Top Banner
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Industri Semen di Dunia. Sejarah persemenan di dunia dimulai pada jaman Mesir kuno. Bangsa Mesir sudah mampu membuat banyak piramida, dimana batu penyusunnya satu sama lain saling terikat kuat dan tahan terhadap cuaca selama berabad-abad. Di Yunani dan Romawi kuno bahan perekat yang digunakan adalah bahan inorganic seperti kapur gamping (quick lime), gypsum dan pozzolan (trass). Pada tahun 1756, seorang insinyur berkebangsaan Inggris bernama Jhon Smeaton telah hydraulic menemukan lime dan memakai bahan tersebut untuk membangun kembali gedung “Eddystone light house”. Empat puluh tahun kemudian (tahun 1796), Joseph Parker Kent, dari Ingggris menemukan butiran-butiran ”Septariadari batu kapur untuk memproduksi “hydraulic cement” yang kemudian dikenal dengan nama “Roman Cement”. Joseph Aspidin, seorang tukang batu dari Inggris pada tahun 1824 membuat paten cara membuat batu-batuan yang mirip dengan batuan yang ada di daerah PortlandInggris. Pabrik portland pertama berdiri di daerah Inggris pada tahun 1925 oleh Jamest Frost di Swancombe, kemudian di Belgia dan Jerman pada tahun 1955, sedangkan di USA 4
31

bab ii ok

Dec 25, 2015

Download

Documents

Depia Rohmah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: bab ii ok

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Industri Semen di Dunia.

Sejarah persemenan di dunia dimulai pada jaman Mesir kuno. Bangsa Mesir

sudah mampu membuat banyak piramida, dimana batu penyusunnya satu sama lain

saling terikat kuat dan tahan terhadap cuaca selama berabad-abad. Di Yunani dan

Romawi kuno bahan perekat yang digunakan adalah bahan inorganic seperti kapur

gamping (quick lime), gypsum dan pozzolan (trass).

Pada tahun 1756, seorang insinyur berkebangsaan Inggris bernama Jhon

Smeaton telah hydraulic menemukan lime dan memakai bahan tersebut untuk

membangun kembali gedung “Eddystone light house”.

Empat puluh tahun kemudian (tahun 1796), Joseph Parker Kent, dari Ingggris

menemukan butiran-butiran ”Septaria” dari batu kapur untuk memproduksi

“hydraulic cement” yang kemudian dikenal dengan nama “Roman Cement”.

Joseph Aspidin, seorang tukang batu dari Inggris pada tahun 1824 membuat

paten cara membuat batu-batuan yang mirip dengan batuan yang ada di daerah

“Portland” Inggris.

Pabrik portland pertama berdiri di daerah Inggris pada tahun 1925 oleh Jamest

Frost di Swancombe, kemudian di Belgia dan Jerman pada tahun 1955, sedangkan

di USA mulai 1975 dan juga negara-negara lain-lainnya (Putra, 1986).

2.2. Sejarah Industri Semen di Indonesia

Pabrik semen pertama di Indonesia didirikan di Indarung, Padang, Sumatera

Barat pada tahun 1910 dengan nama Sumatera Portland Work, yang kemudian

berganti nama menjadi PT Semen Padang. Pada tahun 1957 didirikan Pabrik Semen

Gresik di daerah Gresik, Jawa Timur.

Dengan meningkatnya pembangunan di Indonesia, maka meningkat pula

kebutuhan akan semen. Hal inilah yang mendorong berdirinya pabrik semen baru

sehingga dapat memenuhi kebutuhan semen dalam negeri dan mengurangi

ketergantungan pada semen import.

4

Page 2: bab ii ok

Tabel 1

Industri Semen Indonesia Asosiasi Anggota Semen Indonesia Tahun 1997

No. PabrikKapasitas

( Juta ton/ tahun)

Tahun Mulai

Produksi

1. PT Semen Padang 3,40 1910

2. PT Semen Gresik 4,10 1957

3. PT Semen Tonasa 3,48 1968

4. PT Semen Cibinong 3,00 1985

5.PT Indocement Tunggal

,,,Prakarsa18,60 * 1975

6. PT Semen Nusantara 1,65 1977

7. PT Semen Baturaja 0,50 1980

8. PT Semen Andalas 1,10 1983

9. PT Semen Kupang 0,12 1984

Total 30,05 -

*) (sumber : Intranet PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.)

2.3. Sejarah PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.

PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. adalah perusahaan perseroan

terbatas dengan produksi semen cap “Tiga Roda” yang memiliki 12 pabrik dan

tersebar di tiga lokasi, yaitu di daerah Citeureup-Bogor, Tarjun-Kalimantan dan

Palimanan-Cirebon. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. mempunyai moto

“Turut Membangun Kehidupan Bermutu pada umumnya, dan Turut Membangun

Komunitas yang Sejahtera di Sekitar Kegiatan Usaha pada khususnya “. Pembuatan

semen dimulai pada tahun 1975 melalui PT. Distinct Indonesia Cement Enterprise

(PT DICE). Perkembangan selanjutnya dilakukan oleh badan usaha lain dengan

5

Page 3: bab ii ok

mendirikan 3-8 pabrik yang berlokasi sama dengan pabrik sebelumnya. Badan usaha

pendiri pabrik 1-8 selengkapnya sebagai berikut:

1. PT. Distinct Indonesia Cement Enterprise (PT DICE)

Perusahaan ini memiliki pabrik 1 dan 2 dengan kapasitas terpasang masing -

masing 500.000 ton/tahun. Produknya berupa semen tipe 1. pabrik 1 mulai

beroperasi tanggal 18 Juli 1975 dan diresmikan tanggal 4 Agustus 1976,

sedangkan pabrik 2 mulai beroperasi pada tanggal 14 Juli 1976 dan diresmikan

tanggal 5 Agustus 1976. Peralatan dibuat oleh Kawasaki Heavy Industries Ltd,

Jepang.

2. PT. Perkasa Indonesia Cement Enterprise (PT PICE)

Perusahaan ini memiliki pabrik 3 dan 4 dengan kapasitas terpasang masing-

masing 1.000.000 ton/tahun. Produknya semen tipe 1 mulai beroperasi pada 26

Oktober 1978, sedangkan pabrik 4 mulai beroperasi 17 November 1980.

Peralatan yang digunakan dibuat oleh KHD Humboldt Wedag HG, Jerman

Barat.

3. PT. Perkasa Indah Indonesia Cement Putih Enterprise (PT PIICE)

Perusahaan ini mendirikan pabrik 5 dengan produksi semen putih dan semen

sumur minyak dengan kapasitas terpasang 2.00.000 ton/tahun. Pabrik 5

diresmikan pada tanggal 16 Maret 1981. Peralatannya dibuat oleh Kawasaki

Heavy Industries Ltd, Jepang dan Nihon Cement Co, Ltd.

4. PT. Perkasa Agung Utama Indonesia Cement Enterprise (PT PAUICE)

Perusahaan ini mendirikan pabrik 6 dengan kapasitas produksi semen

1.500.000 ton/tahun mulai beroperasi pada September 1983. Peralatannya

dibuat oleh KHD Humboldt Wedag HG, Jerman Barat.

5. PT. Perkasa Inti Abadi Indonesia Cement Enterprise (PT PIAICE)

6

Page 4: bab ii ok

Perusahaan ini mendirikan pabrik 7 yang memproduksi semen dengan

kapasitas terpasang 1.500.000 ton/tahun. Pabrik 7 beroperasi pada16

Desember 1984. Peralatan yang digunakan dibuat oleh Poliysius Heavy

Industries, Perancis.

6. PT. Perkasa Abadi Mulia Indonesia Cement Enterprise (PT PAMICE)

Perusahaan ini mendirikan pabrik 8, mulai beroperasi pada tanggal 16 Juli

1985. Kapasitas terpasang 1.500.000 ton/tahun, peralatan yang digunakan

dibuat oleh Poliysius Heavy Industries, Perancis.

Pada tahun 1985 keenam perusahaan tersebut bergabung menjadi satu

perusahaan dengan nama PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Badan hukum PT.

Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. didirikan pada tanggal 17 Mei 1985 dan

memperoleh pengesahan dari Departemen Kehakiman pada tanggal 15 Juni 1985

dengan surat keputusan No. C2-2867.H1.01.Th85.

Berdasarkan surat izin yang diperoleh dari Menteri Keuangan Republik

Indonesia No. SI-062/SHM/MK-10/89 tertanggal 16 Oktober 1989, PT. Indocement

Tunggal Prakarsa, Tbk. melakukan go public. Hal ini dilakukan dengan jalan

menjual 59.000.100 lembar sahamnya kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp

1.000,00 per saham. Adapun tujuan go public yang dilaksanakan oleh PT.

Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. ini adalah untuk memberikan kesempatan

kepada masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam penyertaan modal

perusahaan. Setelah mengalami beberapa perubahan maka susunan pemegang saham

Perseroan sejak 30 Juni 2009 adalah Birhwood Omnia Ltd. (Heidelberger Cement

Group) 51 %, masyarakat 36 %, PT. Mekar Perkasa 13 %.

PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. selalu berusaha meningkatkan

kapasitas produksinya. Pabrik milik PT. Tridaya Manunggal Perkasa Cement

7

Page 5: bab ii ok

Enterprises yang berlokasi di Palimanan, Cirebon pada tanggal 27 November 1991

dibeli. Pabrik ini dinamakan pabrik 9 dengan kapasitas terpasang 1.200.000

ton/tahun. Tahun 1997 dibangun pabrik 10 disebelah pabrik 9 dengan kapasitas

terpasang yang sama. Pada tahun 1994 didirikan pabrik dibawah PT. Indo Kodeco

Cement (PT IKC) dengan sistem join venture antara Indocement (51%), Korea

Devt.Co (46%), Marubeni Corp. (3%) di daerah Tarjun, Kalimantan dengan

kapasitas terpasang 2.400.000 ton/tahun. Pada tanggal 20 Oktober 2000 berdasarkan

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) diputuskan bahwa anak

perusahaan PT. IKC langsung berada dibawah operasional PT. Indocement Tunggal

Prakasa, Tbk dan dinamakan pabrik 12. Usaha selanjutnya adalah pembangunan

pabrik 11 di Citeureup, Bogor pada tahun 1997. Pabrik 11 memiliki kapasitas

terpasang 2.400.000 ton/tahun mulai beroperasi pada bulan Maret 1999.(Tabel 1).

Tabel 2

Kapasitas produksi semen di PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk.

Tahun Pabrik Lokasi Produk

Kapasitas Produksi

Semen (Juta Ton /

Tahun)

1975 Pabrik ke-1Citeureup, Jawa

Barat

PCC / OPC

Tipe II0,7

1976 Pabrik ke-2Citeureup, Jawa

Barat

PCC / OPC

Tipe II0,6

1979 Pabrik ke-3Citeureup, Jawa

BaratPCC 1,1

1980 Pabrik ke-4Citeureup, Jawa

BaratOPC 1,1

1981 Pabrik ke-5 Citeureup, Jawa OWC / WC / 0,2

8

Page 6: bab ii ok

Barat OPC Tipe V

1983 Pabrik ke-6Citeureup, Jawa

BaratPCC 1,6

1984 Pabrik ke-7Citeureup, Jawa

BaratPCC 1,9

1986 Pabrik ke-8Citeureup, Jawa

BaratPCC 1,9

1991Pabrik ke-9

*)

Palimanan,

Cirebon, Jawa

Barat

PCC 2,05

1996 Pabrik ke-10

Palimanan,

Cirebon, Jawa

Barat

PCC 2,05

1999 Pabrik ke-11Citeureup, Jawa

BaratPCC 2,6

2000Pabrik ke-

12**)

Tarjun,

Kotabaru,

Kalimantan

Selatan

PCC 2,6

Jumlah Seluruhnya 18,6

*) Melalui Akuisisi tahun 1999

**) Melalui merger dengan PT Indo Kodeco Cement (IKC) pada tanggal 29

Desember 2000

OPC : Ordinary Portland Cement

OWC : Oil Well Cement

WC : White Cement

PCC : Portland Composit Cement

9

Page 7: bab ii ok

Dengan beroperasinya pabrik 11 maka PT. Indocement Tunggal Prakasa,

Tbk. memiliki kapasitas terpasang 15.420.000 ton klinker per tahun merupakan

produsen semen terbesar kedua di Indonesia (tabel 2).

Produksi semen dari PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk. mengusai pangsa

pasar dalam negeri sebesar 35 %. Hal ini disebabkan lokasinya yang strategis yaitu

di pulau Jawa yang merupakan konsumen terbesar di Indonesia.

Tabel 3

Kapasitas produksi semen secara nasional

Perusahaan Lokasi pabrik Kapasitas

PT Semen Gresik GroupJawa Timur, Sumatera Barat,

Sumatera Selatan17.250.000

PT IndocementJawa Barat dan Kalimantan

Selatan

18,6 Juta

Ton / Tahun

PT Semen Cibinong Jawa Barat dan Jawa Tengah 9.700.000

Lainnya Aceh, Sumsel, Kupang, Sulsel 4.670.000

Jumlah

47.458.000

2.4. Visi, Misi dan Moto PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.

Visi Perseroan

“Pemimpin pasar semen dan agregat yang berkualitas di dalam negeri.”

Misi Perseroan

10

Page 8: bab ii ok

“Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan papan, semen dan bahan bangunan

yang terkait yang bermutu dengan harga kompetitif dan tetap memperhatikan

pembangunan berkelanjutan.”

Moto Perseroan

“Turut membangun kehidupan bermutu (Better shelter for a better life).”

2.5. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan

Organisasi ini membagi unit-unit kerja organisasi secara fungsional yang

disahkan melalui surat pengesahan No. C2-3641.HT.01.01.Th.85.

11

Page 9: bab ii ok

RUPS

DEWAN KOMISARIS

DEWAN DIREKSI

PLANT/DIVISION MANAGER

DEPARTMENT HEAD

SECTION HEAD

SUPERVISOR

FOREMAN

Gambar 1. Struktur Organisasi

Kekuasaan tertinggi dalam perusahaan dipegang oleh Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS). Untuk pelaksanaan kegiataan operasional dipegang oleh Dewan

Direksi yang terdiri dari 9 orang yang bertugas melaksanakan kebijakan yang telah

digariskan RUPS.

Sebagai wakil pemegang saham untuk mengawasi Dewan Direksi dibentuk

Dewan Komisaris yang terdiri dari 9 orang dengan 1 Komisaris Utama dan 2 Wakil

Komisaris Utama. Dalam melaksanakan kegiatan eksekutif sehari-hari, direksi

mengangkat Plant/Division Manager dan mengawasi jalannya pabrik ditunjuk pula

2 orang General Manager Operation.

12

Page 10: bab ii ok

Struktur organisasi PT Indocement disusun sebagaimana layaknya suatu

badan usaha yang bergerak dalam industri dan perdagangan yang membagi unit-unit

dalam organisasi secara fungsional. Kekuasaan tertinggi perusahaan dipegang oleh

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan untuk melaksanakan kegiatan

operasionalnya yang telah digariskan RUPS dilakuakan oleh suatu dewan direksi

yang terdiri dari 8 orang direksi termasuk 1 orang direktur utama. Dalam melakukan

pengawasan sebagai perwakilan dari para pemegam saham dilaksanakan oleh suatu

dewan komisaris yang terdiri dari 7 orang yang termasuk 1 orang komisaris utama.

Anggaran dasar yang mengatur tata cara kerja dalam perusahaan telah

memperolah pengesahan dari Departemen Kehakiman pada tanggal 19 Juni 1987.

Dalam melakukan kegiatan kegiatan operasional sehari-hari direksi mangangkat

Plant/Division Manager dimana untuk pabrik ditunjuk pula 3 orang General

Manager.

DEWAN KOMISARIS

Presiden Komisaris : DR. Albert Scheuer

Wakil Komisaris Utama : Tedy Djuhar

Wakil Komisaris Utama : I Nyoman Tjager

Komisaris Independen : Sri Prakash

Komisaris : DR. Lorenz Naeger

Komisaris : DR. Bernd Scheifele

Komisaris : Daniel Gauthier

DEWAN DIREKSI

Presiden Direktur : Daniel E.A. Lavalle

Wakil Presiden Direktur : Franciscus Welirang

Direktur Keuangan : Tju Lie Sukanto

Direktur Teknik : Hasan Imer

Direktur SD : Kuky Permana

Direktur Pemasaran : Nelson G.D. Borch

Direktur : Benny S. Santoso

Direktur : Daniel R. Fritz

GENERAL MANAGER

Citeureup Plantsite : Setia Wijaya

Cirebon Plantsite : Budiono Hendranata

Tarjun Plantsite : Koh Seong Joong

13

Page 11: bab ii ok

Berikut adalah tugas dan wewenang serta urutan hirarki dalam struktur

organisasi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk:

a. Rapat umum Pemegang Saham (RUPS)

Membubarkan perusahaan dan mengembangkan usaha

Mengangkat dan menghentikan pengurus

b. Dewan Komisaris

Menghentikan dan mengangkat Direksi perusahaan

Mengesahkan anggaran dan belanja perusahaan

Mengawasi jalannya perusahaan

c. Dewan Direksi

Menyusun dan melaksanakan anggaran belanja perusahaan

Mengelola dan mengembangkan jalannya perusahaan

d. Plant Koordinator

Mengkoordinir pengelola operasional pabrik dan divisi penunjang

Menyusun dan melaksanakan anggaran dan belanja perusahaan

e. Plant/Division Manager

Mengkoordinir operasional Department Head di bawahnya

Menyusun dan melaksanakan anggaran belanja pabrik/divisi

f. Department Head

g. Section Head (Superintendent)

h. Engineer

i. Foreman

j. Pelaksana

k. Pembantu pelaksana

2.6. Lokasi dan Tata Letak Pabrik

Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam pendirian suatu pabrik

adalah pemilihan lokasi pabrik yang mendukung seluruh kegiatan pabrik. PT

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. memiliki tiga buah lokasi pabrik yaitu :

1. Citeureup, Bogor dengan 9 pabrik dan luas area 200 Ha.

Kapasitas terpasang: 11,9 juta ton semen / tahun (Plant 1,2,3,4,5,6,7,8,11)

Cadangan bahan baku: > 80 tahun

Fasilitas kantong semen: 150 juta kantong / tahun

14

Page 12: bab ii ok

Fasilitas pembangkit listrik sendiri: 376 MW

2. Palimanan, Cirebon dengan 2 pabrik dengan luasa area 37 Ha.

Kapasitas terpasang: 2,6 juta ton semen / tahun (Plant 9 dan 10)

Cadangan bahan baku: > 65 tahun

Fasilitas kantong semen: 50 juta kantong / tahun

3. Tarjun, Kalimantan Selatan dengan 1 pabrik dengan luas area 71 Ha.

Kapasitas terpasang: 2,6 juta ton semen / tahun (Plant 12)

Cadangan bahan baku: > 100 tahun

Fasilitas pembangkit listrik sendiri: 65 MW

Lokasi pabrik yang tepat, dapat meningkatkan daya guna dan menghemat

biaya produksi pabrik tersebut.

Pemilihan lokasi di tiga daerah tersebut berdasarkan pertimbangan berikut:

1. Orientasi Pasar

PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk memiliki letak strategis karena

berada dalam lokasi yang paling dekat dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia

yaitu DKI Jakarta dan Jawa Barat. Hal ini tentu meningkatkan jumlah penjualan .

Produk semen dikemas 50 kg per kantong semen, dan kemasan big bag dengan

kapasitas 1,5-2 ton serta dalam bentuk semen curah.

2. Orientasi Bahan Baku

Daerah Citeureup, Cirebon, dan Tarjun merupakan daerah yang kaya akan

batu kapur, tanah liat, dan pasir silika. Bahan baku tersebut diangkut dengan belt

conveyor dan Quarry menggunakan dump truck.

2.7. Tenaga Kerja

15

Page 13: bab ii ok

PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk. memperkerjakan karyawan yang

terdiri dari tenaga kerja lokal dan asing. Jam kerja PT. Indocement Tunggal

Prakarsa, Tbk. terbagi menjadi dua bagian yaitu kerja normal dan shift. Jumlah

tenaga kerja disajikan pada Tabel 3.

Tabel 4

Jumlah tenaga kerja di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. tahun 2003

Lokasi Kerja Jumlah karyawan

Kantor Pusat,Jakarta 691

Citeureup,Bogor 4416

Palimanan,Cirebon 787

Tarjun,KalSel 844

Jumlah keseluruhan 6738

2.8. Produk Yang Dihasilkan

Jenis semen yang dihasilkan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. adalah

sebagai berikut:

1.Ordinary Portland Cement (OPC)

Indocement memproduksi OPC tipe I, II ,dan V. OPC merupakan semen

berkualitas tinggi yang sesuai untuk macam-macam kebutuhan seperti konstruksi

rumah, bangunan bertingkat, jembatan, dan juga jalan. Standar yang digunakan

dalam memproduksi semen tipe ini adalah ASTM C150-95 (Amerika), SNI-15-

2049-1994 (Indonesia), dan BS 12-1989 (Inggris) .

2. Semen Putih (White Cement)

16

Page 14: bab ii ok

Semen putih digunakan untuk dekorasi eksterior dan interior bangunan.

Indocement merupakan produsen semen putih tunggal di Indonesia. Standar yang

digunakan adalah SNI 15-2049-1994.

3. Oil Well Cement (OWC)

Semen jenis ini mempunyai ketahanan terhadap sulfat dan banyak

digunakan dalam konstruksi sumur minyak atau pengeboran minyak bumi dan

gas alam baik di darat maupun di lepas pantai. OWC produk PT Indocement ini

mampu digunakan untuk kedalaman sumur 8000 feet (2440 m). Standar yang

digunakan adalah SNI 15-3044-1992 kelas G, Class 6-High Sulfate Resistant,

API Spesifikasi 10 A.

4. Mixed Cement

Semen jenis ini memiliki banyak keunggulan yaitu ekonomis, tingkat

plastisitas yang lebih baik, pengersan awal relatife lebih cepat, panas hidrasi lebih

rendah, sehingga tidak mudah retak, meningkatkan kerapatan adukan sehingga

kedap air. Standar yang digunakan untuk semen jenis ini adalah SNI 15-3500-

1993.

5.Pozzolan Cement

Merupakan semen hidrolik pozzolaniks dengan kandungan batu kapur

tinggi. Tipe ini digunakan untuk proyek konstruksi dengan persyaratan lebih

sedikit dukungan struktural. Tipe ini diperkenalkan pada tahun 1999 dengan

angka produksi 300.000 ton/tahun.

6. Ready Mix Concrete

Semen jenis ini diproduksi dengan cara mencampur OPC dengan zat aditif

yang tepat dan air kemudian dikirim mernggunakan truk semen curah untuk

dituangkan pada konsumen secara langsung.

17

Page 15: bab ii ok

2.9. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah rangkaian usaha yang harus dilakukan untuk

mencegah timbulnya kecelakaan dalam proses kerja. Pada tanggal 24 Oktober 1990

berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 2 tahun 1970 dan keputusan

direksi No.17/KPTS/Dir/ITP/X/1990 PT Indocement Tunggal Prakarsa membentuk

panitia pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja (P2K3) dilingkungan

perusahaan . Fasilitas yang diberikan dibidang keselamatan kerja disajikan Tabel 4.

Tabel 5

Alat Pelindung Diri

Anggota Badan Alat Pelindung Diri

Mata Kaca mata pengaman

Muka Pelindung muka , helm las

Telinga Sumbat telinga, penutup telinga

Kepala Helm pengaman

Tangan Sarung tangan

Badan Rompi, mantel

Hidung dan Mulut Fliter, Masker

Kaki Sepatu pengaman

18

Page 16: bab ii ok

Jika terjadi kecelakaan kerja, maka perusahaan akan memberikan ganti rugi

kepada yang bersangkutan atau ahli warisnya sesuai dengan ketentuan UU

No.21/1951 tentang keselamatan kerja.

2.10. Sistem Management

Indocement telah menerapkan beberapa system manajement :

a. Sistem Manajemen Mutu - ISO 9001

Manfaat Penerapan :

Tujuan organisasi dapat tercapai

Peningkatan kompetensi karyawan

Peningkatan kepuasan pelanggan

Peningkatan daya saing perusahaan

Peningkatan citra perusahaan

Sejarah Sertifikasi :

Maret 1995 – Sertifikasi ISO 9001 : 1994

Maret 1998 – Resertifikasi ISO 9001 : 1994

Maret 2001 – Resertifikasi ISO 9001 : 1994

April 2001 – Sertifikasi ISO 9001 : 2000

April 2005 – Resertifikasi ISO 9001 : 2000

April 2008 – Resertifikasi ISO 9001 : 2000

b. Sistem Manajemen Lingkungan (SML) – ISO 14001

Manfaat Penerapan :

Penghematan sumber daya alam : bahan baku, air, bahan bakar, energi listrik

dll.

Pencegahan pencemaran udara, air dan tanah

Peningkatan housekeeping

Peningkatan pemanfaatan limbah

Mengurangi tuntutan masyarakat

Meningkatkan hubungan yang harmonis dengan karyawan, masyarakat,

pemerintah

19

Page 17: bab ii ok

Meningkatkan citra perusahaan.

Sejarah Sertifikasi :

Agustus 2002 : Sertifikasi SML ISO 14001 oleh PT. SGS Indonesia untuk

Plant Cireureup dan Cirebon

Agustus 2003 : Sertifikasi SML ISO 14001 oleh PT. SGS Indonesia untuk

Plant Tarjun

Agustus 2005 : Renewal untuk Plant Citeureup, Cirebon dan Tarjun

Juli 2008 : Renewal untuk Plant Citeureup, Cirebon dan Tarjun.

c. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dan OHSAS

18001

Manfaat Penerapan :

Mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan kerja

Mencegah dan mengurangi terjadinya penyakit akibat kerja

Meningkatkan hubungan yang harmonis dengan karyawan, masyarakat,

pemerintah

Meningkatkan citra perusahaan.

Penghargaan & Sertifikasi

Sertifikasi OHSAS 18001

Tahun 2003 dan 2006 Bendera emas (SMK3) dari Menaker

Tahun 2000, 2003, 2006, 2010

Partisipasi Karyawan

K3 Adalah tanggungjawab setiap karyawan

Bentuk partisipasi meliputi :

Perumusan kebijakan dan prosedur

Pelaksanaan K3

Pemantauan dan pengawasan

Penyelidikan insiden

Sarana

Safety talk, ISOP, Laporan nyaris kecelakaan, Anggota Sub P2K3

d. Sistem Manajemen Laboratorium – ISO 17025

Manfaat Penerapan

Mempermudah penerimaan hasil pengujian & kalibrasi

Mempermudah kerjasama antar laboratorium dan badan lainnya

Membantu pertukaran informasi dan pengalaman

20

Page 18: bab ii ok

Harmonisasi standar dan prosedur

Sejarah Penerapan ISO 17025

22 Juli 2005 Akreditasi Lab QARD, Plant Citeureup.

Ruang lingkup : Lab Fisika & Kimia Pengujian Clinker & Cement, Juli 2008,

Reakreditasi dan perluasan ruang lingkup Lab Pengujian Batubara.

13 Agustus 2006 Akreditasi Lab QC, Plant Cirebon.

Ruang Lingkup : Lab Fisika & Kimia Pengujian Clinker & Cement

02 Mei 2007, Akreditasi Lab QC, Plant Tarjun.

Ruang Lingkup : Lab Fisika Pengujian Clinker dan Cement

Juli 2008, Perluasan ruang lingkup Lab Kimia Pengujian Clinker dan Cement

Fungsi Management harus berjalan dengan baik agar semua pekerjaan dapat

dilaksanakan dengan baik pula. Pengaturan jam kerja harus sesuai dengan UU dari

Departement Tenaga Kerja. Perusahaan memberikan beberapa jaminan, tunjangan,

dan bonus untuk kesejahteraan karyawan dan keluarganya sehingga karyawan dapat

memiliki kenyamanan dan ketenangan dalam melakukan pekerjaannya.

a. Tenaga Kerja

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Cirebon memiliki karyawan dengan

jumlah 714 orang dengan dibagi menjadi 3 kelompok:

Karyawan : 698 orang

Karyawati : 15 orang

Karyawan Asing : 1 orang

Dimana karyawan disini mempunyai jenjang pendidikan yang berbeda-beda.

b. Waktu Kerja

Dengan adanya waktu kerja yang teratur dan pasti, para karyawan dapat

menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya.

Waktu kerja untuk Quality Control Department dibagi menjadi:

Waktu kerja shift

Tabel 6

Waktu Kerja Shift

Shift Jam Kerja

A 07.00 – 15.00

21

Page 19: bab ii ok

B 15.00 – 23.00

C 23.00 – 07.00

Karyawan yang terkena shift ini bekerja selama 6 hari kerja dan 2 hari libur.

Pembagian jam kerja 6 hari adalah 2 hari kerja pada shift A, 2 hari kerja pada shift B,

dan 2 hari shift C. karyawan yang terkena system shift dibagi menjadi 4 kelompok,

yaitu kelompok 1,2,3,dan 4. Apabila waktu kerja sistem ini berkenaan dengan hari

besar jam kerjanya dihitung sebagai lembur.

Tabel 7

Pembagian Waktu Kerja Shift di QCD

KelompokTanggal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 A A B B C C H H A A B B C C

2 B B C C H H A A B B C C H H

3 C C H H A A B B C C H H A A

4 H H A A B B C C H H A A B B

Keterangan: A = masuk kerja shift A C = masuk kerja shift C

B = masuk kerja shift B H = Libur

Waktu kerja normal shift

Karyawan yang terkena sistem waktu kerja shift normal bekerja selam

6 hari kerja dan 2 hari libur.

Tabel 8

Jam Kerja Normal Shift untuk QCD

Hari Waktu Keterangan

Senin – Kamis 08.00 – 12.15 Jam Kerja

22

Page 20: bab ii ok

12.15 – 13.00 Istirahat

13.00 – 16.00 Jam Kerja

Jumat

08.00 – 11.00 Jam Kerja

11.00 – 13.00 Istirahat

13.00 – 16.00 Jam Kerja

Sabtu

08.00 – 12.15 Jam Kerja

12.15 – 13.00 Istirahat

13.00 – 16.00 Jam Kerja

Waktu kerja normal

Karyawan yang terkena waktu kerja normal bekerja selama 5 hari dari

senin – jumat dan libur pada hari sabtu dan minggu.

Tabel 9

Jam Kerja Normal untuk QCD

Hari Waktu Keterangan

Senin – Kamis

08.00 – 12.15 Jam Kerja

12.15 – 13.00 Istirahat

13.00 – 17.00 Jam Kerja

Jumat

08.00 – 11.00 Jam Kerja

11.00 – 13.00 Istirahat

13.00 – 17.00 Jam Kerja

2.11. Quality Control Department

23

Page 21: bab ii ok

Quality Control Department (QCD) adalah salah satu divisi penunjang

teknik di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. yang bertanggung jawab pada mutu

produk yang dihasilkan dari pengembangan atau penelitian.

Penjamin mutu dan riset pengembangan yang dilakukan adalah proses

pengujian terhadap bahan baku, bahan pembantu, bahan antara, semi produk, dan

produk akhir yang dilaksanakan oleh QC Department. Terdapat empat laboratorium

di QCD, yaitu :

1. Laboratorium Kimia

Laboratorium kimia mempunyai tugas melaksanakan pengujian bahan baku,

bahan antara, semi produk, dan produk akhir dalam upaya mencapai :

Kepastian mutu ( Quality Assurace )

Konsistensi mutu ( Quality Consistency )

Pengujian kalsium oksida bebas, Insoluble residu, silica oksida (SiO2), sulfur

trioksida (MgO), besi oksida (Fe2O3), hilang pijar, kalsium oksida (CaO),

Alumunium oksida (Al2O3).

Hal yang penting dari laboratorium ini adalah menyangkut masalah

pengendalian mutu. Pengendalian mutu dilakukan selama 24 jam, sesuai dengan

jalannya proses produksi. Apabila terjadi kelainan atau hasil yang kurang

memuaskan, maka segera dilaporkan ke bagian CCR (Central Control Room).

Bagian ini akan mengubah komposisi bahan dan mengatur efisiensi alat sesuai

perintah dari bagian laboratorium. Pada dasarnya komposisi kimia yang dianalisa

adalah sama dan merupakan analisis harian atau bulanan. Untuk membantu

proses analisis harian atau bulanan, digunakan Spektofometer Sinar-X sehingga

analisanya lebih cepat.

2. Laboratorium Physical

Pengujian ditempat ini meliputi densitas, kehalusan, konsisitensi normal,

kuat tekam dan panas hidrasi. Di laboratorium ini dilakukan pengujian fisika atau

uji mutu semen yang dihasilkan. Pengujian fisika semen membutuhkan waktu

yang lebih lama karena ada spesimen yang disimpan bebrapa hari, terutama

pengujian kuat tekan yang ditunggu perkembangan sampai 28 hari.

Selain itu pengujian secara fisika meliputi pengujian kehalusan dengan

metoda Blaine dan analisis residu yang terdapat dalam semen.

3. Laboratorium Batubara

24

Page 22: bab ii ok

Pengujian yang dilakukan adalah ash content hard grovee grindability index,

heating volume, residual moisture, total sulfur, dan volatile matter. Di

laboratorium ini dilakukan analisa mutu bahan bakar yang digunakan di

perusahaan, sehingga dapat diperkirakan efisiensi bahan bakar yang digunakan.

2.12. Penanganan Debu Semen.

Dalam industri semen, debu yang keluar dari alat proses diusahakan seminimal

mungkin. Ada beberapa alat yang cenderung menghasilkan debu yang biasanya

dilengkapi dengan alat penangkap debu, yaitu Dust Collector dan Electrostatic

Precipitator.

Electrostatic Precipitator ini berfungsi untuk menangkap debu yang ada dalam

aliran gas yang akan dibuang melalui cerobong sehingga tidak menimbulkan polusi

debu pada lingkungan sekitarnya. Prinsip alat ini memanfaatkan gaya Coloumb yang

bekerja dalam medan magnet. Sedangkan Dust Collector berfungsi untuk

mengumpulkan material halus yang dihasilkan oleh beberapa alat penghalus dan

kemudian dikembalikan sebagai produk.

25