6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Luka Bakar 2.1.1 Definisi Luka Bakar Luka bakar merupakan kerusakan pada kulit yang disebabkan oleh berbagai sumber non-mekanik seperti zat kimia, listrik, panas, sinar matahari atau radiasi nuklir (Murray & Hospenthal, 2008). Luka bakar adalah sebuah trauma hasil dari terpapar zat kimia, api, radiasi atau karena aliran listrik. Perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh manusia menimbulkan efek-efek secara fisiologis, bahkan pada beberapa kasus mengakibatkan kerusakan pada jaringan secara irreversible. Tingkat keparahan luka bakar bervariasi dari kehilangan bagian kecil dari lapisan kulit paling luar sampai dengan yang parah melibatkan seluruh sistem tubuh. Perawatan luka bakar juga bervariasi dari mulai yang sederhana sampai dengan cara pendekatan invasive, multi system dan inter disiplin pada lingkungan yang aseptik di sebuah unit luka bakar (LeMone, Burke, & Bauldoff, 2016). 2.1.2 Klasifikasi Luka Bakar Berdasarkan kedalaman luka bakar Menurut (Rahayuningsih, 2012) 1. Luka bakar derajat I (super facial partial-thickness) Luka bakar derajat pertama adalah setiap luka bakar yang di dalam proses penyembuhan tidak meninggalkan jaringan parut. Luka bakar derajat pertama tampak sebagai suatu daerah yang berwarna kemerahan, terdapat gelembung-gelembung yang ditutupi oleh daerah putih, epidermis yang tidak mengandung pembuluh darah dan dibatasi oleh kulit yang berwarna merah serta hiperemis. Luka bakar derajat pertama ini hanya mengenai epidermis dan biasanya sembuh dalam 5-7 hari, misalnya tersengat matahari. Luka
15
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Luka Bakar 2.1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Luka Bakar
2.1.1 Definisi Luka Bakar
Luka bakar merupakan kerusakan pada kulit yang disebabkan oleh
berbagai sumber non-mekanik seperti zat kimia, listrik, panas, sinar
matahari atau radiasi nuklir (Murray & Hospenthal, 2008).
Luka bakar adalah sebuah trauma hasil dari terpapar zat kimia, api,
radiasi atau karena aliran listrik. Perpindahan energi dari sumber panas ke
tubuh manusia menimbulkan efek-efek secara fisiologis, bahkan pada
beberapa kasus mengakibatkan kerusakan pada jaringan secara
irreversible. Tingkat keparahan luka bakar bervariasi dari kehilangan
bagian kecil dari lapisan kulit paling luar sampai dengan yang parah
melibatkan seluruh sistem tubuh. Perawatan luka bakar juga bervariasi dari
mulai yang sederhana sampai dengan cara pendekatan invasive, multi
system dan inter disiplin pada lingkungan yang aseptik di sebuah unit luka
bakar (LeMone, Burke, & Bauldoff, 2016).
2.1.2 Klasifikasi Luka Bakar
Berdasarkan kedalaman luka bakar Menurut (Rahayuningsih, 2012)
1. Luka bakar derajat I (super facial partial-thickness)
Luka bakar derajat pertama adalah setiap luka bakar yang di
dalam proses penyembuhan tidak meninggalkan jaringan parut. Luka
bakar derajat pertama tampak sebagai suatu daerah yang berwarna
kemerahan, terdapat gelembung-gelembung yang ditutupi oleh daerah
putih, epidermis yang tidak mengandung pembuluh darah dan dibatasi
oleh kulit yang berwarna merah serta hiperemis.
Luka bakar derajat pertama ini hanya mengenai epidermis dan
biasanya sembuh dalam 5-7 hari, misalnya tersengat matahari. Luka
7
tampak sebagai eritema dengan keluhan rasa nyeri atau hipersensitifitas
setempat. Luka derajat pertama akan sembuh tanpa bekas.
2. Luka bakar derajat II (Deep Partial-Thickness)
Kerusakan yang terjadi pada epidermis dan sebagian dermis,
berupa reaksi inflamasi akut disertai proses eksudasi, melepuh dasar
luka berwarna merah atau pucat, terletak lebih tinggi di atas permukaan
kulit normal, nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi. Luka bakar
derajat II ada dua Menurut (Rahayuningsih, 2012) :
a. Derajat II dangkal (superficial)kerusakan yang mengenai bagian
superficial dari dermis, apendises kulit seperti folikel rambut,
kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh. Luka sembuh dalam
waktu 10-14 hari
b. Derajat II dalam (deep) Kerusakan hampir seluruh bagian dermis.
Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea sebagian masih utuh. Penyembuhan terjadi lebih lama,
tergantung apendises kulit yang tersisa. Biasanya penyembuhan
terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.
3. Luka bakar derajat III (Full Thickness)
Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang
lebih dalam, apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,
kelenjar sebasea rusak, tidak ada pelepuhan, kulit berwarna abu-abu
atau coklat, kering, letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar
karena koagulasi protein pada lapisan epidermis dan dermis, tidak
timbul rasa nyeri. Penyembuhan lama karena tidak ada proses
epitelisasi spontan (Rahayuningsih, 2012).
Berdasarkan kedalaman luka, luka bakar dapat diklasifikasikan
sebagai derajat 1 sampai IV yang uraiannya seperti pada Tabel 2.1.
8
Tabel 2.1 Derajat Luka Bakar
Klasifikasi Kedalaman
luka bakar
Morfologi
luka
Melepuh Sensasi Waktu
Penyembuhan
Derajat I Epidermis Merah tidak ada sangat
nyeri
1 minggu
Derajat II
(superficial
partial
thickness)
epidermis dan
dermis
(superfisial dan
dalam)
merah jambu,
basah, waktu
pengisian
kapiler cepat
Melepuh Sangat
nyeri
2-3 minggu
Derajat III
(deep partial
thickness)
Epidermis,
seluruh dermis,
hingga lemak
subkutan
Pucat, merah
menetap,
waktu
pengisian
kaliper
kurang
Mungkin
melepuh
Nyeri
berkurang
3 minggu, skin
graft, dan
eksisi
Derajat IV
(full
thickness)
Menembus kulit
dan lemak
subkutan,
mencapai otot
dan tulang
Kulit putih
atau coklat
Tidak Tidak Eksisi dan skin
graft
Luas luka bakar dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh
tubuh. Pada orang dewasa digunakan rumus “rule of nine” yaitu luas kepala
dan leher, dada, punggung, pinggang, dan bokong, ekstermitas atas kanan
atau kiri, paha kanan atau kiri, tungkai dan kaki kanan atau kiri masing-
masing mewakili luas 9%, dan sisanya telapak tangan dan genetalia
mewakili luas 1%. Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas
relatif kepala anak lebih besar. Dikenal rumus10 untuk bayi dan rumus 10-
15-20 untuk anak. Pada anak-anak, kepala dan leher mewakili luas 15%,
badan depan dan belakang masing-masing mewakili luas 20%, ekstremitas
atas masing-masing mewakili luas 10%, dan ekstremitas bawah masing-
masing mewakili luas 15% (Sjamsuhidajat, 2013)
2.1.3 Etiologi Luka Bakar
Luka bakar banyak disebabkan karena suatu hal menurut
(Moenadjat, 2009), diantaranya adalah:
1. Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn): gas, cairan, bahan padat
Luka bakar thermal burn biasanya disebabkan oleh air panas
(scald), jilatan api ke tubuh (flash), kobaran api di tubuh (flam), dan
9
akibat terpapar atau kontak dengan objek-objek panas lainnya (logam
panas, dan lain-lain)
2. Luka bakar bahan kimia (Chemical Burn)
Luka bakar kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau alkali
yang biasa digunakan dalam bidang industri militer ataupun bahan
pembersih yang sering digunakan untuk keperluan rumah tangga.
3. Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn)
Listrik menyebabkan kerusakan yang dibedakan karena arus, api,
dan ledakan. Aliran listrik menjalar disepanjang bagian tubuh yang
memiliki resistensi paling rendah. Kerusakan terutama pada pembuluh
darah, khususnya tunika intima, sehingga menyebabkan gangguan
sirkulasi ke distal. Sering kali kerusakan berada jauh dari lokasi kontak,
baik kontak dengan sumber arus maupun grown.
4. Luka bakar radiasi (Radiasi Injury)
Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber
radio aktif. Tipe injury ini sering disebabkan oleh penggunaan radio aktif
untuk keperluan terapeutik dalam dunia kedokteran dan industri. Akibat
terpapar sinar matahari yang terlalu lama juga dapat menyebabkan luka
bakar radiasi.
2.1.4 Patofisiologi Luka Bakar
Pajanan panas yang menyentuh permukaan kulit mengakibatkan
kerusakan pembuluh darah kapiler kulit dan peningkatan permeabilitasnya.
Peningkatan permeabilitas ini mengakibatkan edema jaringan dan
pengurangan cairan intravaskular. Kerusakan kulit akibat luka bakar
menyebabkan kehilangan cairan terjadi akibat penguapan yang berlebihan di
derajat 1, penumpukan cairan pada bula di luka bakar derajat 2, dan
pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat 3. Bila luas luka bakar
kurang dari 20%, biasanya masih terkompensasi oleh keseimbangan cairan
tubuh, namun jika lebih dari 20% resiko syok hipovolemik akan muncul
dengan tanda-tanda seperti gelisah, pucat, dingin, nadi lemah dan cepat,
10
serta penurunan tekanan darah dan produksi urin. Kulit manusia dapat
mentoleransi suhu 44°C (111°F) relatif selama 6 jam sebelum mengalami