II-16
BAB IITINJAUAN UMUM
II.1. Sejarah Perusahaan
PT. Bukit Asam (Persero), Tbk (PT. BA) adalah badan usaha yang
didirikan pada tanggal 2 maret 1981 dengan dasar Peraturan
Pemerintah No. 42 tahun 1980 dengan kantor pusat yang berada di
Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Penambangan batubara di PT. Bukit
Asam (Persero), Tbk diawali dengan penyelidikan eksplorasi oleh
bangsa Belanda pada tahun 1915 sampai dengan 1918 yang dipimpin
oleh Ir. Man Haat. Hasil penyelidikan menunjukkan adanya kandungan
batubara yang besar di kawasan Bukit Asam. Tambang batubara Bukit
Asam dibuka mulai berproduksi sejak tahun 1919. Tambang ini
terletak di Sumatera Selatan tepatnya pada Kabupaten Muara Enim
namun saat ini telah melakukan penambangan di Kabupaten Lahat.
Penambangan pertama mampu menghasilkan batubara sebanyak 9.765 ton,
yang dihubungkan ke pelabuhan Kertapati Palembang melalui kereta
api sejauh 165 km dan jalan darat sejauh 200 km.Ditinjau dari
lembaga yang mengurusnya sampai saat ini PT. Bukit Asam (Persero)
Tbk secara berturut turut dikelola oleh :1. Tahun 1919 sampai
dengan tahun 1942 oleh pemerintah Belanda.2. Tahun 1942 sampai
dengan tahun 1945 oleh pemerintah Militer Jepang.3. Tahun 1945
sampai dengan tahun 1947 oleh pemerintah Republik Indonesia.4.
II-1Tahun 1947 sampai dengan tahun 1949 oleh pemerintah Belanda
(agresi militer).
5. Tahun 1950 sampai dengan tahun sekarang pemerintah Republik
Indonesia, yang terdiri dari:a. Tahun 1959 sampai dengan tahun 1960
oleh Biro Perusahaan Tambang Negara (BUPTAN) berdasarkan PP no.86
th 1958.b. Tahun 1961 sampai dengan tahun 1967 oleh Badan Pimpinan
Umum (BPU) perusahaan-perusahaan tambang batubara. BPU juga
membawahi tiga perusahaan negara yaitu :1. PN. Batubara Ombilin di
Sumatera Barat.2. PN. Tambang Arang Bukit Asam di Tanjung Enim
SUMSEL.3. PN. Tambang Batubara Mahakam di Kalimantan Timur.c. Tahun
1968 s.d. 1980 oleh PN. Tambang Batubara berdasarkan PP. No. 23
tahun 1968.d. Tahun 1981 s.d. sekarang oleh PT. Tambang Batubara
Bukit Asam berdasarkan PP. No. 42 tahun 1980.Tujuan proyek ini
terutama untuk memasok kebutuhan batubara bagi PLTU Suralaya, Jawa
Barat.Selain itu juga untuk memenuhi industri lainnya baik di dalam
maupun luar negeri.Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut, maka
dikembangkan beberapasite di wilayah KP PT.BA Tanjung Enim,
yaitu:1. Tambang Air Laya (TAL), merupakan site terbesar di wilayah
IUP PT. BA yang dioperasikan dengan teknologi penambangan terbuka
secara berkesinambungan (continous mining) sejak tahun 1985 sampai
dengan tahun 2012 dan sistem shovel-truck.2. Tambang Banko Barat,
terdiri dari Pit-1 dan Pit-3 yang dioperasikan dengan metode
kombinasi shovel-truck.3. Tambang Muara Tiga Besar Utara (MTBU),
merupakan tambang yang dioperasikan dengan metode
penambanganexcavator-truck. Di site Muara Tiga Besar Utara bagian
Baratsaat ini dikerjakan Proyek Pemindahan Bucket Wheel Excavator
(P2BM).4. Tambang Muara Tiga Besar Selatan (MTBS), merupakan bagian
dari Tambang Muara Tiga Besar yang berada di sebelah Selatan.II.2.
Lokasi dan Kesampaian DaerahWilayah Izin Usaha Penambangan (WIUP)
PT. Bukit Asam (Persero), Tbk di Tanjung Enim, Kecamatan Lawang
Kidul, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan dengan jarak
186 km Barat Daya dari pusat kota Palembang. Wilayah IUPPT. Bukit
Asam (Persero) Tbkterletak pada posisi 3o4230 LS 4o4730 LS dan
103o4500 BT 103o5010 BT atau garis bujur 9.583.200 9.593.200 dan
lintang 360.600 367.000 dalam sistem koordinat internasional. Untuk
selengkapnya dapat dilihat peta regional PT. Bukit Asam (Persero),
Tbk UPTE (Gambar 2.1).
PalembangPrabumulihMuara EnimBaturajaBandarlampungPropinsi
JambiBengkuluPropinsi LampungJAKARTATARAHANKERTAPATITJ. ENIM P.
BangkaJambiTj. Api Api
Sumber : Satker Eksplorasi Rinci Pt. Bukit Asam (Persero)
TbkGAMBAR 2.1PETA REGIONAL PT. BUKIT ASAM (PERSERO), TBK UPTEDaerah
operasional penambangan Banko Barat adalah salah satu wilayah
operasional PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), Tbk yaitu
sekitar 7 km dari Tanjung Enim kearah timur. Secara administratif
daerah Banko Barat Pit 3 termasuk daerah lokasi kecamatan Lawang
Kidul, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Tepatnya
pada koordinat 9.577.000 Utara sampai 9.585.000 Utara dan 367.000
Timur sampai 372.000 Timur. Untuk sejelasnya dapat dilihat pada
(Gambar 2.2).
Lokasi PenelitianPit 3 Banko BaratSumber : Satker Eksplorasi
Rinci PT. Bukit Asam (Persero) TbkGAMBAR 2.2FOTO UDARA LOKASI
PENELITIAN PIT 3 BANKO BARATJarak dari kota Palembang ke daerah
penambangan Banko sekitar 200 kmmelewati jalan raya beraspal. Untuk
bisa sampai ke lokasi penelitian jika dimulai dari kota Palembang
ditempuh dengan transportasi darat menuju ke kota Tanjung Enim
dengan waktu tempuh 5 jam. Kemudian perjalanan dilanjutkan kembali
menuju lokasi penelitian dengan menggunakan bus karyawan PTBA 10
menit perjalanan.
II.3.Keadaan TopografiSecara umum daerah tambang PT Bukit Asam
(Persero), Tbk. mempunyai topografi yang bervariasi mulai dari
dataran rendah, hingga perbukitan. Dataran rendah menempati sisi
bagian Selatan, yaitu daerah yang terdapat aliran sungai-sungai
kecil yang bermuara di Sungai Lawai dan Sungai Lematang dengan
ketinggian 50 m di atas permukaan laut. Daerah perbukitan terdapat
di bagian Barat dengan elevasi tertinggi 282 meter di atas
permukaan laut. Pada kedua daerah ini banyak dijumpai vegetasi yang
sebagian besar merupakan tumbuhan hutan tropika dan semak
belukar.Pada umumnya kondisi topografi di daerah Banko Barat
umumnya bergelombang dengan ketinggian 60 m sampai 110 m di atas
permukaan laut, terdiri atas sungai, hutan, lembah dan beberapa
areal pertanian, perkebunan karet dan daerah perumahan
penduduk.II.4. Geologi dan StratigrafiA. GeologiLapisan batubara di
daerah IUP PT. Bukit Asam (Persero), Tbk Unit Penambangan Tanjung
Enim menempati tepi barat bagian dari Cekungan Sumatera Selatan.
Cekungan ini merupakan bagian dari Cekungan Sumatera Tengah dan
Selatan (Coster, 1974 dan Harsa, 1975). Lapisan batubara pada
daerah ini tersingkap dalam sepuluh lapisan batubara yang terdiri
dari lapisan tua sampai muda, yakni Lapisan Petai, Lapisan Suban,
Lapisan Mangus dan tujuh lapisan gantung (hanging seam).Daerah
penambangan PT. Bukit Asam (Persero), Tbk termasuk dalam zona
fisiografis cekungan Sumatera Selatan dan merupakan bagian dari
antiklinorium Muara Enim dari Cekungan Sumatera Selatan.Lithologi
utama yang dijumpai adalah Formasi Muara Enim sebagai pembawa
batubara yang didominasi batuan lempung lanau dengan umur
mio-pliosen.Struktur geologi yang berkembang adalah antiklin yang
membentuk kubah, sesar normal, sesar-sesar minor dengan pola
radial, dan sesar yang tidak menerus sampai bagian bawah dari
lapisan batuan yang ada. Hal ini terjadi sebagai akibat dari
intrusi andesit di daerah cadangan, adapun selain intrusi batuan
beku andesit, struktur geologi pada Tambang Air Laya juga
dipengaruhi adanya gaya tektonik pada zaman pliosen dengan arah
utama utara-selatan.Geologi regional daerah PT. Bukit Asam
(Persero), Tbk. Termasuk ke dalam Sub Cekungan Palembang yang
merupakan bagian dari Cekungan Sumatera Selatan dan terbentuk pada
zaman tersier. Sub Cekungan Sumatera Selatan yang diendapkan selama
zaman kenozoikum terdapat urutan litologi yang terdiri dalam 2
(dua) kelompok, yaitu Kelompok Telisa dan Kelompok Palembang.
Kelompok Telisa terdiri dari Formasi Lahat, Formasi Talang Akar,
Formasi Baturaja dan Formasi Gumai.Kelompok Palembang terdiri dari
Formasi Air Benakat, Formasi Muara Enim dan Formasi Kasai.Endapan
Tersier pada Cekungan Sumatera Selatan dari yang tua sampai dengan
yang muda dapat dipisahkan menjadi beberapa formasi, yaitu antara
lain :a. Formasi Muara EnimMerupakan indikasi yang mengandung
batubara (coal measure) dicirikan dengan adanya batu lempung, batu
lanau dan batu pasir yang dominan.Di daerah Air Laya, Formasi Muara
Enim tertinggi oleh endapan Sungai Tua secara tidak selaras.Endapan
sungai sungai yang berumur kuarter ini belum mengalami pemadatan
secara sempurna.b. Formasi KasaiFormasi ini dicirikan oleh tufa
yang berwarna putih, seperti yang tersingkap di daerah Suban maupun
Klawas. Terdiri dari interbed tuff, batu pasir tufaan, batu lanau
tufaan, batu lempeng tufaan dan batubara tipis.Lingkungan
pengendapannya dari darat sampai transisi dengan ketebalan 500 1000
meter.c. Formasi Talang AkarFormasi ini terdiri dari anggota
gritsand (grm) dan anggota transisi lokasi tipenya di Sumur Limau
kurang lebih barat daya Prabumulih dengan nama asal Talang Akar
Stage. Anggota gritsand dari batu pasir kasar hingga sangat kasar
dengan interkalasi serpih dan lanau yang diendapkan di lingkungan
fluviatil hingga delta.Anggota ini diendapkan tidak selaras di atas
formasi lahat selama oligoasen dalam ketebalan 550 meter.d. Formasi
BaturajaFormasi ini terdiri dari batu gamping terumbu dan batu
gamping detritus, ke arah cekungan berubah fasies menjadi serpih,
napal dengan sisipan tipis batu gamping dari formasi gumai.Formasi
terletak tidak selaras di atas batuan pra tersier. Ketebalan
formasi ini pada daerah paparan adalah 60 75 meter, tetapi apabila
terletak diatas batuan dasar, variasinya akan lebih besar antara 60
120 meter, bahkan pada singkapan bukit Gerbah mencapai 520 meter.
Formasi ini berumur miosen awal.e. Formasi GumaiPuncak Transgesi
pada cekungan Sumatera Selatan dicapai pada waktu pengendapan
Formasi Gumai sehingga formasi ini mempunyai penyebaran yang sangat
luas pada cekungan Sumatera Selatan. Formasi ini diendapkan selaras
di atas Formasi Baturaja dan anggota transisi foraminifera dengan
sisipan batu pasir gampingan pada bagian bawah dan sisipan batu
gamping pada bagian tengah dan atasnya. Ketebalan formasi ini
mencapai 200 500 meter.f. Formasi Air BenakatLitologi satuan ini
adalah serpih gampingan yang kaya akan foraminifera di bagian
bawahnya, makin ke atas dijumpai batu pasir yang mengandung
gloukonit. Pada puncak satuan ini pasirnya meningkat, kadang
dijumpai sisipan tipis batubara atau sisa sisa tumbuhan.Fomasi ini
diendapkan pada lingkungan neritik yang berangsur angsur menjadi
laut dangkal dan prodelta. Diendapkan selaras di atas Formasi Gumai
pada miosen tengah hingga miosen akhir dengan ketebalan kurang dari
60 meter.g. Formasi LahatFormasi Lahat diendapkan tidak selaras
diatas batuan Pra-Tersier pada lingkungan darat. Formasi ini
berumur Oligosen Bawah, tersusun oleh tuff breksi, lempung tufaan,
breksi dan konglomerat.Pada tempat yang lebih dalam, fasiesnya
berubah menjadi serpih, serpih tuffan, batulanau dan batupasir
dengan sisipan batubara. Ketebalan formasi ini berkisar antara 0
sampai 300 meter.B. StratigrafiLapisan Batubara Banko Barat
merupakan bagian dari sumbu siklin dan antiklin yang menujam ke
arah Barat Laut dengan kemiringan lapisan cukup terjal, ada tiga
lapisan Batubara utama yaitu, lapisan Mangus, lapisan Suban, dan
lapisan Petai yang tiap-tiap lapisan terdapat lapisan sisipan yaitu
lapisan batuan sedimen berupa batu lempung lanauan sampai
pasiran.Berdasarkan litologinya maka batuan yang tersingkap di
Tambang Banko Barat Pit 3 dapat dikelompokkan menjadi tiga formasi
yang terdapat di dalam Kelompok Palembang yaitu Formasi Kasai,
Formasi Muara Enim dan Formasi Air Benakat. Urutan dari umur yang
paling tua sampai umur yang paling muda adalah sebagi berikut :a.
Formasi Air BenakatFormasi ini tersingkap di sebelah selatan, yang
dicirikan dengan batuan serpih karbonat yang kaya akan foraminifera
dan sisipan batuan lempung bagian bawah, semakin ke atas semakin
banyak dijumpai tumbuh-tumbuhan. Diperkirakan formasi ini berumur
Miosen Tengah.b. Formasi Muara EnimFormasi ini hampir tersingkap di
seluruh Tambang Banko Barat, yang diendapkan selaras diatas formasi
Air Benakat dengan penyusunannya terdiri dari batu pasir, batu
lanau, batu lempung setebal kurang lebih 650 meter, dimana terdapat
sisipan batubara yang cukup tebal sehingga sering disebut sebagai
formasi pembawa batubara. Formasi ini berumur Miosen Atas sampai
Pliosen Bawah dan diendapkan pad lingkungan delta plain. Formasi
ini dibagi dalam empat sub formasi yaitu Mangus 1, Mangus 2, Mangus
3 dan Mangus 4.Untuk mengetahui lebih rinci dapat dilihat pada
susunan stratigrafi dengan uraian sebagai berikut (Gambar 2.3) dan
penampang litologi Pit 3 Barat pada (Gambar 2.4).1. Lapisan Tanah
Penutup (Overburden)Tanah penutup terdiri dari endapan sungai tua
(pasir dan kerikil) batu lempung dan lapisan lanau yang silisified,
juga terdapat iron stone nodules serta lapisan gantung (hanging
steam). Dapat dijelaskan bahwa lapisan ini merupakan lapisan yang
terdiri dari tanah liat, bentonite, dan campuran lumpur serta batu
pasir halus, pada bagian ini dapat dijumpai nodul-nodul clay
ironstone yang berbentuk cakram pada gantung batubara dengan
ketebalan rata-rata diatas 0.25 m sampai 0.80 m.2. Lapisan Batubara
A1 (Mangus Atas)Umumnya lapisan batubara ini dapat dicirikan dengan
adanya material- material pengotor berupa tiga lapisan tanah liat
yang disebut dengan clayband, adapun ketebalan dari lapisan
batubara A1 adalah 7,3 m.
3. Lapisan Interburden A1 A2Lapisan ini dicirikan oleh adanya
material Tufaan berwarna putih dan abu-abu. Secara keseluruhan
lapisan ini memperlihatkan adanya struktur graded bedding dengan
batu pasir konglomerat pada bagian dasar, batu lanau, dan batu
lempung.4. Lapisan Batubara A2Lapisan Batubara ini memiliki
ketebalan 4,5 m.5. Lapisan Interburden A2 BLapisan ini dicirikan
dengan batu lempung, serta sisipan batu pasir.6. Lapisan Batubara
B1Lapisan Batubara ini memiliki ketebalan 12,7 m dan terdapat
sisipan batu lempung.7. Lapisan Interburden B1 B2Lapisan ini
mengandung batu lempung dan batu lanau yang tipis.8. Lapisan
Batubara B2Lapisan Batubara ini memiliki ketebalan 4,5 m.9. Lapisan
Interburden B2 CLapisan ini mengandung batu lanau, batu pasir, dan
sisipan batu lanau serta terdapat mineral Glaukonitan.10.Lapisan
Batubara CLapisan Batubara ini memiliki ketebalan 11,5 m dengan
sisipan tipis batu lempung dan dibawahnya terdapat batu lempung dan
batu lanau. Pada lapisan C banyak dijumpai lensa-lensa batu lanau
atau siltstone terkadang bersifat silikaan dan warnanya mirip
batubara.
Sumber: Eksplorasi Rinci PT. BukitAsam Tanjung EnimGAMBAR
2.3PENAMPANG LITOLOGI DAERAH PIT 3 BANKO BARAT
Sumber: Eksplorasi Rinci PT. BukitAsam Tanjung EnimGAMBAR 2.4
STRATIGRAFI TAMBANG BANKO BARAT PIT 3
II.5. Iklim dan Curah HujanA. IklimIklim yang dimiliki oleh
Tambang Banko Barat sama dengan iklim yang ada di Indonesia pada
umumnya. Untuk daerah tambang ini memiliki iklim tropis basah
dengan kelembaban dan temperatur yang berkisar antara 230C sampai
dengan 36,50C. Kelembaban udara rata rata berkisar 57% sampai
dengan 85% dengan kelembaban relatif maksimum berkisar 98% terjadi
pada pagi hari dan kelembaban relatif minimum berkisar 35% terjadi
pada siang hari. Dan memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau.B. Curah hujanDaerah ini terdiri dari dua musim yaitu musim
hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan November
sampai dengan bulan April dan musim kemarau terjadi pada bulan Mei
sampai dengan bulan Oktober. Berikut adalah data curah hujan UPTE
peride 2002-2011 (Tabel II.1).
TABEL II. 1DATA CURAH HUJAN UNTUK UPTE PERIODE 2002-2011Satuan:
mm
Sumber :Satker Perencanaan Hidrologi PT.Bukit Asam (Persero),
TbkTABEL II. 2DATA PREDIKSI CURAH HUJAN UNTUK UPTE PERIODE 2013
Sumber :Satker Perencanaan Hidrologi PT.Bukit Asam (Persero),
Tbk
II.6. Kualitas BatubaraPengklasifikasian batubara bertujuan
untuk mengetahui variasi mutu atau kelas batubara.Klasifikasi
batubara yang umum digunakan adalah klasifikasi menurut ASTM
(American Standard for Testing Materials). Klasifikasi ini
didasarkan atas analisa proksimat batubara, yaitu berdasarkan
derajat perubahan selama proses pembatubaraan mulai dari lignit
sampai antrasit. Untuk itu diperlukan data karbon tertambat (fixed
carbon), zat terbang (volatile matter) dan nilai kalor. Untuk lebih
lengkapnya lihat (Tabel II.3).
TABEL II.3PENGGOLONGAN KUALITAS BATUBARA PT. BA UPTE BERDASARKAN
ASTMKelasGroupGroupKeterangan
Antrasit1Meta Anthracite-
2AnthraciteSuban
3Semi-AnthraciteAir Laya
Bituminus1Low Volatile Bituminus-
2Medium Volatile Bituminus-
3High Volatile BituminusCoal AAir Laya dan Bukit Kendi
4High Volatile BituminusCoal B-
5High Volatile BituminusCoal C-
Sub-Bituminus1Sub-Bituminus Coal AAir Laya
2Sub-Bituminus Coal BMuara Tiga Besar
3Sub-Bituminus Coal CBanko Barat
Sumber: Satuan Kerja Eksplorasi Rinci PT. Bukit Asam Tanjung
Enim
Cara pengklasifikasian batubara dapat dijabarkan sebagai berikut
:1. Untuk batubara dengan kandungan (VM) kurang dari 31 %,
klasifikasi didasarkan pada fixed carbon (FC), yaitu :a. Meta
anthracite coal FC > 98%b. Anthracite coal 98% >FC>92%c.
Semi anthracite coal 92%>FC>86%d. Low volatile bituminous
coal 86%>FC>78%e. Medium volatile bituminous coal
78>FC>69%2. Untuk batubara dengan kandungan volatile matter
lebih dari 31%, klasifikasi didasarkan atas nilai kalorinya
(btu/lb), yaitu:a. Group anthracitic coal yang mempunyai nilai
kalori lebih dari 14.000 Btu/lb, antara lain:1. Metaanthracite2.
Anthracite3. Semianthraciteb. Group bituminous coalyang mempunyai
nilai kaloriantara 13.000 - 14.000 btu/lb, antara lain:1. Low
Volatile bituminous coal2. Medium Volatile bituminous coal3. High
Volatile A bituminous coal4. High Volatile B bituminous coal5. High
Volatile C bituminous coalc. Group subbituminous coal yang
mempunyai nilai kalori antara8.300 - 13.000 Btu/lb, antara lain :1.
Sub Bituminous A coal2. Sub Bituminous B coal3. Sub Bituminous C
coald. Group Lignit coal dengan nilai kalori kurang dari 8.300
Btu/lb, antara lain:1. Lignit2. Brown coalDengan cara
pengklasifikasian diatas, batubara PT. BA (UPTE) secara umum
termasuk kelas sub bituminous sampai antrasit.Sedangkan klasifikasi
batubara yang dilakukan oleh PT. BA berdasarkan Mine Brand (Tabel
II.4) dan Market Brand (Tabel II.5).
TABEL II. 4PARAMETER MINE BRAND BATUBARA PT. BA UPTE
PARAMETER KUALITAS BATUBARA
CALORIFIC VALUE (CV) kcal/KgVOLATILE MATTER (VM)
% adb% adb
KLASRENTANGKLASRENTANG
TE-59 (-)Maks. 5.600HighMin 30
TE-595.600 X < 6.100LowMax 30
TE-636.100 X < 6.500TOTAL SULFUR (TS)
TE-676.500 X < 6.800% adb
TE-706.800 X < 7.300KLASRENTANG
TE-73 / ANSMin 7.300LowMax 0,7
HighMin 0,7
Sumber : Satuan Kerja Eksplorasi Rinci PT. Bukit Asam Tanjung
Enim
TABEL II. 5KLASIFIKASI BATUBARA BERDASARKAN MARKET BRANDPT. BA
UPTECoal BrandCV(Kcal/Kg, abd)TM(%,ar)IM(%,adb)Ash(%, adb)VM(%,
adb)FC(%, adb)TS(%, adb)
BA 5958502814.58.04037.50.8
BA 6363002111.56.04043.00.5
BA 676650189.06.04044.50.7
BA 707000136.56.04047.50.7
Sumber : Satuan Kerja Penanganan dan Angkutan Batubara PT.BA
TABEL II. 6KUALITAS BATUBARA BANKO
BARATPARAMETERMINIMUMMAXIMUMAVERAGE
1. Total Moisture %26,332,529,4
2. Proximate AnalysisInherent Moisture %Ash Content %Volatle
Meter %Fixed Carbon
%10,51,440,741,512,82,845,146,111,652,142,943,8
3. Caloric Value (Kcal/kg)5.9706.2146.092
4. Sulfur %0,922,31,29
5. Coal Thickness Average (m)312,79,7
II.7.Cadangan BatubaraJumlah cadangan batubara yang terdapat
pada lokasi PT.BA-UPTE adalah seperti tertera pada (Tabel II.7)
:
TABEL II. 7POTENSI BATUBARA DI DAERAH KONSESI PT. BA UPTENama
DaerahTerukur(Measured)Terindikasi(Indicated)Tereka(Inferred)
Air Laya138--
Arahan Utara-18050
Arahan Selatan-22673
Air Selero-73-
Banko Barat Laut560--
Banko Tengah-308570
Banko Selatan-580-
Banjar Sari-95800
Bukit Bunian-18-
Bukit Kendi1453154
Kungkilan-36-
Muara Tiga Besar Utara371--
Muara Tiga Besar Selatan-86100
Sukamerindu-32-
Suban Jeriji Timur-325-
Suban Jeriji Utara-50295
Total1.0832.5141.842
Sumber : Satker Eksplorasi Rinci PT.BAMenurut penyelidikan yang
dilakukan oleh Kinhill dan Otto Gold cadangan Batubara di Banko
Barat adalah sebesar 560 juta ton, dengan perincian perbedaan luas
daerah di setiap lapisan A dengan luas total 1483,13 Ha dengan
ketebalan rata-rata 17,1 m, lapisan B dengan luas total 1931,08 Ha
dan ketebalan rata-rata 8,65 m, dan lapisan C dengan luas daerah
1322,88 Ha dengan ketebalan 11,5 m, sehingga dihasilkan jumlah
cadangannya. Untuk lebih lengkapnya seperti tertera pada (Tabel
II.8) berikut.
TABEL II. 8 JUMLAH CADANGAN BATUBARA TERUKUR BANKO
BARATLAPISANBATUBARALUASDAERAH(Ha)KETEBALAN(m)CADANGAN(JUTA
TON)
A1667,127,363,31
A2816,019,8103,96
B1922,0512,7152,23
B21.009,034,660,34
C1.322,8811,5197,77
(Sumber : Kinhill Otto Gold)II.8.Kegiatan Penambangan Batubara
di Banko BaratKegiatan penambangan yang dilakukan pada tambang
Banko Barat Pit 3 Barat adalah dengan menggunakan kombinasi Shovel
danTruck. Pada proses penambangan, penggalian batubara dilakukan
dengan menggunakan excavator backhoe, untuk pengangkutan tanah
penutup menggunakan alat angkut dump truck Caterpillar HD 773F
sedangkan untuk mengangkut batubara menggunakan alat angkut dump
truck Scania P 420 CB. Adapun akitivitas penambangan tambang Banko
Barat Pit 3 Barat yaitu sebagai berikut :5. Pembersihan Lahan (Land
Clearing)Pembabatan adalah kegiatan pembersihan front kerja atau
tempat kerja dari tumbuh tumbuhan baik itu semak belukar, pepohonan
dan tumbuhan yang lainnya yang dapat mengganggu proses penambangan
atau mengganggu alat alat mekanis yang bekerja pada lokasi
penambangan. Kegiatan land clearing dilakukan menggunakan alat
mekanis berupa bulldozer D9R. Persiapan kegiatan land clearing
harus memenuhi kriteria sebagai berikut:i. Lahan yang akan di land
clearing terlebih dahulu telah di survei dan bebas dari kemungkinan
sengketa karena belum diselesaikan proses tanam tumbuh.ii. Apabila
terdapat pohon dengan diameter 30 cm dan kuantitas pohon cukup
banyak maka disarankan menggunakan fasilitas chain saw terlebih
dahulu.iii. Apabila telah selesai proses penebangan pohon dengan
chain saw selanjutnya digunakan bulldozer untuk tahap final land
clearing.iv. Dalam proses land clearing bulldozer tidak
diperbolehkan memotong tanah terlalu dalam yang akan mengakibatkan
berkurangnya lapisan top soil.v. Material (pohon dan sejenisnya)
yang di land clearing sedapat mungkin harus dikumpulkan ke dalam
satu tempat untuk memudahkan proses pemindahan.vi. Luas area yang
di land clearing harus mematuhi batas yang telah dikeluarkan dalam
boundary design yang dikeluarkan departemen perencanaan. Di bawah
ini adalah kegiatan land clearing (Gambar 2.5).
GAMBAR 2.5KEGIATAN LAND CLEARINGb. Perintisan
(Pionering)Perintisan merupakan kegiatan lanjutan dari land
clearing berupa pembuatan jalan angkut dan meratakan front kerja
agar alat alat mekanis leluasa beroperasi. Biasanya alat mekanis
yang digunakan adalah Bulldozer CAT D9R dan Bulldozer CAT D9R atau
dapat pula menggunakan Bulldozer CAT D7G. Untuk lebih jelasnya
lihat (Gambar 2.6).
GAMBAR 2.6KEGIATAN PERINTISANc. Pembongkaran
(Loosening)Pembongkaran (Ripping) merupakan proses pemberaian
lapisan tanah penutup, batuan induk yang menutupi batubara dan juga
lapisan batubara sehingga alat muat atau excavator mudah untuk
melakukan kegiatan loading. Untuk lebih jelas lihat (Gambar
2.7).
GAMBAR 2.7KEGIATAN PEMBONGKARANProses pembongkaran pada Tambang
Banko Barat Pit 3 Barat dilakukan dengan menggunakan alat mekanis
yaitu Bulldozer CAT D9R. Berikut adalah gambar Bulldozer
Caterpillar D9R (Gambar 2.8).
GAMBAR 2.8BULLDOZER CATERPILLAR D9Rd. Penggalian (Digging) dan
Pemuatan (Loading)Alat gali-muat yang digunakan pada Tambang Banko
Barat Pit 3 Barat ini yaitu Hydraulic Excavator Caterpillar 385 CL
untuk kegiatan penggalian dan pemuatan overburden dan Hydraulic
Excavator Caterpillar 345 CL untuk kegiatan penggalian dan pemuatan
batubara. Untuk selengkapnya gambar Excavator Caterpillar 385 CL
lihat (Gambar 2.9).
GAMBAR 2.9HYDRAULIC EXCAVATOR CATERPILLAR PC 385 CLKegiatan
penggalian merupakan kegiatan pemecahan atau pemberaian material
(yang telah dibongkar oleh ripping ataupun yang belum) baik lapisan
tanah penutup (overburden) ataupun batubara agar mudah untuk dimuat
dan diangkut ke dumping area (baik ke inside dump, outside dump,
temporary stockpile maupun ke dump hopper) sesuai dengan kebutuhan.
Sedangkan kegiatan pemuatan (loading) adalah suatu proses pengisian
batubara maupun tanah penutup yang sudah terberai dan terpisah dari
batuan induknya ke dalam alat angkut. Untuk kegiatan pemuatan
material lihat (Gambar 2.10).
(a)
(b)
GAMBAR 2.10PEMUATAN (a) OVERBURDEN (b) BATUBARAe. Pengangkutan
(Hauling)Kegiatan ini adalah suatu proses pemindahan batubara
maupun overburden dari loading point menuju area penimbunan
disposal (untuk overburden) dan stockpile (untuk batubara) dengan
menggunakan alat angkut dump truck. Dump truck yang digunakan dalam
proses pengangkutan overburden dan top soil pada Tambang Banko
Barat adalah Dump Truck HD Caterpillar 773F. Sedangkan untuk
pengangkutan batubara dilakukan dengan menggunakan Dump Truck
Scania P420 CB menuju temporary stockpile atau langsung menuju ke
dump hopper yang langsung ditimbang dan dibawa ke stockpile dan
selanjutnya langsung dimuat ke kereta api. Lebih lengkapnya
ditunjukkan pada (Gambar 2.11).
(a)
(b)
GAMBAR 2.11PENGANGKUTAN (a) OVERBURDEN (b) BATUBARAf. Penimbunan
(Dumping)Kegiatan penimbunan (dumping) merupakan kegiatan untuk
meletakkan material baik lapisan penutup (overburden) maupun
batubara ke area penimbunan yang telah ditetapkan. Area penimbunan
disposal untuk overburden pada Tambang Banko Barat Pit 3 Barat
berjarak kurang lebih 1 kilometer dari front penambangan, saat ini
penimbunan berada di Pit 3 Barat karena lokasi di Pit 3 Barat sudah
final dan akan direklamasi biasanya disebut dengan disposal barat
selatan. Untuk lebih rincinya, lokasi penimbunannya dapat dilihat
pada (Gambar 2.12).
GAMBAR 2.12LOKASI PENIMBUNAN DISPOSAL BARAT SELATANArea
penimbunan batubara sementara (temporary stockpile) Tambang Banko
Barat Pit 3 Barat untuk batubara berjarak kurang lebih 1,6 km dari
front penambangan batubara. Untuk sejelasnya dapat dilihat pada
(Gambar 2.13)
GAMBAR 2.13TEMPORARY STOCKPILE BATUBARAArea penimbunan dump
hopper berjarak kurang lebih 2,6 km dari area penambangan batubara
Tambang Banko Barat Pit 3 Barat. Area penimbunan batubara ini
disebut dengan TLS 3 (Train Loading Station 3) dari keseluruhan
tambang yang ada di UPTE. Untuk sistem dumping batubara, Scania
P420 CB mencurahkan batubaranya ke jalur berongga yang akan
langsung masuk ke feeder breaker. Selengkapnya pada (Gambar
2.14).
GAMBAR 2.14JALUR BERONGGA PADA DUMP HOPPERPada area penimbunan
ini, batubara langsung langsung dimasukkan ke alat peremuk dan
ditimbang dengan Precision Weight Scale lalu melewati Metal
Detector dan Magnetic Separator lal dicurahkan. Selanjutnya dibawa
dengan conveyor dan dicurahkan kembali ke dalam kereta api yang
akan langsung dibawa ke Tarahan ataupun Tanjung Siapi-Api.Sering
kali dump hopper ini mengalami kerusakan karena bongkah-bongkah
batubara yang relatif besar dan sering juga adanya batu sisipan
yang berupa batubara yang biasanya bersifat silikaan (batu pack)
yang masuk. Sehingga bila sedang mengalami kerusakan maka dapat
menghambat kerusakan. Batu pack berwarna seperti batubara namun
memiliki densitas yang relatif besar. Jelasnya lihat (Gambar
2.15)
GAMBAR 2. 15SILISIFIED COALLebih jelasnya kegiatan penanganan
batubara pada Pit 3 Barat Banko Barat dapat dilihat pada flow chart
seperti pada (Gambar 2.16).
Sumber : Satker Penanganan dan Angkutan Batubara PT. BA
UPTEGAMBAR 2.16FLOW CHART PENANGANAN BATUBARA BANKO BARATFeeder
Breaker-01 berkapasitas 750 ton per jam, Feeder Breaker-02 memiliki
kapasitas yang sama dengan FB-01 yaitu sebesar 750 ton per jam.
Selain itu Cola Conveyor juga memiliki kapasitas yang beragam.
CC-01 dan CC-02 memiliki kapasaitas yang sama dengan FB yaitu
sebesar 750 ton per jam. Lalu CC-03, CC-04, CC-05, dan CC-06
berkapasitas 1500 ton per jam.Pada CC-03 terdapat tiga lubang
tempat tercurahnya batubara. Dari ketiga pencurah tersebut, hanya
satu pencurah yang paling ujung yang bisa berfungsi. Sedangkan dua
sisanya dalam keadaan rusak.Untuk ukuran butir batubara, maksimal
20 cm yang bisa masuk ke Belt Conveyor atau Coal Conveyor. Setiap
Coal Conveyor memiliki spesifikasi masing-masing. Selengkapnya
lihat pada (Tabel II.9).
TABEL II.9SPESIFIKASI TIAP COAL CONVEYOR
Sumber : Satker Penanganan dan Angkutan Batubara PT.BA UPTEUntuk
lebih jelas kegiatan penimbunan batubara di dump hopper dan
penimbunan disposal dapat lihat pada (Gambar 2.17).
(a)(b)GAMBAR 2.17KEGIATAN PENIMBUNAN (a) BATUBARA PADA DUMP
HOPPER (b) OVERBURDEN PADA DISPOSAL
strat_teGambar-1 :SEKUEN STRATIGRAFI DAN KOLOM LITOLOGI LAPISAN
BATUBARADAERAH TANJUNG ENIM(TANPA SKALA)TEBAL (m)DISKRIPSIT E R T I
A R YP L I O C E N EP A L E M B A N G G R O U PKASAIFORMATIONK A
FM4NIRUo..o.o.> 120+ + +-Konglomerat, gravel, pasir, lanau
lempung...oo+ + +- -+ + +v - v - v - v -- - - - - - - -+ +Lapisan
Gantung (Hanging Seam)JELAWATAN- - - - - - - -+ + +- - - - -+ + +-
- - - - - - -Batulempung sisipan tipis lapisan silikaan, lapisan+ +
+v - v - v - v -+ + +- - - - - - - -bentonik dan lapisan
batulanauENIM- - - - - - - -+ + +- - - - -+ + +- - - - - - -
-AMUARA ENIMFORMATIONMEMBER B(MP. B )M3KEBON+ + +v - v - v - v -+ +
+- - - - - - - -- - - - - - - -BENUANG+ + +- - - - -+ + +- - - - -
- - -Batubara A1, dengan sisipan tipis batulem-+ + +6,5 -
10,0BURUNG+ + +pung tufaan.+ + +v - v - v - v -0,5 - 2
,0Batulempung / batupasir tufaan dan bentonit.+ + +. v . v . v . v
.+ + +Batubara A2, dijumpai silikaan pada bagian atas.9,0 - 12,9MIO
- PLIOCMEMBER A( MP. A )M2+ + +Batulempung dan batulanau dengan
sisipan+ + +- . - . - . - .15 - 23+ + +tipis batupasirMANGUS- - - -
-+ + +Lapisan Suban MarkerMANGUS+ + +- - - - - - - -+ + +- - - -
-Batubara B1, dengan sisipan tipis batulem-8 - 12SUBAN+ + +pung
lanauan karbonan.+ + ++ + +- - - - - - - -2 - 5Batulempung dengan
sisipan tipis batulanau+ + +- - - - -PETAI+ + +4 - 5Batubara B2,
lensa-lensa batulempungM I O C E N EAIR BENAKATFORMATIONB A FM1+ +
+. . . . . . .25 - 40(kadang silikaan) pada bagian bawah.+ + +. . .
. . . . . .MERAPIBatupasir dengan sisipan tipis batulanau..+ + ++
+. . .. . .+ + ++ +. . . . .Sill andesit.+ + +- - - - - - -
-Batulempung..+ + +- - - - -+ + +7 - 10Batubara C, interkalasi
tipis batulempung /KELADI+ + +- - - - - - - -batulanau karbonan.+ +
+. . . . . . . . .Batulempung, batulanau dan batupasir.+ + +- . - .
- . - .Keterangan :- - - -BatulempungBatubara+ + + + + + +
+Andesit- - - - -+ + + + + + +. . . . . .Batupasiro
..o..o..oGravel. . . . . .v v v v v v vBt.lempung-bt.pasir-
..-..-..-Batulanauv v v v v vtufaan, Bentonit
&L&"Times New Roman,Regular"Lap. Batu Pack TAL
No:02/LG/3-1140/VIII/1999 LOT/GEO/km-hp
mtbuPENAMPANG LITOLOGIDAERAH TAMBANG MUARA TIGA BESAR
UTARA(TANPA SKALA)o.. o.o. . o.o. .o.. . .Sat. endapan sungai tua,
Gravel..oo..oopasir, lanau, lempung. . . . .. . . . . . . . .. . .
. . . . . .Interval di atas A.1, batupasir. . . . . . . . .. . . .
. . . . .Lapisan batubara Gantung (Hanging). . . . . . . . . .. . .
. . . . . . .dijumpai adanya nodul claydengan tebal 0,3 - 3,0
meter.. . . . . . . . .. . . . . . . . .ironstone.. . . . . . . . .
.. . . . . . . . . .v - v - v - v - v - vv - v - v - v - v - v. . .
. . . . . . .. . . . . . . . . .A.1v - v - v - v - v - vv - v - v -
v - v - vPita Pengotor (batulempung tufaan/Batubara A.1, dijumpai
adanyatuffaceous claystone) dengan tebalv - v - v - v - v - vv - v
- v - v - v - vlapisan pengotor sebanyak 2 - 31 - 15 cm.lapis dan
dibagian "base" kadang-v - v - v - v - v - vv - v - v - v - v -
vkadang dijumpai lensa-lensa batu-lanau.Dijumpai lensa-lensa
batulanau/silt-Tebal lapisan ini 6,8 - 10 meter.stone
(kadang-kadang silikaan) padaposisi 0,6 - 5,6 meter dari
"base"dengan tebal 2 - 15 cm.Interval A.1 - A.2, berupav - v - v -
v - v - vv - v - v - v - v - v- v - v - v - v - v -- v - v - v - v
- v -Tebal 0,5 - 3 meter.batulempung / batupasir tufaan.v . v . v .
v . v . v .v . v . v . v . v . v .A.2Batubara silikaan (silicified
coal)sangat keras, tebal 20 - 40 cm.- - - - - - - -- - - - - - -
-Batubara A.2, dijumpai adanyaPita pengotor (batulempung
karbon-batubara silikaan pada bagianan / carbonaceous
claystone)"top" dan kadang-kadang dijum-Tebal 2 - 15 cm.pai pita
pengotor batulempungkarbonan serta dijumpai lensa-Dijumpai
lensa-lensa batulanau/silt-lensa batulanau.stone (kadang-kadang
silikaan) padaTebal 9,8 - 14,75 meter.0,85 - 11,6 meter dari
"base"dengan tebal 1 - 15 cm.- - - - - - - -- - - - - - - -Interval
A.2 - B, perulangan. _ . _ . _ . _ .. _ . _ . _ . _ ."Suban Marker"
berupa batubara /batupasir dan batulanau dengan si-. . . . . . . .
. .. . . . . . . . . .- - - - - - - -- - - - - - - -batulempung
karbonan dengansipan tipis batubara / batulempungtebal 15 - 40
cm.karbonan ("Suban Marker").. _ . _ . _ . _ .. _ . _ . _ . _ .. .
. . . . . . . .. . . . . . . . . .Tebal 15 - 23 m.- - - - - - - --
- - - - - - -BPita pengotor (batulempung lanauan. _ . _ . _ . _ ..
_ . _ . _ . _ .Batubara B, dijumpai adanya
lapis-karbonan/carbonaceous silty clay-an pengotor sebanyak 2 - 3
lapis. _ . _ . _ . _ .. _ . _ . _ . _ .1 - 15 cm.berupa batulempung
lanauan kar-bonan.. _ . _ . _ . _ .. _ . _ . _ . _ .Dijumpai
lensa-lensa batulanau / silt-Tebal 15,3 - 20 m.stone (kadang-kadang
silikaan) pada0,35 - 13,3 meter dari "base"dengan tebal 2 - 15 cm..
. . . . . . . . .. . . . . . . . . .. _ . _ . _ . _ .. _ . _ . _ .
_ .. . . . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . .
. . . .Interval B - C, perulanganTebal 38,5 - 44 meter.. _ . _ . _
. _ .. _ . _ . _ . _ .batupasir dan batulanau.. . . . . . . . . ..
. . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . .. _ . _ . _ . _
.. _ . _ . _ . _ .. . . . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . .
. . .. . . . . . . . .C / C1Batubara C / C1, dijumpai adanyaPita
pengotor (batulempung / clay-. _ . _ . _ . _ .. _ . _ . _ . _ .1 -
2 lapis pita pengotor berupastone atau batulanau / sltstone
yangbatulempung / batulanau- - - - - - - -- - - - - - - -karbonan)
dengan tebal 2 - 10 cm.karbonan.batulempungDijumpai lensa-lensa
batulanau / silt-batulanau kar-stone (kadang-kadang silikaan)
padaTebal 7,2 - 11,4 meter.2 - 3 meter dari "base" dengantebal 2 -
15 cm.- - - - - - - - - - - - - -Interval C.1 - C.2, perulangan. _
. _ . _ . _ . _ . _ . _ . _ .- - - - - - - - - - - - - -Tebal 0,8 -
3,75 meter.batupasir dan batulanau.- - - - - - - - - - - - -
-Batubara C, dijumpai adanya 1 -C.2Dijumpai lensa-lensa batulanau /
silt-. _ . _ . _ . _ .. _ . _ . _ . _ .lapis pita pengotor berupa
batu-stone (kadang-kadang silikaan) padalempung / batulanau
karbonan.2 meter dari "base" denganTebal 0,8 - 2,75 meter.tebal 2 -
15 cm.. . . . . . . . . .. . . . . . . . . .Interval di bawah C,
batupasir. . . . . . . . .. . . . . . . . .dengan tebal > 100
meter.- - - - - - - -- - - - - - - -. . . . . . . . .. . . . . . .
. .FILE
:\C\datgeo\klm_strat\klm_bt_pack\sheet2.XLS.LOT\GEOLOGI\KM\HPS\31000\31140
mtbsPENAMPANG LITOLOGIDAERAH TAMBANG MUARA TIGA BESAR
SELATAN(TANPA SKALA)o.. o.o.o.. o.o.. . .Sat. endapan sungai tua,
Gravel..oo..oopasir, lanau, lempung. . . . .. . . . . . . . .. . .
. . . . . .Interval di atas A.1, batupasir. . . . . . . . .. . . .
. . . . .Lapisan batubara Gantung (Hanging). . . . . . . . . .. . .
. . . . . . .dijumpai adanya nodul claydengan tebal 0,3 - 3,0
meter.. . . . . . . . .. . . . . . . . .ironstone.. . . . . . . . .
.. . . . . . . . . .v - v - v - v - v - vv - v - v - v - v - v. . .
. . . . . . .. . . . . . . . . .A.1Dijumpai lensa-lensa
batulanau/silt-v - v - v - v - v - vv - v - v - v - v - vstone
(kadang-kadang silikaan) padaBatubara A.1, dijumpai adanyav - v - v
- v - v - vv - v - v - v - v - vposisi dekat dari "top"
denganlapisan pengotor sebanyak 2 - 3tebal 2 - 15 cm.lapis dan
dibagian "base" kadang-v - v - v - v - v - vv - v - v - v - v -
vkadang dijumpai lensa-lensa batu-Pita Pengotor (batulempung
tufaan/lanau.tuffaceous claystone) dengan tebalTebal lapisan ini
7,0 - 9,0 meter.1 - 15 cm.Interval A.1 - A.2, berupav - v - v - v -
v - vv - v - v - v - v - v- v - v - v - v - v -- v - v - v - v - v
-Tebal 0,5 - 3 meter.batulempung / batupasir tufaan.v . v . v . v .
v . v .v . v . v . v . v . v .A.2Batubara silikaan (silicified
coal)sangat keras, tebal 20 - 40 cm.- - - - - - - -- - - - - - -
-Batubara A.2, dijumpai adanyaPita pengotor (batulempung
karbon-batubara silikaan pada bagianan / carbonaceous
claystone)"top" dan kadang-kadang dijum-Tebal 2 - 15 cm.pai pita
pengotor batulempungkarbonan serta dijumpai lensa-Dijumpai
lensa-lensa batulanau/silt-lensa batulanau.stone (kadang-kadang
silikaan) padaTebal 9,8 - 14,75 meter.0,4 - 1 meter dari "base"
dengantebal 1 - 15 cm.- - - - - - - -- - - - - - - -Interval A.2 -
B, perulangan. _ . _ . _ . _ .. _ . _ . _ . _ ."Suban Marker"
berupa batubara /batupasir dan batulanau dengan si-. . . . . . . .
. .. . . . . . . . . .- - - - - - - -- - - - - - - -batulempung
karbonan dengansipan tipis batubara / batulempungtebal 15 - 40
cm.karbonan ("Suban Marker").. _ . _ . _ . _ .. _ . _ . _ . _ .. .
. . . . . . . .. . . . . . . . . .Tebal 15 - 23 m.- - - - - - - --
- - - - - - -BPita pengotor (batulempung lanauan. _ . _ . _ . _ ..
_ . _ . _ . _ .Batubara B, dijumpai adanya
lapis-karbonan/carbonaceous silty clay-an pengotor sebanyak 2 - 3
lapis. _ . _ . _ . _ .. _ . _ . _ . _ .1 - 15 cm.berupa batulempung
lanauan kar-bonan.. _ . _ . _ . _ .. _ . _ . _ . _ .Dijumpai
lensa-lensa batulanau / silt-Tebal 17 - 20 m.stone (kadang-kadang
silikaan) pada0,45 - 13 meter dari "base" dengantebal 2 - 15 cm.. .
. . . . . . . .. . . . . . . . . .. _ . _ . _ . _ .. _ . _ . _ . _
.. . . . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . .
. . .Interval B - C, perulanganTebal 38,5 - 44 meter.. _ . _ . _ .
_ .. _ . _ . _ . _ .batupasir dan batulanau.. . . . . . . . . .. .
. . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . .. _ . _ . _ . _ ..
_ . _ . _ . _ .. . . . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . . .
. .. . . . . . . . .C / C1Batubara C / C1, dijumpai adanyaPita
pengotor (batulempung / clay-. _ . _ . _ . _ .. _ . _ . _ . _ .1 -
2 lapis pita pengotor berupastone atau batulanau / sltstone
yangbatulempung / batulanau- - - - - - - -- - - - - - - -karbonan)
dengan tebal 2 - 10 cm.karbonan.batulempungDijumpai lensa-lensa
batulanau / silt-batulanau kar-stone (kadang-kadang silikaan)
padaTebal 8,8 - 11,4 meter.2 - 3 meter dari "base" dengantebal 2 -
15 cm.- - - - - - - - - - - - - -Interval C.1 - C.2, perulangan. _
. _ . _ . _ . _ . _ . _ . _ .- - - - - - - - - - - - - -Tebal 0,8 -
3,75 meter.batupasir dan batulanau.- - - - - - - - - - - - -
-Batubara C, dijumpai adanya 1 -C.2. _ . _ . _ . _ .. _ . _ . _ . _
.lapis pita pengotor berupa batu-lempung / batulanau karbonan.Tebal
0,8 - 2,75 meter.. . . . . . . . . .. . . . . . . . . .Interval di
bawah C, batupasir. . . . . . . . .. . . . . . . . .dengan tebal
> 100 meter.- - - - - - - -- - - - - - - -. . . . . . . . .. . .
. . . . . .FILE
:\C\datgeo\klm_strat\klm_bt_pack\sheet2.XLS.LOT\GEOLOGI\KM\HPS\31000\31140
bk_p-1PENAMPANG LITOLOGIDAERAH TAMBANG BANKO BARAT PIT - 1(TANPA
SKALA). . . . . . . . .. . . . . . . . .Interval di atas A.1,
batupasir. . . . . . . . .. . . . . . . . .Lapisan batubara Gantung
(Hanging). . . . . . . . . .. . . . . . . . . .dijumpai adanya
nodul claydengan tebal 0,3 - 3,0 meter.. . . . . . . . .. . . . . .
. . .ironstone.. . . . . . . . . .. . . . . . . . . .v - v - v - v
- v - vv - v - v - v - v - v. . . . . . . . . .. . . . . . . . .
.A.1v - v - v - v - v - vv - v - v - v - v - vPita Pengotor
(batulempung tufaan/Batubara A.1, dijumpai adanyatuffaceous
claystone) dengan tebalv - v - v - v - v - vv - v - v - v - v -
vlapisan pengotor sebanyak 2 - 31 - 15 cm.lapis dan dibagian "base"
kadang-v - v - v - v - v - vv - v - v - v - v - vkadang dijumpai
lensa-lensa batu-lanau.Dijumpai lensa-lensa batulanau/silt-Tebal
lapisan ini 7,3 meter.stone (kadang-kadang silikaan) padaposisi 0,6
- 5,5 meter dari "base"dengan tebal 2 - 15 cm.Interval A.1 - A.2,
berupav - v - v - v - v - vv - v - v - v - v - v- v - v - v - v - v
-- v - v - v - v - v -Tebal 4 meter.batulempung / batupasir
tufaan.v . v . v . v . v . v .v . v . v . v . v . v .A.2Batubara
silikaan (silicified coal)sangat keras, tebal 20 - 40 cm.- - - - -
- - -- - - - - - - -Batubara A.2, dijumpai adanya batu-Pita
pengotor (batulempung karbon-bara silikaan pada bagian "top" danan
/ carbonaceous claystone)kadang-kadang dijumpai pita pengotorTebal
2 - 15 cm.karbonan serta dijumpai lensa-lensaDijumpai lensa-lensa
batulanau/silt-batulanau.stone (kadang-kadang silikaan) padaTebal
9,8 meter.0,2 - 8,5 meter dari "base" dengantebal 1 - 15 cm.- - - -
- - - -- - - - - - - -Interval A.2 - B.1, perulangan batu-. _ . _ .
_ . _ .. _ . _ . _ . _ ."Suban Marker" berupa batubara /pasir dan
batulanau dengan sisipan ti-. . . . . . . . . .. . . . . . . . . .-
- - - - - - -- - - - - - - -batulempung karbonan denganpis batubara
/ batulempung karbonantebal 15 - 40 cm.("Suban Marker").. _ . _ . _
. _ .. _ . _ . _ . _ .. . . . . . . . . .. . . . . . . . . .Tebal
18 Meter- - - - - - - -- - - - - - - -B.1Pita pengotor (batulempung
lanauan. _ . _ . _ . _ .. _ . _ . _ . _ .Batubara B.1, dijumpai
adanya lapisankarbonan/carbonaceous silty clay-pengotor sebanyak 2
- 3 lapis berupa. _ . _ . _ . _ .. _ . _ . _ . _ .stone dengan
tebal 1 - 15 cm.lapis berupa batulempung lanauankarbonan.. _ . _ .
_ . _ .. _ . _ . _ . _ .Dijumpai lensa-lensa batulanau / silt-Tebal
12,7 meter.stone (kadang-kadang silikaan) pada2,0 - 8,5 meter dari
"base" dengantebal 2 - 15 cm.- - - - - - - -- - - - - - - -Interval
B.1 - B.2, selang - seling batu-. _ . _ . _ . _ .. _ . _ . _ . _
.lempung dan batulanau.- - - - - - - -- - - - - - - -Tebal 3
meter.. _ . _ . _ . _ .. _ . _ . _ . _ .B.2Batubara B.2, dijumpai
adanya pita pe-Pita pengotor (batulempung lanauan. _ . _ . _ . _ ..
_ . _ . _ . _ .ngotor berupa batulempung
lanauankarbonan/carbonaceous silty clay-karbonan kadang-kadang
dalam bentukstone) dengan tebal 2 - 8 cm dengan. . . . . . . . . ..
. . . . . . . . .lensa.posisi 0,8 - 1, 0 meter dari "base".. _ . _
. _ . _ .. _ . _ . _ . _ .Tebal 4, 5 meter.. . . . . . . . . .. . .
. . . . . . .Dijumpai lensa-lensa batulanau / silt-. . . . . . . .
.. . . . . . . . .. _ . _ . _ . _ .. _ . _ . _ . _ .stone
(kadang-kadang silikaan) padaInterval B.2 - C, perulangan
batupasir. . . . . . . . . .. . . . . . . . . .0,6 - 3,2 meter dari
"base" dengandan batulanau.. . . . . . . . .. . . . . . . . .. _ .
_ . _ . _ .. _ . _ . _ . _ .tebal 2 - 15 cm.Tebal 38 meter.. . . .
. . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . .
.C1Batubara C1,CPita pengotor (batulempung / clay-. _ . _ . _ . _
.. _ . _ . _ . _ .dijumpai adanyastone atau batulanau / sltstone
yang1 - 2 lapis pita pe-- - - - - - - -- - - - - - - -karbonan)
dengan tebal 2 - 10 cm.pengotor berupabatulempungDijumpai
lensa-lensa batulanau / silt-batulanau kar-stone (kadang-kadang
silikaan) padabonan.1,7 - 5,0 meter dari "base" denganTebal 5,1
meter.tebal 2 - 15 cm.Batubara C,dijumpai adanya- - - - - - -
-Interval C.1. - C.2, selang -seling. _ . _ . _ . _ .1 - 2 lapis
pita pe-- - - - - - - -batulempung dan batulanau.pengotor berupa. _
. _ . _ . _ .Tebal 3,5 meter.batulempung batu-Batubara
C2,C.2karbonanPita pengotor (batulempung / clay-. _ . _ . _ . _ ..
_ . _ . _ . _ .dijumpai adanyaTebal 11,3 meter.stone atau batulanau
/ sltstone yang1 - 2 lapis pita pe-karbonan) dengan tebal 2 - 10
cm.pengotor berupabatulempungDijumpai lensa-lensa batulanau /
silt-batulanau kar-stone (kadang-kadang silikaan) padabonan.0,2 -
6,0 meter dari "base" denganTebal 6,2 meter.tebal 2 - 15 cm.. . . .
. . . . . .. . . . . . . . . .Interval di bawah C.2, batupasir. . .
. . . . . .. . . . . . . . .dengan tebal > 100 meter.- - - - - -
- -- - - - - - - -. . . . . . . . .. . . . . . . . .FILE
:\C\datgeo\klm_strat\klm_bt_pack\sheet3.XLS.LOT\GEOLOGI\KM\HPS\31000\31140
BK_P-3PENAMPANG LITOLOGIDAERAH TAMBANG BANKO BARAT PIT - 3(TANPA
SKALA)o.. o.o.. . .Sat. endapan sungai tua, Gravel..oopasir, lanau,
lempung. . . . .. . . . . . . . .Interval di atas A.1, batupasir. .
. . . . . . .Lapisan batubara Gantung (Hanging). . . . . . . . .
.dijumpai adanya nodul claydengan tebal 0,3 - 3,0 meter.. . . . . .
. . .ironstone.. . . . . . . . . .v - v - v - v - v - v. . . . . .
. . . .A1Uv - v - v - v - v - vPita Pengotor (batulempung
tufaan/Batubara A.1, dijumpai adanyatuffaceous claystone) dengan
tebalv - v - v - v - v - vlapisan pengotor sebanyak 2 - 31 - 15
cm.lapis dan dibagian "base" kadang-kadang dijumpai lensa-lensa
batu-- - - - - - - -lanau. Mengalami pemisahan men-. _ . _ . _ . _
.Dijumpai lensa-lensa batulanau/silt-. _ . _ . _ . _ .jadi A.1U (4
m) dan A.1L (3 m).stone (kadang-kadang silikaan) pada. _ . _ . _ .
_ .A1Lposisi 1 meter dari "base"v - v - v - v - v - vTebal lapisan
ini 6, 5 - 9 meter.dengan tebal 2 - 15 cm.Interval A.1 - A.2,
berupav - v - v - v - v - v- v - v - v - v - v -Tebal 2 - 4
meter.batulempung / batupasir tufaan.v . v . v . v . v . v
.A.2Batubara silikaan (silicified coal)sangat keras, tebal 20 - 40
cm.- - - - - - - -Batubara A.2, dijumpai adanyaPita pengotor
(batulempung karbon-batubara silikaan pada bagianan / carbonaceous
claystone)"top" dan kadang-kadang dijum-Tebal 2 - 15 cm.pai pita
pengotor batulempungkarbonan serta dijumpai lensa-Dijumpai
lensa-lensa batulanau/silt-lensa batulanau.stone (kadang-kadang
silikaan) padaTebal 7,5 - 11,5 meter.1 - 2 meter dari "base"
dengantebal 1 - 15 cm.- - - - - - - -Interval A.2 - B.1,
perulangan. _ . _ . _ . _ ."Suban Marker" berupa batubara
/batupasir dan batulanau dengan si-. . . . . . . . . .- - - - - - -
-batulempung karbonan dengansipan tipis batubara / batulempungtebal
15 - 40 cm.karbonan ("Suban Marker").. _ . _ . _ . _ .. . . . . . .
. . .Tebal 15 - 20 m.- - - - - - - -B.1Pita pengotor (batulempung
lanauan. _ . _ . _ . _ .Batubara B.1, dijumpai
adanyakarbonan/carbonaceous silty clay-lapisan pengotor sebanyak 2
- 3. _ . _ . _ . _ .1 - 15 cm.lapis berupa batulempung
lanauankarbonan.. _ . _ . _ . _ .Dijumpai lensa-lensa batulanau /
silt-Tebal 9,1 - 14,1 meter.stone (kadang-kadang silikaan) pada1 -
2 meter dari "base" dengantebal 2 - 15 cm.- - - - - - - -Interval
B.1 - B.2, selang - seling. _ . _ . _ . _ .batulempung dan
batulanau.- - - - - - - -Tebal 2 - 5 meter.. _ . _ . _ . _
.B.2Batubara B.2, dijumpai adanyaPita pengotor (batulempung
lanauan. _ . _ . _ . _ .pita pengotor berupa
batulempungkarbonan/carbonaceous silty clay-lanauan karbonan
kadang-kadangstone) dengan tebal 2 - 8 cm dengan. . . . . . . . .
.dalam bentuk lensa.posisi 0,8 - 1, 0 meter dari "base".. _ . _ . _
. _ .Tebal 4,35 - 5,55 meter.. . . . . . . . . .Dijumpai
lensa-lensa batulanau / silt-. . . . . . . . .. _ . _ . _ . _
.stone (kadang-kadang silikaan) padaInterval B.2 - C, perulangan. .
. . . . . . . .1 - 2 meter dari "base" denganbatupasir dan
batulanau.. . . . . . . . .. _ . _ . _ . _ .tebal 2 - 15 cm.Tebal
38 - 44 meter.. . . . . . . . . .. . . . . . . . .CPita pengotor
(batulempung / clay-. _ . _ . _ . _ .Batubara C / C1, dijumpai
adanya 1 -stone atau batulanau / sltstone yang2 lapis pita pengotor
berupa batu-- - - - - - - -karbonan) dengan tebal 2 - 10 cm.lempung
/ batulanau karbonan.Dijumpai lensa-lensa batulanau / silt-Tebal 11
meter.stone (kadang-kadang silikaan) pada0.6 - 1,1 meter dari
"base" dengantebal 2 - 15 cm.. . . . . . . . . .Interval di bawah
C, batupasir. . . . . . . . .dengan tebal > 2 meter.- - - - - -
- -. . . . . . . . .FILE
:\C\datgeo\klm_strat\klm_bt_pack\sheet4.XLS.LOT\GEOLOGI\KM\HPS\31000\31140
strat_talGambar-2 :PENAMPANG LITOLOGI DAERAH TAMBANG AIR
LAYA(TANPA SKALA)o.. o.o.. . .Sat. endapan sungai tua,
Gravel..oopasir, lanau, lempung. . . . .. . . . . . . . .Interval
di atas A.1, batupasir. . . . . . . . .Lapisan batubara Gantung
(Hanging). . . . . . . . . .dijumpai adanya nodul claydengan tebal
0,3 - 3,0 m.. . . . . . . . .ironstone.. . . . . . . . . .v - v - v
- v - v - v. . . . . . . . . .A.1v - v - v - v - v - vPita Pengotor
(batulempung tufaan/Batubara A.1, dijumpai adanyatuffaceous
claystone) dengan tebalv - v - v - v - v - vlapisan pengotor
sebanyak 2 - 31 - 15 cm.lapis dan dibagian base kadang-v - v - v -
v - v - vkadang dijumpai lensa-lensa batu-lanau.Dijumpai
lensa-lensa batulanau/silt-Tebal lapisan ini 6, 5 - 10 m.stone
(kadang-kadang silikaan) padaposisi 1 - 1,5 m dari basedengan tebal
2 - 15 cm.Interval A.1 - A.2, berupav - v - v - v - v - v- v - v -
v - v - v -Tebal 1 - 3 m.batulempung / batupasir tufaan.v . v . v .
v . v . v .A.2Batubara silikaan (silicified coal)sangat keras,
tebal 20 - 40 cm.- - - - - - - -Batubara A.2, dijumpai adanyaPita
pengotor (batulempung karbon-batubara silikaan pada bagianan /
carbonaceous claystone)top dan kadang-kadang dijum-Tebal 2 - 15
cm.pai pita pengotor batulempungkarbonan serta dijumpai
lensa-Dijumpai lensa-lensa batulanau/silt-lensa batulanau.stone
(kadang-kadang silikaan) padaTebal 9 - 13 m.1 - 1,5 m dari base
dengantebal 1 - 15 cm.- - - - - - - -Interval A.2 - B.1,
perulangan. _ . _ . _ . _ .Suban Marker berupa batubara /batupasir
dan batulanau dengan si-. . . . . . . . . .- - - - - - -
-batulempung karbonan dengansipan tipis batubara / batulempungtebal
15 - 40 cm.karbonan (Suban Marker).. _ . _ . _ . _ .. . . . . . . .
. .Tebal 15 - 18 m.- - - - - - - -B.1. _ . _ . _ . _ .Batubara B.1,
dijumpai adanyaPita pengotor (batulempung lanauanlapisan pengotor
sebanyak 2 - 3. _ . _ . _ . _ .karbonan/carbonaceous silty
clay-lapis berupa batulempung lanauanstone) dengan tebal 2 - 15
cm.karbonan.. _ . _ . _ . _ .Tebal 6 - 8 m.- - - - - - - -Interval
B.1 - B.2, selang - seling. _ . _ . _ . _ .batulempung dan
batulanau.- - - - - - - -Tebal 1 - 4 m.. _ . _ . _ . _ .B.2Batubara
B.2, dijumpai adanyaPita pengotor (batulempung lanauan. _ . _ . _ .
_ .pita pengotor berupa batulempungkarbonan/carbonaceous silty
clay-lanauan karbonan kadang-kadangstone) dengan tebal 2 - 8 cm
dengan. . . . . . . . . .dalam bentuk lensa.posisi 0,8 - 1, 0 m
dari base.. _ . _ . _ . _ .Tebal 1 - 3 m.. . . . . . . . . .. . . .
. . . . .. _ . _ . _ . _ .Interval B.2 - C, perulangan. . . . . . .
. . .batupasir dan batulanau.. . . . . . . . .. _ . _ . _ . _
.Tebal 34 - 38 m.. . . . . . . . . .. . . . . . . . .CPita pengotor
(batulempung / clay-. _ . _ . _ . _ .Batubara C, dijumpai adanya 1
-stone atau batulanau / siltstone yang2 lapis pita pengotor berupa
batu-- - - - - - - -karbonan) dengan tebal 2 - 10 cm.lempung /
batulanau karbonan.Dijumpai lensa-lensa batulanau / silt-Tebal 6 -
9 m.stone (kadang-kadang silikaan) pada0.5 - 1,0 m dari base
dengantebal 2 - 15 cm.. . . . . . . . . .Interval di bawah C,
batupasir. . . . . . . . .dengan tebal > 2 m.- - - - - - - -. .
. . . . . . .FILE
:\C\LAIN-LAIN\BATU_PACK_TAL.XLS.LOT\GEOLOGI\KM\HPS\31000\31140
&L&"Times New Roman,Regular"Lap. Batu Pack TAL
No:02/LG/3-1140/VIII/1999 LOT/GEO/km-hp
Sheet1FB-01FB-02CC-01CC-02CC-03CC-04CC-05CC-06Capacity750 tph750
tph750 tph750 tph1,500 tph1,500 tph1,500 tph1,500 tphBelt
Width--1,200mm1,200mm1,200mm1,200mm1,200mm1,200mmBelt Type--EP 630
/ 4 lyEP 630 / 4 lyEP 630 / 4 lyEP 630 / 4 lyST-1000EP 630 / 4
lySpeed0.36 m/s0.36 m/s1.88 m/s1.88 m/s3.76 m/s3.76 m/s3.76 m/s3.76
m/sPulley CRS (horiz)--85.77 m82.54 m213.95 m404.1 m2,062.053
m1,097.237 mConveyor Lift--6.9 m6.9 m21.362 m2.016 m15.0 m12.5
mBelt Trough Angle--350350350350350350Drive Power150 Kw150 Kw55
Kw55 Kw225 Kw150 Kw500 Kw300 KwTake-Up
Type--GRAVITYGRAVITYGRAVITYGRAVITYGRAVITYGRAVITYConveyor
length--87.70 m82.50 m213.95 m400 m2,062 m1,097.23 mCarrying
Idler--73 set70 set154 set274 set1419 set745 setReturn Idler--26
set25 set94 set131 set980 set390 setImpact Idler--6 set6 set6 set6
set6 set6 set