BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Kerja 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam diri setiap individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan. Robbins, 2003 mendefinisikan kepuasan kerja sebagai derajat sejauh mana seseorang memihak kepada pekerjaannya, berpartisipasi aktif didalamnya, dan menganggap produktivitasnya penting bagi harga diri. Tiffin (dalam As’ad,2004) berpendapat bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerja sama antara pimpinan dengan sesama karyawan. Kepuasan kerja merupakan respon afektif atau emosional terhadap berbagai segi atau aspek pekerjaan seseorang sehingga kepuasan kerja bukan merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat 8 Pengaruh Karakteristik Individu..., Dimas Kumorojati, FE UMP 2011
47
Embed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Kerjarepository.ump.ac.id/2797/3/DIMAS K. BAB II.pdf · ketidakpuasan kerja karena memiliki rekan kerja yang tidak bisa diajak kerjasama, tidak
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepuasan Kerja
2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja
Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh
kepuasan dari tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja
merupakan hal yang bersifat individual karena setiap individu akan
memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai
yang berlaku dalam diri setiap individu. Semakin banyak aspek dalam
pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi
tingkat kepuasan yang dirasakan.
Robbins, 2003 mendefinisikan kepuasan kerja sebagai derajat
sejauh mana seseorang memihak kepada pekerjaannya, berpartisipasi
aktif didalamnya, dan menganggap produktivitasnya penting bagi harga
diri. Tiffin (dalam As’ad,2004) berpendapat bahwa kepuasan kerja
berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya
sendiri, situasi kerja, kerja sama antara pimpinan dengan sesama
karyawan.
Kepuasan kerja merupakan respon afektif atau emosional
terhadap berbagai segi atau aspek pekerjaan seseorang sehingga
kepuasan kerja bukan merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat
8 Pengaruh Karakteristik Individu..., Dimas Kumorojati, FE UMP 2011
9
relatif puas dengan salah satu aspek pekerjaan dan tidak puas dengan
satu atau lebih aspek lainnya.
Kepuasan Kerja merupakan sikap positif tenaga kerja terhadap
pekerjaannya, yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja.
Penilaian tersebut dapat dilakukan terhadap salah satu pekerjaannya,
penilaian dilakukan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu
nilai-nilai penting dalam pekerjaan. Karyawan yang puas lebih
menyukai situasi kerjanya daripada tidak menyukainya.
Locke mencatat bahwa perasaan-perasaan yang berhubungan
dengan kepuasan dan ketidakpuasan kerja cenderung mencerminkan
penaksiran dari tenaga kerja tentang pengalaman-pengalaman kerja
pada waktu sekarang dan lampau daripada harapan-harapan untuk masa
depan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat dua unsur penting
dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan-
kebutuhan dasar.
Nilai-nilai pekerjaan merupakan tujuan-tujuan yang ingin
dicapai dalam melakukan tugas pekerjaan. Nilai yang ingin dicapai
ialah nilai-nilai pekerjaan yang dianggap penting oleh individu.
Selanjutnya bahwa nilai-nilai pekerjaan harus sesuai atau membantu
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Dapat disimpulkan bahwa
kepuasan kerja merupakan hasil dari tenaga kerja yang berkaitan
dengan motivasi kerja.
Pengaruh Karakteristik Individu..., Dimas Kumorojati, FE UMP 2011
10
Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi seorang individu
adalah jumlah dari kepuasan kerja di kalikan dengan derajat pentingnya
aspek pekerjaan bagi individu. Menurut Locke seorang individu akan
merasa puas atau tidak puas terhadap pekerjaannya merupakan sesuatu
yang bersifat pribadi, yaitu tergantung bagaimana seseorang
mempersepsikan adanya kesesuaian atau pertentangan antara keinginan-
keinginannya dengan hasil keluaran yang ingin didapatnya.
Berdasarkan pengertian kepuasankerja di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian kepuasan kerja adalah sikap positif dari
tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap pekerjaannya
melalui penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa menghargai dalam
mencapai salah satu nilai-nilai penting pekerjaan.
2.1.2 Teori Kepuasan Kerja
Teori kepuasan kerja mencoba mengungkapkan apa yang
membuat sebagian orang lebih puas terhadap suatu pekerjaan daripada
beberapa lainnya. Teori ini juga mencari landasan tentang proses
perasaan orang terhadap kepuasan kerja. Ada beberapa teori tentang
kepuasan kerja yaitu :
Pengaruh Karakteristik Individu..., Dimas Kumorojati, FE UMP 2011
11
a. Two Factor Theory
Teori ini menganjurkan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan
merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda yaitu
motivators dan hygiene factors.
Pada teori ini ketidakpuasan dihubungkan dengan kondisi
disekitar pekerjaan, seperti kondisi kerja, upah, keamanan, kualitas
pengawasan dan hubungan dengan orang lain dan bukan dari
pekerjaan itu sendiri, sehingga faktor mencegah reaksi negatif
dinamakan sebagai hygiene atau maintainance factors.
Sebaliknya kepuasan ditarik dari faktor yang terkait dengan
pekerjaan itu sendiri atau hasil langsung dari sifat pekerjaan,
prestasi dalam pekerjaan, peluang promosi dan kesempatan untuk
pengembangan diri dan pengakuan. Faktor ini berkaitan dengan
tingkat kepuasan kerja tinggi dinamakan motivator.
b. Value Theory
Menurut teori ini kepuasan kerja terjadi pada tingkatan
dimana hasil pekerjaan diterima individu seperti diharapkan.
Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin puas dan
sebaliknya. Kunci menuju kepuasan pada teori ini adalah
perbedaan antara aspek pekerjaan yang dimiliki dengan yang
diinginkan seseorang. Semakin besar perbedaan, semakin rendah
kepuasan orang.
Pengaruh Karakteristik Individu..., Dimas Kumorojati, FE UMP 2011
12
2.1.3 Faktor-Faktor Kepuasan Kerja
Kreitner dan Kinicki (2001), menyebutkan bahwa ada lima
faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja yaitu sebagai berikut :
a. Pemenuhan Kebutuhan (Need Fulfillment)
Kepuasan ditentukan oleh tingkatan karakteristik pekerjaan
memberikan kesempatan pada individu untuk memenuhi
kebutuhannya.
b. Perbedaan (Discrepancies)
Kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan
harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan
apa yang diperoleh individu dari pekerjaannya. Harapan lebih besar
dari apa yang diterima, orang tidak akan puas. Sebaliknya individu
akan puas bila menerima manfaat diatas harapan.
c. Pencapaian Nilai (Value attainment)
Kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan
pemenuhan nilai kerja individual yang penting.
d. Keadilan (Equity)
Kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan
di tempat kerja.
Pengaruh Karakteristik Individu..., Dimas Kumorojati, FE UMP 2011
13
e. Komponen Genetik (Genetic components)
Kepuasan kerja merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik.
Hal ini menyiratkan perbedaan sifat individu mempunyai arti penting
untuk menjelaskan kepuasan kerja disampng karakteristik
lingkungan pekerjaan.
Harold E. Burt (dalam As’ad, 2004) mengemukakan bahwa
ada tiga faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu :
a. Faktor hubungan antar karyawan, antara lain :
1) Hubungan antara manager dengan karyawan
2) Faktor fisis dan kondisi kerja
3) Hubungan sosial diantara karyawan
4) Sugesti dari teman sekerja
5) Emosi dan situasi kerja
b. Faktor Individu, yaitu yang berhubungan dengan :
1) Sikap orang terhadap pekerjaannya
2) Umur orang sewaktu bekerja
3) Jenis kelamin
c. Faktor – faktor luar (extern), yang berhubungan dengan :
1) Keadaan keluarga karyawan
2) Rekreasi
Pengaruh Karakteristik Individu..., Dimas Kumorojati, FE UMP 2011
14
3) Pendidikan (training, up grading dan sebagainya)
Pendapat lain dikemukakan oleh Ghiselli dan Brown (dalam
As’ad, 2004) bahwa ada lima faktor yang menimbulkan kepuasan kerja
yaitu :
a. Kedudukan (posisi)
Umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada
pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada yang
pekerjaannya lebih rendah. Sesungguhnya hal tersebut tidak selalu
benar, tetapi justru perubahan dalam tingkat pekerjaannyalah yang
mempengaruhi kepuasan kerja.
b. Golongan
Seseorang yang memiliki golongan yang lebih tinggi umumnya
memiliki gaji, wewenang, dan kedudukan yang lebih dibandingkan
yang lain, sehingga menimbulkan perilaku dan perasaan yang puas
terhadap pekerjaannya.
c. Umur
Dinyatakan bahwa ada hubungan antara umur dengan kepuasan
kerja, dimana umur antara 25–34 tahun dan umur 40–45 tahun
adalah merupakan umur yang bisa menimbulkan perasaan kurang
puas terhadap pekerjaan.
d. Jaminan finansial dan jaminan sosial
Jaminana finansial dan jaminan sosial umumnya berpengaruh
terhadap kepuasan kerja.
Pengaruh Karakteristik Individu..., Dimas Kumorojati, FE UMP 2011
15
e. Mutu Pengawasan
Kepuasan karyawan dapat ditingkatkan melalui perhatian dan
hubungan yang baik dari pimpinan dengan bawahan, sehingga
karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang
penting dari organisasi kerja.
Faktor – faktor yang memberikan kepuasan kerja menurut
Blum (dalam As’ad, 2004) adalah sebagai berikut :
a. Faktor individual meliputi umur, kesehatan, watak, dan harapan.
b. Faktor sosial meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan
masyarakat, kesempatan berekreasi, kegiatan perserikatan
pekerja, kebebasan berpolitik, dan hubungan bermasyarakat.
c. Faktor utama dalam pekerjaan meliputi upah, pengawasan,
ketentraman kerja, kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju.
Selain itu juga penghargaan terhadap kecakapan, hubungan sosial
didalam pekerjaan, ketepatan dalam menyelesaikan konflik antar
manusia, perasaan diperlakukan adil baik yang menyangkut
pribadi ataupun tugas.
2.1.4 Aspek-Aspek Kepuasan Kerja
Menurut Mobley (dalam Setiawan, 2007) aspek-aspek
kepuasan kerja diantaranya adalah :
Pengaruh Karakteristik Individu..., Dimas Kumorojati, FE UMP 2011
16
a. Aspek pekerjaan meliputi jenis pekerjaan, bobot pekerjaan dan
melibatkan ketrampilan serta kemampuan individu dalam
mengerjakan pekerjaan tersebut.
b. Aspek imbalan merupakan faktor utama untuk mencapai kepuasan
kerja sehingga banyak pihak manajemen dalam upaya
meningkatkan kerja karyawan dengan meningkatkan imbalan kerja.
c. Aspek kepangkatan, kurang atau sedikitnya kesempatan untuk
memperoleh jabatan dan kepangkatan sering dikaitkan dengan
ketidakpuasan karyawan terhadap promosi jabatan atau
kepangkatan yang ada.
d. Aspek pimpinan atau atasan menyangkut hubungan dengan
bawahan atas kebijaksanaannya yang dikaitkan dengan kepuasan
kerja.
e. Aspek rekan kerja, hubungan antara pekerja satu dengan yang lain
berkaitan erat dengan kepuasan kerja. Pekerja yang mengalami
ketidakpuasan kerja karena memiliki rekan kerja yang tidak bisa
diajak kerjasama, tidak menyenangkan dan tidak memuaskan.
Menurut Rabinowitz, dkk (dalam Setiawan, 2007) terdapat 6
aspek untuk mengukur kepuasan kerja karyawan yaitu :
a. Kepuasan terhadap penghargaan.
Terdiri dari gaji dan benefit, dan kesempatan-kesempatan untuk
mencapai kemajuan. Kepuasan terhadap penghargaan sangat erat
Pengaruh Karakteristik Individu..., Dimas Kumorojati, FE UMP 2011
17
kaitannya dengan kepuasan kerja, sehingga perusahaan atau
instansi demi kepuasan kerja karyawannya menambahkan gaji
dan benefit.
b. Kepuasan terhadap situasi kerja.
Terdiri dari tuntutan pekerjaan dan atmosfer kerja kelompok
dengan rekan kerja dan atasan di tempat kerja. Situasi kerja yang
menambahkan pengetahuan dan pengalaman individu dapat
meningkatkan kepuasan kerja.
c. Kepuasan terhadap supervisi dan manajemen.
Merupakan kepuasan terhadap perhatian yang diberikan oleh
atasan dan pihak manajemen. Interaksi tersebut sangat
mempengaruhi kepuasan dan ketidakpuasan karyawan.
d. Kepuasan terhadap komunikasi.
Terjalinnya komunikasi horizontal dan vertikal mengenai
kejelasan tujuan organisasi, sebagaimana perusahaan menerima
masukan atau pendapat karyawan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi.
e. Kepuasan terhadap filsafat dan kebijakan perusahaan.
Sejauhmana nilai dan kepercayaan karyawan sesuai dengan
tujuan perusahaan, perhatian perusahaan terhadap kualitas dan
produktivitas karyawan, merupakan aspek-aspek penting untuk
mencapai kepuasan kerja.
Pengaruh Karakteristik Individu..., Dimas Kumorojati, FE UMP 2011
18
f. Kepuasan terhadap perusahaan dan pekerjaannya.
Meliputi sejauhmana individu mengidentifikasi perusahaannya,
besarnya kontribusi atau sumbangan perusahaannya pada
masyarakat dan nilai intrinsik dari pekerjaan perusahaan tersebut.
Wikipedia menyebutkan lima aspek yang terdapat dalam
kepuasan kerja, yaitu :
a. Pekerjaan itu sendiri (Work It self).
Pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan
bidangnya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta
perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan
pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan
kerja.
b. Atasan (Supervision).
Atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya.
Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman
dan sekaligus atasannya.
c. Teman sekerja (Workers).
Faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan
atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang
berbeda jenis pekerjaannya.
Pengaruh Karakteristik Individu..., Dimas Kumorojati, FE UMP 2011
19
d. Promosi (Promotion).
Faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk
memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
e. Gaji/Upah (Pay).
Faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak
atau tidak.
Wikipedia merumuskan aspek-aspek lain yang terdapat dalam
kepuasan kerja sebagai berikut :
a. Kerja yang secara mental menantang.
Kebanyakan karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi
mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan
kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan
balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini
membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu
kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak
menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi
tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai
kesenangan dan kepuasan.
Pengaruh Karakteristik Individu..., Dimas Kumorojati, FE UMP 2011