Bab II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum II.1.1 Apartemen II.1.1.1 Pengertian Apartemen An apartment is a self-contained housing unit that occupies only part of a building. Apartments may be owned (by an owner/occupier) or rented by tenants (Hunt, 2000). An apartment building, block of flats or tenement, is a multi-unit dwelling made up of several (generally four or more) apartments (US), or flats (UK). A difference may be an apartment is one of many units on a floor and a flat is the only unit on a given floor. The term apartment building is used regardless of height in North America and the terms residential tower or apartment tower are used in other countries such as Australia (Levy et al, 2009). Dari pengertian apartemen di atas, maka dapat disimpulkan bahwa apartemen adalah sebuah hunian yang dapat dimiliki perorangan atau disewa dan merupakan bagian dari bangunan kumpulan tempat tinggal.
33
Embed
Bab II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00082-AR Bab 2.pdfDari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pusat perbelanjaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Bab II
TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
II.1 Tinjauan Umum
II.1.1 Apartemen
II.1.1.1 Pengertian Apartemen
An apartment is a self-contained housing unit that occupies only
part of a building. Apartments may be owned (by an owner/occupier)
or rented by tenants (Hunt, 2000).
An apartment building, block of flats or tenement, is a multi-unit
dwelling made up of several (generally four or more) apartments (US),
or flats (UK). A difference may be an apartment is one of many units
on a floor and a flat is the only unit on a given floor. The term
apartment building is used regardless of height in North America and
the terms residential tower or apartment tower are used in other
countries such as Australia (Levy et al, 2009).
Dari pengertian apartemen di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
apartemen adalah sebuah hunian yang dapat dimiliki perorangan atau
disewa dan merupakan bagian dari bangunan kumpulan tempat tinggal.
II.1.1.2 Jenis-Jenis Apartemen
Menurut Chiara, dkk, dalam bukunya ”Manual Housing
Planning & Design Criteria” (1975) bangunan apartemen dapat
diklasifikasikan dari beberapa kategori, antara lain:
a) Berdasarkan ketinggian bangunan:
1. Low-rise apartment
Adalah tipe bangunan apartemen sampai dengan ketinggian 6
lantai.
2. Middle-rise apartment
Tipe bangunan apartemen antara 6-9 lantai.
3. High-rise apartment
Adalah tipe bangunan apartemen bertingkat tinggi sampai dengan
ketinggian 40 lantai atau bahkan lebih.
b) Berdasarkan fasilitas:
1. Apartment/flat
Kumpulan unit-unit hunian apartemen dengan fasilitas standar.
2. Condominium
Kumpulan unit-unit hunian apartemen dengan fasilitas lebih
mewah dari apartemen standar.
c) Berdasarkan kepemilikan:
1. Sistem Sewa
Apartemen yang disewakan dengan harga tetap setiap bulannya.
Pemeliharaan unit biasanya menjadi tanggungan owner/pengelola
apartemen.
2. Sistem Beli
Apartemen dengan sistem pembelian ataupun angsuran yang telah
ditetapkan. Setelah angsuran lunas maka unit apartemen menjadi
milik tenant.
d) Berdasarkan pelayanan dan kelengkapan:
1. Serviced & Furnished
Apartemen yang ditawarkan dengan fasilitas room service serta
unit yang telah dilengkapi furnitur/perabot.
2. Non-serviced & Furnished
Apartemen yang ditawarkan tanpa fasilitas room service namun
dengan unit yang telah dilengkapi furnitur/perabot.
3. Non-serviced & Un-Furnished
Apartemen yang ditawarkan tanpa fasilitas room service dan tidak
dilengkapi furnitur/perabot
e) Berdasarkan jenis kamar:
1. Tipe Efisien
Memiliki luas 18-45 m² berkapasitas 1 orang, terdiri dari ruangan
besar, r. duduk, r makan, r. tidur, dapur dan toilet.
2. Tipe 1 kamar
memiliki luas 36-54 m² , berkapasitas 2-3 orang. Tipe 1 kamar
terdiri dari: ruang duduk, ruang makan, dapur, 1 ruang tidur, toilet
dan teras outdoor.
3. Tipe 2 kamar
memiliki luas 45-90 m² , berkapasitas 3-4 orang. Tipe 2 kamar
terdiri dari: ruang duduk, ruang makan, dapur, 2 ruang tidur, toilet
dan teras outdoor.
4. Tipe 3 kamar
memiliki luas 90-108 m² , berkapasitas 4-5 orang. Tipe 3 kamar
terdiri dari: ruang duduk, ruang makan, dapur, 3 ruang tidur, 1-2
toilet dan teras outdoor.
5. Tipe 4 kamar
memiliki luas 100-135 m² , berkapasitas 5-8 orang., terdiri dari: r
duduk, ruang makan, dapur, 4 r tidur, 2 toilet dan2 teras outdoor.
6. Tipe 5 kamar
memiliki luas 100-135 m² , berkapasitas 5-8 orang, yang terdiri
dari: r.duduk, r. makan, dapur, 4 r tidur, 2 toilet dan 2 teras
outdoor
f) Berdasarkan lantai:
1. Simplex: apartemen dengan 1 lantai.
2. Duplex: apartemen dengan 2 lantai.
3. Triplex: apartemen dengan 3 lantai .
II.2.1. Pusat Perbelanjaan
II.2.1.1 Pengertian Pusat Perbelanjaan
Menurut Nadine Beddington, pusat perbelanjaan adalah suatu
kompleks pertokoan yang pengelolaannya ditangani oleh manajemen
yang menyewakan ataupun menjual unit-unit toko yang tersedia
untuk pedagang eceran.
A shopping mall or shopping centre is a building or set of
buildings which contain retail units, with interconnecting walkways
enabling visitors to easily walk from unit to unit (Pacione, 2005).
“A group of architecturally unified commercial establishments
built on site that it planned, developed, owened, and managed as an
operating unit related by its location, size, and type of shops to the
trade area that it serves. The unit provides on-site parking in definite
relationship to the types and total size of the store” ( ULI).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pusat
perbelanjaan adalah suatu kumpulan unit-unit pertokoan/retail yang
bisa bersifat terbuka, ataupun tertutup, yang berada dalam sebuah
bangunan maupun kumpulan dari beberapa unit bangunan retail yang
dijual ataupun disewakan dan dikelola oleh sebuah sistem
manajemen, yang berfungsi sebagai tempat belanja, berekreasi dan
berinteraksi.
II.1.1.2 Jenis-Jenis Pusat Perbelanjaan
Berdasarkan ciri fisiknya, International Council of Shopping
Center (1999) mengklasifikasikan pusat perbelanjaan menjadi dua
yaitu:
1. Strip Mall/Open Mall
Strip mall atau juga disebut juga shopping plaza, adalah suatu tipe
pusat perbelanjaan terbuka dengan deretan unit-unit retail yang
umumnya terdiri dari 1-2 lantai yang tersusun berjajar (umumnya
berderet lurus maupun membentuk konfigurasi U atau L) dengan area
pejalan kaki terbuka ditengahnya, yang menghubungkan antar unit-unit
retail yang saling berhadapan.
Pada perkembangannya dengan makin minimnya lahan (terutama
di perkotaan) tipe pusat perbelanjaan strip mall ini berubah menjadi
unit-unit retail dengan parkir kendaraan yang biasanya terletak
didepannya untuk menyesuaikan/optimalisasi dari lahan yang ada.
2. Shopping Mall/Closed Mall
Shopping mall atau biasa disebut mall saja merupakan tipikal pusat
perbelanjaan yang bersifat tertutup/indoor, yang berisi unit-unit retail
yang umumnya disewakan, dengan selasar besar tertutup yang berada
diantara unit-unit retail yang berhadapan. Biasanya mall merupakan
multi-storey building (terdiri lebih dari 2 lantai) dikarenakan letaknya
yang umumnya dibangun di dekat pusat kota dimana lahan sangat
terbatas namun dengan tuntutan fungsi yang banyak, sehingga
pembangunan mall lebih bersifat vertikal dengan luasan yang biasanya
lebih besar dibanding strip mall. Dalam perkembangannya
pertumbuhan mall sangat pesat (terutama di perkotaan) dan merupakan
salah satu pusat bisnis, interaksi sosial, hiburan, pameran serta promosi
yang populer bagi masyarakat kota.
Berdasarkan skala pelayanannya International Council of
Shopping Center (1999) membagi pusat perbelanjaan menjadi
beberapa tipe, yaitu:
1. Neighborhood Center
Terletak disekitar daerah pemukiman dengan skala pelayanan
lingkungan dan ditujukan untuk melayani kebutuhan sehari-hari
(makanan, minuman, obat-obatan, perkakas rumah tangga, dll.),
Contohnya di Indonesia seperti Hero supermarket, Alfamart,
Indomaret mini-market.
2. Community Center
Hampir serupa dengan tipe neighborhood center, namun dengan skala
pelayanan yang lebih luas dan dari segi kuantitas lebih banyak jenis
barang yang ditawarkan (apparel, home furnishings, elektronik, dll.)
dan biasanya terdapat department store yang banyak menawarkan
potongan harga, seperti Ramayana Department Store.
3. Regional Center
Pusat perbelanjaan skala wilayah dengan anchor-tenant sebagai
pusatnya dan toko-toko lain dan dilengkapi dengan fasilitas parkir
yang cukup besar, seperti Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan.
4. Super-regional Center
Pusat perbelanjaan skala kota yang serupa namun lebih besar dari
regional center dengan lebih banyak anchor-tenant. Biasanya terletak
di pusat kota seperti Mega Mall Pluit, Kelapa Gading Mall dan Mall
Taman Anggrek.
5. Fashion/Speciality Center
Pusat perbelanjaan dengan sebuah spesialisasi seperti retail-retail
fesyen, elektronik ataupun unit-unit retail yang sejenis, seperti ITC
Roxy Mas dan Ratu Plaza
6. Power Center
Didominasi oleh suatu anchor-tenant, menawarkan banyak program
diskon dalam skala layanan wilayah, seperti Carrefour.
7. Theme/Festival Center
Pusat perbelanjaan dengan tipikal ataupun tema tertentu, biasanya
didominasi berupa unit-unit restoran maupun fasilitas hiburan, seperti
Cilandak Town Square dan Kemang Food Festival.
8. Outlet Center
Biasanya terletak dikawasan rekreasi atau turisme, terdiri dari unit-unit
retail yang menjual barang dengan brand sendiri, tersusun berjajar
maupun berupa cluster, seperti Pasar Seni Ancol.
II.1.3 Mix-use Builling
“Space within a building or project providing for more than one use
(i.e., a loft or apartment project with retail, an apartment building with office
space, an office building with retail space) (arizona real estate development,
2009)
“Mixed-use development is the practice of allowing more than one
type of use in a building or set of buildings. In planning zone terms, this can
mean some combination of residential, commercial, industrial, office,
institutional, or other land uses.” (Leinberger, 2008)
Mixed-use Development atau proyek multi fungsi, Mixed-use Development
adalah kawasan yang terdiri dari satu atau beberapa massa bangunan yang
terpadu dan saling berhubungan secara langsung dengan bangunan lain dengan
peruntukan yang berbeda, semua massa bangunan berdiri di atas lahan yang
sama dan dimiliki oleh satu pengembang. Produk Bangunan hasil proyek
multifungsi ini lebih dikenal Mixed-use building yang merupakan Bangunan
dengan fungsi ganda Mixed-use building biasanya perpaduan antara fasilitas