6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertiaan, tujuan, dan fungsi akuntansi a. Pengertian akuntansi pokok “Akuntansi pokok adalah proses dari transaksi yang dibuktikan dengan faktur lalu dari transaksi dibuat jurnal, buku besar, neraca lajur, kemudian akan menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak tertentu.” (Sujarweni, 2016:1) “Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, mengolah data menjadi laporan, dan mengomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.” (Yusup , 2012:4) “Akuntansi adalah bahasa bisnis karena akuntansi menyediakan informasi keuangan dan nonkeuangan kepada manajer perusahaan, pemilik perusahaan, investor, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang terkait dengan perusahaan (stakeholder).” (Sasongko , 2016:2) “Menurut American Accounting Association (AAA), akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan dilakukan penilaian serta pengambilan keputusan secara jelas dan tegas bagi pihak-pihak yang menggunakan informasi tersebut.” (Susilowati, 2016:1)
29
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori · 2018. 8. 9. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertiaan, tujuan, dan fungsi akuntansi a. Pengertian akuntansi pokok “Akuntansi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertiaan, tujuan, dan fungsi akuntansi
a. Pengertian akuntansi pokok
“Akuntansi pokok adalah proses dari transaksi yang dibuktikan
dengan faktur lalu dari transaksi dibuat jurnal, buku besar, neraca lajur,
kemudian akan menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan
yang digunakan pihak-pihak tertentu.” (Sujarweni, 2016:1)
“Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis,
mengolah data menjadi laporan, dan mengomunikasikan hasilnya kepada
para pengambil keputusan.” (Yusup , 2012:4)
“Akuntansi adalah bahasa bisnis karena akuntansi menyediakan
informasi keuangan dan nonkeuangan kepada manajer perusahaan, pemilik
perusahaan, investor, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang terkait dengan
perusahaan (stakeholder).” (Sasongko , 2016:2)
“Menurut American Accounting Association (AAA), akuntansi
adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi
ekonomi untuk memungkinkan dilakukan penilaian serta pengambilan
keputusan secara jelas dan tegas bagi pihak-pihak yang menggunakan
informasi tersebut.” (Susilowati, 2016:1)
7
b. Tujuan akuntansi
“Tujuan utama Akuntansi adalah menyajikan informasi keuangan
dalam bentuk laporan keuangan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.” (Sujarweni , 2016:5)
“Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
posisi keuangan dan kinerja suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomik oleh siapapun
yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk
memenuhi kebutuhan informasi tersebut.” (Berdasarkan SAK EMKM,
2018: 2.1)
c. Fungsi akuntansi
“Fungsi dasar akuntansi adalah menyediakan informasi dana suatu
entitas atau unit organisasi. “ (Warsono , 2013:1)
2. Persamaan akuntansi
“Persamaan akuntansi yaitu suatu persamaan yang menunjukan bahwa
jumlah semua asset atau sumber-sumber yang tercantum pada sisi kiri
adalah berasal dari kreditur dan pemilik yang tercantum pada sisi kanan.
Sebaliknya jumlah kontribusi kreditur dan pemilik harus sama dengan
jumlah asset perusahaan.” (Yusup , 2012: 28)
Persamaan akuntansi membentuk rumus atau formula sebagai berikut :
Elemen-elemen persamaan akuntansi dapat didefinisikan sebagai
berikut:
Assets = Liabilities + Equity
8
a. Aset (Asset) adalah setiap sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
dan berguna pada waktu sekarang dan waktu yang akan datang.
Contohnya : Cash (kas), piutang usaha, perlengkapan kantor dan toko,
Inventory (persediaan), Building (Gedung), dan Equipment (Peralatan).
b. Liabilitas (Liability) merupakan utang perusahaan yang wajib dibayar
kepada pihak lain yang memberi pinjaman dalam jangka waktu tertentu.
Contohnya : utang usaha, pinjaman bank, utang gaji, utang pajak
penghasilan, utang obligasi.
c. Modal atau yang sering disebut ekuitas adalah hak milik atas aktiva
perusahaan yang dikurangi dengan semua kewajiban. Contohnya modal
pribadi, modal saham (untuk PT), laba yang ditahan, modal simpanan
(untuk koperasi atau modal anggota).” (Sujarweni, 2016:20)
3. Saldo normal dan makna debit kredit
“Dalam akuntansi, pencatatan transaksi ke dalam jurnal dilakukan
atas dasar double-entry system dimana salah satu dari dua akun tersebut
dicatat disebelah debit dan akun satunya lagi dicatat disebelah kredit.”
(Hery, 2016:22)
“Makna debit kredit adalah kiri kanan, tidak lebih tidak kurang.
Debit tidak selalu berarti penambahan, dan kredit juga tidak selalu berarti
pengurangan. Akuntansi menerapkan mekanisme debit kredit agar
pencatatan transaksi dapat dilakukan sesuai dengan realitanya, yaitu tidak
terdapat nilai moneter yang bernilai negatif.” (Warsono, 2013:11)
9
Teknik sederhana untuk membantu mengenali ketentuan debit kredit
adalah sebagai berikut :
a. Semua elemen yang ada disisi kiri (debit) persamaan : bertambah
dicatat di debit, berkurang di catat kredit.
b. Semua elemen yang ada disisi kanan (kredit) persamaan : bertambah
dicatat kredit, berkurang di catat debit.
Aturan pendebitan dan pengkreditan serta saldo-saldo pada
umumnya ( saldo normal) dari berbagai jenis akun dapat dilihat pada
ikhtisar dibawah ini :
Tabel 1
Aturan Debit, Kredit dan Saldo Normal
Jenis Akun Pertambahan Pengurangan Saldo
Normal
Aset Debit Kredit Debit
Liabilitas Kredit Debit Kredit
Ekuitas Kredit Debit Kredit
Penghasilan Kredit Debit Kredit
Beban Debit Kredit Debit
Sumber : “(Yusup, 2012:81)”
c. Aset memiliki saldo normal disebelah Debit. Jika terdapat transaksi
yang sifatnya menambah aktiva perusahaan, maka transaksi tersebut
harus dicatat dengan mendebit aktiva yang bersangkutan. Sebaliknya
jika efek dari suatu transaksi akan mengurangi aktiva, maka aktiva
yang berkurang tersebut harus dicatat disebelah kredit.
d. Liabilitas (kewajiban) memiliki saldo normal disebelah kredit. Jadi,
jika terdapat transaksi yang sifatnya menambah jumlah kewajiban
perusahaan, maka transaksi tersebut harus dicatat dengan mengkredit
kewajiban yang bersangkutan, sebaliknya jika efek dari suatu
transaksi sifatnya mengurangi jumlah kewajiban, maka utang yang
berkurang tersebut harus dicatat di sebelah debit.
e. Ekuitas memiliki saldo normal disebelah kredit. Ekuitas akan
bertambah disebelah kredit, sebaliknya akan berkurang disebelah
10
debit. Sedangkan Prive memiliki saldo normal disebelah debit dimana
prive sifatnya akan mengurangi ekuitas.
f. Penghasilan memiliki saldo normal disebelah kredit, sehingga
pendapatan sifatnya akan menambah ekuitas. Pendapatan akan
bertambah disebelah kredit dan sebaliknya akan berkurang disebelah
debit.
g. “Beban memiliki saldo normal disebelah debit, dimana sifatnya akan
mengurangi ekuitas. Beban bertambah disebelah debit dan sebaliknya
akan berkurang disebelah kredit.” (Hery , 2016:22-24)
4. Pencatatan akuntansi
Metode untuk pencatatan transaksi didalam akuntansi SAK
EMKM, yaitu:
a. Basis Akrual
“Basis akrual adalah konsep pencatatan dalam akuntansi yang penting,
dengan menggunakan teknik mencatat transaksi pada saat terjadinya
walaupun uang belum benar-benar diterima atau dibayarkan.” (Sujarweni,
2016:23)
b. Dasar Akrual
“Entitas menyusun laporan keuangan dengan menggunakan dasar
akrual. Dalam dasar akrual, pos-pos diakui sebagai aset, liabilitas, ekuitas,
penghasilan, dan beban ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan
untuk masing-masing pos-pos tersebut.” (Berdasarkan SAK EMKM,
2018: 2.19)
c. Akun
“Akun atau perkiraan adalah suatu formulir yang digunakan
sebagai tempat mencatat transaksi keuangan yang sejenis dan dapat
mengubah komposisi harta, kewajiban, dan modal perusahaan.”
(Susilowati, 2016:17)
“Akun adalah suatu alat untuk mencatat transaksi-transaksi
keuangan yang bersangkutan dengan aset, kewajiban, modal,
pendapatan, dan beban.” (Yusup , 2012:70)
Akun dapat dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu :
11
1) Akun neraca atau biasa disebut juga akun rill yaitu akun-akun yang
pada akhir periode akan dilaporkan di dalam neraca. Sesuai dengan
uraian dimuka, yang disebut akun neraca atau akun rill ialah akun-
akun aset (harta), akun-akun kewajiban (hutang), dan akun-akun
modal.
2) “Akun laba-rugi atau biasa disebut juga akun nominal, yaitu akun-
akun yang pada akhir periode akan dilaporkan dalam laporan laba
rugi. Akun-akun ini meliputi akun-akun pendapatan adan akun-
akun beban.”
(Yusup , 2012:70)
“Dalam praktek dikenal bermacam-macam bentuk akun, bentuk
akun yang paling banyak digunakan yaitu akun yang berbentuk huruf
T. Akun ini terdiri atas dua sisi, yaitu sisi kiri yang disebut sisi debit
dan sisi kanan yang disebut sisi kredit. Mencatat disisi kiri disebut
mendebit akun, sedangkan mencatat disisi kanan disebut mengkredit
akun.” (Yusup , 2012:72)
Berikut ini bentuk akun T yaitu :
Tabel 2
Bentuk akun T
Tanggal Keterangan
F Jumlah Tanggal Keterangan
F Jumlah
(sisi Debit) (sisi Kredit)
Sumber : (Yusup , 2012:73)
d. Kode akun
“Kode adalah suatu kerangka (framework) yang menggunakan
angka atau huruf atau kombinasi angka dan huruf untuk memberi tanda
terhadap klasifikasi yang sebelumnya telah dibuat.” (Mulyadi ,
2014:127)
Ada beberapa model untuk memberi kode akun yaitu sebagai
berikut :
12
1) Kode numeral
“Kode perkiraan dengan menggunakan sistem numeral ini
merupakan cara untuk mencatatkan kode pada perkiraan dengan
menggunakan nomor (angka), penulisan nomor pada tiap-tiap
perkiraan dapat dilakukan dengan bebas dan ditulis urut sehingga
mudah dimengerti dan dibedakan antara perkiraan satu dengan yang
lain.” (Susilowati , 2016:19)
Berikut ini contoh kode Numeral :
Tabel 3
Kode Numeral
No.
Kode Nama Perkiraan
No.
Kode Nama Perkiraan
101 Kas 201 Hutang Dagang
102 Piutang Dagang 202 Hutang Gaji
104 Perlengkapan 301 Modal
105 Sewa dibayar dimuka 302 Prive
108 Peralatan Cetak 401 Penghasilan
109 Akum.Peny.Peralatan 402 Ikhtisar Laba Rugi
Sumber : (Susilowati, 2016:20)
1. Kode angka blok
“Akun yang ada dikelompokkan menjadi beberapa kelompok,
tiap kelompok dibagi menjadi beberapa golongan dan tiap
golongan menjadi jenis. Masing-masing kelompok, golongan, dan
jenis diberi satu blok nomer kode yang berbeda.” (Susilowati,
2016:21).
13
Berikut ini contoh kode Angka Blok :
Tabel 4
Kode Angka Blok
No.
Kode Nama Akun
1-20 Aset Lancar
21-30 Investasi Jangka panjang
31-50 Aset tetap berwujud
51-60 Aset tetap tidak berwujud
61-80 Aset lain-lain
81-100 Hutang lancar
Dst .........................
Sumber: (Sujarweni, 2016:34)
2. Kode angka desimal
“Sistem desimal adalah pemberian kode akun dengan
menggunakan sepuluh unit angka dari 0 sampai 9. Masing-masing
angka/digit menunjukkan kelompok, golongan, dan jenis akun.”
(Sujarweni, 2016:35)
Berikut ini contoh Kode Angka Desimal:
Tabel 5
Kode Angka Desimal
Kode Keterangan
1 Aset
1.0 Aset Lancar
1.0.1 Kas
1.0.2 Piutang
1.1.0........ dan seterusnya...........
Sumber: (Sujarweni, 2016:35)
3. Kode mnemonik
“Pada sistem ini pengkodean akun dilakukan dengan
menggunakan huruf-huruf tertentu.” (Sujarweni, 2016:36)
14
Berikut contoh Kode Mnemonik:
Tabel 6
Kode Mnemonik
Kelompok
Akun Nama Akun Kode
Aktiva (A) Aktiva Lancar AL
Kas AL.K
Piutang
Usaha AL.PU
Surat
Berharga AL.SB
Kewajiban
(K) Kewajiban Lancar KL
Hutang
Wesel KL.HW
Hutang
Usaha KL.HU
Ekuitas (E) Modal Sendiri E.S
Pendapatan
(P) Pendapatan Jasa P.J
Pendapatan Komisi P.K
Penjualan P.Pjl
Beban (B) Beban Usaha B.U
Sumber : V.Wiratna Sujarweni (2016:36)
4. Kode kombinasi huruf dan angka
“Kode akun yang dikombinasikan antara huruf dan angka
disesuaikan dengan perkiraan yang digunakan. Huruf diletakkan
di depan sebagai tanda perkiraan sedangkan di belakang huruf
diletakkan angka-angka yang menunjukkan kode akun.”
(Sujarweni, 2016:37)
15
Berikut contoh Kode Kombinasi Huruf dan Angka :
Tabel 7
Kode Kombinasi Huruf dan Angka
Kelompok Kode
Golongan
Akun Kode
Jenis Akun Kode
Aset A
Aktiva
Lancar AL
Kas AL-10
Piutang
Usaha AL-11
Perlengkapan AL-12
Akktiva
Tetap AT
Peralatan
Toko AT-13
Liabilitas H
Hutang
Lancar HL
Hutang
Usaha UL-20
Hutang
wesel UL-21
Hutang
jangka
panjang
HJ
Hutang
Hipotek UJ-22
Hutang
Obligasi UJ-23
16
Ekuitas M Ekuitas
sendiri
M
S
Ekuitas
Saham
MS-
30
Beban B Beban
Usaha BU
Beban Gaji
BU-
50
Beban
Sewa
BU-
51
Pendapatan P Pendapatan
Jasa PJ
Jasa
Reparasi PJ-40
Jasa Komisi PJ-41
dan
seterusnya..
.........
.
Sumber : (Sujarweni, 2016:37)
5. Chart Of Accounts (COA)
Daftar (list) yang memuat mengenai keseluruhan kode
(nomor) dan nama akun, dinamakan sebagai bagan perkiraan
(chart of accounts).” Kode dan nama akun yang terdapat di dalam
daftar merupakan kode dan nama akun yang akan digunakan oleh
perusahaan untuk mencatat dan mengklasifikasikan setiap
transaksi bisnis (peristiwa ekonomi) yang terjadi.
Contoh chart of accounts (COA) :
1. ASET
1.1 Kas
1.2 Piutang Usaha
1.4 Perlengkapan Kantor
1.5 Asuransi Dibayar di Muka
1.7 Perabotan Kantor
1.8 Perabot Kantor
2. LIABILITAS
2.1 Utang
2.3 Sewa Diterima di Muka
3. EKUITAS
3.1 Modal
3.2 Prive
4. PENDAPATAN
4.1 Pendapatan Usaha
4.2 Pendapatan Sewa
4.3 Pendapatan Bunga
17
5. BEBAN
5.1 Beban Gaji
5.2 Beban Iklan
5.3 Beban Sewa Kantor
5.4 Beban Untilitas
5.9 Beban Rupa-rupa
Bentuk baku (standarisasi) dalam penyusunan chart of account dan yang telah
diterapkan di kebanyakan perusahaan adalah bahwa pengelompokan kode
(nomor) 1 selalu di mulai dari akun-akun aktiva, lalu diikuti dengan akun-akun
dari kelompok utang, ekuitas, pendapatan, dan beban.
Untuk aktiva yang tergolong lancar, urutan penyusunannya/ penempatannya di
dalam COA haruslah berdasarkan urutan tingkat likuiditas. Sedangkan untuk
aktiva tetap, penyusunannya selalu dimulai dari aktiva tetap berwujud yang
memiliki umur ekonomis (masa manfaat) yang paling lama. Penyusunan COA
untuk utang dimulai dari utang jangka pendek yang sifatnya paling lancar, yang
biasanya dimulai dengan utang usaha, dan seterusnya
Satu hal lagi yang perlu diperhatikan dalam proses penyusunan COA adalah
penerapan flexible numbering system (sistem penomoran yang fleksibel), di
mana sebuah kode dan nama akunyang baru akan dapat ditambah (disisipkan)
tanpa mengubah urutan kode akun lainnya yang telah ada. Hery (2016:19)
6. Siklus akuntansi
“Siklus akuntansi adalah rangkaian kegiatan dalam akuntansi berupa
kegiatan yang dimulai dari mencatat sampai dengan menghasilkan laporan
keuangan.” (Sujarweni, 2016:14)
Satu periode akuntansi dapat bervariasi baik dalam rentang waktu
(minggu, bulan, tahun, dan sebagainya) maupun tanggal awal dan akhir (1
Juni – 30 Juni, 1 Januari – 31 Desember, 1 Januari x0 – 30 Juni x1 [18
bulan], dan sebagainya) Entitas lazimnya menggunakan 1 tahun atau 1
siklus operasi (jika 1 siklus operasi lebih dari satu tahun) untuk
menetapkan satu periode akuntansi. Umumnya perusahaan menggunakan
tahun kalender (1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun yang sama).
Satu siklus akuntansi dapat dibagi menjadi dua kelompok waktu, yaitu:
a) Siklus akuntansi selama periode berjalan: terdiri dari
beberapa aktivitas perusahaan untuk mencatat transaksi-transaksi
yang terjadi selama periode berjalan, dan
b) Siklus akuntansi pada akhir periode: terdiri dari beberapa aktivitas
perusahaan dalam rangka menyusun laporan keuangan. (Warsono,
2013:02)
18
Jika digambarkan dalam bagan arus, tahapan siklus akuntansi
akan tampak sebagai berikut :
Bagan 1
Siklus Akuntansi
Transaksi
Dokumen Sumber Data (Pendukung Transaksi)
Analisis Transaksi (identifikasi akun) dan buat Jurnal
Posting Jurnal ke Buku Besar
Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian
Jurnal Penyesuaian (Updating) dan Posting ke Buku Besar
Neraca Lajur
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Laporan Keuangan (Laba Rugi, Perubahan Modal, dan Neraca
Jurnal Penutup dan Posting ke Buku Besar
Neraca Saldo Setelah Penutupan
Jurnal Pembalik
Sumber : Hery (2016:57)
19
Tahapan-tahapan dalam Siklus Akuntansi secara lebih rinci adalah
sebagai berikut :
a. Pencatatan transaksi keuangan
“Transaksi keuangan adalah kegiatan dari perusahaan yang
menimbulkan perubahan pada posisi keuangan (aktiva, hutang, modal)
perusahaan, sehingga harus diproses mulai dari pencatatan sampai
dengan disajikan dalam bentuk laporan keuangan.”(Sujarweni, 2016:15)
“Pencatatan transaksi keuangan adalah langkah awal yang untuk
mencatat berbagai perubahan posisi keuangan dari sebuah perusahaan
yang dilakukan secara kronologis, dengan metode-metode tertentu
sehingga hasil pencatatannya dapat dikomunikasikan kepada pihak
lainnya berupa laporan keuangan.” (Sujarweni, 2016: 15)
“Jika ada transaksi pasti ada bukti yang digunakan untuk
membuktikan bahwa transaksi itu terjadi, bukti tersebut disebut bukti
transaksi.” (Sujarweni, 2016: 15)
Bukti transaksi dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Bukti transaksi internal perusahaan
Adalah bukti transaksi yang dibuat dan beredar dilingkungan
dalam perusahaan. Yaitu bukti kas masuk, bukti kas keluar, dan
memo.
2) Bukti transaksi ekternal perusahaan
20
Bukti transaksi ekternal perusahaan adalah bukti transaksi
yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan, bukti transaksi
ekternal terdiri dari faktur, kuitansi, nota kontan, nota debit, nota
kredit, dan cek. (Sujarweni, 2016:16)
Setiap bukti transaksi yang akan dicatat kedalam jurnal perlu
dianalisa atau diteliti terlebih dahulu. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menganalisa transaksi adalah sebagai berikut :
a) Tentukan perkiraan apa saja yang dipengaruhi oleh transaksi
tersebut
b) Tentukan pengaruh penambahan dan pengurangan terhadap
harta, utang, modal, pendapatan, dan beban.
c) Tentukan debit/kredit dari akun yang bersangkutan
d) Tentukan jumlah yang harus didebit atau di kredit
Dari setiap transaksi akan mempengaruhi paling sedikit dua
akun/ perkiraan, yaitu perkiraan di debit dan perkiraan di kredit.
Lantip Susilowati (2016:62)
b. Jurnal
“Jurnal adalah buku harian untuk mencatat semua transaksi secara
kronologis yang memuat nama bersama besarannya ke rekening-
rekening debit maupun kredit.” (Sujarweni, 2016:25)
“Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang
dilakukan secara kronologis (berdasarkan urut waktu terjadinya) dengan
menunjukkan akun yang harus didebit dan dikredit berserta jumlah
rupiah masing-masing.” (Yusup, 2012:126)
“Terdapat 2 (dua) tipe buku jurnal, yaitu buku jurnal umum
(general journal) dan buku jurnal khusus (special journal). Perusahaan
kecil lazimnya menggunakan buku jurnal umum, yaitu 1 (satu) jenis
buku jurnal yang menampung semua jenis transaksi yang terjadi di
perusahaan.” (Warsono, 2013:66)
21
1) Jurnal umum
Contoh bentuk jurnal umum :
Tabel 8
Jurnal Umum
Tanggal Ket/Akun Ref Debit Kredit
Sumber : (Sujarweni, 2016:27)
Keterangan :
a) Kolom Tanggal : Diisi tanggal terjadinya transaksi secara
kronologis (menurut urutan waktu)
b) Kolom keterangan : Diisi dengan nama akun yang harus di
debit dan akun yang harus di kredit akibat terjadinya
transaksi. Akun yang harus di debit ditulis lebih dahulu,
baru kemudian akun di kredit
c) Kolom Referensi (ref) : Diisi nomor kode akun yang didebit
dan di kredit
d) Kolom Debit/Kredit : Diisi dengan sejumlah nilai / angka
yang di debit atau di kredit sesuai dengan transaksi yang
terjadi.
(Sujarweni, 2016:27)
2) Jurnal Khusus
“Jurnal khusus merupakan jurnal yang digunakan untuk
mencatat transaksi-transaksi khusus dalam perusahaan yang
berhubungan dengan penjualan dan pembelian.” (Sinaga, 2016:46)
22
Contoh jurnal khusus :
Tabel 9
Jurnal Khusus Penerimaan Kas
Tgl No.
Bukti
Perkiraan yang
dikredit Ref
Debit Kredit
Kas Pot. penjualan Piutang Dagang Penjualan Serba-serbi
Perkiraan Ref Jumlah
Tabel 10
Jurnal Khusus Pengeluaran Kas
Tgl No.
Bukti
Perkiraan
yang didebit Ref Debit Kredit
Utang
dagang Pembelian Lain-lain
Kas
Pot.
Pembelian
Perkiraan Ref Jumlah
23
c. Buku besar
“Buku Besar (general ledger) adalah akun-akun atau rekening-
rekening yang dikelompokkan dan berdasarkan akun yang sudah
dikelompokkan tadi dilakukan penjumlahan nilai uangnya.” (Sujarweni,
2016:38)
“Posting adalah pemindahan dari jurnal ke buku besar sesuai
dengan tanggal transaksi dan dikelompokkan berdasarkan akun-akun
yang sama.” (Sujarweni, 2016:38)
Jenis buku besar, yaitu:
1) Buku besar umum
Berikut ini format buku besar bentuk staffle berkolom saldo
rangkap :
Tabel 11
Buku Besar
Tgl Ket Ref Debit Kredit Saldo
Debit Kredit
Sumber : (Sujarweni, 2016:39)
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses posting adalah
sebagai berikut :
a) Pindahkan tanggal kejadiaan yang ada dalam jurnal ke lajur tanggal pada
buku besar yang bersangkutan
b) Pindahkan jumlah debit atau jumlah kredit yang ada dalam jurnal ke lajur
debit atau kredit pada buku besar yang bersangkutan. Jika menggunakan
buku besar yang ada lajur saldonya maka langsung dihitung saldonya.
24
c) Catat nomor kode akun kedalam lajur referensi sebagai tanda jumlah jurnal
telah dipindahkan ke buku besar.
d) Catat nomor halaman kedalam lajur referensi buku besar setiap
pemindahbukuan terjadi.
e) Penjelasan singkat dalam lajur “keterangan” dijurnal, dapat dipindahkan
ke lajur yang sama di buku besar.
(Susilowati, 2016:67)
2) Buku besar pembantu
“Buku besar pembantu sering disebut juga buku tambahan,
yaitu sekelompok rekening yang khusus mencatat perincian piutang
usaha dan utang usaha yang berfungsi memberi informasi yang lebih
mendetail. Pada umumnya, pembuatan buku pembantu adalah untuk
pengendalian akuntansi yang banyak elemennya, seperti hutang,
piutang dan persediaan”. (Sinaga, 2016:63)
Jenis-jenis buku besar pembantu, yaitu:
a) Buku Besar Pembantu Piutang
b) Buku Besar Pembantu Utang
c) Buku Besar Pembantu Persediaan
(Sinaga , 2016:63)
d. Neraca saldo
“Neraca saldo adalah buku yang berisi daftar seluruh akun
dengan saldo yang berasal dari masing-masing akun yang telah
dibuat dalam buku besar dengan sejumlah uang yang diletakkan
dalam sisi debit dan kredit.” (Sujarweni, 2016:41)
25
“Fungsi dari neraca saldo adalah untuk mendeteksi setiap
kesalahan penjumlahan yang telah terjadi dalam pembukuan yang
ada dalam sisi debit dan kredit. Jika terdapat perbedaan artinya
terjadi kesalahan.” (Sujarweni, 2016:41)
Bentuk dari neraca saldo adalah sebagai berikut :
Tabel 12
PT X
Neraca Saldo
31 Desember 2015
(dalam satuan rupiah)
No Akun Nama Akun Debit Kredit
Jumlah
Sumber : (Sujarweni, 2016:43)
Cara menyusun Neraca Saldo :
1) Lajur nomor akun disi dengan nomor-nomor akun yang dicatat
saldonya
2) Lajur nama akun diisi dengan nama-nama akun yang terjadi pada
periode tersebut
3) Lajur debit dan kredit diisi dengan saldo-saldo akun
4) Jumlahkan kolom debit dan juga kolom kredit
(Susilowati, 2016:69)
e. Penyusutan
1) Penyusutan aset tetap dapat dilakukan dengan menggunakan metode
garis lurus atau metode saldo menurun dan tanpa memperhitungkan
nilai residu (nilai sisa).
2) Umur manfaat aset ditentukan berdasarkan periode kegunaan yang
diperkirakan oleh entitas.(SAK EMKM)
26
f. Jurnal penyesuaian (Adjusting Journal Entry)
“Jurnal penyesuaian yaitu jurnal yang digunakan untuk
menyesuaikan saldo-saldo rekening yang ada di neraca saldo menjadi
saldo yang sebenarnya sampai dengan akhir periode akuntansi, dengan
tujuan akan mencerminkan keadaan aktiva, utang, modal, pendapatan,
dan biaya yang sebenarnya. (Sujarweni ,2016:43)
Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo.
Yang perlu disesuaikan adalah :
1) Pendapatan yang masih harus diterima (piutang pendapatan)
yaitu pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi
belum dicatat.
Jurnal penyesuaiannya adalah :
Piutang Rp xxxx
Pendapatan Rp xxxx
2) Biaya/ beban yang masih harus dibayar (utang biaya)
yaitu biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi
belum dicatat.
Jurnal penyesuaiannya adalah :
Beban Rp xxxx
Utang Rp xxxx
3) Pendapatan diterima dimuka
yaitu pendapatan yang telah diterima namun belum menjadi hak
pada periode tersebut.
Dengan pendekatan utang
Jurnal penyesuaiannya adalah :
Pendapatan diterima dimuka Rp xxxx
Pendapatan Rp xxxx
(nilai= catat sejumlah yang terpakai)
Dengan pendekatan pendapatan
Jurnal penyesuaiannya adalah :
Pendapatan sewa Rp xxxx
Sewa diterima dimuka Rp xxxx
4) Beban dibayar dimuka
yaitu beban yang sudah dikeluarkan lebih dahulu, namun haknya
belum diterima.
Dengan pendekatan asset Jurnal penyesuaiannya adalah :
Beban asset (asuransi/iklan/sewa) Rp xxxx
27
Asset dibayar di muka Rp xxxx
Dengan pendekatan beban
Jurnal penyesuaiannya adalah :
Asset dibayar di muka Rp xxxx
Beban asset (asuransi/iklan/sewa) Rp xxxx
5) Piutang Tak Tertagih
Penyesuaian ini digunakan untuk mencadangkan perkiraan
sejumlah piutang yang tidak dapat tertagih oleh pelanggan.
Jurnal penyesuaiannya adalah :
Beban cadangan kerugiaan piutang Rp xxxx
Cadangan kerugiaan piutang tak tertagih Rp xxxx
6) Depresiasi aktiva tetap
Digunakan untuk mengalokasikan dana yangdikeluarkan untuk
pembelian aktiva tetap yang mengalami pengurangan harga dari
tahun ke tahun.
Jurnal penyesuaiannya adalah :
Beban penyusutan asset tetap Rp xxxx
Akumulasi penyusutan asset tetap Rp xxxx
7) Perlengkapan
Jurnal penyesuaiannya adalah :
Beban perlengkapan Rp xxxx
Perlengkapan Rp xxxx
(Sujarweni, 2016: 44)
g. Neraca saldo setelah penyesuaian
“Neraca saldo setelah penyesuaian adalah daftar saldo akun-
akun yang ada pada tanggal tertentu terletak di buku besar setelah
dilakukan pembaruan karena adanya jurnal penyesuaian.” (Sujarweni,
2016:49)
Neraca saldo setelah penyesuaian menunjukkan keadaan yang
benar-benar nyata. Berdasarkan neraca saldo stelah penyesuaian maka
selanjutnya siap untuk dibuat laporan keuangan.
28
Contoh neraca saldo setelah penyesuaian :
Tabel 13
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Kode akun
Nama Akun
Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian Neraca Saldo setelah
penyesuaian
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
Total
Sumber : (Sujarweni, 2016:49)
h. Laporan keuangan
“Laporan keuangan adalah catatan yang berisi informasi tentang
keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu, dan digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan selama periode tertentu.”
(Sujarweni, 2016: 53)
“Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu“
(Kasmir, 2015:7)
Laporan keuangan disusun secara periodik dan periode yang
digunakan adalah tahunan yaitu yang dimulai dari 1 Januari dan
berakhir pada tanggal 31 Desember. Selain periode tahunan, laporan
keuangan juga dapat disusun untuk periode yang lebih pendek,
misalnya bulanan, triwulan atau tiga bulan, dan enam bulan yang
digunakan untuk kepentingan perusahaan.
29
“Tujuan menyusun laporan keuangan adalah untuk menyediakan
informasi keuangan mengenai suatu perusahaan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan sebagai pertimbangan dalam pembuatan