6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Analisis “Analisis atau analisa berasal dari kata Yunani kuno analusis artinya melepaskan. Analusis terbentuk dari dua suku kata, yaitu ana artinya kembali, dan luein artinya melepas. Jika digabungkan artinya melepas kembali atau menguraikan. Kata anlusis ini diserap dalam bahasa Inggris menjadi analysis dan dalam bahasa Indonesia menjadi analisis” (Zakky:2018). Zakky (2018) menambahkan “Arti analisis secara umum adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menur ut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya”. Menurut Satori dan Komariyah (2014:200) “Analisis adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau fokus kajian menjadi bagian- bagian sehingga tampak dengan jelas dan karenanya bisa secara lebih terang ditangkap maknanya atau lebih dimengerti duduk perkaranya.” Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis adalah suatu usaha dalam mengamati secara detail pada suatu hal atau benda dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau menyusun komponen tersebut untuk dikaji lebih lanjut. - - www.lib.umtas.ac.id Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - -
35
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Analisis
“Analisis atau analisa berasal dari kata Yunani kuno analusis
artinya melepaskan. Analusis terbentuk dari dua suku kata, yaitu ana
artinya kembali, dan luein artinya melepas. Jika digabungkan artinya
melepas kembali atau menguraikan. Kata anlusis ini diserap dalam bahasa
Inggris menjadi analysis dan dalam bahasa Indonesia menjadi analisis”
(Zakky:2018).
Zakky (2018) menambahkan “Arti analisis secara umum adalah
aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan,
memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut
kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya”.
Menurut Satori dan Komariyah (2014:200) “Analisis adalah suatu
usaha untuk mengurai suatu masalah atau fokus kajian menjadi bagian-
bagian sehingga tampak dengan jelas dan karenanya bisa secara lebih
terang ditangkap maknanya atau lebih dimengerti duduk perkaranya.”
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis
adalah suatu usaha dalam mengamati secara detail pada suatu hal atau
benda dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya
atau menyusun komponen tersebut untuk dikaji lebih lanjut.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
7
2. Konsep Seni Kriya
a. Pengertian Seni Kriya
Manusia diciptakan sebagai makhluk yang sempurna dengan akal
dan pikiran. Seiring dengan kemajuan zaman, manusia memikiran
banyak hal dalam kehidupannya. Pemikiran tersebut mendorong
manusia dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik kebutuhan fisik
seperti pakaian, perabot dan lainnya maupun kebutuhan batin, seperti
rasa puas.
Salah satu hasil pemikiran tersebut terwujud ke dalam suatu karya
kerajinan atau karya kriya. Awalnya produk kriya diciptakan untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga, pertanian dan lain sebagainya
yang masih dibuat secara sederhana. Adanya dorongan keinginan
manusia akan barang-barang yang indah membuat mereka tidak puas
dengan barang yang wujudnya biasa saja. Hal ini mendorong pengrajin
untuk menghasilkan karya yang tidak sekedar fungsional tetapi juga
menghasilkan karya yang dapat dinikmati keindahannya.
“Kata Kriya sendiri berasal dari bahasa sansakerta yakni "Kr"
yang artinya "mengerjakan" yang mana dari kata tersebut
kemudian menjadi kata karya, Kriya, kerja. Dalam arti khusus
pengertian seni Kriya adalah mengerjakan sesuatu untuk
menghasilkan benda atau objek Dalam kamus bahasa Indonesia
kata "kriya" berarti pekerjaan "kerajinan tangan". Sementara
dalam bahasa Inggris Kriya berarti "Craft" yang artinya kekuatan
atau energi, yang mengandung arrti lain yakni membuat sesuatu
atau mengerjakan yang dikaitkan dengan keterampilah atau
profesi tertentu.” (Haryono, 2012)
Seni kriya berarti sesuatu yang erat hubungannya dengan
keterampilan tangan, atau kerajinan yang membutuhkan ketelitian
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
8
untuk setiap detail karya seni yang akan dihasilkan. Pada umumnya
sebuah karya yang dihasilkan oleh seni kriya adalah seni pakai. Seni
kriya sendiri di Indonesia sudah sangat tua sekali ada dari zaman dulu,
yang mana seni kriya ini adalah yang akan menjadi cikal bakal lairnya
seni rupa di Indonesia. Contoh sederhana dari seni kriya adalah, batik,
relief atau ukir, keramik grafis, sulam, anyaman, cinderamata, hiasan
dinding, patung, furnitur, tenun, dan lain -lain.
b. Jenis-Jenis Seni Kriya
1) Kriya tekstil merupakan kerajinan yang dibuat dari berbagai jenis
kain yang dibuat dengan cara ditenun, diikat, dipres dan berbagai
cara lain yang dikenal dalam pembuatan kain. Contohnya: batik,
pakaian dal lain-lain,
2) Kriya kulit adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari
kulit yang sudah melalui proses tertentu. Contohnya: tas, sepatu, dan
wayang.
3) Kriya kayu merupakan kerajinan yang menggunakan bahan dari
kayu yang diproses dengan bantuan peralatan khusus seperti tatah
ukir. Contohnya: mebel dan ukiran.
4) Kriya logam ialah kerajinan yang menggunakan bahan logam seperti
emas, perak, dan besi.
5) Kriya keramik adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari
tanah liat melalui proses pembuatan dengan teknik tertentu untuk
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
9
menghasilkan benda pakai dan benda hias yang dapat dinikmati
keindahannya. Contohnya: guci, vas bunga, piring dan lain-lain,
6) Kriya anyaman, kerajinan ini biasanya menggunakan bahan rotan,
atau bambu. Contohnya: dompet, keranjang, caping dan lain-lain.
c. Kriya Kayu
Kriya kayu adalah salah satu jenis kriya yang dalam pembuatannya
selalu menghubungkan nilai fungsional sekaligus hiasan. Kayu sangat
banyak digunakan untuk membuat berbagai kerajinan seperti patung,
furniture, payung geulis, topeng, wayang golek dan lain sebagainya.
Seni kriya kayu ini mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Perkembangan ini tidak hanya terdapat pada aspek fungsi semata tetapi
berimbas pada kualitas bentuk dan bahan serta corak pada hiasannya.
Pada awalnya benda yang dihasikan memiliki bentuk sederhana
kemudian berkembang menjadi bentuk-bentuk yang beraneka ragam
dan rumit. Demikian juga dengan hiasan yang semakin detail dan
bervariasi.
Dalam pembutan kriya kayu terdapat dua bahan yaitu bahan pokok,
dan bahan penunjang. Kayu sebagai bahan pokok seni kriya ini
bermacam-macam jenisnya diantaranya kayu jati. Kayu jati termauk
dalam kayu alami yang memiliki corak coklat kemudaan sampai tua
kehijauan banyak pengrajin memilih kayu ini karena memiliki nilai
dekoratif yang sangat indah dan menarik. Kayu mahoni juga termasuk
kayu alami mempunyai sifat yang lunak dan ringan yang menjadikan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
10
pengolahannya lebih mudah. Playwood atau kayu lapis adalah bahan
kayu buatan dari beberapa lapisan finir yang ganjil, dipasang dengan
arah serat bersilangan saling tegak lurus, kemudian direkatkan menjadi
satu pada tekanan yang tinggi dengan perekat khusu.
Sedangkan bahan penunjang bisa menyesuaikan dengan apa yang
akan dibuat seperti cat, plitur, amplas, lem, dan lain sebagainya. Payung
geulis termasuk salah satu seni kriya kayu karena menggunakan kayu
sebagai bahan pokoknya. Tetapi dalam kerajinan ini membutuhkan
lebih dari satu bahan pokok. Bahan pokok yang digunakan dalam
pembuatan payung geulis adalah kayu mahoni atau kayu lainnya
sebagai gagang atau pegangan, bambu sebagai jari-jarinya atau sebagai
rangka payung, dan kain atau kertas sebagai tudung atau pelindung.
3. Motif Payung Geulis Karya Utama
a. Pengertian Motif
Soedarsono dalam Salamun (2013: 7), menyatakan bahwa
“Motif atau pola secara umum adalah penyebaran garis atau
warna dalam bentuk ulangan tertentu, lebih lanjut pengertian pola
menjadi sedikit komplek antara lain dalam hubungannya dengan
pengertian simetrik. Dalam hal ini desain tidak hanya diulang
menurut garis paralel, melainkan dibalik sehingga berhadap-
hadapan.”
Pendapat di atas menjelaskan bahwa motif hias diperoleh dengan
cara mengulang-ulang suatu motif hias yang ditempatkan secara teratur
pada jarak–jarak tertentu. Penempatan motif dapat menghadap ke satu
arah, dua arah atau ke semua saling berhadapan pada sebuah bidang
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
11
sehingga terlihat indah. Corak ini kemudian akan membentuk suatu
motif hias yang bisa menimbulkan unsur keindahan.
Lain halnya menurut Wulandari (2011: 113) “Motif merupakan
suatu dasar atau pokok dari suatu pola gambar yang merupakan pangkal
atau pusat suatu rancangan gambar, sehingga makna dari tanda, simbol,
atau lambang dibalik motif tersebut dapat diungkap. “
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
motif merupakan susunan hiasan yang warnanya mampu memberikan
gambaran yang utuh serta dapat memberikan kesan indah untuk
memberi hiasan yang indah, serta pemakaian motif-motif juga sering
dihubungkan dengan simbol atau lambang tertentu.
b. Simbol
Kata simbol atau simbolis berasal dari bahasa Yunani Symbolos
yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada
seseorang (Herususanto dalam Krisna Kurniawan, 2017:27). Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia, simbol atau lambang, simbolisme
adalah perihal pemakaian simbol (lambang) untuk mengekspresikan
ide-ide (misal sastra, seni)
Simbol bisa berarti tanda atau lambang, tanda menyatakan
sesuatu hal kepada orang yang melihat atau mendengar. Tegasnya tanda
yang jika dilihatkan kepada seseorang menyebabkan terbayangnya
sesuatu hal tertentu dalam kesadaran orang tersebut. Sebenarnya dua
definisi di atas masih dikacaukan oleh adanya dua pengertian kata, yaitu
tanda (sign) dan lambang (simbol) yang secara prinsipil memang perlu
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
12
dibedakan. Karena tanda hakekatnya merangsang subyek, si penangkap
tanda untuk bertindak sesuatu, sebab simbol hanyalah menunjukkan
kepada konsep.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulka bahwa Simbol
dapat diartikan sama dengan lambing/tanda pengenal yang tetap
(menyatakan sifat, keadaan dan sebagainya). Misalnya warna putih
adalah kesucian; gambar padi sebagi kemakmuran. Ada lagi yang
mengartikan lambang sebagai isyarat, tanda, alamat, bendera lambang
kemerdekaan, bunga lambang percintaan, cincin lambang pertunangan
atau perkawinan.
Pengertian dari makna simbolis adalah arti yang terkandung
dalam lambang atau sesuatu yang dijadikan sebagai lambang, secara
khusus adalah motif Payung Geulis Kain Karya Utama.
c. Keterkaitan Motif dengan Unsur Seni Rupa dan Prinsip Seni Rupa
Dalam membuat pola ragam hias apapun bentuk dasarnya, harus
tetap memperhatikan unsur dan prinsip seni rupa sehingga akan
menghasilkan karya yang indah dan enak dilihat. Ragam hias tidak lepas
dari unsur seni rupa
1) Unsur-Unsur Seni Rupa
Unsur-unsur fisik dalam sebuah karya seni rupa pada dasarnya
meliputi semua unsur fisik yang terdapat pada sebuah benda. Dengan
demikian pengamatan terhadap unsur-unsur visual pada karya seni
rupa ini tidak berbeda dengan pengamatan terhadap benda-benda
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
13
yang ada di sekeliling kita. Semakin baik pengenalan terhadap unsur-
unsur visual ini akan semakin baik pula pengamartan seseorang
terhadap segala sesuatu yang dilihatnya. Unsur-unsur seni rupa
dikelompokan sebagai berikut:
a) Titik
Menurut Sanyoto (2010: 94) secara umum bahwa “Suatu
bentuk disebut sebagai titik karena ukurannya yang kecil,
dikatakan kecil karena objek tersebut berada pada area yang luas
dan besar apabila diletakan pada area yang sempit.”
Apabila suatu titik ditarik akan menjadi suatu garis, dan
titik apabila diolah secara luas akan menjadi suatu bidang. Titik
mempunyai peran yang sama dengan elemen seni yang lain seperti
garis dan warna. penggunaan titik biasanya pada bagian-bagian
yang terkecil dalam suatu karya seni. Penggunaan titik biasanya
dipakai pada bagian pohon, buah, daun, tanah dan batu-batuan.
Gambar 2.1 Unsur Seni Titik
(Sumber: Saddoen, 2019)
Menurut Sanyoto (2010: 70) bahwa “Dalam seni lukis ada
suatu aliran yang disebut dengan pointilis, melukis atau
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
14
menggambar dengan teknik titik-titik ini disebut dengan
pointilisme.”
Suatu karya hasil susunan pecahan-pecahan kaca atau
keramik yang terlihat sebagai susunan titik-titik disebut muzaik.
Bisa juga membuat muzaik tiruan dengan sobekansobekan kertas
pada permukaan yang mengandung lem. Kalau kita mengatur
pasir, kerikil, atau batu-batu, sesungguhnya perbuatan menyusun
titik-titik.
Berdasarkan urian di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa titik adalah salah satu elemen dalam seni rupa yang paling
kecil, dan merupakan elemen paling dasar dalam seni rupa.
b) Garis (Line)
Pengertian garis menurut Iqamuddin (dalam Vindyona,
Sarah Putri 2018:3) adalah
“Titik yang bergerak akan membentuk garis. Garis
mempunyai panjang tanpa lebar yang mempunyai
kedudukan dan arah. Garis merupakan sisi atau batas dari
suatu benda, masa, warna, bidang, maupun ruang. Garis juga
merupakan unsur penting dalam desain yang mempunyai
arti dan melambangkan sesuatu. “
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
garis merupakan suatu bentuik memanjang yang mempunyai arah
dan kedudukan serta merupakan unsur seni rupa yang memiliki
makna.
Garis dapat terjadi karena titik yang bergerak dan
membekaskan jejaknya pada sebuah permukaan benda. Sejak
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
15
kecil kita telah mengenal dan menggunakan garis, baik dalam
bermain, menggambar maupun ketika belajar menulis dan
membuat angka. Garis menjadi batas dari berbagai bentuk dan
bidang. Dalam seni gambar (drawing), bentuk garis dapat segera
dikenali dengan mudah karena garis dalam karya drawing bersifat
aktual. Sedangkan pada karya seni lainnya seperti seni patung
misalnya, garis mungkin bersifat maya yang terbentuk dari
perbedaan letak dan bentuk permukaan patung tersebut. Dalam
sebuah karya seni rupa garis dapat juga digunakan sebagai simbol
ekspresi.
Garis tebal tegak lurus misalnya, memberi kesan kuat dan
tegas, sedangkan garis tipis melengkung, memberi kesan lemah
dan ringkih. Karakter garis yang dihasilkan oleh alat yang berbeda
akan menghasilkan karakter yang berbeda pula. Coba bendingkan
karakter garis yang dihasilkan oleh jejak spidol pada white board
dan jejak kapur pada papan tulis. Karakteristik garis terdiri dari:
(1) Garis Horisontal
Garis horisontal memberi karakter terkenal, damai, pasif
dan kaku. Melambangkan ketenangan, kedamaian dan
kemantapan.
(2) Garis Vertikal
Garis vertikal memberikan karakter keseimbangan, megah,
kuat, tetapi statis, kaku. Melambangkan kestabilan/
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--