Top Banner
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh yang meliputi BB, TB, LK dan lain-lain, atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel-sel pada semua sistem organ tubuh. (Vivian, 2013:48) Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Kemenkes RI, 2012:4). Pertumbuhan terjadi secara simultan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu.Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh). (Marmi dan Kukuh, 2015:110) Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan strukur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Depkes, 2012). a. Panjang Badan Tinggi badan merupakan salah satu parameter yang dapat melihat keadaan status gizi sekarang dan keadaan yang telah lalu.Pertumbuhan tinggi/panjang
57

TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

Oct 29, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan

1. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh yang meliputi BB,

TB, LK dan lain-lain, atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel-sel pada semua

sistem organ tubuh. (Vivian, 2013:48)

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau

keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Kemenkes

RI, 2012:4). Pertumbuhan terjadi secara simultan.

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, besar,

jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu.Pertumbuhan

bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram, kilogram),

satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi

kalsium dan nitrogen dalam tubuh). (Marmi dan Kukuh, 2015:110)

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan strukur tubuh sebagian atau

keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Depkes,

2012).

a. Panjang Badan

Tinggi badan merupakan salah satu parameter yang dapat melihat keadaan

status gizi sekarang dan keadaan yang telah lalu.Pertumbuhan tinggi/panjang

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

8

badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif pada masalah kekurangan

gizi pada waktu singkat (Anggraeni, 2012).

b. Pengukuran panjang badan

Pengukuran ini digunakan untuk mengukur panjang badan bagi anak yang

berusia < 2 tahun dan panjang badan ≤ 50 cm serta menggunakan alat ukur

panjang badan. Menggunakan alat pengukur panjang badan yang terbuat dari

papan kayu yang dikenal dengan nama Length Board.

c. Pengukuran tinggi badan

Pengukuran ini digunakan untuk mengukur tinggi badan anak yang telah

dapat berdiri tanpa bantuan.Pengukuran tinggi badan di lakukan dengan alat

pengukur tinggi micro.

Tabel 1 Cara pengukuran panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) sesuai tabel berikut

No Cara pengukuran

1 Cara mengukur dengan posisi berbaring:

a. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.

b. Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.

c. Kepala bayi menempel pada pembatas angka O.

d. Petugas 1: kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel

e. pada pembatas angka 0 (pembatas kepala).

f. Petugas 2: tangan kiri menekan lutu bayi agar lurus, tangan kanan

menekan batas kaki ke telapak kaki

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

9

2 Cara mengukur dengan posisi berdiri

a. Anak tidak memakai sandal atau sepatu.

b. Berdiri tegak menghadap kedepan.

c. Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.

d. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.

e. Baca angka pada batas tersebut.

Sumber Kemenkes RI 2018

Gambar 1 Petugas 2: membaca angka di tepi di luar pengukur

Sumber Kemenkes RI 2018

Gambar 2 Cara mengukur dengan posisi berdiri

Sumber Kemenkes RI 2018

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

10

1) Berat Badan

Berat badan adalah parameter pertumbuhan yang paling sederhana, mudah

si ukur dan di ulang, dan merupakan indeks untuk status nutrisi sesaat.Beberapa

keadaan klinis dapat mempengaruhi ebrat badan seperti terdapat oedema dan

hidrosefalus.Perubahan berat badan (berkurang atau bertambah) perlu mendapat

perhatian karena merupakan petunjuk adanya masalah nutrisi (Iskandar, 2009).

Penilaian BB/TB berdasarkan prosentase :

a) > 120% : Obesitas

b) 110-120% : Overweight

c) 90-110% : Normal

d) 70-90% : Gizi kurang

e) <70% : Gizi buruk

Tabel 2 Cara pengukuran berat badan /tinggi badan

No Cara pengukuran

1 Menggunakan timbangan bayi

a. Timbangan bayi di gunakan untuk menimbang anak sampai umur 2

tahun atau selama anak masih bisa berbaring /duduk tenang `

b. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah

bergoyang

c. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka o

d. Bayi sebaiknya telanjang tanpa topi,kaos kaki sarung tangan

e. Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan .

f. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

11

g. Baca angka yang di tunjukan oleh jarum timbangan atau angka

timbangan .

h. Bila bayi terus menerus bergerak,perhatikan gerakan jarum,baca

tengah-tengah gerakan jarum ke kanan dan ke kiri

2 Menggunakan timbangan injak

a. Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah

bergerak.

b. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka O.

c. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai

alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang

sesuatu.

d. Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.

e. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

f. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka

timbangan.

Sumber Iskandar, 2009

2) Lingkar Kepala

Pengukuran lingkar kepala dilakukan untuk menjaring kemungkinan

adanya penyebab lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan otak lingkaran

kepala dipengaruhi oleh status gizi pada anak sampai usia 36 bulan (Matondang,

2009).

Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk mengetahui

lingkaran kepala anak dalam batas normal atau di luar batas normal.

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

12

Jadwal, disesuaikan dengan umur anak.Umur 0–11 bulan, pengukuran

dilakukan setiap tiga bulan.Pada anak yang lebih besar, umur 12–72 bulan,

pengukuran dilakukan setiap enam bulan.Pengukuran dan penilaian lingkaran

kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.

Cara mengukur lingkaran kepala

a) Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis

mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik

agak kencang.

b) Baca angka pada pertemuan dengan angka O.

c) Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak.

d) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis

kelamin anak.

e) Buat garis yang menghubungkan ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang.

Gambar 3 Pengukuran Lingkar Kepala

Sumber Kemenkes RI 2018

d. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa

itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu :

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

13

1) Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai

maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.

2) Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa

perlambatan, serta lanjut tumbuh kembang yang berlainan diantara organ-

organ. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat, yaitu pada masa janin, masa

bayi 0-1 tahun, dan masa pubertas. Sedangkan pertumbuhan organ-organ

tubuh mengikuti 4 pola, yaitu pola umum, limfoid, neural, reproduksi.

3) Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya

berbeda antara anak satu dengan yang lain.

4) Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.

5) Aktivitas seluruh tubuh diganti nrespon individu yang khas.

6) Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.

7) Reflek primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang

sebelum gerakan volunteer tercapai.

e. Anamnesis Tumbuh Kembang

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam anamnesis tumbuh

kembang anak, adalah sebagai berikut :

1) Anamnesis faktor prenatal dan perinatal

Merupakan faktor yang penting untuk mengetahui perkembangan anak.

Anamnesis harus menyangkut faktor resiko untuk terjadinya gangguan

perkembangan fisik dan mentak anak, termasuk faktor untuk buta, tuli palsi

selebralis, dll. Anamnesis juga menyangkut penyakit keturunan dan apakah ada

perkawinan anatara keluarga.

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

14

2) Kelahiran prematur

Harus dibedakan antara bayi prematur (SMK : Sesuai Masa Kehamilan)

dengan bayi dimatur (KMK: Kecil Masa Kehamilan). Dimana telah terjadi

retardasi pertumbuhan intrauterin.

Pada bayi prematur, karena dia lahir cepat dari kelahiran normal, maka

harus diperhitungkan periode pertumbuhan intrauterin yang tidak sempat dilalui

tersebut. Misalnya bayi lahir umur 3 bulan (umur kehamilan 6 bulan), kalau bayi

ini dilakukan pemeriksaan 6 bulan setelah lahir, maka dia tidak bisa dibandingkan

dengan bayi usia 6 bulan, tetapi harus bayi 3 bulan (setelah koreksi 3 bulan masa

pertumbuhan intrauterin yang tidak sempat dilaluinya tersebut). Sedangkan pada

postmatur, masih belum jelas apakah diperhitungkan keterlambatan lahirnya

tersebut. Karena pada postmatur sering disertai dengan insufisiensi plasenta,

sehingga dirasakana tidak perlu diperhitungkan berapa lama dia postmatur.

a) Anamnesis harus menyangkut faktor lingkungan yang memengaruhi

perkembangan anak. Misalnya untuk menilai perkembangan motorik anak

harus ditanyakan apakah ibunya memberikan kesempatan pada anak unutk

belajar.

b) Penyakit-penyakit yang memengaruhi tumbuh kembang dan malnutrisi

contohnya marasmus dan kwashiorkor.

c) Anamnesis kecepatan tumbuh kembang anak

Merupakan informasi sangat penting yang harus ditanyakan pada ibu saat

pertama kali datang. Tidak selalu perkembangan anak mulus seperti pada

teori, ada kalanya perkembangan anak normal sampai umur tertentu,kemudian

mengalami keterlambatan. Ada juga yang mulainya terlambat atau karena

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

15

sakit, perkembangan terhenti yang kemudian normal kembali. Dapat juga

perkembangan yang langsung pesat, misalnya pada perkembangan bicara.

d) Pola perkembangan anak dalam keluarga

Anamnesis tentang perkembangan anggota keluarga lainnya, karena ada

kalanya perkembangan motorik dalam keluarga tersebut dapat lebih

cepat/lambat, demikian pula dengan perkembangan bicara atau kemampuan

mengontrol buang air besar/kecil.

f. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Pada Balita

Anak usia balita pada umumnya memiliki pola pertumbuhan dan

perkembangan normal yang dipengaruhi oleh banyak faktor.

Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor internal mau pun faktor

eksternal.Begitu pula sebaliknya, ada beberapa faktor yang dapat menghambat

tumbuh kembang anak baik dari internal mau pun karena faktor lingkungannya.

Berikut ini faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak:

1) Faktor internal pertumbuhan

Ada banyak faktor internal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak, di antaranya adalah:

Faktor genetik adalah salah satu faktor yang memberikan pengaruh yang

besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan fisik anak sangat

dipengaruhi oleh gen bawaan orang tuanya. Jika orang tuanya tinggi, maka

anaknya pun akan mewarisi gen tinggi tersebut, begitu pula sebaliknya. Melalui

instruksi dalam sel telur yang telah dibuahi, kualitas dan kuantitas pertumbuhan

anak dapat ditentukan.

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

16

a) Gen

Faktor genetik adalah salah satu faktor yang memberikan pengaruh yang

besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan fisik anak sangat

dipengaruhi oleh gen bawaan orang tuanya. Jika orang tuanya tinggi, maka

anaknya pun akan mewarisi gen tinggi tersebut, begitu pula sebaliknya. Melalui

instruksi dalam sel telur yang telah dibuahi, kualitas dan kuantitas pertumbuhan

anak dapat ditentukan.

b) Ras

Ras suatu bangsa mempengaruhi tumbuh kembang anak.Pertumbuhan

anak Indonesia berbeda dengan pertumbuhan anak dari Amerika atau Arab karena

rasnya berbeda.

c) Infeksi

Infeksi dapat menyebabkan kurangnya nafsu makan sehingga

menyebabkan asupan makanan menjadi rendah yang akhirnya menyebabkan

kurang gizi (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2009).

Mekanisme patologisnya dapat bermacam-macam, baik secara sendiri-

sendiri maupun bersamaan, yaitu:

(1) Penurunan asupan zat gizi akibat kurangnya nafsu makan, menurunya

absorbsi, dan kebiasaan mengurangi makan pada pada saat sakit.

(2) Peningkatan kehilangan cairan /zat gizi akibat penyakit diare, mual/muntah

dan perdarahan yang terus menerus.

(3) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit

(human host) dan parasit yang terdapat dalam tubuh. (Supariasa, 2012).

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

17

2) Faktor Eksternal pertumbuhan

Beberapa faktor eksternal baik sebelum kelahiran mau pun setelah lahir

dapat mempercepat mau pun menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.

Faktor eksternal tersebut di antaranya adalah:

a) Kondisi dalam kandungan

Faktor prenatal sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Jika nutrisi

dalam kandungan tercukupi, maka anak akan tumbuh dengan baik. Sebaliknya

jika gizi yang diterima sejak di kandungan tidak tercukupi, anak akan mengalami

hambatan dalam pertumbuhannya seperti berat badan yang kurang, perkembangan

otak terhambat, dan anemia pada saat bayi baru lahir.

Lamanya bayi dalam kandungan juga mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan bayi.

b) Kasih sayang

Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh kasih sayang yang diberikan

orang tua pada si anak. Kasih sayang yang cukup akan membuat anak lebih

mudah berkembang dan cenderung lebih cerdas. Hal ini terjadi karena stimulasi

lingkungan yang baik dapat menambah lapisan otak dan jumlah sinaps dan lapisan

kapiler di otak. Sedangkan jika anak terlalu banyak dibentak dan kurang

menerima kasih sayang, saraf-saraf di otak akan mengalami gangguan

perkembangan bahkan beberapa putus sehingga menyebabkan anak menjadi

lamban dan perkembangannya tidak optimal.

c) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial dan pendidikan yang baik dapat membentuk

kepribadian yang baik pada anak. Sebaliknya lingkungan yang buruk juga akan

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

18

menghambat perkembangan anak dan bahkan menjadikan anak mengalami

gangguan mental. Oleh karenanya, untuk menjadikan anak berkembang secara

optimal anak juga membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk

perkembangannya

d) Sosial ekonomi

Banyaknya anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk di sejumlah

wilayah di tanah air disebabkan ketidaktahuan orang tua akan pentingnya gizi

seimbang bagi anak balita yang pada umumnya disebabkan pendidikan orang tua

yang rendah serta faktor kemiskinan.

Kurangnya asupan gizi bisa disebabkan oleh terbatasnya jumlah makanan

yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan

karena alasan sosial ekonomi yaitu kemiskinan. Faktor karakteristik keluarga yang

menjadi pertimbangan dan dapat mempengaruhi hasil adalah pendapatan keluarga

dan tingkat pendidikan ibu. (Rahardjo, 2012)

e) Pendidikan

Tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan

meningkatnya pendidikan kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga

dapat meningkatkan daya beli makanan (Departemen Gizi dan Kesehatan

Masyarakat, 2009)

g. Indikator Pertumbuhan atau Cara Penilaian Pertumbuhan Anak

Parameter ukuran antropometrik yang dipakai dalam penilaian

pertumbuhan fisik adalah tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lipatan kulit,

lingkar lengan atas, panjang lengan, proporsi tubuh, dan panjang tungkai. Menurut

Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita (Tim Dirjen Pembinaan Kesmas,

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

19

1997) dan Narendra (2003) macam-macam penilaian pertumbuhan fisik yang

dapat digunakan adalah:

1) Pengukuran Berat Badan

Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan

keadaan gizi balita. Balita ditimbang setiap bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju

Sehat Balita (KMS Balita) sehingga dapat dilihat grafik pertumbuhan nya dan

dilakukan intervensi jika terjadi penyimpangan.

2) Pengukuran Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan pada anak sampai usia 2 tahun dilakukan dengan

berbaring sedangkan diatas umur 2 tahun dilakukan dengan berdiri.

Hasil pengukuran setiap bulan dapat dicatat pada dalam KMS yang

mempunyai grafik pertumbuhan tinggi badan.

3) Pengukuran Lingkar Kepala Anak

PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui pertumbuhan dan

perkembangan otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan tengkorak mengikuti

perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada pertumbuhan tengkorak

maka perkembangan otak anak juga terhambat. Pengukuran dilakukan pada

diameter occipito frontal dengan mengambil rerata 3 kali pengukuran sebagai

standar.

h. Deteksi Pertumbuhan Anak Berdasarkan Antopometri

Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering

digunakan di masyarakat (Almatsier, 2004). Pengukuran antropometri ini

dimaksudkan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan

menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur (meteran).

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

20

Ukuran antropometri ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu

(Nursalam, 2005) :

1) Tergantung umur, yaitu hasil pengukuran dibandingkan dengan umur. Dengan

demikian, dapat diketahui apakah ukuran yang dimaksud tersebut tergolong

normal untuk anak seusianya.

2) Tidak tergantung umur, yaitu hasil pengukuran dibandingkan dengan

pengukuran lainnya tanpa memerhatikan berapa umur anak yang diukur.

Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak, normal,

kurus, kurus sekali atau gemuk. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan

dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita. Pengukuran dan penilaian

BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.

Pengukuran Berat badan/BB :

a) Menggunakan timbangan bayi.

(1) Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2

tahun atau selama anak masih bias berbaring/duduk tenang.

(2) Letakkan timbangan pada meja ang datar dan tidak mudah bergoyang.

(3) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0

(4) Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaus kaiki, sarung tangan.

(5) Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.

(6) Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

(7) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka

timbangan.

(8) Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca

angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

21

b) Menggunakan timbangan injak.

(1) Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah

bergerak.

(2) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk angka 0.

(3) Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai

alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu.

(4) Anak berdiri di atas timbangantanpa dipegangi.

(5) Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

(6) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka

timbangan.

(7) Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca

angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.

Pengukuran panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB)

a) Cara mengukur dengan posisi berbaring

(1) Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.

(2) Bayi dibaringkan terlentang pada alas yang datar.

(3) Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0.

(4) Petugas 1 : kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel

pada pembatas angka 0 (pembatas kepala)

(5) Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan

menekan batas kaki ke telapak kaki.

(6) Petugas 2 membaca angka di tepi luar pengukur.

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

22

b) Cara mengukur dengan posisi berdiri:

(1) Anak tidak memakai sandal/sepatu

(2) Berdiri tegak menghadap kedepan.

(3) Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.

(4) Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.

(5) Baca angka pada batas tersebut.

Penggunaan Tabel BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat 2002):

(1) Ukur tinggi/panjang dan timbang berat badan anak, sesuai cara diatas.

(2) Lihat kolom tinggi/panjang badan anak yang sesuai dengan hasil

pengukuran.

(3) Pilih kolom berat badan untuklaki-laki (kiri) atau perempuan (kanan)

sesuai jenis kelamin, cari angka berat badan yang terdekat dengan

berat badan anak.

(4) Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk

mengetahui angka Standar Deviasi (SD)

i. Indeks Antropometri

1) Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Berat badan merupakan salah satu parameter yang memberikan gambaran

massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitive terhadap perubahan yang mendadak,

misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau

menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah ukuran

antropometri yang sangat labil (Supariasa, 2001).

Dalam keadaan normal dimana kesehatan baik, keseimbangan antara

konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin maka berat badan berkembang mengikuti

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

23

pertumbuhan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat dua

kemungkinan perkembangan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat.

Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan

menurut umur digunakan sebagai salah satu pengukuran status gizi. Mengingat

karakteristik berat badan, maka indeks BB/U menggambarkan status gizi

seseorang saat ini (Supariasa, 2001).

2) Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Berat badan mempunyai hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam

keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan kecepatan

tertentu. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi

saat ini/sekarang (Supariasa, 2001).

Kelebihan indeks berat badan menurut tinggi badan (Supariasa, 2001) :

a) Tidak memerlukan data umur

b) Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, atau kurus).

Kelemahan indeks berat badan menurut tinggi badan (Supariasa, 2001) :

a) Tidak dapat memberikan gambaran apakah anak tersebut cukup tinggi atau

kelebihan tinggi badan menurut umurnya

b) Sering mengalami kesulitan pengukuran tinggi badan

c) Membutuhkan dua macam alat ukur

d) Pengukuran relatif lama

e) Membutuhkan dua orang melakukannya

f) Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran terutama oleh

kelompok non-profesional

g) Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

24

Kelebihan indeks berat badan menurut umur (BB/U) (Supariasa, 2001) :

a) Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum

b) Baik untuk status gizi akut maupun kronis

c) Berat badan dapat berfluktuasi

d) Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil

e) Dapat mendeteksi kegemukan

Kekurangan indeks berat badan menurut umur (BB/U) :

a) Interpretasi yang keliru jika terdapat edema atau esites

b) Umur sering sulit ditaksir dengan tepat

c) Sering terjadi kesalahan pengukuran seperti pengaruh pakaian atau gerakan

pada waktu penimbangan

d) Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya.

3) Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan

umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relative kurang sensitif

terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi

zat gizi terhadap tinggi badan akan tampak dalam waktu yang relatif lama

(Supariasa, 2001).

Kelebihan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) (Supariasa, 2001) :

a) Baik untuk menilai status gizi masa lampau

b) Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah, dan mudah dibawa

Kelemahan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) (Supariasa, 2001) :

a) Tinggi badan tidak cepat naik

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

25

b) Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga

diperlukan dua orang untuk melakukannya

c) Ketepatan umur sulit didapati

4) Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan

Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan

pekerjaan tubuh memperoleh energi dari makanan yang dimakan dan energi yang

dimakan ini terdapat sebagai energi kimia yang dapat diubah menjadi energi

bentuk lain. Bentuk energi yang berkaitan dengan proses-proses biologi adalah

energi kimia, energi mekanik, energi panas dan energi listrik (Budiyanto, 2004).

Angka Kecukupan Gizi (Recommended Dietary Allowance) merupakan

rekomendasi asupan berbagai nutrien esensial yang perlu dipertimbangkan

berdasarkan pengetahuan ilmiah agar asupan nutrien tersebut cukup memadai

untuk memenuhi kebutuhan gizi pada semua orang yang sehat. AKG

mencerminkan asupan rata-rata sehari yang harus dikonsumsi oleh populasi dan

bukan merupakan kebutuhan perorangan (Hartono, 2006).

2. Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta

sosialisasi dan kemandirian. (kementrian kesehatan RI, 2012)

Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan.Berbeda

dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan

susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan

system neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan social.Kesemua fungsi

tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

26

a. Aspek-aspek perkembangan yang dipantau pada anak usia 12-15 Bulan

Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua

agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai

umurnya.Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran,

perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang

terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan

tidak mendapat stimulasi (Kania 2010).Stimulasi yang diperlukan anak usia 12-15

bulan adalah :

1) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan

otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.

2) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang

cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis dan sebagainya.

3) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yasng berhubungan dengan

kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara,

berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

4) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai

bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi

dengan lingkungannya, dan sebagainya (Kementerian kesehatan RI, 2012 : 7)

Page 21: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

27

b. Patologis Tumbuh Kembang

Menurut (Kemenkes RI, 2016:4), faktor-faktor yang menjadi penyebab

tumbuh kembang anak adalah:

1) Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada anak.

a) Ras/etnik atau bangsa.

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki

faktor herediteras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.

b) Keluarga.

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,

gemuk atau kurus.

c) Umur.

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun

pertama kehidupan dan masa remaja.

d) Jenis kelamin.

Fungsi reproduksi pada ank perempuan berkemban lebih cepat daripada

laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-

laki akan lebih cepat.

e) Genetik.

Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak

yang akan menjadi cirri khasya.

f) Kelainan kromosom.

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan

seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.

Page 22: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

28

2) Faktor luar (eksternal)

a) Faktor Prenatal

(1) Gizi

Nutrrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuhan janin.

(2) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital

seperti club foot.

(3) Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomide dapat

menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.

(4) Endokrin

Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,

hiperplasia, adrenal.

(5) Radiasi

Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada

janin seperti mikroseli, spina bifida, retardasi mental dan deformitas

anggota gerak, kelainan kongenital mata, kelainan jantung.

(6) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,

Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan

kelainan pada janin, katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental

dan kelainan jantung kongenital.

Page 23: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

29

(7) Kelainan imunologi.

Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara

janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel darah

merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah

anin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya

mengakibatkan hierbilirubinemia dan kern ikterus yang akan

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

(8) Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta

menyebabkan pertumbuhan terganggu.

(9) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental

pada ibu hamil dan lain-lain.

b) Faktor persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti traumakepala, asfiksia dapat

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

c) Faktor pascsalin

(1) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.

(2) Penyakit kronis/kelainan kongenital

Tuberculosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan

retardasi pertumbuhan jasmani.

Page 24: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

30

(3) Lingkungan fisik dan kimia

Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup

yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider).

Sanitasi lingkungan yang krang baik, kurangnya sinar matahari,

paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll)

mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.

(4) Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak

dikehendaki orangtuanya atau anak yang selalu tertekan, akan

mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

(5) Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan

menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.

(6) Sosiol ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan

lingkungan yan jelek dan ketidaktahuan akan menghambat

pertumbuhan anak.

(7) Lingkungan pengasuhan

Pada lingkuna pengasuhan,nteraksi ibu-anak sanga mempengaruhi

tumbuh kembang anak.

(8) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam

keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, ketertiban

ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

Page 25: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

31

(9) Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat

pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang

terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi

hormone pertumbuhan.

d) Faktor adat istiadat meliputi :

(1) Pekerjaan dan pendapatan keluaraga

(2) Pendidikan ayah dan ibu

(3) Jumlah saudara

(4) Jenis kelamin dalam keluaraga

(5) Stabilitas rumah tangga

(6) Kepribadian ayah dan ibu

(7) Adat istiadat, norma-norma, dan tabu-tabu

(8) Agama

(9) Urbanisasi

(10) Kehidupan politik dalam masyarakat yang memengaruhi kepentingan

anak, anggaran,dan lain-lain (sulistyawati, ari. 2017 : 3)

B. Balita

Balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang paling

hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 1 sampai 5 tahun. Masa ini

merupakan masa yang penting terhadap perkembangan kepandaian dan

pertumbuhan intelektual.(Mitayani, 2010).Balita adalah anak yang berumur 0-59

bulan, pada masa ini ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan

yang sangat pesat.

Page 26: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

32

Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak

prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada

orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan.

Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan

lain masih terbatas. (Sutomo, 2010).

Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima

tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita merupakan

kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA (Kesehatan Ibu dan

Anak) di lingkup Dinas Kesehatan. Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh

dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya. Periode

tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan

dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan kemampuan

berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan

sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya (supartini, 2004).

Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai

dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Balita adalah

istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun).

Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan

kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara

dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas.

(Sutomo, 2010)

Page 27: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

33

C. Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Definisi

Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembangan anak

meliputi gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, bahasa, emosi, dan

perilaku.

a. Gangguan Pertumbuhan Fisik

Meliputi gangguan pertumbuhan diatas normal dan gangguan

pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan berat badan menggunakan KMS

(Kartu Menuju Sehat) dapat dilakukan secara mudah untuk mengetahui pola

pertumbuhan anak. Menurut Soetjiningsih (2003) bila grafik berat badan anak

lebih dari 120% kemungkinan anak mengalami obesitas atau kelainan hormonal.

Sedangkan, apabila grafik berat badan di bawah normal kemungkinan anak

mengalami kurang gizi, menderita penyakit kronis, atau kelainan hormonal.

Lingkar kepala juga menjadi salah satu parameter yang penting dalam mendeteksi

gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Ukuran lingkar kepala

menggambarkan isi kepala termasuk otak dan cairan serebrospinal. Lingkar

kepala yang lebih dari normal dapat dijumpai pada anak yang menderita

hidrosefalus, megaensefali, tumor otak ataupun hanya merupakan variasi normal.

Sedangkan apabila lingkar kepala kurang dari normal dapat diduga anak

menderita retardasi mental, malnutrisi kronis ataupun hanya merupakan variasi

normal. Deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran juga perlu

dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan yang lebih berat. Jenis

gangguan penglihatan yang dapat diderita oleh anak antara lain adalah maturitas

visual yang terlambat, gangguan refraksi, juling, nistagmus, ambliopia,

Page 28: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

34

butawarna, dan kebutaan akibat katarak, neuritis optik, glaukoma, dan lain

sebagainya. (Soetjiningsih, 2003). Sedangkan ketulian pada anak dapat dibedakan

menjadi tuli konduksi dan tuli sensorineural. Menurut Hendarmin (2000), tuli

pada anak dapat disebabkan karena faktor prenatal dan postnatal. Faktor prenatal

antara lain adalah genetik dan infeksi TORCH yang terjadi selama kehamilan.

Sedangkan faktor postnatal yang sering mengakibatkan ketulian adalah infeksi

bakteri atau virus yang terkait dengan otitis media.

b. Gangguan Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal.

Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot

atau penyakit neuromuskular. Anak dengan serebral palsi dapat mengalami

keterbatasan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia,

atau hipotonia. Kelainan sumsum tulang belakang seperti spinabifida juga dapat

menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik. Penyakit neuromuscular

sepe timuscular distrofi memperlihatkan keterlambatan dalam kemampuan

berjalan. Namun,tidak selamanya gangguan perkembangan motorik selalu

didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga

dapat mempengaruhi keterlambatan dalam perkembangan motorik. Anak yang

tidak mempunyai kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau

diletakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai

kemampuan motorik.

c. Gangguan perkembangan bahasa Kemampuan bahasa

Merupakan kombinasi seluruh system perkembangan anak. Kemampuan

berbahasa melibatkan kemapuan motorik, psikologis, emosional, dan perilaku

Page 29: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

35

(Widyastuti,2008). Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan

berbagai faktor, yaitu adanya faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensia

rendah, kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang terlambat,

dan faktor keluarga. Selain itu, gangguan bicara juga dapat disebabkan karena

adanya kelainan fisik seperti bibir sumbing dan serebralpalsi. Gagap juga

termasuk salah satu gangguan perkembangan bahasa yang dapat disebabkan

karena adanya tekanan dari orang tua agar anak bicara jelas (Soetjingsih, 2003).

d. Gangguan Emosi dan Perilaku

Selama tahap perkembangan, anak juga dapat mengalami berbagai

gangguan yang terkait dengan psikiatri. Kecemasan adalah salah satu gangguan

yang muncul pada anak dan memerlukan suatu intervensi khusus apabila

mempengaruhi interaksi sosial dan perkembangan anak. Contoh kecemasan yang

dapat dialami anak adalah fobia sekolah, kecemasan berpisah, fobia sosial, dan

kecemasan setelah mengalami trauma. Gangguan perkembangan pervasif pada

anak meliputi autisme serta gangguan perilaku dan interaksi sosial. Menurut

Widyastuti (2008) autism adalah kelainan neurobiologis yang menunjukkan

gangguan komunikasi, interaksi, dan perilaku. Autisme ditandai dengan

terhambatnya perkembangan bahasa, munculnya gerakan-gerakan aneh seperti

berputar-putar, melompat-lompat, atau mengamuk tanpa sebab.

Gangguan pertumbuhan merupakan suatu keadaan apabila pertumbuhan

anak secara bermakna lebih rendah atau pendek dibandingkan anak seusianya

yang berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) berada dibawah–2

SD kurva pertumbuhan WHO 2005 (Kemenkes RI, 2010).

Page 30: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

36

Penilaian gangguan pertumbuhan dapat dilakukan sedini mungkin sejak

anak dilahirkan. Melalui deteksi dini dapat diketahui penyimpangan pertumbuhan

anak secara dini, sehingga upaya pencegahan dapat diberikan dengan indikasi

yang jelas pada masa-masa kritis proses pertumbuhan sesuai dengan umur anak,

dengan demikian dapat tercapai kondisi pertumbuhan yang optimal. (Tim Dirjen

Pembinaan Kesmas, 1997).

Penilaian pertumbuhan dapat dilakukan melalui penilaian pertumbuhan

fisik salah satunya adalah melalui pemantauan tinggi badan anak. Dengan

mengukur tinggi badan anak, pertumbuhan anak dapat dinilai dan dibandingkan

dengan standar pertumbuhan yang bertujuan untuk menentukan apakah anak

tumbuh secara normal atau mempunyai masalah pertumbuhan atau ada

kecenderungan masalah pertumbuhan yang perlu ditangani (WHO, 2010).

Penilaian tersebut mempunyai parameter dan alat ukur tersendiri. Dasar

utama dalam menilai pertumbuhan fisik anak adalah penilaian menggunakan alat

baku (standar). Untuk menjamin ketepatan dan keakuratan penilaian harus

dilakukan dengan teliti dan rinci. Pengukuran perlu dilakukan dalam kurun waktu

tertentu untuk menilai kecepatan pertumbuhan.

a. Fakta Monitoring Gangguan Pertumbuhan

Pemantauan pertumbuhan anak sejak lahir sangat penting. Selain dapat

menentukan pola normal pertumbuhan pada anak, juga dapat menentukan

permasalahan dan factor yang mempengaruhi dan mengganggu pertumbuhan pada

anak sejak dini. (Marmi dan Kukuh, 2015:172)

Bila diketahui gangguan pertumbuhan sejak dini maka pencegahan dan

penanganan gangguan pertumbuhan tersebut dapat diatasi sejak dini. Sayangnya,

Page 31: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

37

hampir 85%, lebih buku kesehatan anak yang berobat ke dokter anak atau ke

dokter justru tidak pernah digambarkan grafik pertumbuhan berat badan. Justru

grafik pertumbuhan berat badan sering digambar oleh kader posyandu bagi bayi

yang menimbang di posyandu. Sehingga banyak kelainan dan gangguan kesehatan

sering terjadi keterlambatan deteksi dini dan penanganannya. (Marmi dan Kukuh,

2015:172) 50% bayi mengalami gangguan kenaikan berat badan sejak usia 6

bulan yang tidak pernah terdeteksi oleh orang tua dan dokter hanya karena dalam

buku kesehatannya tidak pernah tergambar grafik kenaikan berat badan.

Gangguan kenaikan berat badan sejak usia 6 bulan seringkali terjadi hanya karena

timbulnya reaksi simpang makanan (alergi makanan, intoleransi makanan dan

seliak) pada bayi yang dapat menggangu saluran cerna dan menggangu nafsu

makan dan berat badan bayi. Karena, saat usia 6 bulan mulai diberi makanan

tambahan baru. (Marmi dan Kukuh, 2015:172).

2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Gangguan Pertumbuhan Anak

Banyak factor yang mempengaruhi gangguan pertumbuhan. Dari seluruh

siklus kehidupan, masa kehamilan merupakan periode yang sangat menentukan

kualitas SDM dimasa depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan oleh

kondisinya saat masa janin dalam kandungan.

Akan tetapi perlu diingat bahwa keadaan kesehatan dan status gizi ibu

hamil ditentukan juga jauh sebelumnya, yaitu pada saat remaja atau usia sekolah.

Demikian seterusnya status gizi remaja atau usia sekolah ditentukan juga pada

kondisi kesehatan dan gizi saat lahir dan balita.

Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu.Sejak itu,

manusia kecil telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya

Page 32: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

38

menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang

mengandungnya. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka

janin tersebut akan mengalami kurang gizi dan lahir dengan berat badan rendah

yang mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan

berikutnya

Krisis ekonomi diIndonesia yang terjadi pada tahun 1998-2000 telah

menjadikan asupan zat gizi ibu hamil dari masyarakat kurang mampu khususnya

menurun secara signifikan dan menjadikan mereka mengalami Kurang Energi

Kronis (KEK) yang didefinisikan dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm.

Meskipun tidak ada penelitian khusus yang mendokumentasikan efek dan krisis

ekonomi terhadap outcome kehamilan, tetapi penelitian yang dilakukan akhir-

akhir ini menunjukkan dengan jelas bahwa bayi yang lahir dari ibu-ibu yang

mengalami KEK mempunyai rata-rata berat badan lahir 2.568 gram atau 390,9

gram lebih rendah dibandingkan rata-rata berat badan lahir bayi yang lahir dari

ibu-ibu yang tidak mengalami KEK. Ibu Hamil yang mengalami KEK mempunyai

risiko melahirkan bayi dengan BBLR 5kali lebih besar dibandingkan ibu hamil

yang tidak KEK (Mustika2004).

Tingginya angka kurang gizi pada ibu hamil ini mempunyai kontribusi

terhadap tingginya angka BBLR diIndonesia yang diperkirakan mencapai 350.000

bayi setiap tahunnya (Depkes, 2004). Anemia merupakan masalah kesehatan lain

yang paling banyak ditemukan pada ibu hamil. Kurang lebih 50% atau 1 diantara

2 ibu hamil diIndonesia menderita anemia yang sebagian besar karena kekurangan

zat besi. Konsekuensi lain dari anemia pada ibu hamil adalah tingginya risiko

melahirkan bayi premature dan bayi BBLR. Selain KEK dan anemia defisiensi

Page 33: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

39

besi, ibu hamil juga rawan terhadap kekurangan zat gizi lain seperti vitamin A,

yodium, dan zinc. Kekurangan zat-zat gizi ini secara bersama-sama akan

membawa dampak yang lebih serius baik bagi ibunya maupun bagi bayi yang

dikandungnya.

Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah umumnya akan

mengalami kehidupan masa depan yang kurang baik. Bayi BBLR mempunyai

risiko lebih tinggi untuk meninggal dalam lima tahun pertama kehidupan. Mereka

yang dapat bertahan hidup dalam lima tahun pertama akan mempunyai risiko

lebih tinggi untuk mengalami hambatan dalam kehidupan jangka panjangnya.

Bagi bayi non BBLR, pada umumnya mereka mempunyai status gizi saat lahir

yang kurang lebih sama dengan status gizi bayi dinegara lain. Akan tetapi seiring

dengan bertambahnya umur, disertai dengan adanya asupan zat gizi yang lebih

rendah dibandingkan kebutuhan serta tingginya beban penyakit infeksi pada awal-

awal kehidupan maka sebagian besar bayi Indonesia terus mengalami penurunan

status gizi dengan puncak penurunan pada umur kurang lebih 18-24 bulan. Pada

kelompok umur inilah prevalensi balita kurus (wasting) dan balita pendek

(stunting) mencapai tertinggi (Hadi, 2001).

Setelah melewati umur 24 bulan, status gizi balita umumnya mengalami

perbaikan meskipun tidak sempurna.

Balita yang kurang gizi mempunyai risiko meninggal lebih tinggi

dibandingkan balita yang tidak kurang gizi. Kekurangan gizi pada balita ini

meliputi kurang energy dan protein serta kekurangan zat gizi seperti vitamin A,

zat besi, yodium dan zinc.

Page 34: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

40

Masa balita menjadi lebih penting lagi oleh karena merupakan masa yang

kritis dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Terlebih

lagi 6 bulan terakhir masa kehamilan dan dua tahun pertama pasca kelahiran

merupakan masa emas dimana sel-sel otak sedang mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang optimal. Gagal tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada

masa-masa emas ini akan berakibat buruk pada kehidupan berikutnya yang sulit

diperbaiki. Anak yang menderita kurang gizi (stunted) berat mempunyai rata-rata

IQ 11 point lebih rendah dibandingkan rata-rata anak-anak yang tidak stunted

(UNICEF, 1998 dikutip oleh Hadi, 2005).

Masalah kurang gizi lain yang dihadapi anak usia balita adalah kekurangan

zat gizi mikro seperti vitamin A, zat besi, yodium dan sebagainya. Lebih dan 50%

anak balita mengalami defisiensi vitamin A subklinis yang ditandai dengan

serum retinol <20 mcg/dl (Hadi, 2000) dan satu diantara dua (48.1%) dari mereka

menderita anemia kurang zat besi (SKRT, 2001). Seperti telah diketahui bahwa

anak-anak yang kurang vitamin A meskipun pada derajat sedang mempunyai

risiko tinggi untuk mengalami gangguan pertumbuhan, menderita beberapa

penyakit infeksi seperti campak ,dan diare.

Sebagai akibat lebih lanjut dari tingginya angka BBLR dan kurang gizi

pada masa balita dan tidak adanya pencapaian perbaikan pertumbuhan (catch-up

growth) yang sempurna pada masa berikutnya, maka tidak heran apabila pada usia

sekolah banyak ditemukan anak yang kurang gizi. Lebih dari sepertiga (36,1%)

anak usia sekolah di Indonesia tergolong pendek ketika memasuki usia sekolah

yang merupakan indikator adanya kurang gizi kronis. Prevalensi anak pendek ini

Page 35: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

41

semakin meningkat dengan bertambahnya umur dan gambaran ini ditemukan baik

pada laki- laki maupun perempuan.(Depkes, 2004).

Gagal tumbuh antar generasi ibu hamil yang mengalami kurang gizi

mempunyai risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan ibu

hamil yang tidak menderita kurang gizi. Apabila tidak meninggal pada awal

kehidupan, bayi BBLR akan tumbuh dan berkembang dengan tingkat

pertumbuhan dan perkembangan lebih lambat, terlebih lagi apabila mendapat ASI

Ekslusif yang kurang dan makanan pendamping ASI yang tidak cukup. Oleh

karena itu bayi BBLR cenderung besar menjadi balita dengan status gizi yang

lebih jelek. Balita yang kurang gizi biasanya akan mengalami hambatan

pertumbuhan juga terutama apabila konsumsi makanannya tidak cukup dan pola

asuh tidak benar. Oleh karena itu balita kurang gizi cenderung tumbuh menjadi

remaja yang mengalami gangguan pertumbuhan dan mempunyai produktivitas

yang rendah. Jika remaja ini tumbuh dewasa maka remaja tersebut akan

menjadi dewasa yang pendek dan apabila itu wanita maka jelas wanita

tersebut akan mempunyai risiko melahirkan bayi BBLR lagi, dan seterusnya

(Hadi, 2005).

3. Program Gizi yang Berhubungan dengan Upaya Perbaikan Gangguan

Pertumbuhan Anak

Program perbaikan gizi merupakan bagian integral dari program kesehatan

yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut, program

perbaikan gizi harus dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan. Hal

ini dilakukan

Page 36: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

42

Melalui suatu rangkaian upaya terus menerus mulai dari perumusan

masalah, penetapan tujuan yang jelas, penentuan stategi intervensi yang tepat

sasaran, identifikasi kegiatan yang tepat serta adanya kejelasan tugas pokok dan

fungsi institusi yang berperan di berbagai tingkat administrasi.

Upaya perbaikan gizi di Indonesia secara nasional telah dilaksanakan

sejak tiga puluh tahun yang lalu. Upaya yang dilakukan difokuskan untuk

mengatasi masalah gizi utama yaitu: Kurang Energi Protein (KEP), Kurang

Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Gangguan Akibat Kurang

Yodium (GAKY) melalui intervensi yang mencakup penyelenggaraan posyandu

dengan pemantauan pertumbuhan, pemberian suplemen gizi (melalui pemberian

kapsul vitamin A dosis tinggi dan tablet besi), fortifikasi garam beryodium,

pemberian makanan tambahan termasuk Makanan Pendamping Air Susu Ibu

(MP-ASI), tatalaksana gizi buruk (Depkes RI, 2010). Upaya tersebut telah

berhasil menurunkan keempat masalah gizi utama namun penurunannya dinilai

kurang cepat. Adapun program penanggulangan ke empat masalah gizi tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Penanggulangan Kurang Energi dan Protein (KEP)

KEP merupakan suatu bentuk masalah gizi yang termasuk dalam kategori

kurang gizi yang disebabkan oleh berbagai faktor, terutama faktor makanan

yang tidak memenuhi kebutuhan anak akan energi dan protein serta karena

infeksi, yang berdampak pada penurunan status gizi anak dari bergizi baik atau

normal menjadi bergizi kurang atau buruk. Untuk mengetahui ada tidaknya KEP

pada anak perlu dilakukan pengukuran keadaan atau status gizi anak (Minarto,

2011).

Page 37: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

43

Upaya-upaya yang dilakukan berkaitan dengan penanggulangan masalah

gizi kurang antara lain penyelenggaraan posyandu dengan pemantauan

pertumbuhan, pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan tambahan termasuk

MP-ASI serta tatalaksana gizi buruk yang akan dibahas sebagai berikut:

1) Program Pemantauan Pertumbuhan

Pemantauan pertumbuhan anak dapat dilakukan melalui penimbangan

berat badan dan tinggi badan atau panjang badan yang dapat dilakukan baik di

posyandu maupun diluar posyandu. Kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap

bulan. Tujuan dari pemantauan pertumbuhan adalah untuk menentukan apakah

anak tumbuh secara normal atau mempunyai masalah pertumbuhan atau ada

kecenderungan masalah gangguan pertumbuhan yang perlu ditangani.

Anak yang mempunyai masalah pertumbuhan atau kecenderungan

mengalami masalah gangguan pertumbuhan dicari faktor penyebabnya agar dapat

dilakukan tindakan mengatasi atau memecahkan faktor-faktor yang menyebabkan

gangguan pertumbuhan tersebut. Menilai pertumbuhan jika tidak didukung oleh

tindak lanjut yang sesuai tidak dapat meningkatkan status gizi dan kesehatan anak.

Hasil pemantauan dinilai melalui indikator D/S, K/S dan N/D. Indikator

D/S digunakan untuk mengetahui partisipasi masyarakat terhadap kegiatan

posyandu, indikator K/S untuk mengetahui cakupan program penimbangan dan

indikator N/D untuk mengetahui keberhasilan program.

Masalah yang berkaitan dengan kunjungan posyandu antara lain

tersedianya dana operasional untuk menggerakkan kegiatan posyandu,

tersedianya sarana dan prasarana serta bahan penyuluhan belum memadai,

pengetahuan kader masih rendah dan kemampuan petugas dalam pemantauan

Page 38: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

44

pertumbuhan serta konseling masih lemah, masih kurangnya pemahaman

keluarga dan masyarakat akan manfaat posyandu serta masih terbatasnya

pembinaan kader (Minarto, 2011).

2) Program ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja kepada bayi sejak

dilahirkan selama 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman lain, kecuali

obat, vitamin dan mineral. Menurut Lancet (2010) yang dikutip oleh Depkes RI

(2013), pemberian ASI Eksklusif dapat menurunkan angka kematian bayi sebesar

13% dan dapat menurunkan prevalensi balita pendek.

Upaya perbaikan gizi melalui penerapan pemberian ASI Eksklusif telah

diamanatkan melalui Undang-undang No. 36 tahun 2009 bahwa bayi berhak

mendapatkan ASI Eksklusif dan Peraturan Pemerintah RI No. 33/2012

menyebutkan bahwa Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota bertanggungjawab dalam pemberian ASI Eksklusif. Selain itu,

untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif pemerintah melalui Kementerian

Kesehatan RI telah menetapkan program Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan

Menyusui (10 LMKM) dan melatih tenaga konselor untuk memberikan konseling

dan penyuluhan kepada ibu menyusui. Dengan adanya tenaga konselor ini

diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu dalam pemberian ASI karena

ASI merupakan makanan terbaik bayi.

3) Program Tatalaksana Gizi Buruk

Gizi buruk terjadi akibat dari kekurangan gizi tingkat berat, yang bila tidak

ditangani secara cepat, tepat dan komprehensif dapat mengakibatkan kematian.

Perawatan gizi buruk dilaksanakan dengan pendekatan tatalaksana anak gizi

Page 39: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

45

buruk rawat inap di Puskesmas Perawatan, Rumah Sakit dan Pusat Pemulihan

Gizi (Terapheutic Feeding Center) sedangkan Gizi buruk tanpa komplikasi di

lakukan perawatan rawat jalan di Puskesmas, Poskesdes dan Pos Pemulihan Gizi

berbasis masyarakat (Community Feeding Centre/CFC).

Kenyataan di lapangan, kasus gizi buruk sering ditemukan terlambat dan

atau ditangani tidak tepat. Hal ini terjadi karena belum semua Puskesmas terlatih

untuk melaksanakan tatalaksana gizi buruk. Selain itu kurangnya ketersediaan

sarana dan prasana untuk menyiapkan formula khusus untuk balita gizi buruk,

serta kurangnya tindak lanjut pemantauan setelah balita pulang ke rumah

(Minarto, 2011).

b. Penanggulangan Kurang Vitamin A (KVA)

Vitamin A merupakan vitamin yang larut dalam lemak. Ada 3 fungsi

vitamin A dalam tubuh yaitu fungsi dalam proses melihat, fungsi dalam

metabolisme umum dan fungsi dalam proses reproduksi. Hubungan vitamin A

dengan pertumbuhan dalam fungsinya sebagai metabolisme umum yang berkaitan

dengan metabolisme protein. Pada defesiensi vitamin A terjadi hambatan

pertumbuhan. Dasar hambatan pertumbuhan ini karena hambatan sintesa protein.

Gejala ini tampak terutama pada anak-anak (balita), yang sedang ada dalam

periode pertumbuhan yang sangat pesat. Sintesa protein memerlukan vitamin A

sehingga pada defisiensi vitamin ini terjadi hambatan sintesa protein yang pada

gilirannya menghambat pertumbuhan (Sediaoetama, 2000).

Salah satu program pemerintah untuk menanggulangi masalah kurang

vitamin A adalah dengan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi. Kategori dan

ambang batas status gizi anak berdasarkan standar baku World Health

Page 40: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

46

Organization - National Center for Health Statistic (WHO - NCHS) dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks

Indeks Kategori Status

Gizi Ambang Batas (Z-Score)

Berat Badan menurut Umur (BB/U) Anak umur 0-60 bulan

Gizi Buruk < -3 SD Gizi Kurang -3SD sampai dengan<-2SD Gizi Baik -2SD sampai dengan2 SD

Gizi Lebih >2 SD Panjang badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi badan menurut Umur (TB/U) Anak umur 0-60 bulan

Sangat Pendek < -3 SD Pendek -3 SD sampai dengan<-2SD Normal -2 SD sampai dengan2 SD Tinggi >2 SD

Berat Badan menurut Panjang Badan atau Berat Badan menurut Tinggi Badan(BB/TB) Anak umur 0-60 bulan

Sangat Kurus <-3 SD Kurus -3 SD sampai dengan<-2SD Normal -2 SD sampai dengan 2 SD Gemuk >2 SD

Sumber:KemenkesRI, 2011

D. Gangguan Pertumbuhan (Gizi Kurang)

1. Faktor-faktor Penyebab Gizi Kurang

a. Sikap Ibu Terhadap Makanan

Faktor risiko yang terbukti berpengaruh terhadap kejadian gizi kurang dan

gizi buruk adalah sikap ibu terhadap makanan yang buruk dengan OR 6,98,

artinya ibu yang mempunyai balita 12-59 bulan mempunyai risiko menderita gizi

kurang dan gizi buruk sebesar 6,98 kali lebih besar bila dibandingkan dengan ibu

yang mempunyai balita gizi baik.

Kejadian gizi kurang dan gizi buruk berkaitan dengan sikap ibu terhadap

makanan. Sikap terhadap makanan berarti juga berkaitan dengan kebiasaan

makan, kebudayaan masyarakat, kepercayaan dan pemilihan makanan. Budaya

Page 41: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

47

adalah daya dari budi yang berupa cipta, karya dan karsa.Budaya berisinorma-

norma sosial yakni sendi-sendi masyarakat yang berisi sanksi dan hukuman-

hukumannya yang dijatuhkan kepada golongan bilamana yang dianggap baik

untuk menjaga kebutuhan dan keselamatan masyarakat itu dilanggar.Norma-

norma itu mengenai kebiasaan hidup, adat istiadat, atau tradisi-tradisi hidup yang

dipakai secara turun temurun (Yudi H, 2007).

b. Sanitasi Lingkungan

Sanitasi lingkungan buruk terbukti sebagai faktor risiko kejadian gizi

kurang dan gizi buruk pada balita dengan OR 5,03, artinya ibu yang mempunyai

balita gizi kurang dan gizi buruk mempunyai risiko 5,03 kali untuk menderita gizi

kurang dan gizi buruk bila dibandingkan dengan ibu yang mempunyai balita gizi

baik.

Kesehatan lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam

penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan proses tumbuh

kembangnya. Sanitasi lingkungan yang buruk akan menyebabkan anak balita akan

lebih muda terserang penyakit infeksi yang akhirnya dapat mempengaruhi status

gizi anak.

Sanitasi lingkungan erat kaitannya dengan ketersedian air bersih,

ketersedian jamban, jenis lantai rumah, serta kebersihan peralatan makanan,

kebersihan rumah, pencahayaan, ventilasi.Makin tersediannya air bersih untuk

betuhan sehari-hari, maka makin kecil risiko anak terkena penyakit kurang gizi

(Soekirman, 2000).

Page 42: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

48

c. Pola Asuh Makan Terhadap Gizi Kurang

Pola asuh makan merupakan faktor risiko kejadian gizi kurang.Orangtua

memiliki tingkat kontrol yang tinggi terhadap lingkungan dan pengalaman anak-

anak mereka.Pengasuhan yang baik adalah ibu memperhatikan frekuensi dan jenis

makanan yang dikonsumsi oleh anaknya agar kebutuhan zat gizinya terpenuhi.

Setiap orangtua memiliki praktik pengasuhan yang berbeda tergantung dari

budaya masing-masing, sehingga pengasuhan makanan ini dianggap sebagai

strategi perilaku tertentu untuk mengontrol apa saja yang dikonsumsi anak dan

berapa banyak yang dikonsumsi anak ketika mereka makan.

Disamping itu, menu makanan yang disajikan dalam satu minggu

cenderung tidak bervariasi yang dapat menimbulkan kejenuhan pada balita dan

sifat pilih-pilih makanan.Balita yang tidak terbiasa dengan variasi makanan lokal

dapat menyebabkan balita menjadi pilih-pilih makanan sehingga pemenuhan zat

gizi lainnya menjadi kurang.Kekurangan zat gizi yang berlangsung secara

terusmenerus inilah yang dapat menyebabkan balita kehilangan beratnya.

Hal ini sejalan dengan penelitian Zulfita (2013) yang menyatakan bahwa

pola asuh makan merupakan faktor risiko gizi kurang, dimana balita dengan pola

asuh makan yang kurang, berisiko 4,297 kali menderita gizi kurang dibandingkan

dengan balita yang ibunya memberikan pola asuh yang baik (95% CI: 1,413 –

13,08) dengan nilai p<0,05. Disamping itu, hasil penelitian Syukriawati (2011)

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang antara pola asuh makan dengan gizi

kurang pada balita dengan hasil uji statistik yaitu nilai p value sebesar 0,042

(p<0,05).

Page 43: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

49

d. Penyakit Infeksi Terhadap Gizi Kurang

Penyakit infeksi dalam penelitian ini merupakan faktor risiko namun tidak

bermakna signifikan.Hal ini dikarenakan sebagian besar penyakit infeksi yang

pernah diderita oleh balita adalah ISPA dengan kategori bukan pneumonia yaitu

berupa demam, batuk mapun flu.Selain itu, ketika balitanya sakit, orangtua balita

langsung membawa balitanya berobat ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan

pertolongan pertama sehingga balitanya cepat sembuh.

Infeksi memainkan peran utama dalam etiologi gizi karena infeksi

mengakibatkan peningkatan kebutuhan dan pengeluaran energi tinggi, nafsu

makan rendah, kehilangan unsur hara akibat muntah, diare, pencernaan yang

buruk, rendahnya penyerapan dan pemanfaatan zat gizi, serta gangguan

keseimbangan metabolisme.

Penelitian ini sejalan dengan, penelitian Glenn et al. (2014) dalam

penelitiannya mengemukakan bahwa risiko balita yang menderita infeksi adalah

2,81 kali lebih tinggi mengalami gizi kurang dan tidak memiliki makna yang

signifikan (ρ=0,18 atau ρ>0,05).

Page 44: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

50

Gambar 4. Penyebab Masalah Gizi

Menurut UNICEF (1998)

2. Beberapa Hal Lain Yang Mendorong Terjadinya Gangguan gizi

Penyebab langsung gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan

anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang

mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka. Faktor yang

secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak

Balita antara lain sebagai berikut:

Status Gizi

Asupan Gizi

Infeksi Penyakit

Penyebab Langsung

Penyebab tidak Langsung

Masalah Utama

Masalah Dasar

Ketersediaan Pangan Tingkat Rumah

Perilaku Asuhan Ibu dan

Pelayanan Kesehatan

Krisi Politik

Kemiskinan, Pendidikan Rendah Ketersediaan

Page 45: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

51

a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan .

b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan

d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu

e. Sosial Ekonomi

3. Pencegahan Gizi Kurang Pada Balita

a. Pencegahan Primer

Pencegahan ini untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat

atau mencegah oarng yang sehat menjadi sakit (Budiarto, 2002). Pencegahan ini

ditujukan untuk masyarakat umum, yaitu (Widodo, 2009) :

1) Memberikan KIE mengenai gizi kurang dan gizi buruk, termasuk gejala-gejala

serta komplikasi yang akan timbul.

2) Menyarankan anggota keluarga untuk mengonsumsi makanan yang bergizi

seperti pada Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang berisi 13 pesan,

antara lain : makanlah makanan yang beraneka ragam setiap hari, makanlah

makanan yang mengandung cukup energi, untuk sumber energi upayakan agar

separuhnya berasal dari makanan yang mengandung zatkarbohidrat komplek,

upayakan agar sumber energi dari minyak dan lemak tidak lebih dari

seperempat dari energi total yang anda butuhkan, gunakan hanya garam

beryodium untuk memasak sehari-hari, makanlah banyak makanan yang kaya

akan zat besi, berikan hanya air susu ibu untuk bayi sampai usia 4 bulan,

biasakan makan pagi setiap hari, minum air bersih dan sehat dalam jumlah

yang cukup, berolah raga dengan teratur untuk menjaga kebugaran badan,

hindarilah minuman beralkohol, makanlah makanan yang dimasak dan/atau

Page 46: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

52

dihidangkan dengan bersih dan tidak tecemar, dan bacalah selalu label pada

kemasan makanan.

3) Memberikan penjelasan mengenai cara penanganan gizi kurang atau gizi

buruk dengan perubahan sikap dan perilaku anggota keluarga. Bukan saja

makanan yang harus diperhatikan, tetapi lingkungan sekitar juga harus

diperhatikan untuk mencegah penyakit infeksi yang dapat menyebabkan nafsu

makan berkurang.

4) Usahakan mengikuti program kesehatan yang ada setiap bulan di puskesmas

atau di puskesmas pembantu desa.

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan ini untuk orang yang telah sakit agar sembuh, menghambat

progesifitas penyakit, menghindarkan komplikasi, dam mengurangi

ketidakmampuan, yaitu (Budiarto, 2002) :

1) Deteksi dini sekiranya penderita atau anggota keluarga yang lain terjangkit

penyakit yang disebabkan oleh kurangnya gizi dalam jangka waktu yang

panjang. Misalnya, melakukan penimbangan berat badan.

2) Mendapatkan pengobatan sedini mungkin. Pengobatan yang awal dan tepat

dapat mengurangi morbiditas dan meningkatkan produktivitas semua anggota

keluarga.

c. Pencegahan tersier

Upaya pencegahan ini terus diupayakan selama orang yang menderita

belum meninggal dunia, yaitu (Budiarto, 2002):

1) Apabila penderita mengalami sakit lain, sebaiknya secepatnya dilakukan

pemeriksaan dan pengobatan.

Page 47: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

53

2) Rehabilitasi sosial diberikan kepada penderita dan anggota keluarga. Bagi

penderita ditumbuh kembalikan kepercayaan dirinya agar bisa bergaul dengan

yang lain.

4. Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan

menjadi 3 kebutuhan dasar :

a. Kebutuhan fisik biomedis (Asuh)

Meliputi :

1) Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting

2) Perawatan kebutuhan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI,

penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit, dll.

3) Papan/pemukiman yang layak.

4) Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan

5) Sandang.

6) Kesegaran jasmani, rekreasi, dll.

b. Kebutuhan emosi/kasih sayang (Asih)

Kasih sayang dari orangtuanya (ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat

(boding) dan kepercayaan dasar (basic trust). Hubungan yang erat dan selaras

antara ibu/pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk

menjamin tumbuh kembang yang selaras, baik fisik, mental, maupun

psikososial.

c. Kebutuhan akan stimulasi mental (Asah)

Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan

pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (asah) ini mengembangkan

Page 48: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

54

berkembangan mental psikososial, kecerdasan, keterampilan, kemandirian,

kreativitas, agama, kepribadian, moral etika, produktivitas dan sebagainya.

d. Pemeriksaan Yang dilakukan

1) Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP).

Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan anak meliputi gangguan

pertumbuhan fisik.

2) Gangguan Pertumbuhan Fisik Gangguan pertumbuhan fisik meliputi

gangguan pertumbuhan di atas normal dan gangguan pertumbuhan di

bawah normal. Pemantauan berat badan menggunakan KMS (Kartu

Menuju Sehat) dapat dilakukan secara mudah untuk mengetahui pola

pertumbuhan anak. Menurut Soetjiningsih (2003) bila grafik berat badan

anak lebih dari 120% kemungkinan anak mengalami obesitas atau

kelainan hormonal. Sedangkan, apabila grafik berat badan di bawah

normal kemungkinan anak mengalami kurang gizi, menderita penyakit

kronis, atau kelainan hormonal. Lingkar kepala juga menjadi salah satu

parameter yang penting dalam mendeteksi gangguan pertumbuhan dan

perkembangan anak. Ukuran lingkar kepala menggambarkan isi kepala

termasuk otak dan cairan serebrospinal. Lingkar kepala yang lebih dari

normal dapat dijumpai pada anak yang menderita hidrosefalus,

megaensefali, tumor otak ataupun hanya merupakan variasi normal.

Sedangkan apabila lingkar kepala kurang dari normal dapat diduga anak

menderita retardasi mental, malnutrisi kronis ataupun hanya merupakan

variasi normal. Deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan

pendengaran juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya

Page 49: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

55

gangguan yang lebih berat. Jenis gangguan penglihatan yang dapat diderita

oleh anak antara lain adalah maturitas visual yang terlambat, gangguan

refraksi, juling, nistagmus, ambliopia, buta warna, dan kebutaan akibat

katarak, neuritis optik, glaukoma, dan lain sebagainya. (Soetjiningsih,

2003). Sedangkan ketulian pada anak dapat dibedakan menjadi tuli

konduksi dan tuli sensorineural. Menurut Hendarmin (2000), tuli pada

anak dapat disebabkan karena faktor prenatal dan postnatal. Faktor

prenatal antara lain adalah genetik dan infeksi TORCH yang terjadi selama

kehamilan. Sedangkan faktor postnatal yang sering mengakibatkan

ketulian adalah infeksi bakteri atau virus yang terkait dengan otitis media.

5. Status Gizi Balita

Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh

keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut

dapat dilihat dari variable pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi baadan atau

panjang badan. Pengeluaran energi dan protein lebih banyak dibandingkan

pemasukan maka akan terjadi kekurangan energi protein, dan jika berlangsung

lama akan timbul masalah yang dikenal KEP berat atau gizi buruk (Depkes,

2000).

Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat

gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan

secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan

fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum

(Almatsir, 2001).

Page 50: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

56

Status gizi dapat dilihat dari variabel pertumbuhan yaitu berat badan,

tinggi badan atau panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan panjang

tungkai. Jika keseimbangan tadi terganggu, misalnya pengeluaran energi protein

lebih banyak dibandingkan pemasukan maka akan terjadi gizi kurang akibat

kekurangan energi protein dan jika berlangsung lama akan timbul masalah yang

dikenal dengan gizi kurang. (Marmi, 2012).

a. Pemenuhan Nutrisi pada Balita

Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang

keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Zat gizi yang

mencukupi pada anak harus dimulai sejak dalam kandungan, yaitu dengan

pemberian nutrisi yang cukup memadai pada ibu hamil. Setelah lahir, harus

diupayakan pemberian ASI secara eksklusif, yaiutu pemberian ASI saja sampai

anak berumur 4-6 bulan. Sejak berumur 6 bulan sudah waktunya anak diberikan

makanan tambahan atau makanan pendamping ASI. Pemberian makanan

tambahan ini penting untuk melatih kebiasaan makan yang baik dan untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat pada masa balita dan

prasekolah, karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi

adalah sangat pesat, terutama pertumbuhan otak.

Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya energi

dan protein. Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama kurang lebih 100-

120 kkal/kg berat badan. Untuk tiap 3 bulan pertambahan umur, kebutuhan energi

turun kurang lebih 10 kkal/kg berat badan. Energi dalam tubuh diperoleh terutama

dari zat gizi karbohidrat, lemak dan juga protein. Protein dalam tubuh merupakan

sumber asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun, yaitu untuk

Page 51: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

57

pertumbuhan dan pembentukan protein dalanm serum, mengganti sel-sel yang

rusak, memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh, serta sebagai sumber

energi.

Ada beberapa hal yang perlu dihindari bagi anak agar makannya tidak

berkurang, seperti membatasi makanan yang kurang menguntungkan, misalnya

cokelat, permen, kue-kue manis, karena dapat membuat kenyang sehingga nafsu

makan berkurang. Menghindari makanan yang merangsang seperti pedas dan

terlalu panas, menciptakan suasana makan yang tentram dan menyenangkan,

memilih maknan dengan nilai gizi tinggi,memperhatikan kebersihan perorangan

dan lingkungan, tidak memaksa anak untuk makan serta tidak menghidangkan

porsi makanan terlalu banyak.

Dibawah ini terdapat beberapa makanan yang dianjurkan untuk balita :

1) Makanan pendamping untuk balita dapat berupa tepung beras atau beras

merah yang dimasak dengan cairan, kaldu daging, susu formula atau air.

2) Makanan pendamping lainnya selain bubur adalah buah-buahan yang

dihaluskan dengan blender, seperti buah pepaya, pisang, apel, melon, dan

alpukat.

3) Sayur-sayuran dan kacang-kacangan juga dapat dijadikan makanan

pendamping balita dengan cara direbus dan dihaluskan dengan blender.

Sebaiknya ketika diblender, bahan makanan pendamping bita ini ditambah

kaldu atau air matang supaya lebih halus. Sayuran dan kacang-kacangan

tersebut adalah kacang polong, kacang merah, wortel, tomat, kentang, labu

kuning dan kacang hijau.

Page 52: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

58

4) Makanan pendamping balita pun dapat berupa daging pilihan yang tidak

mengandung lemak dan diblender.

5) Makanan pendamping lainnya juga bisa berupa ikan yang diblender, yaitu

ikan yang tidak berduri (ikan salmon, fillet ikan kakap, dan gindara).

Penyebab status nutrisi kurang pada anak :

a) Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun

kualitatif

b) Hiperaktivitas fisik/istirahat yang kurang

c) Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi.

d) Strees emosi yang menyebabkan menurunnya nafsu makan

b. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan

Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan

pekerjaan tubuh memperoleh energi dari makanan yang dimakan dan energi yang

dimakan ini terdapat sebagai energi kimia yang dapat diubah menjadi energi

bentuk lain. Bentuk energi yang berkaitan dengan proses-proses biologi adalah

energi kimia, energi mekanik, energi panas dan energi listrik (Budiyanto, 2004).

Angka Kecukupan Gizi (Recommended Dietary Allowance) merupakan

rekomendasi asupan berbagai nutrien esensial yang perlu dipertimbangkan

berdasarkan pengetahuan ilmiah agar asupan nutrien tersebut cukup memadai

untuk memenuhi kebutuhan gizi pada semua orang yang sehat. AKG

mencerminkan asupan rata-rata sehari yang harus dikonsumsi oleh populasi dan

bukan merupakan kebutuhan perorangan (Hartono, 2006).

Page 53: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

59

c. Penilaian status gizi

Untuk menentukkan status gizi seseorang atau kelompok populasi

dilakukan denggan interpretasi informasi dari hasil metode penilaian status gizi :

penilaian makanan, antropometri, laboratorium atau biokimia dan klinis (Gibson,

2005).

Menurut SK penentuan gizi menggunakan persen , secara umum

klasifikasi status gizi balita yang digunakan secara resmi adalah :

Tabel 2 Penilaian Status Gizi

INDEKS STATUS GIZI AMBANG BATAS

Berat badan menurut umut (BB/U)

Gizi lebih > +2 SD Gizi baik >= -2 SD sampai +2 SD

Gizi kurang < -2 SD sampai >=-3 SD Gizi buruk < -3 SD

Tinggi badan menurut umur (TB/U)

Normal > = -2 SD Pendek (stunted) < -2 SD

Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

Gemuk > + 2 SD Normal > = -2 SD sampai +2SD Kurus < -2 SD sampai >= -3 SD

Kurus sekali < -3 SD Sumber (Gibson, 2005).

6. Penatalaksanaan Terhadap Gangguan Pertumbuhan

a. Pemberian Terapi Modisco

Modisco” adalah singkatan dari Modified Dried Skimmed Milk and

Coconut Oil, merupakan minuman padat energi bernilai gizi tinggi, mudah

dicerna, mudah dibuat sertadapat diolah dalam beraneka ragam resep makanan

dan minuman, sangat bermanfaat untuk penderita kurang gizi. Modisco pertama

kali ditemukan oleh May dan Whitehead pada tahun 1973.Modisco merupakan

makanan atau minuman bergizi tinggi yang pertama kali dicobakan pada anak-

anak yang mengalami gangguan gizi berat di Uganda (Afrika) dengan hasil yang

Page 54: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

60

sangat memuaskan.Tujuan dari Modisco ini adalah untuk membantu mempercepat

peningkatan berat badan. Pertama kali dikenal di Indonesia dengan nama Modisco

½, Modisco I, Modisco II, dan Modisco III. (nellyrela, 2018)

b. Keuntungan dari susu Modisco

1) Mengandung tinggi energi dan tinggi protein

2) Mudah dicerna

3) Dapat meningkatkan berat badan lebih cepat

4) Porsinya kecil sehingga memudahkan anak untuk menghabiskan

c. Cara Pembuatan Modisco

Modifikasi dilakukan dengan pertimbangan ketersediaan bahan local

selera, daya cerna, kebutuhan kalori serta tingkat KEP sendiri.Modisto dibagi

menjadi 4 macam yaitu Modisco 1∕2 , I, II, dan III.

Resepnya sebagai berikut :

MODISCO 1∕2

Bahan :

1) Susu bubuk (susu Full Cream/Skim) : 10 gr

2) Gula Pasir : 5 gr

3) Minyak biji kapas kelapa/jagung margarin : 2,3 gr

4) Kalori : 80 kalori

Cara membuat :

Susu Skim, gula dan minyak/margarin diaduk sampai rata, lalu

ditambahkan dengan air sedikit demi sedikit sambil terus diaduk hingga cairan

larut. Disaring dan dimasukkan dalam gelas kemudian diminum dalam keadaan

hangat.

Page 55: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

61

MODISCO I

Bahan :

1) Susu bubuk(susu full cream/skim) : 10 gr

2) Gula pasir : 5 gr

3) Minyak biji kapas kelapa/jagung/margarin : 4,6 gr

4) Kalori : 100 kalori

5) Cara membuat : sama dengan modisco 1∕2

MODISCO II

Bahan :

1) Susu bubuk (susu full cream/skim) : 10 gr

2) Gula pasir : 5 gr

3) Minyak biji kapas/kelapa/margarin : 5,6 gr

4) Kalori : 120 kalori

Cara membuat :

Susu skim, gula, dan 1∕2 bagianair dingin sampai rata, lalu terus diaduk

hingga cairan rata dan ditambahkan minyak/margarine dan 1∕2bagian air panas

dan diaduk sampai larut. Di saring dan dimasukkan dalam gelas, kemudian

diminum dalam keadaan hangat.

MODISCO III

Bahan :

1) Susu bubuk (susu full cream/skim) : 12 gr

2) Gula pasir : 7 gr

3) Minyak biji kapas kelapa/jagung/margarine : 5,5 gr

4) Kalori : 140 kalori

5) Cara membuat : sama dengan Modisco II

Page 56: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

62

E. Gangguan Perkembangan

Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan,

sehingga setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan

merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang

dipengaruhinya. Perkembangan fase awal meliputi beberapa aspek kemampuan

fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial, dan bahasa. Perkembangan pada

fase awal ini akan menentukan perkembangan fase selanjutnya. Kekurangan pada

salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek lainnya.

Untuk menilai perkembangan anak banyak instrumen yang dapat

digunakan. Salah satu instrumen skrining/pemeriksaan perkembangan anak

menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP).Tujuan

skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk

mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.Jadwal skrining

KPSP rutin pada umur 3,6,9,12,15,18,21,30,36,42,48,54,60,66,dan 72 bulan.

Skrining/pemeriksaan KPSP dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK,

dan petugas PADU terlatih.Alat/instrument yang digunakan adalah formulir KPSP

menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan

perkembangan yang telah dicapai anak.Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan. yang

digunakan lagi adalah alat bantu pemeriksaan berupa : pensil, kertas, bola sebesar

tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah,kismis, kacang

tanah, potongan biscuit kecil berukuran 0,5-1 cm.

Interpretasi hasil KPSP jumlah jawaban ‘Ya’ 9/10 berarti perkembangan

anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S).jumlah jawaban ‘YA’ 7/8 berarti

Page 57: TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pertumbuhan Dan Perkembanganrepository.poltekkes-tjk.ac.id/786/5/BAB II.pdf · A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan 1. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan

63

perkembangan anak meragukan (M). jumlah jawaban “Ya” 6 atau kurang berarti

kemungkinan ada penyimpangan (P).

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur

dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat dipakai

sebagai hasil proses kematangan. Tahap perkembangan menurut Kemenkes RI

(2012) pada balita usia 12 bulan :

1) Anak mencari anda atau mengharapkan anda kembali.

2) Anak mencoba mengambil pensil itu kembali ketika kita ambil secara

perlahan-lahan.

3) Anak dapat berdiri selama 30 detik dengan berpegangan kursi/meja.

4) Anak dapat mengatakan 2 suku kata misalnya “ma-ma” “pa-pa”

5) Anak dapat mengangkat badannya keposisi berdiri tanpa bantuan anda.

6) Anak menunjukan sikap malu-malu saat bertemu dengan orang yang belum

dikenal.

7) Anak dapat megambil benda kecil seperti kacang atau kismis diantara ibu jari

dan jari lainnya.

8) Anak dapat duduk sendiri tanpa bantuan.

9) Anak dapat menirukan 2-3 kata yang telah kita ucapkan.

10) Anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang ia pegang.