BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian pengetahuan 1) Pengetahuan (knowlwdge) adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo,2005,p:50) 2) Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan indra peraba. Akan tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Nesi,2011, p:82) 3) Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancaindranya (Mubarak,2011, p:81) b. Menurut Nesi pengetahuan dalam kognitif terbagi menjadi enam tingkatan yaitu sebagai berikut: 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk juga mengingat kembali (recall) terhadap rangsangan yang sudah diberikan.Tahu merupakan tingkat 6
48
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/160/jtptunimus-gdl-d... · 2016. 1. 5. · 2. Bidan Praktik Mandiri (BPM) a. Pengertian Praktik kebidanan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian pengetahuan
1) Pengetahuan (knowlwdge) adalah hasil pengindraan manusia, atau
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya
(mata, hidung, telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo,2005,p:50)
2) Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan
terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan indra peraba. Akan tetapi sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Nesi,2011, p:82)
3) Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan pancaindranya (Mubarak,2011, p:81)
b. Menurut Nesi pengetahuan dalam kognitif terbagi menjadi enam
tingkatan yaitu sebagai berikut:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.Termasuk juga mengingat kembali (recall) terhadap
rangsangan yang sudah diberikan.Tahu merupakan tingkat
6
7
pengetahuan paling rendah. Kata kerja untuk mengukur tahu tentang
apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menyatakan, dan
sebagainya. Misalnya: ibu hamil dapat menyebutkan tanda kurang
darah (anemia).
2) Memahami (comprehension)
Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi objek
tersebut secara benar.Orang yang paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menuyimpulkan, dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalanya: ibu hamil dapat
menjelaskan jenis makanan untuk mencegah terjadinya kurang
darah(anemia).
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenaranya
misalnya: ibu hamil pada saat minum tablet fe menggunakan air jeruk
atau air putih dengan tujuan supaya tablet fe bisa efektif untuk
mencegah kurang darah (anemia).
4) Sintesis (synthesis)
Sintesi disini berarti suatu kemampuan untuk meletakakan atau
menghubungkan bagian- bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.Sintesis dapat diartikan juga suatu kemampuan untuk
menuyusun formulasi yang baru dari formulasi-formulasi yang
8
ada.Kata kerja untuk sintesis yaitu menyusun, merencanakan,
meringkaskan, dan sebagainya. Misalnya: ibu hamil dapat menyusun
menu makanan dengan gizi seimbang (Karbohidrat, protein, mineral)
dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah kurang darah.
5) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang sudah
ada. Misalnya: ibu hamil dapat membandingkan dirinya yang tidak
terkena anemia dengan ibu hamil yang lain yang mengalami anemia,
dengan melihat keadaan umum ibu hamil tadi (pucat, lesu dan
sebagainya).
c. Pengukuran
pengetahuan dapat ukur dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau
responden (Mubarak, 2011, p:83).
d. Menurut Mubarak terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang antara lain:
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang
lain agar dapat memahami suatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima
informasi, dan pada akhinya pengetahuan yang dimilikinya semakin
9
banyak. Sebalinya, jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang
rendah, maka menghambat perkembangan sikap orang tersebut
terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru yang
diperkenalkan.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membjuat seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang memperoleh pengalaman
perubahan fisik maupun psikologis (mental).Secara garis besar,
pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu
perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama
tumbuhnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena perubahan
organ pada aspek psikologis atau mental, taraf berfikir seseorang akan
matang dan dewasa.
4) Minat
Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan terhadap suatu hal,
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
5) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungannya.Orang cenderung berusaha
melupakan pengalaman yang kurang baik.Sebaliknya, jika
10
pengalaman tersebut menyenangkan,maka secara psikologis mampu
menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam
emosi kejiwaan seseorang. Pengalaman yang baik ini akhinya dapat
membentuk sikap positif dalam kehidupannya.
6) Kebudayaan lingkungan sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi
atau sikap seseorang.Kebudayaan tempat kita hidup dan dibesarkan
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila
dalam suatu wilayah mempunyai sikap menjaga kebersihan
lingkungan, maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai
sikap selalu menjaga kebersihan lingkungan.
7) Informasi
Kemudahan untuk memperoleh informasi dapat mempercepat
seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.
2. Bidan Praktik Mandiri (BPM)
a. Pengertian Praktik kebidanan
Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui
pelayanan atau asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan
manajemen kebidanan. Lingkup praktik kebidanan meliputi asuhan
mandiri/otonomi pada anak perempuan,remaja putri, dan wanita dewasa
sebelum, selama hamil, dan sesudahnya. Ini berati bidan melakukan
pengawasan, memberikan asuhan dan saran yang diperlukan kepada
11
wanita selama masa hamil, bersalin dan masa nifas. Praktik kebidanan
dilakukan dalam system pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
masyarakat, dokter, perawat, dan dokter spesialis dipusat-pusat rujukan
(Dudi,2010, p:25)
Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui
pelayanan atau asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan
manajemen kebidanan.Lingkup praktik kebidanan meliputi asuhan
mandiri atau otonomi pada anak perempuan, remaja putri, dan wanita
dewasa yang sebelum dan selam kehamilan dan sesudahnya.Ini berarti
bidan melakukan pengawasan, memberikan asuhan dan sasaran yang
diperlukan kepada wanita selama masa hamil, bersalin, dan masa nifas.
Praktik kebidanan dilakukan dalam system pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada masyarakat, dokter, perawat, dan dokter spesialis
dipusat-pusat rujukan (Suryani,2008, p:5).
b. Menurut Suryani visi bidan praktik mandiri
Visi bidan praktik mandiri adalah meningkatkan kualitas pelayanan
untuk memberikan yang terbaik, agar dapat memenuhi keinginan
masyarakat
c. Misi bidan praktik mandiri
Misi bidan praktik mandiri adalah memberi pelayanan untuk
memberikan berkualitas terbaik dalam bidang keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi. Bersahabat dan peduli terhadap kepentingan
pasien serta memenuhi bahkan melebihi harapan pasien
12
d. Syarat bidan praktik mandiri
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang bidan praktik mandiri
sebagai berikut:
1) Registrasi adalah proses pendaftaran, pemdokumentasian, dan
pengakuan terhadap bidan setelah dinyatakan memenuhi kompetensi
inti atau standart penampilan minimal yang ditetapkan sehingga
secara fisik dan metal maupun melaksanakan praktik profesinya.
2) Surat ijin bidan (SIB) adalah bukti tertulis pemberian kewenangan
untuk menjalankan pelayanan asuhan kebidanan diseluruh Republik
Indonesia.
3) Praktik bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
deberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan
masyarakat)sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya.
4) Bidan yang baru lulus mengajukan permohonan dan mengirimkan
kelengkapan registasi kepada kepala dinas provinsi institusi
pendidikan berada guna memperoleh SIPB selambat-lambatnya 1
(satu) bulan setelah menerima ijazah bidan (kebijakan IBI jabar 2
tahun setelah lulus).
5) Kelengkapan registrasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
antar lain meliputi:
a) Foto copy ijazah bidan
b) Foto copy transip nilai akademik
c) Surat keterangan sehat dari dokter
13
d) Pas foto ukurang 4 x 6 cm sebanyak 2 lembar
e) Persyaratan lain sesuai kebijakan IBI daerah
f) Rekomendasi yang diberikan organisasi profesi
sebagaaimanayang dimaksud setelah terlebih dahulu dilakukan uji
kemampuan keilmuan dan ketrampilan, kepatuhan pada kode etik
profesi, serta kesanggupan melakukan praktik bidan.
6) Bidan dalam menjalankan praktiknya harus sesuai dengan
kewenangan yang diberikan berdasarkan pendidikan dan
pengalaman, sedangkan dalam memberikan pelayanan harus
berdasarkan standar profesi.
7) Disamping ketentuan sebegaiman dimaksud ayat (1) bidan dalam
melaksanakan praktik sesuai dengan kewenangannya harus
a) Menghormati hak pasien
b) Merujuk kasus yang tidak bisa ditangani
c) Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
d) Memberikan informasi tentang pelayanan yang akan diberikan
e) Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan
f) Malaksanakan rekam medis (medical record) dengan baik
8) SIPB berlaku selama 5 tahun dan dapat diperbaharui serta
merupakan dasar untuk menerbitkan SIPB
9) Bidanyang menjalankan praktik harus memiliki SIPB
Seorang bidan harus dimiliki oleh bidan praktik mandiri adalah
14
a) Memiliki ketrampilan yang sesuai dengan standar untuk setiap
jenis pelayanan yang diberikan
b) Memilik pengetahuan yang mutakhir
c) Berperilaku positif dan peduli terhadap kepentingan pasien
d) Memiliki kinerja yang baik
e) Memiliki tempat dan alat praktik yang standar, memiliki alat
bantu seperti poster, signahge, lifle.
e. Karakter yang harus dimiliki bidan praktik mandiri
1) Memiliki rasa peduli yang tinggi dan kasih sayang terhadap pasien
2) Menunjukan kehangatan kepada pasien sehingga mereka merasa
yakin ditangan yang tepat
3) Mengerti apa yang dimaksud pasien
4) Memperoleh rasa percaya, sehingga pasien mudah berbagi masalah
5) Memiliki kesabaran untuk memecahkan segala masalah pasien
6) Merasa senang untuk berbicara dengan pasien, mau memberikan
pendapat dan menghargai, simpatik, serta memberikan solusi
terhadap masalah pasien
7) Memiliki sifat bersahabat, memiliki sifat positif, murah senyum,
dan memberikan sentuhan personal kepada pasien
8) Memiliki kepedulian terhadap keluarga pasien.
f. Ciri bidan praktik mandiri yang berkualitas
1) Mampu meberikan pelayanan yang cepat dengan menggunakan
fasilitas dan peralatan yang standar, bersih dan aman
15
2) Memberikan pelayanan yang kompeten, efektif dan memberi saran
kepada pasien
3) Mudah ditemui dan mampu menjawab semua pertanyaan
4) Berpengalaman, tahu apa yang dilakukan, mengerti dan memahami
keadaan pasien, serta siap menolong kapanpun dibutuhkan
5) Mampu menjaga kerahasian dari setiap masalah pasien
6) Mampu memberi pelayanan yang berkualitas terbaik secara
konsisten dari waktu kewaktu
7) Dapat menyesuaikan diri dalam keadaan apa pun dan dimana pun
berada.
g. Kewajiban Bidan
Bidan memiliki kewajiban sebagai berikut:
1) Selama menjalankan BPM, bidan wajib menaati semua peraturan
perundang-undangan yang berlaku, baik dari dinas maupun dari
profesi (IBI)
2) Bidan dalam menjalankan praktik harus membantu program
pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
khususnya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
3) Setiap bidan yang menjalankan praktik berkewajiban meningkatkan
kemampuan keilmuan dan ketrampilannya melalui pendidikan
maupun pelatihan
4) Bidan dalam menjalankan praktinya memiliki kewenangan untuk
memberikan pelayanan meliputi
16
a) Pelayanan kebidanan
b) Pelayanan keluarga berencana
c) Pelayanan kesehatan masyarakat
5) Bidan dalam menjalankan praktiknya berkewajiban melakukan
pencatataan dan pelaporan sesuai dengan pelayanan yang diberikan
dan dilampirkan ke Puskesmas
6) Mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan organisasi profesi
(IBI)
7) Kepala Dinas kesehatan Kabupaten atau Kota atau organisasi
terkait melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap bidan yang
melakukan praktik diwilahnya, bidan berkewajiban melakukan
pembinaan tersebut
8) Bidan yang menjalankan praktik harus mencantumkan surat ijin
praktik bidan atau fotocopy izin praktik diruang praktik atau tempat
yang mudah dilihat.
h. Hak Bidan Praktik Mandiri
Bidan praktik mandiri memiliki hak sebagai berikut :
1) Berhak mendapatkan izin praktik
2) Berhak mendapatkan perlindungan dari organisasi profesi
3) Berhak mendapatkan ketrampilan atau pengetahuan baru yang
berkaitan dengan bidan praktik mandiri (BPM).
i. Sanksi Bidan Praktik Mandiri
1) Bidan dalam melakukan praktik dilarang
17
a) Menjalankan praktik yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam izin praktik
b) Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan standar
profesi
2) Bila melanggar ketentuan, bidan praktik mandiri dikenakan sanksi
a) Peringatan lisan atau tertulis kepada bidan yang melakukan
pelanggran oleh kepala dinas kabupaten atau kota
b) Peringatan lisan atau tertulis diberikan paling banyak 3 kali dan
bila pelangran tersebut tidak ditindakkan maka kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota anak mencabut SIPB bidan
yang bersangkutan.
j. bidan
1) Bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidikan
bidan, yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah
berhasil menyelesaikan studi terkait kebidanan serta memenuhi
persyaratan dan atau memiliki izin formal untuk praktik bidan
(Dudi,2010, p:22).
2) Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan yang
telah teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
(Peraturan Menteri Kesehatan RI,2010)
3) Menurut IBI, bidan adalah seorang wanita yang mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah
18
dan lulus ujian persyaratan yang berlaku, dicatat, diberi ijin secara
sah untuk menjalankan praktik (Sujiyatini,2011, p:51)
4) Menurut WHO, bidan adalah seseorang yang telah diakui secara
regular dalam program pendidikan kebidanan sebagaimana yang
telah diakui skala yuridis, dimana ia ditemopatkan dan telah
menyelesaikan pendidikan (Sujiyatini,2011, p:51)
Kerangka kerja bidan adalah suatu sistim dalam memberikan
asuhan kebidanan kepada klien untuk memperoleh hasil sesuai
dengan tujuan
Bagan 1.1 kerangka kerja asuhan kebidanan (suryani,2008, p:7)
k. Standar Praktik Kebidanan menurut Heni
1) Standar I: Metode Asuhan
Asuhan yang dilaksanakan dengan metode manajemen dengan
langkah:pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnosa
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.
Determinan
Filosofi asuhan kebidanan
Bidan SebagaiPember asuhan
Wanita sebagaipenerima asuhan
PROSES ASUHAN
Manajemen asuhankebidanan
TERCAPAINYA KEBERHASILAN ASUHAN YANGMENJAMIN KEPUASAN, KEAMANAN WANITA DAN
BAYINYA UNTUK MEWUJUDKAN KELUARGA BAHAGIADAN BERKUALITAS
19
Definisi Oprasional:
a) Ada format manajemen kebidanan yang sudah terdaftar pada
catatan medis.
b) Format manajemen kebidanan terdiri dari: pengumpulan data,
rencana format pengawasan resume dan tindak lanjut catatan
kegiatan dan evaluasi.
2) Standar II: Pengkajian
Pengumpulan data tentang kasus kesehatan klien dilakukan secara
sistematis dan berkisambungan. Data yang diperoleh dan dianalisis
Definisi oprasional:
a) Ada format pengumpulan data
b) Pengumpulan data dilakukan secara sistematis, terfokus, yang
meliputi data:
(1) Demografi identitas klien
(2) Riwayat penyakit terdahulu
(3) Riwayat kesehatan reproduksi
(4) Keadaan kesehatan saat ini termasuk kesehatan reproduksi
(5) Analisis data
c) Data dikumpulkandari:
(1) Klien atau pasien, keluarga dan sumber lain
(2) Tenaga kesehatan
(3) Individu dalam lingkungan terdekat.
20
d) Data diperoleh dengan cara:
(1) Wawancara
(2) Observasi
(3) Pemeriksaan fisik
(4) Pemeriksan penunjang
3) Standar III: Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang
telah dikumpulkan.
Definisi oprasional:
a) Diagnosa kebidanan dibuat sesuai dengan kesenjangan yang
dihadapi oleh klien atau suatu keadaan psikologis yang ada pada
tindakan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan dan
kebutuhan klien.
b) Diagnosa kebidanan dirumuskan dengan padat, jelas, sistematis,
mengarah pada asuhan kebidanana yang dibuituhkan oleh klien.
4) Standar IV Rencana Asuhan
Rencana asuhan kebidanan bibuat berdasarkan diagnosa
Kebidanan.
Definisi oprasional:
a) Ada format rencana asuhan kebidanan
b) Format rencana asuhan kebidanan terdiri dari diagnosa, rencana
tindakan dan evaluasi.
21
5) Standar V: Tindakan
Tindakan kebidanan dilakukan berdasarkan rencana dan
perkembangan keadaan klien, tindakan kebidanan dilanjutkan
dengan evaluasi keadaan klien.
Definisi oprasional :
a) Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi
b) Format tindakan kebidanan terdiri dari tindakan dan evaluasi
c) Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan
perkembangan klien
d) Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap
dan wewenang bidan atau tugas kolaborasi
e) Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik
kebidanan serta mempertimbangkan hak klien aman dan nyaman
f) Seluruh tindakan kebidanan dicatat yang telah tersedia.
6) Standar VI: Partisipasi Klien
Tindakan kebidanan dilaksanakan besama-sama atau partisipasi
klien dan kluarga dalam rangka pemeliharaan dan pemulihan
kesehatan.
Definisi oprasional:
a) Klien atau keluarga mendapatkan informasi tentang:
(1) Status kesehatan saat ini
(2) Rencana tindakan yang akan dilaksanakan
(3) Peranan klien atau keluarga dalam tindakan kebidanan
22
(4) Peranan petugas kesehatan dalam tindakan kebidanan
(5) Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan.
b) Klien dan kluarga bersama-sama dengan petugas melaksanakan
tindakan atau kegiatan.
7) Standar VII: Pengawasan
Monitoring atau pengawasan terhadap klien dilaksanakan
secara terus menerus dengan tujuan untuk mengetahui
perkembangan klien.
Definisi oprasional:
a) Adanya format pengawasan klien
b) Pengawasan dilaksanakan secara terus menerus sistematis untuk
mengetahui keadaan perkembangan klien
c) Pengawasan yang dilaksanakan selalu dicatat pada catatan yang
telah tersedia.
8) Standar VIII Evaluasi
Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus seiring
dengan tindakan kebidanan yang dilaksanakan dan dievaluasi
dari rencana yang telah dirumuskan.
Definisi oprasional:
a) Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakan tindakan kebidanan
klien sesuai dengan standar ukuran yang telah ditetapkan
b) Evaluasi dilaksankan untuk mengukur rencana yang telah
dirumuskan
23
c) Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah tersedia.
9) Standar IX: Dokumentasi
Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standart
dokumentasi asuhan kebidanan yang diberikan.
Definisi oprasional:
a) Dokumentasi dilaksankan untuk setiap langkah asuhan
kebidanan
b) Dokumentasi dilaksanakan secara jujur sistematis jelas dan ada
yang bertanggung jawab
c) Dokumentasi adalah bukti legal dari pelaksanaan asuhan
kebidanan.
3. Rekam Medis
a. Pengertian
1) Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
mengenai identitas pasien, pemeriksaan, tindakan, pelayanan yang
telah deberikan oleh tenaga kesehatan terhadap pasien (Triana, 2008,
p:19)
2) Rekam medis menurut pasal 1 Peraturan Menteri Kesehatan
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasen, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan
pelayanan lain pada pasien pada sarana pelayanan kesehatan (Triana,
2008, p:20)
24
3) Rekam medis menurut penjelasan resmi atas pasal 46 ayat (1) UU
Praktik Kedokteran
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
(Sjansuhidajat,2006, p:4)
4) Dokumen adalah catatan dokter, dokter gigi, dan atau tenaga
kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan penunjang, catatan
observasi dan pengobatan harian dan semua rekaman, baik berupa
foto radiologi, gambar pencitraan(imaging) dan rekaman elektro
diagnostik (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2008).
5) Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam
memvalidasi asuhan keperawatan, sarana komunikasi antar tim
kesehatan lainya dan merupakan dokumen paten dalam pemberian
asuhan keperawatan (Dudi,2010, p:238)
6) Dokumentaasi kesehatan adalah catatan interaksi antara tenaga
kesehatan, keluarga pasien, dan team kesehatan yang mencatat
tentang hasil pemeriksaan,prosedur pengobatan pada pasien dan
pedidikan kepada pasien serta respon-respon pasien terhadap semua
kegiatan yang telah dilakukan (Dudi,2010, p:193)
7) Pendokumentasian adalah tahapan akhir dalam manajemen sebagai
suatu proses pertanggung jawaban terhadap seluruh perencanaan,
kegiatan dan hasil yang dicapai dalam menjalankan organisasi untuk
25
mencapai tujuan yang ditetapkan dan sebagai bukti autentik terhadap
segala wewenang dan tenggung jawab serta pendelagasian tugas-
tugas yang diberikan kepada setiap orang yang ada dalam organisasi
(Dudi,2010, p:193).
8) Dokumentasi kebidanan adalah bukti pencatatan dan pelaporan
berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang
dimiliki bidan dalam melakukan asuhan kebidanan dan berguna
untuk kepentingan klien, tim kesehatan, serta kalangan bidan sendiri
(Wildan,2008, p:2)
Menurut Triana, keberadaan rekam medis sangat diperlukan dalam
setiap sarana pelayanan kesehatan, baik ditinjau dari segi pelaksanaan
praktik pelayanan kesehatan maupun dari aspek hukum, peraturan
hukum berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan
mencakup aspek hukum pidana, hukum perdata, dan hukum
administrasi. Dari aspek hukum rekam medis dapat digunakan sebagai
alat bukti dalam perkara hukum
Tidak tersedianya fasilitas rekam medis masih terjadi dibeberapa
tempat pelayanan kesehatan. Hal ini menimbulkan permasalahan
tersendiri, khususnya apabila terjadi tuntutan hukum yang berhubungan
dengan pelaksanan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan.
Sanksi pelanggaran yang dapat dijatuhkan atas pelanggaran tentang
tidak tersedianya fasilitas rekam medis menurut Peraturan Menteri
26
Kesehatan tentang rekam medis pasal 19 berupa sanksi administrasi.
Disamping itu, pasal 79 UU No 29/2004 tentang praktik kedokteran
(Selanjutnya disebut UU praktik Kedokteran) mengancam sanksi
pidana kurungan paling lama 1 tahun atau denda paling banyak Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) terhadap dokter atau dokter gigi,
dan tenaga kesehatan yang secara sengaja tidak menyediakan fasilitas
rekam medis.
Praktik pelaksanaan pelayanan kesehatan memerlukan beberapa
pihak yang terlibat mliputi seluruh tenaga kesehatan. Keberadaan rekam
medis dalam setiap sarana pelayanan kesehatan dapat ditinjau dari
aspek disiplin administrasi dan dari aspek hukum, sekaligus meletakkan
tanggung jawab tertentu atas pelanggarannya.
Keterlibatan beberapa pihak dalam pelayanan kesehatan
menimbulkan permasalahan tersendiri, khususnya berhubungan dengan
pertanggung jawaban menurut hukum atas pelanggaran ketentuan
tentang penyediaan fasilitas rekam medis berhubungan langsung
dengan pertanggung jawaban menurut hukum pidana, perdata, maupun
hukum administrasi.
Menurut Sjansuhidajat, UU nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, ditegaskan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabadikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan ketrampilan memalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk
27
jenis tuntutan memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
Tenaga kesehatan yang diatur dalam pasal 2 ayat (2) sampai
dengan ayat (8) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan terdiri dari:
1) Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi
2) Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan
3) Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analisi farmasi dan asisten
apoteker
4) Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan,