Page 1
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Sengon laut (Paraserianthes falcataria ( L.) Nielson).
Sengon laut (P. falcataria (L.) Nielson) dapat dikelompokkan kedalam
famili Leguminoceae dengan sub-famili mimosaidae dan memiliki beberapa nama
lokal. Untuk di Indonesia, sengon dikenal dengan beberapa nama sesuai dengan
tempat tumbuh tanaman yang bersangkutan. di daerah Jawa sengon dikenal
dengan nama jeungjing (sunda) dan sengon laut (jawa), di daerah Maluku dikenal
dengan nama sika, di daerah Sulawesi dikenal dengan nama tedehu pute dan di
Papua dikenal dengan bae/wahagon. Sengon juga memiliki beberapa nama di
negara lain yaitu batai (Perancis, Jerman, Italia, Usa dan Kanada), kayu machis
(Serawak- Malaysia), dan puah (Brunei Darussalam) (Siregar, 2008).
Sengon laut (P. falcataria (L.) Nielson) memiliki nama lokal di Indonesia:
jeungjing, sengon laut (Jawa); tedehu pute (Sulawesi); rare, selawoku, selawaku
merah, seka, sika, sika bot, sikas, tawa sela (Maluku); bae, bai, wahogon, wai,
wikkie (Papua). Nama umum dinegara lain: puah (Brunei); albizia batai,
Indonesia albizia, moluca, paraserianthes, peacock plume, white albizia (Inggris);
kayu machis (Malaysia); white albizia (Papua Nugini); falcata, moluccan sau
(Filipina) (Krisnawati, 2011).
Page 2
7
Sengon laut (P. falcataria (L.) Nielson) adalah tanaman yang termasuk
famili Leguminoceae yang merupakan tanaman asli di Maluku, Papua, Papua
New Guinea, Pulau Solomon dan Taompala (Sulawesi Selatan). Tanaman ini
dibawa oleh Tysmann untuk ditanam di kebun Raya Bogor pada tahun 1871
(Ismail 2008).
Meskipun tanaman sengon tumbuh besar dan berkembang sangat cepat,
namun ternyata tanaman ini berkerabat dekat dengan tanaman kedelai, kacang
hijau, kacang tanah, bengkuang dan sebagainya. tanaman sengon masih satu
famili dengan tanaman-tanaman tersebut (Warisno dan Dahana, 2009).
2.1.1 Sistematika Sengon
Berikut adalah klasifikasi ilmiah dari tanaman sengon (Warisno dan
Dahana, 2009):
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (tanaman vasculer)
Superdivision : Spermatophyta (tanaman berbiji)
Division : Magnoliophyta (tanaman berbunga)
Classis : Magnoliopsida (dikotil)
Subclassis : Rosidae
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae (leguminoceae)
Genus : Paraserianthes
Spesies : Paraserianthes falcataria (L.) Nielson.
Nama ilmiah tanaman sengon adalah P. falcataria (L.) Nielson. namun juga
sering disebut Albizzia falcataria. Kedua nama ilmiah ini dibenarkan secara
Page 3
8
ilmiah, namun P. falcataria (L.) Nielson lebih dianjurkan penggunaannya
(Warisno dan Dahana, 2009).
2.1.2 Morfologi Tanaman Sengon
Morfologi tanaman sengon laut (P. falcataria (L.) Nielson) terdiri dari
batang, daun, bunga, buah, akar dan biji.
A. Batang
Sengon laut (P. falcataria (L.) Nielson) adalah salah satu pohon yang
tercepat pertumbuhannya di dunia. Pada umur 1 tahun dapat mencapai tinggi 7 m
dan pada umur 12 tahun dapat mencapai tinggi 39 m dengan diameter lebih dari
60 cm dan tinggi cabang 10-30 m. diameter pohon yang sudah tua dapat mencapai
1 m, bahkan kadang lebih. batang umumnya tidak berbanir, tumbuh lurus, dan
silindris. pohon sengon memiliki kulit licin, berwarna abu-abu, atau kehijau-
hijauan (Siregar, 2008).
Pohon sengon umumnya berukuran cukup besar dengan tinggi pohon total
mencapai 40 m dan tinggi bebas cabang mencapai 20 m. Diameter pohon dewasa
dapat mencapai 100 cm atau kadang-kadang lebih, dengan tajuk lebar mendatar.
apabila tumbuh ditempat terbuka sengon cenderung memiliki kanopi yang
terbentuk seperti kubah atau payung. pohon sengon pada umumnya tidak berbanir
meskipun di lapangan kadang dijumpai pohon dengan banir kecil. permukaan
kulit batang berwarna putih, abu-abu atau kehijauan, halus, kadang- kadang
sedikit beralur dengan garis-garis lentisel memanjang (Krisnawati, 2011)
B. Daun
Daun sengon, sebagaimana famili Leguminoceae merupakan pakan ternak
Page 4
9
yang sangat baik dan mengandung protein tinggi. jenis ternak seperti sapi, kerbau,
dan kambing menyukai daun sengon tersebut. selain sebagai pakan ternak, daun
sengon yang berguguran akan menjadi pupuk hijau yang baik bagi tanah dan
tanaman disekitarnya. sementara itu, tajuk pohonnya yang berrbentuk perisai serta
pohonnya yang besar dan rindang sudah sejak lama dimanfaatkan sebagai pohon
penaung dibeberapa area perkebunan (Siregar, 2008)
Daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda dengan panjang sekitar 23-
30 cm. Anak daunnya kecil-kecil, banyak dan berpasangan, terdiri dari 15-20
pasang pada setiap sumbu (tangkai), berbentuk lonjong (panjang 6-12mm, lebar
3-5 mm) dan pendek kearah ujung. permukaan daun bagian atas berwarna hijau
pupus dan tidak berbulu sedangkan permukaan daun bagian bawah lebih pucat
dengan rambut-rambut halus (Krisnawati, 2011).
Gambar 2.1 Daun sengon (Siregar, 2008)
Tajuk tanaman sengon berbentuk menyerupai payung yang tidak rimbun
daunnya. daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda, sedangkan anak
daunnya kecil-kecil dan mudah rontok, daunnya yang rontok itu justru cepat
meningkatkan kesuburan tanah. warna daun sengon hijau pupus yang berfungsi
untuk memasak makanan dan sekaligus sebagai penyerap nitrogen (NO2) dan
Page 5
10
karbon doksida (CO2) dari udara bebas. tajuknya berbentuk perisai, jarang dan
selalu hijau. pohon sengon memiliki daun majemuk dengan panjang bisa
mencapai 40 cm. dalam satu tangkai daun terdiri dari 15-25 daun dengan daun
berbentuk lonjong (Siregar, 2008).
C. Bunga
Bunga sengon laut tersusun dalam malai berukuran panjang 12 mm,
berwarna putih kekuningan dan sedikit berbulu, berbentuk seperti saluran atau
lonceng. dapat dilihat pada gambar 2.3. bunganya biseksual, terdiri dari bunga
jantan dan bunga betina (Krisnawati, 2011).
Gambar 2.2 Bunga sengon laut (David , 2017)
Bunga sengon laut berkelamin dua, memiliki panjang 10-15 cm, terletak
aksiler atau di ketiak. bagian tepi kelopak bunga bergerigi, tabung mahkota
berbentuk corang, berwarna putih kekuningan, kelopak dan mahkota masing-
masing berjumlah 5 helai, memiliki satu putik berwarna putih kekuningan, benang
sari yang berjumlah banyak, berwarna putih pada pangkalnya bersatu menjadi
tabung (Orwa et al.,2009).
Perbungaan tanaman sengon laut tersusun dalam bentuk malai. bunganya
kecil sekitar 0,5-1 cm, dan sedikit berbulu. setiap kuntum bunga yang mekar
berisi bunga jantan dan betina. adapun cara penyerbukannya dibantu dengan
perantara angin atau serangga. tanaman sengon biasanya berbunga pada bulan
Page 6
11
maret-Juni dan oktober desember, namun pola ini dapat berubah karena pengaruh
iklim. kondisi iklim, terutama curah hujan, sinar matahari, dan suhu udara
mempengaruhi pembungaan tanaman sengon. tanaman sengon mulai belajar
berbunga pada umur 3 tahun. secara umum bunga sengon berbentuk seperti kupu-
kupu. bunga sengon berkelamin ganda artinya dalam satu bunga terdapat bunga
jantan dan betina namun penyerbukannya merupakan penyerbukan silang bukan
penyerbukan sendiri. (Warisno, 2009).
D. Buah
Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, tidak bersekat-sekat dan
berukuran panjang 10-13 dan lebar 2 cm. setiap polong buah berisi 15-20 biji. biji
sengon berbentuk pipih, lonjong, tidak bersayap, berukuran panjang 6 mm,
berwarna hijau ketika masih muda dan berubah menjadi kuning sampai coklat
kehitaman jika sudah tua, agak keras dan berlilin (Krisnawati, 2011).
Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis dan panjangnya sekitar 6-12 cm.
dapat dilihat pada gambar 2.4. setiap polong buah berisi 15-30 biji. biji tersebut
biasanya terlepas dari polongnya yang terbuka bila masak.
Gambar 2.3 Buah sengon laut (Attayaya, 2006)
Buah sengon berupa buah polong, berbentuk pipih, tipis, lurus dan tidak
bersekat-sekat, buah yang masih mudah berwarna hijau, berubah kuning sampai
coklat setelah masak, panjang buah sekitar 6-12 cm, setiap polong buah berisi 15-
Page 7
12
30 biji. bentuk biji mirip perisai kecil dan jika suda tua biji akan berwarna coklat
kehitaman, keras dan berlilin (Hidayat, 2002).
E. Biji
Biji sengon berbentuk pipih dengan lebar sekitar 3-4 mm dan panjang 6-7
mm. biji sengon termasuk biji ortodok, di mana biji mampu disimpan lama
asalkan kadar airnya rendah (6-8%). Biji sengon memiliki daya kecambah yang
cukup tinggi, hingga mencapai 80% (Warisno, 2009)
Biji berwarna hijau dan ketika sudah tua berwarna coklat tua kekuningan.
biji sengon berbentuk pipih dengan kulit tebal, tidak bersayap, tanpa endosperma
dengan lebar 3-4 mm dan panjang 6-7 mm. pada bagian tengah terdapat garis
melingkar berwarna hijau dan coklat. bentuk bijinya mirip perisai kecil, dan jika
sudah tua biji tersebut berwarna coklat kehitam-hitaman, agak keras dan berlilin.
dapat dilihat pada gambar 2.5 (Siregar, 2008).
Gambar 2.4 Biji Sengon (Putra, 2015).
F. Akar
Akar dari pohon sengon berupa serabut atau sering disebut rambut akar.
akar-akar ini membantu menyerap air dan unsur hara. selain itu, pada akar sengon
juga terdapat bintil akar yang merupakan hasil simbiosis tanaman sengon dengan
Page 8
13
bakteri pengikat nitrogen. dengan adanya bintil akar, tanaman sengon dapat
mengikat nitrogen bebas sendiri. akar sengon relatif menguntungkan
dibandingkan akar pohon lainnya. akar tunggangnya cukup kuat menembus
kedalam tanah. semakin besar pohonnya semakin dalam akar tunggangnya
menembus ke dalam tanah. sementara itu, akar rambutnya tidak terlalu besar,
tidak rimbun atau semrawut, dan tidak menonjol kepermukaan tanah. akar rambut
tersebut justru dimanfaatkan oleh pohon induknya untuk menyimpan zat nitrogen,
oleh karena itu tanah disekitar pohon sengon akan menjadi subur (Warisno, 2009).
Perakaran sengon sebagaimana legum lainnya, mengandung bintil akar atau
nodul akar. bintil akar ini mengandung rhizobium yang dapat mengikat nitrogen
bebas dari udara dan mengubahnya menjadi ammonia (NH3) yang dapat
dimanfaatkan sebagian sumber nitrogen oleh tanaman. (Siregar dan Wulandari
2010).
2.1.4 Ciri Fisik Biji Sengon
Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan bijinya. biji sengon
yang dijadikan benih harus terjamin mutunya. benih yang baik adalah benih yang
berasal dari induk tanaman sengon memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk
fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit.
ciri-ciri penampakan benih sengon yang baik adalah kulit bersih berwarna coklat
tua, ukuran benih maksimum, tenggelam dalam air ketika benih direndam dan
bentuk benih masih utuh.(Anonim, 2005).
Page 9
14
Biji sengon dapat dijadikan benih untuk perbanyakan tanaman. kualitas biji
sengon yang dipilih harus baik. biji sengon yang baik berasal dari induk tanaman
sengon yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, tanaman tegak lurus dan tegar,
bebas dari serangan hama penyakit. berikut beberapa ciri fisik benih sengon yang
baik (Mulyano dan Asmarahman, 2012).
a. Warna benih cokelat tua.
b. Benih berukuran maksimal atau lebih besar.
c. Jika benih direndam, benih akan tenggelam.
d. Bentuk benih utuh dan kulitnya terlihat bersih.
e. Lembaga terlihat masih utuh dan cukup besar.
Benih sengon termasuk benih ortodok karena benih dengan kadar air (KA)
4-8 % yang disimpan dalam ruang dry cold storage (DCS) bersuhu 0-4 ºC dapat
dipertahankan viabilitasnya selama beberapa tahun dengan daya berkecambah
antara 40% sampai 90% , tergantung dari lokasi sumbar benih. benih yang
disimpan dalam botol tertutup selama 1 tahun, daya berkecambahnya masih
tinggi, yaitu antara 70%-95% (Siregar, 2008).
Sengon mulai berbunga pada umur 3 tahun setelah tanam. musim berbunga
dan berbuah bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. kondisi tersebut
menjadikan pemenuhan kebutuhan benih dilakukan menggunakan biji yang
dipanen dari tegakan yang sudah ada. selain itu, masa panen biji sengon di
Indonesia adalah pada bulan Juli - Agustus, sedangkan semai sengon dibutuhkan
sepanjang waktu, sehingga benih yang dikecambahkan tidak selalu benih yang
baru dipanen. keadaan tersebut perlu mendapat perhatian, karena benih yang
Page 10
15
mengalami masa simpan dalam kondisi benih atau lingkungan simpan yang tidak
optimum viabilitasnya akan turun yang ditunjukkan oleh turunnya daya
berkecambah benih (Krisnawati, 2011).
2.1.5 Tipe Perkecambahan Biji Sengon
Sengon merupakan Familia Fabaceae (leguminoceae) yang memiliki kelas
dikotil dan bibit bertipe epigeal. bibit tipe epigeal ini umum terdapat pada
dicotyledonne seperti bean, alfalfa, clovers, kacang kedele, kacang tanah, dan
spesies lainnya termasuk legume. beberapa contoh bibit epigeal dan tahap
pertumbuhannya dilukiskan secara diagramatis pada gambar 2.6 dibawah ini:
Gambar 2.5 Pertumbuhan bibit tipe epigeal (Campbell, 2000)
Tipe perkecambahan epigeal ditandai dengan hipokotil yang tumbuh
memanjang sehingga plumula dan kotiledon terangkat ke atas (permukaan tanah).
kotiledon dapat melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. Contoh
tumbuhan ini adalah kacang hijau, kedelai, bunga matahari dan kacang tanah.
organ pertama yang muncul ketika biji berkecambah adalah radikula. radikula ini
kemudian akan tumbuh menembus permukaan tanah. untuk tanaman dikotil yang
dirangsang dengan cahaya, ruas batang hipokotil akan tumbuh lurus ke
permukaan tanah mengangkat kotiledon dan epikotil. epikotil akan memunculkan
daun pertama kemudian kotiledon akan rontok ketika cadangan makanan di
Page 11
16
dalamnya telah habis (Campbell, 2000).
Tipe perkecambahan epigeal adalah dimana munculnya radikel diikuti
dengan memanjangnya hipokotil secara keseluruhan dan membawa serta
kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah. (Sutopo, 2002).
Tahap pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses
penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplsma.
tahap kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya
tingkat respirasi benih. tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian
bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang
melarutkan dan ditranslokasikan ketitik-titik tumbuh. tahap keempat adalah
asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan didaerah meristem untuk
menghasilkan energi bagi kegiatan pmbentukan komponen dan pertumbuhan sel-
sel baru. tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses
pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik tumbuh. sementara
daun belum dapat berfunsi sebagai organ untuk fotosintesa maka pertumbuhan
kecambah sangat tergantung pada persediaan makanan yang ada dalam biji.
2.1.5 Syarat tumbuh tanaman sengon laut
Sengon laut merupakan tanaman kayu yang termasuk famili Leguminoceae
(Kacang-kacangan). anggota famili ini dikenal dengan kemampuannya hidup di
lahan minus, karena mampu bersimbiosis dengan bakteri pengikat nitrogen
sehingga tidak terlalu membutuhkan nitrogen dari tanah. karena itulah, sengon
laut masih dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang kurang subur (Warisno,
2009).
Page 12
17
Syarat sengon laut (Paraserianthes falcataria (L.) Nelson) dapat tumbuh
dengan baik menurut santoso (1992) adalah:
a. Tanah
Pada dasarnya tanaman sengon dapat tumbuh pada sembarang tanah, baik
ditanah tegalan atau pekarangan maupun tanah-tanah hutan yang baru dibuka.
bahkan ditanah tandus pun sengon laut masih bisa tumbuh. tanaman sengon dapat
tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial dan latosol. tanah-tanah tersebut
bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dan kemasaman tanah sekitar
pH 6-7.
Jika sengon laut ditanam pada tanah yang terlalu basah menyebabkan
mangaan (Mn) tidak dapat terserap tanaman, sehingga bentuk daun sengon akan
kurus kecil. tanaman sengon dapat menjadi kerdil jika pH tanah terlalu masam di
dalamnya. peningkatan pH tanah dapat dilakukan dengan cara pengapuran,
minimal dua bulan ssebelum tanam. kebutuhan kapur sekitar 0,5-1 ton/hektar,
tergantung tingkat kemasamannya.
b. Iklim
Keadaan iklim dapat dirinci sebagai berikut: cahaya matahari, suhu,
kelembaban, dan curah hujan. semua unsur yang termasuk di dalam faktor iklim
ini tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling mempengaruhi.
Sinar matahari berperan sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis
bagi setiap tanaman. jenis sinar yang dibutuhkan adalah sinar putih yang
merupakan gabungan dari sinar merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
proses penyerapan sinar matahari tergantung dari jenis tanamannya. tanaman
Page 13
18
sengon lebih menyukai sinar matahari yang jatuh secara langsung. Dengan
demikian, sebaiknya penanaman sengon pada kebun yang terbuka.
Selain berfungsi sebagai sumber energi, sinar matahari dapat berkaitan
dengan faktor fotoperiodesitas, yakni lamanya penyinaran matahari dalam satu
harinya. sedangkan intensitas penyinaran adalah jumlah kalori dari sinar matahari
yang diterima oleh suatu bidang persatuan luas dan persatuan waktu. akan tetapi
intensitas penyinaran ini bernilai relatif, karena tergantung pada jenis tanamannya.
daun sengon yang berwarna kekuning-kuningan dan ukurannya makin mengecil
misalnya, disebabkan oleh tingkat transpirasi yang lebih tinggi dari pada absorbsi
air oleh akar-akarnya.
Faktor suhu bertalian erat dengan ketinggian letak suatu tempat. secara
teoritis, setiap tanaman memerlukan suhu yang tinggi terutama pada fase
generatif. Akan tetapi suhu yang terlalu tinggi kadang-kadang justru merusak
jaringan tanaman dan menggugurkan daun-daun tanaman.
Sengon laut termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya
memerlukan suhu sekitar 18º-27º celcius. pada dasarnya tanaman sengon ini dapat
tumbuh dimana-mana, mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 1.500 meter
diatas permukaan laut.
Curah hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman, di antaranya
sebagai pelarut zat nutrisi, pembentukan gula dan pati, sarana transpor hara dalam
tanaman, penumbuhan sel dan pembentukan enzim, dan menjaga stabilitas suhu.
Page 14
19
Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yakni 15
hari hujan dalam 4 bulan terkering namun juga tidak terlalu basah.
Kelembapan juga mempengaruhi setiap tanaman. reaksi setiap tanaman
terhadap kelembaban tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. tanaman sengon
membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.
2.1.6 Pemanfaatan sengon laut
Sengon laut (P. falcataria (L.) Nielson) termasuk ke dalam kelompok fast
growing species dengan periode siap panen sekitar 5 tahun. sengon bisa ditanam
sebagai pohon pelindung, tanaman hias, pohon reboisasi dan penghijauan. Kayu
sengon biasa digunakan untuk kayu pertukangan, papan lapisan multipleks, dan
bahan baku pulp. pohon sengon merupakan pohon yang serbaguna, mulai dari
daun hingga perakarannya dapat dimanfaatkan (Mulyana dan Asmarahman,
2012).
Menurut Hartanto (2011), daun sengon bisa digunakan sebagai pakan ternak
yang sangat baik karena mengandung protein tinggi, kayunya banyak diusahakan
untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan dengan berbagai
peruntukannya seperti papan mal, mebel, industri korek api, pensil, papan partikel
dan bahan baku industri pulp kertas.
Sengon laut merupakan jenis pohon yang banyak disukai masyarakat karena
cepat tumbuh, pemeliharaan mudah dan kayunya dapat digunakan untuk beragam
manfaat seperti kayu perkakas, kayu bakar, daunnya untuk pakan ternak serta
pembuatan kompos (Sudomo, 2007).
Page 15
20
Tanaman sengon laut merupakan jenis yang mempunyai manfaat lebih dan
merupakan tanaman yang banyak diminati oleh masyarakat saat ini karena
kualitas kayu sengon laut yang baik dan selain itu merupakan tanaman tropis yang
cepat tumbuh (Andrianto, 2010).
2.2 Dormansi biji
Dormansi yaitu peristiwa dimana benih mengalami masa istirahat
(Dorman). dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda
perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk
melangsungkan proses tersebut. dormansi dapat terjadi pada kulit biji maupun
pada embryo. biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan
kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan
dormansi dan memulai proses perkecambahannya (Elisa, 2009).
Dormansi benih adalah istilah yang digunakan untuk keadaan dimana benih
yang baik tidak bisa berkecambah meskipun berada pada kondisi atau lingkungan
yang sesuai untuk perkecambahan. dormansi benih adalah suatu keadaan dimana
benih tidak mampu berkecambah walaupun kondisi untuk perkecambahan (air,
suhu, komposisi gas, dan cahaya) dalam keadaan optimum. dormansi benih dapat
disebabkan antara lain adanya impermeabilitas kulit benih terhadap air dan gas
(oksigen), embrio yang belum tumbuh secara sempurna, hambatan mekanis kulit
benih terhadap pertumbuhan embrio, belum terbentuknya zat pengatur tumbuh
atau karena ketidak seimbangan antara zat penghambat dengan zat pengatur
tumbuh di dalam embrio (Saleh, 2004). untuk itu diperlukan perlakuan-perlakuan
Page 16
21
khusus yang dapat mematahkan masa dormansi biji agar dapat berkecambah.
upaya perawatan awal pada benih yang ditujukan untuk mematahkan dormansi,
serta mempercepat terjadinya perkecambahan biji yang seragam disebut sebagai
skarifikasi (Ratnasari, 2006).
Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menundah
perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk
melangsungkan proses perkecambahan tersebut (Anonim, 2008).
Menurut Kartasapoetra, (2003), tipe dormansi ada dua yaitu:
a. Dormansi fisik
Dormansi fisik yang menyebabkan pembatasan struktur terhadap
perkecambahan, seperti kulit biji keras dan kedap sehingga air atau gas tidak dapat
masuk. dormansi fisik bisa disebabkan oleh impermeabilitas kulit biji terhadap air,
resistansi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio, dan permeabilitas yang
rendah dari kulit biji terhadap gas-gas.
Tipe dormansi ini yang menyebabkan pembatas struktural terhadap
perkecambahan adalah kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi
penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas pada berbagai jenis tanaman.
b. Dormansi Fisiologis (embrio)
Dormansi fisiologis disebut juga dormansi embrio. embrio yang secara
fisiologis tidak masak dianggap suatu dormansi fisiologis. adanya penghambat
pertumbuhan, defisiensi bahan perangsang pertumbuhan, atau kurangnya
Page 17
22
kesimbangan antara kedua hormon (GA dan Sitokinin) dinyatakan sebagaian
faktor yang menyebabkan dormansi embrio.
Penyebabnya adalah embrio yang belum sempurna pertumbuhannya atau
belum matang. benih-benih demikian memerlukan jangka waktu tertentu agar
dapat berkecambah (penyimpanan). jangka waktu penyimpanan ini berbeda-beda
dari kurun waktu beberapa hari sampai beberapa tahun tergantung jenis benih.
benih-benih ini biasanya ditempatkan pada kondisi temperatur dan kelembaban
tertentu agar viabilitasnya tetap terjaga sampai embrio terbentuk sempurna dan
dapat berkecambah.
2.2.1 Perlakuan Biji Untuk Mematahkan Dormansi
Menurut Utomo (2006), ada beberapa perlakuan untuk mematahkan dormansi
pada benih:
a. Skarifikasi mekanis, yakni melalui penusukan, penggoresan, pemecahan,
pengikiran atau pembakaran dengan bantuan pisau, jarum, kikir,
pembakar, kertas gosok atau lainnya, yang merupakan cara paling efektif
untuk mengatasi dormansi fisik. Permasalahan utama dalam skarifikasi
manual adalah perlu tenaga yang banyak, namun dengan alat pembakar,
seseorang dapat menyelesaikan lebih dari 100 benih/menit.
b. Air panas, mematahkan dormansi fisik pada leguminoceae melalui
tegangan yang menyebabkan pecahnya lapisan macrosclereid, atau
merusak tutup strophiolar. metode ini paling efektif bila benih direndam
dalam air panas. Perubahan suhu yang cepat menyebabkan perbedaan
Page 18
23
tegangan, bukan karena suhu tinggi. bila perendaman terlalu lama panas
dapat diteruskan kedalam embrio sehingga dapat menyebabkan kerusakan.
c. Pemanasan atau pembakaran, suhu panas kering berpengaruh sama dengan
air mendidih terhadap kulit biji buah kering. ketegangan dalam sebagian
luar menyebabkan keretakan sehingga gas dan air dapat menembus.
efektifitas suhu panas kering dan pembakaran ditingkatkan dengan
perubahan suhu yang cepat, misalnya setelah benih diberi perlakuan panas
segera dipindahkan ke air dingin, hal ini juga akan mengurangi resiko
kerusakan embrio karena panas.
d. Perlakuan dengan asam. Larutan asam seperti H2SO4 menyebabkan
kerusakan pada kulit biji dan dapat diterapkan baik pada legum maupun
nonlegum. namun tidak sesuai untuk benih yang mudah menjadi
permeable karena asam akan masuk dan merusak embrio.
2.2.1 Tahapan Perkecambahan
Menurut Sutopo (2004) serangkaian proses perubahan morfologi, fisiologi
dan biokimia yang terjadi selama proses perkecambahan benih ialah :
a. Imbibisi tahapan pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses
penyerapan air oleh benih (imbibisi), melunaknya kulit benih dan hidrasi dari
protoplasma.
b. Tahap kedua dimulai dengan kegiatan – kegiatan sel dan enzim – enzim serta
naiknya tingkat repirasi benih.
Page 19
24
c. Tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan – bahan seperti
karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk – bentuk yang melarut dan
ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh.
d. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di
daerah meristematik untuk menghasilkan energi bagi kegiatan pembentukan
komponen dan pembentukan sel-sel baru.
e. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan,
perbesaran dan pembagian sel – sel pada titik tumbuh. sementara daun belum
dapat berfungsi sebagai fotosintesa maka pertumbuhan kecambah sangat
tergantung pada persediaan makanan yang ada dalam biji.
2.3 Media Tanam
Media tanam merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya sistem
perakaran tanaman. sebagian besar unsur hara mineral dan bahan organik yang
dibutuhkan tanaman diambil dari tanah, karena tanah yang baik harus mempunyai
bahan organik yang tinggi, drainase dan aerasinya bagus dan mengandung unsur
hara mineral yang dibutuhkan tanaman (Endah, 2001).
Jenis media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak selalu sama. di
Asia tenggara, misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media tanam berupa
pecahan batu bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau batang pakis. bahan-
bahan tersebut juga tidak hanya digunakan secara tunggal, tetapi bisa
dikombinasikan antara bahan satu dengan lainnya (Justkie, 2012).
Page 20
25
Media tanam adalah tempat dimana suatu tanaman dapat mendapatkan
nutrisi atau makanan yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang. setiap jenis
tanaman mempunyai karaktristik tersendiri untuk dapat melangsungkan hidup.
agar tanaman dapat tumbuh subur dan baik, maka perlu mengetahui sifat-sifat
tanaman yang akan ditanam dan mempergunakan media yang sesuai (Sukaryorini
dan Arifhin, 2007).
2.3.1 Tanah
Tanah merupakan sistem dispersi tiga fase yang selalu berada dalam
keseimbangan dinamis. ketiga fase tersebut adalah padat, cair dan gas.
pertumbuhan tanaman membutuhkan kondisi material yang optimal, maka
proporsi material harus tepat (Poerwanto, 2003).
Porsi padat pada tanah terdapat dalam bentuk organik dan anorganik, bagian
organik berasal dari hasil dekomposisi organisme, sedangkan bagian anorganik
merupakan residu dari batuan induk hasil pelapukan secara kimia atau fisika. porsi
cair dalam tanah merupakan larutan tanah yang merupakan akibat dari air yang
melarutkan mineral, oksigen dan karbondioksida. bagian gas penting untuk
pertumbuhan tanaman,pada tanah yang memiliki drainase buruk atau tanah
tergenang, air akan menggantikan udara sehingga pertumbuhan akar terganggu
dan menghilangkan mikroorganisme aerobik yang diiginkan (Poerwanto, 2003).
Tanah mempunyai peran untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup
tanaman, seperti memberikan dukungan mekanis, tempat berjangkarnya akar,
menyediakan ruang untuk pertumbuhan dan perkembangan akar, menyediakan
udara (oksigen) untuk respirasi, menyediakan air dan hara, dan sebagai media
Page 21
26
terjadinya interaksi antara tanaman dengan mikroorganisme tanah (Anonim
2007).
Menurut Endah (2013), tanah merupakan salah satu media yang lazim
dijumpai pada setiap penanaman, struktur tanah yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman adalah struktur tanah yang kaya akan unsur hara mineral
yang dibutuhkan tanaman, mempunyai bahan organik yang tinggi, drainase dan
aerasenya bagus.
Tanah yang kaya akan bahan organik memiliki daya serap air yang lebih
lama serta tanah akan lebih bersifat porous. pengunaan kompos dapat memberikan
beberapa manfaat yaitu menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman,
mengeburkan tanah, memperbaiki tekstur dan struktur tanah, meningkatkan
porositas, aerase dan komposisi mikroorganisme tanah, memudahkan
pertumbuhan akar tanaman, daya serap air yang lebih lama pada tanah
(Murbando, 2000).
2.3.2 Pasir
Pasir dapat digunakan sebagai media tanam. media pasir dapat
menggantikan media tanah didalam penanaman suatu benih. pasir mempunyai
pori-pori makro yang lebih banyak dibandingkan dengan tanah liat, sehingga
mudah menjadi basah dan mudah menjadi kering. kohesi dan konsentrasi
(ketahanan partikel terhadap suatu proses pemisahan) pasir sangat kecil, sehingga
mudah terkikis oleh air dan angin. oleh karena itu, penggunaan pasir sebagai
media tanam akan jauh lebih baik bila dikombinasikan dengan bahan-bahan yang
Page 22
27
lain seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan-bahan organik yang sesuai dengan
bahan tanaman (Agustina, 2007)
Pasir sebagian besar tanah yang terdiri atas fraksi pasir kasar dan halus,
mengandung sedikit lempung, berkonsistensi lepas-lepas dan tidak lengkat sama
sekali. pasir dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Pasir lempung yaitu sebagian besar tanah tersusun atas pasir dngan
kandungan lembab untuk menimbulkan konsistensi dan kohesi agak liat
dalam keadaan sangat basah.
2. Lempung pasiran yaitu fraksi pasir masih cukup jelas adanya, keadaan
lembab mudah digumpalkan (Ikhwan, 2002).
Pasir sering digunakan sbagai media tanam alternatif untuk menggantikan
fungsi tanah. sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan
sebagai media tanam untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan
perakaran setek batang tanaman. sifatnya yang sangat cepat kering akan
memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup
umur untuk dipindahkan ke media lain. sementara bobot pasir yang cukup berat
akan mempermudah tegaknya setek batang. selain itu, keunggulan media tanam
pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi
serta drainase media tanam. pasir malang dan pasir bangunan merupakan jenis
pasir yang sering digunakan sebagai media tanam. (Redaksi SP, 2007).
Pasir memiliki kapasitas kelembaban yang sangat rendah dan kandungan
hara rendah (Aurum, 2005). pasir memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori
Page 23
28
makro) maka pasir menjadi mudah terisi air dan cepat kering oleh proses
penguapan. kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir
sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. dengan demikian, media
pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal
tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara
tunggal (Yanuar, 2010).
2.3.3 Arang sekam
Sekam adalah bagian terluar dari butir padi, yang merupakan hasil
sampingan saat proses pengilingan padi dilakukan. Sekitar 20% dari bobot padi
adalah sekam padi dan kurang lebih 15% dari komposisi sekam adalah abu sekam
yang selalu dihasilkan setiap kali sekam dibakar (Komarayati, 2004).
Arang sekam merupakan hasil pembakaran tidak sempurna dari sekam padi
(kulit gabah). warna hitam pada sekam bakar akibat proses pembakaran tersebut
menyebabkan daya serap terhadap panas tinggi sehingga menaikkan suhu dan
mempercepat perkecambahan. sekam bakar mengandung unsur N, P, K dan Ca
masing-masing 0.18%; 0.08%; 0.30% dan 0.14% serta unsur Mg yang besarnya
tidak terukur dan mempunyai pH 6-7 setelah mengalami perendaman selama dua
hari. komposisi sekam bakar terdiri dari SiO2 (52%), C (31%), Fe2O3, K2O,
MgO, Cao dan Cu (dalam jumlah kecil) sehingga sekam bakar memiliki sifat
kimia menyerupai tanah. porositas yang tinggi dapat memperbaiki aerasi dan
drainase media, namun menurunkan kapasitas menahan air pada sekam bakar.
kemampuan menyimpan air pada sekam bakar sebesar 12.3% yang nilainya jauh
Page 24
29
lebih rendah jika dibandingkan dengan pasir yang memiliki kapasitas menyimpan
air sebesar 33.7% (Aurum, 2005).
Penggunaan arang sekam untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi
karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. selain itu, sekam
bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media
tanam ini menjadi gembur, namun, arang sekam cenderung mudah lapuk.
sementara kelebihan sekam mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat
air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman,
dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat
tumbuh dengan sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan
unsur hara. (Suwardi, dkk, 2000).
2.3.4 Kompos
Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari
proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun,
rumput, dan sampah kota. kelebihan dari pengunaan kompos sebagai media
tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui
perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimia, maupun biologis, selain itu, kompos
juga menjadi fasilitatos dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman. (Redaksi PS, 2007)
Kompos merupakan media organik dari hasil pelapukan jaringan atau
bahan-bahan tanaman atau limbah organik pengolahan pabrik atau sampah
organik yang sengaja dibuat manusia, tingkat kandungan hara kompos sangat
Page 25
30
ditentukan oleh bahan dasar, cara pengomposan, dan cara penyimpanan
(Musnamar, 2004).
Menurut Anonim (2009) Kompos ibarat multi-vitamin untuk tanah
pertanian, karena dapat meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran
yang sehat, memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan
organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan
kandungan air tanah. penambahan kompos akan meningkatkan aktivitas mikroba
tanah yang bermanfaat bagi tanaman, diantaranya membantu tanaman untuk
menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat
merangsang pertumbuhan tanaman serta dapat membantu tanaman menghadapi
serangan penyakit.
Kompos berperan sebagai materi humus pengikat kelembaban bila dicampur
dengan tanah, kompos akan menambah bahan organik sehingga dapat
meningkatkan sifat fisik tanah, meningkatkan infiltrasi air, meningkatkan aerasi
tanah, menurunkan erosi, dan menyediakan hara bagi tanaman (Poerwanto, 2003).
Kompos berfungsi untuk meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang
perakaran yang sehat. kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan
kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk
mempertahankan kandungan air tanah. Tanaman yang dipupuk dengan kompos
cenderung lebih baik kualitasnya dari pada tanaman yang dipupuk dengan pupuk
kimia (Wasis dan sandrasari, 2011).
Page 26
31
2. 4 Pupuk Urea
Pupuk urea adalah pupuk yang mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi
unsur nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. unsur
nitrogen di dalam pupuk urea sangat bermanfaat bagi tanaman untuk pertumbuhan
dan perkembangan. manfaat lainnya antara lain pupuk urea membuat daun
tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar. nitrogen juga membantu tanaman
sehingga mempunyai banyak zat hijau daun (klorofil). Dengan adanya zat hijau
daun yang berlimpah, tanaman akan lebih mudah melakukan fotosintesis, pupuk
urea juga mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan
lain-lain). Serta, pupuk urea juga mampu menambah kandungan protein di dalam
tanaman (Suhartono, 2012)
Unsur N dibutuhkan dalam jumlah relatif besar pada setiap tahap
pertumbuhan tanaman, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif, seperti
pembentukan tunas dan perkembangan batang dan daun. Jika terjadi kekurangan
(defisiensien) nitrogen, tanaman tumbuh lambat dan kerdil. daunnya berwarna
hijau muda. sementara itu, daun-daun yang lebih tua menguning dan akhirnya
kering. di dalam tubuh tanaman, nitrogen bersifat dinamis sehingga jika terjadi
kekurangan nitrogen pada bagian pucuk, nitrogen yang tersimpan pada daun tua
akan dipindahkan ke organ yang lebih muda. dengan demikian pada daun yang
lebih tua gejala kekurangan nitrogen akan terlihat lebih awal. sedangkan kelebihan
nitrogen, tanaman tampak terlalu subur, ukuran daun menjadi lebih besar, batang
menjadi lunak dan berair (sukulen) sehingga mudah rebah dan mudah diserang
Page 27
32
penyakit. kelebihan nitrogen juga dapat menunda pembentukan bunga, bahkan
bunga yang telah terbentuk lebih mudah rontok (Novizan, 2002).
Menurut Risnawati (2010) bentuk pupuk nitrogen ada dua macam yaitu
pupuk organik (alam) diantaranya pupuk kandang dan kompos, sedangkan pupuk
anorganik (mineral) seperti amonium fosfat, amonium nitrat, amonium sulfat,
kalsium nitrat, sodium nitrat dan urea. urea adalah senyawa organik yang tersusun
dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2 H4 atau
(NH2)2 CO, urea terbuat dari gas amoniak dan gas asam arang. persenyawaan
kedua zat ini melahirkan pupuk urea yang kandungan N-nya sebanyak 46 %
(Lingga dkk, 2004).
2.4.1 Kegunaan Pupuk Urea
Unsur hara nitrogen yang dikandung dalam pupuk urea sangat besar
kegunaanya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir
hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat penting dalam
proses fotosintesa.
2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan
lain-lain).
3. Menamba kandungan protein tanaman.
4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik pangan, holikultura,
tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan (sutedjo,
2010).
Page 28
33
Unsur nitrogen diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian
vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar. berperan penting dalam hal
pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis, unsur N
berperan untuk mempercepat fase vegetative karena fungsi utama unsur N itu
sendiri sebagai sintesis klorofil. klorofil berfungsi untuk menangkap cahaya
matahari yang berguna untuk pembentukan makanan dalam fotosintesis,
kandungan klorofil yang cukup dapat membentuk atau memacu pertumbuhan
tanaman terutama merangsang organ vegetative tanaman. Pertumbuhan akar,
batang, dan daun terjadi dengan cepat jika persediaan makanan yang digunakan
untuk proses pembentukan organ tersebut dalam keadaan atau jumlah yang cukup
(Purwadi, 2011).