-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Definisi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan
produk
nasional bruto riil atau pendatan nasional riil. Jadi
pertumbuhan Ekonomi dapat
dikatakan tumbuh apabila teerjadi pertumbuhan outputriil.
Definisi lain
pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi terjadi apabila
ada kenaikan
out put perkapita. Pertumbuhan ekonomi itu sendiri menggambarkan
kenaikan
taraf hidup diukur dengan output riil per orang.
Secara singkatnya, pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses
kenaikan
output per kapita dalam jangka panjang. Dalam pengertian
tersebut ada 3 hal yang
perlu digaris bawahi yaitu proses, out put per kapita, dan
jangka panjang.
Pertumbuhan dalam proses maksudnya bahwa pertumbuhan ekonomi
bukan
gambaran perekonomian pada suatu saat. Pertumbuhan ekonomi juga
berkaitan
dengan output per kapita berarti harus memperhatikan dua hal
yaitu Output total
(GDP) dan jumlah penduduk, karena output perkapita adalah output
total dibagi
dengan jumlah penduduk. Aspek jangan panjang maksudnya bahwa
kenaikan
output perkapita harus dilihat dari kurun waktu yang cukup lama.
Kenaikan output
perkapita dalam satu atau dua tahun kemudian akan diikuti dengan
penurunan
bukan pertumbuhan ekonomi.
-
Secara umum teori pertumbuhan ekonomi menurut para ahli dibagi
menjadi
dua, yaitu teori pertumbuhan ekonomi historis dan teori
pertumbuhan ekonomi
klasik dan neoklasik. (Ika Novita, 2014, dalam
www.academia.edu).
Teori pertumbuhan ekonomi historis berkembang di jerman dan
kemunculan
teori pertumbuhan ekonomi histori inilah merupakan reaksi
terhadap pandangan
kaum klasik yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat
dipercepat
dengan revolusi industry dan menyatakan bahwa teori ini
dilakukan secara
bertahap.
Teori pertumbuhan ekonomi klasik menurut pandangan para ahli ada
4 faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu : jumlah penduduk,
jumlah stok
barang - barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta
tingkat teknologi
yang digunakan. Berdasarkan teori klasik tersebut, dikemukakan
suatu teori yang
menjelaskan kaitannya antara pendapatan perkapita dengan jumlah
penduduk.
Teori tersebut dinamakan teori optimus. Teori pertumbuhan
ekonomi klasik dapat
dilihat apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal
adalah lebih
tinggi daripada pendapatan per kapita. Namun apabila jumlah
penduduk
bertambah banyak, hukum hasil tambahan yang semakin berkurang
akan
mempengaruhi fungsi produksi yaitu produksi marjinal akan
mengalami
penurunan. Oleh karena itu pendapatan nasional dan pendapatan
perkapita
menjadi semakin lambat pertumbuhannya.
Teori pertumbuhan ekonomi nonklasik melihat dari sudut pandang
berbeda
yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan
oleh
http://www.academia.edu/
-
Abramovits dan Solow pertumbuhan ekonomi tergantung kepada
perkembangan
factor – factor produksi.
Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Menurut Para Ahli
Beberapa ahli ekonomi pernah memberikan penjelasan tentang
pertumbuhan
ekonomi, salah satunya sebagai berikut :
a) Adam Smith
Menurut Adam Smith Pertumbuhan ekonomi adalah perubahan
tingkat ekonomi pada suatu Negara yang bertumpu pada adanya
pertambahan penduduk. Dengan adanya pertambahan penduduk
maka
output dari suatu Negara akan ikut bertambah.
b) Sadono Sukimo (1985)
Menurut Sadono Sukimo pertumbuhan ekonomi adalah perubahan
tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun ke tahun.
Untuk
mengetahui pertumbuhannya, maka harus dilakukan perbandingan
pendapatan nasional segera dari tahun ke tahun, yang sering
kita
dengar dengan laju pertumbuhan ekonomi.
c) Budiono (1994)
Menurut Budiono pertumbuhan ekonomi adalah sebuah
pertumbuhan
output perkapita jangka panjang yang terjadi apabila ada
peningkatan
output yang bersumber dari proses intern perekonomian itu
sendiri
dan sifatnya sementara.
Adapun komponen pokok dalam pertumbuhan ekonomi yaitu :
-
a) Kenaikan output secara berkesinambungan adalah
manifestasi
dari pertumbuhan ekonomi sedangkan kemampuan menyediakan
berbagai jenis barang merupakan tanda kematangan ekonomi
pada negara yang bersangkutan.
b) Perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang
berkesinambungan dimana peran pemerintah dalam berinvestasi
di bidang pendidikan.
c) Mewujudkan potensi pertumbuhan yang terkandung dalam
kemajuan teknologi dilakukan dengan penyesuaian kelembagaan,
sikap serta ideology. Sehingga secara ekonomi dan social
terjadi
pertumbuhan yang seiring.
2.2 Pembangunan Ekonomi
Definisi Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang bertujuan untuk
menaikkan
pendapatan total dan perkapita melalui perhitungan pertambahan
penduduk suatu
Negara yang disertai dengan perubahan fundamental terhadap
struktur ekonomi
Negara serta pemerataan pendapatan penduduknya. (jonathan, 2012,
dalam
www.maxmanroe.com)
Definisi pembangunan ekonomi menurut para ahli yaitu sebagai
berikut :
1) Sadono Sukirno (1996)
Pembangunan ekonomi adalah upaya meningatkan pendapatan
perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial
menjadi ekonomi real dengan melakukan penanaman modal,
http://www.maxmanroe.com/
-
penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan
keterampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan
manajemen.
2) Adam smith
Pembangunan ekonomi adalah proses perpaduan atau kombinasi
antara pertumbuhan penduduk dengan kemajuan teknologi.
3) Prof. Meier
Pembangunan ekonomi adalah proses kenaikan pendapatan riil
perkapita dalam jangka waktu yang panjang.
4) Schumpeter (Suryana, 2000:5)
Pembanguna ekonomi adalah perubahan dalam lapangan industry
dan perdagangan yang berkaitan dengan pendapatan perkapita
dan
pendapatan nasional dimana proses tersebut terjadi secara
spontan
dan tidak terputus – putus.
5) Irawan (2002:5)
Pembangunan ekonomi adalah berbagai usaha yang dilakukan
untuk
meningkatkan taraf hidup suatu Negara yang dapat diukur
dengan
tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita.
Komponen Dalam Pembangunan Ekonomi
Dalam bidang ekonomi memiliki 3 komponen yang harus terpenuhi
yaitu
sebagai berikut :
a) Pembangunan bagian dari suatu proses
-
Pembangunan adalah sebuah bagian dari suatu proses yang
dalam
pembangunan ekonominya memerlukan tahapan – tahapan yang
harus
dijalani oleh Negara. Tahapan – yahapan yang dimaksud itu
ialah
keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan penduduk. Suatu
bangsa
dimana membangun ekonominya adalah bangsa yang mau
berproses.
b) Pembangunan berorientasi untuk meningkatkan pendapatan
Misi yang paling utama dalam pembangunan ekonomi adalah
untuk
meningkatkan pendapatan perkapita dengan tindakan aktif maka
dibutuhkannya kerjasama yang baik antara pemerintah,
masyarakat
serta elemen – elemen lainnya untuk saling berpartisipasi
dalam
melakukan perbaikan ekonomi.
c) Peningkatan pendapatan jangka panjang
Suatu negara saat dalam kurun waktu tertentu pendapatan
perkapitanya cenderung meningkat secara terus menerus maka
dapat
dikatakan negera tersebut sudah melalui proses peningkatan
ekonomi.
Indikator Pembangunan Ekonomi
Tolak ukur dalam suatu pembangunan ekonomi berdasarkan
beberapa
indicator yang harus terpenuhi agar dapat digunakan sebagai
gambaran bahwa
negara tersebut sedang melalui proses pembangunan ekonomi.
Indicator tersebut
mencakup indicator ekonomi dan social.
Indicator ekonomi yaitu meliputi laju pertumbuhan ekonomisebagai
proses
adanya kenaikan output perkapita dalam kurun waktu yang lama
serta adanya
peningkatan Produk Nasional Bruto perkapita.
-
Indicator social yaitu meliputi indeks dari pembangunan Sumber
Daya
Manusia dan indeks mutu hidup.
Tujuan Pembangunan Ekonomi
Adapun tujuan dalam pembanngunan ekonomi untuk mencapai
kesejahteraan
terhadap pendapatan perkapitanya, yaitu sebagai berikut :
a) Untuk meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat dengan
pemerataan pendapatan.
b) Meningkatkan kesempatan kerja dengan menambah bidang –
bidang kerja yang bisa menyerap tenaga kerja.
c) Memperbaiki mutu pendidikan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia.
d) Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap budaya nilai –
nilai luhur termasuk social, agama serta kultur agar tidak
mudah
terpengaruh oleh budaya lainnya.
e) Menghindari kemungkinan inflasi
Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi tidak selalu memberikan efek positif bagi
negaranya.
Bisa saja memberikan efek negative dalam pembangunan yang
sedang
berlangsung. Berikut adalah efek positif serta efek negative
dalam pembangunan
ekonomi sebagai berikut :
-
Dampak Positif Pembangunan Ekonomi
a) Meningkatkan proses pertumbuhan ekonomi sebuah negara
b) Mengurangi pengangguran dengan meningkatkan jumlah
lapangan pekerjaan
c) Keberagaman kegiatan ekonomi negara – negara
d) Peningkatan kualitas sumber daya manusia karena adanya
tuntutan pendidikan dan teknologi
Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi
a) Pembangunan ekonomi yang tidak direncanakan dengan
baik dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup
b) Pembangunan di bidang ekonomi sering berorientasi pada
pembangunan infrastruktur serta industry yang dapat
menyebabkan berkurangnya lahan pertanian
Faktor yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi
Adapun factor factor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi
diantaranya
adalah sebagai berikut :
Faktor Ekonomi
Beberapa hal yang mempengaruhi pembangunan ekonomi
dalam factor ekonomi ialah sumber daya manusia, sumber
daya alam serta keahlian dan entrepeneurship.
Sumber daya manusia sangat berpengaruh dalam menentukan
tingkat suatu keberhasilan pembangunan nasional melalui
kualitas dan kuantitas produk.
-
Sumber daya alam yang berpengaruh meliputi kesuburan
tanah, keadaan iklim atau cuaca, hasil laut serta hasil
tambang,
yang berhubungan dengan penyediaan bahan baku produksi.
Keahlian dan entrepeneurship sangat diperlukan dalam
pembangunan ekonomi dengan mengolah bahan mentah hasil
alam menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.
Factor Non-ekonomi
Suatu hal yang mempengaruhi pembangunan dalam factor non
ekonomi yaitu kondisi kultur social masyarakat sebuah
negara,
politik, kelembagaan, dan system yang berkembang dan
berlaku di masyarakat.
Hambatan Dalam Pembangunan Ekonomi
Dalam melakukan pembangunan ekonomi dapat menimbulkan hambatan
–
hambatan pada prosesnya. Hambatan – hambatan tersebut yang bisa
terjadi yaitu
sebagai berikut :
a) Dualisme ekonomi. Bisa terjadi kesenjangan yang hanya
berorientasi di perkotaan saja
b) Adanya kebudayaan yang tidak bersifat ekonomis. Misalnya
seperti adat yang tidak mendukung adanya penggunaan sumber
daya
manusia secara penuh untuk meningkatkan taraf hidupnya,
adanya
status social penduduk, kebiasaan yang turun temurun dan
hambatan
filosofis.
-
c) Banyaknya jumlah pengangguran karena meningkatnya angka
kelahiran
d) Pendapatan tidak teratribusi secara merata.
2.3 Pembangunan Ekonomi Daerah
Definisi Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses saat pemerintah
daerah
dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan selanjutnya
membentuk
kemitraan antara pemerintah daerah dengan sector swasta yang
bertujuan untuk
menciptakan lapangan kerja baru serta merangsang perkembangan
kegiatan
ekonomi.
Pembangunan ekonomi meliputi berbagai aspek perubahan dalam
kegiatan
ekonomi, maka sampai dimana taraf pembagunan ekonomi yang
dicapai oleh
suatu negara telah meningkat, serta tidak mudah diukur secara
kuntitatif.
Dalam pembangunan ekonomi daerah yang menjadi pokok
permasalahannya
adalah terletak pada kebijakan – kebijakan pembangunan yang
didasarkan pada
kekhasan daerah yang bersangkutan dengan menggunakan potensi
sumber daya
manusia, kelembagaan dan sumber daya fisik secara local.
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang mencakup
pembentukan institusi – institusi baru, pembangunan industry –
industry
alternative, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk
menghasilkan barang
dan jasa, identifikasi pasar – pasar baru, pengetahuan dan
teknologi serta
pengembangan usaha – usaha baru.
-
Tujuan utama dari pembangunan ekonomi daerah adalah untuk
meningkatkan
jumlah dan jenis peluang kerjauntuk masyarakat daerah.
Pemerintah daerah dan
masyarakatnya harus bersama – sama mengambil inisiatif
pembangunan daerah.
Oleh karena itu, pemerintah daerah dengan pasrtisipasi
masyarakat, dengan
dukungan sumber daya yang ada harus mampu menghitung potensi
sumber daya
yang diperlukan untuk merancang serta membangun ekonomi
daerahnya.
Permasalahan dalam Pembangunan Ekonomi Daerah
Dalam pembangunan ekonomi daerah, mempunyai beberapa
permasalahan
yang dihadapi yaitu sebagai berikut :
a) Ketimpangan Pembangunan Sektor Industri
b) Kurang meratanya investasi
c) Tingkat Mobilitas factor produksi yang rendah
d) Perbedaan SDA
e) Perbedaan Demografis
f) Kurang lancarnya perdagangan antar daerah
Peran Pemerintah dalam Pembangunan Ekonomi Daerah
Dalam proses pembangunan ekonomi daerah, peran pemerintah
sangat
penting. Dimana pemerintah tidak boleh berlaku sebagai penonton
pasif. Masalah
yang dihadapi dalam proses pembangunan ekonomi daerah sedemikian
besarnya
sehingga tidak dapat diserahkan begitu saja kepada mekanisme
bebas kekuatan –
kekuatan ekonomi. Bahkan perusahaan swasta tidak mampu
menyelesaikan
-
masalah – masalah tersebut. Maka dari itu tindakan dari
pemerintah sangat
diperlukan bagi pembangunan ekonomi.
Pada fase awal pembangunan, investasi harus dilakukan di bidang
– bidang
yang mampu meningkatkan ekonomi eksternal yaitu yang mengarah
kepada social
dan ekonomi seperti transportasi, pendidikan, kesehatan dan lain
sebagainya.
Perusahaan swasta tidak tertarik untuk melakukan kegiatan –
kegiatan tersebut
karena resiko terlalu tinggi serta keuntungan kecil. Dari
sinilah timbul kebutuhan
untuk menyeimbangkan pertumbuhan berbagai sector perekonomian
sehingga
penawaran sesuai dengan permintaan. Oleh karena itu pengawasan
serta
pengaturan oleh negara menjadi penting untuk mencapai
keseinmbangan
pertumbuhan. Pemerintah harus merencanakan pengawasan fisik dan
langkah –
langkah fiscal dan moneter.
Ruang lingkup pemerintah sangat luas dan menyeluruh. Menurut
Prof. Lewis
lingkup tersebut mencangkup penyelenggaraan pelayanan umum,
meentukan
sikap, membentuk lembaga – lembaga ekonomi, menentukan
penggunaan sumber,
menentukan distribusi pendapatan, mengendalikan jumlah uang,
mengendalikan
fluktuasi, menjamin pekerjaan penuh dan menentukan laju
investasi. (sugih
dragon, 2014, dalam www.academia.edu)
Peran pemerintah dalam membangun perekonomian daerah yaitu
sebagai
berikut :
a) Entrepeneur
Peran pemerintah sebagai entrepreneur merupakan tanggung
jawab
untuk menjalankan suatu usaha bisnis didaerahnya. Pemerintah
bisa
http://www.academia.edu/
-
mengembangkan suatu usaha dengan membentuk Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) atau bermitra dengan dunia usaha swasta namun
kegiatannya tetap dalam pengendalian pemerintah daerah.
Pemerintah
harus mampu mengelola asset – asset daerah dengan baik
sehingga
mampu memberikan keuntungan bagi pemerintah daerah.
b) Koordinator
Pemerintah daerah harus mampu bertindak sebagai coordinator
dalam pembangunan ekonomi daerah. Dengan melalui penetapan
kebijakan – kebijakan atau mengusulkan strategi – strategi
pembangunan ekonomi yang komprehensip untuk kemajuan
daerahnya. Pemerintah daerah dapat melibatkan lembaga –
lembaga
pemerintah daerah lainnya, dunia usaha dan masyarakat dalam
menyusun sasaran ekonomi. Pendekatan ini sangat potensial
dalam
menjaga konsistensi pembangunan daerah serta untuk menjamin
bahwa perekonomian di daerah akan mendapatkan manfaat yang
optimal.
c) Fasilitator
Pemerintah berperan sebagai fasilitator dengan cara
mempercepat
pembangunan melalui perbaikan lingkungan attidunal (perilaku
atas
budaya masyarakat) didaerah. Hal ini dilakukan agar
mempercepat
proses pembangunan serta prosedur perencanaan, peraturan tata
ruang
daerah yang lebih baik.
d) Stimulator
-
Pemerintah berperan sebagai stimulan dalam menciptakan dan
mengembangkan usaha melalui tindakan – tindakan yang dapat
mempengaruhi dunia usaha untuk masuk ke daerah daerah.
Menjaga
perusahaan – perusahaan yang tetap berada di daerah
tersebut.
Stimulus tersebut dapat dilakukan dengan cara antara lain
sebagai
berikut : pembuatan brosur – brosur, pengembangan kawasan
industri
pembuata outlet untuk produk – produk UKM, membantu UKM
melakukan pameran lainnya.
Strategi dalam Pembangunan Ekonomi Daerah
Pembangunan ekonomi mampu berhasil bila dapat memenuhi
kebutuhan
dunia usaha. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya
fluktuasi
ekonomi sektoral yang pada akhirnya akan mempengaruhi kesempatan
kerja.
Secara garis besar strategi pembangunan daerah menurut Arsyad
(1999)
dibagi menjadi 4 kelompok yaitu sebagai berikut :
a) Strategi pengembangan fisik (Locality Or Phsycal
Development
Strategy)
Dengan melalui pengembangan program perbaikan kondisi fisik
daerah yang ditujukan untuk kepentingan pembangunan industri
dan
perdagangan, pemerintah daerah berpengaruh positif bagi
pengembangan dunia usaha daerah. Secara khusus tujuan
strategi
pembangunan fisik adalah untuk menciptakan identitas daerah,
memperbaiki basis pesona atau kualitas hidup masyarakat
serta
-
memperbaiki daya tarik pusat kota supaya memperbaiki dunia
usaha
daerah.
b) Strategi Pengembangan Dunia Usaha (Bussines Development
Strategy)
Pengembangan dunia usaha adalah komponen yang penting dalam
merencanakan pembangunan ekonomi daerah karena dari daya
tarik,
kreasi atau daya tahan kegiatan dunia usaha merupakan cara
yang
terbaik dalam menciptakan perekonomian daerah.
c) Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia (Human
Resources
Development Strategy)
Sumber daya manusia merupakan aspek penting dalam proses
pembangunan ekonomi, oleh karena itu peningkatan kualitas
serta
keterampilan sumber daya manusia adalah suatu keniscayaan.
d) Strategi Pengembangan Masyarakat (Community-Based
Development Strategy)
Kegiatan pengembangan ekonomi masyarakat adalah kegiatan
yang dituju untuk mengembangkan suatu kelompok masyarakat
tertentu di suatu daerah. Dalam bahasa dikenal dengan
istilah
pemberdayaan. Kegiatan seperti ini berkembang marak di
indonesia
karena kebijakan umum ekonomi yang ada tidak mampu
memberikan
manfaat bagi kelompok – kelompok masyarakat tertentu.
-
Strategi Pengembangan Potensi Ekonomi Daerah
Untuk mengetahui potensi ekonomi suatu daerah tidaklah mudah.
Potensi
yang ada di daerah layak untuk dikembangkan sehingga terus
berkembang
menjadi sumber penghidupan masyarakat serta menjadi perekonomian
daerah
secara keseluruhan untuk berkembang dengan sendirinya dan
berkesinambungan.
Tujuan dalam pengembangan ekonomi pada umumnya adalah untuk
meningkatkan pendapatn riil perkapita serta adanya unsur
keadilan dan
pemerataan dalam penghasilan dan kesempatan berusaha.
Langkah – langkah yang dilakukan dalam mempersiapkan strategi
potensi
daerah yaitu sebagai berikut :
a) Mengidentifikasi sektor – sektor kegiatan yang mempunyai
potensi
untuk dikembangkan dengan memperhatikan kekuatan dan
kelemahan
b) Mengidentifikasi sektor – sektor yang potensinya rendah
untuk
dikembangkan dan mencari faktor – faktor penyebab rendahnya
potensi sektor tersebut.
c) Mengidentifikasi sumber daya yang ada termasuk SDM
d) Menggunakan model pembobotan terhadap variabel – variabel
kekuatan dan kelemahan untuk setiap sektor dan sub-sektor
e) Menentukan strategi yang akan ditempuh untuk pengembangan
sektor – sektor andalan
-
2.4 Sektor Unggulan
Pengertian Sektor Unggulan
Pengertian sektor unggulan biasanya berkaitan dengan suatu
perbandingan,
baik perbandingan berskala regional, nasional maupun
internasional. Pada ruang
lingkup internasional, sektor unggulan dapat dikatakan unggul
jika sektor nya
mampu bersaing dengan sektor yang sama dengan negara lain.
Sedangkan pada ruang lingkup nasional, suatu sektor dapat
dikategorikan
sebagai sektor unggulan jika sektor di daerah tersebut mampu
bersaing dengan
sektor yang sama yang dihasilkan oleh daerah lain, baik pada
pasar nasional
ataupun pasar domestik (Suyatno, 2000)
Pengertian sektor unggulan menurut Tumenggung (1996) yaitu
sektor yang
memiliki keunggulan komperatif dan keunggulan kompetitif dengan
produk
sektor sejenis dari daerah lain serta memberikan nilai manfaat
yang besar.
(Unknown, 2008, dalam www.ilmuekonomi.net)
Sektor unggulan memiliki sebuah potensi yang lebih besar untuk
tumbuh
lebih cepat dibandingkan dengan sektor lain dalam suatu daerah
terutama yang
memiliki faktor pendukung terhadap sektor unggulan tersebut
seperti halnya
akumulasi modal, pertumbuhan tenaga kerja yang terserap serta
kemajuan
teknologi.
Sektor unggulan pada suatu daerah mempunyai hubungan erat dengan
data
PDRB dari daerah yang bersangkutan. Dalam PDRB terkandung
informasi yang
penting diantaranya untuk melihat output sektor ekonomi dan
tingkat
pertumbuhan dalam suatu daerah baik dalam provinsi maupun
kabupate/kota.
http://www.ilmuekonomi.net/
-
Kriteria Penentuan Sektor Unggulan
Menentukan kriteria sektor unggulan menjadi suatu hal yang
penting sebagai
dasar perencanaan pembangunan daerah sesuai era otonomo daerah
saat ini,
dimana daerah memiliki kesempatan serta kewenangan untuk membuat
kebijakan
yang sesuai dengan potensi daerah demi mempercepat pembangunan
ekonomi
daerah.
Beberapa kriteria sektor unggulan menurut Sambodo dalam Usya
(2006)
yaitu :
a) Sektor unggulan memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang
tinggi
b) Sektor unggulan memiliki angka penyerapan tenaga kerja
yang
relatif besar
c) Sektor unggulan memiliki keterkaitan antara sektor yang
tinggi
baik ke depan maupun ke belakang
d) Sektor yang mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi.
Menurut Rachbini (2001) ada beberapa kriteria sektor unggulan
agar sektor
unggulan tersebut menjadi sektor prioritas, yaitu sebagai
berikut :
a) Sektor unggulan harus menghasilkan produk yang mempunyai
permintaan yang cukup besar sehingga laju pertumbuhan dapat
berkembang dengan cepat yang diakibatkan dari efek
permintaan
tersebut
b) Ada perubahan teknologi yang teradopsi secara kreatif maka
fungsi
produk baru bergeser dengan pengembangan kapasitas yang
lebih
luas.
-
c) Harus terjadi peningkatan investasi kembali dari hasil –
hasil
produksi sektor yang menjadi prioritas tersebut, baik swasta
maupun pemerintah.
d) Sektor unggulan harus berkembang sehingga mampu memberi
pengaruh terhadap sektor – sektor lainnya.
2.5 Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB )
Definisi PDRB
Produk Domestik Region al Bruto (PDRB) yang lebih dikenal
dengan
Pendapatan Regional merupakan takaran makro yang digunakan untuk
mengamati
perekonomian suatu wilayah atau daerah, baik daerah tingkat I
(Provinsi) maupun
daerah Tingkat II (Kabupaten atau Kotamadya). Selain
indikator-indikator lain,
pendapatan regional sangat banyak digunakan oleh para birokrasi
pemerintah,
peneliti, dan masyarakat dalam mengevaluasi perekonomian.
Berbagai kebijakan
pembangunan pada umumnya memakai data yang bersumber dari
pendapatan
regional.
PDRB dengan berbagai data suplemen lainnya yang merupakan
indikator
makro ekonomi, dapat digunakan pemerintah untuk mengevaluasi
kebijakan
pembangunan daerah. Informasi ini sangat diperlukan oleh Badan
Perencanaan
Pembangunan Daerah untuk menyusun skala prioritas pembangunan
yang akan
dilaksanakan. Untuk mengartikan PDRB kita dapat menggunakan
tiga
pendekatan. (2014, dalam www.ekonomisku.blogspot.com)
http://www.ekonomisku.blogspot.com/
-
Pendekatan PDRB
Tiga Pendekatan PDRB yaitu sebagai berikut :
a) Pendekatan Nilai Produksi (Production Approach)
PDRB diartikan sebagai jumlah nilai produk barang dan jasa
yang
dihasilkan oleh berbagai unit produksi dalam suatu daerah
pada
periode tertentu.
b) Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
PDRB diartikan sebagai jumlah nilai balas jasa dari factor –
factor
produksi yang ikut dalam proses produksi. Balas jasa yang
dimaksud diatas terdiri dari gaji, upah, sewa tanah, bunga
modal
serta keuntungan. Jumlah nilai balas jasa factor produksi
tersbut
sama dengan domestic regional bruto dari sudut pendapatan.
c) Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
PDRB dapat diartikan total nilai pengeluaran konsumsi rumah
tangga, pengeluaran pemerintah, pengeluaran lembaga nirlaba,
pembentukan modal, perubahan stok serta ekspor neto (Eskpor-
Impor). PDRB dari sudut pengeluaran selama ini lebih dikenal
dengan PDRB menurut penggunaan.
Manfaat Menghitung PDRB
Beberapa manfaat dalam penghitungan PDRB bagi suatu daerah yaitu
sebagai
berikut :
-
a) Untuk bahan evaluasi pembangunan di masa lalu, baik
pembangunan sektoral maupun pembangunan regional secara
keseluruhan.
b) Untuk bahan umpan balik terhadap perencanaan pembangunan
yang telah dilaksanakan.
c) Sebagai dasar pembuatan proyeksi perkembangan perekonomian
di
masa yang akan datang. d. Untuk membandingkan peranan
masing-
masing sektor perekonomian di suatu wilayah.
d) Jika perhitungan PDRB dihubungkan dengan banyaknya tenaga
kerja, maka dapat mencerminkan produktivitas tenaga kerja
masing-masing sektor.
Macam – macam PDRB
Berdasarkan dalam pengitungan PDRB, ada 2 macam PDRB yaitu
sebagai
berikut :
a) Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) atas dasar harga
berlaku
yaitu PDRB yang penghitungannya berdasarkan harga tahun yang
sedang berjalan atau harga tahun yang sedang berlaku (at
current
price).
b) Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) atas dasar harga
konstan
yaitu PDRB yang penghitungannya berdasarkan harga suatu
tahun
yang tetap/konstan yang dipakai sebagai tahun dasar. Tujuan
menghitung PDRB atas dasar harga konstan adalah untuk
melihat
-
perkembangan PDRB atau perekonomian secara riil (nyata) yang
tidak dipengaruhi oleh perubahan harga, baik inflasi maupun
deflasi.
Rumus Pendekatan PDRB
Sebagai berikut adalah rumus penghitungan PDRB yaitu :
Laju Pertumbuhan = PDRBt – PDRBt-1 x 100 % PDRBt-1
Keterangan
PDRBt : PDRB tahun tertentu
PDRBt-1 : PDRB tahun sebelumnya
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu menjadi acuan penulis dalam melakukan
penelitian yang
dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
Tabel 2.6
Penelitian Terdahulu
No Judul Penelitian,
nama, tahun
Tujuan Penelitian Metode
Analisis
Hasil Penelitian
1. Analisis potensi
ekonomi dan sektor
unggulan ekonomi
di Kabupaten
Untuk mengetahui
sektor unggulan dan
potensi ekonomi di
Kabupaten
Teknik
pendekatan
analisis
kuantitatif
Secara keseluruhan
pertumbuhan
ekonomi Kabupaten
Grobokan mampu
-
Grobogan Tahun
2010 – 2015
(Andik Waluyo,
2018)
Grobokan Tahun
2010 – 2015
merespon dengan
baik terhadap
pertumbuhan
ekonomi di jawa
tengah.
2. Analisis sektor
unggulan dan
potensi
pertumbuhan
ekonomi di Kota
Madiun Tahun
2007 – 2011
(Mohhamad Krisna
Sanjaya, 2014)
Untuk menganalisis
sektor unggulan
yang dimiliki Kota
Madiun tahun 2007
– 2011.
Menganalisis sektor
– sektor ekonomi
yang berpotensi
untuk dikembangkan
sebagai penunjang
pertumbuhan
ekonomi di Kota
Madiun.
Teknik
pendekatan
analisis
kuantitatif
Sektor yang
berpotensi ekonomi
berdasarkan hasil uji
analisis shift share
Estaban Marquillas
dengan data tahun
2007 – 2011 yaitu
sektor yang memiliki
spesialisasi dan
keunggulan
kompetitif adalah
sektor keuangan,
persewaan dan jasa
perusahaan, sektor
jasa – jasa serta
sektor pengangkutan
dan komunikasi.
3. Analisis Untuk menganalisis Teknik Analisis Sektor
ekonomi
-
Pertumbuhan
Ekonomi dan
Pengembangan
sektor potensial di
Kabupaten
Semarang
(Mujib Saerofi,
2005)
sektor – sektor
ekonomi mana yang
paling strategis
untuk dikembangkan
sebagai penunjang
pertumbuhan
ekonomi di
Kabupaten
Semarang.
Menganalisis
keterkaitan
Kabupaten
Semarang dengan
daerah lain sehingga
saling menunjang
pertumbuhan
ekonomi.
Mengetahui strategi
kebijakan sektoral
apa saja yang dapat
dirumuskan dilihat
dari kelemahan,
kekuatan, peluang
dan ancaman.
SWOT yang paling
potensial dan
strategis adalah
sektor industri
pengolahan kemudia
sektor jasa – jasa.
Kabupaten semarang
memiliki keterkaitan
dengan kota – kota
lain karena
mempunyai jarak
yang cukup dekat
sehingga
interaksinya kuat.
Berdasarkan SWOT
beberapa strategi
yang dapat
diterapkan
berhubungan dengan
pengembangan
industri pengolahan.
-
2.7 Kerangka Pemikiran
Peranan sektor industri dalam pembangunan ekonomi berbagai
negara sangat
penting karena sektor industri memiliki beberapa keunggulan
dalam hal ekselerasi
pembangunan. Penggalian dalam segala potensi yang ada terasa
sangat penting
untuk mengembangkan sebuah kemandirian ditandai dengan
semakin
berkurangnya sifat ketergantungan kepada pemerintah diatasnya
bahkan daerah
lainnya. Dengan hal lain, sektor yang ada pada kecamatan
parengan dan
kecamatan montong kabupaten tuban sampai pada saat ini masih
menunjukkan
perkembangan yang baik sehingga secara tidak langsung menambah
pendapatan
asli daerah yang cukup signifikan. Kondisi ini menunjukkan laju
pertumbuhan
ekonomi pada Kecamatan Parengan dan Kecamatan Montong Kabupaten
Tuban
mengalami kenaikan pendapatan. Maka sangat perlu adanya
perencanaan
pembangunan daerah yang tepat serta efektif yang menitik
beratkan pada wilayah
kecamatan. Dengan perencanaan yang tepat dan efektif tersebut
diharapkan dalam
pertumbuhan ekonomi masing – masing Kecamatan di Kabupaten Tuban
dapat
berjalan relatih lebih seimbang