7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Terdahulu Hasil penelitian Dewi (2013) Faktor- Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen Untuk Membeli Mobil Toyota Avanza (Studi Kasus Pada PT Agung Automall di Kota Denpasar) Hasil penelitian adalah terdapat lima faktor yang dipertimbangkan konsumen terhadap keputusan membeli mobil Toyota Avanza pada PT Agung AutoMall di Kota Denpasar yaitu faktor sosial, faktor harga, faktor psikologi dan faktor produk. Faktor yang paling dominan dipertimbangkan konsumen untuk membeli mobil Toyota Avanza adalah faktor produk karena memiliki faktor loading sebesar 13,331 dan memiliki variance sebesar 47,609 persen. Wati (2015) dengan judul penelitian analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian sabun pembersih wajah merk Pond’s (Studi Kasus Pada Mahasiswa Untag Surabaya). Hasil pengujian diperoleh secara simultan variabel harga, iklan,kemasan dan kualitas mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian sabunpembersih wajah merk Pond’s, secara parsial ada yang mempunyai pengaruhsignifikan terhadap keputusan pembelian antara lain harga, iklan dan kualitas,sedangkan kemasan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusanpembelian. Dilihat dari uji dominan, dalam penelitian analisis faktor-faktor yangmempengaruhi keputusan pembelian sabun pembersih wajah merk Pond’s yangmemiliki pengaruh dominan adalah variabel kualitas.
25
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Terdahulueprints.umm.ac.id/38052/3/jiptummpp-gdl-luckylutfi-48226-3-babii.pdfbiasanya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Terdahulu
Hasil penelitian Dewi (2013) Faktor- Faktor Yang Dipertimbangkan
Konsumen Untuk Membeli Mobil Toyota Avanza (Studi Kasus Pada PT
Agung Automall di Kota Denpasar) Hasil penelitian adalah terdapat lima
faktor yang dipertimbangkan konsumen terhadap keputusan membeli mobil
Toyota Avanza pada PT Agung AutoMall di Kota Denpasar yaitu faktor
sosial, faktor harga, faktor psikologi dan faktor produk. Faktor yang paling
dominan dipertimbangkan konsumen untuk membeli mobil Toyota Avanza
adalah faktor produk karena memiliki faktor loading sebesar 13,331 dan
memiliki variance sebesar 47,609 persen.
Wati (2015) dengan judul penelitian analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian sabun pembersih wajah merk Pond’s
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Untag Surabaya). Hasil pengujian diperoleh
secara simultan variabel harga, iklan,kemasan dan kualitas mempunyai
pengaruh terhadap keputusan pembelian sabunpembersih wajah merk
Pond’s, secara parsial ada yang mempunyai pengaruhsignifikan terhadap
keputusan pembelian antara lain harga, iklan dan kualitas,sedangkan
kemasan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
keputusanpembelian. Dilihat dari uji dominan, dalam penelitian analisis
faktor-faktor yangmempengaruhi keputusan pembelian sabun pembersih
wajah merk Pond’s yangmemiliki pengaruh dominan adalah variabel
kualitas.
8
B. Tinjauan Teori
1. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan aktivitas yang dilakukan oleh
konsumen dalam melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk,
dimana perilaku konsumen juga dapat mencerminkan suatu pertimbangan
konsumen sebelum menetapkan keputusan pembelian terhadap suatu
produk. Menurut Kotler dan Keller (2009:166) “Perilaku kosumen adalah
studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih,
membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau
pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka”.
Perilaku konsumen merupakan suatu aktifitas yang dilakukan
masing-masing individu dalam mengkonsumsi produk atau jasa sesuai
tingkat kebutuhan masing-masing konsumen. Sebelum mengetahui
mengenai perilaku konsumen maka akan dilakukan penjelasan terlebih
dahulu mengapa prilaku konsumen harus dipelajari, sedangkan Sutisna
(2003:4) menyatakan bahwa terdapat 2 alasan mengapa perilaku konsumen
harus dipelajari, yaitu:
1. Memahami konsumen akan menuntun pasar pada kebijakan pemasar
yang tepat dan efisien.
2. Perkembangan perdagangan pada saat ini menunjukkan lebih banyak
produk yang ditawarkan dari permintaan. Kelebihan penawaran ini
menyebabkan banyak produk yang tidak terjual atau tidak dikonsumsi
konsumen.
Menurut Swasta dan Irawan (2003:10) bahwa: “perilaku
konsumen kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat di
9
dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa
termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan tersebut”. Menurut Kotler dan Amstrong (2001; 199)
prilaku konsumen adalah perilaku pembelian akhir konsumen individu dan
rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk dikonsumsi pribadi.
Definisi-definisi diatas dilihat ada dua hal penting dari perilaku
konsumen yaitu proses pengembalian keputusan dan kegiatan fisik yang
semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan
mempergunakan barang-barang dan jasa secara ekonomis. Dapat dikatakan
perilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen
dalam arti tindakan-tindakan yang dilakukan untuk membeli suatu barang
atau jasa tertentu.
2. Model Perilaku Konsumen
Mempelajari perilaku konsumen manajer pemasaran akan dapat
menyusun kebijaksanaan yang tepat dan akan mempengaruhi kesempatan
baru yang berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan konsumen. Banyak
dimensi yang mempengaruhi konsumen, dimana dimensi – dimensi ini
digabungkan dalam satu model mengenai bagaimana konsumen
mengambil keputusan.Model perilaku konsumen dapat menunjukkan
bahwa variabel psikologis, pengaruh sosial dan situasi pembeli dan
kesemuanya mempengaruhi perilaku seseorang.
Gambar 2.1
Model Perilaku Pembeli
Sumber: Kotler (2009: 18)
Perangsang
Penjualan
Produk
Harga
Tempat
Promosi
Perangsangan
Lainnya
Perekonomian
Teknologi
Politik
Budaya
Karakteristik
Pembeli
Budaya
Sosial
Pribadi
Kejiwaan
Proses Keputusan
Pembelian
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Keputusan
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca Pembelian
Keputusan
Pembelian
Pilihan produk
Pilihan Merk
Pilihan Penyalur
Waktu Pembelian
JumlahPembelian
10
Berdasarkan gambar tersebut memperlihatkan bahwa rangsangan
pemasaran dan rangsangan lainnya yang masuk dalam proses pilihan merk
dan akan menghasilkan jawaban tertentu. Rangsangan pemasaran terdiri
dari produk, harga, tempat, dan promosi. Sedangkan rangsangan lainnya
yang mencakup kekuatan dan peristiwa yang lebih besar dalam lingkungan
pembelian adalah : ekonomi, teknologi, politik, dan budaya.
3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Para pemasar dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas pemasaran
menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan yang
diinginkan dari pasar sasaran mereka, alat-alat tersebut dinamakan bauran
pemasaran (marketing mix).Bauran pemasaran (marketing mix) adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai
tujuan pemasarannya (Kotler 2001:17). McCarthy dalam Kotler dan Keller
(2009:24) mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas ini sebagai sarana (alat-
alat) bauran pemasaran dari empat jenis yang luas yang disebut dengan 4P
dari pemasaran, yaitu: produk (product), harga (price), promosi
(promotion), dan tempat/distribusi (place/distribution).
Bauran pemasaran melambangkan pandangan penjual terhadap
perangkat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi
pembeli.Sedangkan dari sudut pandang pembeli setiap perangkat
pemasaran dirancang untuk memberikan manfaat bagi pelanggan (Kotler
dan Keller, 2009:24).Dengan demikian pemasar harus membuat keputusan
bauran pemasaran yang dapat mempengaruhi saluran perdagangan mereka
dan juga memuaskan kebutuhan pelanggan dan melampaui harapan
11
mereka dengan komunikasi yang efektif agar dapat mempengaruhi
konsumen sebanyak-banyaknya.
4. Produk (product)
a. Pengertian Produk
Selama ini banyak orang yang berfikir bahwa produk merupakan
tawaran suatu benda yang berwujud, namun sebenarnya pengertian
produk bisa lebih dari itu.Menurut Kotler dan Keller (2007:4) produk
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan
keinginan atau kebutuhan.Produk-produk yang dipasarkan meliputi
barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, tempat, properti,
organisasi, dan gagasan.
b. Klasifikasi Produk
Menurut Kotler dan Keller (2007:6) pemasar mengklasifikasikan
produk berdasarkan ciri-cirinya yaitu meliputi daya tahan, wujud, dan
penggunaan (konsumen dan industri). Berdasarkan daya tahan dan
wujudnya produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu:
1) Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang
berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali
penggunaan.
2) Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang
biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan berkali-kali.
3) Jasa (services) adalah produk-produk yang tidak berwujud, tidak
terpisahkan, dan mudah habis. Akibatnya produk ini biasanya
12
memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan
kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi.
Berdasarkan penggunaannya menurut Kotler dan Keller (2007:6)
produk diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1) Barang konsumen
Barang konsumen adalah produk yang dibeli konsumen untuk
konsumsi pribadi. Produk yang dibeli konsumen berdasarkan
kebiasaan belanja dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Barang sehari-hari (convenience goods) adalah barang-barang
yang biasanya sering dibeli pelanggan dengan cepat dan dengan
upaya yang sangat sedikit.
b) Barang toko (shopping goods) adalah barang-barang yang
biasanya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga,
dan daya dalam proses pemilihan dan pembeliannya.
c) Barang khusus (specialty goods) adalah barang yang mempunyai
ciri-ciri atau identifikasi merek yang unik dan kerena itulah cukup
banyak pembeli bersedia melakukan upaya pembelian yang
khusus.
d) Barang yang tidak dicari (unsought goods) adalah barang-barang
yang tidak diketahui konsumen atau biasanya mereka tidak
terpikir untuk membelinya.
2) Barang industri
Barang industri adalah barang yang membutuhkan proses produksi
lebih lanjut untuk digunakan dalam hal menjalankan usaha. Barang
13
industri dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu sebagai
berikut:
a) Bahan baku dan suku cadang (materials and parts) adalah
barang-barang yang seluruhnya masuk ke produk produsen
tersebut. Barang-barang tersebut meliputi bahan mentah serta
bahan baku dan suku cadang yang diproduksi.
b) Barang modal (capital items) adalah barang-barang tahan lama
yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jadi.
Barang modal meliputi instalasi dan peralatan.
c) Perlengkapan dan layanan bisnis (supplies and business service)
adalah barang dan jasa berumur pendek memudahkan
pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Perlengkapan
meliputi barang pemeliharaan dan perbaikan dan perlengkapan
operasional. Sedangkan layanan bisnis meliputi layanan
pemeliharaan dan perbaikan dan layanan konsultasi bisnis.
c. Atribut Produk
Menurut Tjiptono (2005:103) atribut adalah unsur-unsur produk
yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan
keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek, kualitas, kemasan,
label, citra produk, layanan pelengkap, (supplentary services) dan
jaminan produk. Sedangkan menurut Gitosudarmo (2006:188) atribut
produk adalah sekumpulan komponen yang merupakan sifat-sifat produk
yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan yang diharapkan oleh pembeli.
14
Dapat dikatakan bahwa atribut produk merupakan segala sesuatu
yang menyertai produk, mencerminkan sifat atau karakteristik dari
produk itu. Apabila suatu produk memiliki atribut atau sifat-sifat yang
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pembelinya maka produk
tersebut akan dibeli oleh konsumen.Adapun atribut produk yang
ditampilkan adalah sebagai berikut: (Tjiptono, 2005:103).
a. Merek (brand)
Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau
desain, atau gabungan semua yang diharapkan mengindentifikasi
barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual, dan
diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk pesaing.
Merek adalah suatu nama, kata, tanda, simbol atau desain atau
kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasikan pembuat atau
penjual produk dan jasa tertentu (Kotler dan Amstrong (2001:349).
Menurut Kotler, (2001:22), merek adalah suatu nama,
istilah, tanda, lambang, atau desain, atau gabungan semua yang
diharapkan mengindentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual
atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang
atau jasa dari produk pesaing. Dapat disimpulkan bahwa merek
meliputi semua atribut sebagai tanda pembeda dari produk atau
produsen lain yang mampu memberikan nilai yang dibutuhkan
konsumen dan produsen.
b. Kualitas Produk
Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk
melakukan fungsi-fungsinya, kemampuan itu meliputi daya tahan,
15
kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudian dioperasikan dan
diperbaiki dan atribut lain yang berharga pada produk secara
keseluruhan (Kotler dan Amstrong, 2001:347). Dalam proses
pengembangan produk suatu perusahaan harus menetapkan derajat
kualitas tertentu pada produknya karena hal ini akan mempengaruhi
penampilannya di pasar nanti.
c. Kemasan
Kegiatan pengemasan hendaknya direncanakan secara
matang, kemudian dilaksanakan secara baik. Secara pengemasan yang
baik akan menguntungkan perusahaan karena berbagai hal antara lain
(Kotler, 2000:187):
1. Bungkus yang menarik akan menambah hasrat untuk membeli.
2. Bungkus yang khas akan mempermudah pembeli mengingat
produk.
3. Bungkus yang baik akan melindungi kualitas (mutu) produk.
4. Mempermudah pengangkutan (trasnportasi)
5. Memudahkan penyimpanan dan penyusunan di rak rokok (show
room)
Maka dapat disimpulkan bahwa bagian dari pengemasan
harus mempertimbangkan aspek keindahan, aspek ekonomis dan
aspek praktis. Ditinjau dari aspek ekonomis pembungkus tidak boleh
menimbulkan biaya ekstra yang berlebihan karena dapat
mengakibatkan adanya peningkatan harga jual produk yang tinggi.
Dari segi keindahan (estetika) pengemasan harus memberikan kesan
menarik atau dapat menguasai pembeli agar bersedia melakukan
pembelian.
16
d. Label
Suatu produk disamping diberi merk dan kemasan, juga harus
diberi label. Kemasan yang polos tanpa atribut atau keterangan apapun
akan terlalu bernilai. Ada dua cara untuk memberikan atribut pada
bungkus atau wadah yaitu dengan memberi label dan etika. Menurut
Kotler dan Amstrong (2001:362), fungsi label yaitu sebagai berikut:
1. Label mengidentifikasikan produk atau merek.
2. Label menjelaskan beberapa hal mengenai produk, siapa yang
membuat, dimana dibuat dan kapan dibuat, isinya, bagaimana
produk tersebut digunakan dan bagaimana menggunakannya
dengan aman.
3. Label dapat mempromosikan produk melalui gambar yang atraktif.
e. Citra Produk
Menurut Kotler (2002:361) menyatakan bahwa citra yang efektif
melakukan tiga hal untuk satu produk atau perusahaan. Pertama
menyampaikan satu pesan tunggal yang memantapkan karakter
produk pada perusahaan. Kedua penyampaian pesan ini dengan cara
yang berbeda sehingga tidak dikelirukan sehingga membangkitkan
kekuatan emosional sehingga membangkitkan hati maupun pikiran
pembeli.
f. Layanan pelengkap (Supplentary Services)
Layanan pelengkap dapat diklasifikasikan menjadi delapan
kelompok, yaitu:
1. Informasi, misalnya jalan/arah menuju tempat produsen, jadwal
atau skedul penyampaian produk/jasa, harga, instruksi mengenai
17
cara penggunaan produk inti atau layanan pelengkap,
peringatan, kondisi penjualan/layanan, pemberiatahuan adanya