protein

Keton Ureum

Kekebalan tubuh menurun

Neuropati sensori perifer

Klien tidak merasa sakit

Kerusakan integritas jaringan

BB menurun

Keletihan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

31

6. Penatalaksanaan medis

a. Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas

hidup penyandang DM.

b. Tujuan penatalaksanaan:

1) Jangka pendek: menghilangkan keluahan dan tanda DM,

mempertahankan rasa nyaman dan mencapai target pengendalian

glukosa darah.

2) Jangka panjang: mencegah dan menghambat progresifitas penyulit

mikroangiopati dan neuropati.

3) Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas

DM.

c. Prinsip penatalaksanaan DM terdapat dalam pilar utama pengelolaan

DM, yaitu:

1. Perencanaan makan (diet)

Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian dari

penatalaksanaan DM secara total. Kunci keberhasilan TNM adalah

keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi,

petugas kesehatan yang lain serta klien dan keluarga). Setiap

penyandang DM sebaiknya mendapat TNM sesuai kebutuhan untuk

mencapai sasaran terapi.

Pada penyandang DM perlu ditekankan keteraturan makan

dalam hal jadwal, jenis dan jumlah makanan terutama pada klien yang

menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin. Komposisi

makanan yang dianjurkan terdiri dari karbohidrat, lemak, protein,

natrium, serat dan pemanis alternatif.

2. Latihan jasmani/olahraga

Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur

(3-4 kali seminggu selama ±30 menit), merupakan salah satu pilar

dalam penatalaksanaan DM tipe 2. Kegiatan sehari-hari seperti

berjalan kaki ke pasar, berkebun harus tetap dilakukan. Latihan

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

32

jasmani selain untuk menjaga kebugaran tubuh juga dapat

menurunkan BB dan memperbaiki sensitifitas insulin, sehingga akan

memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan

bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging dan

berenang. Latihan juga disesuaikan dengan umur dan status kesegaran

jasmani.

3. Terapi farmakologis

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan

makan (diet) dan latihan jasmani (gaya hidup sehat). Sarana

farmakologis DM dapat berupa:

a. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

1) Pemicu sekresi insulin:

a) sulfonilurea; dan

b) glinid.

2) Penambah sensitifitas terhadap insulin:

a) binguanid;

b) tiazolidindion;

c) penghambat glukosidase alfa;

d) incretin mimetic, penghambat inhibitor DPP-4.

b. Insulin

4. Penyuluhan/edukasi

Penyuluhan untuk rencana pengelolaan sangat penting untuk

mendapatkan hasil maksimal. Edukasi DM adalah pendidikan dan

pelatihan mengenai pengetahuan dan ketrampilan bagi pasien DM

yang bertujuan menunjang perubahan perilaku untuk meningkatkan

pemahaman pasien akan penyakitnya, yang diperlukan untuk

mencapai keadaan sehat optimal dan penyesuaian keadaan psikologis

serta kualitas hidup yang lebih baik.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kebutuhan Dasar Nutrisi 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/444/3/2.pdf · B. Tinjauan Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian merupakan

33

7. Pemeriksaan penunjang (Sudoyo dkk, 2009)

a) Kadar glukosa darah

Tabel 2.4 Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa dengan Metode Enzimatik sebagai Patokan Penyaring.

Kadar Glukosa Darah Sewaktu (mg/dL) Kadar Glukosa Darah

Sewaktu DM Belum Pasti DM

Plasma vena >200 100-200 Darah kapiler >200 80-100

Kadar Glukosa Darah Puasa Kadar Glukosa Darah

Puasa DM Belum Pasti DM

Plasma vena >120 110-120 Plasma kapiler >110 90-110

b) Kriteria diagnostik WHO untuk DM pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan:

(1) glukosa plasma sewaktu >200mg/dL (11,1 mmol/L);

(2) glukosa plasma puasa >140 mg/dL (7,8 mmol/L); dan

(3) glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah

mengkonsumsi 75 gr karbohidrat.

c) Tes laboratorium DM

(1) GDP (Gula Darah Puasa);

(2) GDS (Gula Darah Sewaktu);

(3) GD2PP (Glukosa Darah 2 Jam Post Prandial);

(4) Glukosa jam ke-2 TTGO (Toleransi Glukosa Oral);

(5) tes glukosa urin;

(6) HbA1c (Hemoglobin A1c);

(7) Mikroalbuminuria;

(8) ureum, kreatinin,asam urat; dan

(9) kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL.