BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Benih Gigi Perkembangan setiap gigi individu dimulai dengan pembentukan suatu benih gigi. Benih gigi berasal dari 2 jarinngan embrio yaitu bagian yang berkembang dari lamina gigi yang berasal dari ektodermal dan bagian lain yang berasal dari mesenkim yang terletak dibawah ektodermal. Benih gigi dibentuk dari 3 organ pembentuk : a. Organ enamel; yang berkembang seperti tombol, tumbuh diatas lamina gigi (berasal dari ektodermal), dan berasal dari epitel, dimana lapisan didalamnya akan membentuk enamel. Kuntum dari sel epithelial (organ enamel) dibentuk sebagai hasil dari pembiakan sel- sel. Perkembangan selanjutnya, menghasilkan bentuk kuntum (bud), bentuk topi (cap), dan berbentuk lonceng (bell) dari organ enamel. b. Dental papilla (organ dentin); yang berkembang dari dasar jaringan mesenhim (jaringan pengikat permulaan) yang berasal dari mesenhim dan akan membentuk dentin dan tinggal disekitar ruang sentral dari dentin sebagai pulpa.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Benih Gigi
Perkembangan setiap gigi individu dimulai dengan pembentukan suatu
benih gigi. Benih gigi berasal dari 2 jarinngan embrio yaitu bagian yang
berkembang dari lamina gigi yang berasal dari ektodermal dan bagian lain yang
berasal dari mesenkim yang terletak dibawah ektodermal.
Benih gigi dibentuk dari 3 organ pembentuk :
a. Organ enamel; yang berkembang seperti tombol, tumbuh diatas
lamina gigi (berasal dari ektodermal), dan berasal dari epitel,
dimana lapisan didalamnya akan membentuk enamel.
Kuntum dari sel epithelial (organ enamel) dibentuk sebagai hasil
dari pembiakan sel-sel. Perkembangan selanjutnya, menghasilkan
bentuk kuntum (bud), bentuk topi (cap), dan berbentuk lonceng
(bell) dari organ enamel.
b. Dental papilla (organ dentin); yang berkembang dari dasar jaringan
mesenhim (jaringan pengikat permulaan) yang berasal dari
mesenhim dan akan membentuk dentin dan tinggal disekitar ruang
sentral dari dentin sebagai pulpa.
c. Kantung gigi (organ periodontal); yang juga berkembang dari dasar
mesenhim, yang berasal dari mesenhim dan akan membentuk
struktur penyanggah gigi, semnentum, tulang alveolar dan selaput
periodontal.
Perkembangan organ enamel berfungsi untuk membentuk jaringan
pengikat bawah, yang akan berkembang dan menjadi padat untuk membentuk
dental papilla. Dengan cara serupa jaringan pengikat mengelilingi organ enamel
dan dental pailla menjadi padat dan membentuk organ periodontal.
Tidak semua gigi berkembang dalam waktu yang lama. Tanda-tanda
pertama dari perkembangan gigi pada embrio ditemukan didaerah anterior
mandibula waktu usia 5-6 minggu, sesudah terjadi tanda-tanda perkembangan gigi
di daerah anterior maksila kemudian berlanjut kea rah posterior dari kedua rahang.
3
Perkembangan dimulai dengan pembentukan lamina gigi. Dental lamina
adalah suatu pita pipih yang terjadi karena penebalan jaringan epitel mulut
(ektodemal) yang meluas sepanjang batas oklusal dari mandibula dan maksila
pada tempat dimana gigi-gigi akan muncul kemudian. Dental lamina tumbuh dari
permukaan sampai dasar mesenkim (Harshanur, 1991).
2.2 Siklus Kehidupan Gigi
Setiap gigi mengalami tahap yang berturut-turut dari perkembangan
selama siklus kehidupannya, yaitu :
a. Tahap pertumbuhan
1) Tahap inisiasi adalah permulaan pembentukan kuntum gigi (bud)
dari jaringan epitel mulut (epithelial bud stage)
2) Tahap ploreferasi adalah spesialisasi dari sel-sel da perluasan dari
organ enamel (cap stage)
3) Tahap histodeferensi adalah spesialisasi dari sel-sel, yang
mengalami perubahan histologi dalam susunannya ( sel-sel epitel
bagian dalam dari organ enamel menajdi ameloblas, sel-sel perifer
dari organ dentin pulpa menjadi odontoblas).
4) Tahap morfodeferensiasi adalah susunan dari sel-sel pembentuk
sepanjang dentino cemental junction yang akan datang, yang
memberi garis luar dari bentuk dan ukuran korona dan akar yang
akan datang.
b. Erupsi intraoseus
1) Tahap aposisi adalah pengendapan dari matriks enamel dan dentin
dalam lapisan tambahan.
2) Tahap kalsifikasi adalah pengerasan dari matriks oleh pengendapan
garam-garam kalsium (Harshanur,1991).
c. Erupsi
Erupsi gigi adalah munculnya tonjolan gigi atau tepiu insial gigi
menembus gingiva. Erupsi gigi dapat terjadi pada gigi susu maupun gigi
permanen.
Tahap erupsi gigi dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
4
a. Tahap praerupsi
Tahap praerupsi dimulai saat pembentukan benih gigi sampai
mahkota selesai dibentuk. Pada tahap praerupsi rahang
mengalami pertumbuhan pesat di bagian posterior dan
permukaan lateral yang mengakibatkan rahang mengalami
peningkatan panjang dan lebar kearah anterior-posterior. Untuk
menjaga hubungan yang konstan dengan tulang rahang yang
mengalami pertumbuhan pesat ini maka benih gigi bergerak
kea rah oklusal.
b. Tahap prafungsional
Tahap prafungsional dimulai dari pembentukan akar sampai
gigi mencapai daratan oklusif. Pada tahap prafungsional gigi
bergerak lebih cepat kea rah vertical. Selain bergerak kearah
vertical, apda tahap prafungsional gigi juga bergerak miring
dan rotasi. Gerakan miring dan rotasi dari gigi ini bertujuan
untuk memperbaiki posisi gigi berjejal didalam tulang rahang
yang msih mengalami petumbuhan.
c. Tahap Fungsional
Tahap ini dimulai sejak gigi difungsikan dan berakhir ketika
gigi telah tanggal. Selama tahap fungsional gigi bergerak
kearah oklusal, mesial dan proksimal. Pergerakan gigi pada
tahap fungsional ini bertujua untuk mengimbangi kehilangan
substansi gigi yang terpaksa selama berfungsi sehingga oklusi
dan titik kontak proksimal dari gigi dapat dipertahankan.
- Kegagalan Erupsi
Kegagalan erupsi adalah ketika gigi yang erupsinya terhalang oleh
sesuatu sebab sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna
mencapai oklusi yang normal di dalam deretan susunan gigi geligi :
Ada 2 faktor yang mempengaruhi kegagalan erupsi yaitu :
Faktor-faktor kegagalan erupsi yang berasal dari gigi
1. Kelainan dalam perkembangan benih gigi
5
Pada kondisi kelainan perkembangan benih gigi ini, benih gigi yang
sudah terbentuk tidak mengalami perkembangan dengan sempurna
sehinga gigi gagal dalam bererupsi.
2. Kegagalan dalam pergerakan praerupsi dan prafungsional
Pada kondisi ini, pembentukan gigi berlangsung dengan sempurna
tetapi gigi yang sudah terbentuk tidak mengalami pergerakan selama
tahap praerupsi dan prafungsional sehingga gigi tetap pada tempatnya
didalam tulang alveolar.
3. Letak benih yang abnormal
Letak benih yang abnormal seperti letak benih yang terlalu miring
kearah lingual, bukal dapat menyebabkan gigi tersebut mengalami
kesulitan dalam pergerakan erupsi sehinga gigi gagal bererupsi.
Faktor-faktor kegagalan gigi yang berasal dari sekitar gigi
1. Tulang yang tebal dan padat
Gagalnya gigi bererupsi pada kondisi ini disebabkan konsistensi tulang
yang sangat keras dan padat sehingga tekanan erupsi normal tidak
encukupi untuk menembus tulang yang tebal dan padat tersebut.
2. Tempat untuk gigi tersebut kurang
Kurangnya tempat untuk gigi yang disebabkan oleh berbagai hal
seperti ukuran yang terlalu besar, tulang rahang yang tidak
berkembang juga dapat menyebabkan gigi tidak muncul di rongga
mulut.
3. Posisi gigi tetangga menghalangi erupsi gigi tersebut
Posisi gigi tetangga yang menghalangi jalannya erupsi dapat
menyebabkan gigi tidak muncul kepermukaan.
4. Adanya gigi susu yang persistensi
Gigi susu yang tidak tanggal pada waktunya dapat menyebabkan
kegagalan erupsi pada gigi permanent, kegagalan erupsi gigi
permanent pada kondisi gigi persistensi ini disebabkan oleh tidak
tersedianya ruangan untuk gigi permanent yang akan erupsi
menggantikan gigi susu yang persistensi tersebut (Purba, 2004).
6
d. Atrisi
Yaitu ausnya permukaan gigi karena lamanya pemakaian waktu berfungsi
(Hashanur, 1991).
e. Resobsi
Yaitu penghapusan dari akar-akar gigi susu oleh aksi dari osteoclast
(Hashanur, 1991).
2.3 Struktur Gigi
Secara gris besar, struktur gigi dibagi menjadi dua bagian berikut :
1. Dilihat Secara Makroskopis (Menurut Letak dari Email dan Sementum)
a. Mahkota atau korona ialah bagian yang dilapisi jaringan enamel atau
email dan normal terletak diluar jaringan gusi atau gingival.
b. Akar atau radix ialah bagian gigi yang dilapisi jaringan sementum dan
ditopang oleh tulang alveolar dari maksila dan mandibula.
c. Garis servikal atau cemento enamel junction ialah batas dari jaringan
sementum dan email, yang merupakan pertemuan antara mahkota dan
akar gigi
d. Ujung akar atau apeks ialah titik yang terujung dari suatu benda yang
runcing atau yang berbentukl kerucut seperti akar gigi.
e. tepi insisal (insisal edge) ialah suatu tonjolan kecil san panjang pada
bagian korona pada gigi incisive yang merupakan sebagian permukaan
incisive dan yang digunakan untuk memotong atau mengirim makanan.
5. Tonjolan atau cusp ialah tonjolan pada bagian korona pada gigi
caninus dan gigi posterior, yang merupakan bagian dari permukaan
oklusal.
2. Dilihat Secara Mikroskopis
Struktur atau susunan dari tiap-tiap gigi manusia terdiri dari :
a. Jaringan keras ialah jaringan yang mengandung bahan kapur terdiri
dari jaringan email atau enamel atau glasir, jaringan dentin atau
tulang gigi, dan jaringan sementum.
7
b. Email ialah bagian atau bentuk luar yang melindungi dentin. Email
berasal dari jaringan ectoderm, susunannya agak istimewa yaitu
penuh ssengan garam-garam CA.Bila dibandingkan dengan jaringan-
jaringan gigi yang lain email adalah jaringan yang paling keras, yang
paling kuat oleh karena itu ia merupakan pelindung gigi yang paling
kuat terhadap rangsanga-rangsangan pada waktu pengunyahan. Email
tidak nmempunyai kemampuan untuk bagian-bagian yang rusak, jadi
bila email sekali saja rusak harus ditambal.
Sebab-sebab kerusakan email :
1. Abrasi : karena mekanisme misalnya karena menyikat gigi dengan
cara yang salah
2. Erosi : karena khemis misalnya karena suka makan makanan yang
mengandung cuka (asam) atau minum air yang mengandung zat
kemis (misalnya Pb)
3. Astrisi : karena banyaknya dipakai untuk mengunyah.
c. Dentin merupakan bentuk pokok dari gigi pada satu pihak diliputi
oleh jaringan email (korona) dan pada pihak lain diliputi oleh jaringan
sementum (akar) , merupakan bagian terbesar dari gigi dan
merupakan ldinding yang membatasi dan melindungi jaringan yang
berisi pulpa.
3. Jaringan lunak yang menyokong gigi dikenal dengan gusi. Dibagian
bawah gusi terdapat rongga-rongga tempat melekatnya gigi yang disebut
tulang gigi. Bagian gigi yang melekat pada tulang gigi disebut akar gigi,
bagian dalam akar gigi ada rongga yang disebut pulpa gigi. Jaringan pulpa
ialah jaringan yang terdapat dalam rongga sampai foramen apical,
umumnya mengandung bahan dasar (gronsubsten), bahan perekat, sel saraf
yang peka sekali terhadap rangsangan mekanis, termis dan kimia, jaringan
limfe (cairan getah bening), jaringan ikat dan pembuluh darah arteri dan
vena.
4. Rongga pulpa terdiri atas :
a. Tanduk pulpa atau pulphorn yaitu ujung pulpa
b. Ruang pulpa/pulpchamber yaitu ruang pulpa dikorona gigi
8
c. Saluran pulpa pulpkanal yaitu saluran diakar gigi, kadang-kadang
bercabang dan ada saluran tambahan.
d. Foramen apical yaitu lubang di apeks gigi, tempat masuknya
jaringan pulpa di rongga pulpa (Harshanur, 1991).
2.4 Komponen Biokimia Gigi
Biokimia komponen gigi terdiri dari 3 jaringan termineralisasi, yaitu :
1. Enamel
Komposisi :
~ 96 % bahan anorganik
~ sedikit bahan organik
~ 4 % air
2. Dentin
Komposisi :
~ 70 % bahan anorganik
~ 18 % bahan organik
~ 12 % air
3. Sementum
Komposisi :
~ 65 % bahan anorganik
~ 23 % bahan organik
~ 12 % air (Harshanur, 1991).
2.5 Gigi Geligi
Gigi sulung/ gigi susu/ deciduous teeth
Normal anak-anak mempunyai 20 gigi susu yang susunanya sebagai
berikut :
10 gigi di rahang atas yaitu : 5 gigi kiri dan 5 gigi kanan.
10 gigi dirahang bawah yaitu : 5 gigi kiri dan 5 gigi kanan.
Nama dari macam-macam gigi susu antara lain :
Gigi anterior atau gigi depan ialah gigi insisivus sentral, insisivus
lateral, kaninus.
9
Gigi posterior atau gigi belakang ialah gigi molar ke-1 dan molar
ke-2 (Harshanur, 1991 ).
Gigi tetap atau gigi permanen
Normal orang dewasa mempunyai 32 gigi tetap yang susunannya sebagai
berikut :
16 gigi di rahang atas yaitu : 8 gigi kiri dan 8 gigi kanan.
16 gigi di rahang bawah yaitu : 8 gigi kiri dan 8 gigi kanan.
Nama dari macam-macam gigi permanen ialah :
Gigi anterior atau gigi depan ialah gigi insisivus sentral, insisivus
lateral, kaninus.
Gigi posterior atau gigi belakang ialah gigi premolar ke-1,