5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigi 2.1.1 Definisi Gigi Gigi merupakan salah satu aksesoris atau kelengkapan dalam mulut yang memiliki struktur bervariasi dan banyak fungsi (Muttaqin, 2010). Gigi (dentis) merupakan alat bantu yang berfungsi alam proses mastikasi ( pengunyahan) dan berbicara (Syaifuddin, 2012). Selain itu berfungsi sebagai keindahan wajah (estetis) (jingga, Setyawan, & Yuliawati, 2019). Makanan yang masuk dalam mulut dalam bentuk partikel besar akan diubah dalam mulut dalam bentuk pertikel kecil yang dapat ditelan tanpa menimbulkan tersedak. Proses ini merupakan proses mekanis pertama yang tejadi saat mengonsumsi makanan dan akan dibantu dengan saliva agar tekstur makanan yang dikunyah lebih lembut (Syaifuddin, 2012). 2.1.2 Bagian-Bagian Gigi Manusia semasa hidupnya dilengkapi dengandua set gigi (gigi susu atau gigi sulung dan gigi permanent) (Sodikin, 2011). Gigi susu akan 10mulai tumbuh pada usia enam bulan dan biasanya akan tumbuh keseluruhan 20 gigi susu hingga usia dua tahun dan akan tanggal pada usia kanak-kanak (Scanlon & Sanders, 2007). Gigi memilki komponen berikut : a. Email Email atau enamel adalah suatu jaringan mengalami proses mineralisasi yang sangat tinggi yang menutupi seluruh mahkota gigi (Achmad, 2015). Email merupakan lapisan gigi paling luar yang dibentuk oleh sel-sel ameloblas. Email memiliki permukaan yang paling keras dibandingkan seluruh bagian gigi yang dan memiliki daya tahan yang lebih lama terhadap pembusukan dibandingkan
19
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Gigi
2.1.1 Definisi Gigi
Gigi merupakan salah satu aksesoris atau kelengkapan dalam mulut yang
memiliki struktur bervariasi dan banyak fungsi (Muttaqin, 2010). Gigi (dentis)
merupakan alat bantu yang berfungsi alam proses mastikasi ( pengunyahan) dan
berbicara (Syaifuddin, 2012). Selain itu berfungsi sebagai keindahan wajah
(estetis) (jingga, Setyawan, & Yuliawati, 2019). Makanan yang masuk dalam
mulut dalam bentuk partikel besar akan diubah dalam mulut dalam bentuk pertikel
kecil yang dapat ditelan tanpa menimbulkan tersedak. Proses ini merupakan
proses mekanis pertama yang tejadi saat mengonsumsi makanan dan akan dibantu
dengan saliva agar tekstur makanan yang dikunyah lebih lembut (Syaifuddin,
2012).
2.1.2 Bagian-Bagian Gigi
Manusia semasa hidupnya dilengkapi dengandua set gigi (gigi susu atau
gigi sulung dan gigi permanent) (Sodikin, 2011). Gigi susu akan 10mulai tumbuh
pada usia enam bulan dan biasanya akan tumbuh keseluruhan 20 gigi susu hingga
usia dua tahun dan akan tanggal pada usia kanak-kanak (Scanlon & Sanders,
2007). Gigi memilki komponen berikut :
a. Email
Email atau enamel adalah suatu jaringan mengalami proses mineralisasi yang
sangat tinggi yang menutupi seluruh mahkota gigi (Achmad, 2015). Email
merupakan lapisan gigi paling luar yang dibentuk oleh sel-sel ameloblas. Email
memiliki permukaan yang paling keras dibandingkan seluruh bagian gigi yang
dan memiliki daya tahan yang lebih lama terhadap pembusukan dibandingkan
6
bagian gigi lainnya (Scanlon & Sanders, 2007). Email terdiri dari 97% zat
anorganik (terutama kalsium fosfat) yang akan memberikan perlindungan pada
gigi, namun akan tererosi oleh bakteri yang bersifat asam dalam mulut dan akan
menyebabkan terjadinya karies gigi (Sloane, 2012). Pada gigi sulung (gigi susu),
memiliki email yang lebih tipis (Achmad, 2015).
b. Dentin
Dentin merupakan bagian gigi yang keras yang berwarna putih kekuningan
yang menyusun bagian terbesar dari gigi (Ahmad, 2015). Dentin terletak di bawah
email yang dibentuk oleh sel odontoblas (Scanlon & Sanders, 2007). Kedalaman
dentin pada gigi susu lebih kecil (Achmad, 2015).
c. Sementum
Sementum terletak di bagian akar gigi (Sloane, 2012). sementum merupakan
bahan tulang yang disekresikan oleh sel-sel yang terletak pada membran
periodental, yang membatasi ruang gigi. Bila gigi tepapar dengan kuman yang
banyak, lapisan sementum menjadi lebih tebal dan kuat. Ketebalan tersebut
meningkat seiring dengan pertambahan usia (Guyton, 2008).
d. Pulpa
Pada ruang atau rongga pulpa, berisi pulpa gigi yang menjalar ke saluran akar.
Pulpa tersebut mengandung pembuluh darah dan saraf (Sloane, 2012).
7
2.1.3 Tahap Pertumbuhan Gigi
Gigi susu atau gigi sulung pertama akan mulai tumbuh pada usia kurang
dari enam bulan (anatar usia 4-6 bulan) dan paling lambat antara 20-26 bulan.
Munculnya gigi susu sebelum waktunya disebut prematur sedangkan yang
tumbuh lambat disebut retardasi. Pertumbuhan keseluruhan 20 gigi susu biasanya
selesai pada usia dua tahun (Scanlon & Sanders, 2007). Gigi yang 20 buah
tersebut, yaitu 10 gigi atas dan 10 gigi bawah (Maulani, 2005). Seiring dengan
bertambahnya usia, gigi sulung akan tanggal secara otomatis pada masa kanak-
kanak dan selanjutnya akan digantikan oleh gigi permanen. Gigi permanen (gigi
tetap) ini akan tumbuh pada usia 6-8 tahun hingga berjumlah lengkap, yaitu
terdiridari 32 buah gigi yang terdiri dari gigi insisivus, kaninus, premolar, dan
molar. Susunannya sama dengan gigi susu ditambah dengan geraham premolar
sebanyak 12 buah, merupakan penyempurna dari gigi susu (Syaifuddin, 2012).
Gigi molar pertama akan tumbuh pada usia sekitar enam tahun (Scanlon &
Sanders, 2007).
2.1.4 Cara Pemeliharaan Kesehatan Gigi
Supaya anak terhindar dari penyakit gigi apalagi diusia sekolah atau
prasekolah, maka dianjurkan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Menyikat gigi secara baik, benar dan teratur
Menyikat gigi yang baik dan benar adalah menyikat gigi yang
dilakukandengan menggunakan cara yang dapat membersihkan seluruh
permukaan gigi tanpa mencederai jaringan lunak dalam mulut serta dilakukan
secara berurutan dari satu sisi kesisi yang lainnya secara teratur. Adapun frekuensi
dan waktu menyikat gigi sebaiknya dilakukan paling sedikit dua kali sehari, pagi
setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
Cara menyikat gigi :
Untuk membersihkan gigi bagian depan atas (digerakkan dari atas ke bawah,
gerakan sikat dengan arah ke atas ke bawah atau memutar).
Untuk membersihkan gigi bagian samping, gerakan sikat dengan arah ke atas ke
bawah atau memutar.
8
1. Gerakan ke depan ke belakang dapat dilakukan untuk membersihkan
bagian pengunyahan gigi.
2. Bagian dalam dan belakang gigi dapat dibersihkan dengan cara
menggerakkan sikat ke atas ke bawah.
3. Supaya tidak mencederai jaringan lunak dalam mulut (gusi dan pipi),
maka dianjurkan untuk memakai sikat gigi yang kehalusan bulunya
sedang, tidak terlalu keras tetapi juga tidak terlalu lunak. Sikat gigi yang
baik :
- Bulu sikat dak terlalu keras danti dak terlalu lembut
- Harus dapat menjangkau seluruh permukaan gigi
- Permukaan bulu sikat rata, tangkainya lurus, kepala sikat dak terlalu berat,
ujungnya mengecil
b. Menghindari Makanan yang Manis dan Lengket
Anak-anak dianjurkan untuk menghindari makan makanan yang manis dan
lengket, karena makanan yang manis dapat diubah oleh bakteri menjadi asam
yang dapat merusak lapisan gigi. Makanan yang bersifat lengket dikhawatirkan
akan tinggal lama dalam mulut sehingga kemungkinan terjadinya asam akan lebih
besar. Apabila anak-anak tidak dapat meninggalkan kebiasaannya dalam
mengkonsumsi makanan manis dan lengket ini, dianjurkan untuk segera
membersihkan gigi dan mulutnya setelah mengkonsumsi makanan tersebut
minimal dengan cara berkumur-kumur.
c. Mengkonsumsi Makanan yang Bergizi Seimbang
Diperlukan asupan nutrisi bagi anak-anak karena dapat mempengaruhi
perkembangan gigi pada anak.
9
2.2 Karies Gigi
2.2.1 Definisi Karies Gigi
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan
jaringan yang dimulai dari permukaan gigi pit, fissure dan daerah interproximal
meluas kearah pulpa (Tarigan, 2013). Karies terjadi bukan disebabkan karena satu
kejadian saja seperti penyakit menular lainnya tetapi disebabkan serangkaian
proses yang terjaddi selama beberapa kurun waktu, karies dinyatakan sebagai
penyakit multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab
terbentuknya karies (Ozdemir, 2014).
Karies gigi adalah penyakit pada email, dentin, dan sementum yang
menyebabkan demineralisasi progresif dari komponen yang mengalami perusakan
komponen organik dengan pembentukan lubang pada gigi (Adams, 2014). Karies gigi
adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi, penyakit ini menyebabkan
gigi berlubang (Muttaqin, 2011). Karies gigi merupakan penyakit kronis yang umum
terjadi pada usia prasekolah, disebabkan oleh adanya interaksi antara bakteri
khususnya streptoccus mutans dan makanan manis-manis pada enamel gigi.
2.2.2 Etiologi Karies Gigi
Karies gigi (gigi busuk) terjadi karena proses erosif yang menghancurkan
enamel gigi dan kemudian menginvasi pulpa gigi, hal tersebut menyebabkan rasa
tidak nyaman dan terkadang gigi perlu dicabut. Penyebab utama dari pembusukan
tersebut adalah bakteri dari partikel makanan yang tertinggal pada gigi (Rosdahl,
2015). Selain itu, masih banyak lagi faktor penyebab terjadinya karies gigi,
diantaranya :
a. Faktor didalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses
terjadinya karies gigi antara lain :
Karies gigi dikatakan sebagai penyakit multifaktor. Etiologi multifaktorial terjadi
karena adanya interaksi karena 3 faktor utama dan satu faktor tambahan :
mikroorganisme, substrat, host (gigi dan saliva) dan waktu (Haq & Susilaningrum,
2012).
10
a. Mikroorganisme
Mikroorganisme sangat berperan dalam menyebabkan karies. Strain tertentu
streptococcus, actabacillus, dan actinomyces bersifat kariogenik. Kuman-kuman
ini memetabolisme hidrat arang dan menghasilkan asam. Steptococcus mutans
merupakan bakteri kariogenik yang paling penting, kuman ini memetabolisme
sukrosa hingga menghasilkan asam laktat yang akan menurunkan PH sekeliling
gigi, saat PH turun dibawah 5,5, maka ion kalsium akan mulai meninggalkan
enamel gigi. Proses ini deminerasisasi (Putri, 2015). Lingkungan yang cocok bagi
bakteri untuk berkembang biak adalah pada saat aliran saliva berkurang dan
kontak antara plak dan substrat meningkat.
b. Substrat
Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi.
Masing-masing bakteri dapat beradaptasi untuk memetabolisme masing-masing
hidrat arang (Sodikin, 2011). Sisa-sisa makanan dalam mulut (karbohidrat)
merupakan substrat yang difermentasikan oleh bakteri untuk mendapatkan energi.
Sukrosa dan glukosa dimetabolismekan sedemikian rupa sehingga terbentuk
polisakarida intrasel dan ektsrasel sehingga bakteri melekat pada permukaan gigi
(Ramayanti & Purnakarya, 2013).
Substrat meliputi sukrosa, fruktosa, dan glukosa dan jenis karbohidrat lain
yang bisa difermentasikan mempunyai peran penting terhadap inisiasi dan
perkembangan proses karies, tetapi diantara ketiganya sukrosa merupakan
substrat yang paling penting (Sodikin, 2011). Sukrosa menyebabkan keseimbangan
proporsi bakteri dalam mulut terganggu. Lingkungan yang cocok bagi bakteri
kariogenik untuk berkembang biak adalah ketika saliva dalam rongga mulut
berkurang dan kontak antara plak gigi dengan substrat meningkat (Zafar,
Harnekar, & Siddiqi, 2006).
c. Gigi yang rentan
Kerentanan sebuah gigi tergantung pada status gizi selama proses
perkembangan gigi dan hereditas seseorang (Sodikin, 2011). Proses perkembangan
yang dimaksud salah satunya pada masa bayi. Permasalahan yang sering
ditemukan pada usia tersebut adalah mulut botol (bottle mouth). Mulut botol
pada bayi yang menyusu merupakan masalah serius pada gigi yang terjadi ketika
11
bayi meminum susu atau ASI yang menggunakan botol yang disanggah
menggunakan selimut atau handuk saat akan tidur (Potter & Perry, 2012).
Permasalahan pada gigi muncul disebabkan karena lamanya kontak dengan gula
yang terkandung dalam susu dengan gigi yang sedang tumbuh (Potter & Perry,
2012).
Morfologi setiap gigi manusia berbeda-beda, permukaan oklsal gigi
memilki lekuk dan fisur yang bermacam-macam dengan kedalaman yang berbeda
pula. Gigi dengan lekukan yang dalam merupakan daerah yang sulit dibersihkan
menyebabkan plak dengan mudah akan tertimbun dan pada akhirnya akan
menyebabkan terjadinya karies (Ramayanti & Purnakarya, 2013). Penimbunan
plak merupakan peristiwa awal timbulnya karies (Guyton, 2008). Karies gigi sering
terjadi pada permukaan gigi yang spesifik baik pada gigi susu maupun gigi
permanen. Gigi susu akan mudah mengalami karies pada permukaan yang halus
sedangkan pada gigi permanen sering terjadi pada permukaan pit dan fisur
(Ramayanti & Purnakarya, 2013). Penimbunan plak merupakan peristiwa awal
timbulnya karies (Guyton, 2008).
Karies gigi sering terjadi pada permukaan gigi yang spesifik baik pada gigi
susu maupun gigi permanen. Gigi susu akan mudah mengalami karies pada
permukaan yang halus sedangkan pada gigi permanen sering terjadi pada
permukaan pit dan fisur (Ramayanti & Purnakarya, 2013).
d. Saliva
Kelenjar ludah (saliva) merupakan kelenjar yang menyekresi larutan mukus ke
dalam mulut serta sebagai pelumas makanan agar menjadi lebih lebih lunak dan
memudahkan makanan di telan ( Syaifuddin, 2012). Saliva juga merupakan cairan
untuk remineralisasi yang cukup baik yang berfungsi protektif dan sebagai
pertahanan utama terhadap kuman patogen, serta mempertahankan flora
normal dalam rongga mulut. Oleh karenanya saliva memberi pengaruh besar
dalam pencegahan karies (Putri, 2015).
12
I. Faktor Predisposisi
a. Mulut Botol (Bottle Mouth)
Mulut botol (Bottle Mouth) pada bayi yang menyusu merupakan masalah yang
serius ketika bayi meminum susu atau minuman manis lain dengan botol yang
disanggah handuk atau selimut saat akan tidur. Erosi enamel gigi, lubang yang dalam
dan gigi tanggal terjadi akibat lamanya mulut kontak dengan gula dalam susu dan jus
pada gigi yang sedang tumbuh. Mulut botol pad bayi yang menyusu dapat
mempengaruhi penampilan, mengunyah, kebiasaan makanan, dan perkembangan bicara
(Rosdahl, 2014). Pemberian susu pada anak menjelang tidur akan berisiko mengalami