11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja Mahasiswa Masa remaja (Adolescents) merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa, biasanya antara usia 13-20 tahun. Istilah adolescents merujuk pada kematangan psikologis individu, sedangkan pubertas merujuk pada saat telah ada kemampuan reproduksi. Adolescence dianggap dianggap masa yang penuh masalah, namun saat ini diketahui bahwa sebagian besar remaja mampu menghadapi tantangan pada masa adolescence dengan baik. Masa remaja memiliki tiga subfase : masa remaja awal (usia 11-14 tahun), masa remaja pertengahan (usia 15-17 tahun), dan masa remaja akhir (usia18-20 tahun). Banyak variasi antar-subfase dalam perkembangan fisik, kognitif dan psikososial. Demikian juga dengan kesempatan, tantangan, perubahan keterampilan dan tekanan (Potter & Perry, 2010). Sedangkan dalam Nisrima et al. (2016), dijelaskan bahwa remaja adalah masa transisi peralihan dari anak-anak untuk menjadi dewasa yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga seringkali ingin mencoba-coba dan melakukan hal-hal yang sesungguhnya dilarang untuk dilakukan. Menurut Monks, masa remaja berlangsung antara usis 13-21 tahun, tahap perkembangan remaja terbagi menjadi 3 fase, yaitu : fase remaja awal (usia 12-15 tahun), fase remaja pertengahan (usia 15-18 tahun), dan fase remaja akhir (usia 18-21 tahun). Remaja akhir merupakan masa paling rawan dalam melakukan penyesuaian sosial, karena mendekati masa dewasa awal dengan segala tuntutannya. Steinberg mendefinisikan masa remaja sebagai suatu periode transisi yang terdiri dari perubahan biologis, psikologis, sosial dan ekonomi. Steinberg juga menjelaskan
20
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja Mahasiswaeprints.umm.ac.id/49019/2/BAB II.pdf11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja Mahasiswa Masa remaja (Adolescents) merupakan masa transisi dari
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja Mahasiswa
Masa remaja (Adolescents) merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju
dewasa, biasanya antara usia 13-20 tahun. Istilah adolescents merujuk pada kematangan
psikologis individu, sedangkan pubertas merujuk pada saat telah ada kemampuan
reproduksi. Adolescence dianggap dianggap masa yang penuh masalah, namun saat ini
diketahui bahwa sebagian besar remaja mampu menghadapi tantangan pada masa
adolescence dengan baik. Masa remaja memiliki tiga subfase : masa remaja awal (usia 11-14
tahun), masa remaja pertengahan (usia 15-17 tahun), dan masa remaja akhir (usia18-20
tahun). Banyak variasi antar-subfase dalam perkembangan fisik, kognitif dan psikososial.
Demikian juga dengan kesempatan, tantangan, perubahan keterampilan dan tekanan
(Potter & Perry, 2010).
Sedangkan dalam Nisrima et al. (2016), dijelaskan bahwa remaja adalah masa
transisi peralihan dari anak-anak untuk menjadi dewasa yang memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi, sehingga seringkali ingin mencoba-coba dan melakukan hal-hal yang
sesungguhnya dilarang untuk dilakukan. Menurut Monks, masa remaja berlangsung
antara usis 13-21 tahun, tahap perkembangan remaja terbagi menjadi 3 fase, yaitu : fase
remaja awal (usia 12-15 tahun), fase remaja pertengahan (usia 15-18 tahun), dan fase
remaja akhir (usia 18-21 tahun). Remaja akhir merupakan masa paling rawan dalam
melakukan penyesuaian sosial, karena mendekati masa dewasa awal dengan segala
tuntutannya.
Steinberg mendefinisikan masa remaja sebagai suatu periode transisi yang terdiri
dari perubahan biologis, psikologis, sosial dan ekonomi. Steinberg juga menjelaskan
12
bahwa banyak para ahli menilai masa remaja terdiri atas beberapa fase, pada setiap fase
memiliki karakteristik yang berbeda. Para ahli membedakan antara fase remaja awal
pada usia 10-13 tahun, remaja madya pada usia 14-18 tahun, dan fase remaja akhir
pada usia 19-22 tahun. Selain itu, remaja merupakan golongan orang yang sedang
menempuh pendidikan dibangku akhir SD, SMP, SMA dan tidak terkecuali
Mahasiswa, hal ini sesuai dengan teori perkembangan Steinberg bahwa mahasiswa
tergolong pada fase remaja akhir, sehingga sudah harus bersiap-siap untuk memasuki
dewasa awal (Amalia, 2011).
Masa remaja adalah masa yang timbul banyak masalah hidup yang harus
dihadapi, karena jiwa yang belum stabil dalam mengambil suatu keputusan dan mudah
dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang dapat mempengaruhi perilakunya, misalnya
keingintahuan mencoba rokok, narkoba, seks, dan lain sebagainya (Mardjan, 2010).
Remaja mengalami perubahan fisik, perubahan kognitif, perubahan psikososial dan
resiko kesehatan. Perubahan fisik memiliki empat fokus utama :
1. Peningkatan pertumbuhan tulang rangka, otot, dan organ dalam
2. Perubahan spesifik pada tiap jenis kelamin, seperti perubahan lebar bahu dan
pinggul
3. Perubahan distribusi otot dan lemak
4. Perkembangan system reproduktif dan karakteristik seks sekunder
Perubahan kognitif terjadi pada perubahan pikiran dan lingkungan sosial yang akan
menghasilkan tingkat perkembangan intelektual yang tinggi, serta dapat memperoleh
kemampuan memperkirakan suatu kemungkinan, mengutarakannya, memecahkan
masalah dan mengambil keputusan melalui pemikiran yang logis. Tahap perubahan atau
perkembangan psikososial, seseorang mulai melakukan pencarian jati diri yang menjadi
tugas utama seorang remaja, seseorang dapat membentuk hubungan kelompok yang
13
erat atau memilih untuk tetap terisolasi. Pada tahap ini remaja melakukan pencarian
identitas, mulai dari identitas sosial, identitas keluarga, identitas kelompok, identitas
moral, identitas pekerjaan, dan identitas kesehatan. Remaja juga sering mengalami resiko
kesehatan, mulai dari kekurangan nutrisi, hygiene oral, kecelakaan, pembunuhan, bunuh
diri, penyakit menular seksual, kekerasan dengan menggunakan senjata api, serta
penyalahgunaan obat-obat terlarang, alcohol dan megkonsumsi rokok (Potter & Perry,
2010).
2.1.1 Perilaku Merokok pada Remaja
Penyebab perilaku merokok digolongkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor
predisposisi (Predisposing fctor), faktor pendukung (enabling factor), dan faktor penguat
(reinforcing factor). Alasan seseorang merokok mungkin tidak tahu bahwa merokok
merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi maupun penyakit yang lain (predisposing
factor), mungkin karena rokok tersedia dan diperjual-belikan dengan harga yang relative
murah (enabling factor), selain itu mungkin juga karena teman-teman di lingkungan
sekitarnya merupakan perokok dan menganjurkan seseorang untuk merokok (reimforcing
factor (Nursalam & Efendy, 2009). Menurut sumber lain, sebuah teori menjelaskan
bahwa perilaku merokok masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama faktor
lingkungan. Berawal dari lingkungan yang mayoritas penduduknya perokok aktif
sehingga orang disekitar menjadi terpengaruh dan sebagian besar yang lain menjadi
perokok pasif (Rahmasari, 2015).
14
2.2 Rokok
2.2.1 Pengertian Rokok
Rokok adalah benda berbentuk silinder yang terbuat dari kertas yang berukuran
panjang 70 – 120 mm (namun bervariasi tergantung merk dan negara yang
memproduksi) dengan diameter 10 mm (juga bervariasi) yang berisi daun-daun
tembakau yang telah dipotong-potong atau dicacah (Waruwu et al., 2017). Rokok
tembakau menyebabkan terjadinya paparan campuran yang mematikan yang terdiri lebih
dari 7000 bahan kimia beracun, termasuk setidaknya 70 zat karsinogen yang dikenal
dapat merusak hampir semua sistem organ dalam tubuh manusia (Drope & Schuluger,
2018).
Salah satu zat yang terkandung dalam rokok adalah nikotin, dan zat ini berasal
dari daun tembakau yang menjadi bahan baku utama dari rokok. Nikotin adalah zat
yang menjadikan perokok menjadi kecanduan karena memiliki rasa yang nikmat, dan
orang yang merokok akan mengatakan bahwa rokok dapat membuat tubuh menjadi
segar dan meningkatkan semangat. Selain rasa enak dari yang dihasilkan dari rokok,
namun hal tersebut dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius, bahkan dapat
terjadi komplikasi (Sukmana, 2009).
2.2.1 Komplikasi
1. Efek kesehatan bagi perokok (Drope & Schuluger, 2018)
1) Wanita hamil yang merokok dapat beresiko lebih tinggi mengalami
gangguan bawaan bayi baru lahir, kanker, penyakit paru-paru, dan kematian
mendadak
2) Efek kesehatan bagi tubuh secara keseluruhan meliputi :
a. Mata : katarak, kebutaan (degenerasi makula)
15
b. Otak dan psikis : stroke, ketergantungan, perubahan kimia otak,
kecemasan
c. Rambut : baud an mengalami perubahan warna
d. Hidung : kanker rongga hidung dan sinus paranasal, rinosinusitis kronis,
serta gangguan penciuman
e. Gigi : penyakit periodontal (penyakit gusi, gingivitis, periodontitis), gigi
terlepas, karies dan plak gigi, serta perubahan warna pada gigi
f. Mulut dan tenggorokan : kanker (mulut, tenggorokan, laring dan faring),
sakit tenggorokan, gangguan indera perasa, dan bau mulut
g. Telinga : gangguan pendengaran dan infeksi telinga
h. Paru-paru : kanker (paru, bronkus dan trakea), penyakit paru obstruksi